JURNAL PERMATA INDONESIA Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2086 – 9185
Halaman : 1 - 8
HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI
Amalina Tri Susilani POLTEKKES Permata Indonesia
Abstrak : Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) tahun 2011, sebagian besar Angka Kematian Anak di Indonesia terjadi pada masa neonatal yaitu sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Yogyakarta masih relatif tinggi yaitu sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup dan salah satu penyebab kematian bayi adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hasil studi pendahuluan di Rumah Bersalin Widuri Sleman pada tahun 2013 tercatat 19 (7,2 %) bayi dengan BBLR. Tujuan Penelitian ini, untuk mengetahui hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu dengan Berat Badan Lahir (BBL) di Rumah Bersalin Widuri Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subyek yang diteliti adalah 72 ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari buku Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu yang melakukan imunisasi anaknya. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis Spearman Rank. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang lemah antara LILA ibu dengan BBL (R=0,521) dan secara statistik sangat bermakna (Sig=0,000 atau sig<0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara LILA ibu dengan BBL. Kata Kunci : Lingkar Lengan Atas, Berat Badan Lahir Abstract : According to the World Health Organization (WHO) in 2012. Infant Mortality Rate (IMR) in the world at 35 per 1,000 live births. While based on the data of the United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) in 2011, largely Child Mortality in Indonesia occurred in the neonatal period that is equal to 19 per 1,000 live births. Infant Mortality Rate (IMR) in Yogyakarta is still relatively high at 25 per 1,000 live births and one of the causes of infant mortality is low birth weight (LBW). Results of a preliminary study on the thistle Sleman Maternity Hospital in 2013 accounting for 19 (7.2%) infants with low birth weight. Purpose of this study, to determine the relationship between Upper Arm Circumference (UAC) mothers with low birth weight in Sleman this Maternity Hospital. This study is observational analytic with cross sectional approach. Sampling used is by using purposive sampling technique. The subjects studied were 72 women who meet the inclusion and exclusion criteria. The research instrument used is secondary data obtained from the book Towards Health Card mothers immunize their children. The data obtained were analyzed using
1
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... Spearman Rank analysis. The results showed a weak positive relationship between mother UAC with low birth weight (R = 0.521) and statistically highly significant (Sig = 0.000 or sig <0.05). There is a significant association between maternal Upper Arm Circumference with low birth weight. Keywords : Upper arm circumference, Low birth weight
negara dibagian ASEAN
PENDAHULUAN Menurut International
data Children’s
United Emergency
(5)
. Upaya untuk
Nations
mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi
Fund
(AKB), pemerintah merancang Child Survival (CS) semenjak tahun 1985 (3).
(UNICEF) sebagian besar Angka kematian Anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan
neonatal atau pada bulan pertama kehidupan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Angka
yaitu sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup
(15)
.
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar
Sedangkan, menurut laporan World Health
25 per 1000 kelahiran hidup dan di Kabupaten
Organization (WHO) pada tahun 2012 Angka
Sleman, AKB tercatat 5,25 per 1000 kelahiran
Kematian Bayi (AKB) didunia sebesar 35
hidup. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (2007),
kematian
hidup.
pola penyebab kematian bayi adalah sepsis 20,5
Berdasarkan laporan perkembangan pencapaian
%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia
Millenium Development Goals (MDGs), KB
15,4%, prematuritas dan BBLR (Berat Bayi
Indonesia masih tergolong tinggi jika dibanding
Lahir Rendah) 30,3%, dan respiratory disorder
dengan negara – negara anggota Association of
12,8% (2).
per
1000
kelahiran
South East Asian Nations (ASEAN) (14).
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari
Tinggi atau rendahnya AKB merupakan
seluruh kelahiran di dunia dan sering terjadi di
salah satu indikator kesehatan suatu bangsa.
Negara-negara
Angka kematian bayi (AKB) dan Angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan
Kematian Neonatus (AKN) merupakan salah
pada bayi dengan berat badan lahir lebih dari
(3)
satu indikator status kesehatan masyarakat . Angka
2500 gr. Berat badan lahir juga berkaitan
Indonesia berdasarkan Survey Demografi dan
umur 32 minggu dengan berat bayi lebih dari
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 lebih
1500 gr keberhasilan hidup sekitar 85%,
rendah dari hasil SDKI 2007 yaitu pada tahun
sedangkan pada bayi dengan berat janin kurang
2012 Angka Kematian Bayi tercatat 32
dari 1500 gr angka keberhasilan sebesar 80%
kematian per 1.000 kelahiran hidup, ini
(5)
gambaran
(AKB)
angka
dengan risiko kematian perinatal pada kelahiran
bukan
Bayi
dan
di
memang
Kematian
berkembang
indah
.
karena
Dari
terbilang tinggi di bandingkan dengan negara –
data
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas) tahun 2010 di seluruh Indonesia
2
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... diperoleh angka kejadian BBLR sebesar 11,1%.
METODE PENELITIAN
Hal ini sedikit lebih rendah dari hasil Riskesdas
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tahun 2007 yang sebesar 11,5%, tetapi masih
analitik observasional, dengan menggunakan
jauh dari target BBLR yang ditetapkan pada
pendekatan
sasaran program perbaikkan gizi menuju
pengumpulan datanya dilakukan secara cross
(3)
Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% .
cross
sectional.
Sedangkan
sectional, yaitu pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (8).
Masalah gizi yang sering dialami ibu hamil yaitu Kurang Energi Kronis (KEK) dan
Populasi target dalam penelitian ini
anemia. Ibu hamil yang menderita KEK dan
adalah semua ibu yang melakukan imunisasi
anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih
anaknya di Rumah Bersalin Widuri pada tahun
besar terutama pada trimester III kehamilan
2013 yaitu sebanyak 256 ibu. Sampel yang
dibandingkan
normal.
diteliti adalah 72 ibu yang melakukan imunisasi
Akibatnya mereka mempunyai risiko yang
pada anaknya pada tanggal 27 April 2014 – 25
lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat
Mei 2014 yang didapatkan melalui perhitungan
Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat
menggunakan
persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang
memenuhi kriteria inklusi.
dengan
ibu
hamil
sulit karena lemah dan mudah mengalami
Pengolahan
(7)
gangguan kesehatan . Berdasarkan
studi
rumus
Slovin
data
dan
dilakukan
telah
dengan
editing, koding, entry data, tabulai data, dan pendahuluan
di
analisis data. Analisis data yang digunakan
Rumah Bersalin Widuri Sleman, terdapat 267
adalah analisis univariat dan yaitu dengan
bayi baru lahir sebanyak 244 (91,3 %) bayi
melakukan
baru lahir dengan Berat Badan Lahir Normal
Correlation.
(2500 – 4000 gram), dan
19 (7,2 %) bayi
dengan Berat Badan Lahir
Rendah (<2500
uji
statistik
Spearman
HASIL
gram) dan 4 (1,5 %) bayi dengan Berat Badan
Analisis Univariat
Lahir Lebih (>4000 gram). Tujuan dari
Umur Ibu
dilakukannya penelitian ini, adalah untuk mengetahui hubungan antara LILA ibu dengan
87,5
100
BBL di Rumah Bersalin Widuri, Sleman.
50
63 7 9,7
2 2,8
0 < 20 tahun Frekuensi
20 - 35 tahun
> 35 tahun
Persentase (%)
Gambar 1. Frekuensi Umur Ibu
3
Rank
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... Perentase terbesar umur ibu berumur
Paritas Ibu
antar 20 – 35 tahun sebesar 87,5 %, akan tetapi masih ada yang berumur < 20 tahun 2,8 %, dan
100
> 35 tahun 9,7 %.
50
86,1
62 10
13,9
0
Pendidikan Ibu
Frekuensi
100 50 0 0
1 1,4 6 8,3
56,9 41 33,4 24
>2
0
Persentase (%) = 2
Gambar 4. Frekuensi Paritas Ibu Mayoritas ibu memiliki anak kurang atau sama dengan 2 sebanyak 64 responden (86,5 Frekuensi
%).
Peraentase (%)
LILA Ibu
Gambar 2. Tingkat Pendidikan Ibu Sebanyak 56,9 % atau 41 ibu mempunyai
80 60 40 20 0
tingkat pendidikan tamat SMA dan masih ada yang mempunyai tingkat pendidikan tamat SD 1,4 % atau 1 ibu.
40
20
27,8
Persentase (%)
Tidak Normal (< 23,5 cm)
54,2 43,1 39 31
20
52
Frekuensi
Pekerjaan Ibu 60
72,2
Normal (>/= 23,5 cm)
Gambar 5. Frekuensi LILA Ibu
2 2,8
0 IRT
Swasta
Dari 72 responden ibu terdapat ibu
PNS
dengan ukuran Lingkar lengan Atas (LILA) Frekuensi
Persentase (%)
normal (>/= 23,5 cm) sebanyak 52 responden
Gambar 3. Frekuensi Pekerjaan Ibu
dengan persentase 72,2 % dan ibu dengan ukuran LILA tidak normal (< 23,5 cm)
Sebagian besar pekerjaan ibu adalah
sebanyak 20 (27,8 %).
swasta dengan persentase 54,2 % dan 2,8 % ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
4
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... Dari 72 bayi baru lahir, terdapat 17 bayi
BBL 80 60 40 20 0
50
(23,6 %) dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), 50 bayi (69,4 %) dengan Berat Badan
69,4
17 23,6
lahir Normal (BBLN) dan terdapat 5 bayi (6,9
5 6,9
%) dengan Berat Badan Lahir Lebih (BBLL). Analisis Bivariat
Rendah (< Normal Lebih (> 2500 (2500 4000 gram) 4000 gram) gram)
Hasil analisa hubungan antara ukuran Lingkar Lengan Atas ( LILA) dengan berat badan bayi baru lahir.
Frekuensi
Persentase (%)
Gambar 6. Frekuensi Berat Badan Lahir
Tabel 1. Tabulasi silang antara ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Berat badan bayi baru lahir Variabel Status Gizi Berdasarkan LILA
BBLR
BBL BBLN
BBLL
12
8
0
5
42
5
Tidak Normal Normal
R
Sig
0,521
0,000
*Dengan tetapan α : 5 % (0,05) Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa
yang memiliki umur berisiko (12,5 %)
terdapat hubungan positif kuat antara Lingkar
dan tingkat pendidikan terakhir ibu paling
Lengan Atas (LILA) Ibu dengan Berat Badan
banyak adalah SMA (56,9 %). Umur dan
Lahir (BBL) dengan Koefisien Korelasi (R)
tingkat pendidikan terakhir ibu sangat erat
0,521 dan secara statistik sangat bermakna
kaitannya
dengan signifikansi 0,000.
dikatakan bahwa jika semakin banyak ibu yang
dengan
BBL,
sehingga
dapat
merencanakan kehamilannya pada umur 20-35 tahun dan semakin tinggi tingkat pendidikan
PEMBAHASAN Hasil penelitian dari 72 responden
ibu maka akan semakin kecil risiko melahirkan
diketahui bahwa seluruh responden memiliki
bayi dengan BBLR.
karakteristik umur, paritas, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Dapat diketahui bahwa persentase ibu yang memiliki umur yang cukup lebih besar (87,5 %) dibandingkan dengan ibu
5
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... Diketahui juga, bahwa dari 72 responden
hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA)
yang memiliki LILA tidak normal (< 23,5 cm)
ibu dengan Berat Badan Lahir (BBL).
adalah sebesar 27,8 %. Status gizi ibu khusunya
Sedangkan untuk menilai seberapa jauh
ibu hamil dapat diukur secara antropometri atau
hubungan
antar variabel
independen
dan
pengukuran komposisi tubuh dengan mengukur
variabel dependen dapat diketahui dari nilai
LILA, apabila ukuran LILA < 23,5 % maka
koefisien korelasi (R), yaitu sebesar 0,521
dapat dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK).
maka dapat diketahui tingkat hubungan antara
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah
Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu dengan Berat
satu faktor yang dominan terhadap risiko
Badan Lahir (BBL) adalah kuat (0,51 – 0,75).
terjadinya bayi dengan Berat Badan Lahir
Kemudian untuk mengetahui besar varian
Rendah (BBLR).
variabel yang dijelaskan oleh variabel yang
Hasil perhitungan bayi dengan Berat
diteliti dapat dilihat dari nilai R square yaitu
BBLR adalah sebesar 23,6 %, sedangkan bayi
sebesar 0,271 hal ini menunjukkan besar varian
dengan Berat Badan Lahir Normal (BBLN)
variabel yang dijelaskan oleh variabel yang
sebesar 69,4 % sehingga dapat dikatakan
diteliti adalah 27,1 %, dapat dijelaskan bahwa
bahwa bayi dengan BBLN mempunyai kualitas
27,1 % Berat Badan Lahir (BBL) ditentukan
fisik dan mental yang lebih baik dibandingkan
oleh Lingkar Lengan Atas (LILA) sedangkan
dengan bayi BBLR, sebaliknya bayi dengan
72,9 % ditentukan oleh faktor lain seperti
BBLR
pendidikan ibu, pekerjaan, umur, paritas,
akan
mengalami
hambatan
perkembangan dan pertumbuhan pada fungsi
penyakit infeksi, kelainan genetik.
otak. Kelompok BBLR dapat diistilahkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
dalam kelompok risiko tinggi, karena pada
penelitian
BBLR menunjukkan angka kematian dan
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
kesehatan yang lebih tinggi daripada Berat
LILA dengan BBL
Badan Lahir Normal (BBLN).
hubungan antara status gizi ibu hamil dengan
Setelah dilakukan analisis Spearman
BBL
Ogbonna
Chinyere,
yang
(9)
. Demikian juga adanya
(5)
. Hasil tersebut didukung pula oleh
Rank dengan menggunakan SPSS versi 19,
penelitian di Ethiopia yang juga menemukan
didapatkan harga signifikansi 0,000 yang
kenyataan bahwa ukuran Lingkar Lengan Atas
dilihat pada tabel korelasi Spearman Rank
(LILA) ibu hamil merupakan faktor risiko yang
antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu dengan
menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah
Berat Badan Lahir (BBL) dengan demikian
(BBLR) (1).
dapat diketahui bahwa α hitung lebih besar
Penelitian dari Anamaria E Ricalde,
dari pada α yang ditetapkan (0,05) sehingga Ha
menyimpulkan bahwa Lingkar Lengan Atas
diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat
(LILA)
6
ibu
mempunyai
keterkaitan
erat
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... terhadap Berat Badan Lahir (BBL). Penemuan
sebanyak 5 reponden. berat badan terendah
tersebut juga menyatakan bahwa terdapat
adalah 1700 gram ada 1 bayi.
hubungan status gizi ibu hamil berdasarkan
4.
Terdapat hubungan positif yang kuat
Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat
antara LILA dengan BBL dengan nilai
Badan Lahir (BBL) (12).
koefisien korelasi (R), sebesar 0,521 dan
Implikasi LILA
ini
menunjukkan
menggambarkan
keadaan
bahwa
secara
konsumsi
statistik
sangat
bermakna
(signifikansi : 0,000), serta 27,1 % LILA
makanan terutama konsumsi energi dan protein
menyumbang
dalam jangka panjang. Kekurangan energi
sedangkan 72,9 % ditentukan oleh faktor
secara kronis ini menyebabkan ibu hamil tidak
lain seperti pendidikan ibu, pekerjaan,
mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat
umur, paritas, jarak kehamilan, penyakit
untuk
infeksi, kelainan genetik. Jadi dapat
menyediakan
kehamilan,
kebutuhan
akibatnya
perkembangan
janin
fisiologi
pertumbuhan terhambat
dan
BBLR,
disimpulkan bahwa semakin besar ukuran
lahir
LILA seorang ibu akan semakin besar pula berat badan bayi yang dilahirkan.
KESIMPULAN
SARAN
1.
1.
Karakteristik ibu di Rumah Bersalin
Bagi Bidan di RBWiduri
Widuri Sleman 87,5 % memiliki umur 20
Karena sebagian besar status gizi ibu
– 35 tahun, paritas = 2 (86,1 %),
yang berada di wilayah Rumah Beralin
mayoritas berpendidikan SMA (56,9 %)
Widuri
dan jenis pekerjaannya sswasta (54,2 %).
diharapkan bidan untuk tetap memberikan
Dari 72 responden ibu yang memiliki
motivasi kepada ibu khususnya ibu hamil
ukuran LILA tidak normal (< 23,5 cm) ada
untuk
sebanyak 20 responden, sedangkan ibu
meningkatkan status gizi selama masa
yang mempunyai ukuran LILA normal
kehamilan.
(>/= 23,5 cm) sebanyak 52 responden,
2.
dengan ukuran LILA terkecil 20 cm ada 2
3.
kejadian
dan
dengan berat yang rendah.
2.
pada
sudah
tetap
cukup
baik,
mempertahankan
maka
dan
Bagi Ibu Hamil Berdasarkan penelitian ini diharapkan
responden.
pada masyarakat di sekitar wilayah RB
Dari 72 responden yang melahirkan bayi
WIDURI Sleman, khususnya ibu hamil
dengan BBLR sebanyak 17 responden,
agar lebih memperhatikan tentang asupan
sedangkan yang melahirkan bayi dengan
gizi bagi dirinya agar ketika hamil tidak
BBLN sebanyak 50 responden dan yang
terjadi KEK, sedangkan bagi ibu yang non
melahirkan bayi dengan BBLL adalah
7
Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ............... KEK
agar
tetap
meningkatkan
atau
memperhatikan kebutuhan gizinya. 3.
Bagi Peneliti Berikutnya a.
6.
Berat bayi lahir dipengaruhi oleh banyak faktor, pada penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian
7.
pada faktor internal, maka peneliti menyarankan
untuk
melakukan 8.
penelitian dalam kaitannya dengan faktor eksternal ibu dan bayi. b. Pada
penelitian
peneliti
9.
hanya
melakukan penelitian pada BBLR dan BBLN, maka peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian pada ibu 10.
dengan LILA obesitas dan BBLL.
11. 12.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4. 5.
Assefa, dkk. 2012. Wealth Status, Mid Upper Arm Circumference (MUAC) and Antenatal Care (ANC) Are Determinants For Low Birth Weight. Ethiopia. Volume 7. Damanik, R. 2009. Hubungan Kecukupan Zat Gizi, Kenaikan Berat BAdan dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL). Dalam website:http://jurnal.unimus.ac.id .Tanggal 29 November 2013, pukul 21.05 WIB. Departemen Kesehatan RI, (2008) Profil Kesehatan Indonesia 2007. Pusat Data dan Informasi. Health Statistic. Jakarta: Depkes RI. Fairus, Martini. 2010. Gizi dan Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta. Ferial, E W. 2011. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan
13.
14.
15.
8
Berat Badan Lahir (BBL) Bayi di RSUD Daya Kota Makasar. Makasar : Fakultas MIPA UNHAS. Hanifah, Lilik. 2009. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Ika Pantiawati. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Mulia Medika; 2010. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Ogbonna, C.2007. Maternal Mid- Arm Circumference And Other Anthropometric Measures Of Adiposity In Relation To Infant Birth Size Among Zimbabwean Women. Zimbabwe. Volume 86. Prasetyono. 2009. Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. DIVA Press. Jogjakarta. Proverawati, A. 2010. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Nuha Medika : Yogyakarta. Ricalde ,A, dkk. 1998. Mid-Upper Arm Circumference In Pregnant Women And Its Relation To Birth Weight. Brasil. Volume 32. Ruchayati, F. 2012. Hubungan Kadar Hemoglobin dan Lingka Lengan Atas Ibu Hamil Trimester III dengan Panjang Bayi Lahir. Dalam website : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jk m, tanggal 29 November 2013, pukul 21.00 WIB. WHO. Child Health mortality and Neonatal Infant . Dalam Website : http://www.who.int/gho/child_health/mort ality/neonatal_infant/en/. Diakses tanggal 28 Januari 2014, pukul 14.34 WIB. WHO. Child Mortality. Dalam Website http://www.who.int/maternal_ child_adolescent/documents/levels_trends _child_mortality_2012.pdf?ua=1 . Tanggal 30 Januari 2014, Pukul 17.00 WIB.