1 ANALISIS SISTEM SUPPLAY AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN

Download adalah situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan dengan memperkirak...

0 downloads 416 Views 606KB Size
ANALISIS SISTEM SUPPLAY AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN TRANSPORTASI LAUT KAPAL PENUMPANG DI PELABUHAN NUSANTARA KOTA PAREPARE An Analysis of Fresh Water Supply System forthe Needs of Passengers Ship Transportation at Nusantara Seaport of Parepare City

Laodi, M.Yamin Jinca, dan Mary Selintung

ABSTRAK Studi ini bertujuan mengidentifikasi pola pemakaian air bersih penumpang kapal dan menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi system distribusi air bersih yang meliputi kapasitas daya tamping agar debit air, kecepatan aliran, dan tekanan dapat memenuhi kebutuhan penumpang. Penelitian ini menggunakan metode peramalan. Metode peramalan pertama, yaitu prediksi besaran GRT kapal dan kunjungan kapal dengan hasil prediksi (Y GT) = 9573,736 + 0,076 Xturun. Metode peramalan kedua, yaitu model prediksi kunjungan kapal dan kapasitas air tawar dengan model hasil prediksi (YJP) = 28390,667 + 4,669 Xair PDAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) sebanyak 26% penumpang menyatakan kualitas air PDAM yang didistribusikan air PDAM sering tidak mengalir, 28,9% menyatakan sangat sering, dan 19,6% menyatakan kadang-kadang, dan 3) berdasarkan tekanan, sebanyak 50% penumpang menyatakan air yang mereka terima bertekanan normal, 30% penumpang menyatakan air yang mereka terima bertekanan normal, 30% menyatakan bertekanan deras, dan 20% menyatakan bertekanan kecil. Kata Kunci: Supplay, Kualitas, Prediksi

ABSTRACT The study aims to describe the pattern of fresh water consumption by the passenger ship at Nusantara Port of Parepare and to analyse the factors influencing the fresh water distribution system including its loading capacity, discharge, velocity, and pressure so that the passengers’ need is fulfilled. The study uses forecasting method. The first forecasting method is GRT scale predictive model of ship and ship visits with the model prediction result of (YGT) = 9573.736 + 0.076 Xdown. The second forecasting method is ship visit prediction model and fresh water capacity with a prediction with a prediction model result of (YJP) = 28390.667 + 4.669 XPDAM water. The result of the study indicates that 1) 26% of the passengers states that the water quality smells and 73% says continuously, and 19.6% says it flows intermittently, and 3 ) 50% insists that the water has a normal pressure, 30% claims that it has a strong pressure, and 20% says that the pressure is weak. Keywords: Supply, quality, prediction

1

PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan sistem transportasi yang diperuntukkan guna menata pergerakan lalu lintas agar tidak terjadi simpang siur atau mengalami titik-titik konflik yang akan menyebabkan kecelakaan, polusi udara, polusi suara dan tundaan. Polemik ini berdampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari, olehnya itu perlu adanya pengaturan pola pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) baik itu yang menggunakan moda darat, laut, dan udara. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh peran sektor transportasi. Karenanya sistem transportasi harus dibina agar mampu menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus sebagai penggerak dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia, barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. Dalam pembangunan transportasi, pemerintah mempunyai peranan sebagai pembina, sehingga berkewajiban untuk menyusun rencana dan merumuskan kebijakan, mengendalikan dan mengawasi perwujudan transportasi. Salah satu kewajiban yang dimaksud adalah menetapkan jaringan prasarana transportasi dan jaringan pelayanan. Disamping itu juga berkewajiban untuk melaksanakan tugas pembangunan sarana dan prasarana transportasi, dengan prioritas daerah-daerah yang kurang berkembang. Hasil pembangunan transportasi yang mampu menunjang upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan perlu terus dimantapkan dan dikembangkan sejalan

dengan peningkatan kualitas pelayanan akibat makin meningkatnya kebutuhan moblitas manusia dan barang serta tuntutan peningkatan kualitas pelayanan di masa yang akan datang. Dengan semakin terbatasnya anggaran pembangunan menuntut perubahan pola pikir kearah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan sarana prasarana perhubungan secara efektif, sesuai permintaan yang berdasar realitas pola aktifitas, pola bangkitan tarikan pergerakan, sebaran pergerakan serta keunggulan komparatif antar zona dalam suatu wilayah yang terbentuk dalam suatu tatanan transportasi wilayah yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kota Parepare sebagai kota jasa dan niaga sudah tentu mempunyai aktifitas pelaku perjalanan penumpang kapal yang bervariasi. Pelabuhan Nusantara Kota Parepare merupakan Pelabuhan yang melayani pelayaran pada skala regional, nasional dan bahkan internasional, sebagai pintu gerbang keluar masuknya penumpang dan barang. Pelabuhan ini di bawah pengelolaan PT. Pelindo IV (BUMN – Dephub), rencana pengembangannya sangat bergantung pada kebijakan Pusat yang diserasikan dengan rencana pemanfaatan ruang di daerah. Pelabuhan Nusantara Kota Parepare terletak di pusat kota dengan tingkat aksesibilitas yang baik ke semua jurusan di wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah. Fungsi pelabuhan ini sebagai pelabuhan penumpang dan barang, baik dari wilayah Parepare dan sekitarnya, keluar maupun masuk dari wilayah timur Indonesia dan sebagai lintas negara. Pemenuhan kebutuhan sarana transportasi laut untuk menghubungkan pulau-pulau kecil di Indonesia merupakan sebuah strategi penting dalam usaha percepatan pembangunan pulau-pulau terpencil yang masih tertinggal jauh. Untuk

2

menjawab kebutuhan pasar transportasi yang dapat meningkatkan mobilitas berbagai bentuk komoditi yang relatif beragam, maka alternatif kapal penumpang barang akan merupakan sebuah pilihan yang tepat. TINJAUAN PUSTAKA Peranan Air Dalam Kehidupan Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yaitu meliputi 70% permukaannya yang berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta km3. Apabila di tuang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 km, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan yaitu kirakira hanya 0,0003 persen. Sebagian besar air ini kira-kira 97% ada dalam samudera atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya kira-kira 87% nya terpisah dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam 1 tahun rata-rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40 ribu m3 air segar yang dapat diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3 ribu km3 tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7000 m3 untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan bagi setiap penduduk tetapi kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Misalnya lembah Sungai Amazon memiliki sumber air yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat-tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis.

Pengertian Air Bersih dan Air Minum Air bersih merupakan air yang dipakai untuk keperluan sehari-hari dengan kualitas jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan rasa segar oleh kandungan oksigen (Izdihar dan Hadi, 1984). Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan dunia setempat (Depkes) layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, kimia dan biologi. Hal ini juga dikuatkan dengan Keputusan Departemen Kesehatan RI mengenai standar air minum , Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010. Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih adalah sistem suplai air bersih yang meliputi system pengambilan air baku, proses pengolahan, transmisi, sistem perpipaan yang dioperasikan sedemikian rupa sehingga terdapat tekanan yang cukup setiap saat pada seluruh bagian sistem perpipaan dan dapat digunakan setiap saat. Klasifikasi sistem penyediaan air bersih adalah sebagai berikut : 1. Sistem Individual Dititikberatkan pada usaha pemenuhan kebutuhan air bersih secara perorangan. Sistem ini biasanya menggunakan mata air dangkal yang banyak mengandung zat-zat (garam-garam terlarut) sebagai air baku, sehingga kurang layak apabila dipakai air minum. 2. Sistem Komunal Pemenuhannya dilakukan secara terorganisir melalui sistem perpipaan dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan air minum. Untuk masalah kualitas air baku, sistem ini lebih baik bila dibandingkan dengan sistem individual, karena pemenuhan air baku banyak memanfaatkan air tanah sebagai air baku.

2

Metode Peramalan Metode peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan dengan memperkirakan secara kuantitatif apa yang terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu dengan peramalan yang objektif.

Analisis korelasi akan melahirkan suatu koefisien antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) atau sesama variabel independent. Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu fungsi regresi maka dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) atau dengan menggunakan persamaan (Tamin,O.Z, 2008) sebagai berikut: N∑(XiYi ) - ∑(Xi). ∑(Yi) r=

……..(2) {N∑(xi 2) - ∑ (xi)2}.{N∑(Yi2) - ∑(Yi)2}

1. Jenis-jenis Metode peramalan Beberapa metode atau teknik-teknik peramalan untuk menghadapi bermacammacam keadaan yang terjadi. Peramalan dibedakan atas beberapa klasifikasi, yaitu peramalan yang didasarkan atas pertambahan penduduk, peramalan berdasarkan kondisi geometrik suatu tempat, dan peramalan berdasarkan least square. 2. Metode Analisis Regresi Linier Analisis regresi linier adalah hubungan secara linear antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variable dependen, apakah masing-masing variable independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linear berganda dapat ditampilkan sebagai berikut : Y = a0 + bX …………………………….(1) Keterangan : Y = Variabel dependen (variabel yang diramalkan) X = Variabel independen (variabel waktu) ao = Konstanta Regresi b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan) 1. Analisis Korelasi (r)

Dimana: r = koefisien korelasi N = jumlah sampel Yi = variabel dependen ke i Xi = variabel independen ke i Besarnya nilai korelasi menurut Young dalam Cornellius T (2004) dikategorikan sebagai berikut: a. 0,7 – 1,0 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi. b. 0,7 – 0,7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang subtansial. c. 0,2 – 0,4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah. d. < 0,2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan. 2. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi diartikan sebagai persentase total variasi yang dijelaskan dengan analisis regresi linier dan koefisien ini mempunyai batas limit (1) sampai dengan (-1). Besarnya koefisien determinasi ini dapat dituliskan persamaannya (Tamin,O.Z, 2008). 2

∑ˆ(Yi) - Yi)2

R =

….…….....(3) ∑(Yi) - (Y)

3.

2

Uji t-test

3

Tujuan dari pengujian ini terhadap variabel independen (koefisien regresi) adalah untuk menentukan apakah ada dan bagaimana bentuk pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dan pengujian ini untuk mengetahui apakah nilai koefisien persamaan signifikansi tidak sama dengan nol.

► Membawa air dengan kondisi bertekanan ► Menggunakan pipa ► Pada akhir/ujung pipa (di IPA/reservoir) terdapat muka air bebas. Sedangkan sistem pengaliran yang digunakan dapat dilakukan secara grafitasi bila kondisi topografi memungkinkan atau dengan

Keputusan terhadap hipotesis diambil dengan cara membandingkan nilai t-test dan nilai t-kritis. Apabila nilai t-test > nilai t-kritis berarti berada pada daerah penolakan Ho, begitupula sebaliknya apabila nilai t-test < nilai t-kritis berarti tidak berada pada daerah penolakan Ho. 4. Uji F-test Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah semua variabel independen (X) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F-tabel dengan F-test hasil perhitungan.

pemompaan untuk menaikkan tekanan di sumber air.

r2(k - 1) F=

……………(4) (1 – r2)/(n – k)

Dimana: r2 (k – 1 ) k n

= = = =

koefisien determinasi Derajat kebebasan Jumlah variabel bebas Jumlah sampel

Sistem Pengaliran Terdapat 2 tipe fasilitas transmisi, yaitu pengaliran terbuka (open channel) dan bertekanan. a. Pengaliran terbuka (Water Conveyance Conduit) ► Membawa air pada tekanan atmosfir (free water surface) ► Bisa terdiri dari pipa, saluran terbuka, saluran tertutup, tunnel, dan sebagainya. b. Pengaliran bertekanan

Desain Rangkaian Pipa Rangkaian pipa terdiri dari dua komponen utama: pipa-pipa dan stasiunstasiun pompa, metode-metode modern dalam pembuatan pipa dan sambungansambungannya telah membuat tekanan sebesar 900 lb/inch2 menjadi tekanan yang biasa didapat, dan tidak diragukan lagi tekanan-tekanan yang lebih tinggi akan menjadi hal yang biasa di masa depan (Morlok. K, 2007). Menarik untuk diketahui bahwa tekanan ini berhubungan dengan perubahan elevasi 3078 ft pada pipa yang mengalirkan bensin (ρ = 42,1 lb/ft3), pada umumnya tekanan pada rangkaian pipa tekanan pada rangkaian pipa tidak diperbolehkan berada di bawah 25 sampai 30 lb/inch2 yang akan menghasilkan suatu kekosongan pada kasus tidak bekerjanya pompa (Morlok. K, 2007). Dari banyak jenis pompa, salah satu yang paling biasa dipergunakan ialah pompa dengan piston yang terbalik, di mana gerakan piston relatif terhadap silinder memaksa cairan ke luar dari pompa, dan kemudian gaya vakum bekerja pada silinder. Volume cairan yang dige rakkan oleh pompa jenis ini adalah merupakan hasil dari volume kubik perpindahan, jumlah langkah permenit dan efisiensi pompa. Efisiensi ini biasanya 80 sampai dengan 97 persen tergantung pada desain dan pemeliharaan dan merefleksikan apa yang biasa disebut “gelincir (slip)” dari pompa yang berarti pergeseran dari benda cair relatif terhadap gerakan pompa.

4

Sistem Reservoir Reservoir dalam sistem penyediaan air bersih berfungsi sebagai tempat penampungan air yang didistribusikan ke konsumen. Reservoir menampung air pada saat pemakaian air konsumen (demand) lebih kecil dari air yang dialirkan ke reservoir (suply). Air ini kemudian dialirkan kembali pada saat pemakaian air konsumen lebih besar dari air yang mengalir ke reservoir. 1.

Jenis dan Peletakan Reservoir Jenis reservoir dapat dibedakan berdasarkan fungsi, peletakan, bentuk dan konstruksi reservoir. Berdasarkan fungsinya reservoir dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : ► Reservoir Distribusi (Distribution Reservoir) Reservoir yang menampung air bersih dari instalasi pengolahan air atau dari mata air, selanjutnya air dari reservoir tersebut didistribusikan ke daerah pelayanan. ► Reservoir Penyeimbangan (Balance Reservoir) Reservoir yang menampung kelebihan air pada saat pemakaian air oleh konsumen relatif lebih kecil dan kemudian didistribusikan kembali pada saat pemakaian air oleh konsumen besar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Menurut pendekatan yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian observasi langsung terhadap objek penelitian, dimana dalam pelaksanaannya mempelajari dan mengolah data sekunder yang representatif dalam hal ini data pengambilan air ke kapal , dan data PDAM mensuplai air ke kapal. Jenis dan analisis data kualitatif berkaitan dengan kata, kalimat, skema dan sketsa, sedangkan data kuantitatif berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (kuantifikasi). Berdasarkan jenis dan analisis data yang

digunakan, penelitian ini termasuk penelitian gabungan (kualitatif dan kuantitatif). Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare pada bulan Maret hingga Juni 2011. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa Pelabuhan Nusantara Kota Parepare adalah pelabuhan yang melayani pelayaran pada skala Regional, Nasional dan bahkan Internasional, sebagai pintu gerbang keluar masuknya penumpang yang cukup padat dan merupakan sentra jumlah penumpang kapal setelah Kota Makassar, dimana sistem kebutuhan suplai air bersih untuk kebutuhan transportasi laut di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare untuk sekarang ini membutuhkan tahap perencanaan agar terjadi keseimbangan antara suplai dan demand. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilokasi penelitian dan sejumlah responden yang terpilih. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, instansi/lembaga yang terkait dan literatur yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder terdiri dari : data mengenai kondisi umum daerah penelitian yang berupa batas-batas administrasi, jumlah kapal, ukuran kapal, jumlah penumpang kapal yang turun di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, geografis yang menyangkut kondisi dan keadaan wilayah penelitian, data yang bersumber dari PDAM Kota Parepare. Pelaksanaan Survei Survei dilakukan dengan teknik sampel accidental research. dimana survei ini dilakukan dengan 2 (dua) tahapan, yaitu: 1. Survei Pendahuluan 5

Survei ini dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut yang berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM bagi penumpang kapal laut serta mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang nantinya akan dihadapi dalam proses pengumpulan data untuk penelitian, sehingga dalam pengambilan data pada survei penelitian secara maksimal dapat terpenuhi. 2. Survei Penelitian Survei ini adalah kelanjutan dari survei pendahuluan, yang kuesionernya telah disempurnakan untuk terakomodirnya semua atribut-atribut yang berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM bagi penumpang kapal laut di Pelabuhan Nusantara Kota parepare. Sehingga penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran tentang : karakteristik kualitas air bersih PDAM, faktor-faktor pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM bagi penumpang kapal laut dan proporsi kebutuhan air bersih PDAM bagi penumpang kapal laut di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare. Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh dari hasil survei nantinya akan berbentuk data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif meliputi : GT Kapal, jumlah penumpang, debit air, jumlah kunjungan kapal. Sedangkan untuk data kualitatif meliputi : kualitas air PDAM, kontinuitas air PDAM, tekanan air PDAM. Data-data tersebut akan menjadi variabel bebasnya (X), sedangkan variabel terikatnya adalah (Y) yang merupakan fungsi utilitas untuk masing-masing fungsi. 1. Tabulasi Data Data-data dikelompokkan sesuai dengan yang diperoleh dilapangan serta dicocokkan dengan data sekunder dari instansi yang ada di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare baik dalam bentuk tabel, grafik maupun deskripsi. 2. Analisis Faktor Setelah data ditabulasi, maka dapat ditentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam menganalisis system supplay air bersih

untuk kebutuhan tranaportasi laut kapal penumpang di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare yang akan menjadi variabel bebasnya melalui analisis uji korelasi. Pada analisis ini disyaratkan bahwa antara variabel terikat dalam hal ini adalah fungsi utilitas yang berkorelasi dengan variabel-variabel bebasnya, dan antara variabel bebas yang satu dengan lainnya tidak boleh saling berkorelasi. Jika ada yang saling berkorelasi antara sesama variabel bebas, maka diambil hanya satu yang mewakilinya, yaitu yang tertinggi hubungannya (korelasi) dengan variabel terikatnya (fungsi utilitas). 3. Estimasi Parameter Model Faktor-faktor yang berpengaruh dalam system supplay air bersih untuk kebutuhan transportasi laut kapal penumpang di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare akan menjadi input untuk diolah secara statistik dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17. Output yang dihasilkan, berupa variabelvariabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap system supplay air bersih untuk kebutuhan transportasi laut kapal penumpang, koefisien variabel, model summary dan tabel ANOVA. Dari hasil estimasi parameter ini akan diperoleh bentuk model utilitas dalam bentuk regresi linier berganda.

4.

Pengujian Model

Untuk mengetahui apakah model tersebut layak digunakan, akan dilakukan validasi terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam mengestimasi nilai utilitas system supplay air bersid PDAM. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan perilaku, yaitu konsep significance test (t- test dan F – test) yang memberikan ukuran tingkat keberartian dari faktor yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dan goodness-of-fit yaitu ukuran kesesuaian model (R – square).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Wilayah Pelabuhan Nusatara Parepare terletak di Kelurahan Mallusetasi, Kecamatan Ujung Kota Parepare. Secara geografis Pelabuhan Nusantara Parepare terletak pada 03° 57’ 39” Lintang Selatan - 119°43’ 40” Bujur Timur. Pelabuhan Nusantara Parepare terletak di tengah Kota Parepare yang berjarak ± 155 km dari Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Jumlah penduduk Kota Parepare adalah 155.405 jiwa yang terdiri dari 56.944 jiwa laki-laki dan 58.462 jiwa perempuan berdasarkan data dari badan pusat statisik (BPS) Parepare tahun 2009. Seiring dengan peningkatan arus penumpang di Pelabuhan Nusantara Parepare, maka tingkat kenyamanan dan keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama. Selain itu fasilitas dermaga juga perlu di tingkatkan pemanfaatannya. Adapun kondisi umum pelabuhan nusantara adalah sebagai berikut : a. Keadaan Klimatologi Keadaan klimatologi Pelabuhan Nusantara Parepare berdasarkan data BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), Parepare termasuk dalam kategori iklim tropis dengan dua musim hujan dan kemarau, temperature rata-rata 15°C - 30°C. pengaruh suhu yang terjadi dengan hempasan angin dan perairan yang menuju daratan. Curah hujan yang No 1.

Uraian Luar Negeri a. Debarkasi b. Embarkasi

Satuan Orang Orang Orang

2006 0 0 0

2007 1.182 649 533

2008 2.887 1.432 1455

2009 690 345 345

2010 630 315 315

2

Dalam Negeri a. Debarkasi b. Embarkasi

529.673 208.954 320.719

493.617 211.849 281.768

544.936 239.130 304.906

592.727 264.034 328.693

576.089 261.961 314.228

Jumlah

Orang Orang Orang Orang

529.673

494.799

546.923

593.417

576.719

Rata/Bulan

Orang

44,139

41,233

45,577

65,935

64,80

terjadi berlangsung antara bulan April – Oktober dengan jumlah hari 247 hari, dimana hujan terendah berlangsung pada bulan Desember.

b. Arus Kondisi perairan Pelabuhan Nusantara Parepare jika di tinjau sangat strategis dan aman. Karena tingkat kecepatan angin yang tinggi umumnya hanya terjadi pada musim hujan dan biasanya hanya terjadi antara September sampai Januari. c. Ombak Ombak paling tinggi di Pelabuhan Nusantara Parepare mampu mencapai ketinggian 1-2 meter arah barat laut dan terjadi selama 100 hari. Pelabuhan Nusantara Parepare terlindung secara alamiah oleh daratan Kabupaten Pinrang. d. Fasilitas Tambat/Dermaga Fasilitas tambat/dermaga Pelabuhan Nusantara Parepare yang di bangun sebelum perang dunia ke dua; pada tahun 1969 dan bersamaan dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah No.1 1969, yang menetapkan Pelabuhan Nusantar Parepare sebagai pelabuhan yang di usahakan dengan fasilitas dermaga untuk tambatan kapal sepanjang 20 meter dengan luas daerah kerja seluas 120 m2 yang di sebut dermaga Nusantara. Pada tahun 1972 di laksanakan pembangunan rehabilitas dermaga tersebut menjadi dermaga beton dengan panjang dermaga 32 meter. Tahun 1976 sampai 1978 di laksanakan penambahan fasilitas dermaga dengan panjang tambatan 100 meter. Pada tahun 1985 – 1986 di bangun dermaga sepanjang 56 meter dan pada tahun 1993 panjang dermaga menjadi 235 meter. Hingga pada tahun 2009 panjang dermaga 280 meter dengan kondisi baik 90% dan 100%, sedangkan lebarnya adalah 15 meter, konstruksinya dari beton, kekuatannya 3 ton/m2 dan dengan kedalaman 7 – 11 meter.

Kunjungan Kapal Kunjungan kapal di Pelabuhan Nusantara Parepare di bedakan atas 2 (dua) yaitu jenis

7

pelayaran Domestik dan jenis pelayaran Internasional. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 1.Kunjungan kapal Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan Nusantara Parepare periode tahun 2006 – 2010

(Sumber : Kantor Pelabuhan Parepare, data olahan 2010) Tabel di atas menunjukkan bahwa arus kunjungan kapal di Pelabuhan Nusantara Parepare berfluktuasi yakni pada tahun 2005 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan. Tetapi pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dalam satuan Gross Ton disebabkan pada tahun 2007 ada dua kali kunjungan kapal asing di Pelabuhan Nusantara Parepare. Sedangkan untuk total kunjungan kapal baik pelayaran internasional maupun Domestik mengalami peningkatan yang rata-rata (%) dalam satuan call 0,270 dan dalam satuan Gross Ton 3,763. Arus Penumpang Dari data yang di dapatkan di lapangan, arus penumpang di Pelabuhan Nusantara Parepare dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Arus Penumpang Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan Nusantara Parepare tahun 2006 – 2010 (Sumber : Kantor Pelabuhan Parepare, Data Olahan 2010). Dari tabel diatas terlihat bahwa pada jenis Pelayaran Luar Negeri untuk Debarkasi dan Embarkasi tidak ada kegiatan pelayaran di pelabuhan. Pada tahun 2006 hingga 2007 kegiatan pelayanan di pelabuhan terjadi peningkatan disebabkan kunjungan kapal asing atau kapal pesiar, jumlah atau total dari pelayanan Luar Negeri dan Dalam Negeri untuk Debarkasi dan Embarkasi yaitu pada tahun 2006 hingga 2010 yaitu 2.735.224 orang, dan untuk jumlah rata-rata/bulan dari pelayaran Luar Negeri dan Dalam Negeri yaitu 52,337.

Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, asal dan tujuan dari pergerakan penumpang pada umumnya didominasi dari dan ke pulau Kalimantan (Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur) seperti Balikpapan, Samarinda, Nunukan, Pelayaran Internasional

Tahun

2005

Pelayaran Domestik

Total Kunjungan Kapal

Call

GT

Call

GT

Call

GT

6

456

1059

4.380.122

1065

4.380.578

2006

6

62.300

1080

4.188.134

1086

4.250.434

2007

20

148.776

1007

4.318.709

1027

4.467.485

2008

21

86.243

1158

4.545.084

1179

4.631.327

2009

16

73.407

1018

4.941.072

1034

5.014.479

2010

18

81.197

1922

4.865.114

1940

5.845.900

0,270

3,763

Pertumbuhan Rata-rata (%)

Banjarmasin dll. Pergerakan ini telah ditunjang oleh beberapa kapal PELNI baik yang bertype kapal penumpang seperti KM. TIDAR, KM. KERINCI, KM. CATTELEYA EXPRES, KM/ THALIA maupun bertipe RO – RO seperti KM. AGOAMAS, KM. BINAYA, KM. MADANI Nusantara dan beberapa kapal milik perusahan lokal seperti KM. TANJUNG SELAMAT, KM. TELAGA, KM. QUEEN SOYA, dll. Sedangkan jumlah lalu lintas penumpang turis jumlah pergerakannya sangat berfluktuatif dan prosentasenya sangat kecil yaitu rata – rata 1,3 % (debarkasi) pertahun dan 1,5 % (embarkasi) pertahun. Kondisi Umum Kualitas Air PDAM di Kapal Aspek kualitas yang paling sensitif adalah aspek bau, rasa, dan warna. Dari hasil survei yang dilakukan berdasarkan moda angkutan laut yang dipilih oleh responden antara lain : KM Umsini, Km Tidar, KM Bukit Siguntang, dan KM Binaiya. Maka dapat diketahui bahwa rata-rata 26% responden menyatakan air PDAM yang didistribukan ke kapal berbau, dan selebihnya 73% menyatakan tidak berbau. Bau menjadi suatu parameter yang mempengaruhi kepuasan terhadap pelanggan, apabila dikaitkan dengan hasil statistik dapat

8

diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kepuasan penumpang di beberapa kapal dengan bau air. Hal ini dapat diketahui nilai korelasi pearson untuk masing-masing kapal : KM Umsini ( korelasi pearson = 0,714, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,095, signifikansi = 0,000), KM Tidar ( korelasi pearson = 0,880, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,348, signifikansi = 0,000), KM Bukit Siguntang ( korelasi pearson = 0,160, dengan nilai konstanta regresi positif = 0,722, signifikansi = 0,461), KM Binaiya ( korelasi pearson = 0,417, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,091, signifikansi = 0,000). Hal ini diartikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan pelanggan di kapal-kapal dengan bau air PDAM yang mereka terima dan semakin bau air PDAM maka penumpang kapal akan semakin tidak puas,demikian pula sebaliknya. Kepuasan responden di kapal juga dipengaruhi oleh faktor rasa air. Untuk segi rasa diketahui berdasarkan moda angkutan laut yang dipilih oleh responden antara lain : KM Umsini, Km Tidar, KM Bukit Siguntang, dan KM Binaiya. Maka dapat diketahui bahwa rata-rata 39% responden menyatakan air PDAM yang didistribukan ke kapal berasa, dan selebihnya 61% menyatakan tidak berasa. Dari hasil korelasi pearson untuk masingmasing kapal : KM Umsini ( korelasi pearson = 1,000, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,095, signifikansi = 0,000), KM Tidar ( korelasi pearson = 1,000, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,348, signifikansi = 0,000), KM Bukit Siguntang ( korelasi pearson = 0,160, dengan nilai konstanta regresi positif = 0,722, signifikansi = 0,461), KM Binaiya ( korelasi pearson = 0,417, dengan nilai konstanta regresi positif = 1,091, signifikansi = 0,000). Hal ini diartikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan pelanggan di kapal-kapal dengan bau air PDAM yang mereka terima dan semakin bau air PDAM maka penumpang kapal akan semakin tidak puas,demikian pula sebaliknya.

Dari segi kualitas warna air berdasarkan moda angkutan laut yang dipilih responden antara lain : KM Umsini, KM Tidar, KM Bukit Siguntang, dan KM Binaiya rata-rata responden menyatakan 36% air PDAM yang didistribusikan ke kapal berwarna dan sisanya 64% menyatakan tidak berwarna. Hubungan antara warna air PDAM dengan kepuasan penumpang sangat nyata, hal ini dapat diketahui dari nilai korelasi pearson masingmasing kapal : KM Umsini ( korelasi pearson = 1,000, dengan signifikansi = 0,000), KM Tidar ( korelasi pearson = 1,000, signifikansi = 0,000), KM Bukit Siguntang ( korelasi pearson = 0,160, dengan signifikansi = 0,461), KM Binaiya ( korelasi pearson = 0,417, dengan signifikansi = 0,000). Hal ini diartikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan pelanggan di kapal-kapal dengan warna air PDAM yang mereka terima dan semakin berwarna air PDAM maka penumpang kapal akan semakin tidak puas,demikian pula sebaliknya.

Gambar 2. Prosentase Kualitas Air.

Kontinuitas Berdasarkan hasil respon masyarakat diketahui bahwa sebagian besar 51,5% penumpang menyatakan bahwa aliran air PDAM di kapal sering tidak mengalir, bahkan

9

28,9% menyatakan sangat sering, sedangkan 19,6% menyatakan kadang-kadang. Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa aliran air PDAM di kapal tidak kontinyu. Tabel 3. Gabungan Kontinuitas aliran air PDAM NO

Aliran Air

Frekuensi

Persen

1

Sangat Sering

72

29.14979757

2

Sering

118

47.77327935

3

Kadang-kadang

57

23.07692308

Total

247

100

Sumber : Data Primer

pemakaian air selama di kapal. Debit minimum yang seharusnya terpenuhi untuk masing-masing kapal yaitu : KM Umsini sebesar 118 liter per orang, KM Tidar sebesar 173 liter per orang, KM Bukit Siguntang sebesar 90 liter per orang, KM Binaiya sebesar 45 liter per orang, dan setiap penumpang rata-rata mempunyai 2 orang anggota keluarga. Analisa Sistem Berdasarkan Tekanan Tekanan merupakan salah satu faktor yang mendukung kepuasan penumpang di kapal terhadap pelayanan PDAM, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 50% menyatakan air yang mereka terima tekanannya normal, 30% menyatakan deras dan 20% menyatakan air yang mereka terima mempunyai tekanan yang kecil. Tabel 4. Tekanan Air

Gambar 3. Gabungan Kontinuitas aliran air PDAM

Berdasarkan respon penumpang kapal dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kepuasan penumpang dengan kontinuitas, hal ini dapat diketahui dari hasil analisa korelasi pearson masing-masing kapal dengan nilai sebagai berikut : KM Umsini korelasi pearson = 0.714, KM Tidar korelasi pearson = 0.888, KM Bukit Siguntang korelasi pearson = 0.016, KM Binaiya korelasi pearson = 0.417. Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan atau hubungan yang nyata antara kepuasan penumpang dengan kontinuitas air PDAM.

Tekanan NO Air 1 Deras 2 Normal 3 Kecil Total

Frekuensi 70 86 44 200

Persen 35 43 22 100

Analisa Sistem Berdasarkan Debit Pada penelitian ini, untuk menganalisa performance layanan PDAM digunakan debit air untuk masing-masing kapal yang sandar di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, didentifikasikan berdasarkan jumlah sampel penumpang dan debit

Gambar 4. Gabungan Tekanan air PDAM

Sumber : Data Primer 10

Prediksi Pergerakan kapal dan penumpang serta kapasitas air tawar di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare 1. Pembentukan Model Prediksi Besaran GRT Kapal dan kunjungan kapal Dalam memprediksi besaran GRT kapal (variabel terikat) dan kunjungan kapal (variabel bebas) , dapat di uji dengan menggunakan software SPSS (metode Stepwise). Dari hasil uji sebagaimana terlihat pada lampiran (model regresi peramalan besaran GT kapal). Dan Variabel bebas jumlah penumpang turun di Pelabuhan Nusantara Parepare diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut : YGT = 9573,736 + 0,076 Xturun,…… (5) Keterangan : YGT = Besaran GRT kapal dalam satuan Gross Tonnage

Xturun = Arus penumpang turun (orang). a. Pengujian Model Prediksi Besaran GRT Kapal i) Uji – F Uji ini mempertanyakan secara statistik, apakah variable bebas dan variable tak bebas yang terdapat pada persamaan regresi di atas mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak. Hasil olahan data sebagaimana terdapat pada lampiran (model regresi peramalan besaran GRT kapal), di peroleh nilai F hitung adalah sebesar 0,016 , dari tabel di peroleh nilai F tabel (0,95;1;2) sebesar 18,513. Jadi nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F tabel, artinya tidak ada hubungan linear antara besaran GRT kapal (variable tetap) dan jumlah penumpang turun (variabel tidak tetap).Dapat di simpulkan bahwa Ho di terima, artinya tidak ada hubungan

linear antara variabel tetap dan variabel tidak tetap. ii) Uji – t Hasil olahan data sebagaimana terdapat pada lampiran, di peroleh nilai t hitung (tingkat signifikan 5%) untuk konstanta 0,481 dan untuk koefisien penumpang turun adalah sebesar 0,125, sedangkan dari tabel di peroleh nilai t tabel (0,95:2) sebesar 2,920. Dalam hal ini nilai t tabel lebih besar dari pada t hitung, artinya bahwa Ho di terima dan secara statistik GT kapal (variabel terikat) tidak berpengaruh terhadap besaran jumlah penumpang turun (variabel bebas). b. Pemilihan Model Hasil olahan data seperti terlihat pada lampiran (model regresi peramalan besaran GRT kapal), di peroleh nilai koefisien korelasi R sebesar 0,088, ini menunjukkan hubungan antara arus basaran GRT kapal (variabel tak bebas) dan arus penumpang turun (variabel bebas) tidak cukup kuat sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,008. Menunjukkan bahwa tingkat keterandalannya cukup rendah artinya volume arus penumpang turun di pelabuhan Nusantara Parepare (variabel bebas) hanya memiliki variabelitas sebesar 8% dari variabilitas arus kunjungan kapal di pelabuhan Nusantara Pare-pare sedangkan sisanya di terangkan oleh variable lain. 2. Pembentukan Model Prediksi kunjungan kapal dan kapasitas air Dalam memprediksi penumpang kapal (variabel terikat) dan kapasitas air PDAM (variabel bebas) , dapat di uji dengan menggunakan software SPSS (metode Enter). Dari hasil uji sebagaimana terlihat pada lampiran model regresi penumpang kapal dan variabel bebas kapasitas air PDAM diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut : YJP = 28390,667 + 4,669 Xairpdam,..….(6)

11

Keterangan : YJP = Arus penumpang kapal (orang) Xairpdam = kapasitas air pdam (m3). a. Pengujian Model Prediksi jumlah penumpang dan kapasitas air i). Uji – F Uji ini mempertanyakan secara statistik, apakah variable bebas dan variable tak bebas yang terdapat pada persamaan regresi di atas mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak. Hasil olahan data sebagaimana terdapat pada lampiran (model regresi peramalan jumlah penumpang), di peroleh nilai F hitung adalah sebesar 21,132 , dari tabel di peroleh nilai F tabel (0,95;1;2) sebesar 18,513. Jadi nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, artinya ada hubungan linear antara jumlah penumpang (variable tetap) dan jumlah kapasitas air pdam (variabel tidak tetap). Dapat di simpulkan bahwa Ho di tolak, artinya ada hubungan linear antara variabel tetap dan variabel tidak tetap. ii). Uji – t Hasil olahan data sebagaimana terdapat pada lampiran, di peroleh nilai t hitung (tingkat signifikan 5%) untuk konstanta 3,431 dan untuk koefisien jumlah kapasitas air pdam adalah sebesar 0,363, sedangkan dari tabel di peroleh nilai t tabel (0,95:2) sebesar 2,920. Dalam hal ini nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel, artinya bahwa Ho di tolak dan secara statistik jumlah penumpang (variabel terikat) berpengaruh terhadap besaran jumlah kapasitas air pdam (variabel bebas). c. Pemilihan Model Hasil olahan data seperti terlihat pada lampiran (model regresi peramalan jumlah penumpang kapal), di peroleh nilai koefisien korelasi R sebesar 0,648, ini menunjukkan hubungan antara jumlah

penumpang kapal (variabel tak bebas) dan kapasitas air pdam (variabel bebas) cukup kuat sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,662. Menunjukkan bahwa tingkat keterandalannya cukup tinggi artinya volume arus penumpang di pelabuhan Nusantara Parepare (variabel terikat) memiliki variabelitas sebesar 66,2% , yang mana semakin besar jumlah penumpang di kapal akan memerlukan jumlah kapasitas air PDAM yang besar juga. KESIMPULAN 1.

2.

Aspek kualitas air (bau, rasa dan warna) dari hasil respon penumpang di kapal terhadap kinerja PDAM sudah mencukupi. Untuk kontinuitas dan kuantitas aliran air, para penumpang mengharapkan perlu adanya peningkatan. Hal ini di tunjang dengan sebagian besar 51,5% penumpang kapal menyatakan aliran air PDAM di kapal sering tidak mengalir, ditambah lagi kurang tercukupinya debit untuk penumpang di kapal berhubungan dengan tekanan air yang belum memenuhi syarat. Persepsi pengguna terhadap kinerja PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih di kapal masih perlu ditingkatkan. Penumpang mengharapkan adanya signifikansi antara jumlah pemakaian air bersih di kapal dengan jumlah kapasitas air bersih PDAM, hasil prediksi besaran jumlah penumpang kapal dengan kapasitas air bersih PDAM menunjukkan korelasi yang belum berimbang. Rata-rata 66,2% penumpang kapal membutuhkan distribusi air bersih PDAM yang lebih besar, perlu dilakukan pengkajian ulang mengenai kapasitas ukuran reservoir di kapal apakah masih mampu memenuhi kebutuhan penumpang di kapal sehingga tercapailah keseimbangan antara

12

supplay dan demand. Hasil pengukuran debit dan tekanan menyatakan 58% debit dan tekanan di bawah 10 mka, hal ini ditunjang oleh hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa yang sangat mempengaruhi kepuasan penumpang di kapal adalah tekanan dan kontinuitas (koefisien regresi untuk 2 aspek ini yang paling dominan dan tingkat hubungannya dengan aspek tingkat kepuasan penumpang paling erat disbanding aspek bau, rasa dan warna). Kontinuitas kurang berarti debit yang diterima penumpang juga kurang. DAFTAR PUSTAKA Abubakar, I. Dkk. 1999. Rekayasa Lalu Lintas, Dirjen Bina Sistem Lalu Lintas, Ditjen Perhubungan Laut, Jakarta.

Hobbs,

F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas Air, Gadjah Mada, Universty Press.

Ibnu, Heriyanti, Ir. Dkk,2009. Rekayasa Lingkungan, Jakarta, Universitas Gunadarma Jinca, M. Y. 2003. Perencanaan Transportasi. Pascasarjana Universitas Hasanauddin, Makassar. Kusbiantoro, BS. 1994. Menuju Kota Bebas Transportasi, Artikel Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, Bandung. LPM-ITB. 1996. Perencanaan Transportasi, Modul Pelatihan, ITB Bandung.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

------------. 1997. Perencanaan Sistem Angkutan Umum, Modul Pelatihan, ITB, Bandung. Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Ben Akiva, M and Lerman, S.R. 1985. Discrete Choice Analysis, Theory and Application to Travel Demand. The MIT Press, Canbridge, Mass.

Morlok, E. K. 2007. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Terjemahan oleh J.K. Haimin. Erlangga, Jakarta.

Damanhuri, Enri, 2009. Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian Pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Bandung, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITB Dirjen Perhubungan Darat. 2003. Pedoman Penyusunan Jaringan Trayek Angkutan Laut di Wilayah Perkotaan. Ewing, Reid. 1995. MeasuringTransportation Performance, Transportation Quarterly, Vol. 49.

Nasution, H.N.M. 1996. Manajemen Transportasi. Balai Aksara, Jakarta. Permain, D. and Swanson, J. 1991. Stated Preference Techniques : A Guide ke Practice, Steer Davies and Haque Consuling Graoup, London. Spyros M, dkk. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Binarupa Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung.

13

Sutrisno, Totok dkk, 2008, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka Cipta Z.O. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi II, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin,

Z.O. 2003. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi : Contoh soal dan aplikasi. Edisi II, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin,

Tiro, M. Arif. 2000. Analisis Korelasi dan Regresi. State University of Makassar Press, Makassar. Tiro, M. Arif. 2004. Dengan Data University Of Makassar.

Analisis Regresi Kategori. State Makassar Press,

Tjiptono, Fandi, 2008, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta, Beta Offset. Triatmojo, Bambang, 2009, Hidraulika II, Yogyakarta, Beta Offset. Unit

Pengembangan Transportasi dan Logistik. 2003. Jurnal Transportasi Dan Logistik. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Warpani, S. 1990. Merencanakan Perangkutan, ITB, Bandung.

Sistem

14