BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Sebagian besar Salmonella sp merupakan mikrobia patogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut dengan Salmonellosis. Habitat alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakan media perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Sampai saat ini kasus dimana bahan pangan, seperti daging (sapi, babi, domba, ayam, kalkun, bebek), telur dan susu, diidentifikasikan sebagai ajang penyebaran penyakit dari Salmonella sp. Menurut Leonard (2005) sejak tahun 1970-an hingga 1980-an di California, dilaporkan telah terjadi wabah yang disebabkan oleh Salmonella dublin yang mengkontaminasi susu mentah. Pada tahun 1971-1975 telah terjadi infeksi Salmonella dublin yang hadir dalam susu mentah dari perusahaan susu di California. Hasil penelitian menunjukkan Salmonella dublin mengkontaminasi susu mentah karena kontak langsung dengan lingkungan luar (Werner et al, 1979). Pada tahun 1982, salmonellosis yang terjadi di Ontario (Kanada) disebabkan karena terjadinya kontaminasi Salmonella muenster pada keju cheddar yang terbuat dari susu mentah. Sumber dari kontaminasi tersebut berasal dari sebuah peternakan yang mempunyai seekor sapi dengan kandungan Salmonella di dalam susunya sekitar 200 CFU/ml. Wabah salmonellosis yang kedua di Kanada
1
pada bulan Maret – Juli 1984 dikarenakan konsumsi keju cheddar oleh penduduk, dan lebih dari 2.700 penduduk terinfeksi Salmonella typhimurium (Modi et al, 2001) Tahun 1984 di Canada dan tahun 1985 di Chicago dilaporkan Salmonella typhimurium telah mengkontaminasi susu dan produk susu. Tercatat 16.000 produk susu terkontaminasi S. typhimurium yang menyebabkan terjadinya Salmonellosis di Chicago (Mazurek et al, 2003). Hal yang sama terjadi pula pada tahun 1998 di China. Dilaporkan terjadinya 39 kasus yang disebabkan karena mengkonsumsi keju dari susu yang belum dipasteurisasi (Leonard, 2005). Menurut Steinhart (1996) di Switzerland pada tahun 1992, Salmonella brandenburg dinyatakan sebagai penyebab Salmonellosis. Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi kasus perjangkitan penyakit yang disebabkan oleh serotype dari Salmonella sp. Bulan Desember 2002 di Ohio (Kolumbia) oleh Departemen Kesehatan Ohio melaporkan bahwa beberapa anak terinfeksi Salmonella yang disebabkan karena meminum susu mentah dari perusahan susu (Mazurek et al, 2003). Tahun 2002, WHO mencatat adanya 76 juta kasus yang disebabkan oleh bakteri patogen, salah satunya Salmonella yang menyebabkan kematian hingga 5.000 orang meninggal/tahun (Budiarso, 2006). Di Indonesia outbreak yang disebabkan oleh Salmonella sp belum dilaporkan secara terperinci. Di negara-negara maju dengan sanitasi lingkungan lebih baik masih sering ditemukan wabah yang disebabkan oleh Salmonella sp, khususnya akibat mengkonsumsi susu dan produk susu.
2
Susu sapi merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia, baik dalam bentuk susu segar maupun yang sudah diproses oleh pabrik. Susu sapi mentah berpotensi untuk terkontaminasi oleh Salmonella sp. Terjadinya kontaminasinya susu biasanya berasal dari ambing, permukaan tubuh hewan, sanitasi kandang, alat yang digunakan, air pencucian, dan juga dari makanan hewan. Kandungan nutrisi susu yang kompleks sangat mendukung berkembangnya bakteri kontaminan seperti Salmonella sp (Ray, 1996). Adanya bahaya kontaminasi Salmonella sp pada susu sapi mentah di Indonesia belum pernah dilaporkan sebelumnya. Sanitasi yang buruk di lingkungan ternak dan buruknya penanganan pada saat pemerahan susu sangat memungkinkan susu mentah terkontaminasi Salmonella. Hal tersebut mendorong penulis melakukan penelitian untuk mendeteksi Salmonella sp pada susu sapi mentah.
B. Perumusan Masalah Bakteri Salmonella sp hidup dalam saluran intestinal dan keluar melalui feses. Feses dapat secara langsung kontak dengan ambing, permukaan tubuh hewan, alat yang digunakan, air pencucian, dan kontak dengan tangan pekerja. Kotoran atau feses dapat melekat pada tubuh sapi terutama pada daerah yang sulit untuk dibersihkan seperti pada daerah lipatan paha sampai pada bagian belakang tubuh, ekor, ambing dan puting. Faktor-faktor di atas sangat memungkinkan adanya kontaminasi Salmonella sp pada susu sapi mentah.
3
C. Batasan Masalah Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat cemaran Salmonella sp berdasarkan jumlah sampel yang diujijkan dalam penelitian dan berdasarkan jumlah atau persen koloni biru terang adalah positif Salmonella sp. Jumlah sampel susu sapi mentah diambil dari 3 lokasi yaitu di koperasi Warga Mulyo, peternakan UGM dan koperasi Lempuyangan. Pada masing-masing lokasi diambil 5 sampel, sehingga total berjumlah 15 sampel. Kelima belas sampel diharapkan mewakili gambaran keberadaan Salmonella sp pada susu sapi mentah yang ada di wilayah Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeteksi adanya Salmonella sp pada susu sapi mentah melalui isolasi dan identifikasi. 2. Untuk mengetahui tingkat cemaran Salmonella sp pada susu sapi mentah.
4
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dengan dideteksinya Salmonella sp pada susu sapi mentah akan memberikan informasi tingkat cemaran Salmonella sp dan keamanan susu sapi mentah secara mikrobiologis di Yogyakarta. Teknik isolasi yang digunakan dalam penelitian ini akan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk mengetahui keberadaan Salmonella sp pada susu sapi mentah pada umumnya dan juga diperoleh isolat lokal Salmonella pada susu sapi mentah, dapat diteliti lebih lanjut tentang sifat-sifat dan patogenitasnya pada manusia. Peternakan dapat mengembangkan teknik pemerahan dan sanitasi yang baik. Sedangkan bagi pedagang dan konsumen susu akan dapat mengembangkan teknik pengolahan susu yang baik.
5