1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian

Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskript...

2 downloads 763 Views 358KB Size
1

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran serta peristiwa yang akan terjadi (Antara, 2008). Tujuan dari suatu penelitian deskriptif adalah untuk membuat eksploratif gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara berbagai gejala yang akan diteliti. Berdasarkan pemikiran tersebut dan dengan menggunakan metode observasi langsung, panduan wawancara, melakukan wawancara mendalam dan studi dokumen, dibuat deskripsi apa yang terjadi dan berusaha mendapatkan fakta yang terkait dengan strategi pengembangan daerah tujuan wisata (Antara, 2008).

3.2 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan berlokasi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan dengan alasan bahwa Desa Pelaga memiliki keunikan dan juga perbedaan dari pada Desa yang lain di Bali.

2

Desa Pelaga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik wisatawan nusantara maupun asing. Lokasi Desa Pelaga secara geografis dapat dilihat dalam Gambar 3.1.

3

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Desa Pelaga) Sumber: Monografi Desa Pelaga,2009

4

3.3

Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian di daerah tujuan

wisata Desa Pelaga ini secara mendalam dijabarkan sebagai berikut.

3.3.1 Jenis Data Jenis Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka-angka, melainkan dalam bentuk deskripsi berupa berbagai keterangan menyangkut hal-hal yang bertalian dengan materi penelitian ini seperti misalnya, menyangkut potensi yang dimiliki Desa Pelaga, sistem pengelolaannya, dan seterusnya. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka yang dapat dihitung, antara lain seperti data yang menyangkut jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata, jumlah Biro Perjalanan yang menjual paket wisata, lama tinggal wisatawan, hal-hal yang menarik bagi wisatawan, jumlah penduduk dan lain-lain (Antara, 2008).

3.3.2 Sumber Data Sumber data yang di pakai dalam penelitian ini adalah bersumber dari data primer dan data sekunder sebagai berikut.

5

1.

Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dari lokasi penelitian baik berupa hasil observasi maupun dengan memberikan daftar pertanyaan berupa kuesioner dan wawancara mendalam dengan aparat pemerintah, ahli pariwisata, industri pariwisata, tokoh masyarakat, dan wisatawan tentang hal yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata Desa Pelaga.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari sumber langsung tetapi data yang telah dikumpulkan oleh orang atau instansi lain. Instansi yang dimaksud adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Kantor Camat Petang, Kantor Desa pelaga dan lembaga-lembaga lainnya. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan (1) Atraksi Wisata, yakni semua data yang berkaitan dengan potensi alam di Desa Pelaga, seperti atraksi yang bisa berwujud pemandangan alam, yang termasuk didalamnya Air Terjun dan lain sebagainya. (2) Aksesibilitas yaitu data yang berkaitan dengan aksesibilitas ke Desa Wisata Pelaga,seperti kemudahan yang dimiliki untuk menjangkau atau menuju ke Desa Pelaga. (3) Kondisi desa atau wilayah penelitian dapat berupa, jumlah penduduk, karakteristik, luas wilayah, mata pencaharian penduduknya. (4) Amenitas adalah data-data yang berupa fasilitas dan infrastruktur yang ada seperti : Akomodasi, Rumah makan /restaurant, Kios/toko cinderamata, WC umum, listrik, air bersih, telpon dan fasilitas komunikasi lainnya. (5) Kebijakan pemerintah berupa perundang-

6

undangan tentang kepariwisataaan pada desa ini, dan organisasi yang berkaitan dengan pengelolaan desa, disamping factor-faktor pelengkap sebagai penunjang atau tambahan (Ancillary) yang membantu pengembangan Desa Pelaga.

3.4 Instrumen Penelitian Untuk membantu mendapatkan data yang akurat, diperlukan instrumen penelitian berupa alat bantu daftar pertanyaan dan angket. Angket dengan jenis pertanyaan tertutup sudah menyediakan jawaban sehingga responden hanya menjawab dengan cara melingkari (O), mencentang (V), dan menyilang (X) atau memindahkan jawaban yang mereka paling benar (tepat) dalam kontak jawaban yang telah di sediakan. (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:88 dalam Saragih (2009:32). Instrumen lain berupa kamera digital dan tape recorder untuk merekam gambar dan suara dari responden, serta pedoman wawancara (interview guideline) dipergunakan untuk mengumpulkan data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan mampu menjawab permasalahan secara objektif, maka digunakan beberapa teknik yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang ada. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam (interview), dan dokumentasi.

cara

7

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang potensi yang dimiliki oleh Desa Pelaga. Untuk mengetahui secara langsung mengenai lingkungan internal yang menguraikan tentang kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yang berupa peluang dan ancaman dari komponen “4A” yang dimaksud. Dalam penelitian di Desa Pelaga ini menggunakan pengamatan langsung yaitu mengumpulkan data dengan berpedoman pada panduan observasi yang disediakan dan secara langsung melihat lingkungan subjek secara sistematis sehingga akan tercipta suatu interaksi sosial antara peneliti dengan masyarakat Desa Pelaga yang sedang melaksanakan aktifitasnya sehari-hari dengan menggunakan alat bantu berupa camera dan tape recorder. 2. Wawancara mendalam (depth interview), yaitu memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara bertatap muka dengan informan yang mengetahui betul pengembangan Desa Pelaga dan sekitarnya. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara mendalam dan berstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebagai instrumen. Kemudian dari hasil wawancara itu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan lain untuk menggali informasi yang sedalam-dalamnya sehingga data atau informasi

yang

diperoleh

lengkap

serta

tingkat

validitasnya

dapat

dipertanggungjawabkan. Teknik wawancara ini sangat penting untuk

8

mendukung data yang didapat dari observasi, karena tidak semua data yang berkaitan dengan komponen “4A” sebagai faktor yang dikategorikan sebagai faktor penghambat perkembangannya Desa Pelaga sebagai pariwisata alternatif dapat diperoleh dari pengamatan. Dalam wawancara dengan responden berjumlah 30 orang, dengan ketentuan untuk 20 orang secara sengaja dipilih sebagai informant kunci yang mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Desa Pelaga di Kabupaten Badung seperti aparat desa, aparat pemerintah, pelaku pariwisata, tokoh-tokoh masyarakat dan 10 orang lagi wisatawan dan pengunjung sehingga didapat jawaban untuk menentukan Strategi umum dan unsur-unsur SWOT sehingga dapat dirumuskan

strategi

alternatif

beserta

program-programnya

dalam

pengembangan Desa Pelaga di Kabupaten Badung sebagai Daya Tarik Wisata. 3. Dokumentasi dengan mengambil gambar/foto-foto mengenai kondisi alam dan lingkungan sekitar Desa Pelaga.

3.6 Teknik Pengambilan Sample Dalam pengumpulan data, teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dan purposive Sampling yang tergolong dalam Non Probability. Untuk penentuan besarnya sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, memang tidak ada aturan yang tegas berapa sampel yang seharusnya diambil dari populasi yang ada (Suratno: 1999:105), tetapi berpedoman dari apa yang diungkapkan oleh Antara

9

(2004:43), besarnya sampel yang dianggap mewakili dalam penelitian dapat dilakukan dengan teknik Probability sampling dan Non Probability Sampling, maka besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 Orang dengan ketentuan 20 Orang responden dipilih secara purposive yakni dengan sengaja menunjuk orang-orang yang dianggap memahami kondisi internal dan eksternal dari komponen “4A” terutama dalam memberi rating atau penilaian terhadap faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman tentang pengembangan Desa Pelaga ditinjau dari konsep “4A” dengan melibatkan aparat Desa Pelaga, tokoh-tokoh masyarakat seperti: 1. Kepala Desa Pelaga Kabupaten Badung berjumlah 1 orang 2. Kepala Dusun atau Kelian Banjar yang ada di Desa Pelaga berjumlah 8 orang 3. Wakil Kepala Urusan Hubungan Kemasyarakatan SMKN1 Petang berjumlah 1 orang. 4. Guide lokal Ekowisata Kiadan berjumlah 2 orang. 5. Ketua Karang Taruna Desa Pelaga berjumlah 1 orang. 6. Tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Badung yang berasal dari Desa Pelaga berjumlah 1 orang. 7. Masyarakat intelektual yang memahami betul kondisi internal dan eksternal Desa Pelaga berjumlah 2 orang. 8. Ketua pengelola salah satu objek wisata yang ada di Desa Pelaga berjumlah 1 orang.

10

Disamping pihak-pihak yang mengetahui faktor internal juga tidak terlepas dari pihak-pihak terkait yang berkepentingan dan memiliki kompetensi dibidang pengembangan pariwisata seperti aparat pemerintah dan pelaku pariwisata yaitu : 1. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Kadisparda ) Kabupaten Badung berjumlah 1 orang. 2. Camat Petang berjumlah 1 orang. 3. Guide Travel Agent yang membawa wisatawan ke Desa Pelaga sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk mengetahui pendapat wisatawan dan pengunjung mengenai Desa Pelaga sebagai daya tarik wisata menggunakan teknik Accidental Sampling berjumlah 10 orang dan hasilnya dapat menentukan jenis komponen “ 4 A “ serta Strategi pengembangan Desa Pelaga ke depannya.

3.7. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan alat analisis SWOT yang merupakan analisis kualitatif yang dilaksanakan dengan mengkaji faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal dalam hal ini adalah Strength (kekuatan atau potensi) dan Weakness (kelemahan atau kendala). Faktor eksternal terdiri dari Opportunity (peluang) dan Threat ( ancaman).

11

Analisis SWOT digunakan untuk memperoleh pandangan dasar mengenai Strategi yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini pengkajian tentang upaya-upaya apa saja yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam pengelolaan dan pengembangan DTW Desa Pelaga. Menurut Rangkuti (2008 :19), kinerja perusahaan ataupun organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Kombinasi faktor internal dengan faktor eksternal yaitu : 1. Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan pemikiran objek, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST (Strengths Threats) Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi WO ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

12

4. Strategi WT (Weaknesses Threats) Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Tabel 3.1. Matrik SWOT Internal

○ Strengths (S)

○ Weaknesses (W)

• Tentukan faktor-faktor Eksternal

kekuatan internal

○ Opportunities (O) • Tentukan faktorfaktor

• Tentukan faktor-faktor

peluang

eksternal

kelemahan internal

○ Strategi S-O

○ Strategi W-O

• Ciptakan strategi yang



menggunakan kekuatan

yang untuk

• Tentukan faktor-

○ Strategi W-T

• Ciptakan strategi yang menggunakan

eksternal

kekuatan

untuk

memanfaatkan peluang

peluang ○ Strategi S-T

faktor ancaman

strategi

meminimalkan

kelemahan

memanfaatkan ○ Threats (T)

Ciptakan

• Ciptakan

strategi

meminimalkan untuk

mengatasi ancaman

kelemahan

dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti, (2008:31). 3.8. Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian hasil analisis data dilakukan secara informal (dalam bentuk naratif) dan formal (dalam bentuk tabel). Penyajian data dalam bentuk naratif untuk menjabarkan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata serta potensi yang ada sehingga di peroleh suatu gambaran lengkap dari permasalahan yang dibahas. Penyajian formal dilakukan untuk mendeskripsikan strategi pengembangan Desa

13

Pelaga dan sekitarnya sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini akan mempergunakan analisis berupa analisis SWOT dengan menggunakan diagram dan strategi alternatif akan diperoleh berdasarkan pada matrik SWOT.