1 PENERAPAN MEDIA PUZZLE PICTURE

Download Keywords: Puzzle Picture Medium, Speech. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan dan hasil penerapan media Puzzl...

0 downloads 634 Views 65KB Size
PENERAPAN MEDIA PUZZLE PICTURE PADA KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 TUMPANG

Ungki Dwi Cahyo Universitas Negeri Malang Pembimbing : 1. Desti Nur Aini S.S., M.Pd. 2. M. Kharis S.Pd.,M.Hum E-mail : [email protected] Abstract : This research aims to describe the implementation of Puzzle Picture medium to XI IPA 2 pupils’ speech in SMA Negeri 1 Tumpang as well as its results. Puzzle Picture medium is the medium consisting of six pictures cutting into some parts so it becomes a puzzle. The research is the descriptive one and using a qualitative approach. The data taken are based on observation and questionnaire sheets, while the data sources are 38 pupils of XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang. It could be inferred from the observation and questionnaire sheets that the results of learning which employ Puzzle Picture medium are able to assist the pupils in learning German. There are 21% of total number of the pupils does not reach the minimum passing standards out since their speech deficiency. The pupils are more daring to speak in the assistance of Puzzle Picture medium Keywords: Puzzle Picture Medium, Speech Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan dan hasil penerapan media Puzzle Picture pada kemampuan berbicara siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang. Media Puzzle Picture merupakan salah satu media pembelajaran yang berisi enam gambar yang dipotong menjadi beberapa bagian, sehingga menjadi puzzle.Penelitian menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data yang diambil untuk penelitian ini berdasarkan pada lembar observasi dan angket. Sedangkan sumber data yang diambil yaitu 38 Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang.Dari hasil observasi dan angket dapat diketahui bahwa hasil dari pembelajaran dengan menerapkan media Puzzle Picture dapat membantu siswa dalam mempelajari bahasa Jerman. Terdapat 21% siswa yang nilainya kurang memenuhi standar kelulusan minimal, karena kemampuan berbicara siswa yang masih kurang. Para siswa menjadi lebih aktiv berbicara dengan adanya penerapan media Puzzle Picture. Kata kunci : Media Puzzle Picture, Kemampuan Berbicara

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi manusia dalam pembelajaran. Selain itu, bahasa juga memiliki peranan yang vital, yaitu sebagai alat komunikasi yang lebih spesifik pada setiap individu untuk saling mengungkapkan ide, bertanya, menjawab, berpendapat, dan lain-lain. Oleh karena itu bahasa harus bisa dipelajari dan dikuasai dalam pembelajaran, agar manusia saling memahami persepsi satu sama lain. Dalam bidang pendidikan, khususnya di SMA, bahasa Jerman sebagai bahasa asing mulai di pelajari. Cukup banyak SMA yang membuka program khusus untuk pembelajaran bahasa asing. Bahasa yang diajarkan pun sangat beragam. Selain bahasa Inggris, ada juga bahasa Jerman, Jepang, Mandarin dan bahasa asing lain. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran bahasa sangat penting dalam pembelajaran. 1

Pada masa ini, terdapat banyak SMA yang mengalami masalah dalam pembelajaran bahasa Jerman. Para siswa dituntut agar bisa menguasai pembelajaran bahasa dengan baik. Umumnya siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila proses belajar mengajar bahasa Jerman bervariasi dan menyenangkan. Tetapi para pengajar hanya memberikan sedikit variasi terhadap media pembelajaran. Para siswa pun menjadi bosan mengikuti proses pembelajaran. Dan apabila permasalahan ini dibiarkan, maka akan berdampak pada prestasi siswa yang terus menurun. Media Puzzle Picture merupakan media yang bisa dijadikan salah satu acuan bagi pengajar sebagai variasi dalam proses belajar mengajar. Media ini bisa diterapkan untuk mengasah kemampuan berbicara pada siswa SMA karena di dalamnya terdapat gambar dimana para siswa harus menceritakan gambar tersebut secara lisan. SMA Negeri 1 Tumpang adalah SMA negeri di kabupaten Malang yang memiliki mata pelajaran bahasa asing, yaitu bahasa Jerman. Bahasa Jerman yang diajarkan di sekolah ini berawal di kelas XI BAHASA dan keterampilan. Sarana dan prasarana di SMA ini juga cukup memadai. Namun kendala yang di hadapi adalah pengajar Bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Tumpang ini terbatas hanya satu orang. Selain itu, terbatasnya guru dalam memberikan media pembelajaran, membuat kurang adanya variasi pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggunakan media Puzzle Picture sebagai salah satu variasi dalam pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Tumpang yang memfokuskan pada kemampuan berbicara. Media merupakan kata yang tidak asing lagi pada pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin ‘medium’ yang mempunyai arti sebagai sesuatu yang membawa informasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian media secara garis besar adalah suatu alat yang menghubungkan antara pengirim maupun penerima pesan untuk memudahkan dalam memahami suatu konsep. Media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran. Di samping itu media juga merupakan bahan ajar yang diberikan pada siswa untuk memahami inti dari pembelajaran. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986:36). Media Puzzle Picture merupakan media visual berupa gambar utuh yang dipotong menjadi beberapa bagian. Media ini merupakan salah satu bahan ajar untuk melatih keterampilan berbicara pada siswa. Media ini berukuran sedang antara 20x30 cm atau sesuai dengan keinginan pengajar. (Mediadidik.blogspot.com:13 Mei 2012) menyatakan bahwa manfaat yang di dapat dari pembelajaran yang menggunakan media Puzzle yaitu (1) meningkatkan keterampilan kognitif, (2) meningkatkan keterampilan motorik halus, dan (3) meningkatkan keterampilan sosial. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Jerman merupakan salah satu bidang pelajaran bahasa yang di gemari di SMA. Di antara bahasa-bahasa asing lain, bahasa Jerman juga banyak mendapat perhatian dari para siswa. Standar yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Jerman adalah Gemeinsamer Europäischer Referenzrahmen (GER). Berdasarkan GER, kemampuan bahasa Jerman di bedakan dengan menggunakan Niveau/level. Glaboniat (2005:53) mengemukakan pembagian Niveau menjadi enam kelompok, yaitu level A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. 2

Sedangkan pembelajaran bahasa Jerman di SMA hanya sampai level A1 saja. Pada tingkat ini, siswa diharapkan memiliki tiga kemampuan, yaitu (a) memahami dan menggunakan ungkapan-ungkapan dan kalimat sederhana yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan, (b) memperkenalkan diri sendiri dan orang lain serta mengajukan pertanyaan seputar identitas diri dan (c) memahami dengan cara yang sederhana ketika lawan bicara berkomunikasi dengan pelan dan jelas. Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen pada keterampilan berbahasa. Dalam Kamus Linguistik yang dinyatakan oleh Kridalaksana (2001), berbicara adalah perbuatan menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi sebagai salah satu keterampilan dasar dalam berbahasa. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis dari penelitian ini yaitu bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan penerapan media Puzzle Picture pada keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang. Kehadiran peneliti dilapangan pada saat penelitian sangat mutlak diperlukan, karena peneliti bertindak langsung mengamati penelitian dan menjadi pengumpul data dan pelapor dari hasil penelitian. Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian terhadap media Puzzle Picture ini adalah SMA Negeri 1 Tumpang. Sekolah ini terletak di Jalan Kamboja no. 10. Data yang diambil pada saat penelitian yaitu melalui observasi dan lembar angket tertutup yang nantinya diisikan oleh siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang. Menurut Arikunto (2002:107), sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data yang diambil pada penelitian ini adalah 38 Siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang tahun ajaran 2011/2012. HASIL Pembelajaran di SMA Negeri 1 Tumpang dengan menggunakan media Puzzle Picture dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2012 dan Senin, tanggal 28 Mei 2012. Proses pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle Picture berlangsung selama 90 menit, mulai pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB. Siswa yang mengikuti kelas berjumlah 38 siswa. Pada saat itu juga penerapan media Puzzle Picture mulai di terapkan oleh siswa. Mereka mencari pasangan dari potongan gambar yang mereka peroleh sebelumnya. Dan pada akhirnya terbentuk menjadi enam kelompok. Selama proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa terlihat sangat aktif dan bersemangat berbicara bahasa Jerman, meskipun ada beberapa siswa yang ribut dengan temannya. Pada saat siswa berbicara di depan kelas dengan menggunakan media Puzzle Picture ini, mereka sangat senang. Mereka saling bertanya secara bergantian dengan menggunakan kalimat Akkusativ. Contohnya seorang siswa bertanya “ Hast du einen Kuli?” dan siswa lain menjawab “Ja, ich habe einen Kuli.”

3

Setelah penerapan media Puzzle Picture berakhir, peneliti memberikan refleksi berupa pertanyaan tentang apa saja yang telah dipelajari siswa dengan menggunakan media Puzzle Picture. Sebagian besar siswa sangat bersemangat dan aktif menyimpulkan hasil belajar dengan baik. Siswa menyimpulkan bahwa mereka telah mengerti bagaimana cara membuat kalimat dalam bentuk Akkusativ. Peneliti mendapatkan nilai dari proses pembelajaran siswa kelas XI IPA 2 dengan menggunakan media Puzzle Picture. Penilaian keterampilan berbicara pada media Puzzle Picture berdasarkan pada tiga aspek yaitu (1) kelancaran berbicara, (2) penggunaan gramatika dalam kalimat, dan (3) penggunaan media Puzzle Picture pada saat berbicara. . Tabel berikut merupakan data hasil nilai siswa dengan menggunakan media Puzzle Picture pada kemampuan berbicara. No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

Nama Siswa AU AHM DKA DWA FSD FJR FS FLI FRS HHW HF IAP IF INT IP MIC MSP MDS MUA NAA NK NA N PP PNA RS RDP RWS RPU

Aspek Penilaian I II III 75 70 90 75 75 90 75 70 90 70 70 80 70 70 90 65 65 70 80 70 90 70 75 90 80 75 90 70 70 80 70 70 90 70 75 85 80 85 90 65 65 75 80 75 85 70 70 80 80 85 90 75 75 80 80 85 90 70 70 85 75 75 85 75 70 80 75 75 90 70 75 80 75 70 90 70 75 90 80 70 90 70 75 85 65 65 80

4

Total 235 240 240 220 230 200 240 235 245 220 230 230 255 205 240 220 255 230 255 225 235 225 240 225 235 235 240 230 210

Nilai 78 80 80 73 77 67 80 78 82 73 77 77 85 68 80 73 85 77 85 75 78 75 80 75 78 78 80 77 70

30. RLS 31. RE 32. RZP 33. SM 34. SZW 35. SB 36. S 37. WAP 38. WIR Rata-rata nilai kelas

70 70 70 70 70 70 65 70 70

70 70 70 70 75 70 70 75 75

75 85 80 85 85 85 70 85 85

215 225 220 230 230 225 205 230 230

72 75 73 75 77 75 68 77 77 76,6

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai siswa yang tertinggi yaitu 85 dan nilai terendah adalah 67. SKM Bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Tumpang ini yaitu 75. Jumlah siswa yang memenuhi standar kelulusan minimal yaitu 30 siswa, dan 8 siswa tidak memenuhi standar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 2 pada tema Schule telah memenuhi standar kelulusan minimal. Peneliti juga menggunakan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media Puzzle Picture. Angket diberikan pada masingmasing siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Angket yang diberikan merupakan angket tertutup yang berisi delapan butir pertanyaan.

No 1 2 3 4 5 6

7 8

Pernyataan Anda merasa senang mengikuti PBM Bahasa Jerman dengan menggunakan media Puzzle Picture. Media Puzzle Picture mudah digunakan. Pemilihan media Puzzle Picture sesuai untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman. Media Puzzle Picture membuat Anda bersemangat dalam belajar bahasa Jerman. Media Puzzle Picture dapat membantu Anda dalam berbicara bahasa Jerman. Anda lebih berani berbicara bahasa Jerman pada tema Sekolah (Schüle)setelah menggunakan media Puzzle Picture. Puzzle Picture dapat menambah kosakata bahasa Jerman Anda. Penggunaan media Puzzle Picture dalam pembelajaran bahasa Jerman perlu dikembangkan.

5

Opsi Jawaban SS S KS TS 13 21 15 11

17 21

2 2

-

11

17

5

-

7

24

3

-

4

20

9

1

11

21

2

-

14

13

6

1

Data hasil observasi juga membantu peneliti untuk mengetahui penerapan media Puzzle Picture. Pengisian lembar observasi dilakukan observer pada saat proses pembelajaran menggunakan media Puzzle Picture. Tabel berikut merupakan hasil observasi selama proses pembelajaran di kelas XI IPA 2 dengan menggunakan media Puzzle Picture. No 1 2 3

4

5

6 7 8

9

10

11

Indikator/Aspek yang diamati Kegiatan Awal Situasi kelas nyaman dan kondusif. Siswa bersemangat mengikuti apersepsi. Siswa memperhatikan dengan baik saat pengajar menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan pengajar tentang langkahlangkah penggunaan media Puzzle picture. Siswa memperhatikan saat guru memberikan contoh penggunaan media Puzzle picture. Siswa bertanya apabila ada hal yang kurang jelas atau tidak dimengerti. Siswa memahami petunjuk penggunaan media Puzzle picture. Siswa aktif berbicara dalam bahasa Jerman dengan menggunakan media Puzzle picture. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle picture berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Penutup Siswa mampu menyimpulkan hasil belajar.

Keterangan:

1 = Kurang Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik

6

1

2

3

4

√ √ √





√ √ √







PEMBAHASAN Berdasarkan pada penelitian dengan menerapkan media Puzzle Picture, peneliti mendapati beberapa temuan pada penelitian tersebut. Temuan yang pertama yaitu dengan adanya penerapan media Puzzle Picture, siswa menjadi sangat kompak dalam bekerja sama dengan kelompok. Selain itu media Puzzle Picture juga merupakan sebuah media yang membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Hal ini dapat dibuktikan pada saat media Puzzle Picture diterapkan di kelas XI IPA 2, siswa menjadi lebih aktif untuk berbicara dalam bahasa Jerman. Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle Picture siswa terlihat sangat tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Para siswa sangat antusias untuk berbicara dengan menggunakan media Puzzle Picture tersebut. Media ini merupakan sebuah media yang didalamnya berisi enam gambar dan mempunyai tema Schule. Selain itu gambar dari media Puzzle Picture bervariasi, sehingga membuat para siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini didukung oleh pernyataan Sudjana dan Rivai (2002:2) yang mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar peserta didik, yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (2) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami peserta didik dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (4) peserta didik lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Dengan adanya penerapan media ini para siswa lebih berani untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman, karena didalam media tersebut para siswa dianjurkan untuk lebih aktif berbicara. Media tersebut merupakan media yang berisi beberapa gambar yang sangat menarik. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Hamalik (1986:36-37) yang mengemukakan bahwa nilai media gambar dalam pendidikan adalah (1) gambar bersifat konkret. Melalui gambar, para siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas, (2) gambar mengatasi batas waktu dan ruang, (3) gambar mengatasi kekurangan panca indera manusia, (4) gambar dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, (5) gambar mudah didapat dan murah, dan (6) gambar mudah digunakan, baik untuk perorangan maupun kelompok siswa. Keberanian siswa untuk berbicara dalam bahasa Jerman diperkuat oleh hasil angket yang disebar oleh peneliti pada siswa. Hasil angket pada butir keenam menjelaskan bahwa lebih dari separuh siswa menyatakan bahwa mereka setuju untuk lebih berani berbicara bahasa Jerman pada temaSekolah (Schule) setelah menggunakan media Puzzle Picture. Sedangkan hanya sedikit siswa yang menyatakan tidak setuju pada poin keenam angket tersebut. Data dari hasil penilaian kemampuan berbicara siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang juga diketahui sebanyak 79% siswa memenuhi standar kelulusan

7

minimal, dan 21% siswa tidak memenuhi standar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 2 pada tema Schule telah memenuhi standar kelulusan minimal. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan media Puzzle Picture pada keterampilan berbicara kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang berjalan dengan baik. Keinginan siswa kelas XI IPA 2 untuk mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman sangat terlihat dan mereka tertarik dengan adanya penerapan media Puzzle Picture. Proses pembelajaran sendiri berjalan dengan baik dan sangat lancar. Para siswa sangat antusias dan lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain itu penerapan dari media Puzzle Picture membuat siswa aktif berbicara bahasa Jerman. Kelancaran penelitian diperoleh dari rancangan-rancangan penelitian sebelumnya yang sudah direncanakan. Saran 1. Bagi Guru Apabila guru akan menggunakan media Puzzle picture, akan lebih baik jika menyiapkan rancangan berupa penambahan kosakata yang akan digunakan sebagai materi. Apabila materi sudah di rancang, maka guru tidak akan kesulitan pada saat proses pembelajaran. Dan pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan media Puzzle Picture hendaknya guru berkeliling di kelas untuk mengawasi siswa agar tidak ramai dalam kelas. Selain itu, guru hendaknya juga mengawasi siswa pada saat menggunakan media Puzzle Picture karena media ini mudah sobek. 2. Bagi peneliti selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan media Puzzle Picture disarankan agar menggunakan gambar dengan tema yang lain. Hal ini dimaksudkan agar gambar dari media Puzzle Picture bervariasi dan lebih menyenangkan, sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat untuk menggunakan media tersebut. Media ini kiranya perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Pembelajaran yang inovatif dan kreatif akan mendukung keberhasilan siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

8

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rhineka cipta Glaboniat. Müller. Rusch. Schmitz. 2005. Profile Deutsch. Berlin und München: Langenscheidt KG Hamalik, Oemar. 1986. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT GramediaPustaka Pratiwi, Karlina Dian Nita.2010. Media Kartu Mein Schönstes Deutsches Wort dalam Pembelajaran Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman di SMA Negeri 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Sudjana, Nana & Ahmad Rivai 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

9