1 PENGARUH BIAYA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Download social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan perbankan, .... Perusahaan minimalis merupakan perusahaan yang memiliki profit dan...

0 downloads 383 Views 363KB Size
PENGARUH BIAYA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS

Ignatia Linda Pratiwi Paskah Ika Nugroho Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

BIODATA PENULIS Ignatia Linda Pratiwi adalah alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Prodi Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Paskah Ika Nugroho merupakan pengajar di Prodi Akuntansi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada tahun 2011 beliau mendapat gelar CMA dari Institute of Certified Management Accountants Australia dan pada tahun 2013 mendapat sebutan CPSAK dari Ikatan Akuntan Indonesia. Saat ini beliau menjabat sebagai Head of Center for Accounting Research and Development (CARD) di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

1

PENGARUH BIAYA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS

ABSTRACT Corporate Social Responsibility (CSR) is one of concern for the environment of a company. Currently CSR aims to maximize profits but also are required to better accommodate the needs of the community and its stakeholders. This study was conducted to provide empirical evidence of the influence of CSR in the form of employee welfare costs on profitability. This research samples using 27 banking companies listed on the Stock Exchange in the period 2011-2012. The data used are the financial statements issued by the company each year. The sampling technique using purposive sampling method. This study uses a simple regression analysis. The results of this study indicate that during the period 2011-2012, the cost of employee benefits has significant positive effect on ROA. Keywords : CSR, employee welfare costs, profitability (ROA)

PENDAHULUAN Peranan CSR bagi perusahaan menurut Daniri (2008) adalah keberadaan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan mendapatkan citra (image) positif dari masyarakat luas, mempertahankan SDM berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko serta memperoleh akses modal. Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya dinilai dari kinerja finansialnya saja tetapi juga dinilai dari kinerja sosial perusahaan (corporate sosial performance), yaitu bagaimana perusahaan tidak hanya

memuaskan para pemilik modal tetapi juga harus memuaskan seluruh

stakeholdernya, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mulai munculnya pandangan bahwa perusahaan harus melaksanakan aktivitas sosial, disamping aktivitas operasionalnya (Budiarsi, 2005).

2

Norhadi (2011) menyatakan, orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi (economic orientation) semata, kearah kesinambungan lingkungan dan masyarakat (community) dengan memperhitungkan dampak sosial (stakeholder orientation). Terjadinya pergeseran orientasi di dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholders telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan (Danu, 2011) Pemahaman CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan

juga memberikan

kesejahteraan

kepada

orang

lain

(people)

dan

menjamin keberlangsungan hidup bumi (planet) (Nugroho, 2007). Kelompok biaya sosial dan media pengungkapan yang paling banyak dipilih perusahaan adalah penyajian biaya lingkungan di dalam prospektus, biaya kesejahteraan pegawai yang disajikan didalam catatan atas laporan keuangan, biaya untuk masyarakat disekitar perusahaan yang disajikan didalam laporan tahunan, biaya pemantuan produk yang disajikan didalam catatan atas laporan keuangan (Sueb,2011). Biaya-biaya sosial

sebagai

wujud pelaksanaan CSR perusahaan dikaitkan

dengan profitabilitas perusahaan, terutama pada return yang akan diterima perusahaan. Namun jika perusahaan mengeluarkan baynyak biaya, maka hal ini akan mempengaruhi profit perusahaan yang akan menurun (Sueb,2011). Yuniarsih dan Gede (2007) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan, untuk CSR sebagai variable pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan ROA dan nilai perusahaan. Penelitian Nistantya (2010) mengenai pengaruh corporate

3

social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan perbankan, menemukan hasil bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nistantya (2010) yaitu samasama meneliti perusahaan perbankan namun penelitian ini dilakukan dengan sampel yang relatif baru diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang lebih aktual di Indonesia. Masalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan sosial semakin banyak disoroti, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh kepedulian sosial perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap profit yang dihasilkannya. Perusahaan perbankan dipilih karena setiap perusahaan perbankan tersebut telah melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dan menyertakannya dalam laporan keuangan maupun laporan tahunan secara jelas dan terpisahkan dengan akun lain. Peneliti Biaya sosial sebagai wujud pelaksanaan CSR perusahaan dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan, terutama pada return yang akan diterima perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji permasalahan penelitian berupa: Apakah biaya kesejahteraan karyawan sebagai indikator tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan? Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh biaya kesejahteraan

sebagai

indikator

tanggung

jawab

sosial

perusahaan

terhadap

profitabilitas perusahaan. Manfaat penelitian ini yang pertama memberikan pemahaman mengenai pengaruh corporate sosial responsibility terhadap profitabilitas. Yang kedua memberikan masukan bagi pengembangan penerapan corporate sosial responsibility pada

perusahaan

dan

meningkatkan

kesadaran 4

perusahaan

akan

pentingnya

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, serta sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial perusahaan. Yang ketiga menambah studi literatur mengenai corporate sosial responsibility terhadap profitabilitas perusahaan.

TELAAH TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham & Houston, 2006), dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen secara menyeluruh dan secara tidak langsung para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis ini. Selain itu keuntungan (profitabilitas) sangat penting bagi perusahaan bukan saja untuk terus mempertahankan pertumbuhan bisnisnya namun juga memperkuat kondisi keuangan perusahaan. Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan pengaruh dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi (Brigham & Houston, 2006). Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total asset, maupun modal sendiri (Sartono, 2005). Tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. ROA (Return On Assets) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA 5

semakin efektif pada pengolaan aset perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya.

Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Sosial Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat.Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat (konsumen) sehingga hal yang wajar jika masyarakat

mempunyai harapan tertentu terhadap

perusahaan. Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level sebagai berikut : 1.

Basic responsibility (BR) Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu

perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti perusahaan 6

harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius. 2.

Organization responsibility (OR) Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi

perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya. 3.

Sociental responses (SR) Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan

kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaandapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan. Adapun Teuku dan Imbuh (1997) dalam (Nur Cahyonowati,2003) mendeskripsikan tanggung jawab sosial sebagai kewajiban organisasi yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa yang baik bagi masyarakat, tetapi juga mempertahankan kualitas lingkungan sosial maupun fisik, dan juga memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana mereka berada. Sedangkan menurut Ivan Sevic (Hasibuan, 2001) tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat, dan lingkungan. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas 7

operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan. Selain melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur, menghasilkan produk yang aman bagi para konsumen, dan menjaga lingkungan eksternal untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.

Pengaruh CSR dengan Profitabilitas Hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas telah menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak, sehingga timbul pokok pikiran yang menghasilkan prediksi yang berbeda-beda. Seperti yang dinyatakan Herremans et.al (1993) dalam Januarti (2005) menyebutkan beberapa pokok pikiran mengenai hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas, antara lain: (a) pokok pikiran yang menggambarkan kebijakan konvensional, berpendapat bahwa terdapat biaya tambahan

yang

signifikan

dan

akan

menghilangkan

peluang

perolehan laba

untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, sehingga akan

menurunkan profitabilitas, (b) Biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung jawab sosial akan menghasilkan dampak netral terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan tambahan biaya yang dikeluarkan akan tertutupi oleh keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut, (c) Pokok pikiran yang memprediksi bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berdampak positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR, Sudharto 8

(2008)

membagi

perusahaan

menjadi

empat

kategori.

Meskipun

cenderung

menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR. Keempat kategori tersebut adalah perusahaan minimalis, perusahaan ekonomis, perusahaan humanis, dan perusahaan reformis. Perusahaan minimalis merupakan perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategoriini. Perusahaan ekonomis adalah perusahaan yang memiliki keuntungan yang tinggi,namun anggaran CSR-nya rendah.Perusahaan humanis, yaitu perusahaan yang meskidengan profit rendah, proporsi anggaran CSR-nya relatif tinggi.Terakhir perusahaanreformis, yakni perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang tinggi.Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai beban melainkan sebagai peluang untuk lebih maju (Sudharto, 2008). Penelitian tentang CSR sering menggunakan ukuran-ukuran yang berbeda. Lindawati, Felicia, dan Budianto (2008) menggunakan indeks return shareholders dan stakeholders dalam mengukur CSR. Penelitian mereka menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ROI. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian Nelling dan Web (2006) menemukan bahwa ada hubungan negatif antara CSR dengan kinerja keuangan.

Pengaruh Biaya Kesejahteraan Karyawan Terhadap Profitabilitas Biaya kesejahteraan karyawan diberikan sebagai kompensasi atas hasil kerja pegawai selama bekerja. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kesejahteraan karyawannya dapat berupa insentif, tunjangan-tunjangan, maupun pensiun. Apabila kepedulian

sosial

perusahaan

terhadap

kesejahteraan

karyawan

ini

mampu

meningkatkan kinerja penjualan, maka hal ini akan berimolikasi terhadap meningkatnya 9

profit perusahaan. Namun apabila kepedulian sosial perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan justru menurunkan penjualan karena kenaikan harga produk, maka hal ini dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Januarti dan Apriyanti (2005) menunjukkan hasil Biaya Kesejahteraaan Karyawan dan Biaya untuk Komunitas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap ROA. Sementara Septiana (2012) menunjukkan biaya kesejahteraan katyawan berpengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nistantya (2010) menunjukkan biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut Ha :Biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan

Model Penelitian

Profitabilitas (ROA)

Biaya Kesejahteraan Karyawan

Gambar 1 Model Penelitian

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada 2011 dan 2012. Perusahaan perbankan dipilih karena setiap bank tersebut telah melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan menyertakannya dalam laporan keuangan maupun laporan tahunan secara jelas dan 10

terpisah dengan akun lain, sehingga akan memudahkan proses penelitian. Dengan sampel yang relatif baru dari penelitian sebelumnya yang pernah ada diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik non random sampling adalah metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti, dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel (Sugiyono, 2003) Perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan perbankan yang menyajikan laporan keuangan per Desember 2011Desember 2012 secara lengkap 2. Dalam catatan laporan keuangan tahunan tersebut terdapat elemen-elemen biaya sosial seperti biaya kesejahteraan karyawan yang mencantumkan gaji, tunjangan, jumlah beban manfaat pensiun, imbalan kerja, kesehatan dan keamanan, keselakaan, bonus karyawan, atau biaya kesejahteraan pegawai yang disajikan dalam laporan tahunan.

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan go public yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran laporan keuangan atas return on assets perusahaan, total 11

assets turnover perusahaan dan biayansosial yang merupakan variabel CSR seperti yang telah ditentukan diatas pada laporan keuangan perusahaan selama tahun periode penelitian. Sumber data berasal dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012 yang telah dipublikasikan dari laporan keuangan yang tersedia pada halaman website resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data kuantitatif.

Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan perusahaan. Observasi atau studi pustaka (literatur) melalui buku teks, literatur, artikel dalam jurnal, hasil penelitian terdahulu serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. Studi dokumentasi merupakan proses perolehan dokumen dengan menggumpulkan dan mempelajarinya sehingga akan diketahui hubungan antar karakteristik perusahaan dengan apa yang diamati dalam penelitian ini. Selanjutnya melakukan penelusuran laporan keuangan perusahaan sampel dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung variabel profitabilitas dari masing-masing perusahaan sampel pada periode penelitian yang diambil 2. Menelusuri item-item atribut CSR pada laporan tahunan perusahaan sampel dengan diambil dengan diambil 3 item atribut CSR sebagai variabel penelitian sesuai dengan yang telah ditentukan

12

Variabel Penelitian 1.

Variabel Bebas/ Independen (X) Penelitian ini menggunakan variabel CSR sebagai variabel independen yang

diproksikan pada biaya kesejahteraan karyawan sebagai indikatornya. 2.

Variabel Terikat/Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas

menunjukkan

kemampuan

perusahaan

memperoleh

laba

dalam

hubungannya dengan penjualan, total asset, maupun modal sendiri sedangkan menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan dibiayai hutang (Sartono,2005) Perhitungan profitabilitas adalah sebagai berikut: Profitabilitas Return On Assets = Laba (Rugi) Bersih / Total Aset Dengan mengetahui rasio ini, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan, karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aset untuk memperoleh pendapatan. Dan ROA (Return on Assets) digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya sebagai indikator untuk menghitung rasio profitabilitas (Sartono,2005)

Teknik dan Langkah Analisis Sebelum melangkah ke uji regresi sederhama, akan terlebih dahulu diuji menggunakan uji normalitas. Uji normalitas adalah

uji

statistik

Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov

13

non-parametrik

menunjukkan

nilai

signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2005). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi sederhana. Regresi sederhana digunakan karena model ini yang paling sederhana untuk menjelaskan pengaruh antara variabel dependen dengan satu variabel independen. Uji regresi sederhana Y    x  

dimana: Y

: Biaya kesejahteraan karyawan

X

: Profitabilitas (ROA)



: konstanta



: koefisien regresi



: residual Selanjutnya dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows, akan dihasilkan

output regresi yang akan dijelaskan mengenai: R square (R2) yaitu kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Uji t, uji signifikansi apakah variabel independen (informasi akuntansi) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keberhasilan usaha). Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih besar dari tingkat signifikansi maka Ho diterima demikian sebaliknya.

14

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Berikut tabel yang menyajikan statistik deskriptif dari variabel biaya kesejahteraan karyawan dan profitabilitas. Tabel 1 Uji Statistik Deskriptif (dalam jutaan rupiah) Variabel N Minimum Maximum Mean Biaya Kesejahteraan Karyawan 54 11.870.000 9.605.547.000 1.723.898 Profitabilitas Sumber: Olahan SPSS, 2014

54

-2,457

22,956

2,511

Tabel di atas menunjukkan hasil dari statistik deskriptif variabel biaya kesejahteraan karyawan dan profitabilitas. 1)

Nilai minimum dan Nilai maximum dari 45 perusahaan perbankan, untuk variabel biaya kesejahteraan karyawan selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mempunyai nilai minimum Rp. 11.870.00,-, nilai maksimum Rp. 9.605.547.000 dan rata-rata Rp. 1.723.898.

2)

Nilai minimum dan Nilai maximum dari 45 perusahaan perbankan, untuk variabel profitabilitas selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mempunyai nilai minimum -2,457 nilai maksimum 22,956 dan rata-rata Rp. 2,511.

Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai R Square sebesar 0,532. Hal tersebut menunjukan bahwa biaya kesejahteraan karyawan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 53,20 %, sedangkan sisanya sebesar 46,80 % dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh biaya

15

kesejahteraan karyawan terhadap profitabilitas (ROA) diketahui hasilnya sebagai berikut:

Tabel 2 Output Statistik Pengujian Pengaruh Biaya Kesejahteraan Karyawan Terhadap Profitabilitas Variabel Independen Biaya kesejahteraan karyawan R2 Sumber: olahan SPSS

Hipotesis

β

thitung

Sig

Ket

Ha

0,563

4,673

0,000

Diterima

0,532

Hasil analisis regresi memperlihatkan variabel biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang go public tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel biaya kesejahteraan karyawan mempunyai nilai t hitung sebesar 4,673 dengan tingkat signifikannya 0.000 dimana nilai ini < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel kesejahteraan karyawan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan signifikan.

Pembahasan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap profitabilitas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nistantya (2010). Tetapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan Septiana (2012) yang menyatakan bahwa biaya kesejahteraan karyawan berhubungan negatif. Untuk signifikansi penelitian ini tidak sejalan dengan

16

penelitian tersebut, penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan penelitian Septiana (2012) berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Tanda positif pada t hitung menunjukkan bahwa presentase antara biaya kesejahteraan karyawan dengan profitabilitas perusahaan, terdapat hubungan yang searah. Yang artinya apabila semakin meningkatnya biaya kesejahteraan karyawan akan meningkatkan kinerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Karena dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan bisa memberikan semangat pada karyawan untuk lebih berprestasi di dalam melaksanakan tugasnya. Kesejahteraan karyawan adalah bentuk tanggung jawab perusahaan di lingkungan internal perusahaan, sehinggga dengan meningkatnya biaya kesejahteraan karyawan, perusahaan tidak perlu khawatir karena manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dari pengeluaran biaya kesejahteraan karyawan dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan yakni dengan meningkatnya kinerja karyawan yang implikasinya bisa meningkatkan laba perusahaan karena karyawan bekerja lebih giat dan akan menjadi lebih mudah untuk diarahkan agar berkeja dengan efektif dan efisien.

PENUTUP Kesimpulan Biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang go public tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel biaya kesejahteraan karyawan mempunyai nilai t hitung sebesar 4,673 dengan tingkat signifikannya 0.000 dimana nilai ini < 0.05.

17

Implikasi Teoritis Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa biaya kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap profitabilitas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nistantya (2010). Tetapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan Septiana (2012) yang menyatakan bahwa biaya kesejahteraan karyawan berhubungan negatif

Implikasi Terapan Semakin tinggi biaya CSR yang dikeluarkan, menjadikan hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar dan lingkungan yang juga sebagai konsumen perusahaan akan semakin baik, hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan penjualan. Dengan lebih menjamin kesejahteraan karyawan akan membuat para karyawan lebih loyal dan semangat dalam melakukan pekerjaannya, sehingga tujuan perusahaan dalam jangka panjang dapat tercapai.

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama dua tahun yaitu tahun 2012 – tahun 2012, sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dikesampingkan. Hal ini juga masih belum dapat digeneralisasi dan belum dapat mereprensentasikan semua perusahaan yang ada. Penelitian ini juga hanya menggunakan varibel dependen ROA saja.

18

Saran Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan di atas, maka dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi. Penelitian selanjutnya dapat mengganti atau menambah proksi profitabilitas, misalnya ROE, ROI atau ROS, dan variabel independennya ditambah atau menggunakan variabel lain yang potensial memberikan kontribusi terhadap ROA seperti CSR Performance (Measure by KLD index) sebagai pengukur CSR.

Daftar Pustaka

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).Simposium Nasional Akuntansi 9. Budiarsi, Sri Yunan, 2008. Sisi Lain Etika Bisnis Green Manajemen, Etis atau Startegis, The 2Nd National Conference UKWMS Surabaya, 6 September 2008. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh. Terjemahan oleh Ali AkbarYulianto dari Fundamentals of Financial Management (2004).Jakarta: Salemba Empat. Danu Candra Indrawan. 2011 . Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan.Skripsi.Universitas Diponegoro Daniri, Mas Achmad. 2008. “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-167-377015042009.pdf. Diakses 30 Mei 2011. Pukul 22.59. Hasibuan, Muhammad Rizal. 2001. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES, Tesis S2 Magister Akuntansi Undip (Tidak dipublikasikan).

19

Januarti, Indira dan Apriyanti, Dini, 2005. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan, Jurnal MAKSI. Vol 5 No.2 Agustus :227-243. Lindrawati, Felicia dan Budianto, 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research and Analytics , Majalah Ekonomi.Tahun XVIII, No. 1 April : 66-83. Nistantya, Dewa.Sancahaya. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI tahun 2007 sampai 2009).Skripsi Universitas Sebelas Maret Hadi, Nor. 2011. CSR Yogyakarta : Graha Ilmu Danu Candra Indrawan (2011) Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan.skripsi.Undip Nugroho, Yanuar. 2007. Dilema Tanggung Jawab Korporasi Kumpulan Tulisan

Sartono, Agus. 2005. Manajemen Keuangan; Aplikasi dan Teori. Yogyakarta: Penerbit BPFE Septiana, Rika Amelia. 2012. “Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2007 sampai 2009) Sueb, Memed, 2001. “Pengaruh Biaya Sosial Terhadap Kinerja Sosial, Keuangan Perusahaan Terbuka di Indonesia ,” Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung Sudharto, Edi, 2008. “What is and Benefits for Corporate,” Disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR : Strategy, Management, and Leadership. Jakarta 1314Februari 2008 Windarti, Dwi, 2004. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat: Studi Kasus di PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam(Persero) Tbk,” USU Repository 2007 Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma, 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi,”Jurnal Akuntansi.Universitas Udayana

20