114 PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN TERHADAP

Download IKAN BLACK GHOST (Apteronotus albifrons). The effect of giving the thyroxine hormone on growth and survival rate of Black. Ghost fish (Apte...

0 downloads 362 Views 428KB Size
114

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BLACK GHOST (Apteronotus albifrons) The effect of giving the thyroxine hormone on growth and survival rate of Black Ghost fish (Apteronotus albifrons) Dwi Aulia Alwi1, Zulkifli Nasution2, Khadijah EL Ramija3 1

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email : [email protected]) 2 Staff Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3 Staff Pegawai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

ABSTRACT Black ghost fish is a fish which is good economic value, both in the national and international scope. Market demand for the black ghost fish high, so it requires an effort to fulfill consumer demand for the black ghost fish. One of the efforts is to giving stimulation with thyroxine hormone into the commercial feed which is used for the growth of the black ghost fish. This research aims to determine the optimum dose of decent used for the growth and survival of black ghost fish optimally. The tested fish used are black ghost fish size of 6 cm which is maintained in an aquarium sized 60 cm×40 cm×40 cm by 13 units with water volume 24 liters per aquarium arranged randomly. The design which is used was a completely randomized design (CRD) with doses of without treatment, 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg and 25 mg/kg. The results showed that the optimum dose which is good for the growth and survival of black ghost fish is 25 mg/kg, which is 4.36 cm long growing from the initial length and weight growth of 4.96 g of initial weight. Keywords: Black Ghost, Thyroxine, Growth, Survival Rate PENDAHULUAN Budidaya ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha agribisnis dengan prospek yang cerah, karena potensi pasarnya masih sangat terbuka, baik pasar domestik, regional maupun internasional. Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) merupakan salah satu ikan hias komoditi ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Ikan black ghost menyukai tempat persembunyian untuk melindungi diri. Ikan ini menyukai perairan dengan suhu 26–

28°C. Suhu tersebut sangat cocok bagi berkembang biak dengan baik. Hormon tiroksin di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme, perkembangan, dan pertumbuhan jaringan. Di dalam tubuh hormon ini berfungsi meningkatkan laju oksidasi bahan pakan di dalam sel dan melakukan kontrol metabolisme secara keseluruhan. Beberapa penelitian pemberian hormon tiroksin pada ikan telah dilakukan, namun hasilnya tidak konsisten. Respon tiap jenis

115

ikan berbeda-beda, bergantung kepada metode pemberian, jenis hormon, dosis, dan lama perlakuan (Nacario 1983). Lam et al. (1985) menyatakan bahwa stadia ikan yang digunakan pun mempengaruhi sensitivitas terhadap hormon tiroksin (Mulyati, dkk., 2002). Pertumbuhan terjadi apabila terdapat kelebihan energi bebas setelah energi dari pakan yang dimakan ikan dipakai untuk kelangsungan hidup, seperti pemeliharaan tubuh, metabolisme dan aktivitas (pergerakan). Jadi pertumbuhan dipengaruhi oleh sumber energi dari pakan yang tersedia. Sumber energi tersebut berupa karbohidrat, lemak dan protein (Wijayanti, 2010). Dugaan tingkat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan pencatatan yang akurat terhadap tingkat mortalitas setiap harinya. Metode yang umum digunakan untuk menduga tingkat kelangsungan hidup adalah dengan membandingkan jumlah ikan yang hidup pada suatu periode dengan jumlah ikan yang hidup pada awal periode (Susanti. 2003). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014, bertempat di UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah ikan black ghost ukuran 6 cm sebanyak 1 ekor per 2 liter air, pakan komersil, air bersih dan alkohol 70%. Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 60cm×40cm×40cm, pompa sirkulasi,

tanggok kecil, zeolit, pipa 1.5 inci, baskom, kamera, kertas millimeter, timbangan analitik, termometer, pH meter dan DO meter. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Rancangan Acak Lengkap bertujuan untuk menghomogenkan data sehingga tingkat persentase kesalahan menjadi kecil. Perlakuan terdiri dari : A = Tanpa dosis (kontrol) B = Dosis perlakuan 10 mg/kg C = Dosis perlakuan 15 mg/kg D = Dosis perlakuan 20 mg/kg E = Dosis perlakuan 25 mg/kg Prosedur Penelitian 1. Persiapan Wadah Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan black ghost adalah akuarium berukuran 60cm × 40cm × 40cm sebanyak 13 unit. Setiap wadah akuarium dicuci bersih dengan deterjen kemudian dijemur dengan sinar matahari hingga kering. Wadah akuarium yang sudah kering kemudian diisi dengan air bersih yang berasal dari bak tandon. Masing-masing volume air pada wadah akuarium adalah 24 liter diberi aerasi dan diberi label perlakuan ulangan secara acak. 2. Penebaran Ikan Black Ghost Ikan uji yang digunakan untuk penelitian adalah ikan black ghost berukuran 6 cm dengan kepadatan 1 ekor per 2 liter air dan diberi aerasi. Ikan ini diperoleh dari UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Sebelum melakukan percobaan ikan black ghost diaklimatisasi terlebih dahulu

116

kemudian dipelihara dalam akuarium. 3. Pemberian Pakan Pakan yang diberikan kepada ikan black ghost selama penelitian berupa pakan komersil. Pelet tersebut disemprot dengan alkohol 70% yang telah dicampur dengan hormon tiroksin kemudian dianginanginkan hingga kering. Penyediaan hormon dilakukan dengan cara menggerus hormon tiroksin sesuai dengan dosis perlakuan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB, pada siang hari pukul 14.00 WIB dan pada malam hari pukul 20.00 WIB. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh. Hal ini bertujuan agar kondisi kualitas air tetap terjaga dari pemberian pakan yang berlebihan, sehingga ikan black ghost mampu memanfaatkan pakan secara optimal. Pengamatan Kualitas Air Setiap wadah akuarium yang digunakan untuk penelitian dilengkapi dengan aerasi untuk mensirkulasi kandungan oksigen agar dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Di samping itu untuk menjaga kualitas air dalam keadaan netral dilakukan kegiatan penyifonan setiap hari. Penyifonan dilakukan agar senyawa kimia tidak terakumulasi di dalam wadah akuarium. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari pada pagi hari. Tabel 1. Parameter Kualitas Air Parameter Satuan Alat Suhu °C Termometer pH pH meter DO mg/L DO meter

Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan setiap 10 hari pada pagi hari melalui pengamatan sampel ikan 5 ekor/akuarium untuk melihat pola pertumbuhan (panjang dan bobot) dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Ikan diambil menggunakan tanggok kecil secara perlahan kemudian diletakkan ke dalam baskom yang telah diisi air. Untuk pengamatan panjang ikan menggunakan kertas milimeter blok satu per satu. Untuk pengamatan bobot ikan menggunakan timbangan analitik. Data yang diperoleh kemudian dicatat untuk diketahui perkembangan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost. Parameter Penelitian Berikut parameter yang diamati selama penelitian : 1. Pertumbuhan Panjang Mutlak (Effendie, 1979)

2.

Keterangan : L = Pertumbuhan panjang (cm) = Panjang ikan pada waktu akhir (cm) = Panjang ikan pada waktu awal (cm) Pertumbuhan Bobot (Effendie, 1979)

Keterangan : W = Pertumbuhan bobot (g) = Bobot rata-rata ikan pada waktu t (g) = Bobot rata-rata ikan pada waktu awal penelitian (g)

117

3.

Kelangsungan Hidup (Survival Rate) (Effendie, 1979) (

)

Keterangan : SR = Kelangsungan hidup (%) = Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor) = Jumlah ikan yang hidup pada awal penelitian (ekor) Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis menggunakan SPSS 21.0, yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%, digunakan untuk menentukan apakah perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan pertumbuhan bobot serta derajat kelangsungan hidup. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil pengamatan selama 60 hari menunjukkan bahwa hormon tiroksin memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0.05) terhadap pertumbuhan panjang dan pertumbuhan bobot ikan black ghost, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan black ghost. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyati, dkk. (2002) bahwa hormon tiroksin di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme, perkembangan, dan pertumbuhan jaringan.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) terlihat bahwa pada dosis tertentu yaitu 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg, ikan black ghost mampu mentolerir pakan yang telah dicampurkan dengan hormon tiroksin. Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan panjang ikan black ghost pada setiap dosis yang berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg secara berturut-turut adalah 2.14 cm, 2.54 cm, 3.11 cm, 3.64 cm dan 4.36 cm (Gambar 1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan panjang mencapai 4.36 cm selama masa pemeliharaan 60 hari (Gambar 2). Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran, baik bobot maupun panjang dalam suatu periode atau waktu tertentu (Effendie, 1979). Pertumbuhan panjang ikan black ghost yang diambil secara acak menunjukkan bahwa pemberian dosis tertinggi yaitu 25 mg/kg dengan panjang total mencapai 4.36 cm memiliki pengaruh yang optimal dibandingkan dengan pemberian dosis 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg dan 20 mg/kg selama 60 hari. Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan ikan black ghost. Semakin tinggi kandungan gizi pakan maka akan baik untuk pertumbuhan ikan. Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersil dengan kandungan gizi tertera pada Tabel 1.

118

Tabel 1. Kandungan Gizi Dalam Pakan Komersil Ikan Black Ghost. Kandungan gizi pada pakan buatan Crude Protein (Protein) Crude Fat (Lemak) Crude Fiber (Serat Kasar) Crude Ash (Abu) Moisture (Kadar air)

Min. 48% Min. 6% Max. 3% Max. 12% Max. 11%

Pertumbuhan Panjang (cm)

Pemberian pakan yang tidak tepat mengakibatkan menumpuknya pakan di air. Keadaan ini akan mempengaruhi kualitas air,

organisme akuatik dan lingkungan sekitarnya. Menurut Arief, dkk., (2011) bahwa jumlah pakan dan kualitas pakan merupakan faktor penyebab rasio konversi pakan tinggi. Pemberian pakan yang berlebihan menyebabkan banyak sisa pakan sehingga rasio konversi pakan menjadi tinggi. Kualitas pakan yang tidak baik misalnya pakan yang mudah hancur atau bau pakan yang tidak merangsang akan menyebabkan pakan tidak termakan dan terbuang.

4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0

P0

P1

P2 P3 Perlakuan

P4

Gambar 1. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.

Pertumbuhan Panjang (cm)

12 10 8

P0

6

P1

4

P2 P3

2

P4

0 0

10

20

30

40

50

60

Hari KeGambar 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Black Ghost Selama 60 Hari.

70

119

Pertumbuhan Bobot Pengamatan pertumbuhan bobot ikan black ghost dilakukan secara insitu setiap 10 hari dengan menggunakan timbangan analitik. Pertumbuhan bobot ikan black ghost pada setiap dosis yang berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg secara berturut-turut adalah 2.97 g, 3.24 g, 3.99 g, 4.48 g dan 4.96 g (Gambar 3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 25 mg/kg memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan bobot mencapai 4.96 g selama 60 hari menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (Gambar 4). Semakin lama jangka waktu dalam pemberian pakan terhadap ikan black ghost, maka pertumbuhan bobot pada ikan akan semakin meningkat. Pakan yang diberikan pada penelitian sebanyak 5% dari bobot tubuh, hal ini dilakukan agar konsumsi pakan pada ikan berlangsung secara optimal. Susanto dalam Bey (2007) mengatakan bahwa jumlah pakan yang diberikan berkisar antara 3 - 5 % dari berat total ikan perhari. Pemberian pakan

yang berangsur-angsur mengalami peningkatan akan mempengaruhi kondisi kualitas air. Berdasarkan analisis pada perlakuan kontrol tanpa rangsangan hormon tiroksin memberikan pertumbuhan bobot secara minimal yaitu sebesar 2.97 g. Pemberian hormon tiroksin sebesar 25 mg/kg memberikan pertumbuhan bobot secara maksimal yaitu sebesar 4.96 g. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi hormon tiroksin adalah mampu meningkatkan laju metabolisme tubuh. Pahlawan, dkk., (2005) menyatakan bahwa hormon tiroksin dapat meningkatkan aktivitas protease dan lipase pada saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan metabolisme protein dan lemak dalam tubuh. Protease merupakan enzim yang menghidrolisis protein menjadi asam-asam amino dan peptida sederhana, sedangkan lipase merupakan enzim yang menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak yang kemudian akan diabsobrsi melalui dinding usus.

Pertumbuhan Bobot (g)

5 4 3 2 1 0 P0

P1

P2 Perlakuan

P3

P4

Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.

120

Pertumbuhan Bobot (g)

7 6

5 P0

4

P1

3

P2

2

P3

1

P4

0 0

20

40 Hari Ke-

60

80

Gambar 4. Pertumbuhan Bobot Ikan Black Ghost Selama 60 Hari. Suhu memiliki peranan penting dalam meningkatkan aktivitas protease dalam tubuh ikan. Yusriah dan Nengah (2013) menyatakan bahwa adanya peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik, sehingga menambah intensitas tumbukan antara substrat dan enzim. Akan tetapi, peningkatan suhu lebih lanjut akan menurunkan aktivitas enzim. Hal ini disebabkan karena enzim akan mengalami denaturasi. Enzim mengalami perubahan konformasi pada suhu yang terlalu tinggi, sehingga substrat terhambat dalam memasuki sisi aktif enzim. Lama waktu dalam pemberian pakan menentukan dalam pertumbuhan ikan, baik itu pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan bobot. Berdasarkan analisis pengamatan yang telah dilakukan selama 60 hari, bahwa pertumbuhan bobot ikan black ghost sangat nyata. Perbedaan interval waktu dalam pemberian pakan sangat menentukan pertumbuhan ikan. Penelitian yang dilakukan pada ikan black ghost, pertumbuhan bobot sangat nyata ini dikarenakan

kemampuan organ-organ ikan black ghost tersebut yang mampu mentolerir pakan secara aktif. Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup selama penelitian dengan dosis berbeda yakni 0 mg/kg (kontrol), 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg masing-masing menunjukkan tingkat kematian di awal penelitian. Untuk persentase kelangsungan hidup pada ikan black ghost terhadap dosis berbeda yakni 100%, 97.2%, 94.4%, 91.6% dan 88.9% (Gambar 5). Kelangsungan hidup ikan black ghost secara keseluruhan berkisar antara 91.6 % sampai dengan 100 %. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pemberian dosis hormon tiroksin terhadap kelangsungan hidup ikan black ghost (P<0.05). Hal ini dipastikan bahwa kesesuaian lingkungan menjadi penentu keberhasilan untuk mencegah tingkat kematian yang tinggi. Hidayat, dkk., (2013) berpendapat bahwa dengan semakin

121

baik metabolisme dalam tubuh ikan, maka selera makan meningkat, daya tahan tubuh ikan terhadap pengaruh

lingkungan sekitarnya akan semakin baik sehingga mortalitas ikan lebih kecil.

Kelangsungan Hidup (%)

100 98 96 94 92 90 88 86 P0

P1

P2 Perlakuan

P3

P4

Gambar 5. Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan. Ikan black ghost bersifat nokturnal, ikan tersebut aktif pada malam hari. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa ikan black ghost yang mati mengalami kelainan fisik, seperti kerusakan pada sirip dada dan luka pada organ lain. Namun dapat dipastikan faktor kematian ikan bukan karena penambahan hormon tiroksin pada pakan. Norfirdaus (1997) dalam

Sudrajat, dkk (2013) menyatakan bahwa perendaman hormon tiroksin dapat menimbulkan gejala abnormal seperti kerusakan jaringan, tulang punggung yang bengkok dan larva tumbuh lambat (kerdil). Diduga pada saat pemeliharaan yang dilakukan sesama ikan black ghost bersifat karnivora (kanibalisme), dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kerusakan Sirip Dada dan Organ Lain Ikan Black Ghost Diduga Akibat Kanibalisme.

122

Kualitas Air Pemeliharaan ikan black ghost yang dilakukan mengenai pertumbuhan panjang dan bobot sangat diperngaruhi oleh kualitas air. Parameter kualitas air yang diamati mencakup suhu, pH dan DO. Berikut data kualitas air yang diamati selama masa pemeliharaan (Tabel 2). Hasil analisis parameter kualitas air yang diukur menunjukkan ikan black ghost berada pada lingkungan yang layak untuk tumbuh dan berkembang.

Perubahan parameter kualitas air masih dalam keadaan yang stabil, seperti kisaran suhu rata-rata secara keseluruhan yakni 26-29ºC, pH 7.08.0 dan DO 7.4 mg/L-8.3 mg/L. Kuncoro (2011) menyatakan bahwa pH yang baik untuk memelihara ikan black ghost sekitar 6-8 dan suhu 2329ºC. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa parameter kualitas air di dalam lingkungan terkontrol mampu membantu keberlanjutan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan black ghost.

Tabel 2. Nilai Kisaran Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan Perlakuan Parameter Satuan P0 P1 P2 P3 P4 Suhu (ºC) 27-29 27-29 27-29 26-28 27-29 pH 7.1-7.7 7.2-8.0 7.0-7.8 7.1-8.0 7.1-7.9 DO (mg/L) 7.4-8.3 7.6-8.2 7.6-8.3 7.6-8.2 7.6-8.0 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 10 mg/kg, 15 mg/kg, 20 mg/kg dan 25 mg/kg memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang dan pertumbuhan bobot, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons). 2. Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 25 mg/kg merupakan dosis optimum untuk pertumbuhan ikan black ghost dengan pertumbuhan panjang 4.36 cm dan pertumbuhan bobot 4.96 g. Saran Perlu pemberian hormon tiroksin terhadap pakan untuk dapat memacu pertumbuhan ikan black ghost serta perlu pengamatan lebih lanjut terhadap ikan black ghost.

DAFTAR PUSTAKA Arief, M., Dwi, K. P., dan Yudi, C. 2011. Pengaruh Pemberian Pakan Buatan, Pakan Alami, dan Kombinasinya terhadap Pertumbuhan, Rasio Konservasi Pakan dan Tingkat Kelulushidupan Ikan Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3,No. 1, April 2011. Bey, Y., dan Sri, W., dan Sukatmi. 2007. Dampak Pemberian Pakan Pellet Ikan Terhadap Pertumbuhan Kiapu (Pistia stratiotes, L). Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP. Universitas Riau. Effendie, M.I. 1979. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

123

Hidayat, K., Usman, M.T., dan Mulyadi. 2012. Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T4) Hormone. Faculty of Fisheries and Marine Science. Riau University. Kuncoro, E.B. 2011. Sukses Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta. Mulyati, S., M. Zairin, dan M.M. Raswin. 2002. Pengaruh Umur Larva Saat Dimulainya Perendaman Dalam Hormon Tiroksin Terhadap Perkembangan Pertumbuhan, Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(1): 21-25. Pahlawan, R.G., M. Zairin., dan M. Raswin. 2005. Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin Secara Oral Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Plati Koral Xiphophorus maculates. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 31–35 (2005). Sudrajat, A. O., Muhammad, M., dan Alimuddin. 2013. Efektivitas Perendaman didalam Hormon Tiroksin dan Hormon Pertumbuhan Rekombinan Terhadap Perkembangan Awal Serta Pertumbuhan Larva Ikan Patin Siam. Jurnal Akuakultur Indonesia 12 (1) 33-42 (2013).

Susanti, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Keramba Jaring Apung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wijayanti, K. 2010. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Palmas (Polypterus sengalus senegalus Cuvier, 1829). Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Yusriah, dan Nengah, D. K. 2013. Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Aktivitas Protease Penicillium sp. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520.