perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil dua simpulan besar sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kualitas proses dapat dilihat dari peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dapat dibuktikan dengan cara teknik analisis data yang diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif. Selanjutnya, penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kinerja guru mata pelajaran kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan. Pratindakan tidak seorang siswapun yang tuntas. Pada siklus I berjumlah 12 siswa dengan persentase 33,33%, dan pada siklus II berjumlah 29 siswa dengan persentase 97,22%. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata prasiklus adalah 65,95, siklus I adalah 74,44, dan siklus II adalah 83,07.
commit to user
187
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 188
B. Implikasi Penelitian tidakan kelas yang berjudul “Peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi pada siswa kelas VII-C dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga” yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Walaupun pembelajaran di atas tidak mudah untuk diciptakan dan dilaksanakan, setidaknya guru harus dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas demi kepentingan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tidak dapat diremehkan bagi perkembangan semangat dan gairah siswa dalam belajar. Berdasarkan empat komponen kemampuan berbahasa, kemampuan menulis merupakan kemampuan yang masih dirasa sulit oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa mengenai cara menulis yang baik. Salah satu kemampuan menulis yang penting untuk dialami oleh siswa adalah menulis teks hasil observasi. Kemampuan menulis teks hasil observasi merupakan kemampuan yang memerlukan latihan berkesinambungan untuk mampu menguasainya dengan baik. Pada hakikatnya, teks hasil observasi bertujuan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Sementara itu Kosasih (2012: 61) menyatakan bahwa laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu instansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya. Lebih lanjut, Keraf (2002: 324) mengungkapkan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 189
Keraf (2002: 333) berpendapat seperti halnya tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik. Bentuk lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur lebih dipertalikan dengan organisasinya. Struktur laporan, seperti juga karangan lainnya yang berbentuk buku harus meliputi unsur-unsur berikut, (1) Halaman judul, biasanya pertamatama memuat pokok atau topik laporan. (2) Surat penyerahan, berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah buku, sifatnya dan panjangnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. (3) Daftar isi, pada prinsipnya daftar isi sama dengan daftar isi buku. Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. (4) Ikhtisar dan abstrak, (5) Pendahuluan, sebagai bahan untuk menyusun pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah yang akan dilaporkan dapat dikemukakan tujuan laporan. (6) Isi laporan, menyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang bertalian langsung dengan persoalan tersebut. (7) Kesimpulan dan saran, seringkali pemberi laporan atau penerima laporan tidak dapat membaca seluruh laporan karena harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan yang dihadapinya. (8) Bagian pelengkap, pada umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara definit juga selesai. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis teks hasil observasi siswa dalam hal: (1) ketepatan pemilihan judul, (2) ketepatan analisis data dan penyimpulan, (3) kelengkapan struktur penulisan teks, (4) kebermaknaan keseluruhan tulisan, (5) ketepatan diksi, (6) ketepatan struktur kalimat, dan (7) ejaandan tata tulis. Berdasarkan capaian siswa di atas, dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran sejenis sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif. Penelitian tindakan ini memberikan suatu gambaran bahwa keberhasilan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa bergantung pada beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, dan memilih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 190
model pembelajaran yang inovatif untuk diterapkan pada pembelajaran sebagai sarana menyampaiakan materi kepada siswa. Penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian kegiatan ini terdiri dari 16 indikator kegiatan, yakni: (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mencerminkan perilaku hasil belajar); (2) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik); (3) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu), (4) Pemilihan sumber pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik); (5) Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti dan penutup); (6) Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap); (7) Kesesuaian teknik assesmen dengan tujuan pembelajaran; (8) Kelengkapan instrumen assesmen (soal, pedoman pensekoran); (9) Mengondisikan siswa; (10) Menyampaikan tujuan pembelajaran; (11) Menjelaskan materi menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran yang digunakan; (12) Membimbing siswa mencari informasi dan materi menulis teks hasil observasi sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan; (13) Membimbing siswa menulis teks hasil observasi; (14) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan; (15) Merefleksikan pembelajaran menulis teks hasil observasi; dan (16) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi terutama dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi masih kurang kreatif. Guru masih terpancang pada model pembelajaran yang menganggap bahwa guru merupakan satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran. Materi yang diberikan kepada siswa berupa materi hafalan yang terkesan sederhana tanpa ada pengembangan. Materi yang disampaikan hanya berupa ceramah yang tanpa ada pertukaran pendapat secara kelompok. Kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat pembelajaran juga masih dikatakan kurang baik. Hal ini dilihat pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, guru kurang memperhatikan siswa-siswa yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri di kelas. Guru saat memberikan tugas kepada siswa juga masih kurang memperhatikan siswanya sudah paham atau belum dengan user sehingga siswa dalam mengerjakan tugasnya. Guru kurang memberi motivasicommit belajar tosiswa,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 191
tugas kurang bersemangat. Keadaan seperti itu membuat guru perlu menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis teks hasil observasi di sekolah merupakan salah satu aspek yang penting yang harus diperhatikan implementasinya. Implementasi yang baik, maksud pembelajaran menulis teks hasil observasi dapat tersampaikan dan terwujud secara nyata. Teks hasil observasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan, karena dalam setiap ilmu pengetahuan mempunyai kebenaran-kebenaran yang tertuang dalam data-data. Kemampuan menulis teks hasil observasi dipengaruhi oleh cara, model, atau teknik yang digunakan guru dalam mengajar. Proses pembelajaran menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang disiplin, aktif dan bermotivasi tinggi juga dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks hasil observasi. Proses pembelajaran menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang disiplin, aktif, dan bermotivasi tinggi juga dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks hasil observasi. Guru perlu membuktikan konsep-konsep dalam menulis teks hasil observasi supaya mampu menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis teks hasil observasi pada khususnya. Konsep-konsep menulis teks hasil observasi adalah: (1) pembelajaran menulis teks hasil observasi diupayakan tidak hanya mengarah pada teori menulis teks hasil observasi saja tetapi lebih ditekankan proses dan hasil pembelajaran, (2) pembelajaran hendaknya melibatkan peran serta dan keaktifan siswa secara lengsung dalam proses pembelajaran, (3) proses pembelajaran diarahkan pada perolehan pengalaman siswa dalam menemukan informasi atau data, menyusun data menjadi kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi susunan laporan yang terstruktur, memiliki susunan kalimat yang benar, ejaan dan tata tulis yang benar. Maka dari itu, diperlukan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajarannya. Majid (2013: 189) menjelaskan model pembelajaran Group Investigation commit user kompleks dan paling sulit untuk merupakan model pembelajaan kooperatif yangtopaling
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 192
diterapkan. Model pembelajaran Group Investigation dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Model pembelajaran Group Investigation ini siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan. Model pembelajaran Group Investigation ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada model pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunkaan skill berpikir level tinggi (Huda, 2014: 292). Kajian dan pembahasan berkenaan dengan model investigasi kelompok ini juga dikemukakan oleh Aunurrahman (2010: 152), yang berpandangan bahwa model investigasi kelompok merupakan cara yang langsung dan efisien untuk mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial. Model pembelajaran ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijaksanaan, kemandirian dalam belajar, serta hormat terhadap harkat dan martabat orang lain. Lebih penting lagi, adalah investigasi kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal subyek yang mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai model sosial inti untuk semua sekolah. Oleh sebab itu, penerapan model ini untuk proses pembelajaran bagi siswa diyakini penting untuk dilakukan serta akan memberikan manfaat langsung bagi siswa dalam menggali pengalaman belajar mereka. Menurut Hamdani (2011: 90) mengungkapkan bahwa model Group Investigation melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skill). Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Alasan memilih menggunakan model pembelajaran Group Investigation karena model pembelajaran ini menawarkan pembelajaran yang menakankan pada proses dan hasil pembelajaran sehingga cocok digunakan untuk pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penerapan model pembelajaran ini dalam proses pembelajaran, sama juga melatih siswa untuk bertukar pendapat, mencari data atau informasi di lapangan secara bersama-sama commit user dapat saling bekerja sama dalam dalam kelompok. Kegiatan ini mendorong siswato untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 193
bekerja. Melalui penerapan model Group Investigation seorang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dalam situasi pembelajaran, melainkan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa menggali info dari berbagai sumber. Seorang guru menjadi ringan dalam pekerjaanya dan siswa memiliki kebebasan dalam mencari informasi dari sumber apapun. Siswa dapat mempresentasikan haasil diskusi di hadapan guru dan temantemannya yang lain saat presentasi. Saat kegiatan prsesentasi, guru sebagai fasilitator dan siswa lain dapat memberi saran atau kritik tentang hasil pekerjaanya. Jadi, seorang guru hasurs dapat mengembangkan materi secara kreatif dan menyampaikan materi dengan pemilihan metode yang inovatif. Metode Group Investigation dapat dipilih guru sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Jadi, factor dari guru sangat berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation menutamakan pembelajaran terstruktur atau terorganisir dan juga saling membantu dan saling menumbuhkan sifat kerjasama yang baik. Pembelajaran ini sangat menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran tidak membosankan. Belajar menjadi semangat dan terjalin komunikasi dengan teman-teman yang baik. Dengan belajar secara kelompok akan memudahkan siswa dengan saling bertukar pendapat atau data-data yang diperoleh dari kegiatan investigasi. Selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk bekerjasama dengan teman satu kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Pengelompokan yang dilakukan oleh guru secara acak, tidak membuat siswa menjadi kurang kompak dalam kerja kelompoknya. Siswa yang biasanya pasif akan berubah menjadi aktif, siswa berusaha sendiri atau bersama-sama siswa dalam kelompok mempelajari dan mengetahui lebih jauh materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa berusaha untuk mengetahui tentang tekhik atau cara-cara menulis teks hasil observasi sesuai dengan aspek-aspek yang diukur. Pada akhir pembelajaran siswa dapat merefleksikan bahwa menulis teks hasil observasi bukanlah hal yang sulit. Bahkan siswa ada yang merasa tertarik untuk mencoba dan terus melakukan kegiatan menulis teks hasil observasi secara terus-menerus. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 194
Kegiatan menulis teks hasil observasi tidak hanya kemampuan dalam menulis katakata, memilih kata, tata tulis, tetapi juga perlu adanya semangat pada diri siswa, sehingga guru perlu memotivasi siswa agar siswa mempunyai semangat belajar atau membiasakan diri berlatih menulis teks hasil observasi. Dengan bekal semangat kemampuan menulis teks hasil observasi tentu akan mendorong siswa untuk menguasai kemampuan menulis teks hasil observasi. Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C, guru harus membangkitkan motivasi siswa terhadap pembelajaran kemampuan menulis teks hasil observasi terlebih dahulu. Motivasi untuk mempelajari kemampuan menulis teks hasil observasi siswa melalui model pembelajaran Group Investigation, agar siswa dapat bekerja sama dalam kelompok investigasi. Melalui pembelajaran Group Investigation siswa dapat mempresentasikan hasil investigasi kelompok, memberikan sanggahan, pesan maupun saran tanpa rasa malu, takut dan tidak percaya diri. Dengan demikian, siswa dapat menulis teks hasil observasi dengan baik. Rendahnya kemampuan menulis teks hasil observasi pada siswa, akibat kurangnya latihan dalam pemilihan judul, ketepatan analisis data dan penyimpulan ketepatan struktur tulisan, ketepatan struktur kalimat, ejaan dan tata tulis, dan pemilihan diksi. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran melalui model pembelajaran Group Investigation. Masalah yang diinvestigasi diharapkan yang berkaitan denga kehidupan sehari-hari yang ada disekitas lingkugan belajar. Dengan materi yang dipilih, siswa dapat tertarik dan belajar merasa senang serta materi itu sangat bermanfaat bagi dirinya. Demikian juga cakupan materi dapat bersumber dari guru namun juga dapat bersumber dari siswa melalui investigasi kelompok, Guru harus menunjukan sikap ketertarikan pada materi yang diajarkan, sikap yang ditunujukan guru akan berpengaruh positif terhadap tumbuh kembangnya minat siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Group Investigation merupakan model pembelajaran yang efektif dan layak digunakan sebagai rujukan untuk meningkatatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Guru harus menekankan pada kerjasama antar anggota kelompok. commit Karenato user dengan kerjasama kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 195
pembelajaran dapat diatasi secara bersama-sama. Pembelajaran ini bila dilaksanakan secara bersamaan akan berlangsung secara komunikatif, aktif, dan menarik. Penerapan model pembelajaran Group Investigation tidak berpusat pada guru tetapi pada siswa. Siswa bukan menjadi objek melainkan menjadi subjek dalam pembalajaran. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari serta menemukan sendiri yang ditugaskan oleh guru. Jadi peran guru dalam pembelajaran ini hanya membimbing dan mengarahkan saja. Rancangan pembelajaran yang dibuat guru yang diakhiri kegiatan refleksi untuk mencari keberhasilan dan kendala yang dialami untuk diperbaiki selanjutnya. Proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan kondusif. Proses kerja kelompok sangat efektif dan terstruktur. Pada awal penerapan atau siklus pertama penerapan model pembelajaran Group Investigation siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa pun terlihat antusias dalam proses pembelajaran. Hasil proses pembelajaran kelompok yang diperoleh siswa juga sangat baik. Siswa dalam pembelajaran kelompok (kinestetik) begitu aktif, mereka berdiskusi dengan baik dalam pembelajaran untuk saling bertukar informasi. Siswa sangat tertarik dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation oleh guru. Namun pada siklus I (pertama) ini, hasil kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam tes individu masih belum mencapai nilai KKM, maka proses pemmbelajaran menulis teks hasil observasi dilanjutkan ke siklus II. Pembelajaran semakin berjalan denganoptimal pada siklus II. Siswa semakin paham dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami pada siklus I sebelumnya. Siswa juga dapat memahami tentang
manfaat pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran Group Investigation. Respon siswa semakin tampak saat kerja kelompok. Semua anggota kelompok aktif dan antusias. Proses kerja kelompok semakin meningkat. Proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan penerapan metode Group Investigation dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan kondusif. Proses kerja kelompok sangat efektif dan terstruktur. Pada awal penerapan atau siklus pertama penerapan metode Group Investigation siswa tidak mengalami
kesulitan dalam pembelajaran dan siswa
user Siswa pun terlihat antusias dalam mampu mengikuti proses pembelajaran commit dengantobaik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 196
proses pembelajaran. Hasil proses pembelajaran kelompok yang diperoleh siswa juga sangat baik. Siswa dalam pembelajaran kelompok (kinestetik) begitu aktif, mereka berdiskusi dengan baik dalam pembelajaran untuk saling bertukar informasi. Siswa sangat tertarik dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan med metode Group Investigation oleh guru. Namun pada siklus I (pertama) ini, hasil kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam tes individu masih belum mencapai nilai KKM, maka proses pemmbelajaran menulis teks hasil observasi dilanjutkan ke siklus II. Pembelajaran semakin berjalan denganoptimal pada siklus II. Siswa semakin paham dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami pada siklus I sebelumnya. Siswa juga dapat memahami tentang manfaat pembelajaran dengan penerapan metode Group Investigation. Respon siswa semakin tampak saat kerja kelompok. Semua anggota kelompok aktif dan antusias. Proses kerja kelompok semakin meningkat. Tiap-tiap kelompok saling memberi masukan saat presentasi untuk melengkapi dan menyempurnakan teks berita yang ditulis oleh tiaptiap kelompok. Siswa tidak takut bertanya pada teman ataupun guru jika mengalami kesulitan. Siswa saling bertanya dan berpendapat tentang cara menulis teks hasil observasi Timbulnya minat dalam belajar bukan sesuatu yang ada begitu saja, melainkan perlu adanya upaya pembelajaran. Pembelajaran yang menumbuhkan atau merangsang minat siswa yaitu pembelajaran yang harus melibatkan atau merangsang minat siswa yaitu pembelajaran yang harus melibatkan siswa secara aktif. Peran serta siswa sangat diutamakan agar siswa tumbuh minat dan rasa tanggung jawab. Siswa sangat perlu diberikan kesempatan
seluas-luasnya melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses
pembelajaran. Walaupun demikian, hal tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan guru harus memberikan ruang gerak siswa atau kesempatan yang luas bagi siswa untuk menumbuhkan kemamuan semangat dalam belajar. Hal yang tidak kalah penting lagi perkembangan kemamuan semangat belajar yaitu guru mau mengubah sikap sehingga memiliki daya tarik. Hal ini akan terjadi bila guru berada di tengah-tengah materi pembelajaran tersebut, sikap yang diperhatikan seorang guru memiliki peranan penting dalam menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 197
Faktor dari siswa yaitu perhatian dalam mengikuti pelajaran, keberania dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan dalam pembelajaran dan antusias dalam pembelajaran. Perhatian yang dimiliki siswa dapat dilihat melalui pengamatan yang menunjukan bahwa siswa tersebut di dalam kelas memperhatikan apapun yang disampaikan oleh guru. Siswa tersebut tidak berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi. Siswa tanggap saat guru memberikan perintah dan langsung cepat mengerjakan tanpa harus berbicara sendiri dengan teman. Perhatian siswa terlihat saat guru membentuk kelompok kerja, siswa tidak mengeluh dan bermalas-malasan. Perhatian siswa juga terlihat saat diberi tugas, siswa yang memiliki perhatian tinggi akan langsung mengerjakan tugas tersebut dengan tepat waktu dan hasil yang baik. Keberanian dalam proses belajar juga menjadi faktor yang mendorong siswa dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki keberanian dalam proses pembelajaran terlihat saat siswa menerima materi dari guru, siswa berani bertanya dan berpendapat, siswa juga berani menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Saat kegiatan investigasi berlangsung siswa berani menggali informasi sebanyak mungkin kepada sumber yang terkait. Keberanian tidak saja pada saat menggali informasi, tetapi pada saat berdiskusi. Siswa berani bertanya sesama dengan teman satu kelompok untuk saling bertukar informasi. Saat mempresentasikan hasil tulisan teks
hasil
observasi
juga
siswa
memiliki
keberanian
yang
tinggi
untuk
mempresentasikanya. Siswa percaya diri dalam mempresentasikannya, tidak malu-malu. Keakfitan juga merupakan faktor yang mendorong siswa dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi dapat terlihat saat siswa dalam kelas menerima pelajaran tidak melamun, tidur-tiduran meletakan kepalanya di atas meja dan tidak mengeluh ketika diberi tugas. Siswa dengan aktif saling bertukar pendapat, menunangkan gagasan ke dalam susunan yang terstruktur. Saat guru menjelaskan materi siswa mau bertanya jika masih belum mengerti. Siswa aktif bertanya, mengeluarkan pendapat dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh guru. Saat siswa melakukan investigasi juga siswa aktif menggali informasi. Antusias siswa dalam mengerjakan tugas dari guru merupakan faktor yang user observasi siswa. Siswa memiliki mendukung dalam kemampuan menuliscommit teks tohasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 198
motivasi tinggi maka dapat dikatakan memiliki motivasi yang tinggi pula. Antusias siswa yang tinggi dapat terlihat saat diberi tugas dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan tidak asal-asalan. Siswa mengerjakan dengan bekerja sama secara kelompok bertukar pikiran dan saling berkontribusi menuangkan gagasan. Antusias siswa terlihat saat siswa berdiskuis dengan sungguh-sungguh tidak membicarakan hal lain dan fokus mengerjakan tugas dari guru. Selain keempat faktor yang hasrus dimiliki siswa dalam pembelajaran di atas, siswa juga harus selalu semangat dalam mengikuti pmbelajaran. Semangat juga merupakan faktor dari siswa yang mendukung dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi maka akan dapat dikatakan memiliki kemauan yang tinggi dalam belajar. Semangat siswa yang tinggi terlihat pula pada saat siswa di dalam kelas menerima pelajaran tidak berbicara sendiri, malamun, meletakkan kepala di atas meja, dan tidak mengeluh saat diberikan tugas. Pada pembelajaran menulis teks hasil observasi, semangat siswa terlihat saat saling berkontribusi memberikan pendapat. Siswa dengan aktif saling berukar pendapat, menuangkan gagasan untuk memecahkan masalah. Semangat siswa juga terlihat saar diberi tugas dan langsung dikerjakan. Tanggung jawab merupakan faktor yang mendukung pulan dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki tanggung jawab besar terhadap tugasnya dalam belajar salah satu yang mendukung kelancaran dalam pembelajaran. Tanggung jawab siswa yang tinggi dapat terlihat saat diberi tugas, dikerjakan dengan sungguh0sungguh dan tidak asal-asalan. Siswa mengerjakan dengan bekerja sama dalam kelompo bertukat pendapat dan saling berkontribusi menuangkan gagasan. Tanggung jawab siswa terlihat saat siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh tidak membicarakan hal yang lain dan fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan harus diupayakan agar semua factor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru mempunyai kemampuan dalam menyampaikan materi, dapat mengelola kelas, dan dapat menggunakan fasilitas yang sudah ada untuk sarana penyampaian materi maka pembelajaran juga akan tepat juga akan mendukung jalannya pembelajaran yang efektif. Penyampaian materi dan pemilihan model commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 199
pembelajaran yang tepat akan mudah diterima siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan berjalan lancar, tepat dan efisien. Penerapan metode Group Investigation dalam pembalajaran menulis yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Dalam penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini dapat diketahui bahwa kualitas proses dan kemampuan menulis teks hasil observasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode metode Group Investigation. Metode Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi merupakan variasi dalam pembelajaran yang dapat menciptakan keaktifan dan meningkatkan antusias siswa. Penerapan metode Group Investigation menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang harus memanfaatkan potensi diri semaksimal mungkin dalam kelompok. Melalui metode Group Investigation, siswa dilatih untuk bekerja sama untuk mencari informasiinformasi yang ingin didapat. Objek yang digunakan sebagai investigasi yaitu tempat yang masih berada pada lingkungan sekitar sekolah tersebut. Siswa dituntut untuk menggali informasi yang ada di dalam tempat tersebut maupun kepada informan yang mengetahui tempat tersebut. Informasi-informasi yang didapat, akan didiskusikan dengan kelompok dan disusun hasil laporan teks hasil observasi. Hasil laporan teks hasil observasi yang disusun siswa tidak hanya secara kelompok, siswa dituntut bisa menyusun teks hasil observasi secara individu. Pemberian tindakan siklus 1 dan siklus II menggambarkan adanya kelemahan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi sehingga selalu dibutuhkan adanya perbaikan. Dari kegiatan analisis dan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui adanya peningkatan, baik proses belajar-mengajar maupun kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai dan persentase (%) kegiatan siswa serta meningkatnya nilai kinerja guru pada setiap siklus. Pemaparan tersebut menunjukkan bahwa metode Group Investigation sangat baik diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran menulis teks hasil observasi. Dengan demikian, secara praktis metode Group Investigation dapat dipilih sebagai metode alternatif untuk meningkatkan kualitas proses dan kemampuan menulis teks commitmelihat to user masih adanya siswa yang belum hasil observasi. Namun demiakian, dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 200
mencapai KKM, penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, guru perlu untuk lebih jeli dan aktif dalam membimbing siswa saat proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini memberikan gambaran tentang peningkatan kualitas proses dan hasil dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran guru, siswa, dan metode pembelajaran. Peran guru yang tepat, siswa yang aktif, dan pemanfaatn metode pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses dan hasil yang baik. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan baik akan memberikan pengaruh positif pada hasil dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, persiapan pembelajaran yang matang akan berdampak pada proses pembelajaran yang baik. Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya guru, siswa, model pembelajaran, dan sumber belajar. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat akan berpengaruh pada proses belajar siswa kurangnya perhatian, keberanian siswa, keaktifan siswa dan antusias siswa dalam pembelajaran serta rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran, guru hendaknya juga memperhatikan kebermabfaatannya bagi perkembangan siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk guru yang akan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam guru mengajar menulis teks hasil observasi agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk berpikir, berbicara, dan menulis. Siswa juga tidak bosan denga model pembelajaran Group Investigation karena saling berkontribusi antar anggota kelompok dan saling berdiskusi menyatukan gagasan. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dalamsetiap
siklusnya
menunjukan
adanya
peningkatan
minat
dan
motivasi
dalammempelajari kemampuan menulis teks hasil observasi. Secara keseluruhan siswa to user masih kurang, setelah mengalami yang awalnya kemampuan menulis teks commit hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 201
proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation maka kemampuan menulis teks hasil observasi siswa meningkat. Peningkatan yang dialami dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi di kelas VII-C, tidak hanya dialami oleh siswa saja. Tetapi, dialami juga oleh guru, kinerja guru di dalam kelas meningkat. Guru dan siswa di dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi sudah baik. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif serta dikaitkan dengan kehidupan nyata dirasakan lebih menarik dan efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks hasil observasi. Secara keseluruhan, temuan dalam penelitian ini memberikan implikasi bahwa untuk meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa, model pembelajaran Group Investigation dapat dijadikan alternative pembelajaran untuk menggantikan model pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru di dalam kelas. Praktiknya perlu diperhatikan prosedur kerjanya secara sistematis, mengutamakan proses dalam pemecahan permasalahan, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan, dan melatih melahirkan ide-ide dan kerja secara mandiri, sehingga pada titik tertentu unsur kreatif yang dimiliki dapat dikembangkan dan dihidupkan pada setian proses belajar berlangsung.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, perlu diperhatikan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis teks hasil observasi. peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya di dalam pembelajaran kemampuan menulis teks hasil observasi menyadari pentingnya dan bermanfaat karena siswa dilatih untuk berpikir kritis dan objektif, serta dapat saling menghargai antar teman. b. Siswa hendaknya dapat menulis teks hasil observasi dengan menggunakan metode Group Investigation yang mampu membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa mampu berperan aktif dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif di kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 202
c. Siswa sebaiknya lebih kritis dan terbuka terhadap hal-hal yang baru mereka peroleh sehingga mampu menunjang proses dan hasil belajar mereka di sekolah, lebih aktif dan berani selama proses pembelajaran berlangsung, serta harus banyak berlatih menulis dan tidak segan-segan meminta bimbingan guru. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya dapat meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti penelitian dan forum-forum ilmiah. Selain mengubah cara mengajar yang kurang menarik menjadi pembelajaran yang menarik dan inovatif metode Group Investigation, pengetahuan guru tentang pembelajaran semakin bertambah. Guru juga harus mampu menyesuaikannya dengan kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013. b. Guru hendaknya dalam penerapan tersebut juga perlu memperhatikan minat serta motivasi siswa. Metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi khususnya dan pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya adalah metode Group Investigation. c. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memanfaatkan lebih banyak sumber belajar dan sarana penunjang pembelajaran yang menarik dan dapat membuat siswa lebih aktif. Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk senantiasa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Bagi Sekolah a. Pihak sekolah sebaiknya membuat kebijakan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru, misalnya mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti MGMP, seminar pendidikan, dan diklat dalam bidang pendidikan. b. Pihak sekolah juga harus memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran misalnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas disertai pemilihan metode yang tepat. Selain itu, pihak sekolah juga sebaiknya dapat mengupayakan
dan
melengkapi
sarana
dan
terselenggaranya proses belajar-mengajar yang baik. commit to user
prasana
yang
mendukung