Dampak Pernikahan Dini dan Problematika Hukumnya Oleh Muhammad Julijanto Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta ABSTRACT
T
he article talks over about early married effects and its law problematic in Indonesia. Married is the right of everybody. Human being instinct to continue married civilization is to be the keywords of culture improvement in one nation. Married can be basic of doing better social effort. The qualified Family building will produce excellent generation in one nation. In the other hand, family failure will give effect to the society bankruptcy and fail in preparing excellent generation. The psychology effect will influence the growing up children in the future. Early married is as social problem that is caused by many factors, such as; free sex impact, demoralized and bad attitude of young generation. Early married impact caused the quality of house hold is not excellent, both in reproduction health, or in preparation psychology and family economic, therefore it brings divorce effect, and unmanaged the quality of children education. Keywords; early married; early married effect; law problematic
mempunyai dampak psikologis bagi
Pendahuluan Pernikahan setiap untuk
merupakan
manusia.
Naluri
melanjutkan
Pernikahan
menjadi
hak
manusia peradaban.
yang akan datang. Masalah
kunci
Bagaimana dampak pernikahan
suatu
dini terhadap pembangunan keluarga
bangsa. Pernikahan menjadi landasan
sakinah?. Mengapa pernikahan dini
dalam melakukan rekayasa sosial
menyumbang
tingginya
angka
yang lebih baik. Bangunan keluarga
perceraian
di
beberapa
daerah?
yang berkualitas akan menyemaikan
Bagaimana
membangun
keluarga
generasi
bangsa.
sakinah yang bersendikan nilai-nilai
Sebaliknya jika minatur masyarakat
dan karakter Islam berkemajuan
itu
berdasarkan syariat?.
pembangunan
peradaban
unggul
bangrut
kata
tumbuh kembangnya anak di masa
dan
suatu
gagal
dalam
menyiapkan generasi unggul akan
62
dari kalangan pemerintah tetapi juga
Pembahasan Pernikahan adalah rahmat yang
organisasi
harus dipelihara dengan baik oleh
sosial
setiap pasangan1,
Urusan
sehingga akan
keagamaan,
kemasyarakat Agama
lembaga
dan
Kantor
sebagai
liding
menjadi keluarga yang sakinah, jika
sektornya.
keluarga tenteram dan damai, maka
Data Pernikahan dini
akan tercipta generasi dan tatanan
Penikahan
dini
adalah
sosial yang lebih baik, karena setiap
pernikahan yang dilakukan di luar
rumah
ketentuan
tangga
akan
mengelola
peraturan-perundang-
kehidupannya dengan baik pula.
undangan, atau penrikahan di bawah
Sebaliknya
usia yang direkomendasikan oleh
tangga
bila
sudah
keadaan berantakan,
rumah akan
peraturan perundang-undangan.
kontribusi kepada masyarakat juga
Sebagai
gambaran
angka
akan terganggu, disebabkan terjadi
pernikahan dini di lereng Merapi,
ketidakharmonisan dalam kehidupan
Kecamatan Cangkringan Kabupaten
rumah
terus
Sleman Yogyakarta selama 2011
berlanjut menjadi problem sosial
terbilang tinggi. Selama 2011 tercatat
yang
ada 40 pernikahan yang dalam
tangga.
Apabila
berdampak
kualitas
suatu
bangsa akan menurun.
persyaratannya
Maka untuk menekan angka perceraian
antaranya
dispensasi.
dilengkapi Kebanyakan
dengan
pemohon tersebut masih berstatus
seperti;
pelajar sekolah menengah atas akan
kursus pra nikah, penguatan rumah
melangsungkan pernikahan, Ungkap
tangga sakinah yang dilaksanakan
Camat Cangkringan Samsul Bakri.2
melalui
di
dengan
harus
berbagai
upaya
oleh stakeholders yang tidak hanya 1
Ar Ruum 21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
2
Tingginya angka pernikahan dini menunjukkan adanya dekadensi moral di kalangan generasi muda, sebab semestinya usia produktif dalam menuntut ilmu, mengembangkan kecakapan dan skill untuk modal kehidupan di masa yang akan datang. “Tinggi, Angka Pernikahan Dini di Lereng Merapi” Koran O, 17/12/2011 hlm. 5.
63
Masalah
kontroversi
mengindahkan dimensi fisik, mental
perkawinan anak di bawah umur
dan hak-hak anak3.
(Child Marriage) dalam perspektif
Dampak pernikahan dini
Fikih Islam, Hak-Hak Asasi Manusia
Pernikahan dini sangat rentan
Internasional dan Undang-undang
perceraian. Bila kita melihat fakta
nasional menyatakan bahwa hasil
pernikahan pascahamil: Jumlah terus
temuannya dari perspektif hukum
bertambah, Banyak menimpa anak-
Islam
padangan
anak sekolah Sekolah dasar (SD),
persoalan
sekolah menengah pertama (SMP),
terdapat
dalam
varian
menyikapi
perkawinan anak di bawah umum.
sekolah
Dimana Fikih Klasik pada prinsipnya
Pelaku rata-rata teman dan pacarnya,
tidak
menetapkan
menengah
atas
(SMA).
batas
usia
Pasangan suami-istri dari penikahan
minimum
bagi
laki-laki
dan
ini terancam kerawanan masalah
perempuan
untuk
melangsungkan
sosial ekonomi, Masa depan keluarga
perkawinan.
Sehingga
tidak
(anak dan istri) suram karena putus
mengherankan bahwa perkawinan
sekolah.
anak-anak justru berkonotasi positif,
kekerasan
jika
(KDRT).
hal
itu
dilakukan
atas
Rentan dalam Bagi
perceraian
dan
rumah
tangga
keluarga
pelaku
pertimbangan kemaslahatan moral
(suami), pernikahan dispensasi hanya
dan agama. Dari sudut padang yang
jadi upaya lari dari jeratan hukum.
berbeda
Islam
Bagi keluarga korban (perempuan),
kontemporer melakukan terobosan
pernikahan dini adalah upaya untuk
hukum (exepressif verbis) terkait
menutupi aib keluarga. Dan 80 %
dengan legalitas perkawinan anak di
kejahatan seksual yang menimpa
bawah umur. Agama pada dasarnya
anak-anak
berakhir
secara
tidak
kekeluargaan
tanpa
ada
proses
catatan
Kantor
pakar
melarang
hukum
secara
tegas
perkawinan di bawah umur, namun
hukum.
juga tidak pernah menganjurkannya, terlebih
jika
dilaksanakan
tanpa
Berdasarkan Kemenag, 3
Ahmad
Farid
Yusuf Hanafi, Kontroversi Perkawinan Anak di Bawah Umur (Child Marriage), Bandung: Mandar Maju, 2011, hlm. vii.
64
mengungkapkan di Wonogiri dalam
pendidikan rendah, pernikahan dini,
setahun rata-rata ada 10.000-11.000
usia belum mencukupi kematangan
pernikahan. Dari jumlah tersebut
biologis dan kematangan mental
angka perceraiannya berkisar 8-9
dalam membangun rumah tangga,
persen.
mentalitasnya
Sementara
Kasubbag
Tata
diungkapkan
Usaha
Kantor
Kemenag Wonogiri, Ali Yatiman, Suscatin
yang
diberikan
rendah,
sehingga
sangat rentan terhadap terjadinya perceraian5.
kepada
Pembengkakan
jumlah
pasangan calon pengantin meliputi
penduduk usia remaja tengah terjadi
tujuh materi yaitu tata cara dan
di berbagai negara dunia termasuk di
prosedur perkawinan, pengetahuan
Indonesia. Sebanyak 18 persen dari
agama, peraturan perundangan di
jumlah
bidang perkawinan dan keluarga, hak
remaja, 88 persennya tumbuh di
dan
negara berkembang. Setengah (49
kewajiban
suami
kesehatan reproduksi,
isteri,
manajemen
persen)
penduduk
dari
dunia
jumlah
adalah
remaja
keluarga, serta psikologi perkawinan
perempuan di dunia hidup di 6
dan keluarga.
negara
Di
Kecamatan
Jatipurno
faktor
tingginya
angka perceraian, kurang ideal untuk
India,
Indonesia,
Nigeria, Pakistan dan AS.
Wonogiri usia perkawinan sangat mempengaruhi
China,
Di Indonesia sendiri, Sensus
Penduduk
menunjukkan,
1
tahun dari
4
hasil 2010 orang
melangsungkan perkawinan karena usianya masih rendah, pendidikan rendah4,
kualitas rendah,
karena 5
4
Pendidikan rendah diakibtakan karena pada usia produktif dalam belajar, justru anak tidak menikmati dunia belajar dan sekolah, bahkan sudah disibukkan dengan urusan keluarga, mengasuh anak, bekerja untuk memenuhi nafkah keluarga dan menjadi orang tua untuk anaknya. Kemampuan belajar yang rendah menyebbakan anak tidak tumbuh secara optimal dan bisa menikmati dunia pendidikan secara wajar dan sesuai dengan pertumbuhan akan dan
daya nalarnya. Pendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas hidup sesorang yang berkaitan kemampuan untuk melakukan akselerasi percepatan status sosialnya. Beberapa data yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini memberikan kontribusi terhadap tingginya angka perceraian khususnya di Kabupaten Wonogiri. Lihat Mashrukhin, Ahmad Kholis Hayatuddin, Muhammad Julijanto, PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN (Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri), Surakarta: Laporan Penelitian Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2011, hlm. 46.
65
penduduk Indonesia adalah kaum
menetapkan 18 tahun dan Badan
muda
Koordinasi
berusia
10-24
tahun.
Keluarga
Berdasarkan proyeksi Badan Pusat
Nasional (BKKBN)
Statistik (BPS), tahun 2013 ini
usia
jumlah pemuda mencapai 62,6 juta
perempuan 21 tahun8.
menikah
Berencana menyarankan
pertama
bagi
orang. Itu artinya, rata-rata jumlah
Secara medis pernikahan anak
pemuda 25 persen dari proporsi
di bawah umur memang sangat
jumlah
secara
berisiko. Beberapa kasus kesehatan
keseluruhan6. Setiap hari, 20 ribu
yang terjadi pada pernikahan terlalu
perempuan berusia di bawah 18
muda adalah, kejadian perdarahan
tahun melahirkan di negara-negara
saat
berkembang.
remaja baru setiap
komplikasi saat melahirkan. Selain
tahunnya. Jika hal ini dibiarkan,
itu, perempuan yang hamil pada usia
tahun 2030 jumlah kelahiran dari ibu
muda
berusia di bawah 15 tahun akan
melahiran anak dengan berat lahir
meningkat menjadi 3 juta per tahun7.
rendah, kurang gizi dan anemia.
penduduk
Sementara
batasan
minimal
persalinan,
berpotensi
Menurut
Pelaksana
anemia,
dan
besar
untuk
Tugas
(Plt)
usia perempuan menikah 16 tahun
Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso
sudah
terdapat korelasi yang tinggi antara
tidak
relevan.
Pernikahan
terlalu muda berisiko tinggi bagi
fenomena
perempuan. Batasan usia pernikahan
tingginya angka kematian ibu akibat
bagi perempuan di dalam hukum
persalinan di Tanah Air. Saat ini
negara kita yang masih simpang siur.
rata-rata
UU
menyebutkan
melahirkan di negeri kita cukup
16
tinggi, yaitu 228 kematian per 100
batasan
Perkawinan minimal
tahun.
menikah
angka
dini
dengan
kematian
ibu
Sedangkan UU Perlindungan Anak 8 6
7
M Hariman Bahtiar, Pemuda dan Daya Saing Bangsa, http://www.suarakaryaonline.com/news.html?id=327713. Diakses, 31/5/2013. Singgih B Setiawan, Kehamilan Remaja Mengkhawatirkan, http://www.suarakaryaonline.com/news.html?id=338229. Diakses, 15/11/2013.
Ketentuan umum UU Perlinudngan Anak pasal 1 (1) menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Lihat Buku Saku Perlindungan Anak, Jakarta: Pusat Penyuluhan Hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013, hlm. 5.
66
ribu kelahiran hidup. "Kalau rata-rata
yang sangat kuat dan kokoh yang
itu dikalkulasikan, rata-rata setiap
menghalalkan perbuatan yang haram
satu jam terdapat dua kasus kematian
menjadi
ibu.
dalam
rahmat dan bernilai ibadah dengan
setahun mencapai 17.520 kasus".
dijalankan mu’asyarah bil ma’ruf,
Yang
yang saling asah asih dan asuh antara
Jika
diakumulasikan
berbahaya,
fenomena
kini
tingkat
muncul
kelahiran
di
kalangan remaja usia 15-19 tahun
perbuatan
yang
penuh
mempelai laki-laki dan perempuan membangun keluarga sakinah10.
malah semakin meningkat. Jika pada
Dimana
fungsi
pernikahan
2011 rata-rata remaja usia 15-19
dapat kita rumuskan antara lain: 1)
tahun adalah 35 kelahiran per 1.000
Agar
perempuan, meningkat
maka jadi
48
pada
2012
bernilai
per
1.000
Allah
kehidupan ibadah dan
rumah harus
Rasul
tangga
mematuhi
karena
nikah
9
perempuan .
didasari iman dan takwa kepada
Problematika Hukum
Allah Swt. Adalah ibadah. 2) Supaya
Pernikahan adalah satu-satunya
dapat
menyalurkan
hawa
nafsu
sarana untuk menciptakan keluarga
dengan baik dan mulai serta diridhai
dan keturunan. Perkawinan adalah
Allah.
ikatan lahir dan batin antara seorang
keturunan anak saleh dan salehah. 4)
pria dan seorang wanita sebagai
Supaya dapat membina hidup dan
suami
kehidupan
isteri
dengan
tujuan
3)
Supaya
yang
mendapat
teratur,
rukun,
membentuk keluarga atau rumah
damai, tenang, sentausa dan bahagia.
tangga yang bahagia dan kekal
5) Supaya dapat menghiasi rumah
berdasarkan ketuhanan yang Maha
tangga dengan penuh cinta kasih dan
Esa (Pasal 1 UU No 1 Tahun 1974).
10
Pernikahan merupakan aqad yang mitsaqon ghalidhan, ikatan
9
http://www.metrotvnews.com/metronews/r ead/2013/02/13/3/130710/-MarakPernikahan-Usia-Dini-NU-Revisi-UUPerkawinan. Diakses, 13/2/2013
Hubungan rumah tangga yang sangat tergantung bagaimana membangun hubungan yang harmonis dalam merajut cinta dalam bahtera keluarga. Hubungan yang saling memberikan makna dan manfaat terhadap tumbuh kembangnya generasi yang akan dilahirkan. Pergaulan suami istri harus dilandasi dengan mu’asyarah bil ma’ruf...bahwa hubungan tersebut benarbenar lahir dari rasa kasih sayang yang menerima kelebihan dan segala kekurangan pasangan.
67
negara11.
kasih sayang saling mencintai dalam
suatu
arti yang sebenarnya. 6) Supaya
pernikahan dini berdampak pada
dapat menjaga kehormatan diri serta
hilangnya masa anak menikmati
imannya
masa
menjadi
Supaya
sempurna.
kehidupan
7)
menjadi
Penanganan
pertumbuhan
perkembangan
jiwa
dan
dan
mental
bermakna, dunia menjadi tenteram,
sipirtualnya. Pernikahan ideal adalah
kejahatan seksual dan akibatnya
pernikahan
dapat dihindarkan. 8) Pernikahan
syariat dan hukum negara.
sebagai
sarana
menciptakan
yang
Pertama,
Calon
dengan
mempelai
masyarakat yang utama. 9) Sebagai
adalah
sarana mencapai kesehatan jasmani
keunggulannya
dan rohani dan menghindarkan diri
pada empat kriteria, yaitu: agama,
dari bahaya yang mengancam.
rupa, harta dan status/tahta. Namun
Sedangkan tujuan pernikahan
agama
bibit
sesuai
adalah
unggul, hanya
yang
yang
didasarkan
menentukan
antara lain: 1) Untuk membentuk
segalanya. Kata Rasulullah: “Orang
keluarga sakinah mawaddah
wa
yang menikahi wanita hanya karena
menegakkan
harta dan kecantikannya, pasti Allah
rahmah.
2)
Untuk
agama. 3) Untuk mengembangkan keturunan.
4)
Untuk
mencegah
maksiyat.
5)
Untuk
membina
keluarga rumah tangga yang damai dan teratur. Beberapa pilar utama keluarga sakinah Pernikahan merupakan fondasi masyarakat membangun bangsanya. Pernikahan yang ideal terjadi melalui proses hukum yang benar. Baik secara syar’i maupun sesuai dengan kaidah hukum positif yang berlaku di
11
Hukum positif adalah hukum yang berlaku dan berkembang di suatu negara yang saat ini berlaku, dalam konteks Indonesia adalah hukum yang mengatur persoalan pernikahan seperti UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Jo UU Nomor 03 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991 tentang Menyebarluaskan Kompilasi Hukum Islam, Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991 Tanggal 10 Juni 1991. Kompilasi Hukum Islam yang berisi Buku I tentang Hukum Perkawinan, Buku II tentang Hukum Kewarisan dan Buku III tentang Hukum Perwakafan. Lihat Dadang Muttaqien, Sidik Tono, Amir Mu’allim, Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogykarta: UII Press, 1999. Edisi Kedua, hlm. 256.
68
akan
merampas
kecantikannya. yang
harta
dan
Sebaliknya,
orang
thinking, husnudhan dan melihat
wanita
karena
segala sesuatu dari sisi nikmatnya,
menikahi
agamanya,
niscaya
memberikan
Allah
karunia
akan
harta
Keempat,
bukan
Selalu
sebaliknya.
positive
Melihat
yang
dan
dibawah, bukan yang di atas kata
kecantikannya”. Dalam hadis lain
Rasulullah Saw dengan begitu kita
Rasululullah bersabda: “Menikahi
akan selalu bersyukur, dan itulah
wanita
modal utama dan terutama dalam
hanya karena harta akan
mendatangkan
kemiskinan
dan
meraih kebahagiaan hidup.
mengawininya karena tahta dan
Kelima,
Saling
berlomba
kedudukan pasti akan mendatangkan
dalam bajikan, maaf-memaafkan dan
kehinaan”.
siap
mengakui
kesalahan
bila
Kedua, Managemen keluarga
memang bersalah, berjiwa besar,
diatur atas dasar kepentingan suami-
bukan mengklaim kebenaran sendiri,
isteri yang dipandu dengan kesetiaan
sebab yang pasti benar hanyalah
dan kepatuhan seorang isteri. Ciri
yang dari Allah. Dzat yang Maha
kepemimpinan
Benar dan Rasul-Nya yang amin.
tanggung
Islam
jawab,
adalah
keteladanan,
Keenam, Suami istri harus
pengayoman dan pelayanan, saling
menjadi pendidikan pertama dan
pengertian,
utama, sekaligus teladan dan idola
bukan
otoritas
dan
kekuasaan.
anak, sebab anak pasti dilahirkan
Ketiga,
Selalu
bertahkim
dalam keadaan fitrah yang suci,
kepada Alquran dan As sunnah,
sedangkan orang tua dan lingkungan
lebih-lebih
yang
dalam
menyelesaikan
akan
mempengaruhi
perselisihan yang mungkin timbul.
pembentukan
Tidak
yang
kepribadian anak. Orang tua adalah
terselesaikan dengan hasil dan akibat
orang pertama yang akan mewarnai
terbaik,
dan
fitrah anak di masa yang akan
konsisten dengan Alquran dan As
datang. Al ummu madrasataun lil
Sunnah.
aulaadihi-orang tua adalah madrasah
ada
masalah
asal tetap kommit
karakter
serta
pertama bagi putra-putrinya. Dari
69
orang tua anak akan mendapatkan
neraka-qu anfusakum wa ahlikum
pendidikan,
naara-jagalah
pembelajaran,
dirimu
dan
keterampilan serta penanaman nilai-
keluargamu dari siksa api neraka.
nilai moral kehidupan.
Dengan
Ketujuh, Hidupilah keluarga dengan rezki yang halal, sebab darah
sikap
yang
teguh
dan
konsisten melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.
daging yang tumbuh dari rizki yang
Kesepuluh, Memilih lembaga
haram pasti jauh dari Allah, dekat
pendidikan anak yang menyajikan
dengan
malapetaka,
dan menjanjikan iman, ilmu dan
sebagimana firman Allah Swt dalam
amal, serta membatasi seminimal
surat Al Maidah [5]: 88.
mungkin pengaruh lingkungan yang
َوﻛ ُﻠ ُﻮا ْ ﻣِﻤﱠﺎ َرزَ ﻗ َﻜ ُﻢُ ا ّ ُ ﺣَ ﻼ َﻻ ً طَ ﯿّ ِﺒﺎ ً َواﺗ ﱠﻘ ُﻮا ْ ا ّ َ اﻟ ﱠ ﺬ َِي
negatif
syetan
dan
-٨٨- َأ َﻧﺘ ُﻢ ﺑ ِ ِﮫ ﻣُﺆْ ﻣِ ﻨ ُﻮن Dan makanlah dari apa yang
dan
prinsip-prinsip selalu
tidak
berdasarkan
Islam,
memantau
sekaligus
dan
waspada
telah Diberikan Allah kepadamu
terhadap suami-isteri dan anak yang
sebagai rezeki yang halal dan baik,
bisa menjadi sumber fitnah, musuh
dan bertakwalah kepada Allah yang
dan cobaan dalam kehidupan ini.
kamu beriman kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah dalam
Kedelapan, Menghiasi rumah tangga dengan shalat, do’a, dzikir,
surat At Taghabun [64]: 15. - ٌإ ِ ﻧ ﱠﻤَ ﺎ أ َﻣْ َﻮاﻟ ُﻜ ُﻢْ َوأ َْو َﻻد ُﻛ ُﻢْ ﻓ ِﺘ ْﻨَﺔ ٌ َوا ﱠ ُ ﻋِﻨﺪ َه ُ أ َﺟْﺮٌ ﻋَﻈِ ﯿﻢ
bacaan Alquran, puasa, zakat, infaq,
-١٥
shadaqah, waqaf, gemar membaca
Sesungguhnya hartamu dan anak-
dan
anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
mengembangkan
pengetahuan.
Sebab
ilmu dengan
menguasai ilmu pengetahuan hidup manusia akan semakin mudah dan
dan di sisi Allah pahala yang besar. Kesimpulan 1. Pernikahan dini yang terjadi
lancar. Kemajuan dan kekuatan suatu
adalah
bangsa akan dibangun atas landasan
dalam
penguasaan ilmu pengetahuan.
munculnya pergaulan bebas
Kesembilan,
Membentengi
rumah tangga dari ancaman api
akibat
kecelakaan
pergaulan
dan
generasi muda. Sangat jarang pernikahan
dini
karena
70
kesadaran akan kedewasaan
panjang,
dalam
pekerjaan
rumah
tidak
maksimal.
Emosi
belum
membangun
rumah
tangga. 2. Dampak
pernikahan
melakukan
dini
stabil dalam menyelesaikan
menyebabkan kualitas rumah
masalah rumah tangga yang
tangga tidak berada dalam
silih berganti.
performa yang unggul baik
3. Upaya merevisi UU Nomor 1
dari kesehatan reproduksi,
Tahun
kesiapan psikologis maupun
Perkawinan
ekonomi keluarga, sehingga
tentang
batas
usia
membawa
perkawinan.
Sehingga
ada
terjadi
dampak
rentan
perceraian,
dan
kesamaan
terlantarnya
kualitas
peraturan
pendidikan
anaknya.
undangan
Kematangan kurang, masalah
cara
psikologis penyelesaian
kurang
1974
tentang
tentang khususnya
dalam
segala
perundangyang batas
mengatur usia
perkawinan.
berpikir
DAFTAR PUSTAKA Bahtiar, M. Hariman., Pemuda dan Daya Saing Bangsa, http://www.suarakaryaonline.com/news.html?id=327713. Diakses, 31/5/2013. http://www.solopos.com/2011/wonogiri/tekan-angka-perceraian-kursus-pranikahdi-wonogiri-digalakkan-90237. Diakses, 5/7/2011. http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/02/13/3/130710/-MarakPernikahan-Usia-Dini-NU-Revisi-UU-Perkawinan. Diakses, 13/2/2013. Hanafi, Yusuf. Kontroversi Perkawinan Anak di Bawah Umur (Child Marriage), Bandung: Mandar Maju, 2011. Koran O, 17/12/2011 hlm. 5. “Tinggi, Angka Pernikahan Dini di Lereng Merapi”. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Kumpulan Putusan Tarjih Jawa Tengah, Semarang: MTT dan UMS, 2010.
71
Mashrukhin, Hayatuddin, Ahmad Kholis., Julijanto, Muhammad., PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN (Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri), Surakarta: Laporan Penelitian Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2011. Muttaqien, Dadang., Sidik Tono, Amir Mu’allim, Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogykarta: UII Press, 1999. Pusat Pembinaan Hukum, Buku Saku Perlindungan Anak, Jakarta: Pusat Penyuluhan Hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013. Setiawan,
Singgih B., Kehamilan Remaja Mengkhawatirkan, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=338229. Diakses, 15/11/2013.
Solopos, 29 Juli 2013, hlm. 1-2, “Nikmat Sesaat Berubah Bencana”. Solopos, 29 Juli 2013, hlm. 5., “Pernikahan Dini Cara Kekeluargaan Yang Menyesatkan”.
72