ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN INDUSTRI PENGHASIL BAHAN BAKU RIKA SUSIANTI Program Studi Akuntansi – S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro URL : http//dinus.ac.id/ Email :
[email protected] ABSTRAK Dengan terdeteksinya kinerja perusahaan menggunakan rasio keuangan maka dapat memproyeksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang. Rasio keuangan berfungsi untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak dalam kinerja perusahaaan terutama kinerja keuangannya sehingga sebagai bahan pertimbangan investor dalam menanamkan investasinya yang tentunya akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan laba perusahaan. Penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki pengaruh rasio lancar, perputaran total aktiva, rasio hutang terhadap modal, dan margin laba bersih terhadap pertumbuhan laba. Objek penelitian adalah perusahaan industri penghasil bahan baku yang tercantum di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015. Langkah-langkah yang dipakai untuk mengambil sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan disebut purposive sampling sehingga terdapat sampel sebanyak 13 perusahaan industri. Observasi ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengkajian ini menandakan bahwa rasio lancar, perputaran total aktiva, dan rasio hutang terhadap modal tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan laba sedangkan margin laba bersih memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Kata kunci : Rasio lancar; perputaran total aktiva; rasio hutang terhadap modal; margin laba bersih; dan pertumbuhan laba. ABSTRAK By detecting the performance of companies using financial ratios can be projected earnings growth in the future. Financial ratios serve to determine whether the company is healthy or not in the performance of firms, especially its financial performance so as consideration investors to invest, which would certainly have an impact on increasing the company's profit growth. This research aims to investigate the influence of the current ratio, total asset turnover, debt to equity, and net profit margin to the profit growth. The object of research is an industrial company of the production of raw materials listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2011 - 2015. The steps that used to take a sample based on predetermined criteria called purposive sampling that contained a sample of 13 industrial companies. These observations using multiple linear regression analysis. This assessment indicates that the current ratio, total asset turnover, and the debt to equity ratio have no effect on profit growth, while net profit margin has a negative effect on profit growth. Keywords: Current ratio; total asset turnover; debt to equity ratio; net profit margin; and profit growth.
PENDAHULUAN Pada zaman era globalisasi ini mempunyai dampak bagi kehidupan yaitu perkembangan. Dalam bidang ekonomi telah berkembangnya sistem ekonomi pasar bebas yang membuat perusahaan–perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan kinerjanya sehingga dapat memasukkan perusahaannya pada Indonesia Stock Exchange. Dengan berlimpahnya jumlah perusahaan yang tercatat di Indonesia Stock Exchange kemudian perusahaan berlomba–lomba untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan dikatakan sehat dan berhasil apabila dapat bertahan dalam kondisi apapun serta dapat menghasilkan laba yang maksimal. Semakin meningkatnya kinerja perusahaan maka lebih berkembang dengan baik pula perusahaan tersebut. Selain itu, perkembangan perusahaan sangat bergantung dengan ketersediaan bahan baku. Semakin tinggi penjualan suatu perusahaan maka semakin bertambah tingkat produksi yang dilakukan perusahaan dan permintaan bahan baku akan semakin meningkat. Dalam hal ini diketahui permintaan bahan baku yang semakin banyak maka semakin tinggi penjualan bahan baku suatu industri dan semakin besar pula laba yang dihasilkan dan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan laba. Melalui laporan keuangan, dapat dijadikan penilaian kinerja suatu entitas dan untuk memperkirakan besarnya laba. Untuk mengetahui serta menilai kinerja perusahaan dapat melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dimanfaatkan untuk melakukan analisa laporan keuangan yang berguna sebagai pedoman informasi mengenai kinerja perusahaan untuk pemakai laporan keuangan. Terdapatnya analisa rasio keuangan maka dapat dilihat seberapa baik pelaksanaan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini dibuktikan bila manajer berhasil mempertahankan bahkan selalu meningkatkan kinerja perusahaan maka berdampak pada pertumbuhan laba yang meningkat setiap tahunnya. Namun sebaliknya jika manajer tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaannya ke arah yang lebih baik maka pertumbuhan laba mengalami penurunan dan bisa menjadi sebuah kebangkrutan di masa yang akan datang. Pada kenyataanya tidak semua rasio keuangan mampu memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini dibuktikan karena adanya perbedaan hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Amalina dan Sabeni (2014) menampilkan hasil current ratio berpengaruh pada pertumbuhan laba tetapi Gunawan dan Wahyuni (2013) memberitahukan bahwa rasio lancar tidak berdampak terhadap pertumbuhan laba. Penelitian yang dihasilkan Riana dan Diyani (2016) membuktikan total asset turnover memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba sebaliknya Abidin dan Fadjrih (2013) mengatakan perputaran total aset tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sujarwo dan Fadjrih (2015) mengemukakan hasil riset bahwa debt equity mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba padahal Agustina dan Silvia (2012) membuktikan bahwa debt equity ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil eksperimen Hamidu (2013) menjelaskan bahwa margin laba bersih mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba namun berbanding terbalik penelitian dari Rachamawati dan Handayani (2014) menyatakan bahwa profit margin tidak berdampak terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan latar belakang dan adanya berbagai perbedaan hasil penelitian, maka peneliti tertarik untuk penelitian ini. Penelitian ini mereplika penelitian yang dilakukan oleh Mahaputra (2012). Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Mahaputra (2012) adalah sampel penelitian dan tahun periode. Penelitian Mahaputra (2012) menggunakan seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006–2010. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan industri penghasil bahan baku selama tahun 2011–2015. Oleh karena itu, maka penelitian ini berjudul “ Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Perusahaan Industri Penghasil Bahan Baku yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015) ”
TINJAUAN PUSTAKA Teori Sinyal (Signalling Theory) Signal adalah informasi yang diterima oleh para pengguna laporan sebagai petunjuk informasi yang baik maupun buruk melalui laporan tingkat laba yang tercantum dalam laporan keuangan (Jogiyanto,2010). Apabila laba yang dilaporkan mengalami kenaikan lalu informasi tersebut dikatakan sebagai sinyal yang baik karena perusahaan sedang berada dalam kondisi baik. Tetapi jika laba yang diungkapkan mengalami penurunan dan perusahaan lagi mengalami kesulitan sehingga informasi tersebut dapat dikatakan menjadi sinyal yang negatif bagi pihak eksternal. Bagi pihak eksternal yakni semua pemakai laporan keuangan dengan adanya informasi bahwa perusahaan memberikan sinyal yang baik maupun buruk yang diungkapkan dari data laporan keuangan maka dijadikan sebagai suatu acuan dalam memutuskan tindakan yang harus dilakukan. Pengertian Laporan Keuangan Financial statement ialah salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaanya yang sangat bermanfaat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Abidin dan Fadjrih,2013). IAI (2014) mengungkapkan laporan keuangan menggambarkan data sistematis berisikan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Jenis Laporan Keuangan Menurut IAI (2014), terdapat lima jenis laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan yang berarti suatu laporan keuangan menampilkan posisi komponen aset, kewajiban dan modal dalam kurun waktu tertentu. Laporan laba rugi komprehensif ialah laporan yang mewakili suatu usaha untuk mengukur hasil bersih dari kegiatan operasional suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu. Laporan perubahan ekuitas merupakan penjelasan yang menerangkan penyebab yang mengakibatkan perbedaan jumlah modal suatu periode waktu. Laporan arus kas yaitu laporan yang memperlihatkan seberapa besar jumlah arus kas yang diperoleh dan dikeluarkan dalam aktivitas perusahaan saat suatu periode waktu. Catatan atas laporan keuangan adalah uraian yang memberikan penjelasan lebih lanjut dengan item-item yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan mempunyai beberapa sasaran antara lain untuk menyampaikan keterangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang berfungsi bagi pihak eksternal sebagai patokan dalam menentukan keputusan, memberitahukan responbilitas pimpinan dalam pendayagunaan semua sumber daya yang diinvestasikan kepada entitas, dan keterangan yang ada di dalam catatan atas laporan keuangan membantu pihak eksternal dalam memproyeksikan seberapa besar arus kas entitas di masa depan (IAI,2014). Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan yakni sebuah instrument untuk menguraikan berbagai keterkaitan dan finansial yang diarahkan untuk mengungkapkan transisi keadaan keuangan atau kegiatan operasi di masa lalu dan memberikan pimpinan dalam membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang perlu dilakukan dan ditingkatkan oleh perusahaan di masa yang akan datang (Rachmawati dan Handayani,2014).
Tujuan Analisis Rasio Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2009), tujuan analisis laporan keuangan sebagai berikut yaitu untuk mengetahui keuntungan dan kerugian atas saham di masa lalu serta sebagai bahan pengambilan keputusan dalam menanam saham perusahaan, menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman yang diberikan berserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut, bagi karyawan dan calon karyawan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus, menetapkan besarnya pajak yang dibayarkan atau untuk menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan serta menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Klasifikasi Analisis Rasio Keuangan Menurut Jamez dan Wachowicz (2013), rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu liquidity ratios, leverage ratios, coverage ratios, activity ratios, dan profitability ratios. Liquidity ratios berarti rasio yang difungsikan untuk menilai kesanggupan perusahaan saat melunasi hutang jangka pendeknya. Yang tergolong rasio ini yakni rasio lancar dan rasio cepat. Leverage ratios merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai melalui utang. Rasio ini mencakup rasio hutang terhadap total modal dan rasio hutang terhadap total aset. Coverage ratios ialah rasio yang menyambungkan biaya keuangan perusahaan dengan keefektifan untuk melayani atau membayarnya. Yang termasuk rasio ini adalah rasio cakupan bunga. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efisien perusahaan memanfaatkan asetnya. Rasio ini mencakup perputaran piutang, perputaran piutang dalam hari, perputaran persediaan, perputaran persediaan dalam hari dan perputaran total aktiva. Profitability ratios adalah rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi. Yang termasuk profitability ratios adalah margin laba neto, ROI, dan ROE. Pengertian Laba Laba menggambarkan perbandingan antara seluruh pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk menimbulkan keuntungan (Hamidu,2013). Menurut IAI (2014), laba ialah penambahan manfaat ekonomi suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan dan penambahan aset atau menurunnya liabilitas yang memiliki dampak pada kenaikan ekuitas yang tidak bersumber dari kontribusi investor. Fungsi Laba Fungsi dari laba akuntansi antara lain sebagai parameter ketepatgunaan memakai kapital yang diinvestasikan dalam perusahaan serta dapat membagikan return atas investasi, sebagai instrument untuk mengukur terlaksananya performa atau kemampuan kerja badan usaha dan manajemen, untuk panduan ketika perhitungan pajak, selaku media pengelolaan kuota sumber daya ekonomi negara, untuk landasan untuk penetapan dan penghitungan kelayakan ongkos dalam perusahaan publik, menjadi sarana pengawasan terhadap debitur dalam perjanjian utang, menjadi tolak ukur memberikan imbalan dan penjatahan bonus serta sarana dorongan manajemen dalam pengelolaan perusahaan (Suwardjono,2010). Faktor yang Mempengaruhi Laba Terdapat tiga penyebab yang dapat mempengaruhi laba akuntansi antara lain biaya, harga jual, serta volume penjualan dan produksi. Biaya yang muncul dari pengolahan suatu produk atau jasa akan berdampak pada harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual produk atau jasa akan memberi efek banyaknya kuantitas pemasaran produk atau jasa yang berkaitan.
Banyaknya kuantitas penjualan berimbas terhadap kapasitas produksi yang selanjutnya volume produksi akan berefek besar kecilnya biaya produksi (Mulyadi,2001). Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis Hubungan Current Ratio dengan Pertumbuhan Laba Semakin besar nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi. Current ratio yang tinggi menunjukkan adanya kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan dana internal sendiri sehingga tidak menimbulkan beban bunga yang berdampak pada meningkatnya laba perusahaan dan pertumbuhan laba perusahaan mengalami peningkatan. H1 : Current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hubungan Total Asset Turnover dengan Pertumbuhan Laba Semakin cepat tingkat perputaran aktiva lalu semakin besar keuntungan yang diperoleh disebabkan perusahaan telah berhasil memanfaatkan aset secara efektif dalam melakukan kegiatan penjualan yang memberikan dampak positif yakni tingginya penghasilan. Kenaikan penghasilan dapat meninggikan keuntungan bersih perusahaan dan memajukan pertumbuhan laba. H2 : Total asset turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan Laba Semakin rendah debt to equity ratio kemudian laba bersih yang dihasilkan mengalami peningkatan. Debt to equity ratio memperlihatkan kesanggupan perusahaan dalam menutup semua hutang dengan menggunakan modal yang dimiliki. Rendahnya debt to equity maka kompisisi total kewajiban lebih kecil dibandingkan dengan total ekuitas entitas sehingga semakin kecil pula beban perusahaan terhadap pihak luar yang berdampak pada bertambahnya laba perusahaan yang berpengaruh pada pertumbuhan laba yang tinggi. H3 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Hubungan Net Profit Margin dengan Pertumbuhan Laba Semakin besar margin laba bersih, semakin tinggi laba yang dihasilkan atas kemampuan perusahaan dalam melakukan penjualan dan kecilnya beban operasional yang ditanggung dalam menghasilkan bahan baku sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan pertumbuhan laba melambung tinggi. H4 : Net profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Pada riset ini ada dua kategori variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, dan net profit margin. Sedangkan variabel independen adalah pertumbuhan laba. Current Ratio Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang diartikan sebagai parameter potensi perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya dengan aset lancar (James,2013). Aset Lancar CR : Liabilitas Jangka Pendek
Total Asset Turnover Total asset turnover (perputaran total aktiva) adalah rasio yang digunakan untuk tolak ukur efisiensi relatif total aset untuk menghasilkan penjualan (James,2013).
Penjualan Bersih TATO : Total Aset Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (rasio hutang atas modal) adalah rasio ini memberitahukan seberapa banyak kapitalisasi utang digunakan jika dibandingkan dengan kapitalisasi ekuitas (James,2013).
Total Hutang DER : Total Modal Net Profit Margin Net profit margin (margin laba netto) adalah rasio yang difungsikan sebagai indikator profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yang dihasilkan penghasilan neto per penjualan (James,2013) Laba Setelah Pajak dan Bunga NPM : Penjualan
Pertumbuhan Laba Laba secara fungsional dimaknai sebagai selisih antar penghasilan yang diwujudkan dan transaksi yang timbul beserta beban yang berkaitan karena adanya penghasilan tersebut. Net Income t – Net income t-1 Earning Growth : Net Income t
Populasi dan Sampel Populasi pada eksperimen ini adalah semua perusahaan industri penghasil bahan baku yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015. Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Kriteria penentuan sampel antara lain : 1. Perusahaan industri penghasil bahan baku yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2015. 2. Perusahaan industri penghasil bahan baku yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berturut – turut dalam periode 2011 – 2015. 3. Perusahaan industri penghasil bahan baku yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah. 4. Perusahaan industri penghasil bahan baku yang dalam laporan keuangan tidak mengalami kerugian. Jenis dan Sumber Data Eksperimen ini memakai secondary data dalam bentuk annual financial statement pada perusahaan industri penghasil bahan baku yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 – 2015. Sumber data yang diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.com HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dijalankan karena hendak menyampaikan uraian tentang variabelvariabel yang diterapkan dalam penelitian. Variabel-variabel tersebut adalah current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, net profit margin, dan pertumbuhan laba. Descriptive Statistics Mean PL
Std. Deviation
N
.26877
1.439277
52
LNCR
.6385
.70190
52
LNTATO
-.2890
.47195
52
LNDER
-.3733
.99937
52
LNNPM
-2.6997
1.17332
52
Dari tabel diatas terlihat rata- rata pertumbuhan laba sebesar 0,26877 dengan standar deviasi 1,439277. Current ratio memiliki nilai mean 0,6385 dengan standar deviasi sebesar 0,70190. Total asset turnover mempunyai rata – rata sebesar -0,2890 dan standar deviasi
0,47195. Debt to equity memiliki nilai mean 0,3733 dengan standar deviasi 0,99937 serta net profit margin memiliki rata – rata sebesar -2,6997 dan standar deviasi 1,17332. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata – rata dapat dijadikan sebagai tanda nilai dari setiap variabel yang dihasilkan lebih besar dari nilai rata-rata jadi dapat dikatakan bahwa situasi perusahaan baik . Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas menggunakan metode uji statistic nonparametik Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan taraf signifikansi sejumlah 0.117 sehingga dapat diambil kesimpulan data tersebut berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas
Bersumber dari hasil penelitian ditandai besaran nilai tolerance masing-masing variabel independen diatas 0.10 dan VIF dari setiap variabel independen dibawah nilai 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas.
Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model
T 1
(Constant)
a.
Sig.
-2.838
.007
LNCR
-.840
.405
LNTATO
-.127
.899
LNDER
-.888
.379
LNNPM
-1.912
.062
Dependent Variable: PARK
Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji Park. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa setiap variabel independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada heterokedastisitas. Uji Autokorelasi
Bersumber dari Uji Durbin Watson maka diketahui senilai 1.680. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa durbin watson berada di daerah yang tidak dapat disimpulkan. Maka pengujian autokorelasi dianalisis menggunakan Uji Run Test yang diketahui memiliki nilai signifikansi sebesar 0.05 yang berarti tidak ada autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tujuan analisis ini yakni untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif maupun negatif variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi berdasarkan tabel tersebut yaitu : Pertumbuhan Laba = -2.122+0.043 LNCR-0.513 LNTATO-0.126 LNDER-0.803 LNNPM + e. Hasil dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel total asset turnover, debt to equity ratio, dan net profit margin memiliki pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan laba. Namun berbeda dengan variabel current ratio yang mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R²)
Tujuan uji koefisien determinasi adalah untuk menghitung seberapa banyak peranan variabel independen yang secara simultan menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen. Dari tabel tersebut diketahui nilai adjusted R² sejumlah 0.277 atau 27.7 %. Hal ini berarti bahwa 27.7 % dari variabel pertumbuhan laba bisa diuraikan atau dipengaruhi oleh variabel current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, dan net profit margin. Sedangkan sisanya sebesar 72.3 % diuraikan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Uji F (Secara Simultan)
Uji F bermanfaat untuk mengetahui bahwa semua variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Dari tabel tersebut memperlihatkan nilai F sebanyak 5.877 dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 yaitu lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio dan net profit margin berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba. Uji T (Secara Parsial)
Uji T berguna untuk melihat variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dari empat variabel independen diketahui hanya satu variabel saja yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba yaitu net profit margin. Hal ini disebabkan karena mempunyai nilai probabilitas sebesar 0 (<0.05). Sedangkan tiga variabel lainnya yaitu current ratio, total asset turnover, dan debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan angka probabilitas berada di atas 0.05 yaitu current ratio sebesar 0.886, total asset turnover sebesar 0.174, dan debt to equity ratio sebesar 0.653.
Pembahasan Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Dalam riset ini terbukti bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak dapat membayar hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo dan adanya beban bunga dalam jumlah besar yang harus ditanggung. Dengan semakin besar beban bunga yang harus ditanggung maka semakin besar pula aset lancar yang harus dikeluarkan guna membereskan semua beban tersebut sehingga sedikitnya aset lancar yang dimiliki perusahaan tidak bisa dikelola dengan baik untuk kegiatan operasional perusahaan yang berdampak pada rendahnya laba dan tentunya berpengaruh pada rendahnya pertumbuhan laba. Dengan diketahui informasi rendahnya pertumbuhan laba maka investor dapat mengetahui rendahnya kemampuan perusahaan dalam mengembalikan return atau deviden atas investasinya. Selain itu, kreditur yang baru juga sebagai bahan pertimbangan dalam meminjamkan dananya apakah perusahaan bisa membayar kembali hutangnya beserta beban bunga. Hasil riset ini sependapat dengan riset yang dilakukan oleh Rachmawati dan Handayani (2014) yang membuktikan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sebaliknya hasil tersebut tidak sama dengan penelitian Sujarwo dan Fadjrih (2015) yang membuktikan current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Hasil analisis menyatakan total asset turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan perputaran aktiva ke dalam kegiatan penjualan tidak dapat dilakukan karena aktiva yang dimiliki digunakan untuk membayar hutang jangka pendek maupun jangka panjang dan membayar besarnya beban bunga beserta cicilan pokoknya sehingga kegiatan penjualan rendah yang mempengaruhi pada rendahnya pendapatan yang dihasilkan sedangkan besarnya beban perusahaan maka laba perusahaan rendah dan berdampak pada rendahnya pertumbuhan laba perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang buruk akan dimanfaatkan sebagai acuan para investor untuk tidak menginvestasikan modalnya untuk kegiatan operasional perusahaan sebab akan mendapatkan return yang rendah pula. Dengan pertumbuhan laba yang rendah dapat dijadikan sinyal bagi manajemen perusahaan untuk bahan evaluasi kinerja perusahaan sehingga manajer dapat bertanggung jawab atas kinerja perusahaannya serta dapat memperbaiki sekaligus meningkat kinerja perusahaan dan berdampak akan menghasilkan laba yang maksimal. Eksperimen ini sependapat dengan Rachmawati dan Handayani (2014) yang diketahui total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Tetapi tidak sependapat dengan Riana dan Diyani (2016) bahwa total asset turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Observasi ini menghasilkan variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak mampu membayar seluruh hutangnya beserta cicilan pokoknya dengan modal yang dimiliki serta besarnya beban bunga yang harus dibayar. Dengan diketahui hal tersebut maka semakin besar pula modal yang harus dikeluarkan untuk menanggung seluruh hutang beserta cicilan pokoknya dan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan. Dengan pengeluaran yang besar tersebut maka semakin sedikit modal yang dimiliki perusahaan sehingga tidak dapat dikelola dengan baik untuk kegiatan operasional
perusahaan yang berdampak pada rendahnya laba perusahaan dan tentunya berpengaruh terhadap rendahnya pertumbuhan laba. Adanya informasi pertumbuhan laba yang rendah dapat dijadikan informasi bagi investor untuk melihat perusahaan tidak dapat memberikan return tinggi sehingga investor berhak untuk tidak menanamkan investasinya. Bagi pihak kreditur yang baru digunakan untuk pedoman pengambilan keputusan saat kreditur akan memberikan hutang kepada perusahaan sehingga kreditur mengetahui bahwa perusahaan tersebut tidak dapat membayar kembali hutangnya dengan beban Bungan dan cicilan pokoknya. Penelitian variabel ini selaras dengan penelitian dari Agustina dan Silvia (2012) yaitu debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Akan tetapi tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo dan Fadjrih (2015) yang menghasilkan debt to equity ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba Penelitian memperlihatkan net profit margin berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dimungkinkan perusahaan melakukan manajemen laba. Tingginya pajak pemerintah namun laba yang dihasilkan perusahaan tetap konstan karena adanya manajemen laba sehingga net profit margin berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini sama dilakukan oleh Hamidu (2013) bahwa net profit margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun berbanding terbalik dengan penelitian Rachmawati dan Handayani (2014) yaitu net profit margin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Menurut uji t diketahui nilai t hitung sebesar 0,144 dan tingkat signifikansi sebesar 0,886. Penyebabnya adalah perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendek beserta besarnya beban bunga sehingga menurunkan laba perusahaan dan pertumbuhan laba juga menurun. 2. Hasil penelitian menyatakan total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan tabel uji t terdapat nilai t hitung -1,379 dan tingkat probabilitas sebesar 0,174. Hasil tersebut membuktikan bahwa perusahaan tidak dapat memutarkan aktiva secara maksimal karena digunakan untuk membayar semua hutang beserta cicilan pokoknya sehingga menghasilkan pendapatan dan laba yang rendah dan mempengaruhi rendahnya pertumbuhan laba. 3. Hasil penelitian membuktikan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Maka ditemukan nilai t hitung sebesar -0,453 dan tingkat signifikansi sebesar 0,653. Dapat disimpulkan dengan besarnya hutang yang ditanggung beserta beban bunga dan cicilan pokoknya maka modal yang dimiliki tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan maka laba menjadi rendah sehingga pertumbuhan laba mengalami penurunan. 4. Hasil penelitian menyatakan net profit margin berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji t dengan nilai t hitung sebesar -3,772 dan nilai probabilitas sebesar 0,000. Hal ini dikarenakan kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba sehingga walau tingginya pajak pemerintah namun laba yang dihasilkan tetap konstan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka penulis akan memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan diharapkan untuk lebih memperhatikan dan berhati – hati dalam menggunakan aktiva, hutang dan investasi agar perusahaan memiliki kualitas yang baik dalam pengelolaan dana sehingga sumber dana tersebut dapat dialokasikan dengan tepat demi mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan laba perusahaan. 2. Bagi investor yang akan berinvestasi pada perusahaan diharapkan untuk terlebih dahulu menginvestigasi kondisi keuangan untuk dapat mendeteksi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan dengan mencermati pengaruh perputaran rasio keuangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel atau menggunakan variabel lain yang lebih mempengaruhi terhadap pertumbuhan laba, selain itu memperbanyak sampel penelitian dan tahun penelitian agar hasil penelitian selanjutnya menjadi lebih tepat dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal dan Nur Fadjrih Asyik. 2013. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 2. No. 5. Agustina dan Silvia. 2012. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 2. No. 2. Hal:113-122. Amalina, Nur dan Arifin Sabeni. 2014. “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba : (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2011)”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.3. No. 1. Hal:1-15. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi, Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Empat. Brigham, E. F. dan J. F. Houston. 2011. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Donald E. Kieso, et al. 2010. Financial Accounting: IFRS Edition, 1st Edition. United States: John Wiley & Sons Inc. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro. Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni. 2013. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 13. No. 1. Hal:63-84. Hamidu, Novia P. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perbankan di BEI”, Jurnal Ekonomi,Manajemen,Bisnis dan Akuntansi. Vol. 1. No. 3. Hal:711-721. Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta : STIE YKPN. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-UG. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta : Salemba Empat. James C, Van Horne dan John M. Wachowicz. 2012. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12 Buku 1. Jakarta:Salemba Empat Mahaputra, I Nyoman Kusuma Adnyana. 2012. “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 7. No. 2. Hal:243-254. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat. Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Bandung : Pustaka Setia. Rachmawati, Anggun Arif dan Nur Handayani. 2014. “Pengaruh Rasio Keuangan dan Kebijakan Deviden Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.3. No 3. Riana, Devi dan Lucia Ari Diyani. 2016. “Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Industri Farmasi (Studi Kasus pada BEI Tahun 2011-2014)”. Jurnal Online Insan Akuntan. Vol. 1. No. 1. Hal:16-42. Sujarwo, Rosalina Ariesta dan Nur Fadjrih Asyik. 2015. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba di Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 4. No. 10. Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE