ANALISIS PERBANDINGAN LABA DAN DEVIDEN DALAM

Download 1 Des 2013 ... Menurut Almilia & Kristijadi (2003 : 18) mengemukakan bahwa rasio rasio ... meneliti tentang analisis perbandingan laba dan ...

0 downloads 156 Views 416KB Size
Volume 1. No. 1 Desember 2013

ANALISIS PERBANDINGAN LABA DAN DEVIDEN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Mujairimi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Email : [email protected]

Abstract This study aims to provide empirical evidence about the comparative analysis of earnings and dividends in predicting financial distress companies listed on stock exchanges in Indonesia. The study sample as many as 127 companies in the category with 51 healthy and 76 in the category fianancial unwell or experiencing distress, which consists of 37 companies do not share dividend, 23 companies experienced a negative net income, and 16 companies experienced negative net operating income. So the total sample of 381 years of the company's financial statements. The statistical methods used to test the research hypothesis is logit regression. The results of this study indicate that the net operating income and dividends can predict financial distress. The net profit can not predict financial distress. In addition, the operating net profit model is better than the dividend models in predicting financial distress. The financial ratios that affect the net operating income models, namely, leverage, profit margin and operating efficiency. While the dividend model is liquidity, leverage, operating efficiency and cash position. Thus, the dominant financial ratios in this model is the leverage ratio and efficiency of operations, because these ratios affect both the model of net operating income and dividends. Keywords : Financial Distress, Net Income, Net Operating Income, Dividends, Financial Ratios, Logit Regression. laporan

PENDAHULUAN Laporan

keuangan

kebutuhan

merupakan

memenuhi

sebagian

besar

informasi

tentang

posisi

keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan

transaksi keuangan yang terjadi selama

yang bermanfaat bagi sebagian besar

tahun buku yang bersangkutan. Laporan

kalangan

keuangan ini di buat oleh manajemen

dalam

dengan tujuan untuk mempertanggung

pengguna rangka

laporan

membuat

keuangan keputusan-

keputusan ekonomi serta menunjukkan

jawabkan tugas-tugas yang dibebankan

pertanggung

kepadanya oleh para pemilik perusahaan Tujuan

bersama

memberikan

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-

2004:17).

untuk

pengguna laporan. Tujuannya adalah untuk

ringkasan dari suatu proses pencatatan,

(Baridwan,

keuangan

jawaban

(stewardship),

manajemen atas penggunaan sumber daya

umum

1

Volume 1. No. 1 Desember 2013

yang dipercayakan kepada mereka. Dalam mengakibatkan

kebangkrutan,

(Salehi,

rangka mencapai tujuan tersebut, suatu 2009). Financial distress merupakan salah

laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aset, satu

faktor

penyebab

bankrutnya

kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan disamping disebabkan oleh termasuk keuntungan dan kerugian, dan faktor-faktor lain. Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang

arus kas.

Pengertian di atas menunjukkan dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi bahwa laporan keuangan memiliki peran sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun penting untuk dijadikan alat dalam menilai likuidasi. Atmini dan Wuryana (2005 : 470)

kinerja dan pengambilan keputusan bagi

mereka yang butuh atas informasi laporan meneliti tentang manfaat laba dan arus kas keuangan perusahaan. Laporan keuangan untuk

memprediksi

kondisi

financial

juga dapat digunakan untuk memprediksi distress pada perusahaan textile mill kondisi

keuangan

apakah products dan apparel and other textile

perusahaan

perusahaan tersebut mengalami financial products yang terdaftar di Bursa Efek distress atau bahkan bangkrut. Hal ini perlu Jakarta. Berdasarkan hasil penelitiannya diperhatikan oleh berbagai pihak, baik menemukan bukti bahwa model laba manajer,

investor,

sebelum merupakan model yang lebih baik daripada

kreditor

mengambil keputusan. Dalam menilai suatu model arus kas dalam memprediksi kondisi perusahaan masuk dalam kategori financial finansial distress perusahaan. Berdasarkan

distress atau kesulitan keuangan yaitu,

pengertian

dan

menganalis laporan keuangan perusahaan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dengan menggunakan rasio keuangan. suatu saat perusahaan diprediksi mengalami Semua rasio keuangan dapat dijadikan alat financial distress atau kesulitan keuangan, untuk

memprediksi

financial

distress dan jika terlambat dalam menanganinya akan mengarah pada kebangkrutan. Salah

(Almilia & Kristijadi, 2003:18). Perusahaan

yang

mengalami satu faktor yang melekat pada kesulitan

kesulitan keuangan harus segera dicarikan keuangan solusi

agar

tidak

mengarah

dan

akhirnya

kebangkrutan

pada perusahaan adalah kurang adanya kontrol

kebangkrutan. Adanya kesulitan keuangan oleh penuntut yang berbeda (Salehi, 2009). di

perusahaan

akhirnya

dapat

2

Volume 1. No. 1 Desember 2013

Menurut Almilia & Kristijadi (2003 : memprediksi kondisi financial distress 18) mengemukakan bahwa rasio rasio pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia, keuangan

dapat

digunakan

untuk dengan tujuan untuk membuktikan secara

memprediksikan financial distress suatu empiris tentang model laba bersih dan laba perusahaan.

Sedangkan

variabel

rasio bersih

operasi

serta

deviden

dalam

keuangan yang paling dominan dalam memprediksi kondisi financial distress, dan menentukan

financial

distress

suatu apakah model laba bersih dan laba bersih

perusahaan adalah rasio profit margin yaitu operasi lebih baik dari model deviden. laba bersih dibagi dengan penjualan (NI/S), Penelitian ini mengacu pada penelitian rasio financial leverage yaitu hutang lancar yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi dibagi dengan total aktiva (CL/TA). rasio (2003) yang mengukur perusahaan masuk likuiditas yaitu aktiva lancar dibagi dengan dalam kondisi fianancial distress, jika hutang lancar (CA/CL). Rasio pertumbuhan beberapa tahun mengalami laba bersih dan yaitu rasio pertumbuhan laba bersih dibagi laba bersih operasi negatif serta lebih dari satu tahun tidak membayar deviden. Rasio

dengan total aktiva (GROWTH NI/TA).

Sesuai dengan hal di atas, financial yang digunakan yaitu, rasio profit margin, distress merupakan masalah besar yang likuiditas, leverage, profitabilitas, efisiensi mengancam perusahaan jika gagal dalam operasi, posisi kas dan pertumbuhan. menangani

akan

mengarah

pada Dengan tujuh rasio di atas diharapkan dapat

kebangkrutan. Dengan demikian, financial memprediksi kondisi financial distress baik distress sangat menarik untuk diteliti lebih pada model laba maupun deviden. lanjut untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah perusahaan tersebut TINJAUAN PUSTAKA mengalami financial distress atau bahkan

Pengertian Laporan Keuangan

bangkrut. Banyak peneliti yang melakukan Laporan

penelitian tentang financial distress, akan

keuangan

merupakan

tetapi, masih belum ada penelitian yang ringkasan dari suatu proses pencatatan, membandingkan antara model laba dan merupakan suatu ringkasan dari transaksifinancial transaksi keuangan yang terjadi selama distress. Dalam hal ini peneliti tertarik tahun buku yang bersangkutan. Laporan untuk meneliti tentang analisis keuangan ini dibuat oleh manajemen perbandingan laba dan deviden dalam dengan tujuan untuk mempertanggungdeviden

dalam

meprediksi

3

Volume 1. No. 1 Desember 2013

jawabkan tugas-tugas yang dibebankan keuangan yang paling ringan sampai kepadanya oleh para pemilik perusahaan. kepernyataan yang kebangkrutan, yang Disamping itu, laporan keuangan dapat juga merupakan kesulitan keuangan yang paling digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan berat. Plat dan Platt, (2007 : 151), lain yaitu sebagai laporan keuangan kepada mengemukakan bahwa perusahaan lebih pihak-pihak diluar perusahaan, (Baridwan, mungkin menjadi tertekan secara finansial 2004 : 17).

ketika mereka tidak memiliki operating leverage yang cukup untuk mendukung

Tujuan Laporan Keuangan

volume penjualan atau tidak menghasilkan

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan arus kas yang cukup atau laba operasi umum

adalah

memberikan

informasi sebelum biaya penyusutan.

tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus

Menurut Platt dan Platt (2002)

kas perusahaan yang bermanfaat bagi (Atmini,

dan

Wuryan

A,

2005)

sebagian besar kalangan pengguna laporan mendefinisikan bahwa financial distress dalam

rangka

membuat

keputusan- adalah tahap penurunan kondisi keuangan

keputusan ekonomi serta menunjukkan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang pertanggungjawaban

(stewardship) terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan

manajemen penggunaan sumber-sumber ataupun daya yang dipercayakan kepada mereka. Ross,

likuidasi. Sedangkan menurut Westerfield,

dan

Jaffe

(2005)

Dalam rangka m,encapai tujuan tersebut, (Candrawati, 2006 : 17) bahwa financial suatu

laporan

keuangan

informasi

mengenai

meliputi,

asset,

pendapatan

menyajikan distress adalah situasi di mana arus kas

perusahaan

kewajiban,

dan

beban,

yang hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk

ekuitas, memenuhi kewajiban perusahaan. termasuk

Sementara

itu,

penelitian

yang

keuntungan dan kerugian, serta arus kas, dilakukan oleh Luciana (2004) (Endri, 2009 (PSAK, 2009 : 1.2).

: 37) mendefinisikan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi di mana

Financial Distress

perusahaan mengalami delisted akibat laba Mamduh dan Halim, (2003 : 263) bersih dan nilai buku ekuitas negatif mengartikan

bahwa

financial

distress berturut - turut serta perusahaan tersebut

merupakan kesulitan likuiditas atau jangka telah di merger. Matthias, (2002:36), pendek,

yang

merupakan

kesulitan mengartikan bahwa kesulitan keuangan

4

Volume 1. No. 1 Desember 2013

sebagai suatu proses dinamis, menekankan daripada hutang jangka panjang, Whitaker, insentif

bagi

para

kreditor

untuk (1999) atau jika selama 2 tahun mengalami

mempelajari tentang prospek pemulihan laba bersih operasi negatif dan selama lebih keuangan

perusahaan

tertekan. dari 1 tahun tidak melakukan pembayaran

yang

Kreditur pasca keputusan likuidasi mereka dividen, Almilia & Kristijadi, (2003) belajar lebih lanjut tentang kelangsungan sedangkan

Wahyujati,

hidup perusahaan yang tertekan dan dasar mendefinisikan

financial

(2000) distress

jika

keputusan likuidasi akhir pada informasi perusahaan mengalami net income negatif selama 3 tahun.

yang lebih baik. Banyak

faktor

menyebabkan

yang

perusahaan

dapat

menghadapi Penelitian Terdahulu

financial distress yaitu antara lain kenaikan biaya

operasi,

ekspansi

Adapun

berlebihan,

penurunan

Kristijadi (2003 : 18) analisis rasio

aktifitas

keuangan

perdagangan industri (Wruck, 1990) (dalam

Martin,

(1995)

atau

kondisi

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitianya rasio-rasio keuangan dapat

berarti kesulitan dana untuk menutup perusahaan

memprediksi

yang terdaftar di bursa efek Jakarta,

(dalam

Candrawati, 2008 : 26) Financial distress,

kewajiban

untuk

financial distress perusahaan manufaktur

Candrawati, 2008 : 25). Menurut

yang

seperti yang dilakukan oleh Almilia dan

kondisi ekonomi, kelemahan manajemen dan

penelitian

dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu

ketinggalan teknologi, kondisi persaingan,

perusahaan

hasil

digunakan untuk memprediksikan financial

kesulitan

distress suatu perusahaan. Adapun variabel

likuiditas yang diawali dengan kesulitan

independen

ringan sampai pada kesulitan yang lebih

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah rasio keuangan

serius, yaitu jika hutang lebih besar

perusahaan berdasarkan penelitian yang

dibandingkan dengan aset.

dilakukan oleh Platt dan Platt (2002): Profit

Indikator yang menunjukkan apakah

margin

suatu perusahaan mengalami financial

meliputi

laba

bersih

dibagi

penjualan (NI/S). Likuiditas meliputi aktiva

distress antara lain ditandai dengan adanya

lancar dibagi kewajiban lancar (CA/CL),

pemberhentian tenaga kerja atau hilangnya

modal

pembayaran dividen, Lau, 1987 & Hill et al,

kerja

(aktiva

lancar-kewajiban

lancar) dibagi total aktiva (WC/TA), aktiva

(1996) serta arus kas yang lebih kecil

lancar dibagi total aktiva (CA/TA), aktiva

5

Volume 1. No. 1 Desember 2013

tetap bersih dibagi total aktiva (NFA/TA). meneliti tentang analisis rasio keuangan Efisiensi operasi meliputi penjualan dibagi untuk

memprediksi

kondisi

financial

total aktiva (S/TA), penjualan dibagi aktiva distress pada perusahaan sektor real estate lancar (S/CA), penjualan dibagi modal dan properti di Bursa efek Jakarta. kerja (S/WC). Profitabilitas meliputi laba Berdasarkan

hasil

penelitiannya

bersih dibagi total aktiva (NI/TA), laba menujukkan bahwa laporan keuangan bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ). perusahaan dapat memprediksi probabilitas Financial leverage meliputi total hutang perusahaan financial distress, dan rasio dibagi total aktiva (TL/TA), hutang lancar keuangan dibagi total aktiva (CL/TA), notes payable menjelaskan

yang

digunakan

sebesar

mampu

21,7%

variasi

dibagi total aktiva (NP/TA), notes payable perubahan kondisi perusahaan financial dibagi total hutang (NP/TL), ekuitas saham distress pada sektor real estate dan properti. dibagi total aktiva (EQ/TA). Posisi kas Indikator rasio keuangan yaitu, profit meliputi

kas

(CASH/CL), (CASG/TA). prosentase

dibagi kas

hutang

dibagi

total

Pertumbuhan pertumbuhan

lancar margin (Net Income/Sales), rasio likuditas aktiva (Curren

Assets/Current

Liabilities,

meliputi Working Capital/Total Assets, Current penjualan Assets/Total Assets, Net Fixed Assets/Total

(GROWTH-S), Prosentase pertumbuhan Assets), rasio efisiensi operasi (Sales/Total laba bersih dibagi total aktiva (GROWTH Assets, NI/TA).

Sedangkan

tambahan

Sales/Current

Assets,

dalam Sales/Working Capital), rasio profitabilitas

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel (Net Income/Total Assets, Equity/Total rasio keuangan yang paling dominan dalam Assets), rasio posisi kas (cash/Current menentukan

financial

distress

suatu Liabilities, Cash/Total Assets) dan rasio

perusahaan adalah: Rasio profit margin pertumbuhan (Growth - Sales, Growth - Net yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan Income/Total Assets). (NI/S), rasio financial leverage yaitu

Hipotesis Penelitian

hutang lancar dibagi dengan total aktiva

(CL/TA), rasio likuiditas yaitu aktiva lancar H1 = Model laba bersih dan laba bersih operasi serta deviden dapat dibagi dengan hutang lancar (CA/CL), dan memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan yang rasio pertumbuhan yaitu rasio pertumbuhan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. laba bersih dibagi dengan total aktiva H2 = Model laba bersih lebih baik dari deviden dalam memprediksi kondisi (GROWTH NI/TA). Wardhani (2009 : 3) financial distress pada perusahaan

6

Volume 1. No. 1 Desember 2013

H3 =

yang terdaftar di Bursa Efek berturut-turut selama tahun 2007-2010 Indonesia. serta berakhir tanggal 31 Desember. Model laba bersih operasi lebih baik dari deviden dalam memprediksi 2. Berupa moneter rupiah. kondisi financial distress pada 3. Kriteria Perusahaan yang mengalami perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. financial distress jika: beberapa tahun mengalami laba bersih (net income) dan

METODE PENELITIAN

laba

Populasi dan Penentuan Sampel

bersih

operasi

(net

income

operating) negatif, serta lebih dari satu tahun tidak membayar deviden.

Populasi dalam penelitian ini adalah

Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh

semua perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dan data perusahaan- sampel sebanyak 127 perusahaan dengan perusahaan tersebut telah dipublikasikan. 51 masuk kategori sehat dan 76 masuk 2010 dalam kategori tidak sehat atau mengalami digunakan untuk memprediksi kondisi fianancial distress, yang terdiri dari 37 financial distress. Sedangkan data yang deviden, 16 laba bersih operasi dan 23 laba akan dianalisis mencakup periode 2008 bersih. Jadi jumlah sampel sebanyak 381 Periode

2007

sampai

dengan

sampai 2010 dipandang cukup mewakili tahun laporan keuangan perusahaan. untuk

memprediksi

Sedangkan sampel

financial

perusahaan

dalam

yang

penelitian

ini

distress. menjadi Jenis dan Sumber Data adalah

Penelitian ini menguji secara empiris

perusahaan manufaktur yang terdaftar di

variabel-variabel yang dapat memprediksi

Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan

kondisi financial distress pada perusahaan

data yang diperoleh dari Indonesian Capital

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Market Directory (ICMD) 2011, diperoleh sampel

sebanyak

148

Indonesia (BEI). Data yang digunakan

perusahaaan

dalam penelitian ini adalah data sekunder

manufaktur. Adapun teknik pengambilan

berupa laporan keuangan dari perusahaan

sampel dengan cara purposive sampling

manufaktur yang telah terdaftar di Bursa

yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria

Efek

tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah:

Indonesia

dipublikasikan.

(BEI)

dan

Penelitian

telah ini

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di menggunakan data periode tahun 2007Bursa Efek Indonesia dan laporan 2010 yang diperoleh dari Indonesian keuangannya

telah

dipublikasikan Capital Market Directory (ICMD 2011)

7

Volume 1. No. 1 Desember 2013

dan dari www.idx.co.id, yang berupa 6.

Efisiensi operasi diproksikan dengan

laporan

penjualan dibagi aktiva lancar (S/CA)

keuangan

tahunan

(annual 7.

nreport).

Posisi kas diproksikan dengan kas dibagi hutang lancar (CASH/CL)

8.

Definisi Operasional

Pertumbuhan

diproksikan

dengan

prosentase pertumbuhan laba bersih

Varibel dependen dalam penelitian

dibagi total aktiva (GROWTH NI/TA)

ini adalah probabilitas perusahaan yang

mengalami financial distress yang diukur Model Analisis dan Tehnik Analisis dengan laba bersih, laba bersih operasi dan Data deviden

dengan

kategori,

0

untuk

Pengujian dalam penelitian dengan

perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan menggunakan regresi logit yang mengalami financial distress. mengetahui kekuatan prediksi

untuk rasio

Variabel independen dalam penelitian ini keuangan terhadap penentuan financial adalah rasio keuangan berdasarkan distress suatu perusahaan. Model yang penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan digunakan dalam penelitian ini yaitu: Kristijadi (2003), sebagai berikut: Pi = 1/[1 + Exp - (B0 + B1X1 + B2X2 + ... + 1. Financial distress diukur dengan jika: BnXin)……1] beberapa tahun mengalami laba bersih Dimana: (net income) dan laba bersih operasi Pi = Probabilitas perusahaan mengalami (net income operating) negatif, serta financial distress lebih dari satu tahun tidak membayar Bo = Konstanta dividen, Almilia dan Kristijadi (2003). Xin = Variabel-variabel laporan keuangan 2. Likuiditas diproksikan dengan aktiva yang diproksikan dengan rasio lancar dibagi kewajiban lancar keuangan. (CA/CL). Bn = Koefisien regresi 3. Profitabilitas diproksikan dengan laba Exp = Kesalahan yang mempunyai nilai bersih dibagi ekuitas saham (NI/EQ) pengharapan sebesar nol. 4. Leverage diproksikan dengan hutang Penelitian ini menggunakan regresi lancar dibagi total aktiva (CL/TA) logit untuk mencari kekutan model apakah 5. Profit margin diproksikan dengan laba model laba lebih baik dari model deviden bersih dibagi penjualan (NI/S) dalam memprediksi kondisi financial

8

Volume 1. No. 1 Desember 2013

distress. Disamping itu, mencari rasio-rasio dimasukkan dalam analisis regresi logit keuangan yang paling dominan dalam adalah 222 buah sampel untuk model laba memprediksi

financial

distress. Rasio bersih. Dan jika dilihat dari presentasenya

keuangan yang digunakan dalam penelitian kasus tersebut 100% layak untuk diolah ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan regresi logit, artinya seluruh kasus oleh

Almilia

dan

Kristijadi

(2003), teramati dan tidak ada satu pun data yang

sehingga dapat membantu manajemen tidak teramati. dalam melakukan tindakan-tindakan untuk

Untuk mengetahui hasil uji kelayakan

mengatasi kondisi financial distress. Jadi terhadap data yang dianalisis maka dapat dalam penelitian ini mencari kekuatan dilihat dalam Omnibus Tests of Model model dan rasio-rasio

keuangan mana Coefficients seperti terlihat dalam tabel 2 .

yang paling dominan dalam menentukan

Tabel 2 Omnibus Tests of Model Coefficients

financial distress. Analisis data dilakukan dengan

menilai

(overall

model

keseluruhan

Chisquare

df

Sig.

Step

91.129

7

.000

Block

91.129

7

.000

Model

91.129

7

.000

model

fit), menganalisis nilai

Step 1

Nagel Karke dan menguji koefisien regresi.

Sumber : Data diolah

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam tabel lampiran menunjukkan Hasil Analisis

uji kelayakan variabel-varibel independen

Analisis pertama yaitu untuk model apakah dapat diterima atau tidak dalam laba bersih maka dapat dilihat hasil Case analisis regresi logit. Apabila P<0,05 berarti diterima. Berdasarkan tabel tersebut,

Processing Summary dalam tabel 1.

variabel-variabel Tabel 1 Laba Bersih

pendukung

penelitian

dapat diterima oleh regresi logit dan layak untuk diolah. Dari tabel tersebut juga dapat

NO

Unweighted cases 1. Selected cases in 2. analysis Unselected cases Total Sumber : Data diolah

N

Prosentase

222 0

100 0

222

100

diketahui

bahwa

jumlah

variabel

independen sebanyak 7 rasio keuangan. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dilakukan

pengujian

hipotesis

dengan

Hasil analisis tersebut dapat diketahui menggunakan regresi logit untuk menguji bahwa jumlah kasus regresi yang apakah model laba bersih dapat digunakan

9

Volume 1. No. 1 Desember 2013

dalam distress

memprediksi pada

kondisi

perusahaan

financial Omnibus Tests of Model Coefficients

manufaktur. seperti terlihat dalam tabel 4.

Analisis pertama yang dilakukan yaitu

Tabel 4 Omnibus Tests of Model Coefficients

menilai kelayakan model regresi dan

Chi-square

df

Sig.

Step

56.358

7

.000

Block

56.358

7

.000

Model

56.358

7

.000

goodness of fit test yang diukur dengan Chi Step 1

Squre pada uji Hosmer and lemeshow pada tabel 3 dan diperoleh angka rata-rata 17.888.

Probabilitas

Sumber : Data diolah

signifikansi

menunjukkan angka 0.02 yang lebih kecil Dalam tabel lampiran menunjukkan

dari 0.05 maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak layak dipakai

apakah dapat diterima atau tidak dalam

untuk analisis selanjutnya. Hasil analisis kedua untuk model laba bersih operasi maka dapat dilihat hasil Case Processing Summary dalam tabel 3. Tabel 3 Laba Bersih Operasi

uji kelayakan variabel-varibel independen

analisis regresi logit. Apabila P<0,05 berarti diterima. Berdasarkan tabel tersebut, variabel-variabel

pendukung

penelitian

dapat diterima oleh regresi logit dan layak untuk diolah. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui

bahwa

jumlah

variabel

independen sebanyak 7 rasio keuangan. Analisis selanjutnya yaitu pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logit untuk menguji kemampuan model laba Hasil analisis pada tabel lampiran bersih operasi dalam memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui bahwa jumlah financial distress pada perusahaan kasus regresi yang dimasukkan dalam manufaktur. Analisis pertama yang analisis regresi logit adalah 201 buah dilakukan yaitu menilai kelayakan model sampel. Dan jika dilihat dari presentasenya regresi dan goodness of fit test yang diukur kasus tersebut 100% layak untuk diolah dengan Chi Squre pada uji Hosmer and dengan regresi logit, artinya seluruh kasus lemeshow dan diperoleh angka rata-rata Probabilitas signifikansi teramati dan tidak ada satu pun data yang 9.163. tidak teramati.

menunjukkan angka 0.329 yang lebih besar

Uji kelayakan terhadap data yang dari 0.05 maka hipotesis diterima. Hal ini dianalisis maka dapat dilihat dalam berarti model regresi layak dipakai untuk

10

Volume 1. No. 1 Desember 2013

analisis selanjutnya, karena tidak ada klasifikasi 2 x 2 menghitung nilai estimasi yang benar dan salah. Pada kolom perbedaan yang nyata antara klasifikasi merupakan dua nilai prediksi dari variabel yang diprediksi dengan klasifikasi yang dependen (S) dan (TS), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi diamati seperti terlihat dalam tabel 5 sesungguhnya dari variabel dependen (S) dan (TS) seperti terlihat pada tabel 7 Tabel 5 Hosmer and Lemeshow Test Tabel 7 Step Chi-square df Sig. Financial Distress 1

9.163

8 .329 Sumber : Data diolah

Langkah selanjutnya yaitu menilai keseluruhan model (overall model fit) yang dapat dilihat dari nilai -2 Log likelihood (-2 LL) pada tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada

Tabel 6 Iteration Historya,b,c -2 Log likelihood

Iteration Step 0

kolom prediksi perusahaan tidak sehat atau yang

Coefficients

mengalami

financial

distress

Constant

sebanyak 48 perusahaan, sedangkan pada baris, hasil observasi sesungguhnya yang

1

221.467

-1.045

2

220.980

-1.156

3

220.979

-1.159

4

220.979

-1.159

mengalami financial distress sebanyak 21 perusahaan. Untuk perusahaan yang tidak

Sumber : Data diolah

mengalami financial distress atau sehat sebanyak 153 perusahaan, dan pada baris

Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai -2 LL pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta sebesar 220.979, sedangkan nilai -2 LL pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas turun menjadi 164.622. Hal ini berarti -2 LL Block Number = 0 lebih besar dibandingkan dengan nilai -2 LL Block Number = 1 atau model regresi dikatakan layak atau lebih baik. Tabel lampiran tersebut menunjukkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0.245 dan nilai Nagelkerke R Square dari persamaan regresi logit menunjukkan nilai sebesar 0.367 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 36,7%. Tabel

hasil observasi sesungguhnya yang tidak mengalami financial distress atau sehat sebanyak 150 perusahaan. Jadi ketepatan model ini secara keseluruhan sebesar 85%. Analisis terakhir yaitu pengujian koefisien regresi untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau dengan kata lain, variabel independen yang diukur dengan rasio keuangan mampu

11

Volume 1. No. 1 Desember 2013

memprediksi kondisi financial distress rasio yang sigifikan dan tidak signifikan pada perusahaan manufaktur. Koefisien sebagai berikut: regresi

dapat

ditentukan

dengan 1. Rasio leverage signifikan pada tingkat

menggunakan Wald Statistic dan nilai

5%. Koofesien regresi untuk variabel

probabilitas (sig) seperti terlihat dalam

likuiditas sebesar -0.820 dan bertanda

tabel 8 .

positif dengan nilai probabilitas (Sig) 0.003 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan

Tabel 8 Variables in the Equation

nilai Wald Statistic sebesar 4.474 yang lebih besar dibandingkan Chi-Square tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. 2. Rasio profit margin signifikan pada

Berdasarkan

regresi

tingkat 5%. Koofesien regresi untuk

logistik tersebut dapat dilihat bahwa

variabel leverage sebesar 0.011 dan

variabel independen yang berpengaruh

bertanda positif dengan nilai probabilitas

positif yaitu, rasio likuiditas, leverage,

(Sig) 0.034 yang lebih kecil dari 0.05 (α)

efisiensi

pertumbuhan.

dan nilai Wald Statistic sebesar 4.060

Sedangkan yang berpengaruh negatif yaitu,

yang lebih besar dibandingkan Chi-

rasio profitabilitas, profit margin, dan posisi

Square

kas. Artinya semakin tinggi nilai tersebut

menunjukkan bahwa variabel profit

maka probabilitas perusahaan yang tidak

margin berpengaruh positif terhadap

sehat juga semakin tinggi. Variabel yang

financial distress suatu perusahaan.

operasi,

persamaan

dan

tabel

sebesar

3.841

yang

berpengaruh signifikan adalah jika nilai 3. Rasio efisiensi operasi signifikan pada Signya < 5% dan wald statistiknya > 3.841 tingkat 5%. Koofesien regresi untuk (chi square tabel), Model dibentuk dari variabel efisiensi operasi sebesar 0. 011 sampel sebesar 31% perusahaan yang

dan

mengalami financial distress dan 69%

probabilitas (Sig) 0.044 yang lebih kecil

perusahaan sehat. Dari hasil persamaan

dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic

regresi logit juga dapat diketahui bahwa

sebesar

bertanda

4.060

positif

yang

dengan

lebih

nilai

besar

dibandingkan Chi-Square tabel sebesar

12

Volume 1. No. 1 Desember 2013

3.841

yang

bahwa dilihat dalam Omnibus Tests of Model

menunjukkan

variabel efisiensi operasi berpengaruh Coefficients seperti terlihat dalam tabel 10. positif terhadap financial distress suatu

Tabel 10 Omnibus Tests of Model Coefficients

perusahaan. 4. Sedangkan

variabel

signifikan

adalah

profitabilitas,

yang

rasio

posisi

Chi-square

df

Sig.

Step

44.020

7

.000

Block

44.020

7

.000

Model

44.020

7

.000

tidak Step 1

likuiditas, kas,

dan

Sumber : Data diolah

pertumbuhan pada tingkat 5% seperti yang terlihat pada tabel 8.

Menunjukkan uji kelayakan variabel-

Analisis ketiga untuk model deviden variabel independen apakah dapat diterima dapat dilihat hasil Case Processing atau tidak dalam analisis regresi logit. Summary dalam tabel 9 adalah sebagai Apabila P<0,05 berikut : Berdasarkan hasil menunjukkan

Tabel 9 Deviden Unweighted Casesa Selected Cases

Included in Analysis Missing Cases Total

Unselected Cases Total

berarti

diterima.

analisis

tersebut,

bahwa

variabel-variabel

pendukung penelitian dapat diterima oleh N

Percent

regresi logit dan layak untuk diolah.

264

100.0

Analisis tersebut juga dapat diketahui

0

.0

264 0 264

100.0 .0 100.0

Sumber : Data diolah

bahwa

jumlah

variabel

independen

sebanyak 7 rasio keuangan. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dilakukan

pengujian

hipotesis

dengan

menggunakan regresi logit pada model Dapat diketahui bahwa jumlah kasus deviden untuk menguji kemampuan model regresi yang dimasukkan dalam analisis deviden

dalam

memprediksi

kondisi

regresi adalah 264 buah sampel untuk financial distress. Analisis pertama yang perusahaan

manufaktur.

Dilihat

dari dilakukan yaitu menilai kelayakan model

presentasenya kasus tersebut 100% layak regresi dan goodness of fit test yang diukur untuk diolah dengan regresi logit, artinya dengan Chi Squre pada uji Hosmer and seluruh kasus teramati dan tidak ada satu lemeshow dan diperoleh angka rata-rata pun data yang tidak teramati.

7.672.

Probabilitas

signifikansi

Untuk mengetahui hasil uji kelayakan menunjukkan angka 0.466 yang lebih besar terhadap data yang dianalisis maka dapat dari 0.05 maka hipotesis diterima. Hal ini

13

Volume 1. No. 1 Desember 2013

berarti model regresi layak dipakai untuk salah. Pada kolom merupakan dua nilai analisis selanjutnya, karena tidak ada prediksi dari variabel dependen (S) dan perbedaan yang nyata antara klasifikasi (TS), sedangkan pada baris menunjukkan yang diprediksi dengan klasifikasi yang nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen (S) dan (TS) seperti terlihat pada

diamati seperti terlihat dalam tabel 11.

tabel 12 sebagai berikut :

Tabel 11 Hosmer and Lemeshow Test Step

Chi-square

1

7.672

df

Tabel 12 Prediksi Perusahaan Yang Mengalami Financial Distress

Sig.

8 .466 Sumber : Data diolah

Langkah selanjutnya yaitu menilai keseluruhan model (overall model fit) yang dapat dilihat dari nilai -2 Log likelihood (-2 LL)

pada

Berdasarkan

tabel

14

analisis

(lampiran

D).

Berdasarkan

tabel

tersebut

yang

dilakukan menunjukkan bahwa pada kolom prediksi menunjukkan bahwa nilai -2 LL pada awal perusahaan tidak sehat atau yang (Block Number = 0), dimana model hanya mengalami financial distress sebanyak 58 memasukkan konstanta sebesar 359.271, perusahaan, sedangkan pada baris, hasil sedangkan nilai -2 LL pada saat Block observasi sesungguhnya yang mengalami Number = 1, dimana model memasukkan financial distress sebanyak 53 perusahaan. konstanta dan variabel bebas turun menjadi Untuk perusahaan yang tidak mengalami 315.251. Hal ini berarti -2 LL Block financial distress atau sehat sebanyak 153 Number = 0 lebih besar dibandingkan perusahaan, dan pada baris hasil observasi dengan nilai -2 LL Block Number = 1 atau sesungguhnya yang tidak mengalami model regresi dikatakan layak atau lebih financial distress atau sehat sebanyak 126 baik. Tabel 15 juga menunjukkan nilai Cox perusahaan. Jadi ketepatan model ini secara & Snell R Square sebesar 0.154 dan nilai keseluruhan sebesar 67%. Nagelkerke R Square dari persamaan Analisis terakhir yaitu pengujian regresi logit menunjukkan nilai sebesar koefisien regresi untuk menguji seberapa 0.207 yang berarti variabel dependen yang jauh semua variabel independen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dimasukkan dalam model mempunyai sebesar 21%. Tabel klasifikasi 2 x 2 pengaruh terhadap variabel terikat atau menghitung nilai estimasi yang benar dan

14

Volume 1. No. 1 Desember 2013

dengan kata lain, variabel independen yang perusahaan sehat. Dari hasil persamaan diukur dengan rasio keuangan mampu regresi logit juga dapat diketahui bahwa memprediksi kondisi financial distress variabel yang sigifikan dan tidak signifikan pada perusahaan real estate dan property. sebagai berikut: Koefisien regresi dapat ditentukan dengan 1. Rasio likuiditas signifikan pada tingkat menggunakan Wald statistic dan nilai

5%. Koofesien regresi untuk variabel

probabilitas (sig) seperti terlihat dalam

likuiditas s sebesar 0.163 dan bertanda

tabel 13.

positif dengan nilai probabilitas (Sig) 0.006 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan Tabel 13 Hasil Analisis Regresi

nilai Wald Statistic sebesar 7.456 yang lebih besar dibandingkan Chi-Square tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. 2. Rasio leverage signifikan pada tingkat 5%. Koofesien regresi untuk variabel regresi

likuiditas sebesar 3.135 dan bertanda

logistik tersebut dapat dilihat bahwa

positif dengan nilai probabilitas (Sig)

variabel independen yang berpengaruh

0.001 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan

positif yaitu, rasio likuiditas, leverage,

nilai Wald Statistic sebesar 11.976 yang

profit

dan

lebih besar dibandingkan Chi-Square

pertumbuhan, sedangkan yang berpengaruh

tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan

negatif yaitu, profitabilitas dan posisi kas.

bahwa variabel likuiditas berpengaruh

Artinya semakin tinggi nilai tersebut maka

positif terhadap financial distress suatu

probabilitas perusahaan yang tidak sehat

perusahaan.

Berdasarkan

juga

margin,

semakin

persamaan

efisiensi

tinggi.

operasi

Variabel

yang 3. Rasio efisiensi operasi signifikan pada

berpengaruh signifikan adalah jika nilai

tingkat 5%. Koofesien regresi untuk

Signya < 5% dan wald statistiknya > 3.841

variabel likuiditas sebesar 0.010 dan

(chi square tabel). Model dibentuk dari

bertanda

sampel sebesar 38% perusahaan yang

probabilitas (Sig) 0.034 yang lebih kecil

mengalami financial distress dan 62%

dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic

15

positif

dengan

nilai

Volume 1. No. 1 Desember 2013

sebesar

4.482

yang

lebih

besar sampel

dibandingkan Chi-Square tabel sebesar keuangan 3.841

yang

sebanyak

381

perusahaan.

tahun

laporan

Penelitian

ini

bahwa menemukan bukti bahwa model laba bersih

menunjukkan

variabel likuiditas berpengaruh positif operasi dan deviden dapat memprediksi terhadap

financial

distress

suatu kondi financial distress. Sedangkan model laba bersih tidak dapat memprediksi

perusahaan.

4. Rasio posisi kas signifikan pada tingkat kondisi

financial

distress.

Hal

ini

5%. Koofesien regresi untuk variabel disebabkan karena nilai uji kelayakan likuiditas sebesar -0.676 dan bertanda model regresi dan goodness of fit test yang negatif dengan nilai probabilitas (Sig) diukur dengan Chi Squre pada uji Hosmer 0.018 yang lebih kecil dari 0.05 (α) dan and lemeshow menunjukkan probabilitas nilai Wald Statistic sebesar 5.610 yang signifikansi dengan angka 0.02 yang lebih lebih besar dibandingkan Chi-Square kecil dari 0.05 maka hipotesis ditolak dan tabel sebesar 3.841 yang menunjukkan hipotesis kedua tidak dapat dilanjutkan. Hasil analisis antara model laba

bahwa variabel posisi kas berpengaruh

negatif terhadap financial distress suatu bersih operasi dan deviden menunjukkan perusahaan.

bahwa model laba bersih operasi lebih baik

5. Sedangkan

variabel

yang

tidak dari model deviden dalam memprediksi

signifikan adalah rasio profitabilitas, kondisi financial distress. Hal ini dapat profit margin, dan pertumbuhan pada dilihat dari nilai Nagelkerke R Square dari tingkat 5% seperti yang terlihat pada persamaan regresi logit untuk model laba bersih operasi menunjukkan nilai sebesar

tabel tabel 13.

0.367 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

PENUTUP

sebesar 36,7%, dengan ketepatan model Kesimpulan Penelitian membuktikan

secara ini secara

bertujuan emperis

keseluruhan

sebesar

85%.

untuk Sedangkan pada model deviden nilai tentang Nagelkerke R Square dari persamaan

analisis perbandingan laba dan deviden regresi logit menunjukkan nilai sebesar dalam

memprediksi

kondisi

financial 0.207 yang berarti variabel dependen yang

distress pada perusahaan manufaktur yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terdaftar di bursa efek Indonesia, dengan sebesar 21%, dengan ketepatan model

16

Volume 1. No. 1 Desember 2013

secara keseluruhan sebesar 67%. Oleh yang mengalami financial distress/tidak karena itu, hipotesis ketiga yang diajukan sehat, maka dapat dilakukan analisis diterima. Dalam artian model laba bersih dengan fokus pada laba bersih operasi dan operasi lebih baik dari model deviden deviden. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan

dalam memprediksi financial distress. Adapun

rasio

keuangan

bahwa

financial

distress

yang adalah suatu kondisi dimana perusahaan

berpengaruh pada model laba bersih operasi mengalami laba bersih operasi negatif lebih yaitu, leverage, profit margin dan efisiensi dari setahun dan tidak membayar deviden operasi. Sedangkan pada model deviden lebih dari satu tahun. adalah likuiditas,

leverage, efisiensi

operasi dan posisi kas. Jadi, rasio keuangan Keterbatasan dan Saran yang dominan dalam model ini adalah rasio leverage dan efisiensi operasi, karena kedua rasio tersebut berpengaruh baik pada model laba bersih operasi maupun deviden.

Penelitian ini hanya fokus pada laporan keuangan yang diukur dengan rasio keuangan dan tidak memasukkan faktorfaktor diluar keuangan, sehingga hasilnya

Oleh karena itu, apabila investor, kreditor, pemerintah atau semua pihak yang ingin mengetahui kondisi keuangan suatu perusahan masuk dalam kategori sehat atau

fokus pada rasio keuangan. Oleh karena itu, disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mamasukkan faktor-faktor diluar rasio keuangan.

17

Volume 1. No. 1 Desember 2013

DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi. 2003. “Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi Financial distress perusahaan manufaktur yangTerdaftar di bursa efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia vol 7. No. 2. Surabaya: STIE Perbanas, 2003. Atmini, Sari dan Wuryana, Manfaat laba dan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan textile mill products dan apparel and other textile products yang terdaftar di bursa efek jakarta. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005. Baridwan, Zaki.. 2005. Intermediate Accounting, Yogyakarta : BPFE UGM. Candrawati, Anna. 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan turnaround pada perusahaan yang mengalami financial distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 20002005), TESIS FE UNDIP. Endri, 2009. Prediksi kebangkrutan bank untuk menghadapi dan mengelola perubahan lingkungan bisnis: Analisis model altman’s Z-score. Perbanas Quarterly Review, Jurnal Vol. 2 No. 1 Maret . Institute For Economic and Financial Research (ECFIN), Indonesian Capital Market Directory, Jakarta, 2011. Ko, Li-Jen, Edward J. Blocher, dan P. Paul Lin.2000, Prediction of Corporate Financial Distress: An Application of the Composite Rule Induction System. The International Journal of Digital Accounting Research Vol. 1, No. 1, pp. 69-85 ISSN: 1577-8517. Platt, Harland D dan Marjorie B. Platt. , 2009. “Financial distress comparison across three global regions”. Journal of Risk and Financial Management, hal 149 – 152, Northeastern University. Platt, Harland D dan Marjorie B. Platt. 2006. Comparing Financial Distress and Bankruptcy. Journal Northeastern University. Rahma Wardhani, Sasanti. 2009. Analisis laporan keuangan untuk memprediksi kondisi financial distresss pada sector real estate dan property di bursa efek Jakart., TESIS Unair. Salehi, Mahdi dan Bizhan Abedini. 2009. “Financial Distress Prediction in Emerging Market: Empirical Evidences from Iran”, Business Intelligence Journal, August, Vol. 2 No. 2. Hal 339 – 409. Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2009. Jakarta:Salemba Empat.

18

Volume 1. No. 1 Desember 2013

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan., Edisi 3, Malang : Bayu Media Publishing. Widiharto, Roberto Christian, 2000. Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank perkreditan rakyat (Studi pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), Tesis UNDIP. Wild, John J. K.R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analisis, Jakarta :Salemba Empat. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS complet. Teknik analisis statistik terlengkap, Jakarta: Salemba Infotek. Yulian, Agust. 2010. Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan regresi logistik , TESIS USU Medan.

19