ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SURAT KABAR JURNAL

Download meminimalkan kelemahan internal perusahaan, serta memanfaatkan peluang dan menetralisir ... Tahapan awal dalam merumuskan strategi pemasara...

0 downloads 497 Views 2MB Size
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SURAT KABAR JURNAL BOGOR

Oleh RAJA ASFAR H24097097

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

RINGKASAN

RAJA ASFAR. H24097097. Analisis Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor. Di bawah bimbingan MA`MUN SARMA Pada masa globalisasi sekarang ini, perkembangan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan seakan sudah menjadi kebutuhan setiap harinya. Masyarakat semakin kritis dalam memilih berita sebagai wujud pemenuhan kebutuhan informasi mereka. Media massa sebagai pelopor informasi berperan penting dalam menghasilkan berbagai macam berita, baik lokal, nasional maupun internasional, sesuai dengan segmentasi pasar konsumen. Surat kabar Jurnal Bogor menghadirkan informasi terdepan yang mencakup wilayah Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur. Dengan konsep pendalaman berita, surat kabar Jurnal Bogor senantiasa terus berusaha untuk memberikan informasi yang akurat, lengkap dan up to date. Dengan semakin banyaknya surat kabar lokal baru yang bermunculan di Bogor, penulis ingin meneliti bagaimana PT. Suwardana Media Cita selaku penerbit surat kabar Jurnal Bogor, dapat bertahan, bersaing dan berkembang dengan mengandalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan internal perusahaan, serta memanfaatkan peluang dan menetralisir ancaman yang muncul untuk mendapatkan strategi terbaik bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pada PT. Suwardana Media Cita, (2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran pada PT. Suwardana Media Cita, dan (3) Menetapkan strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi PT. Suwardana Media Cita. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner dengan pihak terkait di PT. Suwardana Media Cita, serta data sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian seperti studi pustaka, jurnal, internet dan data yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and Threat) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Tahapan awal dalam merumuskan strategi pemasaran ini diperoleh dengan menganalisis lingkungan pemasarannya, yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis pada lingkungan internal terbagi menjadi segmentation, targeting and positioning serta marketing mix, sedangkan analisis lingkungan eksternal terbagi atas lingkungan jauh dan lingkungan industri. Selanjutnya hasil analisis dari setiap elemen pada lingkungan internal dimasukkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation), begitu juga dengan hasil analisis lingkungan eksternal yang dimasukkan ke dalam matriks EFE (External Factor Evaluation).

Melalui analisis lingkungan internal, diperoleh nilai bobot pada matriks IFE sebesar (3,173) atau (>2,5) yang mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan internal. Sedangkan pada analisis lingkungan eksternal diperoleh nilai bobot pada matriks EFE sebesar (3,255) atau (>2,5) yang juga mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil memanfaatkan peluang dan mengatasi berbagai ancaman. Tahap selanjutnya adalah menyusun strategi dengan menggunakan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta memanfaatkan barbagai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan melalui matriks SWOT. Beberapa alternatif strategi yang diperoleh melalui matriks SWOT antara lain: A. Strategi SO yang terdiri dari: (1) Memperluas area distribusi produk mengingat potensi pasar yang masih luas, (2) Melakukan inovasi dengan berbagai konsep penyampaian berita yang menarik, (3) Memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan. B. Strategi ST terdiri dari: (1) Melakukan promosi secara berkala untuk meningkatkan brand image surat kabar Jurnal Bogor, (2) Meningkatkan mutu dan kualitas berita agar pelanggan tidak berpindah ke produk sejenis lainnya, (3) Mengoptimalkan layanan kepada konsumen melalui sajian berita serupa yang dapat di akses melalui media internet, (4) Memanfaatkan fasilitas kerja yang mumpuni dan loyalitas karyawan yang tinggi serta kesinergisan antar divisi untuk bersaing dengan kompetitor. C. Strategi WO terdiri dari: (1) Memiliki mesin produksi sendiri guna menghindari biaya produksi yang tinggi dan mendatangkan lebih banyak keuntungan. D. Strategi WT terdiri dari: (1) Meningkatkan citra surat kabar sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan inovatif dalam menyesuaikan berita. Tahap akhir adalah dengan menggunakan metode AHP sebagai bentuk pengambilan keputusan akhir dengan berbagai tingkat prioritas strategi yang akan diperoleh perusahaan. Alternatif strategi terpilih dan direkomendasikan bagi perusahaan adalah (1) Melakukan promosi secara berkala untuk meningkatkan brand image surat kabar Jurnal Bogor, (2) Meningkatkan mutu dan kualitas berita agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya, (3) Memperluas area distribusi produk mengingat potensi pasar yang masih luas, (4) Melakukan inovasi dengan berbagai konsep penyampaian berita yang menarik, (5) Meningkatkan citra perusahaan sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan inovatif dalam menyesuaikan konten berita.

Beberapa saran yang direkomendasikan bagi penelitian berikutnya adalah melakukan verifikasi hasil dengan menggunakaan software yang berbeda untuk memastikan tidak terjadinya proses salah hitung dan menghindari sifat self destruct pada software dan menggunakan metode lain seperti ANP (Analytical Network Process) dalam melakukan perhitungan, serta software khusus dalam pengambilan keputusan seperti Expert Choice dan Super Decision. Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk memperkuat strategi pemasarannya: 1) Terus melakukan promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan pelanggan baru, karena strategi ini dinilai cukup efektif. 2) Melakukan filtrasi atau control lebih lanjut terhadap mutu dan kualitas berita yang disajikan. 3) Memanfaatkan daerah yang dinilai masih berpotensi untuk memperluas area distribusi produk, seperti: Tangerang dan Lebak (Banten), Karawang dan Bekasi. 4) Melakukan inovasi seperti membuat rubrik-rubrik baru dengan tema mengangkat isu-isu terkini yang menjadi perbincangan hangat dan mengundang masyarakat untuk ikut berpartisipasi melalui komentar dan saran. 5) Memberikan aneka door prize bagi para pembaca dengan mengadakan quiz dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah disediakan. 6) Ikut berpartisipasi dan mendukung berbagai program pemerintah pusat atau daerah dengan berperan serta dalam berbagai kegiatan yang dilakukan.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SURAT KABAR JURNAL BOGOR

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh RAJA ASFAR H24097097

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor Nama

: Raja Asfar

NIM

: H24097097

Menyetujuui Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec) NIP 19581122198503 1 002

Mengetahui Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc) NIP 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Juli 1988 di Sigli, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Zulfikar Abbas dan Faridawati. Penulis mengawali pendidikan di TK Tjut Nyak Dhien pada tahun 1993 dan memasuki Sekolah Dasar Negeri No. 3 Sigli pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri No.1 Sigli dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri No.1 Sigli dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun tersebut juga penulis berhasil mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Diploma 3 Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Keahlian Manajemen Informatika melalui jalur USMI dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis kembali melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Semasa kuliah, penulis pernah terlibat sebagai seksi acara di malam keakraban Manajemen Informatika tahun 2007 dan field trip Manajemen Informatika tahun 2008. Penulis juga pernah menjadi anggota Data Entry WEBO IPB pada tahun 2011.

iii

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil penelitian pada bidang pemasaraan yang dilakukan di PT. Suwardana Media Cita dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor. Penulis meyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bermanfaat akan selalu membantu di masa akan datang. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Mei/2012

Penulis

iv

UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Zulfikar Abbas dan Ibu Faridawati yang terus memberikan kasih sayang, dorongan dan do’a yang tiada henti kepada penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Ma`mun Sarma, MS, MEc selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu serta tenaga untuk membimbing, mengarahkan dan masukan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya, serta memberikan kritikan dan masukan bagi penulis. 4. Bapak Edi Suwarna selaku manajer sirkulasi pada PT. Suwardana Media Cita yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Abang Firdaus, adik Iman, Gifar, My Twins Nova Novi dan Desy yang juga setia memberikan dorongan dan semangat bagi penulis. 6. Teman-teman seperjuangan dan sahabat: Hedit, Jery, Cinde, Lili, Indri, Lusi, Chia yang telah bekerja sama dan mendukung satu sama lain. 7. Semua temen-teman angkatan tujuh Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, terima kasih atas persahabatannya. 8. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

v

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x I.

PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.

Latar Belakang ............................................................................................ 1 Perumusan Masalah ..................................................................................... 3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 3 Manfaat Penelitian....................................................................................... 3 Batasan Penelitian ....................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran .................................................................................................... 5 2.2. Strategi ........................................................................................................ 5 2.3. Strategi Pemasaran ...................................................................................... 6 2.4. Surat Kabar .................................................................................................. 6 2.5. Lingkungan Pemasaran ............................................................................... 8 2.5.1 Lingkungan Internal ............................................................................. 9 2.5.2 Lingkungan Eksternal ........................................................................ 13 2.6. Matriks EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) ................................................................................................ 17 2.6.1 Matriks EFE (External Factor Evaluation) ....................................... 17 2.6.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ......................................... 19 2.7. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) .............. 20 2.8. Metode AHP .............................................................................................. 22 2.8.1 Prinsip Pemikiran Analitik ................................................................. 24 2.8.2 Ikhtisar Langkah-Langkah AHP ........................................................ 25 2.8.3 Menetapkan Prioritas.......................................................................... 27 2.9. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.

Kerangka Pemikiran .................................................................................. 34 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 35 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 36 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 36 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36 Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 36 vi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 38 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................... 38 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Suwardana Media Cita ................................ 39 4.2. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 40 4.2.1 Visi Perusahaan .................................................................................. 40 4.2.2 Misi Perusahaan ................................................................................. 40 4.3. Analisis Lingkungan Internal PT. Suwardana Media Cita ........................ 44 4.3.1 STP ..................................................................................................... 44 4.3.2 Marketing Mix .................................................................................... 46 4.4. Analisis Lingkungan Eksternal PT. Suwardana Media Cita ..................... 48 4.4.1 Lingkungan Jauh ................................................................................ 48 4.4.2 Lingkungan Industri ........................................................................... 51 4.5. Identifkasi Faktor Lingkungan PT. Suwardana Media Cita ...................... 54 4.5.1 Kekuatan............................................................................................. 54 4.5.2 Kelemahan .......................................................................................... 56 4.5.3 Peluang ............................................................................................... 57 4.5.4 Ancaman............................................................................................. 58 4.6. Analisis Matriks IFE dan EFE .................................................................. 59 4.6.1 Matriks IFE ........................................................................................ 59 4.6.2 Matriks EFE ....................................................................................... 61 4.7. Analisis Matriks SWOT ............................................................................ 63 4.8. Metode AHP .............................................................................................. 65 4.8.1 Pengolahan Data Secara Horizontal ................................................... 67 4.8.2 Pengolahan Data Secara Vertikal ....................................................... 72 4.9. Implikasi Manajerial ................................................................................. 77 KESIMPULAN DAN SARAN 1. 2.

Kesimpulan................................................................................................ 82 Saran .......................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL No.

Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Matriks EFE ................................................................................................... 18 Matriks IFE .................................................................................................... 20 Matriks SWOT ............................................................................................... 22 Skala banding secara berpasangan ................................................................. 27 Nilai RI........................................................................................................... 30 Market share surat kabar lokal di Bogor ....................................................... 52 Matriks IFE PT. Suwardana Media Cita ........................................................ 60 Matriks EFE PT. Suwardana Media Cita ....................................................... 62 Analisis matriks SWOT strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor .......... 63 Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus (tingkat dua) ..... 68 Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor (tingkat tiga) ...... 69 Hasil Pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor (tingkat empat)............ ................................................................................................ 70 Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan (tingkat lima). 72 Hasil pengolahan vertikal elemen faktor (tingkat dua) .................................. 74 Hasil pengolahan vertikal elemen aktor (tingkat tiga) ................................... 75 Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan (tingkat empat) ............................. 75 Hasil pengolahan vertikal elemen strategi (tingkat lima) .............................. 77

13. 14. 15. 16. 17.

viii

DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Halaman Strategi pemasaran sasaran ............................................................................ 10 Konsep competitive strategy Michael R. Porter (Umar, 2008) ...................... 17 Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 35 Struktur organisasi PT. Suwardana Media Cita ............................................. 39 Struktur hierarki strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor ...................... 66 Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor ................................................................................................... 73 Model implikasi manajerial strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor .... 78

ix

DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Halaman Daftar pertanyaan wawancara ........................................................................ 87 Petunjuk pengisian kuesioner ........................................................................ 91 Kuesioner penentuan bobot internal dan eksternal ........................................ 93 Kuesioner penentuan peringkat internal dan eksternal .................................. 96 Kuesioner penilaian menggunakan metode AHP .......................................... 99 Undang-undang No. 40 tahun 1999 mengenai pers ..................................... 114 Hasil verifikasi strategi dengan Expert Choice 10 ....................................... 123

x

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini, perkembangan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan seakan sudah menjadi kebutuhan setiap harinya. Masyarakat semakin kritis dalam memilih berita sebagai wujud pemenuhan kebutuhan informasi mereka. Media massa sebagai pelopor informasi berperan penting dalam menghasilkan berbagai macam berita, baik lokal, nasional maupun internasional, sesuai dengan segmentasi pasar konsumen. Pada umumnya, media massa terbagi atas media massa elektronik dan media massa tradisional. Media massa elektronik merupakan media informasi yang menggunakan perantara elektronik dalam penyampaian beritanya,

seperti

televisi,

radio

dan

yang

paling

dirasakan

perkembangannya saat ini adalah media internet. Media elekronik memiliki ciri-ciri sebagai berikut1: 1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya). 2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual. 3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu. 4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam. 5. Penerima yang menentukan waktu interaksi. Sedangkan media massa tradisional adalah media massa yang memiliki otoritas tersendiri dan mempunyai organisasi yang jelas sebagai media massa, dengan ciri-ciri: 1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan. 2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. 3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.

1http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa#Jenis-jenis_media_massa [21 Februari 2012]

2

4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. Media massa cukup memberikan pengaruh besar terhadap kebutuhan informasi, seperti salah satu media massa tradisional/cetak yang pertama muncul yaitu surat kabar atau dalam masyarakat lebih dikenal dengan koran. Surat kabar adalah media komunikasi massa yang menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal (Kasali, 2007). Banyak surat kabar nasional yang sudah berhasil menempatkan dirinya di masyarakat sebagai salah satu surat kabar dengan cakupan berita yang luas dan kualitas berita yang mumpuni, sebut saja Kompas, Media Indonesia dan Jawa Pos. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan informasi yang semakin besar dan lebih mendalam, maka munculah surat kabal lokal dengan cakupan informasi lebih sempit, dalam artian informasi yang diberitakan hanya mencakup daerah tertentu. Beberapa surat kabar lokal yang beredar di wilayah Bogor antara lain: Radar Bogor, Lingkar Bogor, Bogor Plus, Trans Bogor, Pakuan Raya dan Jurnal Bogor. Surat kabar Jurnal Bogor sendiri merupakan salah satu surat kabar lokal dengan cakupan berita sekitar wilayah Bogor, tentunya juga dengan menampilkan berita nasional. Surat kabar Jurnal Bogor menghadirkan informasi terdepan yang mencakup wilayah Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur. Dengan konsep pendalaman berita, surat kabar Jurnal Bogor senantiasa terus berusaha untuk memberikan informasi yang akurat, lengkap dan up to date. Dengan berbagai upaya sajian informasi yang telah dilakukan perusahaan, maka diharap mampu untuk memberikan kepuasan akan kebutuhan informasi bagi masyarakat wilayah Bogor dan sekitarnya. Seiring dengan semakin banyaknya surat kabar lokal baru yang bermunculan di Bogor, memberi inisiatif bagi penulis untuk meneliti bagaimana PT. Suwardana Media Cita selaku penerbit surat kabar Jurnal Bogor dapat bertahan, bersaing dan berkembang dengan mengandalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan internal perusahaan, serta memanfaatkan peluang dan mengatasi berbagai ancaman yang muncul untuk mendapatkan strategi terbaik bagi perusahaan.

3

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Apakah faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pada PT. Suwardana Media Cita? 2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran pada PT. Suwardana Media Cita? 3. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat dan sesuai sebagai pilihan keputusan yang dapat direkomendasikan kepada PT. Suwardana Media Cita? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu pada berbagai permasalahan yang dihadapi surat kabar Jurnal Bogor, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pada PT. Suwardana Media Cita. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran pada PT. Suwardana Media Cita. 3. Menetapkan strategi pemasaran terpilih yang akan direkomendasikan bagi PT. Suwardana Media Cita. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan bisa digunakan sebagai: 1. Bahan pertimbangan bagi PT. Suwardana Media Cita dalam menetapkan strategi pemasaran yang baik dan tepat. 2. Acuan bagi pihak lain yang membutuhkan informasi mengenai strategi pemasaran yang efektif. 3. Menerapkan konsep strategi pemasaran yang diperoleh dari perkuliahan ke dunia nyata. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian strategi pemasaran ini hanya di lakukan di PT. Suwardana Media Cita selaku perusahaan yang menerbitkan surat kabar Jurnal Bogor.

4

Penelitian dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal perusahaan (peluang dan ancaman), tentunya dengan memberikan masukan yang kompeten terhadap pengambilan keputusan mengenai alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat bertahan, bersaing dan berkembang ditengah kemajuan teknologi persaingan di bidang surat kabar.

dan semakin maraknya

5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran Setiap produsen senantiasa menginginkan produk yang dihasilkan dapat terjual atau dibeli oleh kosumen dengan tingkat harga yang akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Sehingga produk yang dijual dapat menjamin kehidupan dan kestabilan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu setiap produsen harus memikirkan bagaimana kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan keberhasilan dari usaha pemasaran dari produk yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli: 1. Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong, 2008). 2. The American Marketing Association (AMA) dalam Rangkuti (2002), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan implementasi dari konsep, pricing, promosi dan distribusi (ide, produk maupun jasa), sehingga dapat diciptakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus. 3. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial (Rangkuti, 2002). 4. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2010). 2.2. Strategi Pengertian strategi pertama kali dikenalkan oleh Chandler pada tahun 1962, seperti dikutip dalam Rangkuti (2002), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008), strategi merupakan tindakan yang bersifat

6

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. 2.3. Strategi Pemasaran Peranan strategi pemasaran bagi perusahaan jelas merupakan hal yang sangat penting. Keberadaan tenaga pemasaran dan pemimpin perusahaan dalam mencetuskan ide-ide baru, membentuk penalaran yang lebih mendalam dan perincian dalam penetapan strategi harus berdasarkan pada situasi dan kondisi pasar, tentunya dengan menilai kedudukan perusahaan di dalam pasar. Menurut Rangkuti (2002), strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2008), mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan

mengembangkan

keunggulan

bersaing

yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tindakan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 2010). 2.4. Surat Kabar Surat kabar adalah bagian dari media massa periodik dan termasuk kedalam kategori media cetak. Oplah merupakan jumlah copy surat kabar yang dicetak setiap harinya. Surat kabar adalah media komunikasi massa yang menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal (Kasali, 2007).

7

Kasali (2007), mengklasifikasikan surat kabar kedalam lima bagian, yaitu: 1. Frekuensi penerbitan, surat kabar umumnya dibedakan menjadi surat kabar harian dan mingguan. 2. Ukuran, umumnya dikenal dua jenis surat kabar yaitu tabloid dan standar (broadsheet). Tabloid terdiri dari lima atau enam kolom yang masingmasing memiliki lebar sekitar 2 inci (5 cm) dan panjang dari atas ke bawah sekitar 14 inci (35 cm). Sedangkan bentuk standar (broadsheet) memiliki ukuran dua kali lipat ukuran tabloid dengan delapan atau sembilan kolom ke samping. Namun, demi kepentingan pragmatis dan estetika maka banyak koran standar yang mengurangi jumlah kolomnya menjadi hanya enam kolom. Lebih dari 90% surat kabar yang beredar di Indonesia (dan di dunia) adalah surat kabar yang berbentuk standar. 3. Sirkulasi, merupakan kata-kata yang digunakan oleh orang-orang surat kabar dalam menjelaskan jumlah surat kabar yang terjual. 4. Format isi, dalam hal ini perlu diperhatikan rubrik-rubrik yang menjadi kekuatan suatu media massa dengan tingkat popularitas tertentu yang dapat diperbandingkan dengan rubrik sejenis pada media lainnya. Misalnya, rubrik olahraga, dakwah (agama), kesehatan, resep masakan, politik internasional, analisa ekonomi, klenik dan lain-lain. 5. Kelas sosial pembacanya, dalam hal ini surat kabar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) High Brow Newspapaer (Quality), yang merupakan koran-koran untuk golongan masyarakat menengah ke atas, dan (2) Boulevard (Popular) Newspaper, yang merupakan koran-koran untuk golongan masyarakat menengah ke bawah. Kasali (2007), juga menyebutkan beberapa hal yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan dalam surat kabar. Beberapa faktor yang menjadi kekuatan antara lain: 1. Market coverage Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya (nasional, regional, atau lokal).

8

2. Comparison shopping (catalog value) Informasi sekelebat yang dimuat secara tertulis dalam surat kabar dapat dibawa ke mana-mana dan dijadikan referensi untuk memilih barang dalam berbelanja. 3. Positives consumer attitudes Konsumen umumnya memandang surat kabar memuat hal-hal aktual yang perlu segera diketahui khalayak pembaca. 4. Flexibility Pengiklan dapat memilih secara bebas pasar mana (dalam cakupan geografis) yang akan diprioritaskan. Sedangkan beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam surat kabar yaitu: 1. Short life span Surat kabar dibaca orang dalam tempo yang sangat singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit dan hanya dibaca sekali saja. Berita dalam surat kabar juga cepat basi, hanya berusia 24 jam. 2. Clutter Isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap pembaca. 3. Limited coverage of certain groups Sekalipun memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar teretentu tidak dapat dilayani dengan baik. 4. Products that don’t fit Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik di surat kabar. Terutama produk yang tidak ditujukan untuk umum, atau yang memuntut peragaan untuk merebut emosi pembaca yang tinggi. 2.5. Lingkungan Pemasaran Lingkungan

pemasaran

(marketing

environment)

adalah

para

perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar kekuatan pemasaran yang mempengaruhi kekuatan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan

9

pelanggan sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mengetahui pentingnya melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Umar (2008), menyebutkan bahwa lingkungan pemasaran dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu: 1. Lingkungan internal meliputi aspek pemasaran: Segmentation, Targeting and Positioning (STP) serta Marketing Mix (Bauran Pemasaran): Product, Price, Promotion and Distribution 2. Lingkungan eksternal meliputi: Lingkungan Jauh dan Lingkungan Industri. 2.5.1

Lingkungan Internal Lingkungan internal menurut Umar (2008), merupakan aspekaspek yang berada di dalam perusahaan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan internal perusahaan adalah: 1. Segmentation, Tergeting and Positioning (STP) a) Segmentation

adalah membagi pasar menjadi kelompok-

kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri (Kotler dan Armstrong, 2008). Sedangkan Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masingmasing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Kotler dan Armstrong (2008), mengklasifikasikan segmentasi pasar berdasarkan empat variabel berikut:  Segmentasi Geografis adalah pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota dan lingkungan sekitar.  Segmentasi Demografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin,

10

ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi dan kebanggan.  Segmentasi Psikografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.  Segmentasi

Perilaku

adalah

pembagian

pasar

menjadi

kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respons konsumen terhadap sebuah produk. b. Targeting adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler dan Armstrong, 2008). Pada umumnya, penetapan target pasar bisa dilaksanakan pada beberapa tingkat yang berbeda, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini: Pemasaran Massal

Pemasaran Tersegmentasi

Pemasaran Terkonsentrasi

Pemasaran Mikro

Gambar 1. Strategi pemasaran sasaran  Pemasararan massal atau tanpa diferensiasi merupakan bentuk strategi cakupan pasar dimana perusahaan memutuskan untuk mengabaikan

perbedaan

segmen

pasar

dan

mengejar

keseluruhan pasar dengan satu tawaran.  Pemasaran tersegmentasi atau terdiferensiasi merupakan strategi cakupan pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan

beberapa

segmen

pasar

dan

merancang

penawaran terpisah bagi masing-masing segmen.  Pemasaran terkonsentrasi atau ceruk merupakan strategi cakupan pasar dimana perusahaan mengejar pangsa besar salah satu atau beberapa segmen atau ceruk (niche).  Pemasaran mikro merupakan praktek penghantaran produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan keinginan

11

individual tertentu dan kelompok pelanggan setempat, termasuk pemasaran lokal dan pemasaran individual. c. Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Sedangkan Tjiptono (2008), mendefenisikan positioning sebagai upaya identifikasi, pengembangan dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (disctinctive) dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran. 2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Bauran pemasaran menurut Assauri (2010), adalah strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan pasar sasarannya. a) Product berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan kombinasi yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

kebutuhan

atau

keinginan

pasar

yang

bersangkutan. Assauri (2010), mengklasifikasikan produk ke dalam tiga tingkatan, yaitu:  Produk Inti (Core Product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang konsumen dari produk tersebut

12

 Produk Formal (Formal Product), yang merupakan bentuk, model, kualitas, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.  Produk Tambahan (Augemented Product), yang merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma-cuma. b) Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2008). Sedangkan Rangkuti (2002), menjelaskan bahwa price adalah harga jual per unit yang akan ditawarkan kepada pelanggan untuk produk dan jasa yang kita tawarkan tersebut. Kotler dan Armstrong dalam Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga, yaitu:  Faktor internal perusahaan yang terdiri dari: (1) Tujuan pemasaran perusahaan, (2) Strategi bauran pemasaran, (3) Biaya, (4) Organisasi.  Faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari: (1) Sifat pasar dan permintaan, (2) Persaingan, (3) Unsur lingkungan eksternal

lain

seperti

kondisi

ekonomi,

kebijakan

pemerintah dan aspek sosial. c) Promotion berarti aktifitas yang menyampaikan manfaat produk yang membujuk pelanggan membelinya (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Tjiptono (2008), bentuk promosi dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya, beberapa tugas tersebut sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah:  Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk

13

pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.  Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi

untuk

menyampaikan

informasi

khalayak ramai dalam satu waktu.  Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.  Public relation (hubungan masyarakat) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.  Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. d) Distribution/Place adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan) (Tjiptono, 2008). 2.5.2

Lingkungan Eksternal Menurut Umar (2008), lingkungan eksternal di bagi menjadi dua kategori, yaitu: lingkungan jauh dan lingkungan industri. 1. Lingkungan Jauh Umar

(2008),

berpendapat

bahwa

lingkungan

jauh

perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju dan juga dapat

14

menjadi hambatan serta ancaman untuk maju. Faktor-faktor utama dalam lingkungan jauh terdiri dari: a) Faktor Politik Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk maju dan berkembang. Situasi politik yang tidak stabil dalam suatu negara ikut menyumbang andil besar terhadap perkembangan dunia usaha, begitu pula dalam kondisi sebaliknya. b) Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara cukup berpengaruh terhadap

iklim

berbisnis

perusahaan.

Pemerintah

dan

masyarakat harus bekerja sama demi meningkatkan kondisi ekonomi ke arah yang lebih baik sehingga perusahaan dapat maju dan berkembang. c) Faktor Sosial Kondisi sosial yang berubah-ubah yang terjadi di masyarakat ikut mempengaruhi perusahaan, beberapa aspek sosial yang terlibat diantaranya adalah sikap, gaya hidup, adat-istiadat dan kebiasaan orang-orang yang berada di lingkungan eksternal perusahaan yang dikembangkan, misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis. Sebagai contoh adalah seandainya sikap sosial berubah maka permintaan untuk berbagai tipe pakaian, buku dan aktivitas lain yang menyenangkan juga dapat berubah. d) Faktor Teknologi Teknologi tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat baru, akan tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau berbagai metode baru dalam mengerjakan sebuah pekerjaan, yang berarti bahwa teknologi memberikan sebuah gambaran yang luas, seperti: mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan.

15

2. Lingkungan Industri Umar (2008), mengatakan bahwa aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang melibatkan lima variabel utama, yang kemudian dilengkapi variabel ke enam oleh Wheelen Hunger dengan mengutip lima kekuatan bersaing R. E. Freeman, seperti yang dijelaskan pada Gambar 2. Berikut adalah enam aspek atau variabel yang membentuk model strategi bersaing: a) Ancaman Masuknya Pendatang Baru Masuknya

perusahaan

sebagai

pendatang

baru

akan

menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. b) Persaingan Sesama Perusahaan di Dalam Industri Persaingan sesama industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam persaingan oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan untuk menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. c) Ancaman dari Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing dengan produk pengganti. Walapun memiliki karakteristik yang berbeda, barang subtitusi mampu memberikan barang atau jasa yang sama. Ancaman produk

16

subtitusi akan semakin kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk subtitusi tersebut memiliki harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers) Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers) Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. f) Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip oleh Wheelen Hunger adalah berupa kekuatan diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain

adalah

pemerintah,

serikat

pekerja,

lingkungan

masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Pengaruh masing-masing stakeholder bervariasi di antara industri satu dan lainnya.

17

Pendatang Baru Potensial Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya

Para Pesaing Industri Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Stakeholder Lainnya

Pembeli Pemasok Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Persaingan Antara Perusahaan yang Ada

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Produk Pengganti

Gambar 2. Konsep competitive strategy Michael R. Porter (Umar, 2008) 2.6. Matriks EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) 2.6.1 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Umar (2008), mengatakan bahwa matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal lainnya yang relevan.

18

Tahapan kerja matriks EFE dapat di kembangkan melalui lima langkah berikut: 1. Buatlah daftar critical success factor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup perihal oportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan. 2. Tentukan bobot (weight) dan critical success factor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan juga sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. 3. Tentukan rating setiap critical success factor antara 1 sampai dengan 4, dimana: 1 = di bawah rata-rata 2 = rata-rata 3 = di atas rata-rata 4 = sangat bagus Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan semua critical success factor. 5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Tabel 1. Matriks EFE Critical Success Factors Peluang

Bobot

Rating

Skor

19

Lanjutan Tabel 1. Critical Success Factors

Bobot

Rating

Skor

Ancaman

Sumber: David (2009) 2.6.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi. Tahapan kerja matriks IFE tidak jauh berbeda dengan matriks EFE, tahapannya dapat dilihat sebagai berikut: 1. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). 2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berpotensi tinggi dan begitu juga sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. 3. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai: 1 = sangat lemah 2 = tidak begitu lemah 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat

20

Jadi rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahan berada. 4. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya. 5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari banyak faktor. Jumlah faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0. Tabel 2. Matriks IFE Critical Success Factors

Bobot

Rating

Skor

Kekuatan

Kelemahan

Sumber: David (2009) 2.7. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) Umar (2008), menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan matching

tools

yang

penting

untuk

membantu

para

manajer

mengembangkan empat tipe strategi bagi perusahaan, yaitu: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umunnya, perusahaan

21

melaksanakan strategi WO, ST atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunities) Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan berbagai peluang karena adanya berbagai kelemahan internal. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Melalui strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari berbagai ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. 4. Strategi WT (Weakness-Threats) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Ia harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi seperti merger, declared bankruptcy, retrench, atau liquidation. Ada delapan tahapan dalam membangun penentuan strategi dengan menggunakan matriks SWOT, yaitu: 1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi SO. 6. Cocokkan

kelemahan-kelemahan

internal

dan

peluang-peluang

eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi WO.

22

7. Cocokkan

kekuatan-kekuatan

internal

dan

ancaman-ancaman

eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi ST. 8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam dalam sel strategi WT. Tabel 3. Matriks SWOT IFAS

Strengths (S)  Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)  Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

EFAS Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

 Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

 Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2002) 2.8. Metode AHP Proses Hierarki Analitik atau PHA merupakan suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1991).

23

Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan metode PHA antara lain: 1. Kesatuan PHA memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak berstruktur. 2. Kompleksitas PHA memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling Ketergantungan PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linear. 4. Penyusunan Hierarki PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi PHA melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis PHA menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8. Tawar Menawar PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus PHA tak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

24

10. Pengulangan Proses PHA memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. 2.8.1 Prinsip Pemikiran Analitik Saaty (1991), menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: (1) Prinsip menyusun hierarki, (2) Prinsip menetapkan prioritas, (3) Prinsip konsistensi logis. 1. Prinsip Menyusun Hierarki Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang mereka pahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan PHA, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tetang keseluruhan sistem. 3. Prinsip Konsistensi Logis Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua

25

hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya, kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis. 2.8.2 Ikhtisar Langkah-Langkah AHP Menurut Saaty (1991), pengkajian Proses Hierarki Analitik dimulai dengan menata elemen suatu persoalan dalam bentuk hierarki, kemudiaan dilanjutkan dengan membuat pembandingan berpasang antar elemen dan suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria-kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai pembandingan ini menghasilkan prioritas, dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Kita mengukur konsistensi dan menangani interdependensi. Semua langkah dasar dari proses ini dapat diringkaskan menjadi suatu ikhtisar yang singkat. Dalam arti yang luas, proses ini stabil, meskipun beberapa langkah tertentu mungkin memperoleh penekanan istimewa dalam berbagai persoalan khusus. Sebagaimana dicatat dibawah ini, biasanya diperlukan pengulangan. 1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh (dari tingkat-tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu). 3. Buatlah sebuah matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen,

kebanyakan

orang

lebih

suka

memberi

suatu

pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai suatu bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk

26

memasukkan

bilangan

itu

dan

satu

tempat

lain

untuk

diperlukan

untuk

memasukkan nilai resiprokalnya. 4. Dapatkan

semua

pertimbangan

yang

mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Jika ada banyak orang yang ikut serta, tugas setiap orang dapat dibuat sederhana dengan mengalokasikan upaya secara tepat. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai rata-rata geometriknya. 5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu. 7. Gunakan

komposisi

secara

hierarkis

(sintesis)

untuk

membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteriakriteria, dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dan tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya. 8. Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsisitensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistesi hierarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat pembandingan berpasang. Jika tindakan ini gagal memperbaiki konsistensi, ada kemungkinan persoalan ini tak terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah

27

suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian-bagian persoalan dan hierarki itu yang perlu diperbaiki. 2.8.3 Menetapkan Prioritas Langkah pertama dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam

suatu

persoalan

keputusan

adalah

dengan

membuat

pembandingan berpasangan, yaitu elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Untuk pembandingan berpasangan ini, matriks merupakan bentuk yang lebih disukai. Matriks merupakan alat yang sederhana dan biasa dipakai, dan memberi

kerangka

untuk

menguji

konsistensi,

memperoleh

informasi tambahan dengan cara membuat segala pembandingan yang mungkin, dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan. Ancangan matriks ini secara unik mencerminkan dwi segi prioritas: mendominasi dan didominasi. Tabel 4. Skala banding secara berpasangan Intensitas Pentingnya 1

3

5 7

Definisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya

Penjelasan Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik

28

Lanjutan Tabel 4. Intensitas Definisi Pentingnya Satu elemen mutlak lebih penting 9 ketimbang elemen lainnya

Penjelasan Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

Nilai-nilai antara di antara dua Kompromi diperlukan 2, 4, 6, 8 pertimbangan yang antara dua pertimbangan berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka Kebalikan dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Sumber: Saaty (1991) Marimin (2004), menyatakan bahwa ada tiga langkah dalam menentukan besarnya bobot yang dimulai dari kasus khusus yang sederhana sampai dengan kasus-kasus umum. Langkah-langkah penyelesaian secara matematis akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: 1. Langkah 1: (i,j = 1,2,...,n)

(1)

= bobot input dalam baris = bobot input dalam lajur 2. Langkah 2: (i,j = 1,2,...,n)

(2)

Bentuk dalam berbagai kasus umum: ∑ = rataan dari

(

)

(3)

29

3. Langkah 3: Bila perkiraan

baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah

. Jika n juga berubah, maka dirubah menjadi λ maks sehingga diperoleh: (



)

(4)

Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada setiap tingkat hierarki keputusan. Menurut Saaty (1983), tahapan penyelesaiannya adalah sebagai berikut: 1. Perkalian baris (z) dengan rumus: √∏

(5)

2. Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen: √∑ (6) ∑

√∏

= adalah elemen vektor prioritas ke-1 3. Perhitungan nilai eigen minimum: (

VA = (

VB =

) )



(7)

VA = VB = Vektor antara Vbi untuk i = 1,2,...,n 4. Perhitungan indeks konsistensi: (8)

30

Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR ≤ 0,1. Rumus CR adalah: (9) Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory. Berikut adalah Tabel nilai RI: Tabel 5. Nilai RI N

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56

Pengolahan vertikal Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka:



(

)

(

)

(10)

Untuk p = 1,2,...,r T = 1,2,...,s Dimana: NPpq = prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama. NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1

31

2.9. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode SWOT. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan yang kemudian dipetakan kedalam matriks IFE, serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang juga dipetakan kedalam matriks EFE. Skor total yang diperoleh pada matriks IFE adalah sebesar 2,742 yaitu di atas rata-rata 2,5 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan berada pada posisi yang kuat dengan kata lain perusahaan berhasil menghimpun kekuatan internal dan meminimalkan kelemahan. Sedangkan skor total yang diperoleh pada matriks EFE adalah sebesar 2,632 atau di atas rata-rata 2,5 yang juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah berhasil memanfaatkan peluang yang ada serta mengatasi berbagai ancaman yang muncul. Pada matriks IE diperoleh hasil bahwa perusahaan berada pada sel V yang berarti pada posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dikembangkan dalam posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan promosi yang lebih gencar untuk lebih memperkenalkan produknya kepada konsumen serta melalui pemasangan iklan. Sedangkan pengembangan produk dapat difokuskan pada efisiensi penjualan untuk menekan jumlah retur yang masih tinggi, yaitu sekitar 45% setiap harinya. Alternatif kombinasi strategi yang dihasilkan adalah: (1) Memanfaatkan pangsa pasar yang luas untuk memperluas jaringan distribusi dan mempertahankan penyajian berita seputar berita daerah agar lebih menarik pelanggan yang membutuhkan sajian informasi lokal, (2) Memaksimalkan SDM untuk mengatasi persaingan dan mengawasi wartawan agar lebih teliti dalam memuat

isi

berita

agar

tidak

menyinggung

pihak

terkait,

(3)

Mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik pelanggan baru, (4) Meningkatkan kapasitas promosi agar lebih dikenal masyarakat luas.

32

Alkausar (2011) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran pada PT. Mitra Yomart Sejati”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT, yaitu dengan menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam internal perusahaan melalui matriks IFE dan peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan melalui matriks EFE. Pada matriks IFE, secara internal diuangkapkan bahwa perusahaan masuk ke dalam kategori cukup kuat yaitu dengan total skor untuk matriks IFE senilai 2,792593 atau >2,5. Sehingga dengan hasil ini diharapkan perusahaan dapat berkembang lebih maju dan mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan pada matriks EFE, diungkapkan bahwa perusahaan berada dalam kategori yang baik karena memiliki nilai EFE sebesar 2,779412 atau >2,5. Walaupun mendapat banyak ancaman dari pesaing sejenis dan perusahaan yang lebih besar, serta hambatan dari pemerintah namun perusahaan mampu mengendalikannya dengan baik dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Faktor harga, produk dan promosi merupakan faktor prioritas utama yang harus menjadi perhatian oleh para direktur dan manajer pemasaran. Perusahaan juga harus memperhatikan berbagai macam strategi, terutama perbaikan dalam strategi promosi, seperti media iklan melalui saluran tv nasional, memberlakukan weekday promotion pada setiap minggunya, menawarkan kartu Yomart bagi konsumen, tentunya untuk mendapatkan penawaran khsusus atau diskon dan mendata pelanggan yang sering melakukan transaksi untuk kemudian diberikan informasi terhadap berbagai barang yang mendapat potongan khusus melalui layanan SMS (Short Messages Services). Penelitian ini memiliki kekhasan baik dari segi metode maupun produk. Peneliti menggunakan metode SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats) untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam internal maupun eksternal perusahaan melalui matriks IFE dan EFE. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan strategi menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan EFE. Setelah itu penulis menggunakan metode AHP untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat

33

dan bisa menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan dalam bidang pemasaran. Sedangkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan adalah surat kabar lokal yaitu Jurnal Bogor. Surat kabar Jurnal Bogor sendiri merupakan surat kabar yang menyajikan berita lokal yang mencakup wilayah Bogor, Depok, Sukabumi, Cianjur dan juga cakupan berita nasional. Porsi berita yang disajikan pada surat kabar Jurnal Bogor adalah 60% berita lokal dan 40% berita nasional.

34

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Surat kabar Jurnal Bogor merupakan salah satu surat kabar lokal yang beroperasi dan mendistribusikan produk di wilayah Bogor dan sekitarnya. Strategi pemasaran yang tepat tentunya merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus dalam pengambilan keputusannya, karena hal ini akan berdampak secara langsung bagi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat, maka harus terlebih dahulu menganalisis lingkungan pemasarannya, yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terbagi menjadi segmentation, targeting and positioning serta marketing mix, sedangkan lingkungan eksternal terbagi atas lingkungan jauh dan lingkungan industri. Selanjutnya analisis dari lingkungan internal dimasukkan ke dalam matriks IFE, begitu juga dengan analisis lingkungan eksternal yang dimasukkan ke dalam matriks EFE. Tahap selanjutnya setelah diperoleh matrikis IFE dan EFE adalah menyusun strategi dengan menggunakan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta barbagai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan melalui matriks SWOT. Pada tahap akhir dilanjutkan dengan pemakaian metode AHP sebagai bentuk pengambilan keputusan akhir dengan berbagai tingkat prioritas strategi yang akan diperoleh perusahaan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

35

Surat Kabar Jurnal Bogor

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Strategi Pemasaran

Analisis Lingkungan Internal: 1. Segmentation, Targeting and Positioning 2. Marketing Mix

Analisis Lingkungan Eksternal: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Industri

Matriks IFE

Matriks EFE

Matriks SWOT

Metode AHP

Rekomenadasi Hasil Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Suwardana Media Cita, yang berlokasi di Ruko Bangbarung Grande Blok B 7, Jl. H. Achmad Adnawijaya No. 27 Bogor. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2012.

36

3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner dengan pihak terkait di PT. Suwardana Media Cita, serta data sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian seperti studi pustaka, jurnal, internet dan data yang dimiliki perusahaan. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Petunjuk pengisian kuesioner dan kuesioner penentuan bobot serta peringkat disajikan pada Lampiran 2, 3 dan 4. Sedangkan kuesioner penilaian dengan menggunakan metode AHP disajikan pada Lampiran 5. 3.4. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalahmanajer marketing, manajer sirkulasi dan manajer event dan promosi. pemilihan dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang serta pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: 1. Wawancara langsung dan pengisian kuesioner oleh manajer marketing, manajer sirkulasi, manajer event dan promosi pada perusahaan. 2. Literatur atau data terkait yang dimiliki perusahaan, dan 3. Media internet melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan

37

dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 sebagai alat bantu hitung dan Expert Choice 10 untuk melakukan verifkasi hasil (verifikasi hasil dengan Expert Choice 10 tersaji pada Lampiran 7). Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan berikut: 1. Mengidentifikasi

lingkungan

internal

(kekuatan

dan

kelemahan)

perusahaan melalui aspek STP dan marketing mix, serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan melalui lingkungan jauh dan lingkungan industri. 2. Menganalisis

aspek

pada

lingkungan

internal

perusahaan

dan

merumuskannya ke dalam matriks IFE. 3. Menganalisis

aspek pada lingkungan eksternal

perusahaan dan

merumuskannya ke dalam matriks EFE. 4. Memformulasikan strategi menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan matriks EFE. 5. Menentukan prioritas strategi pada masing-masing elemen yang dapat direkomendasikan bagi perusahaan dengan menggunakan Metode AHP.

38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Surat kabar Jurnal Bogor merupakan surat kabar lokal di Bogor dan merupakan hasil dari pengembangan Jurnal Nasional. Menurut pimpinan perusahaan Jurnal Bogor, Alfian Mujani, surat kabar ini didirikan berangkat dari pengalaman orang-orang yang berada di dalamnya yang telah lama bergelut di dunia jurnalistik. Hanya saja terdapat perbedaan yaitu surat kabar ini menganut jurnalisme positif yang berarti tidak mengangkat berita negatif yang bersifat konfrontatif untuk menjual dan mendongkrak popularitas berita. Nilai berita yang positif diharapkan menjadi pencerahan, solusi bagi berbagai masalah dan mampu memberikan harapan bagi pembacanya. Awal Oktober 2007, setelah dua tahun bekerja sebagai senior manajer marketing, Alfian Mujani mendapat tantangan untuk mengembangkan Jurnal Nasional ke daerah. Tantangan itu pun dijawab Alfian dengan membuat diskusi perencanaan surat kabar baru dengan owner Jurnal Nasional. Awal November 2007, Alfian kembali dipanggil dan ditanya kapan akan mendirikan surat kabar tersebut. Pada bulan November itu juga, Alfian menjawab tantangan yang diberikan padanya dan mengambil eksperimen daerah di Bogor. Alfian segera mengajak bicara para agen koran dan orangorang yang dulu pernah bekerja dengannya karena beliau sudah lama mengenal Bogor. Pada

awal

berdirinya,

Jurnal

Bogor

tidak

langsung

membangun gedung yang megah walaupun owner Jurnal Nasional menawarkan modal padanya untuk membangun gedung megah. Alfian pun memilih sebuah mall, Pangrango Plaza (PP), karena mall ini selalu kosong. Lalu Alfian pun mengadakan barter iklan dengan

39

manajemen PP dan berhasil mendapatkan dua buah ruangan. Berawal dari dua belas sumber daya manusia (SDM) pada 26 November 2007, Alfian pun menerbitkan Jurnal Bogor. Pertama kali terbit, Jurnal Bogor hanya ada delapan halaman dengan sisipan Jurnal Nasional, Jurnal Sembilan dan Top Soccer. Jika ditotal maka koran yang terbit dengan tebal 42 halaman. Setelah tiga bulan beredar di Bogor, respon pasar positif dan permintaan akan koran pun semakin banyak. Manajemen Jurnal Bogor melihat hal positif tersebut dan memindahkan kantor Jurnal Bogor ke tempat yang lebih luas. Tepat malam tahun baru 2008, Jurnal Bogor pindah ke Jl. Halimun No. 8 Bogor dan saat ini kantor baru Jurnal Bogor berlokasi di Ruko Bangbarung Grande Blok B 7, Jl. H. Achmad Adnawijaya No. 27 Bogor. 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Suwardana Media Cita Struktur organisasi yang diterapkan pada surat kabar Jurnal Bogor bersifat fungsional, yaitu berdasarkan pada fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organiasi/divisi/sub divisi yang disusun secara terpisah dengan harapan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi pada PT. Suwardana Media Cita yang tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur organisasi PT. Suwardana Media Cita

40

4.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1 Visi Perusahaan Jurnal Bogor merupakan sebuah media cetak yang berbasis pada penyajian informasi secara edukatif dan tepat. PT. Suwardana Media Cita selaku penerbit surat kabar Jurnal Bogor mempunyai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam penyusunan perencanaan perusahaan

untuk

melaksanakan

kegiatan

operasional

yang

merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Visi PT. Suwardana Media Cita adalah Jurnal Bogor sebagai surat kabar berbasis jurnalisme terdepan di Bogor. 4.2.2 Misi Perusahaan Misi PT. Suwardana Media Cita adalah: 1. Mewartakan fakta dan peristiwa secara objektif dan tanpa prasangka. 2. Menegakkan

cover

both

side

dalam

seluruh

aspek

pemberitaannya. 3. Menyajikan aspek informasi edukatif dan mengembangkan optimisme kepada pembacanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan wawasan pembacanya sebagai bagian dari proses perubahan dan pembaruan bangsa. 5. Menegakkan demokrasi berbudaya secara kreatif berdasarkan etika. Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) dari masing-masing divisi pada PT. Suwardana Media Cita adalah sebagai berikut: 1.

Bagian Sirkulasi Manajer bagian sirkulasi bertugas membantu pemimipin

perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatan pemasaran atau distribusi hasil produksi.

41

Bagian sirkulasi melaksanakan fungsi: a) Mendistribusikan koran ke agen, pelanggan, eceran. b) Melakukan kerjasama dengan instansi-instansi perusahaan serta perusahaan komersil untuk berlangganan. c) Melakukan interaksi langsung dengan pengecer dan pelanggan. d) Mengatur penjualan koran diantaranya, mengatur jumlah koran yang

terjual

danretur,

serta

mengatur

wilayah-wilayah

pendistribusian (mapping). e) Bertanggung jawab pada masing-masing wilayah yang telah didistribusikan. f) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasil penjualan koran. g) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik. h) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. 2.

Bagian Marketing/Iklan Manajer bagian marketing bertugas membantu pemimipin

perusahaan dalam menjalin kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan berupa pemasangan iklan yang dapat memberikan pemasukan/keuntungan bagi perusahaan. Bagian marketing melaksanakan fungsi: a) Mencari perusahaan yang akan melakukan pemasangan iklan di surat kabar Jurnal Bogor. b) Menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan berupa promosi, profit sharing, dan barter. c) Memenuhi target pemasangan iklan yang harus dicapai pada setiap waktu yang telah ditentukan perusahaan. d) Menjaga hubungan baik dengan semua perusahaan maupun instansi yang terkait. e) Memberikan pelayanan tambahan kepda konsumen berupa liputan atau ulasanterkait pemasangan iklan.

42

f) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasil pemasangan iklan. g) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakan tugas dengan baik. h) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. 3.

Bagian Event dan Promosi Manajer bagian event dan promosi bertugas membantu

pemimipin perusahaan dalam menjalin kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan berupa kerjasama dalam bentuk pembuatan event yang bertujuan mempromosikan sesuatu tentang perusahaan tersebut. Bagian event dan promosi melaksanakan fungsi: a) Mengatur pembuatan acara untuk mempromosikan Jurnal Bogor kepada khalayak luas. b) Menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan berupa pembuatan acaraatau event dengan tujuan promosi perusahaan tersebut kepada khalayak luas. c) Menjaga hubungan baik kepada klienatau pelanggan. d) Membuat acara yang bersifat sosial maupun mendidik untuk masyarakat sekitar. e) Penyampaian laporan setiap waktu yang telah ditentukan terkait dengan hasildari event yang telah dilakasanakan. f) Pembinaan dan bimbingan kepada bawahan agar berdisiplin dan melaksanakantugas dengan baik. g) Koordinasi dengan semua pihak baik internal maupun eksternal dalam rangkakelancaran pelaksanaan tugas. 4.

Bagian Administrasi Manajer bagian administrasi bertugas membantu pemimipin

perusahaan dalam melakukan kegiatan administrasi perusahaan.

43

Bagian administrasi melaksanakan fungsi: a) Mencatat transaksi keuangan maupun non keuangan. b) Melakukan verifikasi dokumen tagihan dan pembayaran. c) Menjalankan proses tutup buku. d) Membuat laporan keuangan PT/ unit. e) Mempersiapkan laporan pajak. f) Melakukan rekonsiliasi pajak dengan GL. g)

Merapikan dan menyimpan dokumen transaksi dan pajak secara baik dan benar. Bagian administrasi terdiri dari tiga sub bagian, yaitu sub

bagian treasury, sub bagian administrasi sirkulasi, sub bagian administrasi iklan dan kolektor. 1) Sub Bagian Treasury Sub bagian treasury bertugas diantaranya, mengatur dan mengelola dana kas kecil dan Bank Perusahaan, melakukan pembayaran kepada pihak internal maupun eksternal, membuat laporan bukti penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan. 2) Sub Bagian Administrasi Sub bagian administrasi bertugas diantaranya, merapikan dan memelihara data sirkulasi dan distribusi, membuat bukti penagihan sirkulasi, mencatat dan memberikan laporan collection sirkulasi. 3) Sub Bagian Administrasi Iklan Sub bagian administrasi iklan bertugas diantaranya, membuat jadwal penayangan iklan, mengontrol penayangan iklan, membuat bukti-bukti penagihan iklan dan melakukan penagihan iklan, serta mencatat laporan iklan. 4) Kolektor Kolektor bertugas diantaranya, berkoordinasi dengan admisitrasi iklan dalam membuat jadwal penagihan iklan serta membantu membuat laporan kegiatan penagihan iklan.

44

5.

Bagian Redaksi Bagian redaksi terdiri dari tiga sub bagian, yaitu reporter,

layouter dan fotografer. 1) Reporter Reporter bertugas diantaranya, mencari berita di luar, melakukan peliputan, serta menjaga hubungan baik sesama reporter dari perusahaan lainnya. 2) Layouter Layouter bertugas diantaranya, mengatur tampilan koran, memperhatikan estetika koran dan membuat desain grafis. 3) Fotografer Fotografer bertugas diantaranya mencari foto di setiap peristiwa, event

dan

kejadian-kejadian

terbaru

serta

hangat

untuk

ditampilkan ke dalam koran. 4.3. Analisis Lingkungan Internal PT. Suwardana Media Cita Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang berada di dalam perusahaan. Kondisi lingkungan internal ini akan dianalisis dan hasilnya akan digunakan sebagai rumusan penyusunan strategi pemasaran pada PT. Suwardana Media Cita. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan internal perusahaan meliputi segmentation, targeting, positioning dan marketing mix. 4.3.1 STP 1. Segmentation a. Pada segmentasi geografis dengan mengacu pada wilayah, surat kabar Jurnal Bogor membagi segmen pasar sasarannya ke dalam beberapa wilayah yang meliputi Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur. Segmen pasar sasaran ini bisa terus berkembang menjadi beberapa wilayah lainnya seperti Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat.

45

b. Pada segmen demografis surat kabar Jurnal Bogor bersifat umum karena berita yang disampaikan cenderung mencakup semua segmen masyarakat, artinya semua elemen masyarakat bisa membaca konten surat kabar Jurnal Bogor baik anak-anak, remaja dan dewasa. c. Pada segmen psikografis, surat kabar Jurnal membagi berita kedalam rubrik-rubrik yang disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya, misalkan penggemar sepakbola bisa membaca rubrik soccer+, kalangan menengah ke atas yang lebih dominan terhadap kegiatan bisnis bisa membaca rubrik trend bisnis. Hal ini disesuaikan dengan minat para pembacanya. d. Pada segmen perilaku, para pembaca atau pihak yang ingin mengiklankan sebuah produk bisa melakukannya dengan menyesuaikan dengan rubrik yang tersedia. Jadi, rubrik, konten dan iklan akan terlihat sinergis antara satu dan lainnya. 2. Targeting Target surat kabar Jurnal Bogor adalah konsumen yang membutuhkan informasi mengenai kondisi di wilayah Bogor dan sekitarnya. Pasar sasaran Jurnal Bogor termasuk kategori massal yang meliputi masyarakat pada umumnya dan mereka yang berkecimpung di institusi pemerintahan, para pengusaha, kaum intelek, politikus, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para birokrat yang membutuhkan informasi yang tepat dalam mengambil keputusan. 3. Positioning Surat kabar Jurnal Bogor hadir menjadi pilihan informasi baru bagi warga Bogor dan sekitar dengan mencerminkan berita lokalitas namun tidak lupa dengan berita nasional dengan konsep berita lokal. Surat kabar Jurnal Bogor memposisikan diri sebagai “media lokal yang kuat, terpercaya serta berwatak kebangsaan dengan menyajikan informasi yang substansinya menjembatani kepentingan publik secara harmonis, cerdas, segar, dan bijak

46

dengan isi yang tepat, akurat dan bermanfaat”. Saat ini posisi surat kabar Jurnal Bogor berada pada jalur on the track, dimana posisi perusahaan dikategorikan berada satu level dengan pesaing lokal sejenis seperti Radar Bogor. Dengan market penjualan yang baik, perusahaan berharap untuk terus berkembang dan menjadi surat kabar lokal terbaik di wilayah Bogor. 4.3.2 Marketing Mix Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Beberapa alat pemasaran atau variabel ini dapat dikendalikan dan dikontrol oleh perusahaan dalam menjalankan strateginya untuk menguasai pasar. 1. Product Kehadiran surat kabar Jurnal Bogor merupakan sebuah alternatif baru bagi mereka yang membutuhkan informasi lokal di wilayah Bogor, serta cakupan berita nasional dan internasional dengan porsi 60%-40%. Keberadaan Jurnal Bogor sebagai surat kabar lokal terbilang sangat baik, hal ini bisa dilihat dari jumlah produksi saat ini sebesar 20.000 eksemplar dengan retur sekitar 10-15% setiap harinya. Perusahaan melakukan proses produksi melalui sistem cetak jarak jauh, file yang sudah diolah menjadi berita siap edar dikirim melalui internet ke tempat proses produksi dan perusahaan percetakan sudah mempersiapkan semua bahan produksinya. Sedangkan jumlah pembaca setia surat kabar Jurnal Bogor terus mengalami peningkatan sejak awal didirikan pada tahun 2007, yaitu berkisar 3000-4000 orang setiap harinya, kemudian tahun 2008 meningkat menjadi sekitar 6000-7000 orang setiap harinya dan tahun 2009 terus meningkat menjadi 8000-9000 pembaca setia setiap harinya.Hingga sampai sekarang ini pembaca setia surat kabar Jurnal Bogor berada pada kisaran hingga 11.000 pembaca setiap harinya.

47

2. Price Harga jual surat kabar Jurnal Bogor kepada konsumen saat ini adalah Rp 2.000 dan kepada agen sebesar Rp 1.200. Pada saat awal hadirnya produk di pasar, harga yang ditawarkan cukup menarik, hanya Rp 1.000. Namun seiring berjalannya waktu, dengan pertimbangan perkembangan perusahaan ke arah lebih baik, keadaan ekonomi, daya beli masyarakat yang tinggi, agen dan pengecer, maka perusahaan menaikkan harga produk secara bertahap menjadi Rp 1.500 hingga Rp 2.000. Kenaikan ini dianggap efektif, karena dengan tidak mengurangi jumlah produksi dan masyarakat pada umumnya percaya akan kulitas berita surat kabar Jurnal Bogor. Proses penetapan harga di surat kabar Jurnal Bogor lebih mengacu pada bagaimana kondisi pasar dan para kompetitor dalam menetapkan harga produk. Iklan yang ada pada surat kabar Jurnal Bogor terdiri dari tiga jenis iklan, yaitu iklan komersil yang berasal dari kerjasama dengan perusahaan, iklan layanan masyarakat yang berasal dari kerjasama dengan instansi-instansi perusahaan swasta maupun pemerintah dan iklan berupa informasi contohnya yaitu berita duka cita. Target pemasukan dari iklan pada surat kabar Jurnal Bogor sebesar 300 juta setiap bulannya pada tahun 2008 dan sebesar 500 juta setiap bulannya pada tahun 2009 dan kisaran 1 Milyar pada tahun 2012. 3. Promotion Pada awal berdirinya surat kabar Jurnal Bogor, perusahaan banyak melakukan kegiatan promosi seperti mengadakan event dengan mengundang band music, mendirikan spanduk di sudut kota Bogor dan promosi melalui radio. Kegiatan ini mendapat sambutan positif masyarakat Bogor, yang didukung dengan memberikan surprise kepada pelanggan berupa televisi, DVD, sepeda, sepeda motor hingga mobil. Saat ini, kegiatan promosi dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kerjasama

48

dengan perusahaan komersil serta pemerintah setempat. Kegiatan ini diharapkan mampu mempererat hubungan antara PT. Suwardana Media Cita dengan perusahaan (Client) maupun distibutor dan pembaca. PT. Suwardana Media Cita juga mengharapkan keuntungan materiil maupun non materill melalui kegiatan ini yang diperoleh melalui profit sharing dengan perusahaan komersil tersebut. 4. Distribution Pendistribusian surat kabar Jurnal Bogor dilakukan oleh bagian sirkulasi melalui beberapa agen, pengasong dan turun langsung ke pelanggan. Proses distribusi berawal dari percetakan yang kemudian ke para agen dan dilanjutkan ke sub agen, hingga terakhir ke pengecer. Beberapa kendala yang bisa terjadi dan menghambat proses distribusi seperti kerusakan mesin produksi dan koneksi internet yang buruk sehingga pengiriman file menjadi terlambat. Jumlah agen surat kabar Jurnal Bogor saat ini adalah 40 agen yang meliputi wilayah edar Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur dengan masing-masing persentase di kota Bogor sebesar 80%, Depok 10%, Sukabumi 5%, Cianjur 5%. 4.4. Analisis Lingkungan Eksternal PT. Suwardana Media Cita Lingkungan eksternal merupakan aspek-aspek yang berada di luar perusahaan. Hasil analisis pada lingkungan eksternal adalah peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal perusahaan meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri. 4.4.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang berada di luar kendali dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk maju dan juga dapat menjadi hambatan untuk maju dan berkembang. Faktor-faktor utama dalam

49

lingkungan jauh terdiri dari: (1) Faktor Politik, (2) Faktor Ekonomi, (3) Faktor Sosial dan (4) Faktor Teknologi. 1. Faktor Politik Pers merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh,

memiliki,

menyimpan,

mengolah

dan

menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Keberadaan pers dan

kebebasannya

dalam

mendapatkan

berita

serta

menyalurkannya kepada khalayak ramai dilindungi oleh UndangUndang Pers No. 40 tahun 1999 (Lampiran 6). Keberadaan undang-undang inilah yang ikut mendorong dan melindungi tumbuh kembangnya berbagai perusahaan di bidang informasi dan media cetak seperti PT. Suwardana Media Cita. 2. Faktor Ekonomi Pertumbuhan

ekonomi

nasional

pada

tahun

2010-2011

beradapada kisaran 5-6%. Kestabilan ekonomi nasional tentu berdampak baik terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, warga Bogor pada khususnya. Taraf hidup warga Bogor yang semakin meningkat ikut membangkitkan gairah akan kebutuhan informasi bagi masyarakat, keadaan ini diharapkan terus bertahan bahkan berkembang ke arah yang lebih baik. Keadaan ini tentunya akan berdampak baik terhadap perkembangan surat kabar di Kota Bogor. Akan tetapi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berakibat pada naiknya harga barang-barang pokok danberdampak

luas

serta

menimbulkan

keresahan

bagi

masyarakat pada umumnya. Dalam kondisi seperti ini, permintaan terhadap

surat

kabar

juga

akan

mengalamipenurunan,

pengurangan jumlah produksi dan margin profit perusahaan yang semakin kecil.

50

3. Faktor Sosial Dalam kehidupan sosial, masyarakat Kota Bogor terklasifikasi ke dalam masyarakat pedesaan yang merupakan penduduk asli Kota Bogor, dan masyarakat perkotaan yang merupakan penduduk pedatang Kota Bogor. Penduduk asli Bogor biasanya lebih memanfaatkan ladang atau tanah dari sisi pertanian untuk bekerja dan menghasilkan uang, sedangkan para pendatang lebih mengkonsentrasikan pekerjaannya di institusi pemerintahan dan swasta. Namun seiring perkembangan zaman, kedua jenis masyarakat ini semakin berkomunikasi secara intens dikarenakan kebutuhan yang saling ketergantungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

hal

seperti,

desa

merupakan

tulang

punggung

perekonomian kota, komersialisasi hasil-hasil pertanian bertumpu pada kota, masyarakat desa banyak yang bermigrasi ke kota, terjadi mobilitas sosial yang cukup tinggi, dan tersedianya sarana komunikasi dan transportasi yang memadai (Muhsin, 1994)2. Keadaan ini semakin mendorong masyarakat untuk memperoleh informasi secara lebih cerdas, bijak dan mampu menyalurkan kepentingan publik. Oleh karena itulah surat kabar Jurnal Bogor hadir dengan menampilkan berita lokal yang akurat dan mampu memenuhi kebutuhan berita masyarakat sekitar. Perusahaan melihat daya beli masyarakat Bogor terbilang paling tinggi dibandingkan wilayah Depok, Sukabumi dan Cianjur. Potensi pasar yang besar adalah minat baca masyarakat Bogor yang tergolong tinggi, komunikasi yang lancar dengan para agen, ramah dan cooperative juga ikut memudahkan persuahaan dalam bekerja. 4. Faktor Teknologi Penggunaan teknologi yang semakin maju dan mutkahir tentunya akan

semakin

mempermudah

sebuah

perusahaan

dalam

melakukan segala aktivitasnya. Seperti halnya PT. Suwardana Media Cita yang melakukan sistem cetak jarak jauh dengan

2http://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/korea-sebuah-tinjauanhistoris/ [28 Mei 2012]

51

menggunakan media internet sebagai sarana pengiriman file, kecepatan pengiriman file menggunakan internet merupakan sebuah kelebihan apabila dibandingkan dengan jalur darat yang pasti memakan banyak waktu. Sisi lain dari kemajuan teknologi juga dirasakan oleh karyawan di bidang layout, karena dengan menggunakan spesifikasi komputer yang lebih baik tentunya akan sangat memudahkan proses kerja. 4.4.2 Lingkungan Industri Umar (2008), mengatakan bahwa aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri perlu untuk dianalisis. 1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Kebebasan setiap orang untuk menyampaikan pendapat, membuat berita dan menyampaikan informasi di Indonesia semakin mudah dan fleksibel, dukungan dari pemerintah melalui Undang-Undang No. 40 tahun 1999 menjadi landasan utama. Undang-undang ini bisa menjadi acuan bagi orang-orang yang berkompeten untuk membangun sebuah surat kabar baru yang bisa saja menyaingi surat kabar yang sudah ada ataupun surat kabar ternama sekalipun. Tentunya ini merupakan sebuah ancaman nyata yang bisa datang setiap saat. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus senantiasa waspada dan tetap menunjukkan persaingan yang kompetitif dan terus melakukan evaluasi untuk

mendapatkan

pangsa pasar yang lebih besar dan mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik. 2. Persaingan Sesama Perusahaan di dalam Industri Seiring semakin berkembangnya informasi, maka kebutuhan akan informasi tersebut juga akan semakin besar. Setiap perusahaan surat kabar di wilayah Bogor dituntut untuk bekerja secara

52

maksimal dalam mempertahankan posisinya di pangsa pasar yang terus menggeliat. surat kabar Jurnal Bogor yang masih dalam kategori pesaing baru (beroperasi minimal 5 tahun) dalam bisnis surat kabar lokal terus menunjukkan kemajuan yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari jumlah produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kompetitor terdahulu dengan nama dan kekhasan yang dimiliki merupakan pesaing yang potensial, beberapa surat kabar lokal yang muncul terlebih dahulu dan merupakan pesaing utama adalah Radar Bogor. Berikut adalah beberapa surat kabar lokal di Kota Bogor pada tahun 2012 dan market share-nya. Tabel 6. Market share surat kabar lokal di Bogor No.

Nama Surat Kabar

Market Share (%)

1.

Radar Bogor

50%

2.

Jurnal Bogor

30%

3.

Lingkar Bogor

5%

4.

Trans Bogor

5%

5.

Bogor Plus

5%

6.

Pakuan Raya

5%

Jumlah

100%

Sumber: PT. Suwardana Media Cita 3. Ancaman dari Produk Pengganti Ancaman bisa muncul dan terjadi kapan saja, seperti halnya ancaman dari produk pengganti (subtitusi) dari surat kabar secara umum. Berkembangnya teknologi informasi mengharuskan sebuah perusahaan turut ikut andil dalam penggunaan teknologi di dalamnya, seperti halnya penyampaian berita melalui radio, televisi dan internet. Melalui tiga jenis media tersebut, berita yang baru saja terjadi bisa langsung disampaikan secara real time, artinya masyarakat yang mempunyai media akses tersebut bisa menikmati berita terkini secara langsung, keadaan seperti ini yang merupakan titik lemah dari surat kabar dimana masyarakat penikmat berita melalui surat kabar harus menunggu hingga esok

53

hari karena surat kabar harus melalui proses produksi terlebih dahulu. Namun surat kabar Jurnal Bogor telah menyesuaikan diri dengan adanya media online melaui situs resmi Jurnal Bogor yang beralamat di www.jurnalbogor.com. Keberadaan website ini diharapkan menjadi alternatif baru bagi penikmat berita lokal Bogor dan merupakan bentuk adaptasi PT. Suwardana Media Cita terhadap kemajuan teknologi informasi. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers) Pembeli merupakan salah satu elemen pertama yang mendapatkan prioritas kepentingan besar bagi keberlangsungan surat kabar Jurnal Bogor. Kekuatan tawar menawar pembeli menjadi salah satu acuan penetapan harga produk, oleh karenanya surat kabar Jurnal Bogor merupakan salah satu surat kabar lokal dengan harga bersaing dibandingkan produk sejenis lainnya. Harga yang lebih menarik dan kualitas berita yang mumpuni tentunya menjadi perhatian khusus bagi pembeli di wilayah Bogor. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers) Pemasok merupakan salah satu pihak yang menjadi alur distribusi produk hingga bisa sampai ke tangan konsumen. Kekuatan tawar menawar pemasok dari agen di Kota Bogor bukan merupakan kendala serius, mengingat para agen sangat ramah, cooperative dan tidak suka berhutang. Namun, banyak hal diluar kemampuan perusahaan yang menjadi penyebab naiknya harga suatu barang, misalnya kenaikan harga bahan baku kertas dan tinta yang secara langsung juga meningkatkan harga jual produk di pasar. Akibatnya pembeli yang merasa tidak nyaman dengan kenaikan harga produk akan beralih ke produk lain yang relatif lebih murah tentunya. 6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya Stakeholder merupakan pihak yang memberikan andil tersendiri bagi perkembangan PT. Suwardana Media Cita. Jurnal Bogor sendiri merupakan pengembangan dari surat kabar Jurnal

54

Nasional yang lebih dulu ada. Keberadaan Jurnal Nasional sebagai salah satu stakeholder ikut memberikan andil tersendiri bagi Jurnal Bogor, dengan brand image Jurnal Nasional yang sudah dibentuk hingga dikenal masyarakat luas, diharapkan akan memperkuat citra Jurnal Bogor, sehingga terbentuk kepercayaan yang sama dari masyarakat akan kualitas dari Jurnal Bogor sendiri. 4.5. Identifkasi Faktor Lingkungan PT. Suwardana Media Cita Identifikasi terhadap faktor lingkungan perusahaan secara internal dan eksternal dilakukan untuk mendapatkan berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan seperti berikut ini: 4.5.1 Kekuatan 1. Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor Sebagai salah satu surat kabar lokal dengan kategori pesaing baru (beroperasi minimal 5 tahun) di wilayah Bogor, surat kabar Jurnal Bogor telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa konsep dan kualitas pemberitaan

lokal

yang

kuat,

terpercaya

serta

bewatak

kebangsaan dengan menjembatani kepentingan publik telah diterima oleh masyarakat Bogor. 2. Penetapan harga yang bersaing dibandingkan kompetitor Harga merupakan salah satu elemen yang paling penting bagi sebuah produk, penetapan harga yang tidak sesuai tentu akan mempengaruhi penjualan produk di pasar. Surat kabar Jurnal Bogor telah menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan dan menetapkan harga yang cukup bersaing. 3. Area distribusi produk yang luas Melihat perkembangan informasi yang terus berkembang dan keberadaan teknologi sebagai penunjang, maka setiap bagian masyarakat akan semakin menjadikan berita sebagai bagian dari

55

kebutuhannya. Area distribusi surat kabar Jurnal Bogor hingga saat ini sudah meliputi wilayah Bogor dan sekitarnya, Depok, Sukabumi dan Cianjur. 4. Kegiatan promosi yang terus dilakukan Promosi yang dilakukan oleh PT. Suwardana Media Cita adalah secara individu maupun dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan

komersil

dan

institusi

pemerintahan.

Bentuk

kerjasama dan promosi ini menuai hasil positif. Berbagai perusahaan

dan

institusi

pemerintah

setempat

cukup

mengapresiasi bentuk kegiatan promosi ini, hingga sampai sekarang masyarakat sudah mulai mengenal dan menerima surat kabar yang merupakan anak perusahaan dari Jurnal Nasional ini. 5. Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan Setiap karyawan di perusahaan Jurnal Bogor mendapatkan fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka, perusahaan yakin bahwa sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan didukung oleh fasilitas kerja yang mumpuni akan menghasilkan output yang baik pula. 6. Pelayanan yang optimal kepada konsumen Pelanggan adalah segalanya dan menjadi prioritas perusahaan. Pelanggan yang puas terhadap layanan yang diberikan akan memberikan feedback berupa kesetiaan kepada produk yang digunakan. Dengan semakin baiknya layanan maka secara tidak langsung brand image perusahaan dengan produknya juga akan semakin kuat di mata pelanggan. 7. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi kepada perusahaan PT. Suwardana Media Cita mempekerjakan keryawan dengan berbagai macam tingkat pendidikan, mulai dari lulusan SMA, D3 dan S1. Tingkat loyalitas karyawan terlihat pada tingkat keluar masuknya karyawan yang rendah di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keryawan merasa puas dan memiliki tingkat loyalitas yang tinggi bagi perusahaan.

56

8. Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat Tingkat penjualan surat kabar Jurnal Bogor terus mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari meningkatkanya jumlah pembaca dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2007, jumlah pembaca Jurnal Bogor berada pada kisaran 3000-4000 orang setiap harinya, kemudian meningkat pada tahun 2008 menjadi 60007000 pembaca dan pada tahun 2009 menjadi 8000-9000 pembaca setiap harinya. Hingga pertengahan tahun 2012 ini, jumlah pembaca Jurnal Bogor berada pada kisaran 11.000 pembaca setiap harinya. Pertumbuhan penjualan ini berdampak pada margin profit perusahaan yang juga mengalami hal serupa. Target penjualan yang tercapai dan pendapatan dari iklan yang semakin membaik membawa perusahaan untuk terus bersaing di pasar sasaran. 4.5.2 Kelemahan 1. Belum memiliki mesin produksi sendiri Surat kabar Junal Bogor melakukan proses produksi berupa sistem cetak jarak jauh. Berita yang sudah disusun sesuai dengan formatnya dikirim ke pusat percetakan untuk dilakukan proses produksi, kemudian produk dikirim kembali ke wilayah Bogor dan sekitar untuk disalurkan. Tidak adanya mesin produksi sendiri menjadi hambatan karena biaya yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi sangat mahal, akan tetapi semua biaya tersebut tertutupi oleh pendapatan melalui iklan. Perusahaan juga sudah merencanakan pembelian mesin produksi atau mesin cetak terbaru dengan kemampuan proses cetak warna, sehingga dengan adanya mesin produksi sendiri akan sangat mengurangi biaya cetak yang tinggi dan meningkatkan profit perusahaan. 2. Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor Sebagai salah satu surat kabar lokal muncul dalam kurun waktu lima tahun terakhir, surat kabar Jurnal Bogor harus bersaing dengan berbagai surat kabar lokal sejenis dan nasional lainnya.

57

Perusahaan dengan kategori pendatang baru ini harus bersaing secara ketat untuk menempatkan produknya di pasar, keberadaan pesaing lama yang lebih dahulu menguasai pasar dan memiliki brand image yang kuat menjadi kelemahan surat kabar Jurnal Bogor dan juga merupakan tantangan yang harus dihadapi. 3. Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya Surat kabar Jurnal Bogor belum memiliki daya saing yang begitu tinggi untuk menghadapi surat kabar lain yang lebih menguasai pasar dan memiliki pelanggan tetap yang cukup banyak. Daya saing yang masih lemah menjadi elemen yang harus dievaluasi agar perusahaan mampu bertahan, berkembang dan terus maju. 4.5.3 Peluang 1. Kebutuhan informasi yang semakin besar Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat maka kebutuhan informasi semakin besar pula. Dengan informasi orang akan menjadi tahu keadaan sekitar maupun di belahan dunia manapun, kebutuhan informasi yang semain besar tentunya memberikan keuntungan besar bagi berbagai surat kabar lokal maupun nasional. 2. Potensi pasar yang masih bisa terus digali Mencari dan mengembangkan potensi pasar dalam bidang ini bisa dilakukan melalui variasi berita, inovasi produk dan lainnya. Kesempatan ini merupakan peluang yang masih bisa terus digali dan dikembangkan serta mendapat dukungan dari sumber daya manusia yang kreatif dan mempunyai visi yang baik dalam bekerja. 3. Mesin produksi yang makin canggih Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan di bidang produksi, maka penggunaan mesin produksi dengan teknologi canggih bukanlah hal baru. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan tentunya akan semakin menunjang proses produksi surat kabar.

58

4. Daya beli masyarakat yang terus meningkat Membaiknya kondisi ekonomi secara nasional dan kesejahteraan masyarakat wilayah Bogor yang meningkat memberikan peluang bagi PT. Suwardana Media Cita. Dengan daya beli yang semakin tinggi maka pembeli akan semakin loyal dalam membelanjakan uangnya. 5. Adanya kebijakan dari pemerintah pusat Dukungan dari pemerintah dengan adanya Undang-Undang mengenai kebebasan pers tentu memberikan peluang bagi surat kabar Jurnal Bogor dan berbagai surat kabar lainnya di Indonesia. Pemerintah menjamin dan melindungi pers secara sah di mata hukum. 4.5.4 Ancaman 1. Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat Banyak surat kabar lokal dan nasional yang sudah memiliki citra sebagai surat kabar dengan penjualan harian yang fantastis dan kualitas berita yang berbobot. Hal ini biasanya didukung oleh perusahaan

besar

(surat

kabar

ternama)

yang

berada

dibelakangnya, sokongan dana yang besar dan kulitas SDM yang kompeten ikut mendukung brand dari produk yang dipasarkan. Konsumen yang sudah memiliki trust yang tinggi terhadap produk yang diperoleh biasanya akan sangat sulit untuk beralih ke produk sejenis lainnya. 2. Semakin banyaknya para pesaing lokal Undang-Undang No. 40 tahun 1999 memang memberikan kebebasan pers dan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Akan tetapi dilain sisi juga merupakan sebuah ancaman, karena dengan undang-undang tersebut setiap orang yang berkompeten dan mampu bisa dengan mudah mendirikan surat kabar baru.

59

3. Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi Adanya jenis media elektronik seperti radio, televisi dan perangkat mobile seperti handphone dan tablet akan semakin mengancam keberadaan media cetak dan mengubah selera masyarakat dalam mendapatkan informasi. Perbedaan paling signifikan diantara kedua media tersebut adalah dari segi penyampaian berita. Media cetak membutuhkan waktu satu hari hingga produk berupa berita bisa sampai ke tangan konsumen, sedangkan media eletronik bisa langsung menyampaikan berita (kejadian) secara real time pada waktu yang bersamaan. 4. Harga bahan baku produksi yang meningkat Kenaikan harga bahan baku produksi seperti kertas dan tinta akan mengakibatkan naiknya harga produk secara langsung. Kenaikan harga produk akan berdampak buruk terhadap tingkat penjualan produk di pasar. Konsumen yang sensitif terhadap kenaikan harga tentunya akan beralih ke produk lain dengan harga yang lebih murah. 4.6. Analisis Matriks IFE dan EFE 4.6.1 Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dianggap penting. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari lingkungan internal PT. Suwardana Media Cita dalam memasarkan surat kabar Jurnal Bogor. Pada matriks IFE, didapatkan total rata-rata tertimbang adalah sebesar 3,173. Total skor ini mengindikasikan bahwa keadaan internal perusahaan berada dalam kondisi kuat (>2,5), karena perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi berbagai kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah konsep dan kualitas surat kabar Jurnal Bogor

60

dengan skor 0,458. Pada urutan kedua adalah penetapan harga produk yang bersaing dibandingkan kompetitor dan pertumbuhan penjualan yang terus meningkat dengan skor 0,418. Area distribusi produk yang luas dan kegiatan promosi yang terus dilakukan menjadi kekuatan ketiga perusahaan dengan skor 0,380. Kemudian diikuti oleh fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan dan tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan dengan skor 0,313. Kekuatan akhir

yang dimiliki perusahaan adalah

pelayanan yang optimal kepada pelanggan dengan skor 0,282. Sedangkan

beberapa

faktor

yang

menjadi

kelemahan

perusahaan adalah daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya dengan skor 0,084. Diikuti oleh brand image yang belum kuat di wilayah Bogor dengan skor 0,071. Kemudian kelemahan terakhir yang dimiliki perusahaan adalah belum memiliki mesin produksi sendiri dengan skor 0,056. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Matriks IFE PT. Suwardana Media Cita No.

1.

2.

3. 4. 5.

6.

7.

Faktor Srategis Internal Kekuatan Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor Penetapan harga produk yang besaing dibandingkan kompetior Area distribusi produk yang luas Kegiatan promosi yang terus dilakukan Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan Pelayanan yang optimal kepada konsumen Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan

Bobot (a)

Rating (b)

Skor Terbobot (axb)

0,125

3,667

0,458

0,114

3,667

0,418

0,114

3,333

0,380

0,104

3,333

0,380

0,104

3

0,313

0,094

3

0,282

0,094

3,333

0,313

61

Lanjutan Tabel 7 Faktor Srategis Internal

No. 8.

Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat Kelemahan Belum memiliki mesin produksi sendiri Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya Total

1. 2.

3.

Bobot (a)

Rating (b)

Skor Terbobot (axb)

0,114

3,667

0,418

0,042

1,333

0,056

0,053

1,333

0,071

0,042

2

0,084

1,000

3,173

4.6.2 Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Matriks EFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari lingkungan eksternal PT. Suwardana Media Cita dalam memasarkan surat kabar Jurnal Bogor. Pada matriks EFE PT. Suwardana Media Cita, didapatkan total rata-rata tertimbang sebesar 3,255 (>2,5). Total angka ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki respon yang tinggi dalam menghadapi berbagai peluang dan ancaman yang muncul. Peluang pertama yang dimiliki perusahaan adalah kebutuhan informasi yang semakin besar dengan skor 0,491. Pada posisi kedua adalah potensi pasar yang masih bisa terus digali dengan skor 0,33. Selanjutnya daya beli masyarakat yang meningkat pada posisi tiga dengan skor 0,294. Peluang ke empat adalah adanya mesin produksi yang semakin canggih dengan skor 0,198. Peluang terakhir yang dimiliki perusahaan adalah dengan adanya kebijakan pemerintah pusat dengan skor 0,102.

62

Sedangkan ancaman yang dihadapi PT. Suwardana Media Cita adalah harga bahan baku produksi yang meningkat dengan bobot tertinggi, yaitu sebesar 0,536. Pada posisi kedua terdapat brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat dengan bobot 0,491. Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi menjadi ancaman ketiga dengan skor 0,447. Ancaman terakhir bagi perusahaan adalah semakin banyaknya para pesaing lokal dengan bobot 0,366. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Matriks EFE PT. Suwardana Media Cita No.

1. 2. 3. 4. 5.

1.

2. 3.

4.

Faktor Strategis Eksternal Peluang Kebutuhan informasi yang semakin besar Potensi pasar yang masih bisa terus digali Mesin produksi yang makin canggih Daya beli masyarakat yang terus meningkat Adanya kebijakan pemerintah pusat Ancaman Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat Semakin banyaknya para pesaing lokal Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi Harga bahan baku produksi yang meningkat Total

Bobot (a)

Rating (b)

Skor Terbobot (axb)

0,134

3,667

0,491

0,110

3

0,33

0,085

2,333

0,198

0,098

3

0,294

0,061

1,667

0,102

0,134

3,667

0,491

0,122

3

0,366

0,122

3,667

0,447

0,134

4

0,536

1,000

3,255

63

4.7. Analisis Matriks SWOT Penyusunan strategi dilakukan berdasarkan pada hasil analisis dan identifikasi atas kondisi internal dan eksternal perusahaan yang telah diperoleh, sehingga disusun matriks SWOT yang merupakan kombinasi strategi dari faktor internal dan eksternal perusahaan yang dianalisis secara sistematis dan terstruktur. Kombinasi strategi yang terbentuk adalah strategi SO, ST, WO dan WT yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisis matriks SWOT strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor IFAS

EFAS Opportunities (O) 1. Kebutuhan informasi yang semakin besar 2. Potensi pasar yang masih bisa terus digali 3. Mesin produksi yang makin canggih 4. Daya beli masyarakat yang terus meningkat 5. Adanya kebijakan pemerintah pusat

Strengths (S)

Weakness (W)

1. Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor 2. Penetapan harga produk yang relatif bersaing dibandingkan kompetitor 3. Area distribusi produk yang luas 4. Kegiatan promosi yang terus dilakukan 5. Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan 6. Pelayanan yang optimal kepada pelanggan 7. Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan 8. Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat

1. Belum memiliki mesin produksi sendiri 2. Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor 3. Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

SO

WO

1. Memperluas area 1. Memiliki mesin distribusi produk produksi sendiri guna mengingat potensi pasar menghindari biaya yang masih luas produksi yang tinggi 2. Melakukan inovasi sehingga dengan berbagai konsep mendatangkan lebih penyampaian berita banyak keuntungan yang menarik 3. Memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi untuk terus meningkatkan pertumbuhan penjualan

64

Lanjutan Tabel 9. Threats (T)

ST

1. Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat 2. Semakin banyaknya para pesaing lokal 3. Selera konsumen yang terus berubah 4. Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi 5. Harga bahan baku produksi yang meningkat

1. Melakukan promosi secara berkala untuk meningkatkan brand image dan penjualan surat kabar Jurnal Bogor 2. Meningkatkan mutu dan kualitas berita agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya 3. Mengoptimalkan layanan kepada konsumen melalui sajian berita serupa yang dapat diakses menggunakan media internet 4. Memanfaatkan fasilitas kerja yang mumpuni dan tingkat loyalitas karyawan yang tinggi serta kesinergisan antar divisi untuk bersaing dengan para kompetitor

WT 1. Meningkatkan citra perusahaan sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan inovatif dalam menyesuaikan konten berita

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi SO adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Potensi pasar yang masih bisa terus digali merupakan peluang yang dimiliki perusahaan untuk memperluas area distribusi ke beberapa daerah yang belum dijangkau oleh Jurnal Bogor seperti: Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat. Dengan kebutuhan informasi yang semakin besar, maka perusahaan bisa untuk terus melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita agar tersaji secara lebih menarik. Selanjutnya, memanfaatkan daya beli masyarakat yang tergolong tinggi untuk terus meningkatkan pertumbuhan penjualan. 2. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ST adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari berbagai ancaman yang muncul. Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat merupakan

65

ancaman yang bisa diatasi perusahaan dengan cara menajalin hubungan yang lebih baik dengan berbagai institusi pemerintah dan swasta untuk terus melakukan promosi secara berkala. Peningkatan kualitas dan mutu berita surat kabar Jurnal Bogor harus terus dilakukan agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya seiiring semakin banyaknya para pesaing lokal. Mengoptimalkan layanan kepada konsumen melalui sajian berita serupa yang dapat diakses menggunakan media internet. Memanfaatkan fasilitas kerja yang mumpuni dan tingkat loyalitas karyawan yang tinggi serta kesinergisan antar divisi untuk bersaing dengan para kompetitor. 3. Strategi WO (Weakness-Opportunities) Strategi WO adalah jenis strategi dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Keberadaan mesin produksi sendiri merupakan hal esensial yang memberikan pengaruh besar bagi perusahaan. Biaya cetak jarak jauh atau dengan menyewa mesin produksi pihak ketiga memakan biaya yang cukup mahal untuk satu kali proses cetak. Oleh karenanya, memiliki mesin produksi sendiri akan sangat menghemat biaya produksi dan mendatangkan lebih banyak keuntungan. 4. Strategi WT (Weakness-Threats) Strategi WT adalah jenis strategi bertahan dengan meminimalkan kekurangan internal guna menghindari berbagai ancaman yang muncul. Kebijakan pemerintah yang mendukung kebebasan pers meyebabkan semakin banyaknya surat kabar lokal sejenis yang bermunculan, strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara peningkatan citra perusahaan sebagai surat kabar lokal yang kompetitif dalam bersaing, baik dengan para kompetitor lama maupun baru, serta inovatif dalam menyesuaikan konten berita. 4.8. Metode AHP Pada tahap ini merupakan tahap akhir untuk mendapatkan alternatif strategi terbaik. Pengolahan dilakukan dengan cara mengurai setiap elemenelemen yang berpengaruh pada matriks SWOT, yang kemudian disusun

66

untuk mendapatkan struktur hierarki strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, seperti yang tersaji pada Gambar 5. Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor

Fokus

Kualitas Berita

Faktor

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Manajer Sirkulasi

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

Strategi

S1

S2

Potensi Pasar

Manajer Marketing

Meningkatkan Daya Saing

S3

S4

S5

Kompetitor

Memperluas Pangsa Pasar

S6

S7

S8

S9

Gambar 5. Struktur hierarki strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor Keterangan: a) Fokus: Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor (Fokus) b) Faktor: 1. Kualitas Berita (F1) 2. Harga Surat Kabar (F2) 3. Area Distribusi Produk (F3) 4. Potensi Pasar (F4) 5. Kompetitor (F5) c) Aktor: 1. Pemimpin Perusahaan (A1) 2. Manajer Sirkulasi (A2) 3. Manajer Marketing (A3)

67

d) Tujuan: 1. Meningkatkan Penjualan (T1) 2. Meningkatkan Daya Saing (T2) 3. Memperluas Pangsa Pasar (T3) e) Strategi: 1. Memperluas Area Distribusi Produk (S1) 2. Melakukan Inovasi dalam Konsep Penyampaian Berita (S2) 3. Memanfaatkan Daya Beli Masyarakat yang Tinggi (S3) 4. Melakukan Promosi Secara Berkala (S4) 5. Meningkatkan Mutu dan Kualitas Berita (S5) 6. Menyajikan Berita yang Dapat di Akses Melalui Media Internet (S6) 7. Meningkatkan Kesinergisan antar Divisi (S7) 8. Memiliki Mesin Produksi Sendiri (S8) 9. Meningkatkan Citra Surat Kabar (S9) 4.8.1 Pengolahan Data Secara Horizontal Pengolahan data secara horizontal merupakan penentuan nilai bobot pada masing-masing elemen pada tingkat hierarki yang berbeda. Dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, pengolahan secara horizontal dibagi ke dalam lima tingkatan yang berbeda, lima tingkatan tersebut yaitu: 1. Tingkat satu (1), yang menjadi fokus adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. 2. Tingkat dua (2), yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. 3. Tingkat tiga (3), yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen aktor terhadap elemen faktor dalam mendukung perumusan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. 4. Tingkat empat (4), yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen tujuan terhadap elemen aktor dalam mendukung strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor.

68

5. Tingkat lima (5), yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen alternatif strategi terhadap elemen tujuan dalam mendukung strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal pada tingkatan hierarki yang berbeda dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dijelaskan sebagai berikut: A. Fokus (Tingkat Satu) Fokus pada hierarki ini adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. B. Faktor (Tingkat Dua) Tabel 10 membandingkan antara masing-masing elemen faktor terhadap fokus. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa kualitas berita merupakan elemen faktor paling penting dengan bobot (0,467), hal ini menjelaskan bahwa pemilihan berita yang bermutu dan tepat akan sangat mempengaruhi keberadaan produk di pasar. Kemudian disusul oleh elemen faktor harga surat kabar dengan bobot (0,192), penetapan harga menjadi sensitif kerena melibatkan banyak komponen seperti harga bahan baku produk itu sendiri, keberadaan kompetitor sejenis serta daya beli masyarakat. Elemen faktor berikutnya adalah potensi pasar dengan bobot (0,119), area distribusi produk (0,117) dan kompetitor (0,106). Tabel 10. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus (tingkat dua) Fokus Elemen Faktor Bobot Prioritas Kualitas Berita 0,467 1 F1 Harga Surat Kabar 0,192 2 F2 Area Distribusi 0,117 4 F3 Produk Potensi Pasar 0,119 3 F4 Kompetitor 0,106 5 F5 0,032 Consistency Ratio (CR)

69

C. Aktor (Tingkat Tiga) Tabel 11 membandingkan antara masing-masing elemen aktor terhadap faktor. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas berita adalah pemimpin perusahaan dengan bobot (0,617), diikuti oleh manajer sirkulasi dengan bobot (0,295), dan yang terakhir adalah manajer marketing dengan bobot (0,088). Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap harga surat kabar dipegang peranannya oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,599), kemudian manajer sirkulasi dengan bobot (0,275), serta manajer marketing dengan bobot (0,126). Elemen aktor berikutnya yang berpengaruh terhadap area distribusi produk masih dipegang peranannya oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,753), diikuti manajer sirkulasi (0,173), dan manajer marketing (0,074). Elemen aktor yang bepengaruh terhadap potensi pasar juga dipegang oleh pemimpin perusahaan dengan bobot (0,605), kemudian manajer sirkulasi pada posisi berikutnya dengan bobot (0,293), dan manajer marketing dengan bobot (0,101). Elemen aktor terakhir yang berpengaruh terhadap faktor kompetitor juga masih berada pada tanggung jawab pemimpin perusahaan dengan bobot (0,705), berikutnya adalah manajer sirkulasi dengan bobot (0,202), dan yang terakhir adalah manajer marketing dengan bobot (0,093). Tabel 11. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor (tingkat tiga) Faktor Aktor F1 F2 F3 F4 F5 0,617 0,599 0,753 0,605 0,705 A1 0,295 0,275 0,173 0,293 0,202 A2 0,088 0,126 0,074 0,101 0,093 A3 0,045 0,002 0,053 0,049 0,031 CR

70

D. Tujuan (Tingkat Empat) Tabel 12 berikut akan membandingkan antara masingmasing elemen tujuan terhadap aktor. Elemen tujuan pertama yang paling berpengaruh terhadap pemimpin perusahaan adalah meningkatkan penjualan dengan bobot terbesar yaitu (0,506), kemudian diikuti oleh meningkatkan daya saing (0,357), dan terakhir adalah memperluas pangsa pasar (0,011). Elemen tujuan kedua yang berpengaruh terhadap manajer sirkulasi adalah meningkatkan daya saing dengan bobot sebesar (0,585), memperluas pangsa pasar (0,264), dan meningkatkan penjualan (0,151). Elemen tujuan terakhir yang berpengaruh terhadap manajer marketing adalah meningkatkan daya saing dengan bobot (0,528), kemudian meningkatkan penjualan dengan bobot (0,353), dan memperluas pangsa pasar dengan bobot (0,121). Tabel 12. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor (tingkat empat) Aktor Tujuan A1 A2 A3 0,506 0,151 0,353 T1 0,357 0,585 0,528 T2 0,137 0,264 0,121 T3 0,011 0,001 0,034 CR E. Strategi (Tingkat Lima) Pada Tabel 13 akan membandingkan antara masing-masing elemen strategi terhadap tujuan. Elemen strategi pertama yang berpengaruh terhadap meningkatkan penjualan adalah terus melakukan promosi secara berkala dengan bobot (0,167), jelas bahwa melakukan promosi secara berkala melalui kerjasama dengan berbagai pihak/instansi merupakan strategi yang tepat guna

meningkatkan

penjualan.

Strategi

berikutnya

yang

berpengaruh adalah memperluas area distribusi produk dengan bobot (0,149), saat ini Jurnal Bogor sudah memiliki empat

71

wilayah edar yaitu: Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur. Wilayah lain yang masih berpotensi meliputi: Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat. Kemudian diikuti oleh memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi dengan bobot (0,133), meningkatkan mutu dan kualitas berita (0,129), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,112), memiliki mesin produksi sendiri (0,088), meningkatkan citra surat kabar (0,084), meningkatkan kesinergisan antar divisi (0,072), dan menyajikan berita yang dapat di akses melalui media internet (0,065). Elemen strategi kedua yang paling berpengaruh terhadap meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas berita dengan bobot (0,160), jelas bahwa konsumen akan selalu memilih berita yang berbobot, jelas dan disajikan secara baik pula. Strategi berikutnya adalah dengan menyajikan berita yang dapat di akses melalui media internet dengan bobot (0,152), jelas

dengan

semakin

majunya

teknologi

dan

semakin

mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi, maka melalui berita serupa yang disajikan melalui media internet pada situs resmi Jurnal Bogor merupakan hal yang sangat tepat. Kemudian diikuti dengan strategi meningkatkan citra surat kabar dengan bobot (0,146), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,138), melakukan promosi secara berkala (0,123),

memperluas

area

distribusi

produk

(0,100),

meningkatkan kesinergisan antar divisi (0,070), memiliki mesin produksi sendiri (0,068), dan memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi (0,041). Elemen strategi ketiga yang paling berpengaruh terhadap memperluas pangsa pasar adalah dengan strategi memperluas area distribusi produk dengan bobot (0,179), jelas bahwa dengan semakin luas area distribusi produk maka kemungkinan akan semakin besar pangsa pasar yang di raih dengan menargetkan

72

penjualan yang lebih tinggi. Berikutnya adalah strategi dengan memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi dengan bobot (0,167), dengan daya beli masyarakat Bogor yang cenderung lebih tinggi dibandingkan tiga wilayah edar lainnya, maka melalui pemanfaatan strategi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Jurnal Bogor. Strategi berikutnya adalah memiliki mesin produksi sendiri dengan bobot (0,135), melakukan promosi secara berkala (0,129), melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita (0,112), meningkatkan mutu dan kualitas berita (0,098), meningkatkan

citra

surat

kabar

(0,091),

meningkatkan

kesinergisan antar divisi (0,049), dan strategi yang terakhir adalah dengan menyajikan berita yang dapat diakses malalui media internet (0,040). Tabel 13. Hasil pengolahan horizontal terhadap tujuan (tingkat lima) Tujuan Strategi T1 T2 T3 0,149 0,100 0,179 S1 0,112 0,138 0,112 S2 0,133 0,041 0,167 S3 0,167 0,123 0,129 S4 0,129 0,160 0,098 S5 0,065 0,152 0,040 S6 0,072 0,070 0,049 S7 0,088 0,068 0,135 S8 0,084 0,146 0,091 S9 0,094 0,043 0,053 CR 4.8.2

elemen

strategi

Pengolahan Data Secara Vertikal Tahap ini akan menjelaskan pengolahan data yang dilakukan secara vertikal. Pada pengolahan vertikal akan diperoleh bobot serta prioritas dari elemen hierarki faktor, aktor, tujuan dan strategi. Tujuan dari pemberian bobot serta prioritas adalah untuk mengetahui nilai dari setiap elemen pada hierarki sehingga akan memberi masukan bagi perusahaan untuk memperhatikan prioritas tindakan

73

yang akan diambil. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dapat dilihat pada Gambar 6. Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor

Fokus

Kualitas Berita

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Potensi Pasar

Kompetitor

0,466

0,192

0,117

0,119

0,106

Faktor

Pemimpin Perusahaan

Manajer Sirkulasi

Manajer Marketing

0,637

0,267

0,096

Aktor

Meningkatkan Penjualan

Meningkatkan Daya Saing

Memperluas Pangsa Pasar

0,396

0,434

0,169

Tujuan

S1

S2

S3

S4

S5

S6

S7

S8

S9

0,133

0,123

0,099

0,141

0,137

0,099

0,067

0,087

0,112

Strategi

Gambar 6. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara vertikal pada tingkatan hierarki yang berbeda dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor dijelaskan sebagai berikut: A. Fokus (Tingkat Satu) Fokus pada hierarki ini adalah strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. B. Faktor (Tingkat Dua) Tabel 14 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing elemen faktor serta prioritasnya. Faktor pertama dengan prioritas paling tinggi adalah kualitas berita dengan bobot (0,446). Sesuai

74

dengan segmen pasar yang dituju Jurnal Bogor yaitu lebih ke kalangan menengah ke atas, maka kualitas berita yang disajikan menjadi prioritas utama yang harus selalu diperhatikan, tentunya dengan menyelaraskan konten berita/rubrik. Prioritas kedua adalah harga surat kabar dengan bobot (0,192), dengan harga yang menarik dan relatif terjangkau bagi semua elemen masyarakat, maka konsumen pun akan menjadi loyal dan tidak segan untuk membelanjakan uangnya. Prioritas ketiga adalah potensi pasar dengan bobot (0,119), prioritas keempat adalah area distribusi produk dengan bobot (0,117), prioritas kelima adalah kompetitor dengan bobot (0,106). Tabel 14. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor (tingkat dua) Faktor Bobot Prioritas 0,446 1 F1 0,192 2 F2 0,117 4 F3 0,119 3 F4 0,106 5 F5 C. Aktor (Tingkat Tiga) Tabel 15 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing-masing elemen aktor. Aktor yang memiliki prioritas tertinggi adalah pemimpin perusahaan dengan nilai bobot sebesar (0,637), jelas bahwa pemimpin perusahaan memegang peranan penting dalam penyusunan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor, hal ini dapat dijelaskan pemimpin perusahaan adalah aktor utama yang paling memahami terkait kondisi internal dan eksternal perusahaan . Pada prioritas kedua adalah manajer sirkulasi dengan bobot sebesar (0,267), jelas bahwa aktor ini merupakan orang yang bertanggung jawab secara langsung mengenai distribusi koran ke setiap agen, pelanggan dan pengecer. Aktor ini juga yang paling sering berinteraksi dengan para pengecer dan pelanggan,

75

pengaturan penjualan

serta retur, sehingga lebih paham

bagaimana kondisi persaingan produk di lapangan. dan aktor terakhir adalah manajer marketing dengan bobot (0,096). Tabel 15. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor (tingkat tiga) Aktor Bobot Prioritas 0,637 1 A1 0,267 2 A2 0,096 3 A3 D. Tujuan (Tingkat Empat) Tabel 16 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing-masing elemen tujuan. Pada prioritas pertama adalah meningkatkan daya saing dengan nilai bobot sebesar (0,434). Tujuan peningkatan daya saing harus terus dijaga karena merupakan hal krusial bagi perusahaan, mengingat dalam beberapa tahun terakhir sudah semakin banyaknya kompetitor dengan surat kabar lokal sejenis. Dengan kondisi seperti ini akan berakibat berkurangnya porsi (%) produk di pasar, yang pangsa pasarnya diambil oleh kompetitor. Pada prioritas kedua adalah meningkatkan penjualan dengan nilai bobot sebesar (0,396). Kemajuan sebuah produk di pasaran tentu saja bisa dilihat dari tingkat penjualan produk. Surat kabar Jurnal Bogor telah menunjukkah hal tersebut, yaitu dengan tingkat penjualan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Tujuan meningkatkan penjualan juga harus terus dijaga setiap tahunnya. Prioritas tujuan dengan memperluas pangsa pasar berada pada posisi terakhir dengan bobot sebesar (0,169). Tabel 16. Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan (tingkat empat) Tujuan Bobot Prioritas 0,396 2 T1 0,434 1 T2 0,169 3 T3

76

E. Strategi (Tingkat Lima) Tabel 17 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing elemen (alternatif) strategi. Strategi yang berada pada prioritas pertama adalah strategi melakukan promosi secara berkala dengan nilai bobot tertinggi yaitu sebesar (0,141). Strategi promosi sudah dan masih terus dilakukan oleh perusahaan hingga sampai saat ini, strategi ini dinilai sudah sangat tepat dan harus terus dilakukan oleh perusahaan. Strategi kedua adalah meningkatkan mutu dan kualitas berita dengan nilai bobot (0,137). Dengan berita yang bermutu dan berbobot, maka keberadaan produk di pasar juga akan semakin kuat dan bersaing dengan produk sejenis lainnya. Strategi ketiga adalah memperluas area distribusi produk dengan nilai bobot (0,133). Area distribusi Jurnal Bogor saat ini meliputi empat wilayah, Bogor sebagai prioritas, kemudian Depok, Sukabumi dan Cianjur. Dengan memperluas wilayah edar, maka jumlah bahan baku produksi dan jumlah eksemplar juga akan mengalami kenaikan, namun strategi memperluas wilayah edar harus di dukung oleh data relevan terkait minat baca, daya beli masyarakat, tingkat sosial masyarakat tersebut dan lainnya. Strategi keempat adalah melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita dengan nilai bobot (0,123). Kreatifitas dan inovasi jelas dibutuhkan demi keberhasilan surat kabar Jurnal Bogor, seperti penyajian berita yang lebih menarik dan berbeda melalui desain kreatif, menampilkan rubrik-rubrik baru yang segar dan menyesuaikan diri dengan kondisi terkait isu-isu terbaru. Strategi kelima adalah meningkatkan citra surat kabar dengan nilai bobot sebesar (0,112). Jelas bahwa semakin meningkatnya citra surat kabar Jurnal Bogor sebagai surat kabar lokal yang kompetitif dan inovatif

juga akan semakin

77

meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kualitas Jurnal Bogor. Strategi keenam adalah dengan memanfaatkan daya beli masyarakat Bogor yang cenderung tinggi dengan bobot (0,099) dan nilai bobot yang sama juga berada pada strategi menyajikan berita yang dapat di akses melalui media internet. Diikuti oleh strategi memiliki mesin produksi sendiri dengan bobot (0,087), dan strategi terakhir adalah dengan meningkatkan kesinergisan antar divisi dengan bobot (0,067). Tabel 17. Hasil pengolahan vertikal elemen strategi (tingkat lima) Strategi Bobot Prioritas 0,133 3 S1 0,123 4 S2 0,099 6 S3 0,141 1 S4 0,137 2 S5 0,099 7 S6 0,067 9 S7 0,087 8 S8 0,112 5 S9 A 4.9. Implikasi Manajerial Pada tahapan ini akan disajikan elemen-elemen penting yang terlibat secara langsung dan memberikan kontribusi besar terhadap keberlangsungan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Elemen-elemen terkait dapat dilihat pada Gambar 7.

78

Kualitas Berita

Pemimpin Perusahaan

Harga Surat Kabar

Manajer Sirkulasi Aktor

Faktor

Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor

Tujuan

Strategi

Meningkatkan Daya Saing

Melakukan Promosi Secara Berkala

Meningkatkan Penjualan

Meningkatkan Mutu dan Kualitas Berita Memperluas Area Distribusi Produk Melakukan Inovasi dalam Konsep Penyampaian Berita Meningkatkan Citra Surat Kabar

Gambar 7. Model implikasi manajerial strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor Gambar 7 menjelaskan bahwa faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor adalah kualitas berita dan harga surat kabar. Dengan semakin banyaknya kompetitor baru berupa surat kabar lokal ataupun nasional yang terus bermunculan, maka masyarakat akan lebih selektif dalam memilih produk. Disinilah kekuatan surat kabar dituntut, dimana kualitas berita menjadi pertimbangan khusus. Surat kabar Jurnal Bogor harus terus mempertimbangkan kualitas setiap berita yang masuk dengan melakukan control lebih lanjut, sehingga

79

pemilihan berita yang sesuai secara langsung akan menjamin kualitas produk di pasar akan tetap bersaing dan menjadi pilihan konsumen. Faktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor adalah harga surat kabar. Penetapan harga akan menjadi sensitif bagi konsumen mengingat kuatnya peta persaingan di pasar sasaran. Konsumen (bukan pembaca tetap) cenderung membandingkan setiap produk sejenis, dan peran harga menjadi sangat penting pada tingkatan ini, dimana konsumen akan memilih produk dengan harga yang relatif terjangkau baginya. Berbeda dengan pelanggan (pembaca tetap), pelanggan adalah tipe pembeli yang percaya terhadap kualitas produk, sehingga peran harga tidak lagi menjadi begitu sensitif. Surat kabar Jurnal Bogor terus berupaya memberikan harga yang terjangkau bagi setiap konsumen, menyesuaikan harga produk dengan kondisi pasar dan para kompetitor adalah tindakan yang harus terus diperhatikan. Sedangkan pada tingkat aktor, elemen yang paling berpengaruh dan berperan penting dalam menjalankan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor adalah pemimpin perusahaan. Sangat jelas bahwa pemimpin perusahaan adalah aktor yang sangat memahami bagaimana kondisi internal dan eksternal perusahaan terkait sumber daya yang dimiliki, baik para leader (SDM), keuangan, produksi, kondisi pasar dan kompetitor. Dengan kemampuan mamahami seluk beluk persaingan secara medalam, jelas peranan pemimpin perusahaan berada pada prioritas teratas. Aktor kedua adalah manajer sirkulasi, sesuai dengan tupoksi bahwa peranan manajer sirkulasi memang sangat vital di bidang pemasaran, karena manajer sirkulasi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap bagaimana surat kabar di distribusikan dan bisa sampai ke tangan agen, pengecer, pelanggan dan konsumen. Manajer sirkulasi juga aktor yang cukup mengetahui bagaimana kondisi produk di pasar/lapangan dan berinteraksi secara langsung dengan para agen, pengecer serta pengaturan penjualan dan retur produk.

80

Pada tingkatan tujuan, elemen yang paling berperan penting adalah meningkatkan daya saing. Semakin kuat daya saing sebuah produk bisa dilihat dengan bagaimana produk bisa tetap bertahan ditengah semakin maraknya persaingan media cetak, terutama surat kabar. Jurnal Bogor yang masih tergolong surat kabar baru karena masih berumur lima tahun, terus menunjukkan dominasinya dan bersaing dengan kompetitor yang sudah terlebih dahulu ada dan menguasi pangsa pasar seperti Radar Bogor. Elemen tujuan berikutnya adalah meningkatkan penjualan, dengan prestasi penjualan produk yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejak tahun 2007 hingga sekarang merupakan sebuah bukti nyata bahwa Jurnal Bogor sudah menunjukkan progres signifikan, bukan

hanya untuk bertahan

melainkan untuk terus bersaing, maju dan berkembang. Pada tingkat akhir yaitu strategi, diperoleh lima alternatif strategi yang dinilai mamberikan pengaruh positif bagi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Strategi pertama adalah melakukan promosi secara berkala, hal ini sudah dan masih terus dilakukan perusahaan hingga saat ini, melalui kerjasama

dengan

berbagai

pihak/instansi

terkait

untuk

terus

mempromosikan surat kabar Jurnal Bogor untuk memperkuat brand image produk dan mencari pelanggan baru. Strategi kedua adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas berita, melalui strategi ini akan diterapkan control lebih lanjut terhadap mutu dan kualitas berita yang masuk ke bagian redaksi untuk kemudian di filter dan dipilih berita yang berbobot. Strategi ketiga adalah memperluas area distribusi produk, dengan area distribusi yang sudah mencakup wilayah Depok, Sukabumi dan Cianjur, Jurnal Bogor sudah menunjukkan ekspansi wilayah yang semakin baik, yang berarti Jurnal Bogor sudah dikenal dan diterima masyarakat luas. Strategi ini masih berpotensi mengingat perbatasan wilayah Bogor yang masih belum dijangkau Jurnal Bogor seperti Tangerang (Banten), Karawang, Bekasi dan Lebak (Banten) barat. Strategi berikutnya adalah melakukan inovasi dalam konsep penyampaian berita. Inovasi dan bentuk kreatifitas memang tidak ada habisnya, begitu juga surat kabar Jurnal Bogor yang harus terus berinovasi,

81

seperti menyajikan berita dengan lebih menarik, menyajikan rubrik-rubrik baru berkaitan dengan isu-isu terkini dan menjadi perbincangan khalayak ramai, serta mengundang para konsumen untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan komentar. Strategi berikutnya adalah dengan meningkatkan citra surat kabar, strategi ini menjadi penting karena dengan citra yang semakin baik maka image positif akan terbentuk dengan sendirinya. Tindakan yang bisa mendukung pembentukan citra yang baik seperti memberikan aneka door prize bagi para pembaca dengan menjawab pertanyaan/quiz yang sudah disediakan, ikut berperan positif dan mendukung pemerintah pusat/daerah dalam menjalankan program yang telah di tetapkan. Strategi ini diharapkan akan meningkatkan citra surat kabar Jurnal Bogor secara tidak langsung.

82

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1) Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah: Konsep dan kualitas berita surat kabar Jurnal Bogor, penetapan harga produk yang bersaing dibandingkan kompetitor, area distribusi produk yang luas, kegiatan promosi yang terus dilakukan, fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan, pelayanan yang optimal kepada pelanggan, tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan, pertumbuhan penjualan yang terus meningkat. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan adalah: Belum memiliki mesin produksi sendiri, brand image yang belum kuat di wilayah bogor, daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang perusahaan adalah: Kebutuhan informasi yang semakin besar, potensi pasar yang masih bisa terus digali, mesin produksi yang makin canggih, daya beli masyarakat yang meningkat, adanya kebijakan pemerintah pusat. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi ancaman perusahaan adalah: Brand image surat kabar pesaing yang besar dan kuat, semakin banyaknya para pesaing lokal, adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi, harga bahan baku produksi yang meningkat. 2) Beberapa alternatif strategi pemasaran yang diperoleh antara lain: (1) Memperluas area distribusi produk, (2) Melakukan inovasi dengan berbagai konsep penyampaian berita yang menarik, (3) Memanfaatkan daya beli masyarakat yang tinggi, (4) Melakukan promosi secara berkala, (5) Meningkatkan mutu dan kualitas berita, (6) Menyajikan berita yang dapat diakses melalui media internet, (7) Meningkatkan kesinergisan antar divisi, (8) Memiliki mesin produksi sendiri, (9) Meningkatkan citra surat kabar.

83

3) Strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi perusahan adalah: (1) Melakukan promosi secara berkala untuk meningkatkan brand image surat kabar Jurnal Bogor, (2) Meningkatkan mutu dan kualitas berita agar konsumen tidak berpindah ke produk sejenis lainnya, (3) Memperluas area distribusi produk mengingat potensi pasar yang masih luas, (4) Melakukan inovasi dengan berbagai konsep penyampaian berita yang menarik, (5) Meningkatkan citra perusahaan sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan inovatif dalam menyesuaikan konten berita. 2. Saran Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk memperkuat strategi pemasarannya: 1) Terus melakukan promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan pelanggan baru, karena strategi ini dinilai cukup efektif. 2) Melakukan filtrasi atau control lebih lanjut terhadap mutu dan kualitas berita yang disajikan. 3) Memanfaatkan daerah yang dinilai masih berpotensi untuk memperluas area distribusi produk, seperti: Tangerang dan Lebak (Banten), Karawang dan Bekasi. 4) Melakukan inovasi seperti membuat rubrik-rubrik baru dengan tema mengangkat isu-isu terkini yang menjadi perbincangan hangat dan mengundang masyarakat untuk ikut berpartisipasi melalui komentar dan saran. 5) Memberikan aneka door prize bagi para pembaca dengan mengadakan quiz dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah disediakan. 6) Ikut berpartisipasi dan mendukung berbagai program pemerintah pusat atau daerah dengan berperan serta dalam berbagai kegiatan yang dilakukan.

84

Sedangkan saran bagi penelitian berikutnya adalah: 1) Melakukan verifikasi hasil dengan menggunakaan software yang berbeda untuk memastikan tidak terjadinya proses salah hitung dan menghindari sifat self destruct pada software. 2) Menggunakan metode lain seperti ANP (Analytical Network Process) dalam melakukan perhitungan dan software khusus dalam pengambilan keputusan seperti Expert Choice dan Super Decision.

85

DAFTAR PUSTAKA Alkausar, G. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. Mitra Yomart Sejati.Skripsi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Assauri, S. 2010. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers, Jakarta. David, F. 2009. Manajemen Strategi. Salemba Empat, Jakarta. Handoko, S. R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor. Skripsi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kasali, R. 2007. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. Kotler, P dan G. Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis – Berorientasi Konsep Pemasaran Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rangkuti, F. 2002. Creating Effective Marketing Plan : Teknik Membuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Customer Values & Analisis Kasus. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan – Bagi Para Pemimpin : Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Kompleks. PT Pustaka Inaman Pressindo, Jakarta. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran : Edisi III. Andi Offset, Yogyakarta. Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. http://koranpwi.blogspot.com/2009/02/undang-undang-pers-uu-no-40-tahun1999.html?m=1 [21 Februari 2012] http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa#Jenis-jenis_media_massa [11 Januari 2012] http://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/korea-sebuah-tinjauan-historis/ [28 Mei 2012]

86

LAMPIRAN

87

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Berikut adalah daftar pertanyaan wawancara mengenai analisis lingkungan internal dan eksternal di surat kabar Jurnal Bogor: 1. Daftar pertanyaan mengenai gambaran umum perusahaan? 

Siapakah pendiri Jurnal Bogor dan kapan perusahaan ini berdiri?



Bisakah anda ceritakan secara garis besar sejarah berdirinya Jurnal Bogor?



Apa visi dan misi Jurnal Bogor?



Bagaimana keadaan perusahaan sekarang ini?



Bagaimana bentuk struktur organisasi pada Jurnal Bogor?



Bagaimana bentuk pembagian kerja pada Jurnal Bogor?



Dimana lokasi pertama berdirinya Jurnal Bogor? Mengapa lokasi tersebut dipilih?

2. Daftar pertanyaan mengenai lingkungan internal perusahaan?  STP a.

Segmentation:  Segmen pasar seperti apa yang dimasuki perusahaan, alasannya?  Variabel segmentasi apa saja yang mempengaruhi perusahaan?

b.

Targeting:  Siapa yang menjadi target pasar sasaran perusahaan?  Atas dasar apa perusahaan memilih pasar sasaran tersebut?

c.

Positioning:  Posisi seperti apa yang diinginkan perusahaan di pasar sasaran?  Hal apa yang sudah dan akan dilakukan perusahaan untuk mendapatkan posisi yang diinginkan?

 Marketing Mix a.

Product:  Apa yang membedakan surat kabar Jurnal Bogor dan surat kabar lokal lainnya?  Bagaimana perkembangan surat kabar dari tahun ke tahun?

88

Lanjutan Lampiran 1.  Berapa jumlah oplah yang diproduksi perusahaan dalam satu hari?  Bahan baku apa saja yang menjadi kebutuhan persuahaan dalam melakukan proses produksi?  Berapa unit mesin produksi yang dimiliki perusahaan untuk melakukan proses produksi? b.

Price:  Berapa harga yang ditetapkan untuk satu oplah surat kabar Jurnal Bogor?  Faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi penetapan harga tersebut?  Apakah ada perbedaan harga produk untuk konsumen, agen ataupun toko untuk jumlah pembelian yang berbeda?  Apakah area distribusi produk mempengaruhi penetapan harga?  Seberapa besar target perusahaan dalam pemasukan melalui iklan, apakah target sudah tercapai?

c.

Promotion:  Bentuk promosi seperti apa yang dilakukan perusahaan untuk menarik perhatian para pembeli?  Media apa saja yang biasanya menjadi bahan promosi?  Apakah bentuk promosi yang dilakukan cukup efektif?

d.

Place/Distribution:  Bagaimana perusahaan memasarkan produknya?  Kendala apa yang sering dihadapi dan bagaimana perusahaan mengatasinya?  Berapa jumlah agen yang dimiliki perusahaan dan siapa saja yang terlibat dalam alur distribusi produk?  Daerah mana saja yang menjadi target pasar sasaran?

89

Lanjutan Lampiran 1 3. Daftar pertanyaan mengenai lingkungan eksternal perusahaan? a. Lingkungan Jauh:  Faktor Politik  Bagaimana pengaruh kebijakan politik atau hukum pemerintah terhadap kelancaran usaha?  Apakah terdapat undang-undang yang berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pemasaran surat kabar lokal, jika ada sebutkan?  Faktor Ekonomi  Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap perkembangan perusahaan?  Apakah kenaikan harga-harga barang dan jasa mempengaruhi permintaan produk?  Faktor Sosial  Bagaimana perusahaan melihat gaya hidup masyarakat di wilayah Bogor?  Apakah gaya hidup yang semakin modern dan beragam ikut berpengaruh terhadap penjualan produk?  Faktor Teknologi  Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembangnya perusahaan?  Dampak apa yang paling dirasakan oleh perusahaan terhadap pemasaran surat kabar Jurnal Bogor sendiri melalui kemajuan teknologi? b. Lingkungan Industri:  Ancaman Masuknya Pendatang Baru 

Seberapa besar pengaruh masuknya pendatang baru terhadap pertumbuhan perusahaan?



Bagaimana perusahaan meyikapi pendatang baru tersebut?

90

Lanjutan Lampiran 1.  Persaingan Sesama Perusahaan di Dalam Industri 

Berapa jumlah kompetitor dalam persaingan surat kabar lokal, dan siapa yang menjadi pesaing potensial?



Bagimana market share surat kabar Jurnal Bogor dibandingkan para pesaing sejenis?

 Ancaman Dari Produk Pengganti 

Apakah terdapat produk subtitusi dalam industri ini, jika ya bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan?



Hal-hal

preventif

apa

yang

sudah

dipersiapkan

untuk

mengantisipasi posisi produk di pasar agar tetap stabil?  Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers) 

Seberapa besar pengaruh kekuatan pembeli dalam industri ini, jelaskan?

 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers) 

Seberapa besar pengaruh kekuatan pemasok dalam industri ini, jelaskan?

 Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya 

Bagaimana pengaruh stakeholder terhadap perusahaan, jelaskan?

91

Lampiran 2. Petunjuk pengisian kuesioner ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SURAT KABAR JURNAL BOGOR

Kepada Responden yang Terhormat, Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir penelitian di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, maka dibutuhkan kesediaan dari bapak/ibu untuk mengisi kuesioner berikut. Adapun tujuan dari pengisian kuesioner ini yaitu: 1.

Penentuan bobot dan rating untuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Kuesioner digunakan untuk mendapatkan penilaian dari responden mengenai faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan dengan cara memberikan bobot dan rating terhadap berbagai faktor yang dinilai mempengaruhi perusahaan dalam pengambilan keputusan.

2.

Penentuan sejauh mana pengaruh dari tingkat faktor, aktor, tujuan dan komponen lain dengan menggunakan metode AHP untuk memperoleh strategi alternatif dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. Landasan utama dalam pengisian kuesioner dengan metode ini adalah sebuah hierarki yang merupakan struktur dari metode AHP dengan berbagai komponennya yang disusun berdasarkan alternatif, observasi langsung dan keterlibatan dari pihak perusahaan Pemilihan berbagai strategi alternatif akan menjadi pilihan yang patut

dipertimbangkan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan. Oleh karenanya diharapkan kepada responden (Bapak/Ibu) untuk mengisi kuesioner ini secara baik dan benar. Atas kesediaan waktu dari Bapak/Ibu, penulis mengucapkan terima kasih. Bogor, Maret 2012 Raja Asfar H24097097

92

Lanjutan Lampiran 2. KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SURAT KABAR JURNAL BOGOR

IDENTITAS RESPONDEN Nama

:

............................................................

Jabatan

:

............................................................

Tingkat Pendidikan

:

............................................................

Lama Kerja

:

............................................................

Tanda Tangan

:

............................................................

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan lengkap.

Peneliti Raja Asfar H24097097

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

93

Lampiran 3. Kuesioner penentuan bobot internal dan eksternal PENENTUAN BOBOT

Tujuan: Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Petunjuk Umum: 1.

Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.

2.

Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.

3.

Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban.

4.

Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.

Petunjuk khusus: 1.

Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah: 1 = di bawah rata-rata 2 = rata-rata 3 = di atas rata-rata 4 = sangat bagus Pemberian

bobot

masing-masing

faktor

strategis

dilakukan

dengan

memberikan tanda (X) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden. 2.

Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ditinjau dari segi pemasaran.

94

Lanjutan Lampiran 3. No

Faktor Internal Kekuatan

1.

Kualitas dan konsep berita Surat Kabar Jurnal Bogor

2.

Penetapan harga produk yang relatif lebih bersaing dibandingkan kompetitor

3.

Area distribusi produk yang luas

4.

Kegiatan promosi yang terus gencar dilakukan

5.

Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan

6.

Pelayanan yang optimal kepada pelanggan

7.

Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan

8.

Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat Kelemahan

1.

Belum memiliki mesin produksi sendiri

2.

Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor

3.

Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

Skor 1

2

3

4

95

Lanjutan Lampiran 3. No

Faktor Eksternal Peluang

1.

Kebutuhan informasi yang semakin besar

2.

Potensi pasar yang masih bisa terus digali

3.

Mesin produksi yang makin canggih

4.

Daya beli masyarakat yang terus meningkat

5.

Adanya kebijakan pemerintah pusat Ancaman

1.

Brand image surat kabar pesaing yang besar yang kuat

2.

Semakin banyaknya para pesaing lokal

3.

Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi

4.

Harga bahan baku produksi yang meningkat

Skor 1

2

3

4

96

Lampiran 4. Kuesioner penentuan peringkat internal dan eksternal PENENTUAN PERINGKAT

Tujuan: Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara memberikan peringkat terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Petunjuk Umum: 1.

Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.

2.

Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.

3.

Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban.

4.

Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.

Petunjuk khusus: 1.

Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah: 1 = sangat lemah 2 = tidak begitu lemah 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda (X) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden.

2.

Penentuan peringkat merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ditinjau dari segi pemasaran.

97

Lanjutan Lampiran 4. No

Faktor Internal Kekuatan

1.

Kualitas dan konsep berita Surat Kabar Jurnal Bogor

2.

Penetapan harga produk yang relatif lebih bersaing dibandingkan kompetitor

3.

Area distribusi produk yang luas

4.

Kegiatan promosi yang terus gencar dilakukan

5.

Fasilitas kerja yang mumpuni kepada karyawan

6.

Pelayanan yang optimal kepada pelanggan

7.

Tingkat loyalitas karyawan yang tinggi terhadap perusahaan

8.

Pertumbuhan penjualan yang terus meningkat Kelemahan

1.

Belum memiliki mesin produksi sendiri

2.

Brand image yang belum kuat di wilayah Bogor

3.

Daya saing yang masih lemah terhadap surat kabar lainnya

Skor 1

2

3

4

98

Lanjutan Lampiran 4. No

Faktor Eksternal Peluang

1.

Kebutuhan informasi yang semakin besar

2.

Potensi pasar yang masih bisa terus digali

3.

Mesin produksi yang makin canggih

4.

Daya beli masyarakat yang terus meningkat

5.

Adanya kebijakan pemerintah pusat Ancaman

1.

Brand image surat kabar pesaing yang besar yang kuat

2.

Semakin banyaknya para pesaing lokal

3.

Adanya media elektronik dengan kecepatan penyampaian berita yang lebih tinggi

4.

Harga bahan baku produksi yang meningkat

Skor 1

2

3

4

99

Lampiran 5. Kuesioner penilaian menggunakan metode AHP

DATA RESPONDEN

1. Nama

: ....................................................................

2. Jenis Kelamin

: ....................................................................

3. Usia

: ....................................................................

4. Pendidikan Terakhir

: ....................................................................

5. Jabatan

: ....................................................................

6. Tugas dan Wewenang

:

a. .......................................................................................................... b. .......................................................................................................... c. .......................................................................................................... d. .......................................................................................................... e. .......................................................................................................... 7. Lama Bekerja

: ....................................................................

100

Lanjutan Lampiran 5.

KUESIONER AHP

Petunjuk Pengisian: 1. Pada bagian ini responden diminta untuk membandingkan antara elemenelemen kiri dan kanan, lalu memberi jawaban berupa tanda (x) pada nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat

kepentingan

dari

elemen-elemen

yang

dibandingkan

secara

berpasangan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut: Nilai Komparasi (Kiri Dibandingkan Kanan) 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8

Definisi A dan B sama penting A sedikit lebih penting dari B A lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B A mutlak lebih penting dari B Nilai-nilai diantara dua pertimbangan

101

Lanjutan Lampiran 5. Struktur Hierarki Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor

Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor

Fokus

Faktor

Kualitas Berita

Area Distribusi Produk

Pemimpin Perusahaan

Aktor

S1

S2

Potensi Pasar

Manajer Sirkulasi

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

Strategi

Harga Surat Kabar

Manajer Marketing

Meningkatkan Daya Saing

S3

S4

S5

Kompetitor

Memperluas Pangsa Pasar

S6

S7

S8

S9

102

Lanjutan Lampiran 5. 1. Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor. Elemen-elemen faktor (F) dalam penetapan strategi pemasaran surat kabar Jurnal Bogor adalah: 1. Kualitas Berita (F1) 2. Harga Surat Kabar (F2) 3. Area Distribusi Produk (F3) 4. Potensi Pasar (F4) 5. Kompetitor (F5) Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

F1

F2

F1

F3

F1

F4

F1

F5

F2

F3

F2

F4

F2

F5

F3

F4

F3

F5

F4

F5

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. 2. Perbandingan Aktor Terhadap Faktor Elemen Aktor yang berpengaruh yaitu: 1. Pemimpin Perusahaan (A1) 2. Manajer Sirkulasi (A2) 3. Manajer Marketing (A3)

103

Lanjutan Lampiran 5. 2.1 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Kualitas Berita

Kualitas Berita

Faktor

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Potensi Pasar

Manajer Sirkulasi

Kompetitor

Manajer Marketing

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kualitas Berita. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

A1

A2

A1

A3

A2

A3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 2.2 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Harga Surat Kabar

Faktor

Aktor

Kualitas Berita

Harga Surat Kabar

Pemimpin Perusahaan

Area Distribusi Produk

Manajer Sirkulasi

Potensi Pasar

Manajer Marketing

Kompetitor

104

Lanjutan Lampiran 5. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Harga Surat Kabar. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

A1

A2

A1

A3

A2

A3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 2.3 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Area Distribusi Produk

Kualitas Berita

Faktor

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Kompetitor

Potensi Pasar

Manajer Sirkulasi

Manajer Marketing

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Area Distribusi Produk. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

A1

A2

A1

A3

A2

A3

105

Lanjutan Lampiran 5. Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 2.4 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Potensi Pasar

Kualitas Berita

Faktor

Harga Surat Kabar

Area Distribusi Produk

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Potensi Pasar

Manajer Sirkulasi

Kompetitor

Manajer Marketing

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Potensi Pasar. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

A1

A2

A1

A3

A2

A3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 2.5 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Kompetitor.

Faktor

Aktor

Kualitas Berita

Harga Surat Kabar

Pemimpin Perusahaan

Area Distribusi Produk

Manajer Sirkulasi

Potensi Pasar

Manajer Marketing

Kompetitor

106

Lanjutan Lampiran 5. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kompetitor. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

A1

A2

A1

A3

A2

A3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 3. Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Elemen Tujuan yang Bepengaruh adalah: 1. Meningkatkan Penjualan (T1) 2. Meningkatkan Daya Saing (T2) 3. Memperluas Pangsa Pasar (T3) 3.1 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Pemimpin Perusahaan

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Manajer Sirkulasi

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

Manajer Marketing

Meningkatkan Daya Saing

Memperluas Pangsa Pasar

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pemimpin Perusahaan. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

T1

T2

T1

T3

T2

T3

107

Lanjutan Lampiran 5. Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 3.2 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Manajer Sirkulasi

Pemimpin Perusahaan

Aktor

Manajer Sirkulasi

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

Manajer Marketing

Meningkatkan Daya Saing

Memperluas Pangsa Pasar

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Sirkulasi. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

T1

T2

T1

T3

T2

T3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 3.3 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Manajer Marketing

Aktor

Tujuan

Pemimpin Perusahaan

Meningkatkan Penjualan

Manajer Sirkulasi

Meningkatkan Daya Saing

Manajer Marketing

Memperluas Pangsa Pasar

108

Lanjutan Lampiran 5. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Marketing. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

T1

T2

T1

T3

T2

T3

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 4. Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Pilihan strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan adalah: 1. Memperluas Area Distribusi Produk (S1) 2. Melakukan Inovasi dalam Konsep Penyampaian Berita (S2) 3. Memanfaatkan Daya Beli Masyarakat yang Tinggi (S3) 4. Melakukan Promosi Secara Berkala (S4) 5. Meningkatkan Mutu dan Kualitas Berita (S5) 6. Menyajikan Berita yang Dapat di Akses Melalui Media Internet (S6) 7. Meningkatkan Kesinergisan antar Divisi (S7) 8. Memiliki Mesin Produksi Sendiri (S8) 9. Meningkatkan Citra Surat Kabar (S9) 4.1 Perbandingan Alternatif Meningkatkan Penjualan

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

Strategi

S1

S2

Strategi

Terhadap

Meningkatkan Daya Saing

S3

S4

S5

Tujuan

Memperluas Pangsa Pasar

S6

S7

S8

S9

109

Lanjutan Lampiran 5. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Meningkatkan Penjualan. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S1

S2

S1

S3

S1

S4

S1

S5

S1

S6

S1

S7

S1

S8

S1

S9

S2

S3

S2

S4

S2

S5

S2

S6

S2

S7

S2

S8

S2

S9

S3

S4

S3

S5

S3

S6

S3

S7

S3

S8

S3

S9

S4

S5

S4

S6

S4

S7

S4

S8

S4

S9

S5

S6

S5

S7

110

Lanjutan Lampiran 5. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S5

S8

S5

S9

S6

S7

S6

S8

S6

S9

S7

S8

S7

S9

S8

S9

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 4.2 Perbandingan Alternatif Meningkatkan Daya Saing Meningkatkan Penjualan

Tujuan

S1

Strategi

S2

Strategi

Terhadap

Meningkatkan Daya Saing

S3

S4

S5

Tujuan

Memperluas Pangsa Pasar

S6

S7

S8

S9

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Meningkatkan Daya Saing. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S1

S2

S1

S3

S1

S4

S1

S5

S1

S6

111

Lanjutan Lampiran 5. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S1

S7

S1

S8

S1

S9

S2

S3

S2

S4

S2

S5

S2

S6

S2

S7

S2

S8

S2

S9

S3

S4

S3

S5

S3

S6

S3

S7

S3

S8

S3

S9

S4

S5

S4

S6

S4

S7

S4

S8

S4

S9

S5

S6

S5

S7

S5

S8

S5

S9

S6

S7

S6

S8

S6

S9

S7

S8

S7

S9

S8

S9

112

Lanjutan Lampiran 5. Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya. 4.3 Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Memperluas Pangsa Pasar

Meningkatkan Penjualan

Tujuan

S1

Strategi

S2

Meningkatkan Daya Saing

S3

S4

S5

Memperluas Pangsa Pasar

S6

S7

S8

S9

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Memperluas Pangsa Pasar. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S1

S2

S1

S3

S1

S4

S1

S5

S1

S6

S1

S7

S1

S8

S1

S9

S2

S3

S2

S4

S2

S5

S2

S6

S2

S7

S2

S8

113

Lanjutan Lampiran 5. Kolom Kiri Lebih Penting

Kolom Kiri

2

3

4

5

6

7

8

Sama 9

1

Kolom Kanan Lebih Penting

Kolom

2

Kanan

3

4

5

6

7

8

9

S2

S9

S3

S4

S3

S5

S3

S6

S3

S7

S3

S8

S3

S9

S4

S5

S4

S6

S4

S7

S4

S8

S4

S9

S5

S6

S5

S7

S5

S8

S5

S9

S6

S7

S6

S8

S6

S9

S7

S8

S7

S9

S8

S9

Keterangan: Nilai 1 = sama penting ; 3 = sedikit lebih penting ; 5 = jelas lebih penting ; 7 = sangat jelas lebih penting ; 9 = mutlak lebih penting ; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilainilai diantaranya.

114

Lampiran 6. Undang-undang No. 40 tahun 1999 mengenai pers UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin; b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejateraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa; c. bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun; bahwa pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; d. bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, dan e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;

Indonesia

115

Lanjutan Lampiran 6. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan: 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. 2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. 3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi. 4. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. 5. Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers. 6. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia. 7. Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan asing. 8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan

116

Lanjutan Lampiran 6. atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik. 9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum. 10. Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya. 11. Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. 12. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. 13. Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan. 14. Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan. BAB II ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS Pasal 2 Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

yang

Pasal 3 1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. 2. Disamping fungsi-fungsi tersebut berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

ayat

(1),

pers nasional dapat

Pasal 4 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. 2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. 3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

117

Lanjutan Lampiran 6. 4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak. Pasal 5 1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 2. Pers wajib melayani Hak Jawab. 3. Pers wajib melayani Hak Koreksi. Pasal 6 Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut: a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui; b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormat kebhinekaan; c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar; d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum; e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran; BAB III WARTAWAN Pasal 7 1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan. 2. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Pasal 8 Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum. BAB IV PERUSAHAAN PERS Pasal 9 1. Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers.

118

Lanjutan Lampiran 6. 2. Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia. Pasal 10 Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan lainnya. Pasal 11 Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar modal. Pasal 12 Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan. Pasal 13 Perusahaan pers dilarang memuat iklan: a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu kerukunan hidup antarumat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat; b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok. Pasal 14 Untuk mengembangkan pemberitaan ke dalam dan ke luar negeri, setiap warga negara Indonesia dan negara dapat mendirikan kantor berita. BAB V DEWAN PERS Pasal 15 1. Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen. 2. Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain; b. melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers; c. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;

119

Lanjutan Lampiran 6. d. memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers; e. mengembangkan komunikasi pemerintah;

antara pers, masyarakat,

dan

f. memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan; g. mendata perusahaan pers; 3. Anggota Dewan Pers terdiri dari : a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan; b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers; c. tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi, dan bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers; 4. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota. 5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya. 7. Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal dari: organisasi pers, perusahaan pers, dan bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak mengikat. BAB VI PERS ASING Pasal 16 Peredaran pers asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

120

Lanjutan Lampiran 6. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 17 1. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan. 2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa: a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers; b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 18 1. Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah). 2. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah). 3. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah). BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 1. Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundangundangan di bidang pers yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-undang ini. 2. Perusahaan pers yang sudah ada sebelum diundangkannya undang-undang ini, wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkannya undang-undang ini.

121

Lanjutan Lampiran 6. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Pada saat undang-undang ini mulai berlaku: 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2815) yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia); 2. Undang-undang Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2533), Pasal 2 ayat (3) sepanjang menyangkut ketentuan mengenai buletin-buletin, surat-surat kabar harian, majalah-majalah, dan penerbitan-penerbitan berkala; Dinyatakan tidak berlaku. Pasal 21 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta Pada tanggal 23 September 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd BACHARUDIN JUSUF HABIBIE

122

Lanjutan Lampiran 6. Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 23 September 1999 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd MULADI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 166 Salinan sesuai dengan aslinya. SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan Perundangundangan II

Plt Edy Sudibyo

123

Lampiran 7. Hasil verifikasi strategi dengan Expert Choice 10