ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA

Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing. Potter, P.A., & Perry, A.G. (200...

305 downloads 885 Views 6MB Size
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA NY.R DI RUANG BAROKAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh : Linda Ristianingsih A01301783

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2016

Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016 Linda Ristianingsih¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRAK ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA NY. R DI RUANG BAROKAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, dan juga disertai dengan perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan atau petechia, ruam (purpura) Tujuan penulisan: memberikan tentang asuhan keperawatan rasa aman nyaman nyeri dengan teknik non farmakologi. Pembahasan: saat dikaji pada tanggal 09 Juni 2016 klien, mengeluh nyeri bertambah ketika bergerak, Nyeri seperti di remas-remas, Nyeri perut di bagian kanan atas dan ulu hati, Skala nyeri 6, Nyeri hilang timbul, diagnosa yang muncul adalah Nyeri akut, Intervensi dan Implementasi yang dilakukan adalah yang sudah dilakukan berupa mengajarkan cara kompres untuk mengurangi rasa nyeri di perut, memonitor tanda-tanda vital. Hasil evaluasi hari disimpulkan diagnosa tersebut teratasi sebagian dengan klien mengatakan skala nyeri menjadi 3, klien tampak sedikit rileks. Kesimpulan: Cara nonfarmakologi dapat mengurangi integrits nyeri dan memberikan rasa aman dan nyaman..

Kata Kunci: asuhan keperawatan, Nyeri, DBD 1. 2.

Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Dosen D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

iv

Diploma III Of Nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Nursing Care Report, August 2016 Linda Ristianingsih¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRACT MEETING THE NEEDS OF NURSING SECURITY EASE PAIN IN NY. R IN THE BAROKAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Background: Dengue hemorrhagic fever or dengue fever is an infectious disease caused by the dengue virus and is transmitted by the Aedes aegypti mosquito that is characterized by fever two to seven days without obvious cause, weak or lethargic, anxiety, heartburn, and also accompanied by bleeding in the skin in the form of bleeding spots or petechia, rash (purpura) Objective: Give a sense of comfortable nursing care of pain with non-pharmacological techniques. Disscussion: When examined on June 9, 2016 clients, complained of pain increases when moving, Pain like knead, abdominal pain in the upper right and heartburn, pain scale 6, Pain intermittent, diagnosis arises is Acute pain, Intervention and implementation is done is already done be taught how to compress to relieve pain in the abdomen, monitoring vital signs. The results of the evaluation concluded that diagnosis resolved in part by a client of said pain scale to 3, the client looks a little relaxed. Conclusion: Non-pharmacological ways to reduce pain integrity and provide security and comfort. Keywords: Nursing care, pain, DBD 1. 2.

University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong. Lecturer Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman pada Ny. R Di Ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong” dengan lancar. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama ini : 1. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan izin dalam tugas Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan, yang telah telah mengizinkan pembuatan Tugas Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Bapak Hendri Tamara Yuda, M.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing dalam Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Kepala dan staff PKU Muhammadiyah Gombong yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan praktik keperawatan. 5. Orang tuaku tercinta Bapak Rahmat Suwandi, Ibu Satini, kakakku Titi Purwaningsih dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan moral dan material untuk dapat menyelesaikan karya tulis ini. 6. Nina Wanda K, Novidon Laela, Leni Oktaviani PR, Nesi Nur I, Lulu musthafidhoh, Heni Wiji U, Khikmah Y, Linda Ayu, Naskati yang telah memberikan semangat, motivasi dan canda tawa dalam menyelesaikan Laporan Karya Tulis ini.

vii

7. Siti Hardiyanti dan Kharima Alfetriana sebagai sahabat terbaiku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 8. Segenap Keluarga Besar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Ny. S beserta Keluarga yang telah bekerjasama dengan penulis. 10. Teman-teman di kelas III B khususnya angkatan 2013 yang telah samasama berjuang dalam menyelesaikan laporan ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan. Penulis mengharap saran dan kritik untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, Agustus 2016

(Linda Ristianingsih)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................iii ABSTRAK ........ ............................................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI....................................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Tujuan Penulisan .............................................................................7 C. Manfaat Penulisan ...........................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman.......................9 B. Proses Manajemen Nyeri ...............................................................11 1. Definisi Nyeri...........................................................................11 2. Penyebeb Nyeri ........................................................................12 3. Fisiologi Nyeri .........................................................................13 4. Klasifikasi Nyeri ......................................................................13 5. Teori Nyeri ...............................................................................16 6. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ..........................................17 7. Karakteristik Nyeri...................................................................19 8. Cara Mengukur Nyeri ..............................................................19 9. Penataksaan Nyeri ..................................................................19 C. Kompres .........................................................................................22

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ......................................................................................27 B. Analisa Data ...................................................................................31 C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi..........................................32

ix

BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan................................................................... 40 B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan.........................................52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................55 B. Saran ..............................................................................................56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut WHO, dengue merupakan penyakit virus yang di tularkan oleh gigitan nyamuk Aedes antara lain nyamuk Aedes Aegeypti dan Aedes Albopictus yang terpenting di dunia. Sekitar 2,5-3 milyar manusia yang hidup di 112 negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam infeksi dengue dan 500.000 penderita demam perdarah di laporkan oleh WHO di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sekitar 22.000 orang, terutama anak-anak. Pada masa 50 tahun terakhir, insiden dengue di seluruh dunia telah meningkat 30 kali, sedangkan di Amerika demam dengue dan demam berdarah dengue pada tahun 2011 meningkat sekitar 4 kali lipat pada tahun 2000. Indonesia adalah daerah endemis dengue dan mengalami epidemic sekali dalam 4-5 tahun dengan puncak epidemis berulang setiap 9-10 tahun. Demam dengue pertama kali di laporkan di Surabaya dengan penderita sebanyak 58 jiwa, dan 24 jiwa diantaranya meninggal dunia ( 41,3% ). Dengue kemudian menyebar keseluruh Indonesia dengan jumlah 158.912 kasus pada tahun 2009. Kota-kota besar di jawa misalnya Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta umumnya merupakan daerah endemis semua sero type virus dengue ( Soedarto, 2012 ). Kasus Demam Berdarah di Kebumen pada tahun 2011 mencapai 31 kasus dan pada tahun 2012 mencapai 28 kasus dengan meninggal sebanyak 1 orang pada Januari – September 2013 terdapat 91 kasus dengan meninggal sebanyak 2 kasus. Kasus DB sudah muncul tidak hanya di perkotaan. Kelompok masyarakat yang paling rentang dalam kondisi ini biasanya : anak – anak, khususnya balita, ibu hamil dan ibu menyusui, orang tua serta orang dengan berbagai penyakit kronis (Bidang PMK Dinkes Kebumen,2012 ). 1

2

Demam berdarah dengue yaitu suatu penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4 yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang sebelumnya sudah membawa virus Dengue dari penderita DBD lainya ( Ginanjar, 2008 ). Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever), serta di ikuti lekopenia, trombositipenia. Demam Berdarah Dengue atau DBD

yaitu suatu

penyakit menular yang di

sebabkan oleh virus Aedes aegypti di tandai dengan demam dua sampai tujuh hari dengue dengan tanda gejal demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathis hemoragic (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006). Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, dan juga disertai dengan perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan atau petechia, ruam (purpura). Terkadang juga mimisan, BAB darah, muntah darah,

dan

kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan dan tanda-tanda syok atau renjatan (Mubin, 2009 ). Fever Dengue atau DF yaitu suatu penyakit demam atau virus dengue akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, nyeri ulu hati, ruam, dan leukopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (Dengue Haemoragick Frever) ditandai dengan empat gejala klinis utama: demam tinggi atau suhu meningkat tiba-tiba, sakit kepala, nyeri otot dan tulang belakang, sakit perut dan diare, mual muntah,nyeriulu hati. Fenomena hemoragi, sering dengan hepatomegali dan pada pasien DBD yang sudah berat atau parah disertai tanda – tanda kegagalan sirkulasi. Pasien ini dapat mengalami syok yang diakibatkan

3

suatu kebocoran plasma yang bisa menyebabkan Syok atau Sindrom Syock Dengue (DSS) dan sering menyebabkan kematian ( Mubin, 2009 ). Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu salah satu suatu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan menyebabkan kematian. Penyakit DBD merupakan suatu penyakit yang dapat menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) di indonesia ( Depkes RI,2011 ). Demam berdarah dengue memiliki 3 fase yaitu demam, kritis dan pemulihan atau penyembuhan. Pada fase demam, penderita akan merasakan demam tinggi 2-7 hari dan di sertai wajah yang kemerahan, eritema kulit, myalgia, arthralgia, rasa sakit/ nyeri di seluruh tubuh atau sakit kepala. Adapun tanda gejala umun seperti mual muntah, adapun tanda bahayanya adalah nyeri perut,muntah berkepanjangan, perdarahan mukosa, trombositopenia, letergi, pembesaran hepar > 2 cm, atau penumpukan cairan di ronga tubuh karena terjadinya peningkatan permeabilitas di pembuluh darah kapiler atau penderita mungkin merasa sakit tenggorokan dan faring. Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah: Demam tinggi sampai 400C dan mendadak, Anoreksia, Mual muntah, Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut, Nyeri kepala, Nyeri otot dan sendi, Uji tourniquet positif,Perdarahan, petechiae; epitaksis; perdarahan massif, Trombositopenia (< 100.000/ mm3). Berdasarkan manifestasi klinis yang terjadi pada pasien DHF, Diagnosa Keperawatan yang muncul menurut Susanty,dkk (2011), adalah : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekansme regulasi (berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler / kebocoran plasma dari endotel )ditandai dengan perubahan status mental,penurunan tekanan

darah,penurunan

tekanan

nadi,penurunan

keluarnya

urin,penurunan pengisian vena,membran mukosa kering,kulit kering. Hipertermi

berhubungan

dengan

penyakit,

ditandai

dengan

peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal(39-400 C), kulit

4

kemerahan,kulit tersa hangat waktu di sentuh, takipnea(peningkatan tingkat pernafasan ),takikardi, konvulsi,kejang. Mual

berhubungan

dengan

iriitasi

lambung

ditandai

dengan,keengganan terhadap makanan, sensasi muntah, peningkatan salivasi, peningkatan melena,melaporkan mual, rasa asam di dalam mulut. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan faktor biologis, ditandai dengan nyeri abdomen, menhindari makan,

diare,

membran

mukosa

pucat,

cepat

kenyang

setelah

makan,ketidakmampuan memakan makanan. Nyeri akut berhubungan dengan proses biologis, ditandai dengan perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perilaki distraksi ( mengulang gerakan ), mengekpresikan perilaku ( gelisah ), ekspresi wajah menunjukan nyeri, sikap melindungi area nyeri, indikasi nyeri yang dapat di amati,perubahan posisi untuk menghindar nyeri, sikap tubuh melindungi, melaporkan veri sevara verbal, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur. Resiko perdarah perhubungan dengan, pemberian produk darah defisiensi trombosit. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ( kurang pengetahuan terdapat penyakit ), ditandai dengan gelisah/ bingung, insomnia, mengekspresikan kekhawatiran, tampak waspada dan ketakutan. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, respon tekandarah abnormal terhadap aktifitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktifitas, ketidaknyamanan setelah aktifitas, dispneu setelah meakukan aktifitas, menyatakan merasa letih, menyatakan merasa lelah, peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningktan konsentrasi urin, kelemahan. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan fungsi regulator.

5

Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan defisiensi volume cairan, muntah. Kebutuhan dasar manusia yaitu suatu hal yang di butuhkan oleh manusia supaya manusia dapat mempertahankan hoeostasis fisiologi maupun psikologi. Menurut Abraham Maslow Kebutuhan Dasar Manusia di bagi menjadi lima. Kebutuhan yang pertama, kebutuhan fisiologis yang adalah kebutuhan yang paling dasar,antara lain Cairan, Nutrisi, Eliminasi, Istirahat atau Tidur dan Aktifitas, Keseimbangan suhu tubuh dan seksual. Kedua kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi dua, perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Ketiga, kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan di miliki antara lain yaitu memberi dan menerima kasih sayang ,kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial. Keempat, kebutuhan akan harga diri ataupun perasaan di hargai oleh orang lain, kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan

kekuatan, memperoleh prestasi,

rasa percaya diri atau kemerdekaan diri. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri merupak tertinggi dalam hirarki masensi maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan yang mencapai potensi diri sepenuhnya ( Eko dan Sulistian, 2010 ). Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow memiliki tingkatan, mulai yang paling rendah ( bersifat dasar atau fisiologis ) sampai yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, keselamatan dan rasa aman nyaman, kebutuhan rasa cinta, miliki dan di miliki, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri (Perry & Potter, 2006). Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri. Perubahan rasa aman akan menimbulkan rasa yang tidak enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulusyang berbahaya ( Purwanto,2008 ).

6

Gangguan rasa nyaman adalah suatu pertanyaan pada individu yang memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, dan kebudayaan, yang mempengaruhi cara mereka menginterprestasikan dan merasa nyeri ( Poter & Peery, 2006 ). Fenomena peningkatan intensitas nyeri s lalu timbulnya sering terjadi pada pasien dengan penyakit DBD. Nyeri tersebut timbul atas terjadinya proses metabolisme anaerob dan mengakibatkan penimbunan asam laktat di jaringan yang mengiritasi terhadap ujung-ujung syaraf oleh asam laktat lalu timbullah nyeri ( Suriyadi & Rita Yuliani, 2006 ). Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman, sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan kan mengevaluasi perasaan tersebut ( Mubarok & Chayati, 2008 ). Secara umun nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyama, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang atau eksistensinya di ketahui bila seorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ). Nyeri terjadi karena ada tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibior ke korteks serebral,maka otak akan menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya persiapan nyeri. Nyeri terjadi ketika akan adanya bahaya kerusakan jarikan pada suatu organ yang menimpa indifidu, bisa di sebabkan karena trauma atau patologi dan juga disebabkan oleh virus/bakateri. Nyeri terjadi di area atau organ yang mengalami kerusakan bisa karena trauma atau kondisi patologi yang menimpa suatu individu, tindakan nonfarkologis, distraksi relaksasi, kompres hangat untuk mengalihkan terhadap nyeri. Tindakan farmakologis menggunakan obat-obatan seperti

analgesik,analgesik

narkotik, dan lain- lain ( Potter & Perry,2006 ). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa

7

Aman dan Nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah Gombong”. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mendiskripsikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri Pada Ny.R Di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah 2. Tujuan Khusus a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah f.

Memaparkan hasil analisa tindakan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU Muhammadiyah

C. Manfaat Penulisan a. Manfaat keilmuan 1. Manfaat untuk rumah sakit

8

Memberi gambaran tentang pelaksanaan untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan farmakologis dan pelaksanan non farmakologi 2. Manfaat Intitusi Dapat dijadikan tambahan bahan referensi dan bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan bagi para mahasiswa. B. Manfaat aplikatif 1. Manfaat untuk klien Memberikan kebutuhan dasar kepada klien dan memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, sehingga kebutuhan dasar klien terpenuhi dan mengetahui manfaat dan pelayanan kesehatan yang di berikan 2. Manfaat untuk keluarga klien Mengetahui kebutuhan dasar dan pelayanan kesehatan yang di berikan kepada klien, sehingga pengetahuan untuk keluarga klien bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi , (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC Bidang PMK

Dinkes Kebumen, (2013). Jumlah Penderita DB Terus

Meningkat.http://kebumenkab.go.idindex.php.public/news/detail/1 733. Dinas Kesehatan Jawa Tengah . (2011). Demam Berdarah di Jawa Tengah. Diunduh

dari

http;//www.

Profil

Kesehatan

Jawa

Tengah.go.id/dokumen/profil 2011. Ginanjar, (2008). Demam Berdarah “ A Survival Guide “. Yogyakarta ; PT. Bintang Pustaka ; 2008. Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definis dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Herdman, Heather. (2011). Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Defisiensi dan Klasifikasi 2009-2011 . Ahli Bahasa ; Sumarwati Made, Widarti Dwi, Tiar Estu, Ester Mania. EGC : Jakarta. Judha, Sudarti

(2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

Yogyakarta Nuha Medika Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction. Kusyati, Eni dkk, (2008). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta ; EGC. Mubarak & Chayatin (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik . Jakarta : EGC. Murnawi, A.S. (2009). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.

Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamental keperawatan. Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC.. Sriwahyuni, N. & Yuswanto. T. J. A. (2014). The Effectivenessof Hot Compress toward Pain Reduction Due To Phlebitis Caused By Intravenous Line Set Up In Malang and Ponorogo, East Java-Indonesia. Volume 3, Issue 4 Ver. Susilaningrum. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : untuk perawat dan bidan, Edisi 2, Jakarta ; Salemba Medika Suriadi & Yuliani, R. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2 ; Jakarta Penebara Swadaya. Sudoyo Aru,dkk (2009). Buku Ajaran Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV Jakarta: Pusat Penerbitan Departement Penyakit DalamFakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Soedarto . (2012). Demam Berdarah Dengue, Dengeu Hemorragic Fever. Sangung Seto. Jakarta. Suhendro, Leonard, Naigolan, Khie, Chen, Herdiman T.P (2009). Demam Berdarah Dengue : Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, Interna Publishing : Jakarta. Tamsuri, Anas. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Disusun oleh : Linda Ristianingsih A01301783

PRODI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016

1

A. PENGERTIAN a. Demamberdarahmerupakanmanifestasiklinisygberatdaripenyakitarbov irus. (SoedarmoSumarno, 2005). b. Dengue ialahinfeksiarbovirus (arthropod-borne virus) akutditularkanolehnyamukspesiesAedes. (HasanRusepno, 2007). c. DemamBerdarah Dengue merupakanpenyakitygdiakibatkanoleh virus dengue ygtermasukgolonganarboviruslewatgigitannyamukAedesAegyptibetin a. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008) d. Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue dengan manivestasi klinis demam, nyeri otot ayau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathis hemoragic. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006) e. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam (purpura). Kadangkadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan dan tanda-tanda syok/ renjatan (Mubin, 2009: 19). f. Fever Dengue (DF) adalah penyakit febris-virus akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam, dan leukopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (Dengue Haemoragick Frever/DHF) ditandai dengan empat gejala klinis utama: demam tinggi/ suhu meningkat tiba-tiba, sakit kepala supra, nyeri otot dan tulang belakang, sakit perut dan diare, mual muntah. Fenomena hemoragi, sering dengan hepatomegali dan pada kasus berat disertai

2

tanda – tanda kegagalan sirkulasi. Pasien ini dapat mengalami syok yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. Syok ini disebut Sindrom Syock Dengue (DSS) dan sering menyebabkan fatal ( Mubin, 2009:19) B. ETIOLOGI 1.

Virus dengue Virus

dengue

yang

menjadipenyebabpenyakitinitermasukkedalamArbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapidariempattipeyaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempattipe

virus

dengue

tersebutterdapat

di

Indonesia

dandapatdibedakansatudari yang lainnyasecaraserologis virus dengue yang

termasukdalam

genus

flavivirusiniberdiameter

40

nonometerdapatberkembangbiakdenganbaikpadaberbagaimacamkulturjar inganbaik

yang

berasaldarisel

(BabbyHomster



selmamaliamisalnyasel

Kidney)

maupunsel

BHK –

selArthropodamisalnyaselaedesAlbopictus. (Soedarto, 1990; 36). 2.

Vektor Virus

dengue

serotipe

1,

2,

3,

dan

4

yang

ditularkanmelaluivektoryaitunyamukaedesaegypti, nyamukaedesalbopictus,

aedespolynesiensisdanbeberapaspesies

merupakanvektor

lain yang

kurangberperanberperan.infeksidengansalahsatuserotipeakanmenimbulka nantibodiseumurhidupterhadapserotipebersangkutantetapitidakadaperlind unganterhadapserotipejenis yang lainnya(AriefMansjoer&Suprohaita; 2000; 420). NyamukAedesAegyptimaupunAedesAlbopictusmerupakanvektorpenular an

virus

dengue

daripenderitakepada

orang

lainnyamelaluigigitannyanyamukAedesAegyetimerupakanvektorpenting di daerahperkotaan (Viban) sedangkan di daerahpedesaan (rural) keduanyamuktersebutberperandalampenularan. NyamukAedesberkembangbiakpadagenangan 3

Air

bersih

yang

terdapatbejana – bejana yang terdapat di dalamrumah (AedesAegypti) maupun yang terdapat di luarrumah di lubang – lubangpohon di dalampotonganbambu,

dilipatandaundangenangan

bersihalamilainnya(

air

AedesAlbopictus).

Nyamukbetinalebihmenyukaimenghisapdarahkorbannyapadasianghariter utamapadawaktupagiharidansenjahari. (Soedarto, 1990 ; 37). 3.

Host Jikaseseorangmendapatinfeksi

dengue

untukpertamakalinyamakaiaakanmendapatkanimunisasi spesifiktetapitidaksempurna,

yang

sehinggaiamasihmungkinuntukterinfeksi

virus dengue yang samatipenyamaupun virus dengue tipelainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akanterjadijikaseseorang yang pernahmendapatkaninfeksi

virus

dengue

tipetertentumendapatkaninfeksiulanganuntukkeduakalinyaataulebihdeng an

pula

terjadipadabayi

yang

mendapatinfeksi

virus

huntukpertamakalinyajikaiatelahmendapatimunitasterhadap

dengue dengue

dariibunyamelaluiplasenta. (Soedarto, 1990 ; 38). PenyebabpenyakitDemamBerdarahDengue ialah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebuthinggasaatinitelahdiisolasimenjadi 4 serotipe virus Dengue ygtermasukdlmgrup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, & DEN-4.(NursalamSusilaningrum, 2005). Penyakitinidiakibatkanoleh virus Dengue &ditularkanolehnyamukAedes. Di Indonesia dikenalduajenisnyamukAedesyaitu: a. AedesAegypti 1.

Paling seringdiketemukan

2. Ialahnyamukyghidup

di

terutamahidup&berkembangbiak

di

daerahtropis, dlmrumah,

yaitu

di

tempatpenampungan air jernih / tempatpenampungan air di sekitarrumah. 3. Nyamukinisepintaslalutampakberlurik, berbintikbintikputih. 4. Biasanyamenggigitpadasianghari, terutamapadapagi& sore hari.

4

5. Jarakterbang 100 meter b. AedesAlbopictus 1. Tempathabitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitarrumah / pohon-pohon, sepertipohonpisang, pandankalengbekas. 2. Menggigitpadawaktusianghari 3. Jarakterbang 50 meter.(Rampengan T H, 2007) C. MANIFESTASI KLINIS 1. Demam Dengue Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi dan dipengaruhi usia pasien. Pada bayi dan anak-anak, penyakit ini dapat tidak terbedakan atau dikarakteristikkan sebagai demam selama 1-5 hari, peradangan faring, rinitis, dan batuk ringan. Kebanyakan remaja dan orang dewasa yang terinfeksi mengalami demam secara mendadak, dengan suhu meningkat cepat hingga 39,4-41,1oC, biasanya disertai nyeri frontal atau retro-orbital, khususnya ketika mata ditekan. Kadang-kadang nyeri punggung hebat mendahului demam. Suatu ruam transien dapat terlihat selama 24-48 jam pertama demam. Denyut nadi dapat relatif melambat sesuai derajat demam. Mialgia dan artalgia segera terjadi setelah demam. Dari hari kedua sampai hari keenam demam, mual dan muntah terjadi, dan limfadenopati generalisata, hiperestesia atau hiperalgesia kutan, gangguan pengecapan, dan anoreksia dapat berkembang. Sekitar 1-2 hari kemudian, ruam makulopapular terlihat, terutama di telapak kaki dan telapak tangan, kemudian menghilang selama 1-5 hari. Kemudian ruam kedua terlihat, suhu tubuh, yang sebelumnya sudah menurun ke normal, sedikit meningkat dan mendemonstrasikan karakteristik pola suhu bifasik. 2.

Demam Berdarah Dengue Pembedaan antara demam demam dengue dan demam berdarah dengue sulit pada awal perjalanan penyakit. Fase pertama

5

yang relatif lebih ringan berupa demam, malaise, mual-muntah, sakit kepala, anoreksia, dan batuk berlanjut selama 2-5 hari diikuti oleh deteriorasi dan pemburukan klinis. Pada fase kedua ini, pasien umumnya pilek, ekstremitas basah oleh berkeringat, badan hangat, wajah kemerah-merahan, diaforesis, kelelahan, iritabilitas, dan nyeri epigastrik. Sering dijumpai petekie menyebar di kening dan ekstremitas, ekimosis spontan, dan memar serta pendarahan dapat dengan mudah terjadi di lokasi pungsi vena. Ruam makular atau makulopapular dapat terlihat. Respirasi cepat dan melelahkan. Denyut nadi lemah dan cepat, suara jantung melemah. Hati dapat membesar 4-6 dan biasanya keras dan sulit digerakkan. Sekitar 20-30% kasus demam berdarah dengue berkomplikasi syok (sindrom syok dengue). Kurang dari 10% pasien mengalami ekimosis hebat atau perdarahan gastrointestinal, biasanya sesudah periode syok yang tidak diobati. Setelah krisis 2436 jam, pemulihan terjadi dengan cepat pada anak yang diobati. Temperatur dapat kembali normal sebelum atau selama syok. Bradikardia dan ektrasistol ventrikular umumnya terjadi saat pemulihan (Halstead, 2007). 1. Demamtinggiselama 5-7 hari 2. Perdarahanterutamaperdarahandibawahkulit, ecchymosis. 3. Epistaksis, hematomeses melena, hematuri. 4. Mual, muntah, nafsumakanmenurun, diare, konstipasi 5. Nyeriotoe, tulangsendi, abdomen danuluhati. 6. Sakitkepala 7. Pembengkakansekitarmata 8. Pembesaranhati, limpadankelenjargetahbening

D. KLASIFIKASI

6

hematoma,

1. Tingkat I

: Demamdiikutigejala-gejalaklinis lain /

perdarahanspontan, ujiturniketpositif, trombositopenia, &hemokosentrasi. 2. Tingkat II :Tingkat I diikutiperdarahanspontandikulit / perdarahan lain.3. 3. Tingkat III :Kegagalansirkulasi :nadicepat&lemah, tekandarahrendah, kulitdinginlembab, gelisah. 4.

Tingkat IV:

Renjatanberat,

denyutnadi,

&tekanandarahtidakbisadiukur. Ygdiikutidgn Dengue Shock Sindrom. (Suriadi& Rita Yuliani, 2006).

E. PATOFISIOLOGI a. Virus Dengue maumasukkedalamtubuhlewatgigitannyamukAedesAegepty&kemu dianmaubereaksidgn antibody &terbentuklahkompleks virus antibodi, dlmsirkulasimaumengaktifasisistemkomplemen. Akibataktifasi C3 danC5 maudilepas C3a & C5a, 2 peptidaberdayauntukmelepaskanhistamin&merupakan mediator kuatsebagaifaktormeningginyapermeabilitasdindingpembuluhdarah &menghilangkan plasma lewatendoteldinding 1tu. b. Terjadinyatrombositopenia, menurunnyafungsitrombosit&menurunnyafaktorkoagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X & fibrinogen ) merupakanfaktorpenyebabterjadinyaperdarahanhebat, terutamaperdarahansaluran gastrointestinal pada DHF. c. Ygmenentukanberatnyapenyakitialahpermeabilitasdindingpembulu hdarah, menurunnya volume plasma, terjadinyatekandarahrendah, trombositopenia&diatesishemoragik, Renjatanterjadisecaraakut. d. Nilaihematokritmeningkatbersamaandgnhilangnya plasma lewatendoteldindingpembuluhdarah. &dgnhilangnya plasma klienmengalamihipovolemik. 7

Apabilatidakdiatasibisaterjadianoksiajaringan, asidosismetabolik&kematian. (Suriadi& Rita Yuliani, 2006).

8

F. PATWAY

9

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain : a) Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. b) Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8. c) Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. d) Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. e) Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.

10

f) SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat. g) Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal. h) Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. i) Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi darah atau komponen darah. j) Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2. k) Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans. (WHO, 2006)

H. PENATALAKSANAAN Menurut (Mansjoer, 2005) penatalaksanaan demam berdarah dengue yaitu: a. DHF tanpa Renjatan 1. Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari ) 2. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres 3. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat b. DHF dengan Renjatan 1. Pasang infus RL 2. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB) 3. Tranfusi jika Hb dan Ht turun Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Penyulit

11

Menurut (Mansjoer, 2005) terdapat pula penatalaksanaan demam berdarah tanpa penyulit yaitu : a. Tirah baring b. Beri makanan lunak, dan bila belum nafsu makan di beri minum 1.5 – 2 liter dalam 24 jam dengan air teh, gula atau susu c. Berikan paracetamol bila demam d. Monitor TTV (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan) d. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

H. PENCEGAHAN 1) Ada 3 carapemberantasan vector a) Fogging focus Dlmkondisikrisisekonomisekarangini, fogging

danaterbatasmakakegiatan

hanyadilakukanbilahasilpenyelidikanepidemologisbutul-

butulmemenuhikriteria b) Abatisasi Dilaksanakan

di

desa/

kelurahanendemisterutama

di

sekolah&tempat-tempatumum. c) Tiadainteksida a. Membasmijentiknyamukpenulardemamberdarahdgncara 3M: 1. Mengurassecarateraturseminggusekali

/

menaburkan

abate/altositketempatpenampungan air bersih. 2. Menutupnyarapat-rapattempatpenampungan air. 3. Mengubur

/

menyingkirkankaleng-kalengbekas,

plastik&barangbekas, lainnyaygbisamenampung air hujan, sehinggatidakmenjadisarangnyamukAedesAegypti. 2) Penyuluhan(Health Education) Perawatbisamelakukanpenyuluhan

/

Health

Education

tentangcarapencegahanvektorefektif. Penyuluhanbisadilakukanpadamanusiatuamurid di sekolah-sekolah, di

posyandu,

yaitu

di

12

dlmrumahhendaknyaselaluterang,

tidakmenggantungkanpakaianygbekasdipakaiterutama

di

kamartidurolehnyamukmausenanghinggappadapakaianygbekasdipa kaiygsudahbaukeringat. BAK kamarmandi / jambanganbungaygada di

dlmbunga

agar

seringdibersihkan&digantiairnyasetiap

2

harisekalimembenahi

/

menatahalamansupayatidakadatempatygterisi

air,

sepertipecahanbotol, tempurungkelapa, kalengbekas / bendabendaygbisamenampung air.

Dedaunankeringygsudahmenumpukhendaknyadisapubersih.Selain 1tu

jg

air

tidaktertampung,

mengelolasampahsesuaisituasi&kondisisetempat, ap4k4h dibakar / diangkatolehmobilsampahuntukdibuangke

TPA

sehingganyamuktidakberkembangbiak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).

I. DIAGNOSA 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya (infeksi virus) 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat 3. Gangguan

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

perdarahan

extravaskuler 4. Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan 6. Potensi terjadinya hipovolemik syok sampai dengan adanya perdarahan yang hebat.

13

J. INTERVENSI Dx I : Tujuan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36-370C) dalam 1 x 24 jam KH : - Tidak dapat tanda-tanda hipertermi - Temperatur dalam batas normal Intervensi : 1. Anjurkan pasien untuk kompres 2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian tipis dan yang dapat menyerap keringat 3. Anjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering 4. Observasi TTV tiap 4 jam 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik Dx II : Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dalam waktu 3 x 24 jam KH

:

- Nafsu makan meningkat - Px tidak mengeluh mual dan muntah Intervensi : 1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering 2. Sajikan makanan dalam porsi hangat 3. Observasi dan catat masukan makanan pasien 4. Kolaborasi dengan alhi gizi dalam pemberian diit 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

14

Dx III : Tujuan :Tidak t erjadi gangguan perfusi jaringan KH

:

- Tidak ada perdarahan - Akral hangat Intervensi : 1. Jelaskan prosedur keperawatan pada pasien dan keluarga 2. Pantau extrimitas pasien (akral) 3. Observasi TTV 4. Kolaborasi dengan tim laborat dalam pemeriksaan kadar trombosit setiap hari 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi Dx IV : Tujuan : Kebutuhan cairan pasien terpenuhi dalam waktu 2 jam KH

:

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - Pasien minum minimal 1500 – 2000 ml - Intake dan output seimbang Intervensi : 1. Pantau intake dan output 2. Anjurkan pasien minum minimal 1500 – 2000 ml 3. Pantau dehidrasi pasien 4. Observasi TTV 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena Dx V :

15

Tujuan : Peningkatan terhadap aktifitas dapat diukur tidak adanya kelemahan berlebihan dalam 3 x 24 jam KH -

: Tanda-tanda vital dalam batas normal, dapat baktifitas

Intervensi : 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut 3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan 4. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat 5. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan DX VI : Hipovolemik syok sampai dengan adanya perdarahan yang hebat. Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi. Kriteria Hasil : -

Perfusi hangat.

-

Klien tidak tampak gelisah.

-

Nadi normal (70-80 x/mnt).

-

Tensi normal (80-120 mmHg).

-

Keadaan umum baik.

-

Tidak terjadi perdarahan.

-

Balance cairan normal

Intervensi : 1. Monitor keadaan umum klien. R / : mengetahui tingkat penyakit klien. 2. Observasi tanda-tanda vital.

16

R / : peningkatan TTV menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh. 3. Catat pengeluaran dan pemasukan. R / : Mengetahui intake dan out put. 4. Monitor tanda-tanda pendarahan. R / : mengetahui secara dini pendarahan. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan. R / : menjalankan fungsi interdependent. 6. Kolaborasi dengan lab dalam pemeriksaan trombosit serial. R / : mengetahui derajat penyakit

17

K. DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV Laprus FKUI. Marlyn E. Doenges, (2000)., Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

18

DEMAM BERDARAH DENGUE

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA

GEJALA DBD

APA ITU DEMAM BERDARAH ? Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina)

PENYEBAB DBD OLEH : LINDA RISTIANINGSIH A01301783

PRODI DIII KEPERAWATAN

Penyakit

DBD

disebabkan

oleh

virus

BERANTAS NYAMUK AEDES AEGYPTI

dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk a.

Menyemprot nyamuk dengan zat kimia

Aedes Aegy

b.

Lakukan pengasapan

c.

Menaburkan serbuk ABATE

d.

Memberikan ikan capung pada tempat penampungan air.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG e.

2016

CARA PENCEGAHAN DBD

PERAWATAN DAN PENGOBATAN DBD : Di Rumah :  Beri penderita minum air yang banyak  Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit

Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS