PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM PETELUR Muhammad Fariz Yuliansyah1, Eko Widodo2 dan Irfan H. Djunaidi2 Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. 2 Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Email:
[email protected] 1
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai acidifier dalam pakan terhadap kualitas internal telur yang meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, skor warna kuning telur, dan Haugh Unit (HU). Penelitian ini menggunakan 120 ekor ayam dengan umur 52 minggu. Strain yang digunakan adalah Lohmann brown. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, konsentrat, bekatul dan sari belimbing wuluh. Pakan perlakuan yang digunakan antara lain : P0 = Pakan basal + 0 % SBW, P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW, P2 = Pakan basal + 3 % SBW, dan P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW. Variabel yang diamati adalah indeks putih telur, indeks kuning telur, skor warna kuning telur, dan Haugh Unit. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor warna kuning telur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan sari belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur tidak menurunkan indeks putih telur, indeks kuning telur dan nilai Haugh Unit, namun dapat meningkatkan skor warna kuning telur. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini terdapat pada P1 dengan nilai indeks putih telur 0,065±0,006; indeks kuning telur 0,45±0,009; skor warna kuning telur 7,75±0,29b; dan Haugh Unit 85,96±4,34. Kata kunci : ayam petelur, sari belimbing wuluh, kualitas internal telur.
EFFECT OF ADDING Averrhoa bilimbi L. EXTRACT AS AN ACIDIFIER IN DIET ON INTERNAL EGG QUALITY OF LAYING HENS Muhammad Fariz Yuliansyah1, Eko Widodo2 and Irfan H. Djunaidi2 Student of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya, Malang. 2 Lecturer of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya, Malang. Email:
[email protected] 1
ABSTRACT The research aimed to evaluate effect of adding Averrhoa bilimbi L. extract as an acidifier in diet on internal egg quality of laying hens including albumen index, yolk index, J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
19
yolk color score and Haugh Unit. The research used 120 chickens aged 52 weeks of Lohmann Brown. Feedstuffs used were corn, concentrate, rice brand and Averrhoa bilimbi L. extract. The treatments given were P0 = feed without the use of Averrhoa bilimbi L. extract; P1 = feed added with 1,5 % Averrhoa bilimbi L. extract; P2 = feed added with 3 % Averrhoa bilimbi L. extract; and P3 = feed added with 4,5 % Averrhoa bilimbi L. extract. Variables measured were albumen index, yolk index, yolk color score and Haugh Unit. Data were subjected to analysis of variance (ANOVA) of the Completely Randomized Design (CRD), if significant results were obtanined, then followed by Duncan’s Multiple Range Test. The result of the research showed that the use of Averrhoa bilimbi L. extract in diet did not significantly affected (P>0,05) albumen index, yolk index and Haugh Unit, but it significantly affected (P<0,05) yolk colour score. Based on this research result, it was concluded that adding Averrhoa bilimbi L. extract did not increase albumen index, yolk index and Haugh Unit, but decreased yolk colour score. The best treatment on this research was P1 with value of albumen index 0,065±0,006; yolk index 0,45±0,009; yolk colour score 7,75±0,29b; and Haugh Unit 85,96±4,34. Keywords : Laying Hens, Averrhoa bilimbi L. Extract, Internal Egg Quality.
PENDAHULUAN Tanaman belimbing wuluh yang
pertumbuhan
tumbuh baik dapat menghasilkan 100 – 300
meningkatkan pertumbuhan bakteri asam
buah per pohon. Buah belimbing wuluh
laktat (BAL) yang memberikan kontribusi
berbentuk lonjong dengan panjang 4 – 6 cm,
terhadap
kulit buah mengkilat berwarna hijau hingga
pemanfaatan protein menjadi lebih baik
kuning yang banyak mengandung flavonoid,
(Kopecky,
saponin, vitamin C, dan tanin. Belimbing
mengandung senyawa pektin dan vitamin C
wuluh juga mengandung asam organik
yang dapat menurunkan tekanan darah
(acidifier) antara lain asam asetat, asam
(Masruhen, 2010).
sitrat, asam format, asam laktat dan asam oksalat.
bakteri
proses
2012).
patogen
pencernaan
Belimbing
serta
sehingga
wuluh
Belimbing wuluh juga memiliki komponen farmakoseutika yaitu senyawa-
Acidifier merupakan asam organik
senyawa yang bersifat buffer, antibacterial,
yang bermanfaat dalam preservasi dan
dan antioksidan. Mekanisme kerja acidifier
memproteksi pakan dari perusakan oleh
adalah
mikrobia dan fungi namun juga berdampak
meningkatkan aktivitas enzim, penurunan
langsung terhadap mekanisme perbaikan
pH
kecernaan pakan pada ternak. Presentase
patogen dalam saluran pencernaan (Silalahi,
terbesar asam organik pada belimbing wuluh
2013). Gauthier (2002) menyatakan bahwa
terdapat pada asam sitrat. Asam sitrat
pH digesta normal pada setiap bagian usus
mampu menurunkan pH saluran pencernaan
halus berbeda-beda, pada duodenum pH 5 –
(tembolok, ventrikulus dan usus), menekan
6, jejenum pH 6,5 – 7 dan ileum pH 7 – 7,5.
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
perbaikan
lambung
dan
kecernaan
menurunkan
dengan
bakteri
20
Wahidin (2013) penambahan total asam jeruk
nipis
dalam
pakan
cenderung
Materi
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah ayam petelur dan sari
menurunkan pH digesta usus halus ayam
belimbing
pedaging. Kadar asam/pH terendah terdapat
digunakan dalam penelitian ini adalah ayam
pada ayam yang diberi 0,8% total asam jeruk
petelur dengan strain Lohmann Brown
nipis (5,54) dan pH tertinggi ditemukan pada
berumur 52 minggu dengan jumlah sebanyak
ayam yang tidak diberikan total asam jeruk
120 ekor. Bahan pakan yang digunakan
nipis (6,33). Menurunnya jumlah mikroba
adalah jagung 50 %, konsentrat 30 %,
patogen
dan
bekatul 20 %. Frekuensi pemberian pakan
Salmonella sp. dalam saluran pencernaan
dilakukan 2 kali sehari pagi dan siang hari
dapat
yaitu
masing-masing sebanyak 50 %. Pakan yang
meningkatnya efisiensi zat makanan dalam
diberikan adalah 130 g/ekor/hari sedangkan
pakan. Penggunaan acidifier diharapkan
untuk pemberian air minum dilakukan secara
dapat
ad libitum.
seperti
Escherichia
memberikan
coli
keuntungan
meningkatkan
penyerapan
zat
makanan yang ada pada usus halus sehingga zat
makanan
produksi
yang
telur
optimal.
dibutuhkan
dapat
terserap
Penyerapan
untuk dengan
Ayam
petelur
yang
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan yang dirancang dengan
menggunakan Rancangan
Acak
akan
Lengkap (RAL), jika berbeda nyata akan
meningkatkan kualitas telur ayam pelelur
dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan’s.
karena acidifier sudah diteliti pada ayam
Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian
pedaging dan memberikan efek yang positif.
ini sebanyak 4 perlakuan dengan 6 ulangan
Menurut
optimal
wuluh.
(2013)
di mana setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor
pemanfaatan total asam jeruk nipis sebagai
ayam. Perlakuan yang diberikan ke ternak
acidifier dalam pakan dapat memperbaiki
antara lain:
karakteristik pedaging.
usus
Wahidin
halus
Penambahan
pada
ayam
P0 = Pakan basal + 0 % SBW
acidifier
dalam
P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW
pakan ayam pedaging akan menurunkan pH
P2 = Pakan basal + 3 % SBW
saluran
P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW
pencernaan,
menekan
bakteri
patogen, dan meningkatkan bakteri non patogen
sehingga
diharapkan
Variabel
yang
diamati
dalam
dapat
penelitian ini antara lain indeks putih telur,
meningkatkan efisiensi pakan dan laju
indeks kuning telur, skor warna kuning telur
pertambahan bobot badan.
dan
Haugh
Unit.
Pengumpulan
data
dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada MATERI DAN METODE
hari ke-7. Data yang didapat dari hasil lapang diolah dengan menggunakan bantuan
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
20
sofware microsoft excel. Analisis data
penambahan sari belimbing wuluh tidak
dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA)
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks
dari Rancangan Acak Lengkap dan apabila
putih telur, indeks kuning telur dan Haugh
ada perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji
Unit namun berpengaruh nyata (P<0,05)
Jarak Berganda Duncan’s.
terhadap skor warna kuning telur.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai acidifier dalam pakan terhadap kualitas internal telur ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil perhitungan analisis diperoleh didapat hasil bahwa Tabel 1. Hasil Analisis Terhadap Indeks Putih Telur, Indeks Kuning Telur, Skor Warna Kuning Telur, dan Haugh Unit. Variabel Perlakuan
Indeks
Indeks kuning
Skor warna
Putih telur
telur
Kuning telur
P0
0,065±0,007
0,44±0,018
7,60±0,24ab
84,13±4,91
P1
0,065±0,006
0,45±0,009
7,75±0,29b
85,96±4.34
0,45±0,010
ab
87,56±3,50
a
83,92±2,63
P2 P3
0,065±0,006 0,060±0,002
0,44±0,008
7,51±0,19
7,29±0,22
Haugh unit
Keterangan : Superskrip huruf (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).
Indeks Putih Telur
positif terhadap produksi pada ayam petelur
Berdasarkan hasil penelitian pada
tetapi asam organik tidak berpengaruh nyata
Tabel 1 didapatkan rataan nilai indeks putih
(P>0,05) terhadap berat telur dan kualitas
telur dari tertinggi hingga terendah yaitu
internal telur yang meliputi indeks putih
perlakuan P0 0,065±0,007; P1 0,065±0,006;
telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit.
P2 0,065±0,006; dan P3 0,060±0,002. Data
Nilai indeks putih telur yang diperoleh dari
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan
penelitian tergolong normal yaitu 0,060 –
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
0,065 karena menurut Argo, Tristiarti, and
indeks putih telur, hal ini sependapat dengan
Mangisah (2013) standar indeks putih telur
Yesilbag (2006) yang menyatakan bahwa
berkisar antara 0,050 – 0,174 tergantung
pemberian asam organik memberikan efek
penyimpanan.
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
21
Wilson (1975) melaporkan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian pada
indeks putih telur ditentukan oleh tinggi
Tabel 1 didapatkan rataan nilai indeks
putih telur kental dan diameternya. Indeks
kuning telur dari tertinggi hingga terendah
putih telur dipengaruhi oleh protein pakan.
yaitu
Protein
0,45±0,009;
pakan
akan
mempengaruhi
perlakuan P0
P2
0,45±0,010;
0,44±0,018;
dan
P1 P3
viskositas telur yang mencerminkan kualitas
0,44±0,008. Data pada Tabel 1 menunjukkan
internal
dapat
bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
telur.
(P>0,05) terhadap indeks kuning telur.
Kandungan protein dalam masing-masing
Pengukuran indeks kuning telur dari masing-
pakan perlakuan pada penelitian tidak jauh
masing perlakuan dilakukan dalam waktu
berbeda yaitu 16,7 %, hal ini yang
yang sama yaitu pada hari saat telur baru
memungkinkan penambahan sari belimbing
ditelurkan sehingga telur masih dalam
wuluh tidak memberikan pengaruh yang
keadaan segar, di mana telur segar memiliki
nyata terhadap nilai indeks putih telur.
variasi indeks kuning telur yang relatif kecil.
Menurut Stadellman and Cotteril (1995)
Nilai indeks kuning yang diperoleh dari hasil
putih
mempunyai
penelitian tergolong normal telur yaitu 0,44
persentase sebesar 60 % dari total berat
– 0,45. Menurut pendapat dari Argo,
telur. Persentase putih telur pada ayam
Tristiarti, and Mangisah (2013) indeks
petelur bervariasi tergantung dari umur
kuning telur yang baru bervariasi antara 0,30
ayam, strain, dan umur dari telur. Menurut
– 0,50 walaupun pada umumnya 0,39 – 0,45.
Romanoff dan Romanoff (2011) penurunan
Protein yang terkandung dalam masing-
indeks
masing pakan perlakuan tidak jauh berbeda
telur,
selanjutnya
mempengaruhi
telur
indeks
atau
putih
putih
albumen
telur
disebabkan
oleh
penguapan gas CO2 dan air dalam telur
yaitu
sehingga sifat basa dari putih telur naik
memungkinkan penambahan sari belimbing
kemudian menyebabkan serabut ovomucin
wuluh tidak memberikan pengaruh yang
menjadi rusak. Nilai indeks putih telur turun
nyata terhadap nilai indeks kuning telur,
lebih cepat setelah 3 minggu penyimpanan
sependapat
ketika disimpan pada suhu 25ºC. Indeks
menyatakan bahwa pemberian asam organik
putih telur akan turun sebesar 40 % dalam
memberikan efek positif terhadap produksi
20
Perubahan
telur pada ayam petelur tetapi asam organik
kekentalan putih telur dapat disebabkan oleh
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
umur ayam dan peningkatan lama simpan
berat telur dan kualitas internal telur yang
telur.
meliputi indeks putih telur, indeks kuning
jam
pada
suhu
32ºC.
sebesar
16,7
dengan
%,
hal
ini
Yesilbag
yang
(2006)
telur dan Haugh Unit. Rahman (2008) juga Indeks Kuning Telur
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
melaporkan
bahwa
penambahan
asam
22
organik tidak memberikan pengaruh yang
7,29±0,22a. Data pada Tabel 1 menunjukkan
nyata (P>0,05) terhadap indeks bentuk telur,
bahwa
indeks kuning telur, Haugh Unit, dan skor
(P<0,05) terhadap skor warna kuning telur,
warna kuning telur.
penambahan sari belimbing wuluh yang
Roberts (2004) melaporkan bahwa indeks
kuning
telur
diperoleh
dari
perlakuan
berpengaruh
nyata
mengandung acidifier pada penelitian ini diduga bekerja dengan optimal karena
pengukuran perbandingan antara diameter
perlakuan
dan tinggi kuning telur. Menurut Agro et al.
terhadap skor warna pada kuning telur.
(2013) indeks kuning telur dipengaruhi oleh
Mekanisme kerja acidifier antara lain yaitu
protein, lemak, dan asam amino esensial
meningkatkan aktivitas enzim, menurunkan
yang terkandung dalam pakan. Faktor yang
pH dan menurunkan bakteri patogen seperti
mempengaruhi indeks kuning telur antara
Escherichia coli dan Salmonella sp. pada
lain ukuran telur, lama penyimpanan, suhu
saluran
tempat penyimpanan, kualitas membran
penyerapan karoten pada pakan (jagung)
vitelin, dan nutrisi pakan. Menurut Wilson
menjadi lebih optimal. Sependapat dengan
(1975) protein pakan akan mempengaruhi
Youssev et al. (2013) menyatakan bahwa
viskositas telur yang mencerminkan kualitas
penambahan probiotik, simbiotik atau asam
interior
organik
telur,
selanjutnya
dapat
berpengaruh
pencernaan
memberikan
nyata
yang
(P<0,05)
menyebabkan
pengaruh
yang
mempengaruhi indeks kuning telur. Menurut
signifikan (P<0,05) terhadap warna kuning
Buckle et al. (1987) selama penyimpanan
telur pada telur ayam petelur. Skor warna
telur utuh mengalami perubahan-perubahan
kuning telur yang diperoleh dari penelitian
antara lain berat berkurang, berat jenis
berkisar antara 7,29 – 7,75. Nilai ini masih
menurun, ukuran ruang udara bertambah,
berada dalam kisaran warna kuning telur
ukuran kuning telur bertambah, jumlah putih
yang
telur (albumen) tebal menurun, dan pH telur
Stadellman (1995) warna kuning telur yang
naik. Menurut Jones and Musgrove (2004)
baik berada pada kisaran 7 – 12.
berat telur turun dari 61 g menjadi 57 g setelah 10 minggu penyimpanan.
disukai
konsumen.
Menurut
Warna kuning telur dipengaruhi oleh karoten
yang
dikonsumsi
oleh
ayam
(Stadellman and Cotteril, 1995) strain, variasi individu, produksi telur dan pakan
Skor Warna Kuning Telur Berdasarkan hasil penelitian pada
(North, 1984). Menurut Sahara (2010) warna
Tabel 1 didapatkan rataan nilai skor warna
kuning telur dipengaruhi oleh zat-zat yang
kuning telur dari tertinggi hingga terendah
terkandung dalam pakan seperti xantofil,
yaitu
P0
beta karoten, klorofil dan cytosan. Pigmen
P3
pemberian warna kuning telur yang ada
perlakuan
7,60±0,24ab;
P2
P1
7,75±0,29b;
7,51±0,19ab;
dan
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
23
dalam pakan secara fisiologis akan diserap
terhadap warna kuning, kekuatan cangkang,
oleh organ pencernaan usus halus dan
tebal cangkang, dan Haugh Unit pada telur
diedarkan ke organ yang membutuhkan.
ayam petelur. North and Bell (1990)
Kualitas kuning telur dilakukan dengan
melaporkan bahwa nilai Haugh Unit tidak
menentukan skor warna kuning telur dengan
dipengaruhi oleh pakan selama kandungan
menggunakan egg yolk color fan yang terdiri
energi metabolis dan protein dalam pakan
dari 15 seri warna, warna kuning telur
sama. Energi metabolis pada masing-masing
merupakan salah satu karakteristik yang
pakan perlakuan adalah 2591,16 Kkal/kg
sangat penting dalam penentuan kualitas
sedangkan kandungan protein pada masing-
telur oleh konsumen. Menurut Wahju (1988)
masing pakan perlakuan tidak jauh berbeda,
jagung mengandung vitamin A sebesar 510
kandungan protein pada pakan perlakuan
S.I, vitamin A bermanfaat sebagai pemberi
berturut-turut adalah P0 16,71 %; P1 16,719
pigmen warna kuning telur pada unggas.
%; P2 16,728 %; P3 16,737 %, hal ini yang
Syamsir
bahwa
memungkinkan penambahan sari belimbing
kandungan kimia buah belimbing wuluh
wuluh tidak memberikan pengaruh yang
mengandung flavonoid, glikosida, protein,
nyata terhadap nilai Haugh Unit.
(1994)
melaporkan
lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan C. Berdasarkan uraian di atas, hal ini
nilai Haugh Unit tergolong dalam kelas AA
yang
sari
(baik sekali) yaitu mempunyai nilai sebesar
belimbing wuluh memberikan pengaruh
83,92 – 87,56. Umur ayam pada saat
yang nyata terhadap skor warna kuning telur.
penelitian adalah 52 minggu dengan nilai
memungkinkan
penambahan
Haugh Unit terendah pada P3 yaitu sebesar 83,92±2,63 masih sesuai dengan standar yang ditentukan oleh ISA (2009) yaitu 82
Haugh Unit (HU) Berdasarkan hasil penelitian pada
untuk ayam berumur 19 – 90 minggu.
Tabel 1 didapatkan rataan nilai Haugh Unit
Kualitas telur ditentukan berdasarkan nilai
dari
yaitu
Haugh Unit, yaitu kualitas AA dengan nilai
perlakuan P2 87,56±3,50; P1 85,96±4,34; P0
HU minimal 72, kualitas A dengan nilai HU
84,13±4,91; P3 83,92±2,63. Data pada Tabel
pada kisaran 60 – 72, kualitas B dengan nilai
1 menunjukkan bahwa perlakuan tidak
antara 31 – 60 dan kualitas C apabila nilai
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Haugh
HU < 31 (Nesheim et al., 1979). Menurut
Unit, hal ini sependapat dengan pendapat
Syamsir (1994) faktor-faktor yang dapat
dari Park (2009) yang menyatakan bahwa
mempengaruhi Haugh Unit antara lain yaitu
penambahan phospor dan asam organik tidak
strain,
memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05)
mikroba pada saluran pencernaan dan lama
tertinggi
hingga
terendah
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
umur,
nutrisi
pakan,
populasi
24
penyimpanan telur. Menurut Muchtadi dan
yaitu pada level 1,5 % sehingga dapat
Sugiono (1992) Haugh Unit digunakan
meningkatkan skor warna kuning telur pada
sebagai parameter mutu kesegaran telur yang
telur ayam.
dihitung berdasarkan tinggi putih telur dan bobot telur. Penurunan nilai Haugh Unit
DAFTAR PUSTAKA
selama
Argo, L.B., Tristiarti, and I. Mangisah. 2013. Kualitas Fisik Telur Ayam Arab Petelur Fase 1 dengan Berbagai Level Azolla Microphilla. Journal of Animal Agriculture. 2 (1): 9-10.
penyimpanan
terjadi
karena
penguapan air dalam telur dan kantung udara yang bertambah besar. Menurut Jones (2006) nilai Haugh Unit rendah, maka kondisi
albumen
sangat
encer
dan
mengembang, hal ini dipacu oleh suhu yang tinggi, kelembaban rendah, dan kekurangan karbon dioksida (CO2). Penyimpanan telur pada suhu 7 – 13ºC dan kelembaban kurang dari 70 % dapat menyebabkan kehilangan 10 – 15 nilai Haugh Unit.
Kesimpulan Kesimpulan
dari
penelitian
ini
adalah penambahan sari belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur tidak menurunkan kualitas internal telur yang meliputi indeks
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. UIPress. Jakarta. Gauthier, R. 2002. Intestinal Health, The Key to Productivity (The Case of Organic Acid). XXVII Convencion ANECA – WPDC. Puerto Vallarta. Jal.Mexico. ISA. 2009. Nutrition Management Guide. A Hendrix Genetik Company. www.hendrix-genetics.com. Diakses 17 Juni 2014. Jones, D.R. and M.T. Musgrove. 2004. Effects of Extended Storage on Egg Quality Factors. Abstract. Poultry Science Association.
putih telur, indeks kuning telur dan nilai Haugh Unit, namun dapat meningkatkan skor warna kuning telur jika diberikan dengan level 1,5 %. Perlakuan terbaik dalam
Jones, D.R. 2006. Conserving and Monitoring Shell Egg Quality. Proceedings of the 18th Annual Australian Poultry Science Symposium. p. 157–165.
penelitian ini terdapat pada P1 dengan nilai
Unit
Kopecky, J., C. Hrncar and J. Weis. 2012. Effect of Organic Acids Supplement on Performance of Broiler Chickens. Journal Animal of Science. Biotech. 45 (1): 51-54.
sari
Masruhen. 2010. Pengaruh Pemberian Infus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus. Jurnal Farmasains Universitas Muhamadiyah. Malang.
indeks putih telur 0,065±0,006; indeks kuning telur 0,45±0,009; skor warna kuning telur
7,75±0,29b;
dan
Haugh
85,96±4,34.
Saran Disarankan
penambahkan
belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
25
Teknologi Pertanian Lampung. Bandar Lampung. Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Stadellman, W.J. and O.J. Cotteril. 1995. Egg Science and Technology. Fourt Ed Food Product Press. An Imprint of the Haworth Press. Inc. New York. London.
Nesheim, M.C. 1979. Poultry Production. Lea and Febringer. Philadelphia.
Syamsir, E., S. Soekarto, S.S. Mansjoer. 1994. Studi Komparatif Sifat Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Bogor. 5 (3): 3-8.
North, M.O. 1984. Comercial Chicken Production. The Avi Publishing Corp Inc. West Port. Connecticut. North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Van Nostrand Reinhold. New York. Park, K.W. 2009. Effect of Dietary Available Phosphorus and Organic Acids on the Performance and Egg Quality of Laying Hens. Journal Applied Poultry. 18: 598-604. Rahman, M.S. 2008. Effect of Acids on Laying Performance, Body Fatness and Egg Quality of Hens. Journal Animal of Science. 37 (2): 74 - 81. Roberts, J.R. 2004. Factors Affecting Eggs Internal Quality in Laying Hens. Review. Journal Poultry of Science. 41: 161-177. Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 2011. The Avian Egg Second Edition Jhon Wiley and Sons. Ebook. New York. Sahara, E. 2010. Penggunaan Kepala Udang sebagai Sumber Pigmen dan Kitin dalam Pakan Ternak. Agrinak. 1 (1): 31-35.
Wahju, J. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM Press: Yogyakarta. Wahidin, M.S. 2013. Karakteristik Usus Halus Ayam Pedaging yang Diberikan Asam Jeruk Nipis dalam Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. 14 (1): 105-110. Wilson, B.J. 1975. The Performance of Male Ducklings Given Starter Diets with Different Concentration of Energy and Protein. British Poultry Science. 16: 625-657. Yesilbag, D. 2006. Effects of Organic Acid Supplemented Diets on Growth Performance, Egg Production and Quality and on Serum Parameters in Laying Hens. Review. Med. Vet. 157 (5): 280-284. Youssev, A.W., H.M.A. Hassan, H.M. Ali and M.A. Mohamed. 2013. Effect of Probiotic, Prebiotik and Organic Acids on Layer Performance and Egg Quality. Journal of Poultry Science. 2013. 15 (2): 31-36.
Silalahi, M. 2013. Pengaruh Penambahan Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ke dalam Ransum Marmot Lepas Sapih terhadap Kecernaan Energi dan Protein. Balai Pengkajian
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26
26