BAB 7 Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
Kompetensi Dasar N
Menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.
N
Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadap bencana alam di lingkungan sekitar.
Tujuan Pembelajaran N
Siswa mampu mendeskripsikan jenis dan karakteristik bencana alam
N
Siswa mampu mendeskripsikan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
N
Siswa mampu menjelaskan usaha pengurangan resiko benxana alam
N
Siswa mampu mengetahui kelembagaan penanggulangan bencana alam
PETA KONSEP
Jenis bencana alam Jenis dan Karakteristik Bencana Alam
Karakteristik bencana alam Wilayah rawan bencana alam gempa bumi Wilayah rawan bencana alam tsunami
Sebaran Wilayah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Wilayah rawan bencana alam banjir Wilayah rawan bencana alam gunung meletus Wilayah rawan bencana alam longsor
Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
Upaya Pengurangan Resiko bencana alam gempa bumi Upaya Pengurangan Resiko bencana alam tsunami Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Upaya Pengurangan Resiko bencana alam banjir Upaya Pengurangan Resiko bencana alam gunung meletus Upaya Pengurangan Resiko bencana alam longsor
Sebaran Wilayah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sejarah kelembagaan penanggulangan bencana di Indonesia Tugas dan fungsi BNPB
A. JENIS DAN KARAKTERISTIK BENCANA
Bencana adalah sesuatu yg menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya. Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk. Paralel dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris. Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumi). Bencana tak terpisahkan dalam sejarah manusia. Manusia bergumul dan terus bergumul agar bebas dari bencana (free from disaster). Dalam pergumulan itu, lahirlah praktik mitigasi, seperti mitigasi banjir, mitigasi kekeringan (drought mitigation), dan lainlain. Di Mesir, praktik mitigasi kekeringan sudah berusia lebih dari 4000 tahun. Konsep tentang sistem peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiap-siagaan (preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan sudah lahir pada tahun 2000 BC, sesuai keterangan QS Yusuf, kitab Kejadian, dan tulisan-tulisan Yahudi Kuno. Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Wilayah Indonesia secara geografis dan geologis merupakan daerah yang rawan bencana dikarenakan beberapa sebab berikut: 1. Pertama. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Euroasia, Australia, Pasifik, dan Filipina yang memungkinkan seringnya terjadi gempa tektonik dan berbagai akibat lainnya. 2. Kedua. Terdapat 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus sekurangkurangnya satu kali setelah tahun 1600 dan masih aktif, tipe B adalah gunung api yang masih aktif tetapi belum pernah meletus dan tipe C adalah gunung api yang masih diindikasikan sebagai gunung api aktif.
3. Ketiga. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati kawasan padat penduduk dan berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor pada saat musim penghujan. Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari. Berikut ini adalah jenis bencana, baik bencana alam maupun non alam berikut karakteristik dan permasalahannya. Setiap jenis bencana memiliki karakteristik dan sangat berkaitan erat dengan masalah yang dapat diakibatkannya. Dengan mengenal karakteristik setiap ancaman, kita dapat mengetahui perilaku ancaman tersebut dan menyusun langkahlangkah pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk dalam penyusunan rencana operasional saat terjadi bencana. 1. Banjir Karakteristik : - Onset kejadian dapat berlangsung lambat, cepat atau tanpa peringatan (banjir bandang) - Biasanya terkait musim - Dampak merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan, lamanya genangan, kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat kepekatan/endapan lumpur - Dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur - Dapat memutus akses dan mengisolasi masyarakat Permasalahan Spesifik : dapat mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat, dan biasanya memerlukan evakuasi 2. Gempa Bumi Karakteristik : - Tidak ada tanda-tanda peringatan - Onset kejadian tiba-tiba - Dampak utamanya diakibatkan oleh pergerakan patahan dan mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur. Permasalahan : - Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera - Kesukaran akses dan mobilisasi - Dalam beberapa kejadian dapat menyebabkan masalah perekonomian di wilayah yang terkena 3. Erupsi Gunung Berapi Karakteristik : - Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
- Dapat merusak struktur bangunan - Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran - Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas - Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan 4. Tsunami Karakteristik : - Ada tanda peringatan dan dapat diprediksi - Gelombang tsunami dapat sangat destruktif terhadap lingkungan di daerah pesisir termasuk merusak struktur bangunan dan infrastruktur Permasalahan : Waktu evakuasi yang sangat singkat dan memerlukan evakuasi serta tindakan medis segera. 5. Angin Siklon Tropis Karakteristik : - Biasanya dapat diprediksi dan terkait musim - Dapat merusak struktur bangunan dan memutus akses Permasalahan : memerlukan evakuasi dan tindakan medis 6. Tanah Longsor Karakteristik : - Onset kejadian berlangsung cepat dengan atau tanpa peringatan - Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan - Dapat memutus akses Permasalahan : Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera, dan kadang terdapat kesukaran akses di lokasi. 7. Kebakaran 8. Kegagalan Teknologi 9. Konflik Sosial
B. PERSEBARAN DAERAH RAWAN BENCANA DI INDONESIA Wilayah rawan bencana (hazard region) adalah suatu kawasan dipermukaan bumi yang rawan bencana alam akibat prose alam maupun non-alami. Kerawanan bencana (hazard vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami gangguan akibat bencana alam. Upaya untuk menanggulangi bencana alam ialah mengidentifikasi wilayah rawan bencana alam dengan cara memetakan wilayah rawan bencana dan risiko bencana. 1. Prinsip dasar pemetaan wilayah rawan bencana alam antara lain : a. Menganalisis jenis dan sebaran wilayah rawan bencana. b. Mengkaji sejarah atau peristiwa bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya disuatu wilayah.
c. Menentukan zona dan tingkat bahaya dalam bencana. d. Menentukan elemen yang paling rawan terkena bencana alam. e. Memperkirakan risiko kerusakan akibat bencana alam. 2. Fungsi Pemetaan Wilayah Rawan Bencana Alam Fungsi pemetaan wilayah rawan bencana antara lain sebagai berikut : a. Menentukan rencana tindak lanjut atas wilayah yang berpotensi tinggi terkena bencana alam. Rencana tindak yang dapat dilakukan : N
Mitigasi bencana dan kesiap siagaan dalam menghadapi bencana alam.
N
Sistem pemauntauan.
N
Sistem peringatan dini.
N
Pembuatan rencana kontijensi (Jalur dan lokasi evakuasi bencana alam)
N
Pelaksanaan tanggap darurat. (emergency response)
b. Melakukan perencanaan tata ruang wilayah sesuai karakteristik wilayah masingmasing. 3. Karakteristik Bencana Alam di Wilayah Rawan Bencana Bencana alam di Indonesia terjadi karena Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudra besar dunia (Samudra Hindia & Pasifik) b. Posisi Geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia ( Lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik) c. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.
C. Wilayah Rawan Bencana Alam Gempa 1. Gempa bumi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Gempa
bumi adalah
permukaan bumiakibat
getaran
pelepasan
energi
atau dari
guncangan dalam
yang
secara
terjadi
tiba-tiba
di yang
menciptakangelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi(lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak
pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli . 2. Tipe gempa bumi a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. c. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulatuntuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. a) Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi b) Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. c) Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. 3. Penyebab terjadinya gempa bumi Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, sepertiDam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan jugaseismisitas terinduksi
4. Pemetaan Wilayah rawan gempa bumi di Indonesia a. Wilayah sangat aktif, memiliki magnitudo lebih dari 8 skala ritcher. b. Wilayah aktif, memiliki magnitudo 8-7 skala ritcher. c. Wilayah lipatan dan retakan, memiliki magnitudo kurang dari 7 skala ritcher. d. Wilayah lipatan dengan/tanpa retakan ,memiliki magnitudo kurang dari 7 skala ritcher. e. Wilayah gempa kecil, memiliki magnitudo kurang dari 5 skala ritcher. f. Wilayah stabil, yaitu wilayah yang tidak pernah mengalami gempa (tidak ada catatan sejarah gempa). 5. Tips Menghadapi Gempa Bumi a. Bila berada didalam rumah:
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Jauhi rak buku, almari dan jendela kaca.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dsb.
b. Bila berada di luar ruangan:
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
Jauhi rak-rak dan jendela kaca.
c. Bila sedang mengendarai kendaraan:
Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
d. Bila sedang berada di dalam lift:
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah
Jika
anda
terjebak
dalam
lift,
hubungi
manajer
gedung
dengan
menggunakaninterphone jika tersedia
D. Wilayah Rawan Bencana Gunung Berapi. 1. Gunung berapi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Gunung berapi Mahameru atau Semeru di belakang. Latar depan adalah Kaldera Tengger termasuk Bromo, Jawa Timur, Indonesia. Gempa bumi. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
ataulava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Indonesia memiliki wilayah cukup banyak wilayah bencana letusan gunung berapi yang disebabkan oleh Indonesia terletak pada busur cincin api mediterania,dan busur api pasifik.Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dualempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut: Aliran lava. -
Letusan gunung berapi. Aliran lumpur. Abu. Kebakaran hutan. Gas beracun. Gelombang tsunami.
2. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia a. StatusMakna/Tindakan AWAS AWAS (MERAH)
Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam/
Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
Koordinasi dilakukan secara harian
Piket penuh
SIAGA (OREN)
Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
Peningkatan intensif kegiatan seismik
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu/
Sosialisasi di wilayah terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh
WASPADA (KUNING)
Ada aktivitas apa pun bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal/
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL (HIJAU)
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
Level aktivitas dasar/ Pengamatan rutin/ Survei dan penyelidikan
E. DAERAH RAWAN BENCANA BANJIR Bencana banjir sering melanda Indonesia antara lain daerah dataran-dataran rendah.Daerah pulau jawa yang rawan terkena banjir adalah Jakarta dan sekitarnya,daerah pesisir pantai utara jawa, dan sebagian kecil daerah dipedalaman Jawa. Wilayah rawan banjir di Jawan Barat sebagian besar tersebar diwilayah pantai utara, seperti daerah pesisir pantai Jawa bagian bagian barat laut (Subang, Purwakarta, dan Karawang). Daerah pedalaman Jawa Barat juga mengalami banjir seperti Bogor , Sukabumi, Ciamis, Kuningan dan Majalengka. 1. Tingkat kerawanan Banjir : a. Daerah Tidak Rawan Banjir, yaitu daerah yang tidak pernah tergenangi air banjir. b. Daerah Rawan Banjir Rendah, yaitu daerah yang setiap 1-2 th sekali terkena banjir. c. Daerah Rawan Banjir sedang, yaitu daerah yang setiap1-2 th sekali terkena banjir dgn lamanya 1-2 hari dan kedalamannya 0,5-0,1 meter. d. Daerah Rawan Banjir Tinggi, yaitu daerah yang setiap tahunnya terkena banjir selama 2-15 hari dgn kedalaman 0,5-2,0 meter. e. Daerah Rawan Banjir sangat tinggi, yaitu daerah yang pemanen terkena banjir selama 8-12 bulan kedalamannya 0,5-3,0 meter.
F. DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR. Longsor atau gerakan tanah meruapakn salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam maupun perilaku manusia. Menurut pusat Vulkanologidan Mitigasi bencana Geologi, tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
bantuan ,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atw keluar lereng. Melalui citra satelit, diketahui bahwa wilayah rawan bencana tanah longsor terdapat dibagian selatan Jawa. Jawa Barat dan Banten bagian selatan merupakan wilayah lain dipulau Jawa. Longsor di Jawa barat dan Banten ini dipengaruhi oleh kondisi fisik wilayahnya (topografi). Daerah dengan topografi kasar berpotensi longsor lebih besar daripada daerah bertopografi datar. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah atau lahan yang miring (curam) akan lebih mudah terkena erosi dan longsor daripada kondisi tanah atau lahan yang datar. G. DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN Wilayah potensial rawan kebakaran hutan di Indonesia tersebar di beberapa daerah di Sumatra , Kalomantan, dan Jawa. Daerah yang mudah tersulut api(Fine Fuel Moisture Code/FFMC) terdapat di delapan daerah rawan kebakaran hutan/lahan di pulau Sumatra (Riau,Jambi,Sumatra Selatan,dan Lampung), serta empat provinsi di Kalimantan. H. DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TSUNAMI Wilayah Rawan bencana Tsunami di Indonesia antara lain, Nanggroe Aceh Darusalam ,Sumatera utara , Sumatera Barat ,Bengkulu ,Lampung ,Banten ,Jawa Barat bagian Tengah dan Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTT, Sulawesi utara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak dan Yapen (Papua/Irian) ,Balikpapan, dan Sekurau (Kalimantan Timur),Palu (Sulawesi Tengah), Talaud (Sulawesi Utara), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
I. MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA mitigasi bencana letusan gunung api adalah proses pencegahan bencana letusan gunung api atau pengurangan dampak bahaya letusan gunung api untuk meminimalkan: jatuhnya korban, kerugian harta benda, rusaknya lingkungan dan terganggunya perekonomian masyarakat 1. pengertian gunung meletus gunung meletus adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma didalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. 2. wilayah rawan bencana gunung api indonesia terletak pada busur cincin api mediterania. jalur cincin api ini membusur di sepanjang pulau sumatra, selat sunda, pulau jawa, pulau bali, rangkaian kepulauan di nusa tenggara, dan di kepulauan banda. indonesia terletak pada busur cincin api pasifik. jalur cincin api ini meliputi serangkaian gunung api di pilau sulawesi utara, kepulauan maluku, kepulauan banda, dan papua barat. gunung api terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. gunung api yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya berubah menjadi aktif kembali. oleh karena itu sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi, apakah gunung berapi itu dalam keadaan aktif atau istirahat
3. ciri-ciri gunung api akan meletus
mata air kering
sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
tumbuhan disekitar gunung layu
suhu sekitar kawah naik
4. dampak yang ditimbulkan akibat gunung meletus a. dampak negatif: leleran larva, aliran awan panas, dan lahar panas dan gas beracun. b. dampak
positif:
sumber
daya
bahan
galian
dan
mineral,
sumber
daya panas bumi, sumber daya wisata gunung berapi 5. tahap-tahap mitigasi bencana alam gunung meletus :
menerbitkan peta wilayah rawan bencana alam gunung meletus
memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan
mengembangkan sumber daya manusia satuan pelaksana, contohnya dengan dibentuknya bakornas PBP, satkorlak PBP
mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga
mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat
menyiapkan tempat penampungan sementara
memindahkan masyarakat ke tempat yang lebih aman
membentuk pos-pos siaga bencana
6. mitigasi bencana gunung api sebelum terjadi bencana
selalu waspada dan berusaha menenangkan diri
menyelamatkan barang-barang berharga
memantau informasi yang diberikan oleh pos
selalu berkumpul dengan keluarga
menyiapkan barang-barang jika suatu saat terjadi bencana seperti masker pelindung mata dll
7. mitigasi bencana gunung api saat terjadi bencana
hindari daerah rawan bencana
masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
siapkan diri untuk kemungkinanbencana susulan
pakai masker untuk menutupi mulut dan hidung
saat turunya abu gunung, usahakan untuk menutup wajah dengan kedua tangan.
8. mitigasi bencana alam gunung api sesudah terjadi bencana
jauhi wilayah yang terkena hujan abu
bersihkan atap dari timbunanabu, karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap banguan
hindari mengendarai di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling
membangun kembali daerah yang rusak karena letusan, membangun infrastruktur yang vital bagi kehidupan masyarakat.
menghijaukan kembali lahan yang rusak karena letusan gunung api dengan reboisasi
IMAGE
Gunung berapi yang akan meletus
Gunung api sedang meletus
Kerusakan lingkungan
Kerugian harta benda
Petugas melakukan pemantauan terhadap gunung api
Pembimbingan terhadap korban bencana gunung berapi
Pembentukan tim sar gunung berapi
bersih bersih rumah
J. PENGERTIAN MITIGASI Mitigasi yaitu usaha untuk mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, terutama kegiatan penjinakan / peredaman(mitigasi). Dan padaprinsipnya mitigasi harus dilakukan untuk segala jenis bencana(baik bencana alam (naturalal disaster ) maupun bencana akibat manusia). Sedangkan bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat baik disebabkan dari factor alam maupun non alam yang memuculkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan kerugian harta benda. 1. Macam-macam bencana: a. Kebakaran b. Gempa bumi c. Banjir d. Tanah longsor e. Gunung meletus f. Tsunami Dll 2. Tujuan mitigasi adalah sebagai berikut: a. Mengurangi resiko penduduk (korban jiwa, kerusakan SDM) b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana. c. Sebagai landasan (pedoman) perencanaan pembangunan.