BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERTUMBUHAN EKONOMI

Download (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) merupakan solusi untuk ... dalam wilayah Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat dan terbentuk...

1 downloads 275 Views 159KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat membutuhkan sumber daya yang besar, dalam hal ini investasi merupakan salah satu variabel yang dapat meningkatkan pendapatan nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme multiplier investasi. Pembangunan nasional di negara-negara sedang berkembang pada umumnya masih banyak mengalami kendala dalam berbagai hal terutama yang berhubungan dengan masalah teknologi, tenaga ahli (skill) dan keterbatasan sumber dana atau modal. Berdasarkan sumber modal yang dapat digunakan untuk pembangunan, pengerahannya dapat dibedakan kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri. Modal dalam negeri terdiri dari tiga sumber yaitu tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan pajak. Adapun modal dari luar negeri dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu pinjaman luar negeri (loan dan pinjaman komersial), penanaman modal asing, dan hibah (hadiah). Berdasarkan pada sifat-sifatnya, modal asing swasta yang mengalir dari negara maju ke negara berkembang dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu penanaman modal asing (foreign direct investment), penanaman modal

1

2

portofolio (portofolio investment), dan pinjaman luar negeri (debt) yang dapat berupa pinjaman komersial atau kredit ekspor (export credits) (Sukirno, 2012: 380). Investasi merupakan salah satu hal penting bagi pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan ekonomi dalam suatu negara dan perbaikan bagi produktivitas kerja. Investasi dapat digunakan sebagai alat untuk memulihkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Tanpa investasi akan sulit melakukan ekspansi usaha. Maka penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan akan investasi. Namun ada beberapa faktor yang menghambat investor untuk menanamakan modal di suatu negara maupun di daerah, baik dari keadaan ekonomi, situasi politik, keadaan infrastruktur dan pelayanan perizinan. Diberlakukannya UU nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah menjadi babak baru dalam sejarah pemerintahan di Indonesia. Tiga misi utama dimulainya era otonomi daerah ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah serta memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002: 59). Provinsi Banten adalah salah satu daerah pemekaran yang dulu termasuk dalam wilayah Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui

3

Undang-undang No.23 Tahun 2000. Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa dan berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta serta memiliki luas sebesar 9.662,92 km2 atau sekitar 0,51 persen dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Selat Sunda di sebelah barat. Dengan demikian, Provinsi Banten mempunyai posisi yang sangat strategis yaitu sebagai jalur penghubung darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebagian wilayahnya pun yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan menjadi hinterland bagi Provinsi DKI Jakarta (BPS Provinsi Banten, 2012). Kondisi ini sangat menguntungkan bagi pembangunan perekonomian daerah karena umur Provinsi Banten yang relatif masih belia (13 tahun) tentunya sangat membutuhkan banyak dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan perekonomian daerah adalah dengan menarik investor baik PMA maupun PMDN sebanyak-banyaknya, karena dengan masuknya investasi ke daerah akan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah itu sendiri akibat dari pengaruh ganda (multiplier effects) yang dihasilkannya yaitu dari sisi permintaan dan penawaran. Pada sisi permintaan investasi akan mendatangkan pendapatan dan pada sisi pengeluaran investasi dapat meningkatan kapasitas produksi yang kemudian akan mendorong meningkatnya permintaan barang dan jasa, sehingga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru (Todaro dan Smith, 2004: 92-93). Menurut Kuncoro (2010: 183) dari sisi negara tuan rumah, hadirnya Transnational Corp (TNC) tidak hanya

4

membawa dampak terhadap modal dan keuangan, tetapi juga membawa implikasi teknologi, perdagangan dan keterkaitan, struktur dan industri dan kewirausahaan, serta kesempatan kerja. Beberapa faktor penarik investasi yang diyakini di Banten adalah karena kondisi geografis, potensi sumber daya alam, pembangunan infrastruktur yang baik, reformasi birokrasi perizinan, iklim usaha yang kondusif, pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil, dan ketersedian tenaga kerja. Tingginya kepercayaan dan minat investor baik PMA maupun PMDN dalam menanamkan modalnya di Banten dapat di lihat berdasarkan realisasi investasi tahun pengamatan 2007-2012 di mana terjadi peningkatan trend investasi yang signifikan pada tahun 2012 dengan nilai mencapai Rp14,705,521,483,376 seperti terlihat pada gambar 1.1. 16,000,000,000,000 14,000,000,000,000 12,000,000,000,000 10,000,000,000,000 8,000,000,000,000

Series1

6,000,000,000,000 4,000,000,000,000 2,000,000,000,000 0 2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Sumber : BKPMPT Provinsi Banten, 2007-2012 diolah Gambar 1. 1 Realisasi Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Banten Tahun 2007 - 2012

Trend peningkatan investasi baik PMA maupun PMDN di Banten berlanjut hingga tahun 2013 kuartal II, berdasarkan laporan realisasi investasi

5

PMA dan PMDN kuartal II tahun 2013 menurut lokasi di Indonesia yang di keluarkan oleh BKPM RI bahwa nilai realisasi investasi Banten mengalami peningkatan menjadi Rp15.300.000.000.000 artinya walaupun nilai penambahan investasi jauh lebih kecil dibanding tahun 2012 namun dari segi total peningkatan trend tetap terjaga.

Realisasi PMA

Realisasi PMDN

Sumber : BKPM RI, 2013 Gambar 1.2 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Menurut Lokasi Tahun 2013

Pada gambar 1.2 terlihat bahwa realisasi investasi PMA Provinsi Banten menduduki posisi kedua tertinggi pada tahun 2013 dengan nilai investasi US$ 1, 3 million atau 17,6 persen dari keseluruhan capaian investasi nasional di atas Provinsi DKI Jakarta yang menduduki peringkat ketiga terbesar dengan nilai investasi US$ 1,0 million atau 13,4 persen dari keseluruhan capaian investasi

6

nasional dan berada di bawah Provinsi Jawa Barat yang menduduki posisi pertama dengan nilai investasi US$ 1,6 million atau sekitar 23,1 persen dari keseluruhan capaian investasi nasional. Realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga memperlihatkan hasil yang sangat baik terhadap capaian investasi Provinsi Banten tahun 2013 yaitu berada pada posisi ketiga tertinggi realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai Rp2,3 trilyun atau 6,9 persen dari keseluruhan capain realisasi investasi nasional, berada dibawah capaian provinsi Jawa timur yang menduduki peringkat pertama dengan nilai realisasi Rp10,5 trilyun atau 31, 7 persen dari keseluruhan capaian investasi nasional dan Provinsi Kalimantan Timur dengan realisasi investasi Rp3,3 trilyun atau 9, 9 persen dari capaian investasi nasional. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2012 sebesar 5.87 persen atau naik sebesar 0,76 persen dari tahun 2011 namun capain tersebut tetap di bawah capaian nasional sebesar 6,11 persen setelah mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dari tahun 2011. Namun hal ini tidak mengganggu masuknya investor karena dalam tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012 Provinsi Banten selalu berhasil masuk dalam peringkat 10 besar daerah dengan nilai total investasi Rp74.768.397.000.000. Selain faktor penarik tersebut juga terdapat faktor pendorong masuknya investasi ke Provinsi Banten seperti biaya tenaga kerja (UMP) Banten (Rp1.042.000) yang lebih rendah dibanding DKI Jakarta (Rp1.529.150) (data BPS, 2012). Dari data tersebut terlihat bahwa perkembangan kegiatan penanaman investasi swasta PMA dan PMDN di Provinsi Banten yang dibandingkan dengan

7

Provinsi di Pulau Jawa mengalami kenaikan. Dalam rangka mendorong perekonomian daerah, peran dunia usaha dan masyarakat dalam menunjang kebutuhan investasi pembangunan yang berupa penanaman modal masih sangat perlu ditingkatkan, karena investasi mempunyai multi manfaat baik dalam rangka penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat maupun sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka perumusan masalahnya adalah besarnya potensi daerah Provinsi Banten belum mampu meningkatkan terjadinya pemerataan ekonomi pada seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten. 1.1.1 Pertanyaan penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian, yaitu. 1.

Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota terhadap investasi Provinsi Banten pada tahun 2007-2012?

2.

Bagaimanakah pengaruh infrastruktur kabupaten/kota terhadap investasi Provinsi Banten pada tahun 2007-2012?

3.

Bagaimanakah pengaruh angkatan kerja kabupaten/kota terhadap investasi di Provinsi Banten tahun 2007-2012?

1.2 Keaslian Penelitian Fokus penelitian ini untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap investasi swasta beserta beberapa variabel pendukung yakni infrastruktur dan angkatan kerja yang juga mempunyai peran penting dalam perekonomian

8

Provinsi Banten. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi investasi swasta dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1. 1 Hasil Berbagai Penelitian Sebelumnya Nomor

Peneliti

Alat Analisis

1

Wasseem (2004)

Regresi OLS model panel data statis dan dinamis

2

Ali dan Guo (2005)

Mean

3

Suneki (2006)

Regresi linier berganda

4

Read (2007) OLS

Kesimpulan/Temuan empiris Meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di negara-negara GCC (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia), hasil temuannya bahwa market size mempunyai dampak positif. Biaya tenaga kerja, berdampak negatif, tingkat keterbukaan perdagangan berdampak positif dan signifikan terhadap FDI. Meneliti tentang faktor-faktor yang menentukan dalam investasi asing langsung di China, hasil penelitian menunjukkan bahwa besar pasar adalah faktor utama bagi perusahaan Amerika untuk berinvestasi namun untuk pasar asia dan perusahaan lokal berorientasi ekspor biaya tenaga kerja yang murah menjadi alasan utamanya. Meneliti tentang determinan perilaku investasi di Jawa Tengah selama kurun waktu 1979-2002, hasil penelitiannya adalah bahwa PDRB, angkatan kerja dan infrastruktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi dalam bentuk penanaman modal dalam negeri dan suku bunga berpengaruh negatif sedangkan faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing adalah variabel PDRB, angkatan kerja dan infrastruktur berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang dan tingkat suku bunga internasional (LIBOR) berpengaruh negatif. Penelitian yang dilakukan adalah dampak investasi terhadap pembangunan negara kepulauan kecil tahun 1999-2003.

9

5

Yuliani (2008)

6

Sasana (2008)

7

Zaenuddin (2009)

Investasi yang dilakukan berbentuk teknologi baru, peningkatan keterampilan tenaga kerja dan kemampuan manajerial di 36 negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan dan produktifitas tenaga kerja semakin meningkat. Secara umum hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi asing (PMA) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Error Meneliti mengenai faktor-faktor yang Correction mempengaruhi investasi swasta di Model Provinsi DIY tahun 1977-2006 dengan menggunakan variabel PDRB, (ECM) ketersediaan infrastruktur jalan, ketersediaan tenaga kerja serta kebijakan paket deregulasi sektor riil (Pakto 1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap investasi swasta di Provinsi DIY adalah PDRB, ketersediaan tenaga kerja, dan paket kebijakan sektor riil (pemangkasan birokrasi perijinan), sedangkan faktor yang tidak signifikan adalah ketersediaan infrastruktur jalan. Kondisi ini terjadi karena total panjang jalan di Provinsi DIY mengalami penurunan yang cukup tinggi. Meneliti tentang faktor-faktor yang OLS mempengaruhi investasi swasta di Jawa Tengah, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bunga berpengaruh dan signifikan terhadap investasi asing langsung, pengeluaran pemerintah dan inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap investasi swasta di Jawa Tengah. OLS, model Meneliti tentang faktor-faktor yang Panel data mempengaruhi investasi PMA di Batam dengan menggunakan alat analisis OLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel biaya perawatan, tenaga kerja dan ekspor secara statistik berpengaruh terhadap investasi asing langsung sementara tarif sewa dan pemakaian listrik tidak berpengaruh signifikan.

10

8

Dlamini dan Masuku (2009)

9

Hendarmin (2012)

Kointegrasi dan ECM

Meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi arus masuk investasi asing langsung di Swaziland selama periode tahun 1980-2001. Hasil studi menyimpulkan bahwa 76 persen faktor yang mempengaruhi investasi asing langsung adalah keterbukaan ekonomi terhadap perdagangan luar negeri, infrastruktur, stabilitas dalam dan luar negeri serta daya tarik pasar domestik. arus masuk investasi dipengaruhi secara positif oleh stabilitas ekonomi (p< 0.05), infrastruktur (p<0.01), stabilitas ekonomi dalam negeri (p<0.01) dan keterbukaan ekonomi pasar domestik (p<0.10) Regresi data Meneliti tentang pengaruh belanja modal pemerintah daerah dan investasi swasta panel terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat di kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat selama periode 20052009. Hasil penelitian yang didapat adalah bahwa secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel belanja modal pemerintah dan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja di Kalimantan Barat. Pengujian secara individu (partial) menunjukkan bahwa koefisien belanja modal pemerintah menunjukkan nilai yang positif, tetapi tidak signifikan. Variabel belanja modal pemerintah daerah dan investasi swasta secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja di Kalimantan Barat. Pengujian secara individu (partial) menunjukkan bahwa koefisien belanja modal pemerintah menunjukkan nilai positif dan signifikan yang ditunjukkan dari nilai prob(tstatistic) 0,0039 yang lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa selama periode 2005-2009 belanja modal pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja.

11

Dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, maka penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada alat analisis yang digunakan yaitu regresi data panel dan beberapa variabel pendukung sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah digunakannya variabel Infrastruktur yang diwakili oleh realisasi belanja modal pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Banten, lokasi penelitian, data, serta periode waktu penelitian di laksanakan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah. 1.

Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota terhadap investasi Provinsi Banten pada tahun 2007-2012.

2.

Menganalisis pengaruh infrastruktur kabupaten/kota terhadap investasi Provinsi Banten pada tahun 2007-2012.

3.

Menganalisis pengaruh angkatan kerja kabupaten/kota terhadap investasi di Provinsi Banten tahun 2007-2012.

1.3.2 Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah. 1. Memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Provinsi Banten dalam membuat rumusan dan arah kebijakan yang terkait dengan peningkatan investasi. 2. Menjadi tambahan referensi bagi kegiatan akademis sehingga dapat meningkatkan kualitas penelitian tentang investasi daerah selanjutnya.

12

3. Menambah

pengetahuan

dan

wawasan

peneliti

mengenai

pengaruh

pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan angkatan kerja terhadap investasi daerah.

1.4 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terdiri dari empat bab. Bab I pengantar, yang memuat dan menguraikan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, pertanyaan penelitian, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan pustaka dan alat analisis, berisikan uraian tentang tinjauan pustaka, landasan teori serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Bab III analisis data dan pembahasan, berisi gambaran umum subjek penelitian, cara penelitian, variabel dan data yang digunakan, teknik analisis data, definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini serta pembahasan terhadap hasil analisis data. Bab IV kesimpulan dan saran, memuat kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran dalam perumusan kebijakan pembangunan manusia serta keterbatasan penelitian.