BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akulturasi Menurut Suyono, dalam Rumondor (1995: 208) akulturasi merupakan pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsur kebudayaan yang saling berhubungan atau saling bertemu. Berdasarkan defenisi ini tampak jelas dituntut adanya saling pengertian antar kedua kebudayaan tersebut sehingga akan terjadi proses komunikasi antarbudaya. Selain itu Nardy (2012) menjelaskan “ Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri”. Selanjutnya Hasyim (2011) menjelaskan bahwa akulturasi merupakan perpaduan antara kedua budaya yang terjadi dalam kehidupan yang serasi dan damai. Dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Proses akulturasi akan segera berlangsung saat seorang transmigran memasuki budaya lokal. Proses akulturasi akan terus berlangsung selama transmigran mengadakan kontak langsung dengam sistem sosio-budaya lokal. Semua kekuatan akulturatif-komunikasi persona dan sosial, lingkungan komunikasi dan 5
potensi akulturasi mungkin tidak akan berjalan lurus dan mulus, tapi akan bergerak maju menuju asimilasi yang secara hipotesis merupakan asimilasi yang sempurna. 2.1.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi akulturasi a.
Faktor Intern
-
Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
-
Adanya penemuan baru.
-
Discovery - penemuan ide atau alat baru yangsebelumnya belum pernah ada.
-
Invention - penyempurnaan penemuan baru.
-
Innovation - pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
-
Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
-
Pemberontakan atau revolusi
b.
Faktor Ekstern
-
Perubahan alam
-
Peperangan
-
Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
5
Dalam kaitannya dengan ilmu psikologi, faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
2.1.2 Bentuk – bentuk kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi Bentuk – bentuk kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi dijelaskan lebih rinci oleh Saebani (2012 : 190 - 191) adalah sebagai berikut: a. Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat , antau antar bagian dari masyarakat , dan terjadi semata –mata antara individu dari dua kelompok. Namun, unsur – unsur kebudayaan asing yang saling dipresentasikan bergantung pada jenis – jenis kelompok sosial dan status individu yang bertemu. b. Kontak dapat diklasifikasikan antara golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan. Dalam banyak kejadian , kontak antara bangsa dan suku bangsa pada mulanya lebih bersifat pada permusuhan. c. Kontak dapat timbul antara masyarakat yang dikuasai, baik secara politik maupun ekonomi. Pada negara – negara jajahan bentuk kontak seperti ini terjadi dalam suasana penindasan yang menimbulkan gerakan kontra akulturasi. Yaitu masyarakat yang dijajah berusaha memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada kebudayaan sendiri dan bergerak secara agresif 5
mengembangkan kembali cara – cara hidup lama yang bersifat mengagungkan, dan berusaha dengan jalan apaun untuk mengenyahkan penjajah. d. Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang sama besarnnya dan berbeda besarnnya. e. Kontak kebudayaan dapat terjadi antara aspek – aspek yang materil dan yang non materil dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang kompleks, dan antara kebudyaan yang kompleks dengan yang kompleks pula.
2.1.3 Masalah yang timbul oleh akulturasi Lebih jelas Saebani (2012 : 191) menguraikan akibat yang ditimbulkan oleh akulturasi yakni sebagai berikut:
a. Terjadinya perubahan cara pandang tentang kehidupan bermasyarakat dari cara lama kepada cara yang baru, misalnya silaturahmi kepada orang tua dan kerabat yang dulu harus dilakukan secara berhadap – hadapan, kini silaturahmi dapat dilakukan dalam jarak jauh, melalui telepon, pesan singkat, dan lain – lain. b. Terjadinya perubahan cara pergaulan serta semakin terbukanya hal – hal yang awalnya dianggap tabu, misalnya hubungan antarremaja yang semakin terbuka.
5
c. Terbukanya wawasan masyarakat menuju pengetahuan yang lebih luas, misalnya masyarakat menikmati hasil – hasil penemuan baru dan dapat menerapkan teknologi yang canggih. d. Perubahan mentalitas, rasa malu, dan kepiawaian masyarakat. Misalnya perempuan lebih aktif bekerja di luar rumah, berpolitik, menjadi penguasa dan pengusaha, dan mampu mengendalikan perusahaan besar yang awalnya hanya dikuasai oleh kaum laki – laki.
Dalam meneliti akulturasi, ada lima golongan masalah mengenai akulturasi, yaitu :
1. Masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan unsur-unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
3. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsurunsur kebudayaan asing.
4. Masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
5
5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
Proses akulturasi telah terjadi sejak dulu, contonya adalah hasil akulturasi yang terjadi pada Hindu – Budha . Hasil dari akulturasi Hindu-Budha terlihat dalam beberapa bidang : 1. Bidang Sosial Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta 2. Bidang Ekonomi Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia. 3. Sistem Pemerintahan Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja
5
yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku. 4. Bidang Pendidikan Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis, dan masih banyak lagi Contoh lain hasil akulturasi yang masuk ke Indonesia, yang sampai dengan saat ini terus berkembang adalah : 1.
Angpaw (Negeri Cina)
2.
Hallowen (Eropa)
3.
Thanks Giving (Eropa)
4.
Valentine (Eropa)
5. 2.1.4
Dll Hal-hal Penting Mengenai Akulturasi
Terdapat beberapa bagian yang harus diperhatikan tentang akulturasi diantaranya : 1. Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
5
Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan tentang sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka bahan itu dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode yang biasa dipakai oleh para ahli sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima yang kembali sejauh mungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan proses wawancara. Dengan demikian, seorang peneliti dapat mengetahui keadaan kebudayaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang disebut “titik permulaan dari proses akulturasi” atau base line of acculturation.
2. Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaan dan latar belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan dan unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena dalam suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luas dan kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
5
Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses akulturasi. Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan pusat untuk masuk ke dalam kebudayaan daerah, maka saluransalurannya adalah melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain.
4. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi
Unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan dalam masyarakat berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagian-bagian mana dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. Terbagi menjadi 2 reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi “progresif”. Reaksi “kolot” adalah reaksi menolak unsur-unsur kebudayaan asing, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat, kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno. Reaksi “progresif” adalah reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
5
2.2 Pengertian Etnis Etnis adalah penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis dan hubungan kekerabatan (Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang No. 40 tahun 2008). Istilah etnis menjadi sebuah kata yang tepat untuk memandang orang dari berbagai asal-usul. Lebih lanjut diungkapkan pula bahwa etnis mungkin dipertimbangkan dalam istilah kelompok apapun yang didefinisikan atau disusun oleh asal-usul budaya, agama, nasional atau beberapa kombinasi dari kategori-kategori tersebut. Pengertian - pengertian etnis membentuk pengertian kelompok etnis. Kelompok etnis merupakan sebuah kategori orang yang berbeda secara sosial karena mereka membagi sebuah jalan kehidupan dan komitmen pada segala sesuatu cita-cita, norma-norma, dan meteril yang terdapat pada jalan kehidupan. Sedangkan menurut Saebani (2012 : 158) memperkenalkan kelompok etnis sebagai “ suatu populasi yang secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan”
selanjutnya Saebani
menjelaskan ciri – ciri tertentu pada kelompok etnis yaitu : 1. Mempunyai nilai – nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan alam suatu bentuk budaya. 2. Mebentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri 3. Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
5
Suatu kelompok etnis, unit budaya akan mempersatukan pengelompokan karena keanggotaan kelompok etnis bergantung pada kemampuan kelompok memperlihatkan sifat budaya kelompoknya. 2.3 Pengertian Kebudayaan Kebudayaan merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat. Menurut Saebani (2012 : 162) kebudayaan adalah “ segala sesuatu yang dihasilkan oleh cipta, rasa, dan karsa manusia, yang bersifat lahiriah ataupun rohaniah. Budaya terbentuk dari berbagai bidang seperti, sistem agama, polotik, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. 2.3.1 Sifat dan hakikat kebudayaan Ranjabar (2013 : 33) menjelaskan tentang sifat hakikat keudayaan diantaranya : a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu, mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. c. Kebudayaan di perlakukalan oleh manusia dan di wujudkan dalam tingkah lakunya. d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajibankewajiban, tindakan-tindakan yang di terima dan di tolak, tindakantindakan yang di larang dan tindakan-tindakan yang dijinkan.
5
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya. Karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Hubungan antara kebudayaan, perilaku dan kepribadian dapat dijelaskan dalam diagram berikut ini : Gambar 1 Kebudayaan, Kepribadian dan perilaku
Kebudayaan
Masyarakat
Individu dan perilakunnya
Kepribadian
Ranjabar ( 2013 : 35)
Kekuatan pribadi seseorang bukanlah terletak pada tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, tetapi justru pada kesiapan dalam memeberikan jawaban dan tanggapan itu sendiri. Karena kepribadian merupakan suatu abstraksi individu dan tingkah lakunya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan , maka ketika aspek tersebut sangat berhubungan seperti yang digambarkan pada gambar diatas. 5
2.3.2 Sistem – sistem kebudayaan a. Sistem ekonomi Sistem ekonomi yang dilakukan pada kebudayaan adala aktivitas yang mengkombinasikan pengolahan sumberdaya alam tenaga kerja, teknologi, produksi barang dan jasa atau struktur pelayanan yang dilakukan secara terus – menerus. Sebuah kebudayaan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa, mengadakan pertukaran dan megkonsumsi barang dan jasa. b. Sistem keluarga Setiap
kebudayaan
dan
suku
bangsa
mengenal
konsep
kelurga,meskipun konsep itu berbeda-beda dari satu suku bangsa dengan suku bangsa yang lain.misalnya ada kebudayaan yang menganggap keluarga terdiri dari keluarga inti saja yakni bapak,ibu,dan saudar-saudar kandung.namun ada yang menggap keluarga terdiri dari keluarga inti yang ditambah dengan nenek,opa,tante,dan saudara sepupu lainnya.dan kemudian ada yang menyebutkan lagi kelompok keturunan yang merupakan kelompok yang mengakui memiliki keturunan yang sama merupakan satu generasi dengan satu nenek moyang. c. Sistem politik Elman seorang antropolog mengelompokan organisasi sosial dan politik dalam kebudayaan suatu masyarakat di bedakan atas empat tingkatan yaitu: (1) band,kelompok sosisal yang tidak memiliki tempat tinggal menetap atau 5
berpindah-pindah.(2) tribe,kelompok yang mempunyai kesadaran akan kebudayaan yang sama.(3) chiefdom,bentuk oprganisasi sosial politik yang berada di antara tribe dan state.kelompok ini telah mempunyai seorang kepala suku yang memiliki tugas dan fungsi,kedudukan dan wewenang dalam masyarakat. d. Sistem kontrol sosial Sistem kontrol sosial baik terencana maupun tidak terencana sering berhubungan dengan orang-orang yang di kontrol yang berbeda latarbelakang budayanya.peranan kontrol sosial adalah untuk mengawasi diri sendiri agar dalm berkomunikasi tetap memperhatikan nlai-nilai yang telah disepakati agar selalu bertindak dalam batas-batas budaya tertentu. e. Sistem manejemen kesehatan Inti dari hubungan kebudayaan dengan kesehatan yang mennjadi perhatian adalah hubungan timbal balik yang terjadi baik antara mannusia dan lingkungan alam,perilaku hidup sehat,persepsi terhadap penyakit,serta caracara dimana tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi kebudayaan melalui proses umpan balik. f. Sistem pendidikan Pendidikan merupakan salah satu institusi sosisal tempat pewarisan nilai dan norma dari satu generasi ke generasi lainnya.sistem pendidikan yang berlangsung dikalangan keluarga adalah untuk mewaariskan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi berikut. 5
g. Sisitem agama Setiap
kebudayaan
mengjarkan
kepada
masyarakat
tentang
sistem
kepercayaan terhadap wujud tertinggi.manusia mengenal beberapa tipe agama semua tipe agama itu dapat dianut oleh seluruh umat manusia di atas muka bumi sehingga agama memiliki suatu keunikan antar budaya yakni para pemeluknya yang terdiri dari berbagai suku ras dan golongan. 2.4 Pengertian Komuikasi Di dalam kehidupan sehari-hari khususnya kehidupan pasangan suami istri yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda, komunikasi memiliki peran yang sangat penting. Dengan komunikasi ini menentukan apakah hubungan pasangan ini berjalan secara harmonis atau malah sebaliknya. Nardy (2012) menjelaskan pengertian komunikasi dala dua sudut pandang yaitu: -
Pengertian komunikasi scara etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikannya.
5
-
Pengertian komunikasi secara terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication.
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya.
Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran. Dari sekian banyak pengertian komunikasiyang disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan, Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
5
Dalam definisi tesebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi ditinjau dari segi isi penyampaian pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit daripada komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.
Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan belum tentu juga menciptakan kesamaan makna, dengan kata lain mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut, proses komunikasi bisa dikatakan efektif apabila komunikator dan komunikan selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari apa yang akan dikomunikasikan. Hal ini sepadan dengan Adiansyah (2008) yang menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak komunikator dan komunikan, dan apabila bahasa yang digunakan tidak dimengerti maka proses komunikasi tidak akan terjadi.
Untuk melakukan komunikasi, Gerald R. Miller, dalam Mulyana (2000: 62) menyatakan bahwa komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang didasari untuk mempengaruhi prilaku penerima.
5
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (kounikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran ini bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegirahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Dalam kehidupan sehari-hari, tak peduli dimana kita berada, selalu berinteraksi dengan siapa dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari kelompok, ras, etnis, atau budaya lain. Berinteraksi dengan orang-orang yang berebda kebudayaan, merupakan pengalaman baru yang selalu dihadapi. Berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat popular dan pasti dijalankan dalam porgaulan manusia. Aksioma komunikasi mengatakan “Manusia selalu berkomunikasi, manusia tidak dapat menghindari komunikasi” (Liliweri, 2003:5). Esensi komunikasi terletak pada proses, yakni suatu aktifitas yang “melayani” hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu. Itulah sebabnya mengapa semua orang pertama-tama tertarik mempelajari komunikasi manusia (human communication), sebuah proses komunikasi yang melibatkan manusia pada kemarin, kini dan mungkin di masa akan datang. Komunikasi manusia itu melayani segala sesuatu, akibatnya ada pendapat yang mengatakan bahwa komunikasi itu sangat mendasar dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan proses yang universal. Komunikasi merupakan pusat dari seluruh sikap, prilaku dan tindakan yang trampil dari manusia (communication
5
involves both attitudes and skills). Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi dengan cara atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan maksud serta emosi yang dinyatakan dalam simbol-simbol dengan orang lain.
2.5 Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya sendiri atau yang biasa di sebut Intercultural Communication bukanlah suatu hal yang baru. Sejak manusia yang berbeda budaya dan kebiasaan di bumi ini mengadakan hubungan, maka komunikasi antarbudaya akan terus berlangsung. Dalam komunikasi manusia selalu dipengaruhi oleh budayanya, budaya bertanggung jawab atas semua prilaku dan makna yang dilakukan oleh si pelaku. Untuk memahami komunikasi antarbudaya perlu terlebih dahulu memahami kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat dalam Rumondor (1995: 44) menyatakan bahwa “kebudayaan merupakan dari kelakuan dan hasil prilaku manusia, tata kelakuan manusia, yang harus didapatkan dengan belajar dan semuanya itu tersusun dalam kehidupan masyarakat”. Selanjutnya , E. B. Tylor dalam Ranjabar (2013 :29) menyatakan “ Kebudayaan adalah hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan , kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadatdan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Dengan
lain
5
perkataan,
kebudayaan
mencakup
kesemuanya yang didapat atau dipelajari oleh pola – pola yang normatif, artinya mencakup segala cara – cara atau pola – pola berfikir, merasakan dan bertindak”.
Selain itu Liliweri (2011 : 9-10) menjelaskan komunikasi kedalam beberapa bagian diantaranya: 1.
Komunikasi antar budaya adalah pernyataan diri antar pribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2.
Komunikasi antar budaya merupakan pertukaran pesan – pesan yang disampaikan secara lisan , tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
3.
Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayannya.
4.
Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudyaan lain.
5.
Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk simbol yang dilakukan oleh dua orang yang bebeda latar belakang budayannya.
6.
Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalhan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu. 5
7.
Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan diantara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian infomasi itu dilakukan secara lisan maupun tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain disekitarnnya yang memperjelas pesan.
Komunikasi antar budaya sendiri sebenarnya merupakan proses komunikasi yang biasa saja, hanya saja mereka yang terlibat didalamnya mempunyai latarbelakang budaya yang berbeda, dalam komunikasi yang terjadi antara dua budaya yang berbeda itu, maka aspek budaya seperti bahasa, isyarat non verbal, sikap, kepercayaan, watak, nilai dan orientasi pikiran akan lebih banyak ditemukan sebagai perbedaan yang besar yang seringkali mengakibatkan terjadinya distori dalam komunikasi. Namun dalam masyarakat yang bagaimana pun berbeda kebudayaannya tetap saja akan terdapat kepentingan-kepentingan bersama untuk melakukan komunikasi. Walaupun komunikasi antarbudaya membahas tentang persamaan dan perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antar pelaku-pelaku komunikasi, tetapi perhatian utamanya adalah proses komunikasi antar individu-individu dan kelompokkelompok yang berbeda kebudayaanya yang mencoba untuk berinteraksi. Wan Xiao, 1997 dalam Liliweri (2003:5) mengatakan bahwa “interaksi sosial membentuk sebuah peran yang dimainkan setiap orang dalam wujud kewenangan dan bertanggung jawab yang telah memiliki pola-pola tertentu. Pola-pola itu ditegakkan dalam instirtusi sosial (social institution) yang mengatur bagaimana cara orang 5
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, dan organisasi sosial (social organization) memberikan wadah, serta mengatur mekanisme kumpulan orang-orang dalam suatu masyarakat. 2.5.1 unsur – unsur komunikasi antar budaya Unsur – unsur komunikasi antar budaya menurut Aloliliweri (2011 : 26-30) adalah sebagai berikut : a. Komunikan komunikan adalah orang yang menerima pesan dalam komunikasi antar budaya. Dalam komunikan antar budaya diharapkan untuk lebih perhatian dalam merespon dan menerjemahkan pesan yang disampaikan. Tujuan komunikan ini akan tercapai apabila si komunikan menerima pesan dari rekan komunikannya dan memperhatikan (attention) serta menerima pesan secara menyeluruh (comprehension). Dua hal tersebut adalah aspek yang sangat pentinng, dimana seorang komunikan akan berusaha untuk memperhatikan secara seksama agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, sedangkan comprehension adalah penggambaran secara lengkap sehiggga mudah dipahami dan dimengerti oleh komunikan.
b. pesan/simbol Dalam berkomunikasi pesan berupa hala – hal yang berisi tentang, gagasan , ide dan perasaan yang dikirim oleh komunikator kepada komunikan. Sedangkan simbol adalah suatu bnetuk penyampaian pesan tersebut 5
berlangsung. Seperti, kata – kata yang diucapkan atau ditulis (verbal), atau simbol non verb. l yang diperagakan melalui gerakan anggota tubuh, warna, gambar, pakaian, dan lain sebagainnya. c. media Dalam proses komunikan antar budaya, media merupakan tempat. Saluran yang menjadi tempat untuk melalui pesan. Saluran yang dilewati oleh pesan dikirim melalui media tertulis misalnnya surat, telegram, faks. Juga media cetak lainnya seperti buku, majalah surat kabar dan laian – lain. Begitu pula untuk media elektronic seperti televisi, radio, video, film dan lain sebagainnya. d. efek / umpan balik Seorang komunikator mengkomunikasikan pesan kepada rekan komunikannya dengan harapan agar fungsi komunikasi tersebut tercapai. Tujuannya tidak lain adalah memberikan informasi, menjelaskan tentang sesuatu, menghibur. Setelah seseorang berkomunikasi umpan balik atau efek adalah hala yang sangat diharapkan oleh sang komunikator dari sang komunikan. Umpan balik berupa tanggapan terhadap isi pesan yang telah disampaikan. Tanpa umpan balik maka komunikator dan komunikan tidak bisa memahami ide,gagasan yang terkandung dalam pesan tersebut. Reaksi umpan balik yang disampaikan pula dapat berupa reaksi verbal yang langsung menanggapi pesan tersebut dengan mengungkapkan secara langsung dengan kata –kata apakah menerima atau menolak pesan yang 5
disampaikan. Sedangkan untuk reaksi non verbal dapat dinyatakan dengan anggukan kepala tanda seseorang setuju serta menggelengkan kepala tanda tidak setuju dalam penerimaan pesan tersebut. e. Suasana Faktor penting dalam komunikasi antar budaya adalah suasana atau biasa di kenal dengan tempat dan waktu berkomunikasi. Ketika komunikasi antar budaya berlangsung maka waktu yang berkaitan dengan suasana terrsebut dapat berupa jangka pendek/panjang, jam, hari, minggu, bulan, tahun yang tepat untuk bertemu saat akan berkomunikasi. Sedangkan unutk tempat dapat berupa rumah, kantor dan lain sebagainnya yang berpengaruh terhadap komunikasi antar budaya. f. Gangguan Gangguan dalam komunikasi antar budaya adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat dalam proses komunikasi tersebut. Gangguan yang sering terjdi menyebabkan pesan yang disampaikan akan berbeda dengan yang diterima oleh sang kominikan. Gangguan yang terjadi pada komunikasi antar budaya berupa gangguan komunikan, pesan/simbol, media, efek/umpan balik dan suasana. Selanjutnya Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan: 5
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan. 2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama 3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita. 4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara. 2.5.2 Fungsi – fungsi komunikasi antar budaya Selain unsur – unsur dalam komunikasi antar budaya terdapat pula fungsi – fungsi komunikasi antar budaya, seperti yang dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
5
Gambar 2. Fungsi – fungsi komunikasi antar budaya
Integrasi Sosia Fungsi
Kognitif
Pribadi
Identitas Sosial Melepaskan diri/jalan keluar
Fungsi komunikasi
Fungsi
Pengawasan
Sosial
Menjembatani Sosialaisasi Menghibur
Aloliliweri (2011 : 36)
a. Fungsi Pribadi Fungsi pribadi merupakan fungsi yang ditujukan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu. Contoh fungsi pribadi seperti,
5
- Menyatakan identitas sosial Dalam berkomunikasi terdapat beberapa perilaku yang digunakan untuk menytaakan identitas seseorang. Perilaku tersebut dapat kita lihat melalui tindakan berbahasa baik secara verbal maupun non verbal oleh seorang individu. Dari perilaku berbahasa atau berkomunikasi tersebut dapat diketahui asal – usul seseorang baik agama, suku dan tingkat pendidikannya. Contoh; seperti oarang jawa ysng selalu membungkukan kepala ketika bertemu dengan atasannya sebagai wujud rasa hormat. Tidak hanya itu, contoh dalam perilaku beragama, dapat dibedakan orang yang beragama katolik dan beragama islam yang dilihat dari berbagai macam sudut pandang yang ada. Semua perilaku tersebut sebagai contoh yang menyatakan latar belakang seseorang. - Menyatakan integrasi sosial Konsep integritas sosial adala menerima kesatuan dan persatuan antar pribadi, kelompok namun tetap mengakui perbedaan – perbedaan yang yang sudah dimiliki. Seseoarang yang melakukan komunikasi antar budaya harusnya saling menerima antar sesama, sehingganya ketika orang tersebut memperoleh atau berinteraksi dengan seseorang yang berbeda budaya dapat menerima budaya orang lain tersebut dimana, komunikan tersebut melakukan hal yang sebaliknnya yaitu menerima dengan baik perbedaan budaya yang 5
terjadi.
Sehinggan
par
akomunikator
dan
komunikan
dapat
meningkatkan integritas sosial atas relasi mereka. - Menambah pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Banyak hal yang dapat dipelajari dari kebudaan yang lainnya, sehingga fungsi komunikasi antar budaya ini saling melengkapi, para komunikan dapat bertukar pikiran sehingga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dengan mudah namun tetap pada syariat dan keyakinan masing – masing. - Melepaskan diri / jalan keluar Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang simetris. Hubungan yang selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku dari yang lain. Dalam hubungan ini, perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya. b. Fungsi Sosial 5
- Pengawasan Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi
antarbudaya
fungsi
ini
bermanfaat
untuk
menginformasikan perkembangan tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda. - Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
- Sosialisasi nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada
5
masyarakat lain. Sehingga masyarakat dapat mengerti tentang perbedaan yang ada, dan mereka akan saling menghormati satu sama lainnya.
- Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Seperti yang sering disaksikan pagelaran – pagelaran kesenian yang menghibur, bukan hanya para turis lokal tapi menarik pula untuk turis mancanegara.
2.6 Unsur-unsur Kebudayaan Koentjaraningrat dalam Rumondor (1995 : 45) menyatakan ada tujuh unsure kebudayaan yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan di dunia atau kebudayaan pranata meneyeluruh cultural universal dalam system nilai, yaitu: 2.6.1
Bahasa
Bahasa merupakan alat untk berkomunikasi antara yang satu dan lainnnya. Amelia (2012) menjelaskan “Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok social untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Dengan berbahasa seseorang akan mengerti apa yang disampaikan atau diperintahkan oleh orang lain, perbedaan bahasa yang ada di seluruh dunia diakibatkan oleh manusia itu sendiri yang menjadikan bahasa sebagai
5
kebutuhan dalam berkomunikasi dalam kelompok tertentu. Mulyana (2011 : 267) menjelaska 3 fungsi bahasa diantaranya adalah: 1. Untuk mengenal dunia disekitar kita Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui dan mempelajari apa yang ada dalam sekitarnya. Seseorang dapat berbagi cerita ataupun pengalaman pada masa lalu maupun pengetahuan yang akan dating. 2. Berhubungan dengan orang lain Seseorang
dalam
lingkungannya
menggunakan
bahasa
untuk
dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dilakukan karena untuk memenuhi kebutuhan. 3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Seseorang yang mampu berbahasa dengan tutur kata yang baik akan disegani oleh orang lain pula. Berbahasa yang baik akan menciptakan suasana yang nyaman di lingkungan sekitar serta dapat memmahami tentang kehidupan sekitar pula. Kemampuan berkominikasi denag orang lain tergantung tidak hanya pada bahasa yang sama dan makna yang sama namun juga pada pengalaman serta makna yang sama yang diberikan pada kata - kata. Semakin jauh perbedaan antara bahasa yang kita gunakan dalam berkomunikasi, maka semakin sulit bagi kita untuk mencapai pengertian. Selanjutnya Amalia (2012) menjelaskan Sifat atau ciri bahasa itu sendiri antara lain, adalah :
5
1. Bahasa adalah sebuah system : Sebagai sebuah system, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola : tidak tersusun secara acak, secara sembarang. Sedangkan sistemis artinya, bahasa itu bukan merupakan system tunggal, tetapi tersiri juga dari sub-sub system / system bawahan 2. Bahasa berwujud lambang :Lambang atau simbol tidak bersifat langsung dan alamiah. Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung. Karena itu lambang sering disebut bersifat arbiter, yang dimaksud dengan arbiter adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. 3. Bahasa berupa bunyi 4. Bahasa bersifat arbitrer : Kata arbitrer diartikan sewenang-wenang, berubahubah, mana suka. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambing bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambing tersebut atau bisa juga diartikan dengan tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. 5. Bahasa itu bermakna : Bahasa itu mempunyai makna, karena lambinglambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau pikiran.
5
6. Bahasa bersifat konvensional : Artinya semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konfensi bahwa lambing tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. 7. Bahasa bersifat unik : Unik artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Bisa menyangkut system bunyi, system pembentukan kata, system pembentukan kalimat, atau system-sistem lainnya. 8. Bahasa bersifat universalrtinya, ada cirri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di Dunia ini. Cirri-ciri yang universal ini merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang biasa dikaitkan dengan cirri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain. 9. Bahasa itu bervariasi : Ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu. Untuk situasi formal digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar, untuk situasi informal digunakan ragam yang tidak baku atau ragam nonstandard. 10. Bahasa bersifat produktif : Maksudnya, meskipun unsur-unsur itu terbatas, tapi terdapat di luar satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif sesuai dengan system yang berlaku dalam bahasa. 11. Bahasa bersifat dinamis : Karena keterkaitan dan keterikatan bahasa dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya manusia tidak tetap dan tidak berubah. 5
dalam manusianya kegiatan
12. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial 13. Bahasa merupakan identitas penuturnya
Dalam kehidupan kelompok tidak hanya bahasa yang saling berbeda tapi juga budaya, budaya yang ada di Indonesia sangatlah beragam sehingga menciptakan oerbedaan bahasa yang beragam pula. Jhonson dalam Morissa (2013 : 266) mengemukakan enam asumsi atau aksioma mengenai perspektif bahasa dalam budaya, Seperti : 1. Semua komunikasi terjadi dalam struktur budaya 2. Semua individu memiliki pengetahuan budaya lisan yang digunakan individu untuk berkomunikasi. 3. Dalam masyarakat multicultural terdapat suatu ideology bahasa yang dominan yang pada gilirannya menggantikan atau memarjinalkan kelompok – kelompok budaya lainnya. 4. Anggota dari kelompok budaya yang terpinggirkan tetap memiliki pengetahuan mengenai budaya asli mereka selain pengetahuan budaya dominan. 5. Penggunaaan budaya dipelihara dan ditukarkan kepada orang lain namun akan selalu berubah. 6. Ketika sejumlah budaya hidup berdampingan maka masing – masing budaya itu akan saling mempengaruhi.
5
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa keberadaan masyarakat transmigran jawa yang ada di kecamatan Boliyohuto saling berpengaruhi. Keberadaan masyarakat jawa yang menjadi transmigran tidak hanya memberikan perubahan berupa pengetahuan kemampuan berbahasa serta kesenian dan lain sebagainnya juga telah menjadi konsumsi antar kedua masyarakat berbeda etnis ini begitu pula sebaliknya. Pada awalanya di rasakan banyak hambatan namun seiring barjalannya waktu proses ini semakin mapan dan menjadikan budaya baru, dimana masyarakat tersebut mamahami lebih dari satu bahasa atau yang di sebut bilingual serta keseragaman budaya 2.6.2
Sistem pengetahuan
Bagi kehidupan manusia pengetahuan sangat berkaitan dengan kebutuhan hidup sehari – hari. Dari generasi ke generasi manusia memanfaatkan tradisi dan pengalaman sebagai pengetahuan dasar untuk memproduksi segala macam jenis kebutuhan sehari – hari 2.6.3
Organisasi sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Terbentuknya sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian
5
timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Aturan – aturan yang di jalani merupakan aturan yang mencakup rumusan bersama yang telah disepakati melalui sebuah pertemuan – pertemuan khusus yang telah direncanakan sebelumnnya. Aturan yang telah dibuat seharusnya:
1. Diketahui Norma ataupun aturan yang telah ada pada suatu organisasi harus diketahui oleh seluruh anggota organisasi itu pula, untuk memperlancar jalannya roda oraganisasi. Setiap organisasi memiliki aturan tersendiri yang disesuaikan dengan jenis organisasi yang dijalankan. Untuk mengetahui aturan tersebut pengurus menempel pada
organisasi menyampaikan pengumuman atau
pada dinding agar dapat dilihat dan dibaca apabila
terlupakan.
2. Dipahami dan dimengerti Aturan yang telah ada diperoleh melalui kesepakatan bersama, di musyawarakan bersama dengan seluruh anggota maupun pengurus yang ada. Setiap isi pada peraturan tersebut benar – benar dipahami dan dimengerti oleh seluruh anggota, agar supaya dapat dijalankan dengan baik. Dalam penetapan setiap aturan selalu di jelaskan secara rinci agar masyarakat yang merupakan anggota dapat memahami dengan jelas.
5
3. Ditaati
Mentaati sebuah aturan adalah hal yang diwajibkan, karena aturan tersebut telah diketahui dan dipahami sebelumnya. Setelah aturan dibuat maka dibuat pula ganjaran bagi yang melanggar aturan tersebut, sehingganya wajib bagi seluruh anggota untuk menaati aturan yang ada
4. Dihargai Organisasi sosial yang ada pada masyarakat sangat bervariasi, sehingga aturan yang diterapkan pun berbeda antara satu dan yang lainnya, aturan tersebut harus dihargai karena merupakan pondasi suatu organisasi. Tidak adanya suatu penghargaan menbuat organisasi tersebut hancur dn bubar. Organisasi sosial masyarakat seperti yang telah dijelaskan didirikn untuk mempererat tali silaturahmi dan untuk meningkatkan pengetahuan baik berupa agama, pertanian dan lain sebagainnya. Beberapa organisasi sosial masyarakat memiliki keterkaitan dengan pemerintah setempat atau yang sifatnya lembaga, sehingga sistem yang ada diatur berdasarkan kesepakatan yang ada pada pemerintah, selanjutnya adapula organisasi masyarakat yang sifatnya non lembaga. Organisasi ini erdihasilkan dari kesepakatan masyarakat setempat dipatuhi dan dijalankan oleh masyarakat itu sendiri. Organisasi sosial kemasyarakatan ini juga di atur dalam
5
Undang – undang Republik Indonesia tentang Organisasi Kemasyarakatan, yang tercantum dalam Bab I pasal I yang berbunyi: “ Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan kegiatan dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainnya tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila”. Beberapa organisasi sosial yang ada pada masyarakat Contonya, organisasi keagamaan berupa Majelis Ta’lim, rukun duka, ceramah – ceramah agama, pengajian, Remaja Masjid dan lain sebagainnya. Selanjutnya organisasi yang berbasis pertanian berupa Kelompok tani Desa, kelompok – kelompok pengembangan pangan dan lain – lain. Semua organisasi tersebut lahir dari hasil kesepakatan bersama oleh masyarakat terrsebut dengan tujuan agar dapat meningkatkan silaturahmi dan pengetahuan yang lebih. 2.6.4
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup yang sering dipakai oleh masyarakat pada umumnya di bidang pertanian sangatlah sederhana, pada zaman dahulu peralatan tersebut hanyalah peralatan yang terbuat dari kayu dan besi. Dalam hal membajak maupun memanen dan lain sebagainya. Namun dewasa ini begitu banyak jenis – jenis peralatan pertanian yang sangat modern seperti adanya tractor serta mesin untuk memanen padi. Secara umumnya, perkembangan teknologi yang ada dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi para petani. Namun, terdapat pula 5
perkembangan alat – alat teknologi yang memberikan dampak negatif bagi penggunanya. Seperti adanya warung internet (warnet) yang dengan mudahnya seluruh pengguna baik kalangan orang dewasa atau anak – anak dapat mengakses dengan mudahnya berbagai macam hal termasuk pornografi. Sesuai dengan perkembangan, pengaruh adanya internet telah memberikan dampak yang negatif karena memberikan tempat yang leluasa kepada anak – anak untuk melakukan hal – hal yang telah melewati batas. Tidak hanya itu, dalam setiap warmet memfasilitasi anak – anak untuk dapat bermain games secara on line, tentunya hal ini sangatlah menarik dengan harga yang cukup murah seorang anak dapat duduk berjam – jam untuk bermain games. Dengan melihat keadaan ini psikologi anak pun semakin parah, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya anak yang bolos sekolah hanya untuk dapat duduk berjam – jam di sebuah warung internet. 2.6.5
Sistem mata pencaharian hidup
Arti sistem mata pencaharian itu sendiri, berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, sistem mata pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu
-
Sistem Pengertian sistem ada tiga yaitu:
1. Sekelompok bagian (alat, dsb) yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu.
5
2. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan, dsb. Yang disusun dan diatur dengan baik 3. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu.
-
Mata Pencaharian Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan (sumbu
atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari. Melihat penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Berikut ini terdapat beberapa contoh pekerjaan yang pada umumnya dilakukan oleh masyarakat, yaitu: 1. Bertani Bertani merupakan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat, pekerjaan yang dilakukan dalam bertani adalah proses disaat mulai membersihkan sawah sampai proses panen, bertani mendatangkan keuntungan tersendiri bagi para buruh tani. Pekerjaan ini telah diwariskan secara turun – temurun dari generasi ke genarasi.
2. Beternak
Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara-negara berternak
5
merupakan suatu seni tersendiri. Beternak secara tradisional sebagai suatu mata pencaharian pokok yang dikerjakan dengan cara besar-besaran. Banyak hasil yang akan diperoleh dalam beternak. Contohnya beternak sapi, dalam beternak
sapi
seorang peternak tidak hanya dapat menjual sapai tersebut namun dapat mengembangkan sumber penghasilan lainnya. Seperti, memeras susu sapi, sehingga susu tersebut dapat dijual, selanjutnya dapat menjual kulit sapi yang dapat dijadikan berbagai macam jenis kerajinan. Tidak hanya itu, kotoran sapi pun saat ini dapat diinovasikan sebagai bahan bakar gas yang dapat diolah dengan menggunakan alat – alat teknologi yang canggih.
3. Bercocok tanam (berkebun) Bercocok tanam diladang merupakan suatu bentuk mata pencaharian manusia menetap, pada jaman dahulu banyak manusia purba yang berpindah – pindah tempat untuk melakukan cocok tanam. Pemerintah biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal, susunan kelompok pekerja serta hubungan antara mereka dalam berladang, teknologi dan cara-cara produksi, masalah pembagian, distribusi dan penjualan hasil-hasil ladang. Bercocok tanam masuk kedalam unsur sistem mata pencaharian hidup karena bercocok tanam dilakukan untuk mencari atau memenuhi kebutuhan pangan dan dalam perkembangannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri saja tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka guna melangsungkan hidup. Selain itu bercocok tanam juga merupakan suatu ide,
5
gagasan, peraturan, dan sejenisnya sehingga merupakan perwujudan kebudayaan dan sebagai suatu aktivitas serta tindakan dalam masyarakat. Keahlian dalam bercocok tanam merupakan sesuatu yang hebat dalam proses perkembangan kebudayaan manusia sehingga peristiwa itu disebutnya suatu revolusi kebudayaan. Bercocok tanam tidak terjadi begitu saja tapi muncul dengan cara berangsur-angsur diberbagai tempat didunia. Usaha bercocok tanam yang pertama mungkin bisa dilihat dengan kegiatan mempertahankan tumbuhan-tumbuhan dari serangan binatang serangga atau burung dan juga membersihkan tumbuhan atau rumput yang merusak. Didalam bercocok tanam terdapat pola-pola atau cara-cara dalam bercocok tanam dan juga muncul peralatan-peralatan yang digunakan sebagai pendukung peralatan dan hal – hal tersebut merupakan hasil dari pemikiran manusia itu sendiri yang mereka peroleh dari pengetahuan, kebiasaaan atau kemampuan, kepercayaan, kesenian maupun adat istidat yang diperoleh masyarakat melalui alam, meskipun untuk saat ini perkembangan alat untuk perkebunan semakin canggih, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil bertanam (perkebunan) untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. 4.
Nelayan Nelayan merupakan rutinitas masyarakat dalam menangkap ikan yang berasal
dari laut, sungai dan lain sebagainya. Banyak orang yang mencari nafkah dari pekerjaan ini. Namun dewasa ini proses penangkapan yang dilakukan mengganggu ekosistem laut maupun sungai. Karena, proses pengkapan ikan yang tidak wajar yang dilakukan oleh para nelayan.
Dalam mata pencaharian mencari ikan (nelayan). 5
Pemerintah menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti, sumber alam, modal, tenaga kerja, teknologi produksi dan konsumsi distribusi dan pemasaran. Hal – hal yang berkaitan dengan sumber alam dan modal, menyangkut daerah-daerah tertentu dalam sungai, danau atau laut dan lain - lain. Hal yang terpenting dalam soal modal adalah hak milik atas alat-alat menangkap ikan, jerat, jala, dan yang terpenting adalah perahu dan alat-alat berlayar. Soal tenaga kerja, menyangkut seperti usaha gotong royong dan cara-cara mengerahkan tenaga untuk menangkap ikan bersama-sama. Soal teknologi produksi menyangkut banyak hal, misalnya cara menangkap ikan, memelihara alat-alat perikanan, dan lain – lain. Soal distribusi dan pemasaran, menyangkut hal-hal yang ada hubungannya dengan cara pengawetan ikan dan penjualan serta pendistribusian pada pasar – pasar. 2.6.6
Sistem religi
Sistem religi sangatlah jelas pada unsur kebudayaan karena hal ini berhubungan dengan keyakinan atau agama seperti Tuhan, surga, neraka, dewa, roh halus, upacara keagamaan dan sebagainya. Keaneka ragaman agama yang dianut menjadikan budaya tersendiri, bahkan dibeberapa tempat menjadi objek wisata bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. 2.6.7
Kesenian
Bangsa yang memiliki berbagai macam etnis akan menghasilkan beragam kesenian yang berbeda dan sangat unik yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut seperti seni suara, seni rupa, seni musik, seni tari, seni patung dan sebagainya. Ciri
5
khas yang dimiliki oleh setiap daerah menjadi objek wisata yang mendatangkan pendapatan bagi daerah itu sendiri.
5