BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin

2.1.1 Pengertian Motor Bakar Torak Bensin Motor bakar torak bensin merupakan salah satu jenis motor bakar yang ... Gambar II-2 Siklus Otto Ideal...

147 downloads 675 Views 701KB Size
         

BAB II

 

LANDASAN TEORI

     

2.1  

 

Motor Bakar Bensin

2.1.1 Pengertian Motor Bakar Torak Bensin Motor bakar torak bensin merupakan salah satu jenis motor bakar yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Bensin itu sendiri merupakan bahan bakar yang mudah terbakar dan mudah menguap. Kecepatan pembakaran biasanya berkisar antara 15-20 m/detik, temperatur udara meningkat hingga 1500oC (1773 K) serta tekanannya mencapai kisaran 30-40 kg/cm2 (0,03-0,04 N/m2) (Bahan Kuliah Mesin Bensin dan Diesel/ME-3352, 2006). Motor bakar torak bensin banyak digunakan di bidang otomotif. Dengan kata lain, banyak digunakan sebagai penggerak bagi berbagai jenis kendaraan. Motor bakar torak bensin atau lebih dikenal dengan sebutan motor bensin, umumnya digolongkan ke dalam 2 jenis, yakni motor bensin 2 langkah dan motor bensin 4 langkah. Adapun salah satu motor bensin 4 langkah yakni motor bensin Toyota Corona Tipe 12R.

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah Motor bensin 4 langkah, disebut demikian karena terjadi 4 langkah proses dalam setiap siklus. Mulai dari langkah hisap, langkah penekanan atau kompresi, langkah pembakaran hingga langkah pembuangan. Adapun setiap langkah pada satu siklus dapat digambarkan dalam bentuk diagram, yakni berdasarkan proses dan

II-1  

   

besaran-besaran tertentu yang terlibat di dalamnya. Berikut adalah penjelasan  

tentang siklus motor bakar torak bensin.    

Siklus udara volume konstan (siklus Otto), dapat digambarkan dengan

diagram P dan V seperti terlihat pada (Gambar II-1).            

Gambar II-1 Diagram P vs V ( http://www.scribd.com/doc/87631191/Diagram-P-V-Otto-2-Dan-4-Langkah)

Keterangan:  0-1 = Langkah Isap  1-2 = Langkah Kompresi, terjadi kenaikan tekanan  2-3 = Pembakaran, kalor masuk dari letikan bunga api listrik oleh busi  3-4 = Langkah Kerja volume membesar, torak bergerak ke TMB  4-1 = Pengeluaran Kalor sisa  1-0 = Langkah Buang, torak kembali ke TMA

Karena siklus Otto ideal ini merupakan sistem tertutup, maka ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu (1) mengabaikan perubahan energi kinetik dan potensial, dan (2) tidak ada kerja yang timbul selama proses perpindahan kalor.

II-2  

             

Gambar II-2 Siklus Otto Ideal (http://tutorialteknik.blogspot.com/2011/05/siklus-otto-ideal.html)

       

2.1.3 Prinsip Kerja Motor Bakar Torak Bensin Motor bakar bekerja dengan gerakan torak bolak-balik (translasi). Motor bensin bekerja menurut prinsip 4 langkah dan 2 langkah. Yang dimaksud dengan istilah ‘langkah’ di sini adalah perjalanan torak dari titik mati atas ke titik mati bawah atau sebaliknya. Daya atau tenaga yang menggerakan torak tersebut diperoleh dari tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara. Kemudian gerakan bolak-balik dari torak diubah ke dalam bentuk gerak berputar (rotasi) oleh poros engkol. Gerak putaran poros engkol inilah yang merupakan output dari motor bakar torak bensin, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mekanis, salah satunya untuk menggerakkan kendaraan.

a.

Motor Bensin 4 Langkah Pada motor bensin 4 langkah, setiap siklus terdapat 4 langkah/proses. Setiap

proses tersebut terjadi dalam silinder secara bergantian, seiring dengan gerak translasi torak. Berikut adalah gambar skema gerakan torak pada motor bensin 4 langkah.

II-3  

                 

 

Gambar II-3 Skema Gerakan Torak 4 langkah   (http://gudangartikelpendidikan.blogspot.com/2011/10/prinsip-kerja-motor-bakartorak-2-dan-4.html) Langkah Masuk/Isap: Torak bergerak ke bawah, katup masuk membuka, katup buang tertutup, terjadilah penurunan tekanan dalam silinder selama torak bergerak ke bawah, sehingga campuran bahan bakar udara mengalir ke dalam silinder melalui katup masuk, campuran bahan bakar udara datang dari karburator. Langkah Kompresi: Pada saat torak berada pada titik mati bawah, katup masuk tertutup dan torak bergerak kembali ke atas, katup buang tertutup pada saat torak bergerak ke atas. Campuran bahan bakar udara dikompresikan dan apabila torak telah mencapai titik mati atas, campuran dikompresikan sekitar seperdelapan dari isinya. Langkah Usaha / Kerja: Ketika torak telah mencapai titik mati atas, campuran bahan bakar udara dibakar dengan dipicu oleh letikan bunga api listrik yang dihasilkan dari busi. Pembakaran ini mengakibatkan kenaikan tekanan hingga mencapai 30-40 kg/cm2 (0,03-0,04 N/m2) dan mengakibatkan torak terdorong kembali ke bawah.

Langkah Buang: Gas sisa pembakaran dikeluarkan dari dalam silinder, torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas, katup buang membuka.

II-4  

   

b.

Motor Bensin 2 Langkah  

Pada dasarnya prinsip kerja motor bensin adalah sama, proses intake,  

compression, power, exhaust hanya saja pada motor bensin 2 langkah semua proses   hanya dilakukan dalam 2 langkah (upward dan downward) torak. Berikut adalah   gambar skema gerakan torak pada motor bensin 2 langkah.

         

Gambar II-4 Skema Gerakan Torak 2 Langkah (http://eckonopianto.blogspot.com/2010/03/prinsip-kerja-mesin-2-tak-twostrike.html)

Langkah Petama (Upward Stroke): Merupakan langkah kompresi, di mana torak bergerak ke atas, campuran bahan bakar udara dimampatkan dan kemudian dibakar pada saat torak telah mencapai titik mati atas. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan (vacuum) pada crankcase, sehingga campuran bahan bakar udara dari karburator mengalir ke dalam crankcase. Langkah Kedua (Downward Stroke): Merupakan langkah usaha, torak didorong ke bawah oleh tekanan pembakaran, campuran bahan bakar udara di dalam crankcase dikompresikan bila torak menutup lubang pemasukan. Pembilasan: Pembilasan berlangsung bila torak melewati titik mati bawah, campuran bahan bakar udara akan mengalir dari crankcase melalui saluran bilas ke dalam silinder mengeluarkan gas sisa pembakaran.

II-5  

   

2.2

Sistem Bahan Bakar  

 

2.2.1 Sistem Bahan Bakar Bensin  

Sistem bahan bakar adalah penyimpan dan penyuplai bahan bakar ke

silinder mesin dalam bentuk campuran yang mudah terbakar. Campuran antara    

bahan bakar dengan udara pada perbandingan dan jumlah yang tepat pada kondisi pengoperasian yang tepat. Berikut adalah gambar rangkaian sistem bahan bakar

 

(Gambar II-5).    

 

Gambar II-5 Rangkaian Sistem Bahan Bakar Pada Kendaraan (Bahan Kuliah Mesin Bensin dan Diesel/ME-3352, 2006)

Adapun komponen sistem bahan bakar bensin terdiri dari : 1.

tangki bahan bakar

2.

pipa penyalur bahan bakar

3.

pompa bahan bakar

4.

saringan bahan bakar

5.

komponen sistem bahan bakar uap atau sistem emisi evaporativ

6.

komponen sistem saluran masuk udara (saringan udara, sistem saluran pemanas udara)

II-6  

         

7.

penyemprot bahan bakar atau karburator

8.

kontrol cuk

9.

saluran hisap

10. komponen sistem kontrol gas buang

     

2.2.1.1 Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar   (bensin). Tangki bahan bakar harus ditempatkan pada posisi yang aman, tangki

biasa   dipasang pada bagian samping belakang dari kendaraan atau sisi luar dari  

ruangan penumpang.

Gambar II-6 Tangki Bahan Bakar (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 63)

2.2.1.2 Pipa Penyalur Bahan Bakar Pipa penyalur bahan bakar ditempatkan di antara tangki bahan bakar, pompa bahan bakar dan karburator. Pipa penyalur bahan bakar berfungsi sebagai saluran untuk memindahkan bahan bakar dari tangki ke karburator. Pipa penyalur bahan bakar menghubungkan tangki bahan bakar, pompa, saringan, dan karburator. Pipa II-7  

   

penyalur dibuat dari pelat baja atau dari tembaga. Ada pula yang dibuat dari bahan  

karet sintetis atau bahan plastik, agar terjadi pelenturan antara bodi dan mesin.                

Gambar II-7 Pipa Penyalur Bahan Bakar (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 64)

2.2.1.3 Saringan Bahan bakar Beberapa jenis saringan bahan bakar yang digunakan pada kendaraan adalah sebagai berikut. 1. Saringan kasa dari plastik, kawat tembaga, atau kuningan dipasang pada tabung saluran dari tangki bahan bakar. 2. Saringan berlubang dari logam atau plastik yang dipasang pada pipa pengisi bahan bakar pada tangki. 3. Saringan yang halus, pengumpul air dan endapan yang tertangkap sebelum masuk ke pompa. 4. Saringan penyalur yang dapat diganti pemasangannya ke beberapa sistem, antara pompa bahan bakar dan karburator. 5. Saringan kecil juga dapat dipasang pada penyambung saluran masuk karburator.

II-8  

                     

Gambar II-8 Saringan Bahan Bakar (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 66)

2.2.1.4 Pompa Bahan Bakar Ada dua jenis pompa bahan bakar yang sering digunakan pada mesin mobil. 1. Pompa mekanik, yang secara normal dipasang di samping mesin dan diaktifkan atau digerakkan oleh suatu poros eksentrik pada camshaft. 2. Pompa elektrik, dapat dipasang pada penyalur bahan bakar, kebanyakan dipasang pada bodi atau rangka yang tertutup ke tangki atau pada dinding pembatas dalam ruang pemisah mesin. Dapat juga dipasang di sebelah salah satu sisi tangki bahan bakar. Pompa elektrik digerakkan oleh aliran arus listrik ke pompa jika mesin berputar atau diputar.

II-9  

                     

Gambar II-9 Pompa Bahan Bakar (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 67)

2.2.1.5 Saringan Udara Saringan udara atau filter secara normal ditempatkan pada bagian atas dari karburator. Tepatnya pada pada mulut saluran masuk pada karburator. Biasanya saringan udara terdiri dari sebuah elemen dan rumah (housing).

Gambar II-10 Saringan Udara (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 69)

II-10  

                     

Gambar Error! No text of specified style in document.-1 Jenis-jenis Saringan Udara (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 70)

Elemen filter dibuat dari bahan yang sangat porous atau berpori-pori sehingga udara dapat bebas melaluinya. Beberapa kendaraan saat beroperasi kondisinya sangat berdebu. Debu secara cepat dapat menyumbat elemen yang berpori sehingga disisni perlu adanya saringan udara atau “penyaring oli”. Berikut adalah fungsi dari saringan udara. 1. Membersihkan udara yang masuk ke mesin melalui saringan atau filter dari debu-debu yang ada melekat pada dinding-dinding elemen dan partikel-partikel lainnya yang dapat mengakibatkan perusakan. 2. Untuk mencegah nyala balik dari busi pada mesin. Untuk mengurangi kebisingan dari udara yang masuk ke karburator atau saluran hisap.

II-11  

   

2.1.1.1 Karburator  

Karburator dipasang pada saluran hisap (inlet manifold) secara normal di

 

tengah dan satu sisinya pada samping mesin. Pada mesin jenis V yang di tengah  

dipasang di antara silinder-silinder.    

Karburator berfungsi sebagai tempat bercampurnya bahan bakar bensin dengan udara menjadi bentuk campuran seperti kabut, dan lebih mudah dibakar.

 

Karburator dipasang pada saluran hisap. Sebuah gasket digunakan untuk mencegah   keluar dari salurannya dan blok penyekat biasanya dipasang untuk menyekat udara

atau  menghambat perpindahan panas dari mesin ke karburator.  

Gambar Error! No text of specified style in document.-2 Kontruksi Karburator (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 71)

II-12  

   

2.1.1.2 Klep dan Tuas Pengontrol Cuk  

1. Pengontrol Cuk Secara Manual

   

Posisi katup cuk pada karburator dikontrol oleh pengemudi dengan mengoperasikan sebuah tombol yang dipasang pada papan

   

panel, cuk ke karburator dengan sebuah kabel yang dinamakan kabel Bowden. 2. Pengontrol Percepatan

   

Pedal throttle mengontrol kecepatan

dari

mesin dengan

menempatkan jumlah campuran udara dan bensin yang dimasukkan ke    

silinder mesin. Peadal gas dai sebelah sisi kanan dari lantai kendaraan di bagian pengemudi. Pedal gas yang oleh sopir dengan kanan ini dihubungkan ke karburator dengan tuas dan batang penarik atau kabel. Selama pedal gas ditekan, tuas membuka katup percepatan dalam karburator.

Gambar Error! No text of specified style in document.-3 Cuk dan Pengontrol Katup (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 72)

II-13  

   

2.1.1.3 Saluran Masuk  

Saluran ini dinamakan juga saluran hisap atau inlet manifold yang

 

menghubungkan karburator ke kepala silinder. Saluran ini menyalurkan campuran  

bahan bakar dan udara ke masing-masing ruang pembakaran. Pencabangan saluran  

hisap dirancang untuk memberikan kesamarataan dan aliran yang tetutup ke  

masing-masing silinder. Seringkali, saluran dipanaskna lebih dahulu oleh gas buang

 

atau mesin pendingin untuk memanaskan campuran udara dan bensin yang akan masuk ke silinder.    

 

Gambar Error! No text of specified style in document.-4 Saluran Masuk (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 73)

Inlet manifold secara normal dipasang pada kepala silinder dengan baut dan mur sebagai penguncinya. Kedua manifold dan kepala silinder mempunyai permukaan yang rata dan halus. Sebagai perapatnya maka antara kedua permukaan tersebut secara normal dipasang sebuah gasket.

II-14  

   

2.1.2 Karakteristik Bahan Bakar    

2.1.2.1 Bensin (Gasoline)  

Bensin adalah bahan bakar cair yang diperoleh dari hasil destilasi minyak

bumi.   Dimana unsur terpenting dalam bensin adalah adanya kandungan Hidrogen  

(H) dan Karbon (C), atau disebut Hidrokarbon. Agar memiliki sifat yang dapat memenuhi unsur bahan bakar, maka dicampurkan berbagai bahan additive.

 

 

 

Sifat-sifat Utama Bensin

 

a) Mudah menguap pada temperatur normal b) Mampu melarutkan minyak c) Memiliki kemampuan menahan knocking d) Titik nyala rendah e) Berat jenis 0,6 s/d 0,78 f) Nilai kalor 9.500 s/d 10.500 kCal/kg (39710000-43890000 Joule/kg) g) Meninggalkan sedikit sisa karbon pembakaran Sifat yang dibutuhkan bensin sebagai bahan bakar umumnya adalah a, b, c, dan d (Bahan Kuliah Mesin Bensin dan Diesel/ME-3352, 2006). Angka Oktan (Octane Number) Angka oktan adalah bilangan yang menunjukkan rentang ketahanan suatu bahan bakar terhadap Detonasi (Knocking). Bensin dengan angka oktan yang tinggi memiliki sifat tidak mudah mengakibatkan Detonasi pada mesin. Kemampuan suatu bahan bakar bensin dapat ditingkatkan dengan menambah zat kimia anti-knock agent, seperti Tetraethyl lead. Bensin yang mengandung zat ini disebut Ethyl-gasoline. Bensin premium memiliki angka oktan antara 78 s/d 80. Sedangkan bensin dengan nilai oktannya diatas angka tersebut dinamakan High octanegasoline.

II-15  

   

Semakin tinggi perbandingan kompresi suatu mesin, maka semakin    

tinggi juga nilai oktan bahan bakar yang harus digunakannya. Namun nilai oktan yang tinggi bila digunakan pada mesin dengan

 

perbandingan kompresi yang rendah tidaklah menguntungkan.

   

Campuran Udara dengan Bensin (Air-Fuel Mixing)

 

 

Perbandingan campuran dalam satuan berat antara udara dengan  

bensin disebut Air-Fuel Ratio. Untuk mendapatkan pemuaian udara hasil

 

pembakaran dengan tekanan yang tinggi di dalam ruang bakar, maka bensin dicampur dengan oksigen. Secara teoritis, nilai perbandingan berat campuran adalah 15 : 1, dalam kenyataan di lapangan perbandingan tersebut dapat berubah tergantung dari beban/putaran mesin. Tabel di bawah ini menggambarkan perbandingan campuran dalam berbagai kondisi, antara lain:

Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Perbandingan Campuran Bahan Bakar

Kondisi Kerja Mesin

Perbandingan Berat UdaraBensin

Mesin mulai hidup

5:1

Putaran mesin idling

11 : 1

Bila tenaga maksimal mulai diperlukan

12 ~ 13 : 1

Pemakaian ekonomis

16 ~ 18 : 1 (Bahan Kuliah Mesin Bensin & Diesel /ME-3352)

II-16  

   

Pembakaran  

Pembakaran terjadi apabila campuran udara dan bensin yang telah

   

dimampatkan diberi letikan bunga api dari busi, peletikan api tersebut diberikan beberapa derajat menjelang torak mencapai TMA.

 

Akibat peletikan tersebut pembakaran dimulai terhadap bahan bakar  

yang berdekatan dengan elektroda busi, dan menyebar ke seluruh bahan

 

bakar yang berada dalam ruang bakar, proses rambatan pembakaran ini    

membutuhkan selang waktu secara konstan untuk menyelesaikan keseluruhannya. Kecepatan pembakaran adalah 15 s/d 20 meter/detik disebut Rate of flame propagation (M. Munir dan Nana Suryana, 2006).

 

Derajat saat pembakaran statis, adalah pemberlakuan pembakaran yang diatur saat kedudukan poros engkol beberapa derajat menjelang TMA pada putaran mesin tertentu. Contoh :  Pada mesin Toyota Tipe 4K, saat pembakaran statisnya adalah 8o sebelum TMA, pada putaran mesin 750 rpm (putaran idling)  Pada mesin Toyota Tipe 12K, saat pembakaran statisnya adalah 8o sebelum TMA, pada putaran mesin 550 rpm (putaran idling) Karena proses pembakaran membutuhkan waktu yang konstan, namun apabila terjadi peningkatan putaran dari putaran idling ke putaran yang lebih tinggi, maka dibutuhkan derajat pembakaran yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan putaran saat idling. Dengan maksud agar saat selesai proses membakar pada putaran tinggi akan sama dengan saat putaran idling.

II-17  

   

2.2

Sistem Pendinginan (Cooling System)  

 

Pemindahan panas dari komponen-komponen ke udara bebas dilakukan oleh cairan pendingin atau udara pendinginan. Cairan pendingin mengalir karena   yang panas naik dan cairan yang dingin turun. cairan  

         

Gambar Error! No text of specified style in document.-5 Radiator (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 137)

Pada saat ini digunakan pompa peredaran sehingga lebih efektif, jaket air, selang air dan radiator mempunyai ukuran yang lebih kecil sehingga blok silinder, kepala silinder dan lainnya lebih ringan. Pompa cairan yang diputarkan oleh sebuah sabuk V dari poros engkol untuk menjaga terjadinya peredaran. Thermostat adalah sebuah katup yang bekerja karena panas yang membuka saluran ke radiator bila motor mencapai temperatur kerja. Pemanasan kepada temperatur kerja normal terjadi secara cepat karena hanya cairan dalam water jacket yang dipanaskan, kipas pendingin menambah aliran udara melalui radiator yang dibutuhkan bila mobil berjalan pada kecepatan rendah atau berhenti dengan motor tetap berputar. Cairan yang dingin dari radiator nantinya akan mengalir ke bagian kepala silinder dan juga bagianbagian dengan temperatur tinggi seperti ruang bakar, dudukan-dudukan katup dan komponen lainnya.

2.3

Sistem Pengapian (Ignition System) Sistem pengapian menimbulkan arus dan tegangan listrik tinggi yang

mencukupi untuk memproduksi loncatan bunga api listrik di antara elektroda busi

II-18  

   

dan membakar campuran bahan bakar dan udara. Loncatan bunga api listrik harus  

diberikan pada silinder yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dengan pengapian  

battery, tegangan battery adalah tegangan rendah (8~12 V) dan dinaikkan sampai 5000-15000 Volt. Sistem pengapian battery umumnya dipergunakan untuk mesin   sistem   2 dan 4 langkah pada mobil. Dengan sistem magnet tegangan tinggi timbul dalam magnet dan karena

   

sistem bekerjanya bebas dari battery atau generator. Pengapian magnet dipergunakan di antaranya pada traktor, vespa (kendaraan roda dua, dan peralatan  

penggerak mesin).    

Gambar Error! No text of specified style in document.-6 Sistem Pengapian Motor Bensin (Bahan Kuliah Mesin Bensin dan Diesel/ME-3352, 2006)

2.3.1 Pengapian Battery Sistem pengapian ini meliputi sumber arus listrik (battery/accumulator atau generator), kunci kontak, koil, distributor, busi dan kabel tegangan tinggi. Dalam aliran tegangan rendah, arus datang dari sumber listrik melalui kunci kontak dan koil selanjutnya ke contact point di dalam distributor. Dari terminal

II-19  

   

tegangan tinggi koil, pengapian selanjutnya ketutup tengah distributor, kemudian  

dibagi oleh rotor ke busi dalam urutan pengapian.  

Tegangan tinggi menimbulkan pengapian koil yang mempunyai dua lilitan, lilitan primer dan lilitan sekunder. Keduanya membeliti sekeliling suatu   inti.  Jika contact point menutup, arus mengalir melalui lilitan sekunder dan inti

   

menjadi magnet. Medan magnet menurun dengan sangat cepat apabila contact point terbuka dan dengan medan magnit berubah induksi tegangan tinggi dalam lilitan primer, tenaga magnetik berubah menjadi tenaga listrik. Tegangan dapat naik  hingga 25.000 Volt.  

2.3.2 Distributor  

Tutup distributor dan lengan rotor dibuat dari bahan isolasi dengan sekelilingnya metal penghubung. Arus tegangan tinggi disalurkan ke silinder dalam urutan yang benar sesuai urutan pengapian. Mesin 4 silinder segaris mempunyai urutan pengapian 1-3-4-2 atau 1-2-4-3. Contact point ditempatkan pada plat dudukan contact point, bagian bergerakdari titik kontak terosilasi dari plat contact point dan poros pada bantalan isolasi. Menempatkan contact point adalah diikat baut pada plat dan massa. Cam ditempatkan pada poros distributor yang bekerja di rumah distributor. Cam mempunyai banyak hubungan sesuai dengan jumlah silinder mesin dan berputar setengah putaran dari kecepatan mesin. Distributor

umumnya

diputar

dari

poros

hubungan. Pengapian dikontrol oleh governor advancer yang terpasang pada poros distributor di bawah cam dan vacuum advancer yang dipasang pada rumah distributor.

Gambar Error! No text of specified style in document.-7 Kontruksi Distributor (Daryanto, 1999, Reparasi Mesin Mobil hal. 121)

II-20  

   

2.3.3 Koil & Kondensor  

Lilitan tegangan rendah terdiri atas 100-300 lilitan dari kawat tembaga  

yang relatif besar. Sedangkan lilitan tegangan tinggi terdiri atas 15.000-25.000   dari kawat berukuran kecil. Lilitan diisolasi lagi pada setiap lilitan, pada inti lilitan

dan  pembungkus baja. Inti adalah tersusun dari plat-plat yang tipis yang terbuat  

dari baja lunak. Tegangan dari lilitan tegangan tinggi dapat membangkitkan sekitar 25.000

 

Volt. Tegangan magnet pada rangkaian lilitan tegangan tinggi tergantung pada  

jarak antara elektroda busi, tekanan kompresi, dan temperatur campuran bahan   dan udara. Harga tegangan yang normal adalah 5.000-15.000 V. Terminal bakar  

tegangan rendah bertanda (+) dan (-), sehingga itu memungkinkan untuk menghubungkan ke koil dengan benar, kesalahan hubungan membuat aliran pengapian salah arah melalui busi. Hasil tegangan yang menghendaki nyala api berlebih membuat 50% lebih tinggi daripada koil yang terhubung dengan baik. Kondensor normalnya terbuat dari dua jalur bahan koil, di antara keduanya terisolasi dengan kertas. Gulungan koil ditutupi dengan sebuah pembungkus, satu dari koil berhubungan dengan pembungkus kondensor. 2.3.4 Busi Tugas busi adalah menghubungkan pengapian ke ruangan pembakaran serta memberi celah di mana bunga api ditimbulkan. Tekanan tinggi, temperatur tinggi dan tegangan pengapian tinggi semuanya dipakai busi untuk muatan berat. Fungsi busi ialah untuk mengadakan pengapian (letikan bunga api listrik) yang diperlukan untuk pembakaran campuran uadara dan bahan bakar pada motor, karena itu ia terpasang pada kepala silinder, busi hanya dipakai untuk motor bensin.

II-21