BAB II LANDASAN TEORI A. PRESTASI BELAJAR A. PENGERTIAN PRESTASI

Download besar informasi yang terdapat dalam buku teks yang diajarkan oleh gurunya ... Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya se...

1 downloads 696 Views 305KB Size
BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Belajar dilakukan oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak, dengan dibantu atau tanpa bantuan orang lain. Belajar itu tidak hanya didapatkan di sekolah tetapi dari lingkungan tempat tinggal kita akan belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dimana dalam belajar ini akan terlihat berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal faktafakta yang tersaji dalam membentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anakanaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks yang diajarkan oleh gurunya (Syah, 2010:87- 89).

14

15

Prestasi belajar menurut Depdiknas, merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) di dalam pembelajaran (jurnal, Mursid, 2012:6). Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan (jurnal, Atmoko, 2013:5-6). Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2012:216). Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (jurnal, Cahyandaru, 2013:30). Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat penulis pahami prestasi belajar adalah penilaian terhadap keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah

16

dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya. b. Teori-teori Belajar Beberapa teori belajar yang terkenal yaitu: a) Classical Conditioning Teori belajar ini mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. yang penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang kontinyu, dan yang diutamakan belajar yang secara otomatis. b) Koneksionisme Proses belajar menurut Thorndike melalui proses trial and eror dan law of effect, dijelaskan sebagai berikut: a. Trial and eror yaitu Manusia atau organism jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat cobacoba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien.

17

b. Law of effect adalah Segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. c) Teori Psikology Gestalt Belajar menurut psikologi Gestalt dapat dibagi dua, yaitu: a. Dalam

belajar

faktor

pemahaman

atau

pengertian

(insight)

merupakan faktor yang penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. b. Dalam belajar, pribadi atau organism memegang peranan yang sentral.

Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistik

belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2010:90-101). c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid, dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

18

a) Faktor Internal adalah: a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. yang termasuk faktor ini adalah: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a. Faktor intelektif yang meliputi: 1. Faktor potensial adalah kecerdasan dan bakat. 2. Faktor kecakapan nyata adalah prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan,

minat,

kebutuhan,

motivasi,

emosi,

dan

penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. a. Faktor Eksternal adalah: a) Faktor sosial yang terdiri atas: 1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

19

c) Faktor lingkungan fisik, seperti : fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Ahmadi & Supriyono, 2013:138). Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dijelaskan di atas, maka dapat penulis beri kesimpulan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh faktor jasmani, faktor psikologis, faktor

kematangan fisik dan psikis, dan faktor lingkungan spiritual atau keagamanan. b. Motivasi a) Motivasi Motivasi adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasakan seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberikan kekuatan, diarahkan, dan dipertahankan (King, 2014:64). Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keadaan internal organisme (individu), yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi berperan sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (jurnal, Nurseto, 2010:84).

20

Defenisi motivasi menurut para ahli: 1.

Menurut Jamaris, motivasi sebagai suatu tenaga yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya.” Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga yang membuat individu bergerak dan memilih untuk melakukan suatu kegiatan dan mengarahkan kegiatan tersebut ke arah tujuan yang ingin dicapainya” (jurnal, Dastumi, 2015:16).

2.

Menurut Clayton Alderfer (dalam Hamdu & Agustina, 2011:83) motivasi adalah kecendrungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

3.

Djaali (2014:101) mengemukakan motivasi adalah

keadaan yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. 4.

Nursyamsi (2003:114), motivasi merupakan suatu faktor yang terdapat di

dalam

diri

individu,

yang

membangkitkan,

mengelola,

mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh individu, dengan kata lain motivasi mengacu kepada faktor yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

21

Shaleh (2009:183-184) mengemukakan motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen, yaitu: 1. Menggerakkan yaitu dimana motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. 2. Mengarahkan yaitu motivasi mengarahkan tingkah laku. 3. Menopang artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. b) Macam-macam Motivasi Menurut

Woodworth

dan

Marquis

(Shaleh,

2009:193-194).

menggolongkan motivasi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat atau tidur. 2. Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar. Motivasi ini timbul, jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Jadi motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena perangsang dari luar. 3. Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan ke pada objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi,

22

manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif. Ada dua macam-macam motivasi : 1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Kegiatan belajar mengajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. 2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang karena adanya perangsangan dari luar. Kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajar sendiri Ciri-ciri Motivasi. Menurut Johnson, Schwitzgebel dan Kalb( Djaali, 2014:109) mengatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.

Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

2.

Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.

3.

Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

23

4.

Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5.

Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6.

Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencari apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Orang yang bermotivasi tinggi punya ciri-ciri tersendiri di

antaranya yaitu: 1. Optimis, mereka yakin apa yang dilakukan akan berhasil. Rasa optimis ini penting untuk dimiliki karena akan meningkatkan semangat untuk memberikan yang terbaik. Keyakinan ini membuat mereka beraktifitas dengan sepenuh hati. 2. Berani menerima tantangan, orang yang termotivasi berani untuk menerima tantangan. Melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Mencoba sesuatu yang baru. Tentu saja tantangan yang diterima ini bersifat positif. Bukan menerima tantangan untuk tawuran atau pesta minuman keras. 3. Mandiri dan bertanggung jawab, bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan adalah ciri lain dari orang yang termotivasi. Mereka bisa bekerja tanpa harus diperintah

24

dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang mungkin terjadi dari apa yang dikerjakan sudah siap mereka terima. 4. Punya gairah hidup, senyum dan semangat itulah yang mudah terlihat dari orang yang bermotivasi tinggi. Gairah hidupnya menyalanyala seperti api yang membakar kayu. Perjalanan hidup ini mereka jalani dengan langkah pasti. Semangat terus. Mereka punya seribu alasan untuk mengerjakan sesuatu sementara orang yang tidak punya motivasi akan mencari seribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu. 5. Memiliki cita-cita, keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah cita-cita. Mereka selalu punya cita-cita yang dijadikan target dalam melangkah. Setelah satu cita-cita tercapai, citacita lain sudah menunggu untuk dikejar. Target mereka jelas sehingga tahu kemana langkah kaki akan menuju. 6. Dikejar waktu, mereka seakan-akan selalu sibuk dengan aktifitas. Banyak hal yang harus mereka kerjakan jadi mereka seperti dikejar waktu. Tak ada waktu untuk melakukan aktifitas sia-sia apalagi perbuatan tak berguna. 7. Kreatif, jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang yang punya motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui. Mereka tidak berhenti melangkah ketika ada tembok tinggi menjulang yang menghadang. Mereka akan mencari cara untuk bisa melewati

25

tembok tersebut. Kreatifitas akan muncul dan menjadi ciri khas mereka dalam bekerja. 8. Menikmati hidup, enjoy aja, mereka menikmati hidup ini dengan cara selalu mensyukuri apa yang diterima. Meskipun itu belum sesuai dengan harapan. Mereka lapang dada menerima kenyataan yang ada. Tidak perlu mengeluh apalagi bersumpah serapah ketika harapan belum jadi kenyataan. Terima saja itu sebagai bagian dari proses perjalanan hidup. 9. Berfikir positif, selalu berpandangan positif dalam memandang persoalan. Mereka mengutamakan prasangka baik. Dengan begitu hati mereka tidak terkotori oleh prasangka yang bisa menghambat mencapai cita. 10. Mencari hikmah, apapun yang terjadi diambil hikmahnya saja. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Mereka belajar untuk memperbaiki diri dari kegagalan yang terjadi. Selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa. Ambilah hikmah itu dan jadilah orang yang lebih baik (http://akhmadfarhan.com/ciri-ciri-orang-bermotivasi-tinggi/ 15-12-2016 14:26 wib). c) Motivasi Dalam Islam Mujib dan Mudzakir (2002:244) mendefenisikan Motivasi adalah akumulasi daya

dan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk

mendorong, merangsang, menggerakan, membangkitkan dan memberi

26

harapan pada tingkah laku. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kuantitas maupun kualitas. Shaleh (2009:196-197) menjelaskan dalam Al-Qur’an ditemukan beberapa statement yang baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan beberapa bentuk dorongan yang mempengaruhi manusia, dorongan-dorongan yang dimaksud berbentuk instingtif dalam bentuk dorongan naluriah, maupun dorongan terhadap hal-hal yang memberikan kenikmatan. Dalam surat ArRum: 30 menjelaskan:

                           Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Ruum: 30) Pada ayat di atas menekankan sebuah motif bawaan dalam wujud fitrah, sebuah potensi dasar. Potensi dasar yang memiliki makna sifat bawaan, mengandung arti sejak diciptakan manusia memiliki sifat bawaan yang

27

menjadi pendorong untuk melakukan berbagai macam perbuatan, tanpa disertai dengan peran akal, sehingga terkadang manusia tanpa disadari bersikap dan bertingkah laku untuk menuju pemenuhan fitrah. Potensi dasar dapat mengambil wujud dorongan-dorongan naluriah di mana pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang di dalam hal ini biasa juga disebut naluri, yaitu: 1. Dorongan naluri mempertahankan diri Naluri mempertahankan diri ini terwujud secara bologis dalam wujud dorongan untuk mencari makanan jika lapar, menghindar diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, dan mencari perlindungan untuk hidup aman. 2. Dorongan naluri mengembangkan diri Naluri mengembangkan diri sendiri juga merupakan sebuah potensi dasar manusia. Dorongan ingin tahu dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia makin maju dan makin tinggi. 3. Dorongan naluri diri mempertahankan jenis Manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga jenisnya ataupun keturunannya tetap berkembang dan hidup. Dorongan nafsu ini diantara lain terjelma dalam adanya perjoodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak-anak, (Shaleh 2009:198-203)

28

Dari ketiga bagian naluri tersebut, maka setiap kebiasaan, tindakan dan sikap manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Jadi menurut teori naluri ini, untuk melihat motivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. c. Kegiatan Ekstrakurikuler a) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Suryosubroto (2009:286-287) menjelaskan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan, kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolahsekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan proses untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misal kegiatan olah raga, kesenian, pramuka, PMR, dan berbagai macam keterampilan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang di lakukan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

29

Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatankegiatan

yang dapat

intrakurikuler penalaran

menunjang dan dapat

mendukung program

yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan

siswa,

keterampilan

melalui

hobi

dan

minatnya

serta

pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler. Beberapa defenisi kegiatan ekstrakurikuler menurut para ahli: 1. Menurut Ambo Elo Adam dan Ismail Tolla, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah sebagai penunjang pendidikan formal yang berlangsung di dalam sekolah. 2. Menurut Nawawi mengartikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah pengalaman langsung yang dikendalikan oleh sekolah untuk membentuk pribadi seutuhnya (jurnal, Djafri, 2008:137). Dari beberapa defenisi yang dijelaskan di atas dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam pelajaran dan tujuannya untuk menambah pengalaman, dan pengetahuan selain beajar tatap muka di kelas. Untuk mendapat pengetahuan tidak hanya belajar di dalam kelas atau antara murid dengan guru, tetapi di luar pembelajaran di kelas juga dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.

30

b) Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Amir Daien dalam buku proses belajar mengajar di sekolah (Suryosubroto, 2009:288-290), kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua bagian yaitu: bersifat rutin dan bersifat periodik: 1.

Kegiatan bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara terus-menerus, seperti: latihan bola volley, sepak bola, dan bulu tangkis, sedangkan

2.

Kegiatan eksrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sata, misal lintas alam, kemping, dan pertandingan olahraga. Menurut Oteng Sutisna dalam buku proses belajar mengajar di

sekolah, bahwa banyak klub dan organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa di antaranya adalah seni music atau karawitan, drama, olah raga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seorang penasehat seorang guru yang bertanggung jawab tentang mata pelajaran yang serupa. Ada juga organisasi-organisasi lain yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub piknik, pramuka, dan PMR. biasanya semua klub dan organisasi itu menpunyai penasehat dan program kegiatan disetujui oleh kepala sekolah.

31

Adapun jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi: a. Pramuka sekolah, b. Olah raga dan kesenian, c. Kebersihan dan keagamaan sekolah, d. Tabungan pelajar dan pramuka (tapelpram), e. Majalah sekolah, f. Warung atau kantin sekolah, g. Usaha kesehatan sekolah. c) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Kegiatan ekstrakurikuler haru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. D. Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Shaleh (2009:183) mengemukakan motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Suryosubroto (2009:287),

32

mengemukakan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilakukan oleh sekelompok siswa di luar struktur program umumnya. Dimana dalam kegiatan ekstrakurikuler ini anak lebih mengembangkan bakat yang dimiliki atau potensi yang dimilikinya didalam program umum. Di lingkungan sekolah, siswa-siswa itu sangat aktif dengan kegiatan di luar kelas dan terlalaikan program yang wajib untuk dilakukan, misalnya dalam kegiatan belajar di dalam kelas, karena sedang asyik-asyiknya siswa tersebut tidak masuk kelas dan berperan aktif dalam organisasi tersebut. Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2012:216). Pelaksanaan kegiatan ini merupakan proses pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut, kegiatan yang dilakukan siswa

diluar

sekolah, ia bisa mengembangkan potensi non akademik untuk penyaluran potensi yang dimilikinya. Biasanya pengembangan potensi peserta didik hanya dengan tatap muka di dalam kelas saja, dan akhirnya peserta didik tersebut tidak bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki. Siswa pada awalnya tidak mengetahui potensi yang di milikinya, dengan adanya kegiatan yang di lakukan selain di dalam kelas siswa ini mengetahui berbagai macam keahlian yang di milikinya. Siswa ini yang pada awalnya tidak mengetahui potensi apa yang dia miliki, dengan melakukan berbagai macam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tersebut maka ia akan mengetahuinya.

33

Prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa motivasi siswa yang tinggi untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan jarang mengikuti pembelajaran dalam kelas atau PBM di kelas dan akhirnya prestasinya mungkin akan menurun. E. Penelitian Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yang berjudul “Hubungan motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam ” yaitu sebagai berikut:adalah : a. Penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang yang Bernama

Imanudien Setia Budi judul penelitian adalah “Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMA Negeri Se-Kota Pekalongan

34

Tahun 2013”. Hasil penelitian ini adalah motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Se-kota Pekalongan tergolong tinggi dengan presentase skor sebesar 69.56%. b. Penelitian mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Handoko Cahyandaru, yang judul penelitiannya adalah: “Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta”. Hasil penelitiannya adalah Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. c. Penelitian dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Music Fakultas

Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Ameliana Dastumi, judul penelitiannya adalah “Minat Dan Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Music Di Smp Negeri 1 Sleman”. Dari hasil penelitian yang sudah diketahui hasilnya tersebut, maka diharapkan sekolah sebaiknya lebih memotivasi siswa agar minat dan motivasi siswa semakin meningkat sehingga siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik lebih banyak lagi.

d. Penelitian mahasiswa Prodi Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Surabaya yang bernama

Zahrotun Nafi’ah yang judul

penelitiannya adalah “Hubungan Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas

35

VIII SMP Negeri 1 Mojokerto”. Hasil penelitiannya adalah adanya Hubungan Positif dan Signifikan antara Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Mojokerto. e. Penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Defri Hardianus,

judul

penelitiannya

adalah

“Hubungan

Kegiatan

Ekstrakulikuler dengan Prestasi Belajar Siswa SMK Perindustrian Yogyakarta”. Hasil penelitiannya adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan ekstrakulikuler terhadap prestasi belajar siswa di SMK Perindustrian Yogyakarta. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, bahwa telah banyak penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar yang mengungkap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Namun nampaknya belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang: hubungan motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari subjek, variabel, dan lokasi penelitian. Karena itu penelitian ini belum pernah dilakukan dan dipertanggung jawabkan keaslianya.

36

F. Kerangka Konseptual Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagaimana yang diuraikan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori dan konsep yang mendukung, maka dapat diungkapkan kerangka konseptual penelitian yang menggambarkan pengaruh antara variabel bebas (motivasi siswa kegiatan ekstrakurikuler) dan variabel terikat (prestasi belajar) sebagai berikut : Siswa SMAN 3 Lubuk Basung

Motivasi berprestasi dalam Kegiatan ekstrakurikuler Karakteristik individu memiliki motivasi

Prestasi belajar

Nilai rapor

berprestasi tinggi: 1. Menyukai tugas tanggung jawab pribadi. 2. Tujuan yang realistis tetapi menantang. 3. Situasi atau pekerjaan yang memperoleh umpan balik 4. Bekerja sendiri dan bersaing 5. Menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Tidak mencari uang dan status.

Bagan 1: Hubungan Motivasi Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar

37

Berdasarkan bagan 1 di atas bahwa ciri-ciri orang yang bermotivasi tinggi ada enam yaitu Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi, memilih tujuan yang realistis tetapi menantang, mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik, senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain, mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, dan tidak tergoda untuk sekedar mendapatkan uang dan status. Kemudian dari penjelasan bagan 1 yang di atas, dapat di lihat bahwa siswa yang memiliki motivasi mengikuti ekstrakurikuler bagaimana prestasi belajarnya. Dengan demikian akan dapat diketahui bagaimana hubungan antara motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung. G. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H0 =

Tidak ada Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa di SMAN 3 Lubuk Basung, Kab. Agam.

Ha = Ada

Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa di SMAN 3 Lubuk Basung, Kab. Agam