BAB. VI PEMBIDANGAN HUKUM - Memuliakan Hukum

pembidangan hukum berdasarkan isinya / kepentingan yang diatur hukum hukum privat hukum publik hukum perdata dalam arti luas hukum perdata dalam arti ...

21 downloads 712 Views 2MB Size
BAB. VI PEMBIDANGAN HUKUM

I. ISTILAH



Istilah lain dari Pembidangan Hukum : Klasifikasi Hukum, Lapangan Hukum, penggolongan Hukum



Pembidangan hukum, membicarakan t ent ang keanekaragaman hukum dilihat dari berbagai aspek.

Tertulis BENTUKNYA

Tidak Tertulis Privat

ISINYA Publik HUKUM Materiil FUNGSINYA Formil

TEMPAT BERLAKUNYA

Domestik

Internasional

PEMBIDANGAN HUKUM BERDASARKAN BENTUKNYA

HUKUM dipergunakan

NEGARA BANGSA / ABAD PECERAHAN

identik PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Berasal dari tradisi SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL / CIVIL LAW

TERTULIS

karakter

Setiap Orang Mendapatkan Jalan Masuk (Akses) Yang Sama Kedalam Hukum Pengetahuan Orang Mengenai Hukum Senantiasa Bisa Dicocokan Kembali Dengan Yang Telah Dituliskan, Sehingga Mengurangi Ketidakpastian Memberikan Banyak Kemudahan Untuk Melakukan Pembuatan, Perubahan Dan Pengembangan Hukum Menjalankan fungsi sebagai social engginering

HUKUM Berasal dari tradisi

SISTEM HUKUM ANGLO SAXON – COMMON LAW

dikukuhkan

• KEPUTUSAN KEPALA ADAT • KEPUTUSAN PENGADILAN

TIDAK TERTULIS

karakter

• Mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat • Lebih sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat • Kurang dapat mewujudkan nilai dasar kepastian hukum • Menjalankan fungsi sebagai sosial kontrol

PEMBIDANGAN HUKUM BERDASARKAN ISINYA / KEPENTINGAN YANG DIATUR

HUKUM

HUKUM

HUKUM

PRIVAT

PUBLIK

HUKUM PERDATA DALAM ARTI LUAS

HUKUM PERDATA DALAM ARTI SEMPIT

HUKUM DAGANG

MENGATUR HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DENGAN NEGARA

MENGATUR LEMBAGA KENEGARAN DALAM KEADAAN PASIF

MENGATUR LEMBAGA KENEGARAN DALAM KEADAAN AKTIF

HUKUM PIDANA

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM ADM. NEGARA

HUKUM EKONOMI

SISTEMATIKA KUH PERDATA / BURGERLIJK WETBOEK

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

TENTANG ORANG

HUKUM PERKAWINAN

BERBAGAI PERATURAN YANG MENGATUR TENTANG SUBJEK HUKUM HUKUM AGRARIA

TENTANG BENDA

UU hak tanggungan

TENTANG PERIKATAN

TENTANG PEMBUKTIAN DAN DALUWARSA

HIR / R.bG

SISTEMATIKA KUHD / WETBOEK van KOOPHANDLE

BUKU KESATU : DAGANG PADA UMUMNYA. BAB II

: PEMBUKUAN.

BAB III : BEBERAPA JENIS PERSEROAN BAB IV : BURSA PERDAGANGAN, MAKELAR DAN KASIR. BAB V

: KOMISIONER, EKSPEDITUR, PENGANGKUT DAN JURAGAN KAPAL YANG MENGARUNGI SUNGAI-SUNGAI DAN PERAIRAN PEDALAMAN.

BAB VI : SURAT WESEL DAN SURAT SANGGUP (ORDER). BAB VII : CEK, PROMES DAN KWITANSI ATAS-TUNJUK. BAB VIII: REKLAME ATAU TUNTUTAN KEMBALI DALAM HAL KEPAILITAN. BAB IX : ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN PADA UMUMNYA. BAB X

: ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN TERRADAP BAHAYA-BAHAYA KEBAKARAN, TERHADAP BAHAYA-BAHAYA YANG MENGANCAM HASIL PERTANIAN YANG BELUM DIPANENI, DAN TENTANG PERTANGGUNGAN JIWA.

BUKU KEDUA : HAK-HAK DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI PELAYARAN. BAB I : KAPAL-KAPAL LAUT DAN MUATANNYA BABII : PENGUSAHA-PENGUSAHA KAPAL DAN PENGUSAHA PENGUSAHA PERKAPALAN. BAB III : NAKHODA, ANAK BUAH KAPAL DAN PENUMPANG. BAB IV : PERJANJIAN KERJA-LAUT. BAB V : MENCARTERKAN DAN MENCARTER KAPAL. BAB VA : PENGANGKUTAN BARANG-BARANG. BAB VB : PENGANGKUTAN ORANG. BAB VI : TUBRUKAN KAPAL. BAB VII : KAPAL YANG KARAM, KANDAS, DAN PENEMUAN BARANG-BARANG DI LAUT. BAB VIII : Bab ini memuat pasal-pasal 569-591 dan telah dihapus dg. S. 1933-47jo. S. 1938-2. BAB IX : ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN TERHADAP BAHAYA-BAHAYA DI LAUT DAN BAHAYA-BAHAYA PERBUDAKAN. BAB X : PERTANGGUNGAN TERHADAP BAHAYA-BAHAYA PADA PENGANGKUTAN DIDARAT DAN DISUNGAI-SUNGAI DAN PERAIRAN PEDALAMAN. BAB XI : AVARIJ. BAB XII : HAPUSNYA PERIKATAN-PERIKATAN DALAM PERDAGANGAN LAUT. BAB XIII : KAPAL-KAPAL DAN ALAT-ALAT PELAYARAN YANG BERLAYAR DI SUNGAI-SUNGAI DAN PERAIRAN PEDALAMAN.

SISTEMATIKA KUH PIDANA / WETBOEK Van SRAFTRECHT

KITAB UU HUKUM PIDANA

ATURAN UMUM

PELANGGARAN

BUKU I

BUKU III KEJAHATAN BUKU II

HUKUM EKONOMI Hukum Ekonomi

Hukum Ekonomi Pembangunan

Hukum Ekonomi Sosial

PEMBIDANGAN HUKUM BERDASARKAN FUNGSINYA

HUKUM

HUKUM

HUKUM

MATERIIL

FORMIL /ACARA

• Hak & Kewajiban • Tanggung jawab / Sanksi • Prosedur • Tahapan • Syarat • Tugas • Kewenangan

PENYELESAIAN SENGKETA SECARA LITIGASI

PENYELESAIAN SENGKETA SECARA NON-LITIGASI

PENYELESAIAN SENGKETA SECARA QUASI-LITIGASI

Litigasi MAHKAMAH AGUNG

Peradilan

Peradilan

Peradilan

Peradilan

Umum

Agama

Militer

Tata Usaha Negara

PERADILAN KHUSUS • PERADILAN ANAK • PERADILAN NIAGA • PERADILAN HAM • PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL • PERADILAN TIPIKOR • PERADILAN PAJAK • PERADILAN SYARIAH ISLAM NAD

Non - Litigasi KONSILIASI • Konsiliator ditunjuk oleh para pihak • Konsilitaor bersifat pasif • Hasil akhir berupa kesepakatan

Alternative Dispute Resolution

ARBITRASE • Arbiter ditunjuk oleh para pihak • Arbiter bertindak sama seperti hakim • Hasil akhir berupa keputusan arbitrase

MEDIASI • Mediator ditunjuk oleh para pihak • Mediator bersifat aktif • Hasil akhir berupa kesepakatan

QUASI - PERADILAN

Quasi Peradilan : • P4D/ P4P • Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen • Komisi Pengawas Persaingan Usaha

• Kewenangan absolut PA : pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama • Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, Dan ekonomi syariah (perbankan syariah, LKMS, asuransi syariah (takaful), reasuransi syariah, reksa dana syariah, obligasi dan surat berjangka menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, penggadaian syariah, Dana pensiun lumbaga keuangan syariah, bisnis syariah. • UU No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua UU No. 7 Tahun 1989 tentang Agama

PEMBIDANGAN HUKUM BERDASARKAN TEMPAT BERLAKUNYA

HUKUM

HUKUM

HUKUM

DOMESTIK

INTERNASIONAL

HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI SUATU NEGARA

Antar individu yang melintasi batas negara

Antar negara / lembaga yang melintasi batas negara

• Bilateral • Multilateral

SISTEM HUKUM • SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL • SISTEM HUKUM ANGLO SAXON • SISTEM HUKUM CHINA