BEBERAPA PENELITIAN FARMAKOLOGI SAMBILOTO

Download mencit. 76.27) sun sambiloto tergolong cukup. Percobaan toksisitas IIIGII~~UII~ KWI metode Weil (1952) pada secara intra-peritonial menghasi...

0 downloads 354 Views 207KB Size
Volume 3 No. 1

Warta Tumbuhan Obat Indonesia

23

BEBERAPA PENELITIAN FARMAKOLOGI SAMBILOTO ulata New) (kumpulan abstrak)

PENDAHULl

B

AGIAN tanaman sambiloto yang biasa digunakan untuk obat ialah daun dan herba tanaman (1, 2, 3, 4, 5). Secara empiris herba sambiloto digunakan untuk pengobatan demam, diuretik, gatalgatal pada kulit. (eksim, borok), radang, gigitan ular, binatang berbisa, kecing manis, disentri masuk angin, malaria (1, 2, 3, 4, 6, 7). radang pads telinga, saluran pernafasan ginjal akut. usus , rahim, sakit pemt, tipus, penambah nafsu makan (1, 5. 7). Kumpulan abstrak sun sambiloto tergolong cukup aman. Percobaan toksisitas I I I G I I ~ ~ U I I ~ K Wmetode I Weil (1952) pada mencit secara intra-peritonial menghasilkan LDSo 71.08 (60.34 76.27) mg/lO g bb. Berdasarkan kriteria Gleason. M. N., infus sambiloto ini tennasuk zat yang Practically Nnn Toxic. Pada dosis mendekati LDvJ terlihat depresi susunan syaraf pusat dan depresi a n g:eta ~ gerak 8). 2. Pengar,uh terhadap urus Pada percobaan usus kelinci terisolasi men urut cara Pdagnus, infus 10% dosis 1 mL dan 2 mL dapat ntnn I..\ men^.^..,,. ,.,ntraksi usus dengan pembanding pilocarpin 20 pg/ mL, dosis 1 mL dan atropin dosis 50 pg/mL. dosis 1 mL. Pada penelitian ini dilihat juga pengaruh beberapa fraksi dari ekstrak (alkohol 50%. klorofonn, heksan, benzen, etilasetat dan air). Ternyata bahan yang berpengaruh terdapat dalam zat yang larut dalam air (9). Pada penelitian aktifitas alat pencernaan oleh Coudhury dilihat pengaruh beberapa extrak sambiloto, yaitu kalmegh (ekstrak daun) dosis 0.5 g k g bb. dan dosis 1.0 g k g bb. dan andrographolide dosis 5 mgkg bb. dan 10 mgkg bb. yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan selama 6 hari. Keduanya dapat mempercepat proses absorbsi karbohidrat dalam usus halus dengan cara mengaktifkan disakarida dalam usus halus (10). 3. Pengaruh rerhadop suhu badan Efek sebagai hipotennia terlihat pada mencit yang diberi infus daun secara intra-peritonial dengan dosis 1 mgkg bb.: infus dapat menurunkan suhu tidak kurang dari 2OC (11). Percobaan antipiretik pada tikus putih (12, 13) menunjukkan bahwa infus herba dosis 7500.mgkg bb. secara oral dapat menumnkan suhu yang sama dengan pembanding asam salisilat 300 mgkg bb. Pada percobaan lain menggunakan rnannuf infus daun 5%. 10% dan 15% pada dosis 8 mUkg bb. secara oral dapat menumnkan suhu badan Iberturut-tunkt 0,92OC. l a c dan 1.14OC, dibandingkan dengan parasetamol 2!00 mglkg bb. yang dapat menumnkan S U ~ U1.18OC.

7

I....

Pemeriksaan daya UIdgetlk lntus herba 104b pada mencit (14) dengan cara Siegmund dan Hendershat & Fottash, pada dosis 8, 16. 32 mgkg bb. secara oral dengan pembanding fenilbutazon 48 mg/kg bb. dan asetosal 52 mgkg bb. ternyata infus herba dengan dosis 8 mUkg bb. memberikan efek sebesar 125%. 4. Efek diuretik Efek diuretik diperiksa (14) menggunakan ekstrak kloroform dengan dosis 8. 16. 32 mgkg bb. secara oral pada tikus dengan pembanding furosemid dosis 25 mglkg bb.: temyata efek diuretik hanya terlihat pada dosis 8 mglkg bb. 5 . Antiinflnmari atau radang Percobaan pada tikus putih (15) menunjukkan bahwa infus daun 51.4 mgll00 g bb. secara oral dapat meningkatkan efek antiinflamasi. (inflamasi disebabkan oleh suspensi sat Penclitian dan Pengembangan Farmasi. Jakarta

karagen 1% dalam larutan NaCI fisiologis dosis 0.2 &ekor yang disuntikkan pada telapak kaki), dengan pembanding fenilbutazon 10 mg/lOO bb. Penelitian lain (16) dengan cara yang sama pada ekstrak alkohol 95% herba dengan 3 dosis, yaitu: Ix DM (dosis manusia). 10 x DM dan 100 x DM: temyata hanya pada dosis 100 x DM atau 320 mg/ l00g bb. memperlihatkan efek antiinflamasi yang nyata dengan hmil lebih kecil dari pembanding fenil butazon. Percobaan dengan infus herba 10% dosis (8, 16, 32) mgkg bb. intra peritcmeal (14) menunjukkam efek ant!iinflamasi rang paling besar pad;a dosis 8 mgkg bb. pada tikuri dengan Fnmbanding fenilbutazon dosis 48 mgkg bb. -.. . . . b. Ljek terhodnp tekamn dar& Percobaan menggunakan metode Graham (17) secara in vivo pada kelinci menunjukkan bahwa infus herba 10%. 1 mUkg bb. secara intravena menumnkan tekanan darah kelinci 6 10 mm Hg dengan waktu mula kerja 10-20 detik dan segera kembali pada tekanan darah semula, sedangkan frekuensi denyut jantung tidak terpengaruh. Percobaan dengan cara yang sama (18) menggunakan tikus putih, infus 10% herba, menunjukkan efek antihipertensi pada dosis I mU kg dan 2 mUkg bb. secara intravena dengan pembanding noradrenalina 400 ng dalam NaCl fisiologis. 7. Efek terhadap kadar gula darah Efek'hipoglikemik dari infus herba sambiloto 20%. diuji pada 3 kelompok kelinci jantan dan betina dengan dosis 12.5 mUkg bb. dan 37.5 mUkg bb. secara oral, menggunakan tolbutamid dosis 50 mg /kg bb. sebagai pembanding: ternyata efek hipoglikemik yang besar terlihat pada kedua dosis tersebut (14). Infus daun dosis 0.3 g k g bb. (19) secara oral mempunyai efek menumnkan kadar glukosa darah kelinci secara bennakna, jika dibandingkan dengan kontrol. lnfus daun sambiloto yang dikombinasikan dengan infus daun kumis kucing dosis 0,129 g/kg bb. (7:3), menunjukkan efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamida. 8. Efek terhadap akrtjitas imunomoduluror Pemberian residu (fraksi yang tidak larut air) daun secara oral pada mencit dua kali sehari selama 2 hari pada dosis 0.1 mg, 0.5 mg, 1 mg/25 g bb. menyebabkan aktifitas fagositosis makin meningkat (imunostimulan) (20). Pada hari yang sama dengan meningkatnya dosis yang diberikan, aktifitas fagositosis makin meningkat. Pada dosis yang samq makin lama pengamatan, aktifitas fagositosis makin menurun. Pemberiin filtrat (fraksi yang larut air) daun secara intra peritoneal pada mencit dua kali sehari selama 2 hari, dosis setara dengan 0.1 mg, 0.5 mg, I mg125 mg bb. men:yebabkan penurunan aktifitas fagositosis (imunosupresor) (20). 9. Efek rerhadap,jaringan ha, y melakukan percobaan I*-_ . _ l _ . I _ secara in vivo dan in' Vnru ternauap eren nepatic lipid peroxidation" akibat pemberian CCI4 dosis 5 mgkg bb. pada tikus putih jantan bobot antara 125 g-150 g. Kalmegh (ektrak tanaman) dosis 500 mg/ kg bb. dibandingkan dengan andrognfolida dosis 5 mg/kg bb. secara oral, temyata kalmegh menunjukkan hasil yang lebih baik, memounvai efek melindungi hati yang dirusak dengan CCI4 (21). Percobaan yang sama telah dilakukan. menggunakan 3 macam dosis andrografolida dari hasil ekstrak yang berbeda. Hasil menunjukkan efek yang berbeda terhadap perlindungan jaringan hati dan perbaikan kerusakan hati akibat CCI4 dosis 5 mg/kg bb. tikug. (22). r

-

Warta Tumbuhan Obat Indonesia Percobaan hepatotoksisitas yang sama menggunakan parasetamol dosis 3 g k g bb. dan galaktosamin dosis 800 mgtkg bb., dan andrografolida dosis 800 g k g bb. intra peritoneal menunjukkan, bahwa andrografolida dapat melindungi dan memperbaiki kerusakan hati pada tikus akibat parasetamol atau galaktosamin (23). Penelitian mengenai efek antihepatitis B telah dilakukan, menggunakan serum manusia secara in vitro. Ekstrak andrografolide diuji terhadap keberadaan virus hepatitis B dalam serum darah manusia. Sampel didapat dari serum yang mengandung HBsAg, penderita penyakit hati kronik atau akut, dan carrier. Hasil terhadap virus hepatitis B belum nyata (24). 10. Efek kardiovaskuler (fibrinolitik action lemah). Percobaan efek protektif terhadap 13 ekor anjing yang dibuat infark jantung dengan obat iskemia miyokardium, dengan pemberian ekstrak air sambiloto secara i.v. pada 7 ekor anjing dan 6 ekor sebagai kontrol, menunjukkan efek membatasi perluasan fokus tejadinya iskemik. memperbaiki, melindungi terhadap iskemik yang reversibel dan mempunyai efek fibrinolitik lemah (menghasilkan fibrin) (25).

I I . Efeh: antibakreri pada salaIran pernap Nosan atas r!an diare akur. Di Bim a secara empiris stimbiloto di pakai seb;agai obat antibakteri dlengan aktivi~tas75-10096. PercobaruR untuk mernbuktikan . . .- . .. -. efek tersebut terhaaap 5 bakteri patogen (Salmonella, Shigella, E. coli, A. Srreprococi dan S. aureus) secara in vivo dan in vitro pada hewan dan manusia, teryata tidak menunjukkan efek antibakteri (26). 12. Efek spermarogenik dun androgenik Telah dilakukan percobaan efek antifertilitas pada tikus putih jantan yang diberi serbuk kering secara oral dengan dosis 20 mg/h selama 60 hari, hasilnya antara lain ialah: dapat menghentikan proses spennatogenesis, perubahan generatif dalam tubulus seminiferus, regresi sel leydig dari regresif atau pembahan generatif pada epididimus. Ternyata sambiloto menunjukkan antispematogenik dan efek antiandrogenik (27). 13. Efek gigiran ular berbisa Penelitian yang dilakukan menggunakan hewan mencit secara in vivo atau in vitro. Mencit digigitkan ular berbisa mamba hitam atau diberi bisa krotalidlelapit. Atropin disuntikkan setelah pemberian bisa dan ekstrak diberikan sebelum dan sesudah diberi bisa ular; hail penelitian menunjukkan atropin memperpanjang kej a sambiloto (28). RINGKASAN Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman obat yang secara empiris mempunyai banyak khasiat. Sudah banyak dilakukan uji khasiat dan keamanan pada hewan dm sebagian menggunakan darah manusia yang diuji secara in vitro. Penelitian yang mendukung penggunaan empirik antara lain sebagai: sebagai antipiretika, antiinflamasi, diuretika, analgetika, rematik, menurunkan kontraksi usus, antidiabetes, untuk menambah nafsu makan dan memperbaiki alat pencernakan, tetapi tidak mempunyai efek terhadap: gigitan ular berbisa; sebagai antibakteri patogen dan antivirus hepatitis B hasil belum nyata. Data yang tidak berkaitan dengan penggunaan empirik, adalah menurunkan tekanan darah, memvunyai . . aktifitas imunodulator, sebagai antispermatogenik dan androgenik, melindungi kerusakan.hati dan melindungi kerusakan jantung yang reversibel.

DAFTAR PUSTAKA 1. Hembing Wijayakusuma, H.M., dkk. Tanaman Berkhasbt Obat Dl Indonesia, Jllid 2. Penerbi Pustaka Kartini, Januari 1993. 2. Sri Sugati. S. Johnny Ria H. lnventaris Tanaman Obat I, Dep. Kes R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 1991. 3. Samscari Effendi. Ensiklopedi Tumbuh-lumbuhan Berkhasiat Obat yang M a dl Bumi Nusantara Karya Anda Surabaya, 1982. 4. Materia Medika Indonesia Ill. Dep. Kes. R.I. Jakarta. 1979. 5. Mardisiswojo& Radjakmangun Sudmo. H. Cabe Puyang W a h Nenek Moyang I & II, PT Karyawreda Jakarta. 1975. 8. A. Seno Sastroamidjojo. Obat Asli Indonesh. PT Dhn Rakyat ed. N, lW8. 7. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan R.I. 1989. (main, 0.. Ariin. Z.,Santosoalmodjo. Bebarapa data farmakologi clan loksikologi beberapa tanaman obal tradisional. Simposium obat clan pembangunan masyarakal sehat, kual dan cerdas (Prosi ding SimposirIm) 1974; 571-582. 9. Tall Pumati. Pengaruh infus dan hasil ekstraksi daun AndmgraphIs pmlculata Nees pada usus kelinci terisolasi. Skripsi mahasiswa FlPlA UI, 1979. 10.Choudhury. B.R., Poddar, M.K. Andrographolide and kalmegh (Andmgraphis paniculata) extract on intestinal brush-bordermembrane-bound hydrolases methods. Find. Exp. Clin. Pharmacol. 1985, Dec.: 7 (12) : 617-21. 11.Dzulkarnain. 8. at al. P e n g a ~ hbeberapa ekslrak tanaman obat tradiilonal terhadap suhu normal mencit. Buletin lSFl Jatim 1h.VIII no. 1.1975: 12-17. 12.Wahjoedi, B., Dzulkarnain. B., Syawalida Bakar. Efek antipiretik beberapa obat tradisional. Simposium PenelitianTumbuhan Obat Tradisional I. Semarang. 1976. 13.Hasir. Efek infus daun sambiloto Vlndrogmphispankuh Nees) eebagai antipiretik pada marmut secara in vivo. FMIPA. UNHAS. Ujung Pandang. 1988. 14.Tinjauan Hasil Penellian Tanaman Obat Diberbagai lnstiusi I, Puslitbang Farmasi. Badan Libang Kesehatan. Jakarta. 15.Samni. Pudjiasluti. Adjirni. Efek antiinflamasi infus daun aambiloto dan infus daun ' meniran pada tikus putih. Majalah Farmakologi lndona~i~ s dan Tempi, 1101. 4 no. 3-4, 1987: 88-70. 16.Tahoma Siregar. Pengujianefek antiinflamasi ekstrak alkohol harba hdmgraplhk paniculata Nees pada tikus putih. FMIPA. ISTN Jur. IFarmasi. Jakarta, 1990. 17.Dzulkarnain, 8. Pengaruh infus bebempa tanaman obat terhadap tekanan darah kelinci. Seminar Nasional Obat Asli lndoneaia di Yogyakarla, 1974. 18.Claranti Hutahaean. Pengujianefek antiradang perasan buahAvenhoa c m b o h L. dan efek antihipertensi harba Andrographis paniculam Nees. I.TB.. 1978. 19.Minggawati. Sludi perbandingan pengaruh infus kombinasi daun sambiloto & daun kumis kucing (73). Dengan lnfus kcdua tumbuhan tenrebut dalam keadaan tunggal terhadap perubahan ksdar glukosa darah pada uji. toleransi glukosa. oral. Fakukas Farmasl IJ.K. Widya Mandala. Surabaya, 1990. M.Ujl aktiitap imunomodulatwdaun Andtugraphis p.,,.,~,~., ,.d tarhadap aistim fagositosis mencit. Fak. Farmasi Universltrus Airlangga Surabaya 1990. 21.Choudhury. B.R.. Poddar, M. K. Andrographolida and kalmegh m m g r a p h k paniculata) extract in vivo and in vitro effect on hepatic lipid peroxidation. Methods. Rnd. Exp. Clin. Phanacoi. 1984. Sep: 6 (9): 481-5. 22.Handa. SS. Sharma, A. Hapatoprotective a c t i of andmgrapholide from Androgmphis paniculata against carbontetracharide. lndian J. Med. Ras. 1990. Aug, 92: 27643. 23.Handa SS. Sharma. A. : Hepatoprotective acthrity of Andmgrapholide againat galactosaminese paracetamol intoxication in rats. lndian J. Med. Res. 1990, Aug. 92: 284-92. 24.Melrotra R. Rawat. S. Kulswreshte DK. Patnaik. GK, Dhawan. BN. : In V i S t u d i i on the effect of certain natural products against hepatitis B rim. lndian J. Med. Res. 1990. Apr. 92 : 133-8. 25.Zhau. Hy, Fang. Wy. P r o t a c t i effects of Andmgraphk panlcukm Neer on pea infarction myocardium in experimental dogs. J. Tongji. Med. U~N.1990; l0[4]: 212-7. 26.Leelarasamee. A,. Trakulaomboon. S.. Simsornwong. N. UndetectaMa antl bacterial activity of Andmgraphis pwiculata (Burma) Wall ex Nees. J. Med. Assoc . Thai 1990. Jun. 73 181: 299.304. n.Akbarsha, M.A.. Manivannan. 0.. Hamid, K. S.. Wjayan. 8. AnfirtllNy e(fed of Andmgraphis paniculata N ama. in male . bino rat Indian. J. Exp. Bid. I 1990. May. 28153: 4216. 28.Marh. W. Plants with a reputation I1gainDl.1et ~iie.Toxicon. 1992. Oet: 30 (10): 1331- 42.

I