BUKU SAKU DESA DALAM PENANGANAN STUNTING

Download usia kerja menurun; ancaman pengurangan ... dalam Penanganan Stunting menjadi rujukan dan panduan bagi warga desa ... pencegahannya guna ...

3 downloads 813 Views 9MB Size
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Jakarta, 2018

Kata Sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan merupakan jabaran dari Nawa Cita ke–5 dan ke-3. Namun, upaya menghadirkan generasi emas Indonesia ini dibayangi kehadiran stunting yang masih mengancam. Stunting merujuk pada kondisi tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya, yang disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

i

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 37,2%. Di sisi lain, hasil riset Bank Dunia (2017) menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3-11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Dampak stunting dapat berakibat meningkatnya pengeluaran pemerintah, terutama jaminan kesehatan nasional; ketika dewasa, anak yang mengalami stunting rentan terhadap serangan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, ataupun gagal ginjal; menghambat bonus demografis Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja menurun; ancaman pengurangan tingkat intelejensi sebesar 5-11 poin, sehingga hal inipun menjadi ancaman masyarakat di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyusun “Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting” sebagai pegangan bagi pemangku kepentingan yang mempunyai komitmen dalam penanganan permasalahan stunting. Buku ini menguraikan menu pemanfaatan dana desa untuk penanganan stunting, yang tertuang pada Peraturan Menteri Desa Pembangunan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

ii

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 19 tahun 2017 tentang prioritas pemanfaatan dana desa tahun 2018, dan pengalaman keberhasilan program Generasi Sehat dan Cerdas yang mempunyai kontribusi dalam penanganan stunting. Desa sebagai ujung tombak dan mempunyai peran penting dalam upaya penanganan stunting, oleh karena itu diharapkan Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting menjadi rujukan dan panduan bagi warga desa dalam upaya penanganan stunting, sehingga persoalan stunting tidak menjadi beban di masa mendatang. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta, Januari 2018 Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi R.I.

Eko Putro Sandjojo

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

iii

Kata Pengantar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat perkenan-Nya, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berhasil menyusun Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Buku ini disusun atas kontribusi dari berbagai pihak stakeholder yang mempunyai kepedulian terhadap adanya jumlah anak Indonesia yang mengalami permasalahan stunting, dengan rasio 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting atau setara dengan 9 juta anak, hal ini merupakan ancaman bagi generasi Indonesia di masa mendatang. Tahun 2018, penanganan stunting diprioritaskan pada 1000 desa di 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan penanganan melalui intervensi spesifik dan sensitif. Oleh karena itu, diharapkan adanya Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting bisa menambah wawasan bagi masyarakat desa untuk turut berperan aktif terlibat dalam penanganan stunting.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

iv

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting ini, terdiri dari 4 bagian yaitu pertama, apa itu stunting; kedua, Kebijakan Penanganan Stunting di Desa; ketiga, Belajar dari Program Generasi Sehat dan Cerdas; keempat, Upaya Desa Dalam Penanganan Stunting. Bagian tiga buku saku ini, menceritakan pengalaman Program Generasi Sehat dan Cerdas sebagai instrumen fasilitasi, koordinasi dan intervensi yang merupakan salah satu program dan kegiatan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Desa diharapkan bebas dari permasalahan stunting, sehingga menjadi penopang generasi emas Indonesia di masa mendatang. Sebagaimana dinyatakan Bung Hatta, Indonesia berjaya lantaran nyala lilin-lilin yang berpendar di desa. Selamat berjuang! Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta, Januari 2018 Direktur Jenderal Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa

dan

Taufik Madjid Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

v

Daftar Isi Sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

i

Sambutan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

iv

Daftar Isi

vi

Bagian 1. Apa itu Stunting  Kondisi Stunting di Indonesia  Bagaimana menangani stunting Bagian 2. Peluang dan Tantangan Penanganan Stunting di Desa  Tujuan Pembangunan Desa, Bidang dan Jenis Kewenangan Desa  Menu Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 terkait Kesehatan  Langkah-langkah mendorong kegiatan penanganan stunting dalam prioritas perencanaan pembangunan Desa Bagian 3. Belajar dari Program Generasi Sehat dan Cerdas  Selayang Pandang Pelaksanaan GSC  Indikator Keberhasilan GSC  Kegiatan GSC untuk mendukung Gerakan Perbaikan Gizi (1.000 HPK)

1 2 9

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

15 16 22 28 34 35 40 47

vi

 Jenis usulan kegiatan kesehatan masyarakat yang terdanai GSC  Jenis kegiatan pendidikan masyarakat yang terdanai GSC  Peran GSC Dalam Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak  Kolaborasi Konvergensi GSC dengan Program lain di Tingkat Implementasi  Rencana Tindaklanjut Upaya Penurunan Stunting di Desa melalui Generasi Sehat dan Cerdas Tahun 2018 Bagian 4. Upaya Desa Dalam Penanganan Stunting  Pemanfaatan dana Desa di Provinsi Jawa Barat  Pemanfaatan dana Desa di Provinsi Gorontalo

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

49 51 55 57

58

59 60 67

vii

BAGIAN 1 APA ITU STUNTING? Memuat tentang Apa itu Stunting yang bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat desa akan kondisi stunting dan pentingnya pencegahannya guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta daya saing generasi Bangsa Indonesia ke depannya

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

1

Kondisi Stunting Di Indonesia Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting)

Balita Stunting (Tinggi Badan per Umur) : 

Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 dan 2013, dan Pemantauan Status Gizi Tahun 2015 dan 2017, menunjukan prevalensi stunting masih tinggi dan tidak menurun mencapai batas ambang WHO



Riskesdas Tahun 2010 mencapai 35,6% dan Tahun 2013 mencapai 37,2 %



Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2015 (29.0%) dan Tahun 2017 (29,6 %)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

2



Batasan World Health Organization (WHO) untuk stunting < 20% dan di Indonesia hanya 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang prevalensi stuntingnya kurang dari 20 % (yakni Kab. Wakatobi-Sultra, Klungkung-Bali, dan Tana Tidung-Kaltara serta Kota Pangkalpinang-Babel, Tanjungpinang-Riau, Salatiga-Jateng dan Bitung-Sulut)



Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting



Lebih dari 1/3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

3

Sebaran Stunting di Indonesia

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

4

Apa yang dimaksud stunting?

Apa penyebab stunting?

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

5

PENYEBAB STUNTING

Kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun. Anak sering sakit terutama diare, campak, TBC dan penyakit infeksi lainnya Keterbatasan air bersih dan sanitasi Ketersedian pangan di tingkat rumah tangga rendah

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

6

Dampak Stunting

Dampak stunting: 



yang

dapat

ditimbulkan

oleh

Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

7

Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

8

Bagaimana Menangani Stunting? Masyarakat Desa baik tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemerintah desa, lembaga desa, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), karang taruna, kader posyandu, kader desa, bidan desa, guru PAUD serta masyarakat yang peduli kesehatan dan pendidikan berperan aktif dalam memonitor seluruh sasaran sunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam mendapatkan intervensi sebagai berikut : A. Intervensi Gizi Spesifik 1. Untuk Sasaran Ibu Hamil: a) Pemberian makanan tambahan kepada semua ibu hamil yang kekurangan energi dan protein kronis dan berasal dari keluarga miskin b) Pendampingan kepada semua ibu hamil agar patuh mengonsumsi tablet tambah darah oleh Kader c) Kelas ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan menyusui d) Pencegahan kecacingan dan malaria pada semua ibu hamil yang tinggal di daerah endemis malaria dengan pemberian kelambu anti malaria

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

9

2. Untuk Sasaran anak baru lahir hingga usia 23 bulan: a) Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan agar mampu memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan oleh petugas kesehatan dan kader b) Pembelajaran pola asuh Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk ibu dalam bentuk kelas ibu, kunjungan rumha dan konseling dengan frekuensi minimal 8x (penyelenggaraan oleh kader, nara sumber dari petugas kesehatan-Puskesmas) c) Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-59 bulan oleh kader (meningkatkan partisipasi balita ke Posyandu (D/S) dan biaya transportasi rujukan anak dengan masalah gizi yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut d) Pendataan sasaran dan pendampingan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk anak kurus umur 6-23 bulan dari keluarga miskin.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

10

3. Untuk Sasaran Keluarga: a) Penyedian air bersih skala desa b) Sanitasi lingkungan skala desa meliputi MCK, pembuangan sampah dan pengelolaan limbah c) Pendidikan gizi (gizi seimbang dan PHBS) penyelenggaraan oleh kader dengan narasumber petugas kesehatanPuskesmas Intervensi Gizi spefisik ini umumnya dilakukan oleh petugas kesehatan di Desa/Kecamatan dan bersifat bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek

B. Intervensi Gizi Sensitif Intervensi dapat dilakukan Pemerintah Desa dengan mendorong kepedulian Desa dalam menangani masalah kesehatan ibu dan anak melalui penganggaran APB Desa. Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

11

Kegiatan intervensi ini antara lain pembangunan dan penyediaan air bersih, sanitasi (jamban keluarga), ketahanan pangan dan gizi (melalui kebun gizi), penyuluhan kesehatan ibu dan anak (melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat), pelatihan para Guru PAUD agar mampu memberikan penyuluhan pengasuhan (parenting), maupun mengajar anak usia dini. Selain itu kegiatan ini, pemerintah Desa dapat mendukung penuh kegiatan ini melalui prioritas Dana Desa bagi operasional Posyandu setiap bulannya, penyuluhan bagi remaja putri akan kebersihan alat reproduksi, meningkatkan layanan jaminan kesehatan masyarakat dan memastikan penguatan dan pelatihan Pendamping Lapang Keluarga Berencana.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

12

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

13

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

14

BAGIAN 2 PELUANG DAN TANTANGAN PENANGANAN STUNTING DI DESA Memuat tentang peluang dan tantangan masyarakat Desa serta Pemerintah Desa dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting serta bagaimana Dana Desa dapat membiayai kegiatan-kegiatan intervensi sensitif dan intervensi spesifik guna penanganan sunting

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

15

TUJUAN PEMBANGUNAN DESA UU Desa, pasal 78 Ayat 1 1.

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa 2. Peningkatan Kualitas Hidup Manusia 3. Penanggulangan Kemiskinan

UU Desa, Pasal 18 Bidang Kewenangan Desa 1. Pemerintahan Desa 2. Pembangunan Desa 3. Pembinaan Kemasyarakat Desa 4. Pemberdayaan Masyarakat Desa

UU Desa, Pasal 19 Jenis Kewenangan Desa 1. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul 2. Kewenangan Lokal Berskala Desa

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

16



Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal serta pemanfaat sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan



Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial

“Kementerian Desa, PDTT Konsisten Menjadikan Permasalahan Pelayanan Sosial Dasar Sebagai Prioritas Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa”

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

17

Potensi Desa Untuk Penanganan Stunting

 Penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan nasional melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan Pangan  Sesuai dengan UU tentang Desa, maka terhadap upaya penanganan stunting yang sudah menjadi prioritas nasional sangat memungkinkan bagi Desa untuk menyusun kegiatan-kegiatan yang relevan dan yang bersifat skala desa melalui APBDes  Rujukan Belanja Desa untuk penangan stunting diperkuat dengan telah dikeluarkannya Permendesa No. 19 Tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

18

Permendesa No 19 Tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa 2018



Bab III Pasal 4, Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk membiayai kegiatan bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.



Bab III Pada Pasal 5 disebutkan bahwa kegiatan pembangunan Desa meliputi pengadaan,pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat dan pendidikan.



Bab III Pasal 7 Kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat meliputi dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan,kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

19

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

20

MENU PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018 TERKAIT KESEHATAN Permendesa, PDTT No. 19 Tahun 2017

1.

Air bersih berskala Desa

2.

Sanitasi lingkungan

3.

Bantuan insentif Kades Kesehatan/UKBM

4.

Pelatihan (peningkatan pengetahuan dan ketrampilan) Kader Kesehatan Masyarakat

5.

Transport Kader Kesehatan

6.

Perawatan dan/atau pendampingan Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui

7.

Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan tambahan/sehat untuk peningkatan gizi bayi, balita dan anak sekolah

8.

Pengadaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengelolaan dan pembinaan UKBM (Poskesdes/Polindes, Posbindu, Posyandu dan Pos Kesehatan lainnya)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

21

9.

Penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat dalam promosi kesehatan dan gerakan masyarakat hidup sehat

10. Kampanye dan promosi hidup sehat (peningkatan PHBS) guna mencegah penyakit menular HIV/AIDS, tuberkolosis, hipertensi, diabetes melitus dan gangguan kejiwaan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

22

Contoh menu kegiatan terkait bidang kesehatan 1. Air bersih Berskala Desa a. Air bersih b. Fasilitasi pelaksanaan rencana pengamanan air minum (RPAM) c. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk air bersih 2. Sanitasi Lingkungan a. Sanitasi yang layak kesehatan b. Pembangunan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus), sarana cuci tangan c. Pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga berbasis masyarakat d. Sanitasi berbasis masyarakat (misal sanitasi pasar Desa, menghilangan genangan air, dll) e. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk sanitasi misal septik tank terapung – perumahan ditepi sungai) 3. Bantuan insentif Kader Kesehatan/UKBM a. Honor/insentif Kader Desa b. Honor Kader Kesehatan c. Pendampingan Kader Kesehatan kepada perempuan untuk mendapatkan layanan Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

23

kesehatan d. Honor instrukrut dalam kelas ibu hamil 4. Pelatihan (peningkatan kapasitas) Kader Kesehatan a. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan masyarakat b. Orientasi kader kesehatan yang diselenggarakan Desa

5. Transport Kader Kesehatan Masyarakat a. Transport kader dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat b. Transpor petugs/kader ke Posyandu/Pos Lansia c. Transport kader pendampingan pelaksanaan kunjungan ke rumah d. Transport pendampingan masyarakat yang ditemukan berisiko dan berpenyakit Tidak Menular (PTM) e. Transport Pendampingan pendataan sasaran dan sweeping imunisasi

6. Perawatan dan/atau pendampingan Ibu Hamil, Nifas dan Ibu menyusui a. Pendampingan ibu hamil, nifas, dan ibu menyusui oleh Kader b. Pendampingan pendataan Ibu hamil dan balita oleh kader Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

24

c. Pelaksanaan pendampingan program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi oleh Kader 7. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan tambahan untuk peningkatan gizi bayi, balita dan anak sekolah a. Pemantauan pertumbuhan balita oleh Kader dan penyediaan PMT bagi bayi, balita dan anak usia sekolah b. Kunjungan rumah oleh Kader untuk pemantauan pertumbuhan balita 8. Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan, pengelolaan, dan pembinaan UKBM (Poskesdes, Polindes, Posbindu, Posyandu dan Pos Kesehatan Lainnya) a. Pengembangan pengelolaan dan pembinaan UKBM b. Penyediaan sarana prasarana c. Pengembangan Media KIE d. Operasional UKBM e. Pengadaan posbindu kit bagi masyarakat Desa f. Pengadaan PMT bagi ibu hamil, bayi, balita dan lansia di Posyandu g. Pengembangan kegiatan promotif dan preventif di Posyandu Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

25

9. Penyelenggaraan dan Pemberdaaan Masyarakat dalam Promosi Kesehatan dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) a. Penyelenggaraan dan pemberdayaan masyarakat dalam promosi kesehatan b. Penyediaan sarana prasarana olahraga c. Pertemuan kader kesehatan d. Penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan oleh Desa e. Menjadikan rumah ibadah sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) f. Edukasi kesehatan terkait dengan pencegahan dan deteksi dini g. Gerakan makan sayur, buah-buahan dan ikan h. Gerakan olahraga bersama i. Pemanfaatan lahan tidur untuk tanaman obat keluarga (TOGA) j. Taman stimulasi anak dan lansia k. Lapangan olahraga

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

26

10. Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna mencegah Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS, Tuberkulosis, Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa a. Peningkatan PHBS b. Pemantauan kepatuhan minum obat (Tablet tambah darah, obat tuberkolosis, obat HIV, obat malaria dll) oleh Kader c. Promosi/penyuluhan melalui penyediaan media Komunikasi, informasi dan edukasi d. Aktifitas kreatif yang sehat bagi remaja, pemuda dan kelompok seksual aktif

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

27

Guna mendorong kegiatan penanganan stunting dalam prioritas perencanaan pembangunan desa, masyarakat desa harus:

1.

2.

3.

4.

Memetakan realitas permasalahan dan potensi penanganan stunting di desa Meningkatkan wawasan keragaman jenis kegiatan penanganan stunting yang efektif, inovatif, produktif, dan berkelanjutan Proaktif dan terlibat dalam tahapan perencanaan pembangunan desa, memperkuat koordinasi, dan membangun peluang advokasi Mendorong komitmen desa dan penyedia layanan untuk pemenuhan standar pelayanan sosial dasar yang berkualitas di desa.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

28

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

29

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

30

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

31

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

32

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

33

BAGIAN 3 BELAJAR DARI GENERASI SEHAT DAN CERDAS Memuat tentang pembelajaran atas pelaksanaan program Generasi Sehat dan Cerdas sebagai program Pemerintah dalam Lingkup Ditjen PPMD Kemendesa, PDTT dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui pengintegrasian perencanaan bidang kesehatan dan pendidikan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

34

SELAYANG PANDANG GENERASI SEHAT DAN CERDAS Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kualitas layanan sosial dasar khususnya bidang pendidikan dasar dan kesehatan ibu dan anak dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat Desa. Dalam penyelenggaraannya GSC mengedepankan pendekatan pembangunan berbasis hak dan tetap konsisten dalam implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa khususnya dalam mengedepankan desa sebagai sebuah entitas yang memiliki kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah dengan menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap upaya mengembangkan kemandiriaan dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran serta memanfaatkan sumberdaya guna peningkatan kualitas layanan sosial dasar serta penguatan peran pemerintah Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

35

daerah dalam mengapresiasi dan mendukung kemandirian masyarakatnya. GSC hadir di 11 Provinsi, 66 Kabupaten, 499 Kecamatan, dan 5.789 Desa. Provinsi yang tercakup dalam GSC diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat DAN Kalimantan Tengah. Progam Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dalam pelaksanaan kegiatannya melakukan penguatan melalui pemberdayakan masyarakat pada kecamatan dan perdesaan dengan maksud untuk meningkatkan jumlah pemanfaat layanan pada bidang kesehatan dan pendidikan. Berawal dari mendukung pencapaian tiga dari tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) Indonesia yang kinerjanya masih tertinggal, GSC dalam pelaksanaannya mendorong pencapaian layanan dan kualiatas kesehatan dan pendidikan dasar umum di desa, Pengurangan angka kematian ibu dan anak beserta peningkatan kesehatannya.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

36

Dalam konteks ini, kinerja masing-masing kecamatan diukur berdasarkan pencapaian indikator-indikator kesehatan dan pendidikan tertentu, yang didefinisikan sebagai berikut: Menekankan pada keterlibatan masyarakat, peningkatan kapasitas kelembagaan dan kapabilitas masyarakat serta kemampuan pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat dalam proses pembangunan; Menerapkan strategi fasilitasi pelaksanaan Desa Membangun secara partisipatif yang mengedepankan dasardasar pemberdayaan masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat); Mengintegrasikan rencana Desa Membangun GSC ke dalam sistem perencanaan desa melalui RPJM Desa, RKP Desa dan APB Desa; Menekankan pengutamaan sasaran pada tumbuh kembang dalam upaya menekan angka stunting dengan jalan pemenuhan gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (masa kehamilan sampai anak berusia 2 tahun), serta Pendidikan Dasar bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

37

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

38

Perkembangan Lokasi Generasi Sehat Dan Cerdas dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2017

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

39

Indikator Keberhasilan Desa Generasi Sehat dan Cerdas Terdapat 12 Indikator Keberhasilan GSC, terdiri dari 10 Indikator Keberhasilan Desa Bidang Kesehatan dan 2 Indikator Keberhasilan Desa Bidang Pendidikan.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

40

Indikator Kesehatan

Keberhasilan

Bidang

Indikator Ibu Hamil : 1. Setiap Ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali pemeriksaan selama masa kehamilan sesuai tri-semester;

2. Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil Fe (penambah darah) selama masa kehamilan;

3. Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan atau dokter;

4. Setiap

ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan perawatan nifas dari bidan atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42 hari setelah proses persalinan.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

41

Indikator Bayi – Balita 5. Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah mendapatkan imunisasi standar secara lengkap

6. Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah, berat badannya ditimbang dan selalu naik pada setiap bulannya mengikuti grafik pertumbuhan

7. Setiap anak usia 6 bulan sampai 59 bulan wajib mendapatkan vitamin A, 2 kali dalam setahun

8. Setiap anak balita (dibawah lima tahun) ditimbang sebulan sekali secara rutin.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

42

Indikator Konseling & Pemenuhan Gizi 9. Setiap

Ibu hamil dan/atau pasangannya mengikuti kegiatan konseling gizi minimal satu bulan sekali;

10. Setiap

orang tua/pengasuh yang memiliki bayi usia 0-2 tahun mengikuti kegiatan konseling gizi minimal satu bulan sekali.

Indikator Keberhasilan Bidang Pendidikan 11. Setiap anak usia SD/MI dan SMP/MTS yang putus sekolah kembali bersekolah, termasuk anak yang berkebutuhan khusus;

12. Setiap anak lulus SD/MI termasuk yang berkebutuhan khusus menlanjutkan sekolah ke tingkat SMP/MTS.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

43

Indikator Capaian Keberhasilan Desa dalam melaksanakan GSC Bidang Kesehatan Tahun 2017

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

44

Indikator Kesehatan Indikator Ibu Hamil (Kesehatan) 1. Periksa kehamilan 4 kali 2. Minum 90 Pil Fe (Zat Besi) selama kehamilan 3. Melahirkan dibantu bidan atau dokter 4. Perawatan nifas dibantu bidan atau dokter

Indikator Anak balita (Kesehatan) 5. Berikan imunisasi standar secara lengkap 6. Berat badan bayi harus naik 7. Timbang anak balita secara rutin 8. Vitamin A 2 (dua) kali setahun

Indikator Konseling Gizi 9. Setiap ibu hamil dan/atau pasangannya mengikuti kegiatan konseling perawatan kehamilan dan gizi minimal satu bulan sekali. 10. Setiap orang tua/pengasuh yang memiliki bayi usia 0-2 tahun mengikuti kegiatan pengasuhan balita dan pemenuhan gizi minimal satu bulan sekali.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

45

Indikator Capaian Keberhasilan Desa dalam melaksanakan GSC Bidang Pendidikan Tahun 2017

Indikator Pendidikan 11. Setiap anak usia SD/MI dan SMP/MTS yang putus sekolah kembali bersekolah, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) 12. Setiap anak lusus SD/MI termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) melanjutkan sekolah ke tingkat SMP/MTS

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

46

Kegiatan GSC Untuk Mendukung Gerakan Perbaikan Gizi (1000 Hari Pertama Kehidupan)

Intervensi Gizi Spesifik GSC 





Memastikan terjadinya layanan dasar kepada seluruh sasaran yang meliputi: imunisasi, PMT ibu hamil KEK dan balita BGM, IMD, pemberian Vitamin A, Monitoring pertumbuhan balita Memastikan terlaksananya konseling gizi dalam kelas Ibu Hamil dan Orang tua yang memiliki bayi 0-23 bln. Sasaran: Khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak usia 0-23 bulan).

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

47

Intervensi Gizi Sensitif GSC 



 

Mendorong kepedulian desa dalam menangani masalah kesehatan ibu dan anak melalui penganggaran APB Desa Kegiatannya a.l. Kebun Gizi (bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan), Penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak (termasuk PHBS), Pelatihan pengelolaan pangan lokal, peningkatan kapasitas kader posyandu, pelatihan guru PAUD, penyediaan fasilitas Posyandu dan PAUD, Melakukan monitoring bulanan pencapaian layanan dasar kesehatan ibu dan anak Sasaran: Keluarga dan masyarakat

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

48

Jenis Usulan Kegiatan Kesehatan Masyarakat yang Terdanai GSC Indikator Kesehatan

Jenis Kegiatan Pelayanan pemeriksaan/perawatan ibu hamil dan menyusui Pelayanan persalinan/melahirkan bagi ibu hamil Transportasi ibu hamil yang mau melahirkan menuju tempat layanan

Ibu Hamil

Transportasi ibu hamil atau yang punya bayi, balita menuju tempat layanan untuk pemeriksaan Transportasi bidan khusus untuk pelayanan persalinan Pengadaan obat-obatan Pemberian makanan tambahan ibu hamil (kekurangan energi kronik, bumil resiko tinggi dan lain-lain)

Bayi – balita

Transportasi ibu hamil atau yang punya bayi, balita menuju tempat

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

49

layanan untuk pemeriksaan Pemberian makanan tambahan pemulihan (gizi buruk/gizi kurang) Pemeriksaan/perawatan kesehatan bayi dan balita Transportasi bidan untuk pemeriksaan kesehatan anak Pemberian makanan tambahan untuk posyandu (PMT Penyuluhan)

Tenaga penyuluhan/pelatihan kesehatan Bulanan balita dan ibu hamil/menyusui (penyuluhan) Konseling & pemenuhan gizi

Penyuluhan tentang kesehatan Pelatihan bidang kesehatan Kegiatan kelas ibu hamil Kegiatan pengasuhan bersama Prilaku hidup bersih sehat (PHBS)

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

50

Air bersih dan MCK di tempat pelayanan kesehatan Dukungan layanan kesehatan

Perlengkapan tempat pelayanan kesehatan posyandu (alat permainan edukatif) Insentif kader kesehatan Perlengkapan tempat pelayanan kesehatan

Indikator Pendidikan

Pendidikan Dasar

Jenis Kegiatan  Air bersih dan MCK

 Buku-buku pelajaran

 Prasarana akses ke sekolah

 Pengadaan perpustaka an

 Meubel sekolah

 Guru Honorer

 Seragam sekolah siswa

 Tenaga pengajar/gu ru lainnya

 Alat tulis menulis

 Sewa pondokan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

51

siswa

siswa

 Beasiswa

 Les tambahan pelajaran

 Transportasi siswa

 Penyuluhan dan pelatihan lainnya

 Penyuluhan tentang pendidikan

 Pelatihan bidang pendidikan

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

52

Pemanfaatan Anggaran GSC Bidang KesehatanTahun Anggaran 2014-2017

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

53

Penerima Manfaat Kegiatan GSC Tahun Anggaran 2014-2017 di 5.789 Desa

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

54

Peran GSC Dalam Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Desa

Kecamatan

Kabupaten



Memperkuat data permasalaha n kesehatan ibu dan anak dan layanan PAUD di tingkat desa

 Koordinasi lintas sektor dalam proses perencanaa n dan pelaksanaan kegiatan kesehatan & Pendidikan

 Advokasi kebijakan pemerintah daerah dalam mendorong penggunaan APBDes untuk kegiatan kesehatan ibu anak dan PAUD (PerBup, PerDa)



Fasilitasi diagnosa masalah kesehatan ibu anak melalui optimalisasi peta sosial

 Pelatihan pengarusutamaan kegiatan pelayanan sosial dasar terutama bidang kesehatan ibu anak

 Fasilitasi rencana aksi daerah pangan & gizi dalam peningkatan kegiatan layanan sosial dasar termasuk

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

55

kepada aparat desa dan masyarakat 

Meningkatka n komitmen aparat desa dalam menangani masalah kesehatan ibu anak PAUD (Perdes)



Mendorong pemanfaatan APBDes untuk kegiatan kesehatan ibu anak & PAUD

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

kesehatan ibu anak & PAUD

56

Kolaborasi Konvergensi GSC dengan Program lain di Tingkat Implementasi

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

57

Rencana Tindaklanjut Upaya Penurunan Stunting di Desa melalui Generasi Sehat Cerdas Tahun 2018

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

58

BAGIAN 4 Upaya Desa Dalam Penanganan Stunting (Pemanfaatan Dana Desa) Memuat tentang beragam upaya desa dalam menekan stunting sebagai wujud pembelajaran terbaik dari GSC melalui pendanaan kegiatan kesehatan dan pendidikan melalui Dana Desa

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

59

Pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Jawa Barat

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

60

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

61

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

62

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

63

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

64

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

65

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

66

Pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Gorontalo

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

67

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

68

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

69

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan merupakan jabaran dari Nawa Cita ke–5 dan ke-3. Namun, upaya menghadirkan generasi emas Indonesia ini dibayangi kehadiran stunting yang masih mengancam. Stunting merujuk pada kondisi tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya. Stunting terjadi lantaran kekurangan gizi dalam waktu lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Desa diharapkan menjadi ujung tombak dalam upaya Pemerintah Indonesia menekan angka stunting. Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi warga Desa dalam ikhtiar menggerus stunting agar tidak menjadi beban di masa mendatang.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

70