BULLYING DAN UPAYA MEMINIMALISASIKANNYA

Download Hubungan pelaku dan korban bullying biasanya merupakan ... lebih nekat terhadap korban yang bahkan tidak mungkin dapat berujung tindak krim...

0 downloads 522 Views 211KB Size
PSIKOPEDAGOGIA, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 ISSN: 2301-6167

BULLYING DAN UPAYA MEMINIMALISASIKANNYA BULLYING AND EFFORTS TO MINIMIZE Sucipto Prodi BK FKIP Universitas Muria Kudus

Abstrak Bullying merupakan aksi negatif yang seringkali agresif dan manipulatif, dilakukan satu orang bahkan lebih terhadap orang lain selama kurun waktu tertentu yang bernuatan fisik dan non fisik (Psikologi Plus volume V no.3). Hubungan pelaku dan korban bullying biasanya merupakan hubungan sejawat atau teman sebaya, misalnya teman sekelas, antara kakak kelas dan adik kelas, antara senior dan junior. Bullying dapat berbentuk fisik seperti pukulan, tendangan,tamparan, dorongan, serta serangan fisik lainnya. Yang berbentuk non fisik bullying dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu verbal maupun nonverbal. Ejekan, panggilan dengan sebutan tertentu, ancaman, penyebaran berita rahasia korban, perkataan yang memalukan tergolong aksi verbal. Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan dan bahasa tubuh yang mengancam merupakan aksi nonverbal. Jadi dari perbuatan bullying perbuatan tersebut membuat para pelaku lebih berani berbuat yang lebih nekat terhadap korban yang bahkan tidak mungkin dapat berujung tindak kriminalitas berat, sedangkan bagi sang korban merasa harga dirinya sangat rendah sekali, tidak percaya diri dan tidak bahagia. Upaya meminimalisasikan bullying, yaitu: 1) cermati gejala-gejala perubahan anak, dan segeralah lakukan pendekatan padanya, 2) tenanglah dalam bertindak, sambil meyakinkan anak bahwa is telah mendapat perlindungan dari perilaku bullying mendatang, 3) laporkan kepada guru/ pihak sekolah untuk segera dilakukan penyelidikan, 4) meminta konselor ( guru BK) sekolah melakukan penyelidikan tentang apa yang telah terjadi, 5) meminta pihak sekolah untuk memberikan info tentang apa yang sebenarnya telah terjadi, dan 6) mengajarkan anak cara-cara menghadapi bullying. Kata kunci: bullying; upaya meminimalisasikannya Abstract Bullying is a negative action that is often aggressive and manipulative, carried one person even more for others during the period in which the physical and non-physical bernuatan (Psychology Plus volume V no.3). Relationship perpetrators and victims of bullying usually a peer or peer relationships, for example classmates, between seniors and juniors, between senior and junior. Bullying may be physical such as a punch, kick, slap, push, as well as other physical attacks. In the form of non-physical bullying can be divided into 2 (two), namely verbal and nonverbal. Mockery, calls with a particular designation, threats, spread news of victims secret, shameful words belong verbal action. Unpleasant facial expressions and body language that threatens a nonverbal action. So the act of bullying act make players more willing to do more reckless against victims who may not even be able to lead a heavy crime, whereas for the victim feel very low self-esteem, insecure and unhappy. Efforts minimize bullying, namely: 1) look at the symptoms change in the child, and immediately do approach him, 2) cool it in the act, while assuring the child that is already protected from bullying behavior upcoming, 3) report to the teacher / school to immediately investigation, 4) require counselors (teacher BK) school conducted an investigation about what had happened, 5) asked the schools to provide information about what had happened, and 6) to teach children how to deal with bullying. Keywords: bullying; efforts to minimize

ISSN: 2301-6160 Fenomena kekerasan di sekolah yang

PENDAHULUAN Bullying bisa terjadi di berbagai setting

dilakukan oleh teman sebaya di Indonesia

seperti di sekolah, di rumah, di pondok

khususnya semakin banyak bermunculan.

pesantren, di tempat penitipan anak, di tempat

Mulai

kursus/les, di kantor, di area tempat bermain,

Pernerintahan Dalam Negeri) dengan klimaks

dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini

kejadian praja Klift Muntu akibat dianiyaya

digunakan

untuk

oleh seniornya di lingkungan kampus dalam

mendapatkan sumber-sumber informasi, antara

rangka pemberian hukuman —atau dalam

lain dari buku referensi, majalah psikologi

istilah mereka sendiri, `pembinaan' atau

plus, internet, serta dari sumber-sumber pelaku

`koreksi'— atas kesalahan yang dilakukan

(baik korban maupun pelaku) dari perilaku

sang praja. Ini bukan yang pertama kalinya;

Bullying. Pengumpulan data lapangan untuk

menurut penelitian yang dilakukan oleh

mengungkap bullying dari pelaku maupun

seorang dosen IPDN, terdapat lebih dari 30

korban digunakan pedoman wawancara dan

kasus kematian tak wajar yang dicurigai

pedoman pengamatan.

disebabkan oleh penganiayaan. Kasus-kasus

beberapa

metode

dari

peristiwa

IPDN

(Institut

Suatu hari ketika hendak berangkat

itu terjadi dalam rentang waktu yang panjang,

sekolah, scorang siswa mengeluh sakit kepala,

dan diduga telah menjadi tradisi di institut itu.

mual dan sakit perut. Ia menolak iiiasuk

Kasus lainnya yaitu seorang siswa SLTP

sekolah karcna sakit. Pada saat dibawa ke

di Bekasi yang gantung diri karena tidak kuat

doktcr tidak ditemukan gejala penyakit dan

menerima

setelah beberapa jam di rumah tampak baik-

sebagai anak tukang bubur. Bahkan yang

baik saja, seperti tidak sakit sedikitpun.

terbaru adalah sekolah STIP (Sekolah Tinggi

Rupanya anak ini sedang membuat alibi untuk

Ilmu Pelayaran) yang juga memakan korban.

tidak masuk sekolah.

Agung Bastian Gultom yang tewas akibat

Peristiwa yang dialami seseorang anak di atas

adalah

sebuah

gejala

yang

hams

diwaspadai bersama, apalagi terjadi berulang kali.

Identifikasinya

semakin

jelas

ejekan

dari

teman-temannya

dianiyaya seniornya, atau bahkan Gank Nero dari para remaja perempuan yang melakukan kekerasan terhadap teman sebaya.

jika

IPDN tidak sendirian. Beberapa tahun

muncul perubahan sangat signifikan pada

sebelumnya juga sempat ramai diperdebatkan

anak. Misalnya, awalnya ia sangat menyukai

aktivitas `perploncoan' di sebagian universitas

sekolah tetapi kemudia ia tidak ingin ke

yang dianggap menyiksa dan menganiaya

sekolah. Ada sesuatu yang menjadi momok

mahasiswa baru. Dalam skala yang lebih

menakutkan bagi anak dan ini perlu digali

kecil, hubungan siswa senior-junior yang

lebih jauh. Salah satu penyebab

yang

tidak sehat juga terjadi di sekolah-sekolah

biasanya terjadi adalah adanya kekerasan

menengah. Hal senada juga diungkapkan oleh

antar sesame teman, atau yang biasa dikenal

Diena Haryana (2010) dari SEJIWA dalam

dengan istilah bullying.

presentasinya beliau mengatakan bahwa telah

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

PSIKOPEDAGOGIA

ISSN: 2301-6160

banyak korban berjatuhan akibat adanya

kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang

bullying dan tindak kekerasan di sekolah-

lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang

sekolah

tersebut. Mereka kemudian mengelompokkan

yang

ada

di

Indonesia.

Hasil

penelitiannya menunjukkan hal itu.

perilaku bullying ke dalam 5 kategori:

Kekerasan yang sering terjadi di sekolah

a. Kontak

fisik

langsung

(memukul,

itu adalah corporal punishment, bullying,

mendorong,

pelecehan seksual, penggunaan senjata, dan

menendang, mengunci seseorang dalam

pembentukan

ruangan,

geng-geng.

Namun

dari

menggigit,

mencubit,

menjambak,

mencakar,

juga

semuanya itu yang paling terbanyak adalah

termasuk memeras dan merusak barang-

bullying dan corporal punishment.

barang yang dimiliki orang lain)

Corporal punishment adalah hukuman

b. Kontak verbal langsung (mengancam,

yang paling banyak dilakukan oleh guru di

mempermalukan,

sekolah terhadap siswa dengan menggunakan

mengganggu, memberi panggilan nama

kekerasan

(name-calling),

dengan

sebuah

alasan

hendak mendisiplinkan siswa. memukul

tangan

dengan

karena

Misalnya penggaris,

menjambak rambut karena terlalu panjang, menyuruh

push

up

karena

terlambat,

mendeskripsikan

semua

gejala

itu.

muka

yang

biasanya diertai oleh bullying fisik atau

d. Perilaku

dan

ekspresi

lidah,

Apa

dikategorikan sebagai bullying? Mengapa bullying,

menjulurkan

merendahkan, mengejek, atau mengancam;

verbal).

melakukan

sinis,

untuk

sebenarnya bullying? Perbuatan apa saja yang

pelaku

menyebarkan

c. Perilaku non-verbal langsung (melihat menampilkan

kunci

memaki,

gosip)

dengan lancar. kata

merendahkan

mencela/mengejek,

mengintimidasi,

dengan

adalah

sarkasme,

(put-downs),

menampar kepala karena tak dapat membaca

Bullying,

merendahkan,

apa

dampaknya bagi korban?

non-verbal

(mendiamkan persahabatan

tidak

seseorang, sehingga

langsung

memanipulasi menjadi

retak,

sengaja mengucilkan atau mengabaikan, STUDI LITERATUR

mengirimkan surat kaleng).

Ada banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain

e. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).

(tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual).

Dan beberapa penelitian sebelunmya,

Namun di sini penulis akan membatasi

juga ditemukan perbedaan umur dan gender

konteksnya dalam school bullying. Riauskina,

yang dapat mempengaruhi perilaku bullying.

Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan

Pada usia 15 tahun, anak laki-laki ditemukan

school bullying sebagai perilaku agresif yang

lebih cenderung mem-bully dengan kontak

dilakukan

fisik langsung, sementara anak perempuan

berulang-ulang

oleh

seorang/sekelompok siswa yang memiliki

Bullying And Efforts To Minimize (Sucipto)

ISSN: 2301-6160 lebih cenderung mem-bully dengan perilaku

membullying orang lain. Serta tak ada

tidak langsung. Namun tidak ditemukan

seorangpun layak menjadi korban bullying.

perbedaan dalam kecenderungan melakukan

Gejala-gejala tengah terjadinya tindakan

bullying verbal langsung. Pada usia 18 tahun,

bullying pada siswa-siswa di sekolah adalah:

kecenderungan

a. Adanya

anak

laki-laki

mem-bully

dengan kontak fisik menurun tajam, dan kecenderungannya

untuk

menggunakan

perilaku verbal langsung dan perilaku tidak langsung perempuan

meningkat, masih

meskipun

tetap

lebih

anak tinggi

kecenderungannya dalam hal ini.

penurunan

pada

penampilan

akademisnya. b. Adanya penurunan pada kehadirannya di sekolah. c. Hilangnya minat pada pekerjaan sekolah / PR . d. Sulit

berkonsentrasi

pada

pekerjaan

pada

kegiatan-

sekolah. e. Berkurangnya

Apakah perilaku Bullying? Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut, terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau mental.

minat

kegiatan sekolah. f. Drop out dari kegiatan yang tadinya dia sukai.

Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi,

Patut dicatat bahwa ini adalah hasil

dan is merasa tak berdaya mencegahnya.

penelitian di luar negeri yang belum tentu

(Andrew Mellor, antibullying network, univ.

sesuai

of edinburgh, scotland).

Indonesia. Riauskina dkk. menemukan dalam

Beberapa macam tindakan Bullying adalah:

penclitiannya pada 2 SMA di Jakarta bahwa

a. Psikologis

memfitnah,

kecenderungan untuk melakukan kontak fisik

mempermalukan, menakut-nakuti, menolak,

langsung masih terlihat pada anak laki-laki di

menghina,

usia 18 tahun.

seperti

melecehkan,

mengecilkan,

dengan

kondisi

pendidikan

di

mentertawakan, mengancam, menyebarkan gosip. mencibir, dan mendiamkan

PEMBAHASAN

b. Fisik seperti menendang, menempeleng,

Seperti yang telah terjadi pada kasus

memukul, mencubit, menjotos, menjewer,

IPDN dan sebagian kasus-kasus lainnya,

lari keliling lapangan, push up, bersihkan

bullying adalah sebuah siklus, dalam artian

WC, dan memalak.

pelaku saat ini kemungkinan besar adalah

c. Verbal seperti berteriak, meledek, mengatangatai,

name

calling,

mengumpat,

memarahi, dan memaki.

korban dari pelaku bullying sebelumnya. Ketika menjadi korban, mereka membentuk skema kognitif yang salah bahwa bullying

Bullying perlu kita cermati karena tak ada

bisa 'dibenarkan' meskipun mereka merasakan

seorang pun punya hak dan alasan untuk

dampak negatifnya sebagai korban. Hal ini tampak dalam sebuah potongan wawancara pra-survei:

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

PSIKOPEDAGOGIA

ISSN: 2301-6160

Tanya.• ... kalo nanti kalo kalian udah kelas dua gitu, mungkin ga jadi kaya mereka sekarang...? Jawab:

...tergantung

si,

d. Tradisi Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan fisik.

tergantung

ade

Beberapa

dampak

fisik

yang

biasanya

kelasnya... kalo ade kelasnya nyolot

ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit

ya gue marahin...

tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah,

Mengapa seorang korban bisa kemudian menerima,

bahkan

menyetujui

dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus

perspektif

yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di

pelaku yang pernah merugikannya? Salah satu

IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan

alasannya dapat diurai dari hasil survei:

kematian.

sebagian besar korban enggan menceritakan

Dampak lain yang kurang terlihat, namun

pengalaman mereka kepada pihak-ipihak yang

berefek jangka panjang adalah menurunnya

mempunyai kekuatan untuk mengubah cara

kesejahteraan psikologis (psychological well-

berpikir mereka dan menghentikan siklus ini,

being) dan penyesuaian sosial yang buruk.

yaitu pihak sekolah dan orangtua. Korban

Dari penelitian yang dilakukan Riauskina dkk.,

biasanya merahasiakan bullying yang mereka

ketika mengalami bullying, korban merasakan

derita karena takut pelaku akan semakin

banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal,

mengintensifkan bullying mereka. Akibatnya,

tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman,

korban bisa semakin menyerap 'falsafah'

terancam)

bullying yang didapat dari seniornya. Dalam

menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-

skema kognitif korban yang diteliti oleh

emosi ini dapat berujung pada munculnya

Riauskina dkk., korban mempunyai persepsi

perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak

bahwa pelaku melakukan bullying karena

berharga.

Tradisi

namun

Kesulitan

a. Balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki)

tidak

menyesuaikan

berdaya

diri

dengan

lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain

b. Ingin menunjukkan kekuasaan

atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun

c. Marah karena korban tidak berperilaku

mereka masih berada di sekolah itu, mereka

sesuai dengan yang diharapkan d. Mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan)

biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Yang

e. Iri hati (menurut korban perempuan)

paling

ekstrim

dari

dampak

psikologis ini adalah kemungkinan untuk

Adapun korban juga mempersepsikan

timbulnya gangguan psikologis pada korban

dirinya sendiri menjadi korban bullying karena

bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu

a. Penampilan menyolok

merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan

b. Tidak berperilaku dengan sesuai

gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma

c. Perilaku dianggap tidak sopan

(post-traumatic stress disorder). Dari 2 SMA

Bullying And Efforts To Minimize (Sucipto)

ISSN: 2301-6160 yang diteliti Riauskina dick., hal-hal ini juga

hubungan pertemanan atau teman sebaya.

dialami korban, seperti merasa hidupnya

Terlepas dari beragam pendapat tersebut,

tertekan, takut bertemu pelaku bullying,

hubungan

bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh

merupakan teman sejawat/teman sebaya,

diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri!

misalnya teman sekelas, adik kelas-kakak

Dari informasi di atas, kita dapat melihat

pelaku

dan

korban

bullying

kelas, senior-junior sehingga sebenarnya

bagaimana perilaku bullying sebenarnya sudah

bullying

tidak

saja

sangat meluas di dunia pendidikan kita tanpa

sekolah

atau

terlalu kita sadari bentuk dan akibatnya.

berpeluang terjadi di tempat kerja maupun

Dalam bagian ke-2, penulis akan menelusuri

penjara.

di

berkemungkinan

rumah,

namun

di juga

beberapa sumber lebih jauh lagi untuk melihat

Pelaku dan korban biasanya saling

karakteristik pelaku bullying, mitos dan fakta

mengenal, pada mulanya bukan `musuh', dan

tentang bullying, serta bagaimana menghadapi

kekuatan pelaku jauh lebih besar dari pada

bullying, baik bagi korban, siswa lain yang

korban, sehingga korban dalam posisi tak

menonton, maupun bagi pihak sekolah atau

berdaya. Bullying dengan setting di sekolah

orangtua.

dapat terjadi di kelas, misalnya yang terjadi

Bullying merupakan serangkaian aksi negatif

yang

seringkali

agrcsif

dan

pada anak SD , korban tidak akan diajak bermain kalau tidak menyerahkan uang saku

manipulatif yang dilakukan oleh satu/lebih

dalam

orang terhadap orang lain/beberapa orang

Bullying sering juga terjadi di kamar mandi,

selama kurun waktu tertentu bermuatan

kantin, halaman sekolah, atau perjalanan

kekerasan dan melibatkan ketidakseimbangan

dari/pergi dan sekolah. Kekerasan ini dapat

kekuatan.

mencuri-curi

dilakukan saat jam pelajaran di kelas,

kesempatan dalam melakukan aksinya dan

istirahat, jam ekstrakurikuler, orientasi bagi

bermaksud membuat orang lain merasa tidak

murid baru, bahkan ada pula saat study tour.

Pelaku

biasanya

nyaman/terganggu,

tertentu

setiap

harinya.

korban

Bullying dapat berbentuk fisik, seperti

biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan

pukulan, tendangan, tamparan, dorongan,

berulang menimpanya. Kata bullying familiar

serta serangan fisik lainnya. Yang berbentuk

dalam bahasa Inggris (etimologi dari kata

secara non fisik, bullying dapat dilakukan

bully, barangkali berasal dari kata middle

secar

dutch, boele yang bermakna first sweet heart,

panggilan dengan sebutan tertentu, ancaman,

kemudian fine fello, kemudian bluestere:

penyebaran

Encarta World English Dictionary,1999). Di

mempermalukan

samping itu beberapa pendapat menyatakan

Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan

bullying berasal dari kata bull yang berarti

dan

sapi

kekuatan,

merupakan aksi nonverbal yang dilakukan

adapula yang menyatakan bull mengacu pada

secara langsung. Sedangkan pengabaian,

jantan

sebagai

sedangkan

jumlah

lambang

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

verbal

bahasa

dan

gosip,

nonverbal,

perkataan

tergolong

tubuh

ej

yang

aksi

ekan,

yang verbal.

mengancam

PSIKOPEDAGOGIA penyingkiran

ISSN: 2301-6160

dari

kelompok,

serta

profokatif,

mencoba

melawan

pengiriman pesan tertulis yang bernada

menunjukkan

mengganggu, dan merebut pacar, termasuk

menonjol yang memancing pelaku melakukan

aksi nonverbal secara tidak langsung.

aksi kekerasan. Korban biasanya memiliki

Yang sedang marak saat ini adalah

perilaku

tertentu

dan secara

karakteristik tertentu yang menarik perhatian

penulisan kesaksian yang mengganggu (bisa

atau

palsu atau membuka rahasia) di friendster.

dibandingkan

Bullying bisa pula berbentuk pengrusakan atau

memicu pelaku untuk melakukan bullying.

perampasan barang milik korban, seperti

Korban bisa dianggap berbeda secara fisik,

penyobekan,

pembantingan,

seperti memiliki paras wajah, warna kulit,

perebutan, dan pencurian. Perilaku laki-laki

susunan gigi, jenis rambut, atau tinggi badan

cenderung

fisik

dengan ukuran tertentu. Korban dapat pula

dibandingkan perempuan yang lebih memilih

menunjukkan perilaku tertentu, seperti cara

melancarkan aksi nonfisik.

berjalan, logat bicara. Latar belakang korban,

pencoretan,

lebih

Bullying

banyak

melibatkan

aksi

beberapa

fihak.

Pertama, tentu saja pelaku yang biasanya bertujuan

mendapatkan

pelaku teman

"dianggap

berbeda"

sebayanya,

sehingga

seperti kondisi keluarga, status sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal, dll.

yang

Kesalahan pada korban dapat pula dicari-

diinginkan, mendapatkan kepuasan setelah

cari, misalnya dianggap melanggar `tradisi'

menunjukkan kekuatan, balas dendam, namun

dengan berpenampilan yang dirasa terlalu

bisa juga tadinya ia iseng, coba-coba, dan

menor, terlalu rapi karena memakai jel rambut

`berhasil, sehingga ingin mengulang kembali

dan minyak wangi, tidak `nongkrong' seperti

keberhasilannya. Pelaku ada yang memang

yang lain, dan sebagainya. Korban yang

terkenal bengal, prestasi belajar kurang baik,

merahasiakan tindakan bullying terhadapnya,

dan suka membuat onar, sehingga orang lain

biasanya memiliki alasan sebagai berikut.

menganggap tidak aneh apabila melakukan

Bila bercerita kepada orang lain ia takut akan

bullying.

yang

terjadi sesuatu yang lebih buruk dan takut

merupakan anak berprestasi baik dan tampak

dikucilkan. Korban dapat pula tidak percaya

alim

aksinya

pada guru, tidak ingin membuat orang tua

sedemikian rupa , sehingga orang lain tidak

kawatir, bahkan ada pula diantaranya yang

menyangka bila ia adalah pelaku. Para pelaku

merasa bahwa dirinya juga patut disalahkan.

Namun,

yang

sesuatu

oleh

adapula

mampu

pelaku

menutupi

adapula yang juga menjadi korban pada saat

Pihak

ketiga

yang

terlibat

adalah

yang sama dalam setting berbeda, misalnya di

bystanders. Bystanders terdiri dari 4 tipe,

sekolah menjadi pelaku, tapi di rumah menjadi

sidekick, reinforces, outsider, atau defender.

korban.

Peran bystanders sebetulnya berkontribusib

Pihak berikutnya adalah korban. Korban

menentukan apakah bullying akan berlanjut

ada yang bersifat pasif yang senantiasa

atau

tidak.

Kekuatan

menuruti permintaan pelaku, adapula yang

menghentikan bullying, namun parahnya bila

Bullying And Efforts To Minimize (Sucipto)

bystanders

dapat

ISSN: 2301-6160 mereka acuh tak acuh atau bahkan membantu

terjadi. Suatu penelitian yang dilakukan pada

dan menguatkan aksi pelaku, bullying pun tak

sejumlah 4092 siswa usia 10-12 tahun di 20

terbendung.

sekolah

menengah

pertama

di

Portugal

Bullying dapat mengakibatkan korban

memberikan gambaran bahwa resiko tinggi

merasa cemas, mengalami gangguan tidur,

menjadi korban bullying mengarah pada laki-

sedih

laki dari kelas sosial ekonomi bawah.

berkepanjangan,

menyalahkan

diri

sendiri, depresi, bahkan yang paling parah

Sementara itu penelitian terhadap 238

bunuh din. Terkait dengan aktivitas sekolah,

siswa kelas tujuh Taiwan bahwa sebagian

korban dapat pula sering absen, terisolasi

responden telah menjadi korban bullying sejak

secara

pertama

social,

prestasi

menurun,

atau

kali

masuk

sekolah

menengah

mengalami drop-out. Beberapa penelitiin pun

pertama. Aksi verbal dan fisik merupakan tipe

menunjukkan bahwa korban bullying pada 4

kekerasan

tahun berikutnya berpoensi menjadi pelaku.

Penelitian dengan self dan peer-report measure

Sedangkan para pelaku bullying, mereka

ini juga menunjukkan bahwa siswa laki-laki

beresiko tinggi terlibat kenakalan dan masalah

lebih banyak terlibat dalam kasus bullying

kriminal serius. Tidak hanya sampai disitu,

fisik dan verbal daripada siswa perempuan.

bullying juga meresahkan orang tua dan

yang

paling

sering

ditemui.

Terkait dengan penanganan bullying, di

masyarakat ketika terjadi di sekolah, tingkat

Norwegia,

menteri

pendidikan

setempat

kepercayaan mereka pada institusi pendidikan

memulai

kampanye

nasional

melawan

menjadi menurun.

bullying pada tahun 1983. Bersamaan dengan

Sejak tahun 1970-an, bullying telah

kampanye ini, dilakukan penelitian besar

dikenal sebagai penyakit social di beberapa

secara longitudional yang melibatkan 2500

Negara. Hal ini merupakan sebagian dampak

siswa

dari

menunjukkan

bebcrapa

peneliti*n

yang

secara

selama

2,5

bahwa

tahun.

Hasilnya

terdapat

penurunan

sistematis telah dilakukan tahun 1970-an,

angka kejadian bullying sebesar 50% setclah

dimulai

2 tahun pertama dilaksanakannya program

dengan

penelitian

Olwcus

di

Scandinavia (1978,1993), dan berlanjut di

kampanye.

Eropa,

Di

pendidikan juga mengembangkan jaringan

Jepang, kekerasan ini dikenal dengan dime,

nasional bagi para professional terkait dengan

menyeruak pada tahun 1984 ditandai dengan

mengembangkan lembaga yang menangani

16 peristiwa bunuh diri yang terkait dengan

bullying dan problem perilaku siswa lainnya.

Amerika,

Australia,

Jepang.

bullying.

Pada

tahun

2000,

menteri

Lain halnya di Belanda, mulai tahun

Di Amerika Serikat, meskipun bullying

1970-an, para psikolog mulai mengusulkan

sangat popular, namun tidak mendapatkan

kebijakan untuk menangani bullying. Pada

perhatian

Jepang,

karena

tahun 1992, seorang peneliti mengemukakan

beragam

bentuk

bahwa terdapat 25% dari populasi siswa

kekerasan lain di sekolah yang juga marak

sekolah dasar(385.000 anak) menjadi korban

terkacaukan

sebesar dengan

di

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

PSIKOPEDAGOGIA

ISSN: 2301-6160

bullying. Sejak saat itu, National Education

serta berdiskusilah dengan wali kelas dan

Protocol Against Bullying

guru bimbingan dan konseling di sekolah,

dibentuk,dengan

menyelenggarakan

program pelatihan ketrampilan social untuk

tentunya dengan tanpa meninggalkan intro speksi diri:

pelaku dan korban, sosialisasi informasi pada

Bullying merupakan permasalahan yang

guru dan orang tua. Pengadaan tenaga

sudah mendunia, tidak hanya di Indonesia

konselor, kerja sama dengan sekolah untuk

saja, tetapi juga di Negara-negara maju seperti

menyepakati melawan tindakan bullying.

di Amerika serikat, Jepang, dan Eropa.

Sedangkan caramenangani

di

Hongkong

bullying

dengan

,

National Mental

Health and Education

taktif

Centre tahun 2004 di Amerika diperoleh data

pelaku,

bahwa bullying merupakan bentuk kekerasan

mengundang orang tua pelaku, mengundang

yang umumnya terjadi dalam lingkungan

orang tua ke sekolah, ternyata kurang efektif

social, antara 15% dan 30% siswa adalah

dibanding-kan dengan melakukan strategi

pelaku bullying dan korban bullying.

supresif,

seperti

menceramahi

antibullying secara komprehensif, seperti

Kita sering melihat aksi anak-anak

bermanfaat melatih siswa mengembangkan

mengejek, mengolok-olok atau mendorong

kompetensi diri dan ketrampilan sosial,

teman. Perilaku tersebut dianggap sebagai hal

sementara hubungan baik orang tua-guru

yang sangat biasa, sebatas bentuk relasi social

bermanfaat sebagai strategi anti kekerasan.

antar anak, padahal hal tersebut adalah bentuk

Mengingat begitu memprihatin-kannya

perilaku

bullying.

Kita

sangat

tidak

aksi bullying, waspadalah ketika anak atau

menyadari konsekuensi yang terjadi jika anak

remaja di sekitar anda terdapat tanda-tanda

mengalami bullying. Oleh sebab itu berbagai

seperti terdapat luka fisik, baju sebagian

pihak harus memahami apa dan bagaimana

hilang atau sobek, mencuri uang, sebagian

bullying

barang hilang, mood berubah-ubah, tidak

komprehensif melakukan pencegahan.

bahagia,

prestasi

dapat

secara

Bullying adalah pengalaman yang biasa

sekolah, sering tidak masuk, tidak punya

dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di

teman, barangkali is menjadi korban bullying.

sekolah. Perilaku bullying dapat berupa

Atau, bila anak anda diusianya yang

ancaman fisik dan nonfisik, atau verbal.

masih sangat muda sudah mulai menunjukkan

Bullying terdiri dari perilaku langsung sepeeti

tanda suka merendahkan teman, dengan

mengejek, mengancam, mencela, memukul,

sengaja mengisolasi seorang kawan untuk

dan merampas yang dilakukian oleh satu atau

tidak bermain bersama, atau memperlihatkan

lebih siswa kepada korban atau anak yang

keenggaran

sebayanya,

lain. Selain itu bullying dapat berupa perilaku

mulailah

tidak langsung misalnya, dengan mengisolasi

mencermati

berbagi ajak

dia

enggan

sehingga

ke

segeralah

menurun,

itu

dengan berdialog,

aktivitasnya

sehari-hari,

berkomunikasilah dengan teman-temannya,

atau

sengaja

menjauhkan

dianggap berbeda.

Bullying And Efforts To Minimize (Sucipto)

orang

yang

ISSN: 2301-6160 Baik langsung maupun tidak langsung pada

dasarnya

bullying

bentuk

mendapatkan penguatan terhadap perilaku

intimidasi fisik atau psikologis yang terjadi

untuk melakukan intimidasi kepada anak-

berkali-kali

anak

dan

adalah

bullying, anak-anak sebagai pelaku bullying

secara

terus

menerus

membentuk pola kekerasan, misalnya menarik rambut,

meninju,

memukul,

mendorong

Bullying dalam

berkembang

lingkungan

dengan

sekolah,

pesat sering

(fisik); menolak, mereoro, mengisolasi atau

memberikan masukan negatif pada siswa lain,

menjauhkan, menekan, memeras, memfitnah,

berupa hukuman yang tidak membangun

menghina,

sehingga

dan

adanya

deskriminasi

tidak

mengembangkan

rasa

berdasarkan ras, ketidakmampuan dan etnik

menghargai dan menghormati antar siswa, 3)

(emosional). Memberikan nama panggilan,

faktor kelompok sebaya: anak-anak ketika

mengejek dan menggosip (verbal).

berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman

Eksibisionisme dan adanya pelecehan

sekitar

sekolah

kadangkala

terdorong

seksual (seksual). Bully atau pelaku bullying

melakukan bullying. Kadangkala beberapa

adalah seseorang yang secara langsung

anak melakukan bullying pada anak lainnya

melakukan agresi baik fisik, verbal, atau

dalam usaha membuktikan diri bisa masuk

psikologis

dengan

dalam kelompok tertentu, meskipun mereka

atau

sendiri merasa tidak nyaman dalam perilaku

kepada

menunjukkan

orang

lain

kekuatan

mendemonstrasikan kepada orang lain. Kebanyakan

perilaku

tersebut.

bullying

Korban

bullying

ataufictim

adalah

berkembang dari faktor lingkungan yang

seseorang yang berulangkali mendapatkan

kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi

perlakuan agresi dari kelompok sebaya naik

penyebab

Faktor

dalam bentuk serangan fisik, atau serangan

penyebab bullying antara lain: 1) faktor

verbal, atau bahkan kekerasan psikologis.

keluarga: anak yang melihat orang tuanya

Biasanya yang menjadu korban bullying pada

atau anak yang mengalami bullying sering

kelompok laki-laki adalah mereka yang lemah

tergoda mngembangkan perilaku bullying

secara fisik dibandingkan dengan kelompok

juga. Ketika anak menerima pesan negatif

sebayanya. Mereka yang menjadi korban

berupa hukuman fisik di rumah, mereka

bullying,

mengembangkan konsep diri dan harapan diri

kebanyakan dari keluarga atau sekolah yang

yang

pengalaman

sangat over protektif sehingga anak atau

tersebut cenderung lebih dulu menyerang

siswa tidak dapat mengembangkan secara

orang

munculnya

negatif

lain

dimaknai

yang

sebelum sebagai

bullying.

dengan

menurut

penelitian

adalah

diserang.

Bullying

maksimal kemampuan memecahkan masalah

sebuah

kekuatan

sendiri (coping skill).

melindungi diri dari lingkungan (keluarga)

Ronbanks dalam artikelnya bullying in

yang mengancam, 2) faktor sekolah: karena

school, mengungkapkan bahwa siswa korban

pihak sekolah sering mengabaikan keadaan

bullying

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

menunjukkan

beberapa

gejala,

PSIKOPEDAGOGIA

ISSN: 2301-6160

misalnya cemas, rasa selalu tidak aman, sangat

elemen harus ikut terlibat, baik orang tua,

berhati-hati, dan mereka menunjukkan harga

pihak sekolah, bahkan pemerintah. Beberapa

diri yang rendah (low self-esteem). Mereka

hal yang bisa dilakukan untuk mencegah

juga memiliki interaksi social yang rendah

antara lain: 1) orang tua membiasakan diri

dengan teman-temannya, kadangkala mereka

memberikan feed back positif bagi anak

termasuk anak yang diisolasi oleh teman

sehingga mereka belajar berperilaku sosial

sebayanya.

yang baik dan baik dan mendapatkan model

Konsekuensi adalah sebuah kata yang

interaksi yang tepat, bukan seperti perilaku

tepat untuk menggambarkan bagaimana dan

bullying dan agresi. Menggunakan alternative

apa yang bisa terjadi di balik perilaku bullying

hukuman

ini. Pada artikel Ronbanks pada tahun 1997

melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis.

dipaparkan sebuah penelitian di Skandinavia

Selain itu, orang tua mau menjalin relasi dan

bahwa ada korelasi kuat antara bullying yang

konsultasi dengan pihak sekolah jika anaknya

dilakukan

tahun

menjadi pelaku bullying ataupun korban. 2)

sekolah di mana meeka menjadi pelaku

pihak sekolah menciptakan lingkungan yang

kriminal di saat dewasa. Ini adalah adalah

positif

sebuah penelitan yang memberikan gambaran

mengadakan

bagaimana bullying dapat membentuk sebuah

menggunakan hukuman kekerasan. Tak kalah

kepribadian yang dapat menempatkan seorang

pentinya

anak pada sebuah perjalanan dan pengalaman

sekolah untuk tidak mengabaikan perilaku

hidup yang kelam.

bullying di lingkungan sekolah.

siswa

selama

beberapa

kepada

dan

anak

kondusif, praktik

meningkatkan

dengan

misalnya kedisiplinan

kesadaran

tidak

dengan tanpa

pihak

Sedangkan sebagai korban bullying sering

Lalu bagaimanakah upaya-upaya yang

mengalami ketakutan ke sekolah dan tidak

perlu dilakukan oleh guru dan orang tua untuk

percaya diri, merasa tidak nyaman, dan tidak

menghadapi hal itu?

bahagia.

a. Cermati gejala-gejala perubahan anak, dan

Aksi

bullying

menyebabkan

seseorang terisolasi dari kelompok sebayanya karena teman sebaya korban bullying tidak

segeralah lakukan pendekatan padanya b. Tenanglah

dalam

bertindak,

sambil

mau akhirnya mereka menjadi target bullying

meyakinkan anak bahwa ia telah mendapat

karena mereka berteman dengan korban

perlindungan

bullying.

mendatang

Bullying sudah menjadi masalah global yang tidak bisa diabaikan lagi. Banyak hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan perkembangan remaja.

psikologis

Kekerasan

merupakan

bagian

sejak dari

anak-anak dini

dan bukan

dari

perilaku

bullying

c. Laporkan kepada guru/ pihak sekolah untuk segera dilakukan penyelidikan d. Meminta konselor ( guru BK) sekolah melakukan penyelidikan tentang apa yang telah terjadi

perkembangan

e. Meminta pihak sekolah untuk memberikan

psikologis mereka, oleh sebab itu banyak

info tentang apa yang sebenarnya telah

Bullying And Efforts To Minimize (Sucipto)

ISSN: 2301-6160 terjadi

_______. 2011. Psikologi Plus volume V no.3.

f. Mengajarkan anak cara-cara menghadapi bullying Strategi

Menghadapi

Bullying

di

sekolah adalah: a. Ajarkan siswa untuk menyembunyikan kemarahan atau kesedihannya. Bila ia tampak bereaksi si bullying akan senang b. Ajarkan anak berani memandang mata si bullying c. Ajarkan

anak

berdiri

tegak,

kepala

ditegakkan dalam menghadapi bullying d. Tidak berjalan sendirian e. Tetap tenang dalam situasi apapun f. Bila dalam bahaya segera menyingkir.

KESIMPULAN Bullying akan senantiasa terjadi dan sering tidak mendapatkan perhatian dari para guru karena peristiwa ini dianggap hal biasa dan wajar, namun jika diperhatikan lebih lanjut sebenarnya bullying sangat banyak memberikan dampak negatif pada diri korban. Peran guru dan pembimbing di sekolah sangat penting untuk meminimalisirnya agar siswasiswa di sekolah dapat berkembang dengan wajar dalam suasana gembira tidak dengan ketakutan. Tulisan di atas semoga membantu para orang tua, guru, dan konselor dalam menghadapi bullying yang terjadi di sekolah. Semoga bullying tak terjadi lagi di sekolahsekolah kita, apabila kita mampu melakukan pengawasan.

REFERENSI Anonim.

2002.

Bullying

and

Problem

Disorder . New York: Mc Graw Hill.

PSIKOPEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, 2012

Semarang.