E-JURNAL OBSTRETIKA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN

Download E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Pekerjaan Ibu. Dengan Keberhasilan Teknik Laktasi Pada Ibu. Menyusui. Susan Narula. *...

0 downloads 294 Views 424KB Size
Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

E-Jurnal Obstretika

Vol. 3│No. 1

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Keberhasilan Teknik Laktasi Pada Ibu Menyusui Susan Narula* Kadar Kuswandi ** *

AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung

**

Poltekkes Kemenkes Banten

Article Info

Abstract

Keywords: Knowledge, Work, Success Techniques Lactation

This study aims to determine the relationship between the mother's level of knowledge and work with successful lactation techniques. This research used analytic survey with cross sectional approach, the number of samples taken were 51 people on the whole of the population. The results showed that almost majority (80.4%) nursing mother does not successfully

perform

the

technique

lactation,

(64.7%) nursing mother has a level of knowledge that is lacking, and most (80.4%) nursing mother has a job. Results of chi-square test P value = 0.000 Corresponding Author: [email protected] [email protected]

(P <0.05), which means that there is a relationship between the mother's level of knowledge and work with successful lactation in nursing mothers technique in IHC Desa Melati Wetan Kolelet 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan keberhasilan teknik laktasi. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik, dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak

16

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

51 orang yang diambil secara keseluruhan dari jumlah populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian besar (80.4%) ibu menyusui tidak berhasil melakukan teknik laktasi,(64.7%) ibu menyusui memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, dan sebagian besar (80.4%) ibu menyusui memiliki pekerjaan. Hasil uji chi square nilai P = 0,000 (P<0,05)

yang berarti

bahwa

terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan keberhasilan teknik laktasi pada ibu

E-Jurnal Obstretika Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 hh. 16-32 ©2015 EJOS. All rights reserved.

menyusui di Posyandu Melati Desa Kolelet Wetan Tahun 2014.

(2007) mendefinisikan bayi sebagai

Pendahuluan Pada tahun 1999 UNICEF (United

Nations

International

anak usia 0-12 bulan. Beberapa program

terkini

dalam

proses

Emergency

Found)

pelaksanaan percepatan penurunan

klasifikasi

tentang

antara lain adalah program ASI

jangka waktu pemberian ASI .

eksklusif dan penyediaan konsultan

Children’s memberikan

Rekomendasi

UNICEF

bersama

World Health Assembly (WHA) dan banyak

negara

lainya

ASI

eksklusif

di

rumah

sakit/puskesmas (Prasetyono, 2009).

adalah

Di Indonesia, terutama di

menetapkan jangka waktu pemberian

kota-kota

ASI eksklusif

tendensi penurunan pemberian ASI,

selama

6

bulan.

(Roesli, 2007). Millenium

yang Development

besar

terlihat

dikhawatirkan

adanya

meluas

kepedesaan. Penurunan pemberian

bidang

atau penggunaan ASI di Negara

kesehatan khususnya di Indonesia

berkembang atau dipedesaan terjadi

menargetkan pada tahun 2015. AKB

karena adanya kecendrungan dari

Goals

(MDGs)

dalam

menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Hockenberry & Wilson

17

masyarakat untuk meniru sesuatu yang

dianggapnya

modern

yang

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

datang dari Negara yang telah maju

eksklusif adalah memberikan ASI

atau yang datang dari kota besar

saja pada bayi selama 6 bulan

(Soetjiningsih, 1997).

pertama hidupnya, tanpa tambahan

Berdasarkan

SDKI (Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia) (2012), jumlah ibu yang memberikan ASI dengan cara teknik laktasi pada tahun 2007 adalah 32%, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 42%. Dari sini kami menyimpulkan bahwa ada

masih banyak

susu

formula,

air

minum

dan

tambahan lain. ASI eksklusif ini sangat penting untuk bayi karena ASI- lah makanan terbaik dengan zat gizi paling lengkap serta zat antibodi yang melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit. Semakin

yang

dikenalnya

belum sadar pada ibu-ibu untuk

teknologi modern dan diserapnya

menyusui

gaya hidup baru, maka yang melekat

secara

teknik

yang

dalam praktek kebiasaan menyusui

benar.(Depkes RI, 2007). Penurunan angka menyusui atau teknik menyusui yang tidak benar, di Indonesia merupakan salah satu sebab utama semakin banyaknya kasus kurang gizi di negeri ini, demikian

diungkapkan

Anne

H

Vincent, kepala bidang gizi dan

menunjukan penurunan nyata dalam masyarakat, namun tanpa disadari pelayanan kesehatan sering berperan dalam

mendorong

2007

hanya

7,2%

bayi

yang

mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Padahal di tahun 2002 angkanya sedikit lebih tinggi, 7,8%. hanya

Rata-rata

bayi

Indonesia

mendapat ASI eksklusif

selama 2 bulan. Pemberian ASI

baik

ibu

untuk menyusui

maupun memperkenalkan cara-cara mengganggu

dimulainya Anne menambahkan ditahun

tersebut,

kegagalan upaya mendukung dan

yang

kesehatan Unicef Indonesia.

penurunan

kelancaran

dan dimantapkan nya

menyusui, air susu diberikan pada bayi

mulai

0-4

bulan

tanpa

makanan tambahan ASI eksklusif merupakan makanan paling baik untuk bayi karena mengandung zat gizi

ideal

dan

mencukupi,salah

satu keberhasilan laktasi pada ibu memberikan ASI eksklusif dapat 18

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

dinilai dengan dari terpenuhinya

adalah dengan duduk, berdiri atau

kebutuhan

berbaring (Padmawati, 1997).

bayi

dilihat

dengan

beberapa kali bayi kencing dalam satu hari minimal 6 kali atau lebih.

Akan tetapi masih banyak ditemukan ibu-ibu yang menyusui

Agar proses menyusui dapat

dengan teknik atau cara yang tidak

berjalan lancar, maka seorang ibu

benar, Berdasarkan hasil penelitian

harus

keterampilan

oleh Parlin Alin di RSIA Mutiara

menyusui agar ASI (Air Susu Ibu)

Hati Gading Rejo Tanggamus tahun

dapat mengalir dari payudara ibu

2012. Dari 371 ibu menyusui yang

ke bayi secara efektif. Menurut

menjadi responden diketahui bahwa

Hegar,

responden dengan pengetahuan yang

mempunyai

dkk

(2008)

menyatakan

keterampilan menyusui yang baik

buruk

meliputi

teknik

laktasi

menyusui

yang

memiliki proporsi yang lebih besar

menyusui

dan

yaitu 56,9%. Hal ini disebabkan

perlekatan bayi pada payudara yang

karena responden jarang mendapat

tepat. (Hegar, 2004).

penyuluhan kesehatan dari

benar,

teknik

tentang

posisi

Posisi

menyusui

harus

tenaga

kesehatan baik di lingkungan tempat

senyaman mungkin, dapat dengan

tinggal

posisi duduk atau berbaring dengan

kesehatan.teknik laktasi bertujuan

postur tubuh yang nyaman dan sisi

untuk keberhasiln menyusui, untuk

kepala tubuh bayi berada dilengan

keberhasilan

bawah ibu disebelah payudara yang

laktasi diperlukan peran bidan untuk

diisap, teknik menyusui yang tidak

membantu ibu dalam menyusui.

benar dapat mengakibatkan puting

Dalam perannya bidan membutukan

susu Ada berbagai macam posisi

informasi yang benar untuk ibu

menyusui, menjadi lecet, ASI tidak

dalam menyusui, sehingga dapat

keluar

berpengaruh

optimal

mempengaruhi selanjutnya menyusu

19

sehingga

produksi atau

yang

bayi biasa

ASI

atau

pelaksanaan

pada

disarana

teknik

kualitas

penyuluhan.

engga

Lamanya menyusu berbeda-

dilakukan

beda, sebaiknya menyusui bayi tanpa

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

dijadwal (on demand), karena bayi

benar,dan

akan

hubungannya

menentukan

sendiri

hal-hal lain yang erat dengan

kebutuhannya. Ibu harus menyusui

menyusui.

bayinya bila bayi menangis bukan

terjadi antara 57% sering terjadi

karena sebab lain, atau ibu sudah

putting susu nyeri/lecet, payudara

merasa perlu menyusui bayinya.

bengkak, saluran susu tersumbat,

Bayi

mastitis, abses payudara,

yang

sehat

mengonsongkan

dapat

satu

payudara

sekitar 5-7 menit dan ASI dalam

kelainan

Masalah

proses

anatomis

yang

sering

dan

pada

puting

(Soetjiningsih,1997).

lambung bayi akan kosong dalam

ASI

perlu ditunjang oleh

waktu 2 jam. Pada awalnya bayi

cara pemberian yang benar, yaitu

akan menyusu dengan jadwal yang

faktor penting diantaranya teknik

tak teratur, dan akan mempunyai

menyusui yang meliputi kekuatan

pola tertentu setelah 1-2 minggu

hisapan

kemudian.( Padmawati, 1997).

frekuensi

Adapun faktor keberhasilan dalam

menyusui

adalah

bayi,

cara,

menyusui

lama pada

dan waktu

bayi menghisap payudara sehingga

dengan

terjadi rangsangan pada ujung saraf

menyusui secara dini dengan yang

puting susu, cara menyusui yang

benar, teratur, dan ekslusif. Oleh

benar akan membantu bayi dalam

karena itu, salah satu yang perlu

menyusu

mendapat perhatian

pengeluaran air susu akan berjalan

sampai

6

(enam) bulan dan dapat dilanjutkan

sering

terjadi

terutama

pada

digunakan

metode

untuk

telah

menghitung

perkiraan kebutuhan harian bayi, dengan pemahaman bahwa mungkin

primipara. Oleh karena itu kepada

terdapat perbedaan dari yang satu

ibu-ibu ini perlu diberikan penjelasan

dengan

tentang

menyusui yang satu dengan cara

pentingnya cara

pada

Beberapa

ibu

payudara,

terdapat

menyusui

proses

dengan baik.

sampai anak berumur 2(dua) tahun. Tetapi masalah-masalahyang

sehingga

perawatan

menyusui

bayi

lainya,

dari

cara

yang

20

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

menyusui yang lain, dan dari hari ke hari.( Karin, 2011).

Newborn memiliki gerakan refleks yang membantu ibu untuk

perlu

segera menyusuinya. walaupun bayi

ditunjang oleh cara pemberian yang

anda lahir dengan naluri alami,

benar, misalnya pemberian segera

namun

setelah lahir (30 menit pertama

membiarkan ia menyusu begitu saja,

bayi

karena hal itu tidak akan berhasil

Keunggulan

harus

ASI

sudah

disusukan),

bukan

berarti

ibu

dan

bagi ibu atau Si Bayi. menyusui

pendamping

harus dipelajari dan dipraktikkan

yang dimulai pada usia empat bulan .

oleh bayi dan ibu. Setiap wanita

sehingga

memiliki ukuran

pemanfaatan pemberian

kolostrum makanan

diperlukan

usaha-

payudara dan

usaha/pengelolaan yang benar, agar

bentuk puting yang berbeda. Jadi,

setiap ibu dapat menyusui sendiri

tidak ada ungkapan

bayinya.(Padmawati, 1997).

sempurna,

semua

tidak wanita

bisa

menyusui walau memiliki kendala Persiapan kehamilan

menyusui

merupakan

pada

hal

yang

penting, sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk

menyusui

bayinya,

oleh

karena itu, sebaiknya ibu hamil masuk

dalam

kelas

bimbingan

persiapan

menyusui

(BPM).

Demikian

pula

suatu

pusat

pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit,

Rumah

Puskesmas

Bersalin

harus

atau

mempunyai

kebijakan yang berkenan dengan pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang

keberhasilan

menyusui.(Padmawati, 1997).

21

masing-masing,kini banyak produk minuman susu formula untuk ibu menyusui. namun ketahuilah, itu tidak berhubungan dengan pasokan ASI. Penting bagi ibu untuk tetap terhidrasi cairan

dengan segala

sehat

makanan

dan

yang

bentuk

mengonsumsi

sehat.

menyusui

seharusnya membuat ibu bahagia. ketahuilah bahwa puting payudara menjadi lebih sensitif ketika mulai menyusui,

karena

peningkatan

jumlah hormon setelah melahirkan. bila ibu merasakan nyeri puting yang

tidak

wajar,

ibu

harus

berkonsultasi pada ahli laktasi untuk

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

mengetahui penyebabnya. Salah satu

menghambat

penyebab puting terasa sakit adalah

misalnya karena puting susu yang

posisi

saat

tidak mencapai langit-langit mulut

wanita

bayi maka pencapaian menyusu pada

menghasilkan ASI yang cukup untuk

bayi kurang tepat dan terjadilah

bayi mereka. Percayalah, bila ibu

puting susu

sehat dan bahagia maka kebutuhan

bengkak, dan saluran susu tersumbat.

ASI pun berlimpah. Jadi, hindari

Dari hasil studi pendahuluan di

stres serta konsumsi jenis makanan

Posyandu Melati Desa kolelet, dari

dan minuman berkualitas.

ibu

yang

tidak

benar

menyusui.Kebanyakan

pemberian

lecet

menyusui

atau

5

ASI

payudara

orang,

yang

Seorang bidan atau tenaga

melakukan menyusui dengan benar 3

kesehatan yang berkecimpung dalam

orang sedangkan yang melakukan

bidang

dengan teknik menyusui yang tidak

laktasi,

mengetahui

bahwa

menyusui itu proses

seharusnya

/laktasi

benar yaitu 2 orang.

merupakan suatu

alamiah,

mencapai

walaupun

namun

Dari hasil studi pendahuluan

untuk

kejadian yang berhubungan dengan

kerberhasilan menyusui

keberhasilan teknik laktasi pada ibu

diperlukan

mengenal

pengetahuan

teknik-teknik

menyusui dilihat dari pengetahuan ibu yaitu masih kurang mengetahui

menyusui/laktasi yang benar.(

tentang teknik laktasi dengan benar

Soetjiningsih,1997).

dan tepat, dan dilihat dari ibu yang

Berdasarkan informasi dari bidan

desa

setempat,

berkerja kemungkinan tidak dapat menyusui

bayinya

mengungkapkan bahwa di posyadu

teknik

melati banyak ibu menyusui dengan

kesibukan

cara

Berdasarkan

yang

tidak

tepat

yang

dikarenakan masih banyak ibu-ibu

penulis

yang

penulis

menyusui

masih

kurang

yang

dengan

benar,

mengingat

dalam uraian

jelaskan

cara

bekerja. yang

telah

diatas,

maka

menyimpulkan

untuk

pengetahuan tentang pemberian ASI

melakukan penelitian yang berjudul

dan maslah lain yang dapat

“Hubungan tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan keberhasilan 22

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

teknik laktasi pada ibu menyusui di

variable dependen yaitu keberhasilan

posyandu melati desa kolelet wetan,

laktasi.

kecematan

Rangkasbitung,

Populasi adalah keseluruhan

Kabupaten Lebak Propinsi Banten.

subjek penelitian, dalam penelitian

Metodologi Penelitian

ini subjek yang digunakan yaitu

Penelitian ini adalah survey

seluruh ibu menyusui di posyandu

analitik dimana peneliti mencoba

Melati

menggali tentang faktor-faktor yang

Kecamatan

berhubungan dengan kejadian dan

Kabupaten Lebak, Periode Bulan

distribusi penyakit atau maslah yang

Mei 2014 yaitu sebanyak 51 orang.

berkaitan

dengan

kesehatan

Besar sampel dalam penelitian ini

penelitian

ini

menggunakan

adalah ibu menyusui yang ada di

pendekatan cross sectional yaitu peneliti mencari faktor yang dapat

Desa

kolelet

wetan,

Rangkasbitung,

Posyandu

Melati

Desa

kolelet

wetan. Cara pengambilan sampel

dioperasionalkan menjadi variable

dengan cara sampling jenuh yaitu

independen

sensus

dengan

yang

masalah

penyakit,

dihubungkan kesehatan

yang

dioperasionalkan sebagai

atau dapat

variable

artinya

seluruh

diteliti. Hal ini dilakukan karena jumlah

populasi

sedikit

yaitu

sebanyak 51 orang (total populasi).

dependen. Hal ini ditemukan dan dan

Analisis

data

dikumpulkan (Machfoed, 2008).

dengan

menggunakan

univariat

dan

Variabel dalam penelitian ini

populasi

yang

dilakukan

bivariate

anlisis dengan

bantuan perangkat lunak.

terdiri dari 2 varibel yang akan diukur yaitu variable independen (variable

bebas)

dan

variable

Hasil Penelitian Data

dalam

analisis

ini

dependen (variable terikat). Adapun

diperoleh dari data primer melalui

variable-variabel yang akan diteliti

pengisian kuisioner. Penelitian ini

dalam

dilakukan

variable

penelitian

independen,

pengetahuan,dan

23

ini adalah: 1)

pekrjaan.

untuk

mengetahui

yaitu

hubungan tingkat pengetahuan dan

2)

pekerjaan ibu dengan keberhasilan

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

teknik

laktasi

posyandu kecamatan

ibu

Melati

menyusui desa

tanggal

yang diambil secara keseluruhan

Kolelet

Rangkasbitung

dimulai pada

di

dari

yang

jumlah

populasi.

Hasil

penelitian ini digambarkan dengan

8 sampai

analisis

tanggal 10 September 2014 dengan

univariat

dan

bivariat.

Didapatkan hasil sebagai berikut:

jumlah sampel sebanyak 51orang Table 1 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Teknik Laktasi Keberhasilan Teknik Laktasi Frekuensi Presentase (%) tidak berhasil 4 80.4 Berhasil 1 19.6 Total 50 100.0 1 Table 2 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan Frekuensi Presentase (%) Kurang 33 64.7 Baik 18 35.3 Total 51 100.0

Table 3 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan

Frekuensi

Presentase (%)

Bekarja

41

80.4

Tidak bekerja

10

19.6

Total

51

100.0

24

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

Tabel 4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Keberhasilan Teknik Laktasi Teknik

Tingkat pengetahuan

Tidak berhasil 33 (100,0%) 8 (44,4%) 41 (80,4%)

Kurang Baik Total

Table

1

menunjukkan

Laktasi Total Berhasil 0 (0%) 10 (55,6%) 10 (19,6%)

33 (100,0%) 18 (100,0%) 51 (100,0%)

P value

OR

0,000

2,250 (1,342 3,771)

ibu yang berpengetahuan baik yang

bahwa sebagian besar (80.4%) ibu

tidak

menyusui tidak berhasil melakukan

hanya (44,4%). Secara bivariat

teknik laktasi yang benar. Tabel 2

diperoleh nilai P = 0,000 (P<0,05)

menunjukkan

yang

besar

bahwa

sebagian

ibu

menyusui

(64.7%)

melakukan

berarti

hubungan

teknik

bahwa antara

laktasi

terdapat tingkat

memiliki tingkat pengetahuan yang

pengetahuan dengan keberhasilan

kurang.

menunjukkan

teknik laktasi di Posyandu Melati

bahwa sebagian besar (80.4%) ibu

Desa Kolelet Wetan Tahun 2014.

menyusui

Nilai OR sebesar 2,250 artinya ibu

Tabel

3

memiliki

pekerjaan.

Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu

menyusui

menyusui

berhasil

kurang memiliki resiko 2 kali

melakukan teknik laktasi dengan

lebih besar untuk tidak melakukan

benar lebih banyak (100,0%) terjadi

teknik laktasi dengan benar bila

pada

dibandingkan dengan

ibu

yang

yang

tidak

berpengetahuan

kurang, bila dibandingkan dengan

25

yang

berpengetahuan

berpengetahuan baik.

ibu yang

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

Tabel 5 Hubungan Pekerjaan Dengan Keberhasilan Teknik Laktasi Teknik Laktasi P value Pekerjaan Total Tidak berhasil Berhasil 41

0

41

(100,0%)

(0%)

(100,0%)

0

10

10

(0%)

(100,0%)

(100,0%)

41

10

51

(80,4%)

(19,6%)

(100,0%)

Bekerja Tidak bekerja

0.000

Total

Table

5

menunjukkan

Wetan Tahun 2014

bahwa ibu menyusui yang tidak

Berdasarkan hasil penelitian

berhasil melakukan teknik laktasi

menunjukkan bahwa ibu menyusui

lebih banyak (100%) terjadi pada

yang

ibu yang bekerja, bila dibandingkan

teknik laktasi lebih banyak (100,0%)

dengan ibu yang tidak bekerja yang

terjadi

tidak berhasil melakukan teknik

berpengetahuan

laktasi yaitu (0%). Secara bivariat

dibandingkan

diperoleh nilai P = 0,000 (P<0,05)

berpengetahuan

yang

berhasil melakukan teknik laktasi

berarti

hubungan

bahwa

antara

terdapat

pekerjaan

ibu

tidak

berhasil

pada

melakukan

ibu

yang

kurang,

bila

dengan

ibu

yang

baik

yang

tidak

hanya (44,4%).

dengan keberhasilan teknik laktasi Secara

di Posyandu Melati Desa Kolelet

univariat

diperoleh

nilai P = 0,000 (P<0,05) yang berarti

Wetan Tahun 2014.

bahwa terdapat hubungan antara Pembahasan 1.

tingkat

pengetahuan

Hubungan

Tingkat

keberhasilan

Pengetahuan

Dengan

Posyandu

teknik Melati

Tahun

dengan laktasi

Desa

2014.

di

Kolelet

Keberhasilan Teknik Laktasi Di

Wetan

Nilai

OR

Posyandu Melati Desa Kolelet

sebesar 2,250 artinya ibu menyusui 26

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

yang

berpengetahuan

kurang

informasi tentang menyusui yang

memiliki resiko hampir 2 kali lebih

benar.

besar untuk tidak melakukan teknik

(1990)

laktasi bila dibandingkan dengan ibu

faktor bahwa berbagai faktor yang

yang berpengetahuan baik.

dapat mempengaruhi keberhasilan

Menururut Astutik, (2014)

Pada

penelitian

Winarno

menggolongkan

berbagai

laktasi yaitu faktor ibu (39,7%),

Ibu sering kurang mengetahui dan

faktor

memahami tata laksana laktasi yang

menyusui (22,1 %), faktor anatomis

benar.

payudara

Misalnya,

pentingnya

bayi

(36,7%),

(1,5%).

teknik

Pada dasarnya

memberikan ASI, bagaimana ASI

gangguan laktasi gangguan tersebut

keluar, bagaimana posisi menyusui,

dapat dicegah dan diatasi sehingga

dan perlekatan yang baik sehingga

tidak menimbulkan kesukaran.

bayi dapat menghisap secara efektif dan

ASI

dapat

keluar

dengan

Hasil

penelitian

Masitoh

(2009) bahwa ada hubungan antara

optimal. Selain itu bagaimana cara

tingkat pengetahuan

ibu memberikan ASI bila berpisah

keberhasilan teknik laktasi yang

dengan bayinya.

benar untuk tingkat pengetahuan 15

Menurut Rusli (2005) teknik menyusui

merupakan

salah

satu

ibu

dengan

responden (35,7%) berpengetahuan baik

16

responden

faktor yang mempengaruhi produksi

berpengetahuan

ASI dimana bila teknik menyusui

menyusui ibu dengan kategori baik

tidak

16

benar, dapat menyebabkan

responden

kurang.

(38,1%)

(38,1%)

Teknik

dengan

puting susu lecet dan menjadikan

kategori tidak baik 26 responden

ibu

(61,9 %).

bayi

enggan tersebut

menyusui jarang

sehingga menyusu.

Pengetahuan

ibu

tentang

Enggan menyusu akan berakibat

teknik menyusui yang benar sangat

kurang baik, karena isapan bayi

penting sebab dari pengalaman dan

sangat berpengaruh pada rangsangan

penelitian terbukti bahwa prilaku

produksi

selanjutnya.namun

yang

didasari pengetahuan akan

sering kali ibu kurang mendapatkan

lebih

langsung

27

ASI

diterim daripada

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

perilaku yang tidak didasari oleh

Menurut

Roesli

(2000)

pengetahuan. (Notoadmojo, 2003).

Pekerjaan merupakan alasan yang

2.

Dengan

sering digunakan oleh ibu untuk

Laktasi

berhenti

Hubungan

pekerjaan

Keberhasilan Di

Teknik

Posyandu

Melati

Desa

menyusui

bayinya.

Di

daerah perkotaan, ibu banyak turut bekerja mencari nafkah, sehingga

Kolelet Wetan Tahun 2014

tidak dapat menyusui bayinya secara Pekerjaan

ibu

akan

teratur.

berpengaruh terhadap cara menyusui Berdasarkan hasil penelitian

yang benar dikarenakan ibu yang bekerja yang

akan

mempunyai

sempit

untuk

waktu

menyusui

dari

seluruh

Puskesmas

ibu

menyusui

di

Sawah Lebar Kota

anaknya sehingga ibu tidak terlalu

Bengkulu

memperhatikan perawatan terhadap

(71,74%) merupakan ibu yang tidak

bayinya dan dalam

kurangnya kesabaran

menyusui

bayinya

maka

sebagian

besar

ibu

bekerja. Pada tabel 4.8 pada ibu yang bekerja menunjukan bahwa

kegagalan dalam proses menyusui

73,15%

ibu

tersebut

tidak

sering terjadi.(Roesli, 2005).

memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Hasil uji statistik

Secara

bivariat

diperoleh

nilai P = 0,000 (P<0,05) yang berarti

menggunakan

Chi-Square

(X2)

bahwa terdapat hubungan pekerjaan

dengan X2hit = 14,431 > X2 tab =

dengan keberhasilan teknik laktasi

3,84 dengan nilai p = 0,00 < ? =0,05.

di Posyandu Melati Desa Kolelet

Ini artinya terdapat hubungan yang

Wetan Tahun 2014.

bermakna antara pekerjaan dengan

Menurut Notoadmojo

keberhasilan teknik laktasi.

bahwa

ada

Menurut Roesli, (2000) yang

pekejaan

ibu

menyatakan sering kali ibu bekerja

dengan keberhasilan teknik laktasi,

mengalami dilema tidak melakukan

untuk ibu yang bekerja (69,6 %),

dengan teknik laltasi yang benar

sedangkan untuk ibu yang tidak

pada bayinya meskipun kelompok

bekerja (38,1%).

ini tahu manfaat dan keunggulan

hubungan

(2009)

penelitian

antara

28

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

ASI,

namun

sulit

untuk

waktu. Padahal sebenarnya, bekerja

mempraktekkannya. Alokasi waktu

bukanlah

kerja

menghentikan

sehari-hari

yang

banyak

alasan

untuk

pemberian

ASI

berada diluar rumah dan di tempat

dengan cara teknik laktasi yang

bekerja, banyak kantor atau institusi

benar. Dengan pengetahuan yang

kerja tidak

benar tentang menyusui,kelengkapan

mendukung program

pemberian ASI. Tidak ada upaya

memompa

penyiapan ruangan khusus

untuk

lingkungan kerja, seorang ibu yang

tempat menyusui atau memompa

bekerja dapat memberi ASI secara

ASI ibu bekerja sehingga tidak bisa

eksklusif dengan teknik laktasi.

merawat

bayi

sepenuhnya.

ASI

dan

dukungan

Berdasarkan hasil penelitian

Pemberian ASI yang tidak bisa

Rohani,

dilakukan secara penuh biasanya

keberhasilan pemberian ASI yang

akan

terutama ASI eksklusif dengan cara

didampingi

dengan

susu

formula.

teknik

Padahal sebenarnya ibu yang bekerja penuh waktu pun tetap dapat

secara

ASI

dapat

langsung

langsung.

diberikan

maupun

Pemberian

tak secara

menyatakan

laktasi kepada bayi dapat

dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, dan pengetahuan ibu menyusui.

memberikan ASI. Pada prinsipnya, pemberian

(2007)

Hasil

penelitian

Baskoro.

(2008) menunjukkan bahwa ibu yang bekerja

cenderung untuk tidak

memberi

ASI

secara

eksklusif

langsung sudah jelas dengan cara

dengan cara teknik laktasi kepada

menyusui sedangkan pemberian ASI

bayinya.

secara tidak

mereka terlalu sibuk dan tidak bisa

langsung dilakukan

dengan cara memompa

memerah ASI,

atau

Hal

meninggalkan

ini

dikarenakan

pekerjaan

mereka

menyimpannya

dalam waktu yang lama sehingga

untuk kemudian diberikan pada bayi.

mereka membiasakan bayi mereka

Fakta membuktikan, banyak ibu-ibu

menyusu dari botol sejak dini.

yang

Padahal

bekerja

menghentikan

pemberian ASI dengan teknik laktasi dengan alasan tidak memiliki banyak 29

ibu

yang

bekerja

pun

sebenarnya bisa meluangkan waktu

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

untuk memberikan ASI eksklusif

menyusui

sebenarnya

tidak

saja

dengan teknik yang benar pada

memberi kesempatan

pada

bayi

bayinya

untuk

karena

ASI

mempunyai fungsi

eksklusif

yang

sangat

penting untuk pertumbuhan bayinya. Berdasarkan hasil penelitian

tumbuh

menjadi

manusia

yang sehat secara fisik saja, tetapi juga

lebih

cerdas,

mempunyai

yang

stabil,

emosional

Roesli, (2000) maka perlu dilakukan

perkembangan spiritual yang baik,

usaha untuk memberikan informasi

serta perkembangan sosial yang lebih

dan motivasi serta meningkatkan

baik.

pengetahuan ibu bekerja tentang

Simpulan

prinsip pemberian ASI Eksklusif langsung laktasi,

dengan

cara

yang diperoleh mengenai hubungan

tidak langsung.

tingkat pengetahuan dan pekerjaan

maupun

teknik

Pemberian secara langsung sudah jelas

dengan

sedangkan tidak

Berdasarkan hasil penelitian

cara

menyusui

ibu

dengan

latasi

keberhasilan

pada

ibu

teknik

menyusui

di

pemberian ASI secara

posyandu melati desa kolelet tahun

langsung dilakukan dengan

2014. Maka pada bab ini peneliti

cara memerah atau memompa ASI,

menyimpulkan

berdasarkan

hasil

menyimpannya

peneliti

pembahasan

hasil

untuk

kemudian

dan

diberikan pada bayi. Dan hal yang

penelitian yang telah

perlu

kesimpulan dan saran diuraikan

diupayakan

juga

adalah

adanya peraturan Pemerintah yang

dilakukan,

sebagai berikut.

mengatur agar kantor-kantor atau pihak

Perusahaan

menyediakan

Taman Penitipan Anak (TPA) agar ibu selalu dekat dengan bayinya dan dapat

memberikan

ASI

sesuai

dengan kebutuhan bayi atau bila memungkinkan,

bisa

disediakan

1.

Bahwa

sebagian

menyusui

yang

melakukan

teknik

laktasi

posyandu melati desa kolelet

untuk

Rangkasbitung

Karena

tidak

2. Sebagian besar responden di

wetan

ASI.

ibu

dengan benar.

fasilitas pojok laktasi yaitu tempat memeras

besar

kecamatan tahun

2014

30

E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)

adalah ibu yang berpengetahuan

wilayah

tidak

program KIA di puskesmas harus

baik

tentang

teknik

laktasi. 3.

Sebagian

besar

Responden

wetan

kecamatan

Rangkasbitung

tahun

2014

memiliki pekerjaan tetap Terdapat

hubungan

antara

pengetahuan

dengan

keberhasilan teknik laktasi di posyandu melati desa kolelet wetan

kecamatan

Rangkasbitung. 5.

Terdapat

hubungan

antara

pekerjaan dengan keberhasilan teknik

laktasi

melati

desa

di

posyandu

kolelet

wetan

Kecamatan Rangkasbitung. Saran Diharapkan seluruh tenaga kesehatan, lebih berupaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik laktasi pada ibu menyusui di posyandu melati desa kolelet wetan melalui pemberian informasi dengan cara konseling dan penyuluhan. Untuk

lebih

memasyarakatkan

teknik laktasi pada ibu menyusui di

31

puskesmas

maka

lebih intens dalam memaparkan

diposyandu melati desa kolelet

4.

kerja

informasi teknik laktasi yang benar. Daftar Pustaka Anik, maryuni. 2012. “ Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi”. TIM: Jakarta Arsiman. 2004. “ Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi ”, ed, palupi Widyastuti. EGC. Jakarta Astutik, reni yuli. 2014. “Payudara dan Laktasi”. Salemba medika: Jakarta Astutik, 2014 “ Manajemen Laktasi”. Salemba medika : Jakarta Budiman, agus riyanto. 2013. “Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan”. Salemba medika: Jakarta Baskoro, 2008, “ ASI Petunjuk Tenaga Kesehatan: Salemba Medika : Jakarta Hegar, badriul, dkk. 2004. “Bedah Asi Kajian Dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah”. Idai cabang dki Jakarta. Jakarta Karin, cadwell. 2011. “ Manajemen Laktasi”. EGC: Jakarta Machfoed, ircham, MS. 2008. “ Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan,

Susan narula dan Kadar Kuswandi/Hubungan ...Keberhasilan Teknik Laktasi pada Ibu Menyusui/16-32

Kebidanan, dan Kedokteran. Cetakan ke-4 Fitramaya: Yogyakarta

EGC: Jakarta

Masitoh, 1990. “ Teknik Laktasi “ Salemba medika : Jakarta Notoatmodjo, Sukidjo. 2007 “Prinsip-prinsip Dasar Ilm Kesehatan Masyarakat”. Rineka Cipta: Jakarta Nursalam, pariyani. 2001. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan”. Jakarta: http//andiroger.blogspot.com (diakses tanggal 2 Juni 2014 jam 10.00 WIB). Paath, erna francin, yuyum rumdasih, heryati. 2004. “Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi”. Ed , monica ester. EGC: Jakarta. Padmawati, ida ayu. 1997. “ Manajemen Laktasi “. EGC: Jakarta Prasetyono. 2009. “ Millenium Development Goals “. http://wiki medya.com (diakases tanggal 15 Mei 2014). Proverawati, atikah. 2010. “ Kapita Selekta Asi dan Menyusu”. Nuha medika : Yogyakarta Roesli u. 2005 “Mengenal Asi Eksklusif”. Trubus agriwidya. Jakarta Rohani, 2007. “ Mengenal Asi Eksklusif “ Salemba medika: Jakarta Soetjiningsih. 1997. “ Asi Petunjuk Tenaga Kesehatan”.

32