Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
APLIKASI DIAGNOSA GANGGUAN KEPRIBADIAN (Studi Kasus : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)
Ichsan Taufik Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Aplikasi ini dibangun sebagai alat bantu dengan didasarkan pada kebutuhan seorang psikolog/psikiater maupun orang-orang yang berkerja di area psikologi abnormal dalam mendiagnosa klien yang menderita gangguan kepribadian secara lebih cepat dan efisien. Arsitektur dari sistem ini terdiri dari Knowledge Base, Inference Engine, User Interface, Knowledge Acquisition Facility. Knowledge Base memuat jenis gangguan kepribadian, simptom, dan kriteria tiap jenis gangguan kepribadian tersebut. Sedangkan inference engine diimplementasikan dengan metode forward chaining. Proses diagnosis aplikasi ini adalah melalui penginputan simptom (gejala) yang diderita klien oleh seorang psikolog ke dalam sistem, dan selanjutnya hasil diagnosa didapatkan melalui penelusuran aturan yang ada antara lain dengan perhitungan jumlah simptom yang memenuhi syarat minimal sebuah jenis gangguan kepribadian. Kata kunci : Aplikasi, PHP dan MySql
diperlukan
1. PENDAHULUAN Di
dalam
seorang
pakar
Psikologi
penggolongan
Psikologi
Abnormal (Klinisi) khususnya dalam area
Abnormal, terdapat jenis-jenis
gangguan
Gangguan Kepribadian.
kepribadian dengan jumlah macam gejala yang tidak sedikit, serta terdapatnya faktor tumpang
tindih
gejala
antara
jenis
kepribadian yang satu dengan yang lain menyebabkan sulitnya membangun sebuah diagnosa serta memilih terapi penanganan yang tepat terhadap gangguan kepribadian tersebut. Oleh karena itu, untuk mendiagnosa klien
dengan
gangguan
kepribadian
Karena masalah tersebut maka sangat dibutuhkan alat bantu sebagai pengganti klinisi yang akan membantu kinerja seorang psikolog
maupun
mendiagnosa klien
psikiater
dalam
yang dimungkinkan
menderita gangguan kepribadian. Untuk mengatasi masalah di atas, maka perlu informasi yang didistribusikan secara online
dan
efisien
dan
jangkauan 69
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
informasinya lebih luas.. Sehingga dengan
pengambilan keputusan atau pemecahan
aplikasi ini diharapkan seorang psikolog
masalah yang dapat mencapai tingkat
maupun psikiater dapat terbantu dalam
performa yang setara atau bahkan lebih
mendiagnosa klien dengan lebih efektif dan
dengan pakar manusia di beberapa bidang
efisien.
khusus dan biasanya mempersempit area masalah. Ide dasar dari sistem pakar, teknologi
2. LANDASAN TEORI
kecerdasan buatan terapan adalah sederhana.
2.1 Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system)
adalah
sistem
mengadopsi
pengetahuan
komputer,
agar
yang
berusaha
manusia
Keahlian ditransfer dari pakar ke suatu komputer.
Knowledge
ini
kemudian
ke
disimpan didalam komputer, dan pengguna
dapat
menjalankan komputer untuk nasihat spesifik
menyelesaikan masalah seperti yang biasa
yang diperlukan. Sistem pakar menanyakan
dilakukan oleh para ahli. Ada beberapa
fakta-fakta dan dapat membuat inferensi
definisi tentang sistem pakar, diantaranya :
hingga sampai pada kesimpulan khusus.
a. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah
Kemudian layaknya konsultan manusia,
suatu program komputer yang dirancang
sistem pakar akan memberi nasihat kepada
untuk
kemampuan
nonexpert dan menjelaskan, jika perlu logika
penyelesaian masalah yang dilakukan
dibalik nasihat yang diberikan. Knowledge
seorang pakar.
dalam sistem pakar mungkin saja seorang
komputer
memodelkan
b. Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah
ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat
suatu model dan prosedur yang berkaitan,
dalam buku, jurnal, website dan orang yang
dalam suatu domain tertentu, yang mana
mempunyai
tingkat keahliannya dapat dibandingkan
bidang. Sistem pakar yang baik dirancang
dengan keahlian seorang pakar.
agar
c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem
pengetahuan
dapat
tentang
menyelesaikan
suatu
suatu
permasalahan tertentu dengan meniru kerja
pakar adalah suatu sistem komputer yang
dari para ahli (Kusumadewi, 2003).
bisa menyamai atau meniru kemampuan
Sebuah sistem pakar harus memberikan suatu
seorang pakar .
dialog dan setelah diberikan suatu jawaban,
d. Menurut Turban : Sistem pakar (expert
sistem pakar dapat memberikan nasehat atau
system) adalah paket perangkat lunak
solusi. Tujuan utama sistem pakar bukan 70
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
untuk menggantikan kedudukan seorang ahli
digunakan untuk pengembangan sistem,
atau
seorang
pakar,
tetapi
untuk
dilakukan dengan bantuan knowledge
pengetahuan
dan
engineer. Peran knowledge engineer
pengalaman pakar. Bagi para ahli atau pakar,
adalah sebagai penghubung antara suatu
sistem pakar ini juga dapat membantu
sistem pakar dengan pakarnya.
aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
Tugas utama knowledge engineer adalah
berpengalaman.
Sistem
pakar
(Turban, 1992):
memungkinkan
seseorang
dapat
memasyarakatkan
Knowledge Acquisition, yaitu proses
meningkatkan produktifitas, memperbaiki
pengumpulan pengetahuan dari seorang
kualitas keputusan dan bisa memecahkan
pakar, buku, dokumen atau file pada
masalah yang rumit, tanpa bergantung
komputer. Pada tahap ini pengetahuan
sepenuhnya pada seorang pakar. Sistem
yang
pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu
spesifik dan general.
lingkungan
pengembangan
(development
dikumpulkan
Knowledge
dapat
Representation,
bersifat
proses
environment) dan lingkungan konsultasi
pengorganisasian terhadap pengetahuan
(consultation environment) (Turban, 2001).
yang telah didapat, untuk kemudian
Lingkungan pengembangan sistem pakar
dijadikan dasar dalam pembentukan
digunakan untuk memasukkan pengetahuan
Knowledge Base.
pakar ke dalam lingkungan sistem pakar,
Knowledge
Validation,
pengetahuan
sedangkan lingkungan konsultasi digunakan
pada ”knowledge base” divalidasi dan
oleh pengguna yang bukan pakar guna
diverifikasi, (biasanya
memperoleh pengetahuan pakar.
studi kasus), agar ”knowledge base”
2.1.1 Modul Penyusun Sistem Pakar
yang dibangun benar-benar berkualitas
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul
dan acceptable.
utama (Staugaard, 1987), yaitu:
1. Modul Penerimaan Pengetahuan
software
(Knowledge Acquisition Mode)
untuk
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar.
Proses
mengumpulkan
Inference
menggunakan
yaitu melakukan desain yang dapat memungkinkan
membuat
satu
kesimpulan
berdasarkan knowledge.
Explanation and justification, kegiatan ini termasuk pada tahap (fase tahap
pengetahuan-pengetahuan yang akan 71
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 implementasi)
pada
siklus
ISSN 1979-8911 hidup
(rules). Bentuk representasi ini terdiri
pengembangan sistem pakar.
atas premise dan kesimpulan
2. Modul Konsultasi (ConsultationMode)
2. Frame-Based Knowledge
Pada saat sistem berada pada posisi
Pengetahuan direpresentasikan dalam
memberikan jawaban atas permasalahan
suatu bentuk hirarki atau jaringan
yang diajukan oleh user, sistem pakar
frame
berada dalam modul konsultasi. Pada
3. Object-Based Knowledge
modul ini, user berinteraksi dengan
Pengetahuan direpresentasikan sebagai
sistem dengan menjawab pertanyaan-
jaringan dari obyek-obyek. Obyek
pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses)
3. Modul Penjelasan (Explanation Mode) Modul
ini
menjelaskan
proses
4. Case-Base Reasoning
pengambilan keputusan oleh sistem
Pengetahuan direpresentasikan dalam
(bagaimana
bentuk kesimpulan kasus (cases).
suatu
keputusan
dapat
diperoleh).
2.1.3 Pengembangan Sistem Pakar Pendekatan
2.1.2 Teknik Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan adalah suatu teknik
untuk
merepresentasikan
tertentu
sehingga
basis
dapat
sistem
pakar secara praktis berdasarkan prinsipprinsip
pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram
pengembangan
yang
digunakan
didalam
pengembangan suatu perangkat lunak. 2.2
diketahui relasi/keterhubungan antara suatu
Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application
data dengan data yang lain. Teknik ini
yang
membantu
dalam
penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah
memahami struktur pengetahuan yang akan
program siap pakai yang direka untuk
dibuat sistem pakarnya.
melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna
knowledge
engineer
Terdapat beberapa teknik representasi
artinya
penerapan,
atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan
pengetahuan yang biasa digunakan dalam
oleh sasaran yang dituju.
pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :
a. Menurut Dhanta (2009:32),
1. Rule-Based Knowledge
lamaran,
Aplikasi (application)
adalah software
Pengetahuan direpresentasikan dalam
yang dibuat oleh suatu
suatu bentuk fakta (facts) dan aturan
komputer
untuk
perusahaan
mengerjakan
tugas72
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 tugas
tertentu,
misalnya
ISSN 1979-8911
Microsoft
Word, Microsoft Excel.
namun tidak semua, dapat menyebabkan distress emosional.
b. Menurut Anisyah (2000:30),
Walaupun simtom-simtom gangguan
Aplikasi adalah penerapan, penggunaan
kepribadian
atau penambahan.
karakteristik yang kita miliki dari waktu ke
Dari
pengertian
diatas,
mendekati
gambaran
dapat
waktu dan dalam kadar yang bervariasi,
disimpulkan bahwa aplikasi merupakan
gangguan kepribadian yang sesungguhnya
software yang berfungsi untuk melakukan
ditandai oleh keekstreman beberapa trait dan
berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-
cara pengekspresian karakteristik tersebut
tugas tertentu seperti penerapan, peng-
yang maladaptif.
gunaan dan penambahan data.
Maka dari itu, seorang individu tidak akan
2.3 Sejarah Gangguan Kepribadian
gangguan-gangguan yang banyak terjadi dalam masyarakat dan perilakunya akan memberikan dampak atau dinilai negatif oleh masyarakat, sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang parah dalam kehidupan penderitanya. Gangguan ini merupakan kelompok gangguan yang sangat heterogen, diberi kode aksis II dalam DSM dan dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman internal yang bertahan lama, pervasif (pola perilaku klien yang relatif tidak ringan tetapi secara signifikan memengaruhi kehidupan
fleksibel yang menyimpang dari ekspektasi yang
bersangkutan
gangguan
tersebut berlangsung lama, pervasif, dan tidak fleksibel. Sebagai contoh, ketika seseorang memasuki ruangan yang penuh orang dan tidak lama setelah itu terdengar suara meledak, seseorang tersebut mungkin merasa menjadi sasaran semacam gurauan dan bahwa orang-orang tersebut sedang membicarakan dia. Kekhawatiran semacam itu menjadi simtom gangguan kepribadian paranoid hanya jika timbul berulang kali dan secara
dan
menyebabkan hendaya dalam keberfungsian sosial dan bekerja. Beberapa diantaranya,
intens
serta
menghambat
berkembangnya hubungan pribadi yang dekat. Salah satu metode yang paling
klien sepanjang masa hidupnya), dan tidak
orang
memiliki
kepribadian kecuali jika pola perilaku
Gangguan kepribadian merupakan
budaya
didiagnosis
banyak
digunakan
dalam
membangun
diagnosis gangguan kepribadian ini adalah melalui wawancara klinis. Metode ini digunakan oleh semua ahli maupun asisten 73
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
ahli yang membantunya, dan biasanya
Pengelompokan Gangguan Kepribadian
merupakan kontak tatap muka pertama antara
menurut DSM-IV terbagi kedalam 3 kluster
klien dan klinisi. Wawancara klinis tidak
dengan 10 macam gangguan kepribadian,
hanya dilakukan pada klien itu sendiri namun
yaitu :
dapat dilakukan orang-orang yang mengenal
Cluster 1, merupakan kelompok individu
baik dengan klien, sehingga data-data yang
yang aneh atau eksentrik. Terdiri dari 3
didapatkan dapat lebih akurat.
kelompok, yaitu :
Salah satu faktor penting yang harus
a. Paranoid
diperhatikan dalam gangguan kepribadian
Deskripsi : ketidakpercayaan atau
adalah
ini
kecurigaan yang pervasif terhadap
merupakan keadaan atau kondisi dimana
orang lain, merasa orang lain dengki
seorang klien dapat didiagnosis dengan kebih
kepadanya.
faktor
komorbiditas.
Hal
dari satu macam gangguan. Misalnya, Klien
b. Skizoid
A dengan berbagai macam gejala yang
Deskripsi
dideritanya maka mendapat sebuah hasil
pelepasan diri dari hubungan sosial
diagnosa
dan ekspresi emosi yang sangat
bahwa
menderita
gangguan
paranoid sekaligus gangguan antisosial.
terbatas
Sedang untuk menjaga reliabilitas
secara
periodik
psikolog
pola
pervasif
dalam
dari
hubungan
interpersonal.
dan validitas kesimpulan akhir diagnosa, maka
:
c. Skizotipal
akan
Deskripsi : pola defisit sosial dan
melakukan wawancara dan prosedur test-
interpersonal
restest kepada klien yang bertujuan untuk
perasaan tidak nyaman akut dengan
mengetahui
berkurangnya
apakah
jenis
gangguan
yang ditandai oleh
kapasitas
untuk
kepribadian yang diderita seorang klien
menjalin hubungan dekat dan ditandai
merupakan gangguan yang hanya sementara
oleh adanya distorsi kognitif atau
(temporer) atau memang sudah merupakan
perseptual
pola perilaku yang telah lama menetap dan
eksentrik.
juga untuk mengetahui apakah terapi-terapi yang
diberikan
mampu
memberikan
dan
perilaku
yang
Cluster II, merupakan kelompok individu yang dramatis, emosional, atau eratik.
kemajuan meski hanya sedikit. (V. Mark
Terdiri dari :
Durand, David H. Barlow, 2007)
a. Histrionik 74
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Deskripsi : pola pervasif dari emosi
Deskripsi
yang berusaha mencari perhatian.
terobsesinya
b. Narsistik
pola
:
pola
pervasif
dari
kontrol
pervasi
(preokupasi)
keteraturan,
Deskripsi
dengan
perfeksionis,
mental
dan
dari
serta
interperonal
grandiositas (merasa hebat) dalam
dengan mengorbankan fleksibilitas,
fantasi
keterbukaan, dan efisiensi.
maupun
perilaku,
ingin
dikagumi orang dam kurang empati.
2.4 Teknik Inferensi
c. Antisosial Deskripsi
Pada sistem pakar berbasis rule, :
pola
ketidakpedulian
pervasif
dan
dari
pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain.
Deskripsi
domain
pengetahuan
direpresentasikan
dalam sebuah kumpulan rule berbentuk IFTHEN, Jika bagian IF (kondisi) dari rule
d. Borderline
cocok dengan fakta, maka rule dieksekusi :
pola
pervasif
ketidakstabilan
:
dari
hubungan
dan bagian THEN (aksi) diletakkan dalam database
sebagai
fakta
baru
yang
interpersonal, citra-diri, afek, dan
ditambahkan. (T. Sutojo, S.Si., M.Kom, Edy
pengendalian impuls (rangsangan).
Mulyanto, S.Si., M.Kom, Dr. Vincent
Cluster III, merupakan individu yang
Suhartono, 2011: 171).
pencemas atau ketakutan. Kelompok ini
Terdapat
dua
pendekatan
untuk
terdiri dari :
mengontrol inferensi dalam suatu sistem
a. Avoidan (menghindar)
pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan
pola
pervasif
dari
kebelakang
(Backward
Chaining)
dan
Deskripsi
:
hambatan
sosial,
perasaan
tidak
pelacakan kedepan (Forward Chaining).
adekuat,
dan
hipersensitivitas
Pelacakan kebelakang adalah pendekatan
terhadap evaluasi negatif. b. Dependent Deskripsi : kebutuhan yang pervasif dan eksesif untuk diurusi orang lain yang menghasilkan perilaku submisif dan ”lengket” takut berpisah. c. Obsesif-kompulsif
yang dimotori tujuan terlebih dahulu (goaldriven). 2.4.1
Forward Chaining Forward Chaining merupakan suatu penalaranyang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano
and
Riley, 2005). Forward chaining bisa 75
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
dikatakan sebagai strategi inference
Gambar 2.1 Proses Forward Chaining
yang bermula dari sejumlah fakta yang
(Sumber : Yurike Magdhalena, 2011)
diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya
2.4.1
Backward chaining Backward
chaining
merupakan
cocok dengan fakta yang diketahui
sebuah konklusi telah terjadi sebagai
tersebut untuk memperoleh fakta baru
konsekuensi
dan melanjutkan proses hingga goal
backward chaining berusaha untuk
dicapai atau hingga sudah tidak ada
mencari penyebabnya dan menemukan
rules lagi yang premisnya cocok dengan
konklusi
fakta yang diketahui maupun fakta yang
chaining membantu dalam menangani
diperoleh.
bisa
permasalahan dimana konklusinya telah
disebut juga runut maju atau pencarian
diketahui sebelumnya dan penyebab
yang dimotori data (data driven search).
dari konklusi tersebut yang kemudian
Jadi pencarian dimulai dari premis-
dicari.
Forward
chaining
dari
suatu
sebelumnya.
problema,
backward
premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then). Forward Chaining
berarti
menggunakan
himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan menambahkan
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining (Sumber : Yurike Magdhalena, 2011)
data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil.
76
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN Kode
3.1 Analisis Sistem Analisis
sistem
penguraian
dari
ini
merupakan
suatu
komponennya
Req1
Home
Form utama
Req2
Info
Form informasi jenis
gangguan
gangguan
Data
Form data gangguan
dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
Req2.1
permasalahan-
Gangguan
permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
dan
Keterangan
Fitur
sistem
pengembangan web yang utuh kedalam bagian-bagian
Nama
kebutuhan-
Data Req2.2 Gejala
kebutuhan yang diharapkan sehingga
Gangguan
dapat diusulkan perbaikannya.
Software Merupakan tahap persiapan, dimana
Form input jenis
gangguan
gangguan
Req4
Konsultasi
Form data konsultasi
Req4.1
Login
Form daftar klien
Req4.2
pada tahapan ini diperlukan bebrapa tool untuk pembuatan aplikasi berbasis web.
gangguan
Input jenis
Req3 3.1.1 Analisis Kebutuhan Hadware dan
Form data gejala
Req5
Olah aturan
Form data aturan
Pertanyaan Form masuk admin
Berikut ini adalah kebutuhan hadware dan software
yang diminta untuk pembuatan
3.1.3 Data-data Gangguan dan Gejala
website Sistem pakar diagnosa gangguan kepribadian.
Klinisnya Keberhasilan suatu sistem pakar
3.1.2 Analisi Kebutuhan Fungsional
adalah terletak pada
pengetahuan dan
bagaimana mengolah pengetahuan tersebut Tabel 3.1 di bawah ini merupakan daftar
agar dapat ditarik kesimpulan. Pengetahuan
kebutuhan fungsional dari aplikasi diagnosa
yang diperoleh dari hasil wawancara dan
gangguan kepribadian yang akan dibangun.
analisa lewat buku berupa data jenis penyakit dan ciri-ciri fisiknya guna mempercepat hasil
Tabel 3.1 Kebutuhan Fungsional
pencarian solusi. Berikut beberapa Jenis Gangguan bserta Gejala Klinisnya : 77
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 1.
ISSN 1979-8911 • Ekspresi Emosional Yang Berlebih
Paranoid Gejalanya : •
5.
Banyak Kecirigaan Terhadap Orang
Gejalanya:
Lain
• Kebutuhan Ekstrem untuk dipuji
•
Bersikap Kasar
• iri pada orng lain
•
Kesulitan
bersosialisasi
• Kecenderungan memanfaatkan orang
dengan
orang lain •
2.
Narsistik
lain
Tidak mempercayai teman dekat
• Terfokus pada keberhasilan
bahwa mereka dapat dipercaya.
• kecerdasan dan kecantikan diri • Perasaan kuat bahwa mereka berhak
Skizoid Gejalanya:
mendapatkan sesuatu
• Kurang
berminat
atau
kurang
6.
menyukai hubungan dekat • kurangnya
Gejalanya:
berminta
• Mudah tersinggung dan Agresif
untuk
• kurang memiliki rasa penyesalan
berhubungan seks • bersikap masa bodoh terhadap pujian
• Tidak memperdulikan keselamatan
atau kritikan orng lain • Hanya
sedikit
Antisosial
diri sendiri dan orang lain
jika
mengalami
7.
kesenangan
Borderline Gejalanya: • Emosi dan Prilaku yang tidak stabil
3.
• Sangat
Histrionik Gejalanya:
mengendalikan
kemarahan
•
Ekspresi emosional yang berlebih
• Prilaku impulsif
•
sangat mudah disugesti
• termasuk sangat boros dan prilaku
•
Perasaan kosong dan yang kronis
•
Sangat
sulit
mengendalikan
kemarahan 4.
sulit
seksual yang tidak pantas 8.
Avoidant Gejalanya:
Skizotipal
• Merasa rendah diri
Gejalanya:
• Membatasi diri dalam hubungan
• Pola bicara yang aneh
intim karena takut dipermalukan atau
• Kurang Memiliki Teman Akrab
diperolok 78
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 • Keengganan
untuk
ISSN 1979-8911
menjalani
hubungan dengan orang lain kecuali dirinya pasti akan disukai. 9.
Dependent Gejalanya: • Sulit mengambil keputusan tanpa saran dan dukungan berlebih dari orang lain • Sulit
melakukan
segala
sesuatu
sendiri
Gambar 3.1 Pohon keputusan ADGK
• karena kurangnya rasa percaya diri • Membutuhkan orang lain
3.1.6
Modelling Design System
Pemodelan (modelling) adalah proses merancang perangkat lunak yang akan
10. Obsessive-kompulsif Gejalanya:
dibangun sebelum melakukan pengkodean
• Tidak fleksibel tentang moral
(coding). Dengan menggunakan pemodelan,
• Bersifat Kikir
diharapkan pengembangan perangkat lunak
• Pengabdian pekerjaan
berlebihan hingga
pada
dapat memenuhi semua kebutuhan perangkat
mengabaikan
lunak yang akan dibangun dengan lengkap
kesenangan dan persahabatan
dan tepat.
• Orangnya keras kepala. 1. Use Case Diagram Use case diagram merupakan gambaran
3.1.5 Pohon Keputusan Dalam sistem pelacakan yang dilakukan
skenario dari interaksi antara user
adalah menggunakan Forward dan Backward
dengan sistem. Sebuah diagram use case
Chaining dengan metode penelusuran Depth
menggambarkan
First Search. Proses pelacakan ini bermula
user/aktor dan kegiatan yang dapat
dari simpul akar dan bergerak ke bawah
dilakukannya terhadap aplikasi.
hubungan
antara
ketingkat dalam yang berurutan. Proses ini berlangsung
terus
sampai
kesimpulan
ditemukan, atau jika menemui jalan buntu akan melacak ke belakang (backtracking). 79
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Gambar 3.2 Use Case Diagram User System Login
<
>
Gambar 3.4 Class Diagram Aplikasi
<>
Administrator
Username&Password
Diagnosa Gangguan Kepribadian
<>
input, upadate, delete content
Data Gejala <>
<> <>
Data gangguan
Data Aturan
3. Activity Diagram
Data Pertanyaan
Activity
diagram
digunakan
untuk
melihat pengunjung
mendokumentasikan alur kerja pada Gambar 3.3 Use Case Diagram Admin
sebuah sistem. Pada dasarnya, activity diagram
variasi
dari
statechart diagram. Activity diagram
2. Class Diagram Class
merupakan
Diagram
adalah
spesifikasi yang jika
sebuah
diinstansiasi akan
mempunyai
peran
seperti
halnya
flowchart.
menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti
dari
pengembangan
dan
desain
berorientasi obyek. Class menggambarkan keadaan (atribut/ properti)
suatu
sistem,
sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/ fungsi). Class diagram
menggambarkan
struktur
dan
deskripsi class, package dan object beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. gangguan +id +kode_gangguan +nama-gangguan
gejala +kd_gejala +nm_gejala
1
+input() +update() +delete()
+input() +update() +delete() 1
gejala_gangguan +kode_gangguana +kd_gejala
* solusi *
solusi_gangguan
+kode_solusi +nama_solusi +input() +update() +delete()
*
80
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Gambar 4.1 Implementasi Tampilan Antarmuka Index
1. Implementasi Tampilan Antarmuka Menu Utama
Gambar 3.5 Activity Diagram
4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Tahap Construction Tahap construction merupakan tahap pembangunan atau eksekusi dari rancangan
Gambar 4.2 Implementasi Tampilan Antarmuka Menu Utama
sistem yang telah dibuat menjadi kode program sehingga dapat dihasilkan suatu
5. KESIMPULAN DAN SARAN
sistem yang siap untuk digunakan sesuai
5.1 Kesimpulan
dengan fungsional yang telah ditetapkan pada
Dengan dibuatnya aplikasi ini, maka
tahap inception dan elaboration.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi ini sangat membantu para
4.1.1 Implementasi Tampilan Antarmuka Pada
tahap
tampilan
diagnosa gangguan kepribadian dan
antarmuka ini akan dijelaskan bagaimana
memberikan gejala serta solusi yang
program
baik.
sistem
implementasi
pengunjung (user) dalam mengenai
ini
bekerja
dengan
memberikan tampilan antarmuka aplikasi yang dibuat.
2. Penggunaan chaining
sangat
perancangan Implementasi Tampilan Antarmuka Index
metode cocok
aplikasi
forward dalam diagnosa
gangguan kepribadian yang dapat memberikan kemudahan bagi para 81
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 pengunjung mendapatkan
(user) informasi
ISSN 1979-8911 untuk
Nugroho, Bunafit., 2009, Membuat Website
tentang
Sendiri dengan PHP dan My-SQL,
gangguan kepribadian.
Mediakita, Yogyakarta. Pressman, Roger S. Ph.D., 2002, Rekayasa
5.2 Saran Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, maka penulis memiliki
beberapa
saran
untuk
Perangkat Lunak (Buku Dua), Andi, Yogyakarta. Ismoyo, Alexsander.,2007” Aplikasi untuk
pengembangan aplikasi berbasis web ini,
mendiagnosa
diantaranya sebagai berikut:
Vespa”. Media Informatika, Vol. 6,
1. Peningkatan tampilan sehingga dapat lebih
menarik
lagi
bagi
kerusakan
mesin
No. 1, Juni 2007, 1-23.
para Kusumadewi,
pengunjung. 2. Penambahan fitur member dan chat
S.,
Intellegence”
2003,
“Artificial
(Teknik
dan
bagi para pengunjung agar dapat
Aplikasinya), Penerbit Graha Ilmu,
saling
Yogyakarta.
berkomunikasi
melalui
website.
Faridah, I., 2003, “Sistem Pakar Untuk Resiko Tinggi Kanker Leher Rahim Berbasis Web Dengan PHP dan
Daftar Pustaka:
MySQL”, Program Ekstensi Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada,
Benedicta, Rini W, 2008, Membuat Aplikasi
Yogyakarta.
Databese dengan Java dan MySQL, Gerald C.Davison, John M. Neale, Ann M.
Andi, Yogyakarta.
Kring.,2006” Kadir, Abdul, 2008, Dasar Pemrograman
Psikologi Abnormal,
Jakarta.
Web Dinamis Menggunakan PHP, Rusdi Maslim., 2001, Diagnosa Gangguan
Andi, Yogyakarta.
Jiwa. Jakarta. Kadir, Abdul, 2008, Tuntunan Praktis Belajar
Database
Menggunakan
MySQL, Andi, Yogyakarta.
Shalahuddin, M. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa
Perangkat
Lunak 82
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 (Terstruktur
dan
Berorientasi
Obyek). Penerbit Modula: Bandung.
ISSN 1979-8911 Suryana, Taryana. 2007. Metode rup. http://sms.unikom.ac.id/taryana/download/ metode_rup.doc (diakses 29 oktober 2011).
83