EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN STRUKTURAL TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNIVERSITAS GADJAH MADA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemimpin merupakan seseorang yang diberikan kepercayaan untuk memberikan komando atau arahan kepada orang-orang yang telah memberikan kepercayaan untuk mencapai tujuan tertentu, dengan harapan pemberi kepercayaan tersebut akan lebih baik nasibnya dibandingkan dari kepemimpinan sebelumnya. Peran pemimpin dalam suatu organisasi secara mikro dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja para bawahan, yang pada akhirnya keberhasilan bawahan ini secara makro akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pimpinan dalam kepemimpinannya selain dipengaruhi dari dalam (inner):
kepribadian,
pengetahuan dan skill juga pengaruh dari luar (outer) seperti individu, kelompok, infrastruktur dan lingkungan.
Kepemimpinan juga merupakan seni dalam
mengkordinasikan dan memotivasi individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Universitas Gadjah Mada sebagai universitas besar memiliki beberapa cluster ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu, tidak bisa dihindari
2
kompleksitas dan dinamika yang tinggi terjadi didalamnya, sejarah perkembangan yang hampir berusia 64 tahun pada 19 Desember 2013 ini, UGM memiliki 18 fakultas, 1 Sekolah Pascasarjana, dan 1 Sekolah Vokasi, serta menyelenggarakan 247 program studi (prodi) yang telah menorehkan banyak warna dan kontribusi nyata dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Kesemua ini dapat dilihat dari perolehan prestasi dari tahun ketahun baik di tingkat nasional maupun internasional dan tertuang dalam laporan tahunan rektor yang disampaikan pada rapat Universitas Gadjah Mada dalam rangka Peringatan Dies Natalis setiap tahunnya, diantaranya: Tabel 1.1 Prestasi UGM Prestasi UGM tahun 2008 – 2012 berdasarkan Lapran Rektor UGM Dalam Negeri
1. Tahun 2008 UGM telah melakukan KKN-PPM dengan 161 tema program, 2.
3.
4. 5.
menempati 130 kecamatan dalam 53 kabupaten/kota Konsep penataan kampus yang tertuang dalam renstra UGM 2002 – 2007 dijabarkan kedalam rencana induk pengembangan kampus 2008 – 2012. Secara fisik perwujudan kampus educopolis selain mewujudkan kampus lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan tanggap terhadap isu ekologis, juga memberikan kontribusi untuk daerah Yogyakarta sendiri dan menjadi icon untuk semua kampus di Indonesia. Tahun 2010 UGM telah menyelenggarakan konferensi dunia WISDOM, yang berupaya mensinergikan kearifan-kearifan lokal sebagai solusi masalah-masalah global yang dihadiri oleh pakar dari berbagai bidang ilmu dari 29 negara, yang di tetapkan oleh pemerintah pusat sebagai langkah penting menuju World Culture Forum thaun 2012 di Bali. Dalam menjawab kebutuhan masa depan bangsa, tahun 2011 UGM telah membuka 5 program studi dalam bentuk program khusus S1 kelas internasional. Saat ini ada 8 program studi yang memiliki kelas internasional di UGM Tahun 2012 KKN-PPM UGM dilaksanakan di 27 provinsi, 93 kabupaten, 189 kecamatan dan 269 desa yang tersebar di antara Pulau Weh di ujung barat hingga Pulau Raja Ampat di timur, dari Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Timur di utara hingga Kabupaten Manggarai Timur di provinsi Nusa Tenggara Timur di selatan.
3
Prestasi UGM tahun 2008 – 2012 berdasarkan Lapran Rektor UGM Luar Negeri
1. Tahun 2008 UGM telah aktif berperan serta dalam berbagai pertemuan international 2.
3.
4.
5.
seperti: Sendai-Jepang, Kelantan-Malaysia, Barcelona, Okayama dan Tokyo, juga Tongyeong-Korea Program SCL (Student-Centered Learning) yang sudah diterapkan dari tahun 2004 dengan model problem-based learning, dalam kurun waktu 2007-2009 dikembangkan menjadi case-based learning, dan collaborative learning juga ditambah dengan research-based learning dalam mewujudkan World Class Research University, juga di modifikasi dengan Student Teacher Aesthetic Role-Sharing yang mendapatkan apresiasi sebagai inovasi dari Konferensi ASAIHL di Colombo, Srilangka pada April 2009 UGM telah tergabung dalam konsorsium perguruan tinggi Eropa dan Asia melalui lima program Erasmus Mundus, yaitu NOHA (Network on Humanitarian Actions), LOTUS, MAHEVA, Eurasia Project 2 (yang dikelola oleh Fakultas Pertanian), dan Erasmus Mundus External Cooperation Window (EMECW, yang dikelola oleh Fakultas Tehnik) dan capaian kerjasama program Erasmus Mundus ini merupakan yang terbanyak di perguruan tinggi di Indonesia Tahun 2011 Fakultas Tehnik mendapat penghargaan World Center of Excellence for Community-based Landslide Disaster Risk Reduction (Pusat Unggulan Dunia dalam hal pengurangan resiko bencana longsor berbasis masyarakat) yang diberikan oleh International Program on Landslide and United Nation International Strategy for Disaster Risk Reduction di kantor pusat FAO, Roma Tahun 2012 Fakultas Tehnik mendapat kepercayaan untuk menjadi host institution (HI) program AUN/SEED-Net untuk lima bidang ilmu keteknikan (terbanyak di ASEAN), bahkan dua diantaranya sebagai main coordinator HI. Selain itu kerjasama-kerjasama berlangsung baik dengan berbagai universitas partner di Eropa, Jepang, ASEAN, Australia dan New Zeeland, Korea Selatan dan Taiwan. Kerjasama dengan universitas di Rusia dan Cina mulai dirintis melalui Internatinal Forum on Strategic Technology (IFOST).
Source: Laporan Rektor UGM dari tahun 2008 – 2012
Dalam tataran universitas tanah air (Indonesia) UGM selalu tercatat sebagai Universitas terbaik bangsa, hal ini dibuktikan dengan peringkat pada tahun 2013 ini, dimana UGM menempati peringkat 53 dalam daftar 100 universitas top Asia sekaligus menempati peringkat satu di Indonesia seperti dikutip dari situs www.4ICU.org edisi Januari 2013. Pada daftar Top 100 Universities and College in Asia, UGM menempati posisi 53, ITB posisi 69, dan UI peringkat 84.
4
Dalam daftar 10 Perguruan tinggi Indonesia, UGM menempati posisi pertama, peringkat kedua ITB, selanjutnya di posisi ketiga UI, sedangkan posisi keempat Universitas Brawijaya. Peringkat kelima ditempati Universitas Gunadarma, yang sekaligus menjadi satu-satunya kampus dengan status Perguruan Tinggi Swasta yang masuk dalam daftar. Adapun peringkat ke enam hingga 10 diisi Institut Pertanian Bogor, disusul Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Data dari website rangking universitas di dunia (Ranking Web of Universities) yang menunjukkan Webometrics Ranking.
Edisi terakhir di
publikasikan pada 7 Februari 2013 berdasarkan data dari 1 Januari 2013. Web ini adalah direktori yang terbesar dengan informasi paling mutakhir (paling update) untuk peringkat institusi pendidikan tinggi (sekarang lebih 21.000) Di dunia. Tabel 1.2 Posisi UGM di Daftar Peringkat Dunia Institusi Pendidikan Tinggi World Rank 440 Asia Ranking 70 Indonesia Ranking
University
Det.
Country
Universitas Gadjah Mada University
96 Det.
Country
Universitas Gadjah Mada University
Det.
Country
420
Presence Impact 96
Universitas Gadjah Mada Source: http://www.webometrics.info/en February 28, 2013 1
Presence Impact
420
Presence Impact 96
420
Openness
Excellence
45
2004
Openness
Excellence
45
2004
Openness
Excellence
45
2004
Deretan prestasi yang sudah di catat UGM baik di kepemimpinan masa sebelumnya ataupun sekarang, tentunya bukanlah kerja keras pimpinan semata
5
akan tetapi merupakan kerja nyata dari seluruh civitas akademika.
Civitas
akademika dalam Pendidikan Tinggi yang terdiri dari Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa, yang seharusnya menjadi asset penting untuk dapat dikelola dengan efektif dan efesien. Hal ini dikarenakan sumber daya ini adalah tulang punggung yang akan menjalankan roda organisasi dan berdampak pada kinerja (performance) pendidikan tinggi tersebut. Sumber Daya Manusia adalah penentu utama, disamping banyak faktor lainnya yang tidak kalah penting dan akan berdampak nyata, seperti infrastruktur, sarana prasarana, sistem informasi, pengelolaan data dan lainnya. Sinergisitas dari semua unsur atau aspek diatas yang akan menentukan efektivitas kinerja seorang pemimpin dalam upayanya untuk meningkatkan performa dan sustanabilitas organisasi.
1.2 Permasalahan dan Batasan Penelitian Universitas Gadjah Mada yang telah lebih dari setengah abad mengabdi dalam perkembangan pendidikan Indonesia tidak pernah berubah dari mandat awalnya, yaitu mengembangkan diri sebagi lembaga ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila demi kepentingan kemanusiaan dan perkembangan bangsa Indonesia.
Dalam
menjalankan madat tersebut, UGM berusaha keras untuk bisa meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi dalam membantu memecahkan berbagai persoalan bangsa. Lulusan yang dihasilkan oleh UGM harus menjadi insan yang Pancasilais dengan integritas moral, keahlian dan ketrampilan yang tinggi yang mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
6
Selain memiliki kualitas keilmuan yang tinggi, jumlah warga UGM tercatat sebagai yang terbesar di kampus perguruan tinggi Indonesia.
Data
Laporan Rektor tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah total warga kampus lebih dari 68.000 orang yang terdiri atas tenaga kependidikan PNS dan non-PNS. Data dari Direktorat SDM Universitas Gadjah Mada per 22 Maret 2013, tenaga non dosen (tenaga kependidikan/distendik/pegawai) UGM berjumlah 4887 orang, dengan rincian: tenaga PNS sebanyak 2743 orang, Pegawai Tetap 222 orang, Honor SK Rektor 1051 orang, SK Kontrak 157 orang, Honor SK lainnya 714 orang yang tersebar diseluruh unit UGM, dengan rincian sebagai berikut: (rekap keseluruhan terlampir)
Source: Direktorat SDM UGM per 22 Maret 2013
Gambar 1.1 Data Non Dosen Ugm 2013 (Tenaga Kependidikan)
7
Tenaga kependidikan sebagai tenaga kelas dua dan sering diabaikan dalam lingkungan pendidikan tinggi, tidak terkecuali di UGM juga kurang mendapatkan perhatian dalam pengembangan capacity building universitas kedepan. Rutinitas pekerjaan mengharuskan tenaga kependidikan (distendik) untuk selalu ada dan siap ditingkat operasional, akan tetapi beban dan kompleksitas pekerjaan di lingkungan
pendidikan
tinggi
juga
menuntut
setiap
distendik
(tenaga
kependidikan) mempunyai ilmu yang cukup dan kompentensi dalam bidangnya. Ini merupakan tanggung jawab pimpinan yang tidak boleh diabaikan untuk kemajuan dan keberlanjutan universitas kedepan. Laporan Rektor UGM dari tahun
2008 – 2012 banyak menguraikan
capaian – capaian UGM, kinerja fakultas, kinerja lembaga/direktori, prestasi mahasiswa dan tenaga pendidik (tendik/staff/dosen).
Akan tetapi tidak
menguraikan capaian atau permasalahan tenaga kependidikan, kecuali sekilas tentang prestasi pustakawan. Kondisi ini diperparah dengan payung hukum yang lemah dari tataran kebijakan pemerintah di tingkat nasional. Undang-Undang Pendidikan Tinggi baru (UU No. 12 Tahun 2012) yang masih dalam masa transisi juga tidak mengakomodir Tenaga Kependidikan. Pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 13: “Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa”.
Ini adalah bentuk diskriminasi dan kurang
perhatiannya pemerintah untuk pengembangan dan pemberdayaan Tenaga Kependidikan sebagai salah satu unsur dalam civitas akademika dalam kelanjutan sebuah institusi pendidikan tinggi (universitas) dimasa mendatang.
8
Sumber daya manusia (SDM) dalam pendidikan tinggi menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PermenPAN dan RB) Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Pedoman Evaluasi Jabatan, memilah SDM di lingkungan pendidikan tinggi menjadi dua yaitu tenaga pendidik (tendik/fungsional/dosen) dan tenaga kependidikan (distendik/stuktural/profesional staff/pegawai) menjelaskan tentang jabatan struktural, jabatan fungsional (umum/khusus), pekerjaan profesional, pekerjaan administratif dan peta jabatan. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kependidikan merupakan bagian penting dalam operasional dan tata kelola (capacity building) pendidikan tinggi/universitas. Tenaga kependidikan sebagai tenaga penunjang (supportive staff) dalam roda sebuah universitas menempati hampir semua lini/bagian, sepantasnya mendapat perhatian lebih dari pimpinan sehingga bisa memberikan kinerja yang optimal sesuai dengan kompentensi yang dimiliki. Istilah “the right man in the right place” adalah kata yang tepat untuk menjadi landasan pimpinan dalam mengelola SDM, disamping pemberian penghargaan (reward) dan tindakan disiplin (punishment) yang jelas, pimpinan juga dituntut untuk bisa memotivasi, membina, membangun komunikasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dengan kenyamanan yang tercipta akan berdampak pada kinerja yang diharapkan. Suistanabilitas Universitas Gadjah Mada membutuhkan pimpinan yang bisa menjaga sinergisitas antar unsur didalamnya. Penelitian ini dilakukan pada tiga direktorat di kantor pusat dan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, secara khusus melihat langsung dengan
9
menjalani intership selama satu bulan di Direktori SDM Kantor Pusat Universitas Gajdah Mada. Pemilihan direktori SDM yang berada di kantor pusat dengan pertimbangan bahwa disini semua kegiatan dan kebijakan bermuara atau berawal/bersumber. “Main Office” menjadi acuan bagi semua tingkat dibawahnya baik Fakultas, Jurusan, Program Studi, dan Lembaga/Direktori terkait yang bernaung didalam struktur organisasi Universitas Gadjah Mada. Dalam penelitian ini penulis ingin menemukan apakah ada hubungan antara efektifitas kepemimpinan terhadap kualitas kinerja SDM? Rumusan pertanyaan penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana sisi perilaku pimpinan sendiri maupun kemampuan pimpinan dalam mengelola kemampuan karyawan dan memotivasinya.
1.3 Keaslian Penelitian Dengan ini saya nyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Tabel 1.3 Hasil Penelitian Terdahulu yang menjadi referensi No 1
Nama Peneliti Oyinlade, A Olu
Judul Penelitian A Method Of Assessing Leadership Effectiveness: Introducing The Essential Behavioral Leadership Qualities Approach
Jurnal
Tahun
Proquest
2006
10
No
Nama Peneliti
2
MiChele R. Holly
3
Sooksan Kantabutra & Molraudee Saratun Francis Amagoh
4
5
Tammy M. Moore
6
Rowley, Jennifer Ardy Baskoro Wicaksono
7
Judul Penelitian
Jurnal
Tahun
Effective Leadership Qualities And Characteristics Of Urban School Principals Sustainable Leadership: Honeybee Practices at Thailand’s Oldest University Leadership Development And Leadership Effectiveness The Impact Of Ineffective Leadership On Organizational Performance: Recommendations For Best Practice Motivation and academic staff in higher education Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Disertasi dari ProQuest
Spring 2009
Emerald
2012
Emerald
2009
ProQuest
2011
ProQuest
1996
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
2011
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
2006
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
2006
8
Apressyanti Senthaury
Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
9
Achmad Rofai
10
Bima Rachmawati
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Pada Badan Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Propinsi Jawa Tengah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan PT. Bridgestone Tire Indonesia
2011
11
No
Nama Peneliti
1
Oyinlade, A Olu
2
MiChele R. Holly
3
Sooksan Kantabutra & Molraudee Saratun
4
Francis Amagoh
5
Tammy M. Moore
6
Rowley, Jennifer
7
Ardy Baskoro Wicaksono
8
Apressyanti Senthaury
9
Achmad Rofai
Permasalahan/Hasil Penilaian Efektifitas Kepemimpinan dengan pendekatan EBLQ (Essential Behavioral Leadership Qualities yang mengacu pada 18 faktor dari teori sifat kepemimpinan Studi kasus di Pittsburgh Public Schools tentang gaya kepemimpinan yang efektif (This narrative and case study of several principals in the Pittsburgh Public Schools will examine effective leadership styles in urban school districts: leadership, management styles, effectiveness of strategies and qualities and characteristics that are imperative in relation to the role as an urban school administrator) Findings - Six core sets of practices consistent with 21 sustainable leadership practices are identified: a focus on a long-term perspective, staff development, a strong organizational culture, innovation, social and environmental responsibility and ethical behavior Findings – Leadership development should be comprehensive and systematically integrated into the organizational culture in order to produce leaders who can deal adequately with organizational challenges. This paper will identify the impact of ineffective leadership on organizational performance and provide recommendations for best practice This article explores some of the tensions associated with motivation of teaching staff in higher education. It argues that formal reward systems are only one tool which may be used by the effective manager. Pengaruh hubungan pemimpin–bawahan terhadap kepuasan kerja, Pengaruh struktur tugas terhadap kepuasan kerja, pengaruh kekuatan posisi pemimpin terhadap kepuasan kerja? Pertama: apakah terdapat pengaruh antara kepemimpinan dan motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Divisi Tresuri kedua : apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Divisi Tresuri. Efektivitas organisasi dihubungakan dengan kepemimpinan, motivasi dan kemampuan personal. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa efektifitas organisasi memberikan kontribusi sebesar 61.7% terhadap permasalahan pada Badan Kesbag dan Linmas Propinsi Jawa Tengah
12
No
Nama Peneliti
10
Bima Rachmawati
Permasalahan/Hasil Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dengan hasil bahwa terdapat tiga faktor utama yang mendasari pembentukan efektivitas kepemimpinan pada Bagian Produksi PT. Bridgestone Tire Indonesia yaitu faktor pemimpin, faktor kondisi kerja dan faktor bawahan
Penelitian sebelumnya banyak sekali yang membahas tentang kinerja dan kepemimpinan, diantaranya yang penulis sebutkan diatas.
Akan tetapi
pembahasannya dilihat dari sisi yang berbeda dengan yang akan penulis teliti dalam thesis ini. Perbedaan jelas terlihat dari objek penelitian, dimana penelitian ini dilakukan pada Institusi Pendidikan Tinggi, sedangkan di penelitian-penelitian sebelumnya pada corporate (perusahaan) sebagai objeknya.
Penelitan yang
pernah dilakukan pada lembaga pendidikan tinggi, membahas tema yang berbeda dengan penelitian thesis ini Penilaian Efektifitas Kepemimpinan menggunakan sistem baru yang ditawarkan oleh Oyinlade, A Olu yang sudah terlebih dahulu mencobanya pada sebuah sekolah divable (cacat) di Amerika Serikat pada tahun 2006, yaitu penilaian (assessment) menggunakan metode EBLQ (Essential Behavioral Leadership Qualities) yang merupakan jabaran dari model teori sifat dari kepemimpinan (Traits Theory of leadership).
Lebih lanjut penulis ingin
menganalisis kualitas kinerja karyawan (SDM) dimana sisi kemampuan dan motivasi karyawan dalam bekerja, apakah dipengaruhi oleh efektifitas kepemimpinannya?
13
Referensi diatas dan beberapa referensi lainnya menjadi inspirasi bagi penulis dalam melakukan penelitian tentang Efektifitas Kepemimpinan Struktural Terhadap Perbaikan Kualitas Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) di Universitas Gajah Mada
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis Efektifitas Kepemimpinan dalam perbaikan kualitas kinerja SDM Universitas Gajah Mada, khususnya tiga direktori (SDM, Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan/renbang) Kantor Pusat dan di Sekolah Pascasarjana UGM 2. Menganalisis kemampuan, integritas dan kompentensi pimpinan dalam menjalankan amanah/mandatnya terhadap performance dan prestasi kerja SDM UGM 3. Menganalisis cara pimpinan mengelola, memotivasi dan mengarahkan SDM sesuai dengan kemampuan dan kompentensinya sehingga dapat berkerja optimal sesuai dengan harapan institusi.
1.5 Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dalam disiplin ilmu Manajemen Pendidikan Tinggi,
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
Perilaku
Organisasi
dan
Kepemimpinan, dan Metode Penelitian Administrasi. Selain itu diharapkan dapat
14
memperluas wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan lingkup Kepemimpinan dan Kebijakan ke arah perubahan manajemen. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Masukan berdasarkan data empirik untuk Kantor Pusat UGM dan semua tingkat dibawahnya untuk kepemimpinan kedepan. 2. Masukan untuk pimpinan dalam menjaga efektifitas kepemimpinannya 3. Masukan untuk pimpinan dalam pemanfaatan SDM sesuai dengan kompentensinya dan peningkatan kinerja (performance) 4. Masukan untuk pimpinan dan semua unit dibawahnya dalam memotivasi SDM untuk bisa bekerja sesuai dengan performa dan tuntutan institusi masing-masing 5. Masukan bagi peneliti, dapat menambah pengayaan terhadap pengetahuan dan
pemahaman
mengenai
Manajemen
Pendidikan
Tinggi,
Kepemimpinan, Perilaku Organisasi, Penilaian Kinerja dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan dasar bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan Manajemen Pendidikan Tinggi, Kepemimpinan dan SDM.