EFEKTIFITAS PROGRAM BINA KELUARGA BALITA OLEH

Download terbanyak yaitu terjadi pada kategori usia 0-. 17 tahun dengan jumlah 29 kasus. Data terbaru. BPPKB. Kota. Bandung menggambarkan bahwa perl...

0 downloads 497 Views 293KB Size
EFEKTIFITAS PROGRAM BINA KELUARGA BALITA Oleh : Resti Fauziah, Nandang Mulyana, Santoso Tri Raharjo

FISIP Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45263 [email protected] Abstract : Effectiveness of Bina Keluarga Balita Programme Implementation. BKKBN develop a toddler family building program or BKB which aims to improve the comprehension and skills of parent in children nurture. The purpose of this study is to determine and describe the effectiveness of BKB program implementation. Study about effectiveness done to know the achievement of a family building program.This study conducted in Jamika Sub-district of Bojongloa Kaler Bandung with respondents are program implementor which consisting of cadre and parents become the participant. Data collected from respondents with questionnaire and supported by unstructured interviewing. The sampling method uses is proportional random sampling with a sample size of 60 respondents divided into two groups: cadre and program participants. Analysis techniques used descriptive quantitative then hypothesis tested using the formulas of T-Test and Z-Test. Hypothesis advanced by researcher says effectiveness toddler family building program implementing in Jamika Sub-district least 60 % of the ideal value. Thus if null hypothesis accepted, it means toddler family building program implementing in Jamika Sub-district already run effective or very effective. Keywords : BKB Programs, effectiveness, family building.

Abstrak: Efektifitas Pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita. BKKBN mengembangkan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan anak balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektifitas pelaksanaan program Bina Keluarga Balita. Pengkajian efektitas dilakukan agar dapat mengetahui hasil pencapaian dari suatu program pembinaan keluarga. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Jamika Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung dengan responden penelitian ialah pelaksana program yang terdiri dari kader dan orang tua balita yang menjadi peserta. Pengumpulan data dari responden diperoleh melalui kuesioner serta didukung oleh wawancara tidak terstruktur. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kader dan peserta program. Teknik analisa data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif kemudian hipotesis diuji dengan menggunakan rumus uji-T dan uji-Z. Hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti berbunyi efektifitas pelaksanaan program Bina Keluarga Balita di Kelurahan Jamika paling rendah 60% dari nilai ideal. Dengan demikian bila hipotesis nol diterima maka pelaksanaan program Bina Keluarga Balita di Kelurahan Jamika sudah berjalan cukup efektif atau sangat efektif. Kata Kunci : Program BKB, Efektifitas, Pembinaan Keluarga.

59

PENDAHULUAN

permasalahan anak akibat perlakuan salah tersebut

Masalah kependudukan dan masalah

tentunya

pencegahan

dan

diperlukan

tindakan

penanganan

secara

sosial merupakan dua cakupan atau bidang

maksimal. Tindakan maksimal ini tidak akan

yang memiliki keterkaitan sangat erat. Indra

terwujud tanpa adanya peran serta keluarga.

(2010)

masalah

Pasalnya, keluarga merupakan satu unit yang

kependudukan misalnya laju pertumbuhan

memiliki peranan sangat mendasar dalam

penduduk yang terlalu cepat di suatu daerah

pengasuhan dan pendidikan anak karena

terutama daerah perkotaan akan berdampak

disanalah tempat utama anak menjalani

pada kemunculan masalah-masalah sosial

proses tumbuh kembang.

mengungkapkan

yang semakin rumit seperti meningkatnya jumlah

pengangguran

lahan

tua dalam melaksanakan kewajibannya yaitu

pekerjaan yang semakin berkurang. Laju

mendidik dan mengasuh anak merupakan

pertumbuhan penduduk yang cepat dan

aspek yang perlu diperhatikan. Masih adanya

dinamika masyarakat yang umumnya terjadi

perlakuan-perlakuan yang seharusnya tidak

pada daerah perkotaan ini melahirkan isu-isu

didapatkan oleh anak sebagai calon generasi

yang

kesejahteraan

unggul menjadi hal yang sangat disayangkan.

masyarakat salah satunya kesejahteraan

Keadaan tersebut menafsirkan bahwa untuk

anak. Demikian halnya diungkapkan oleh

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

BPPKB Kota Bandung (2011): “Terdapat

maka orang tua dan keluarga perlu memiliki

beberapa isu yang sejalan dengan dinamika

keterampilan

dan

dan perkembangan masyarakat perkotaan.

pengasuhan

anak.

Isu

dengan bidang

investasi keluarga yang paling berharga bagi

pemberdayaan perempuan yaitu rendahnya

setiap keluarga. Anak merupakan investasi

kesejahteraan dan perlindungan anak seperti

keluarga yang paling berharga bagi setiap

eksploitasi terhadap anak, penelantaran dan

keluarga. Dalam perkembangannya, anak

kekerasan

memiliki masa yang sangat membutuhkan

berkaitan

isu

yang

tersebut

karena

Tanggung jawab keluarga dan orang

dengan

berkaitan

terhadap didukung

anak.” oleh

Pernyataan

data

laporan

kapasitas Anak

dalam

merupakan

daya dukung keluarga yang memadai bagi

pelayanan terhadap anak dan perempuan

terpenuhinya

korban kekerasan BPPKB Kota Bandung

tersebut.

pada triwulan ke-IV tahun 2013 dimana kasus

tersebut disebut sebagai masa keemasan

terbanyak yaitu terjadi pada kategori usia 0-

atau golden age . periode golden age dapat

17 tahun dengan jumlah 29 kasus. Data

dikategorikan sebagai periode paling kritis

terbaru

dalam menentukan Sumber Daya Manusia

BPPKB

menggambarkan

Kota

pada

masa

maknanya,

masa

karena proses pertumbuhan berlangsung

terhadap anak masih kerap terjadi hingga

sangat cepat. Masa ini dapat diibaratkan

saat

sebagai sebuah fondasi dalam pembentukan

Dalam

perlakuan

Berdasarkan

anak

salah

ini.

bahwa

Bandung

hak-hak

mengurangi

jumlah

60

karakter anak. Dalam hal ini, maka keluarga

penjelasan

sebagai lingkungan sosial yang paling dekat

gambaran bahwa karakteristik program Bina

dengan anak memiliki peran yang sangat

Keluarga Balita memiliki kaitan yang cukup

penting dalam pembentukan generasi yang

erat dengan fungsi utama praktik pekerjaan

unggul dan berkualitas.

sosial pada sistem kesejahteraan anak.

Upaya

diperoleh

Selama ini pelaksanaan Program Bina

kesejahteraan keluarga itu sendiri dilakukan

Keluarga Balita telah dirintis sejak tahun 1984

pemerintah

terhadap

(BKKBN). Di Kecamatan Bojongloa Kaler,

Undang-Undang

pelaksanaan program Bina Keluarga Balita

nomor

melalui

pembinaan

Berdasarkan 52

Tahun

Perkembangan

kualitas

dapat

dan

keluarga.

peningkatan

tersebut

2009

Tentang

Kependudukan

mengalami penurunan yang ditandai dengan

dan

semakin

47,

kelompok yang ada di tiap-tiap Kelurahan.

dan

Jumlah balita di Kecamatan Bojongloa Kaler

pemerintah daerah menetapkan kebijakan

saat ini yaitu 8486 balita. Jumlah anggota

pembangunan keluarga melalui pembinaan

setiap satu kelompok BKB adalah 25 balita

ketahanan

dengan

Pembangunan

Keluarga

mengamanatkan

bahwa

dan

Pasal pemerintah

kesejahteraan

keluarga.

semakin

terbatasnya

jumlah

kategori umur 0-5 tahun. Kategori

Salah satu bagian dari program pembinaan

tersebut diklasifikasikan kedalam lima jenjang

ketahanan keluarga tersebut

Bina

umur diantaranya 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-3

Keluarga Balita (BKB). Bina Keluarga Balita

tahun, 3-4 tahun, dan 4-5 tahun sehingga

(BKB) merupakan salah satu program yang

satu jenjang terdapat lima orang peserta

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

(BKKBN). ). Mengacu pada jumlah balita dan

dan keterampilan ibu dalam pengasuhan dan

jumlah RW di Kecamatan Bojongloa Kaler

pendidikan anak.

yang seluruhnya berjumlah 47 maka idealnya

ialah

setiap RW minimal memiliki satu atau dua HASIL DAN PEMBAHASAN

kelompok BKB. Namun saat ini kelompok BKB di Kecamatan Bojongloa Kaler hanya

Pembinaan meningkatkan

keluarga

peran

dalam

keluarga

upaya

berjumlah 5 kelompok bahkan tidak semua

untuk

kelurahan

memiliki

kelompok

BKB.

perlindungan anak dan pemenuhan kebutuhan

Koordinator KB Kecamatan Bojongloa Kaler

anak merupakan fungsi utama praktik pekerjaan

menjelaskan

sosial pada sistem kesejahteraan anak. Hal ini

mengenai pelaksanaan program BKB saat ini

seiring dengan pendapat Petr (2004) yang

diantaranya:

mengemukakan bahwa tiga fungsi atau tujuan

masyarakat mengenai program BKB, 2)

utama praktik pekerjaan sosial pada sistem

Kurangnya peran serta masyarakat terhadap

kesejahteraan anak diantaranya: perlindungan

program

anak, pemeliharaan atau pembinaan keluarga,

lapangan sangat terbatas. (Hasil Penelitian,

dan perencanaan jangka panjang. Berdasarkan

2014)

61

beberapa

1)

BKB,

permasalahan

Kurangnya

3)

Jumlah

pengetahuan

koordinator

Berangkat dari urgensi program Bina

baik, akan mengurangi kualitas Sumber Daya

Keluarga Balita dalam peningkatan kapasitas

Manusia kelak di kemudian hari.

pengasuhan orang tua dan keluarga terhadap

Mengacu pada Soetjiningsih (2012)

anak serta permasalahan program yang telah

perkembangan anak balita memerulukan

diungkapkan,

rangsangan/stimulasi yang

peneliti

bermaksud

untuk

berguna agar

mengkaji mengenai efektifitas pelaksanaan

potensi anak tersbebut dapat berkembang.

program Bina Keluarga Balita. Penelitian ini

Hal ini akan optimal bila interaksi sosial

menjadi

agar

diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak

diperoleh informasi yang mendalam untuk

dalam tahap perkembangannya termasuk

perbaikan

Dengan

sejak

peneliti,

Berdasarkan penjelasan PN. Evelin dan

maka penelitian hanya dilakukan di salah

Djamaludin (2010) terdapat tiga kebutuhan

satu kelurahan yang memiliki dua kelompok

anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan

BKB yaitu Kelurahan Jamika Kecamatan

keluarga diantaranya: kebutuhan gizi (asuh),

Bojongloa

kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih),

penting

untuk

program

mempertimbangkan

Kaler.

dilakukan

kedepan. keterbatasan

Pengukuran

efektifitas

bayi

berada

dan

melihat dan menganalisis pencapaian tujuan

Kebutuhan gizi perlu dipenuhi secara tepat

dari program tersebut. Dalam pengukuran

dan berimbang agar tumbuh kembang fisik

efektifitas ini, peneliti meninjau aspek-aspek

dan

dari

ada

Kebutuhan emosi dan kasih sayang perlu

didalam pelaksanaan program yang dibagi

dipenuhi secara tepat agar anak tumbuh

menjadi dimensi input, proses, dan output.

cerdas

komponen

yang

biologis

stimulasi

kandungan.

program merupakan salah satu cara untuk

keseluruhan

kebutuhan

didalam

balita

secara

dini

berjalan

emosi

(asah).

optimal.

terutama

dalam

Secara konsep, balita merupakan

kemampuannya membina hubungan hangat

anak dengan karakteristik usia tertentu.

dengan orang lain. Kemudian pemenuhan

Demikian pula dijelaskan oleh Hanum bahwa

kebutuhan stimulasi dini secara baik dan

“Balita adalah bayi dan anak yang berusia

benar

lima tahun kebawah (Hanum Marimbi, 2010).

majemuk anak.

dapat

merangsang

kecerdasan

Karasteristik umur yang telah ditentukan

Hubungan anak dan orang tuanya

tersebut membedakan masa balita dengan

terutama ibu merupakan sebuah hubungan

masa lainnya dimana pada masa ini terjadi

yang memiliki kedekatan sangat erat. Hal ini

pertumbuhan yang sangat signifikan. Didalam

dapat

Soetjiningsih

dilakukan

(2012)

dijelaskan

bahwa

diciptakan antara

melalui ibu

dan

interaksi

yang

anak

dalam

pertumbuha dasar pada masa balita akan

kehidupannya sehari-hari. Fungsi ibu didalam

mempengaruhi

menentukan

kehidupan rumah tangga bersifat fleksibel

perkembangan selanjutnya. Sehingga setiap

dan sangat penting dalam menentukan taraf

penyimpangan sekecil apapun apabila tidak

kesejahteraan keluarga. Namun, salah satu

terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan

yang menjadi fungsi utama yaitu memberikan

dan

62

pengasuhan

kepada

anak.

Orang

Tahun 2009 “Ketahanan dan kesejahteraan

tua

memiliki posisi dan tanggung jawab terbesar

keluarga

dalam hal pengasuhan anak. Seperti yang

memiliki keuletan dan ketangguhan serta

diungkapkan Sulystiorini (2007) bahwa dalam

mengandung kemampuan fisik-materil guna

melakukan tanggung jawabnya, orang tua

hidup mandiri dan mengembangkan diri dan

dituntut untuk memelihara kesehatan anak,

keluarganya untuk hidup harmonis dalam

memberikan makanan bergizi, memberikan

meningkatkan

pendidikan

lahir dan batin.”

dan

menciptakan

lingkungan

psikososial yang kondusif.

adalah

kondisi

keluarga

kesejahteraan

yang

kebahagiaan

Ketahanan keluarga akan tercipta

Berdasarkan penjelasan yang telah

melalui nilai, keterampilan, dan pola interaksi

dikemukakan, maka pengasuhan anak yang

yang dimiliki oleh keluarga tersebut didalam

dilakukan oleh orang tua harus disesuaikan

menjalankan kehidupannya sehari-hari. Oleh

dengan

anak

karena itu pembinaan ketahanan keluarga

dan

dilakukan dengan tujuan agar keluarga dapat

anak

mengelola sumber daya yang tersedia dalam

potensi

tersebut.

tumbuh

Pendidikan,

keterampilan

dalam

kembang

pengetahuan, pengasuhan

merupakan hal utama yang perlu dimiliki oleh

lingkungan

orang tua terutama seorang ibu dalam

permasalahan

menunjang perkembangan anaknya. Melalui

mandiri.

Ketahanan

pengetahuan

dengan

keberfungsian

dan

keterampilan

yang

keluarga

dan

yang

menyelesaikan

dihadapinya keluarga

secara berkaitan

keluarga

dalam

dimilikinya tentang pengasuhan anak, maka

pembangunan kualitas sumber daya anak.

ibu dapat memberikan pengasuhan yang

Seperti hasil penelitian Sunarti (2008) yang

sesuai

menunjukkan bahwa ketahanan keluarga

dengan

kebutuhan

dan

proses

perkembangan anak balita. Kesesuaian inilah

mempengaruhi

yang

akibatnya mempengaruhi pertumbuhan dan

menunjukkan

bahwa

ibu

telah

memberikan pengasuhan yang berkualitas

pengasuhan

anak

dan

perkembangan anak.

kepada anak balitanya.

Dengan

Keluarga merupakan satuan terkecil

memiliki

demikian

ketahanan

keluarga

memberikan

yang makna

yang berada di lingkungan masyarakat.

bahwa

Sebagai satuan yang terkecil, interaksi dan

Sehingga keberfungsian keluarga tersebut

hubungan yang dilakukan akan lebih dekat

bertindak

dan intens.

Melalui proses belajar antar

mendorong peningkatan taraf kesejahteraan

anggota keluarga selama hidup bersama

keluarga yang pada akhirnya secara tidak

akhirnya

langsung

akan

menghasilkan

nilai-nilai,

keluarga tersebut telah berfungsi.

sebagai

faktor

berdampak

pada

yang

peningkatan

norma, dan kebudayaan. Sebuah keluarga

kesejahteraan

perlu

dapat

kesejahteraan anak sangat ditentukan oleh

pentingnya

keluarga dan kesejahteraan keluarga itu

didalam kehidupan. Berdasarkan UU. No. 52

sendiri sebagai tempat yang paling utama

memiliki

menjalankan

ketahanan fungsi-fungsi

agar

63

anak.

utama

Terwujudnya

dimana anak tumbuh dan berkembang. Oleh

mempelajari keterampilan pengasuhan yang

sebab

lebih efektif. Pekerja sosial keluarga bekerja

itu,

keluarga

dituntut

untuk

memberikan suatu tata kehidupan yang layak

dengan

anggota

keluarga

untuk

dan memadai bagi kebutuhan anak sesuai

meningkatkan kemampuan yang terintegrasi

dengan tahap perkembangannya. Melalui

dalam keharmonisan keluarga.

nilai, keterampilan, dan pola interaksi yang

Program pemberdayaan / pembinaan

diterapkan oleh keluarga sebagai gambaran

keluarga berangkat dari permasalahan sosial

bahwa keluarga tersebut memiliki ketahanan,

yang

maka

kesesuaian

pelaksanaan program dapat dikemukakan

pemenuhan kebutuhan anak sehingga secara

sebagai suatu pencapaian yang dihasilkan

linear

oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

akan

mendukung

berdampak

pada

peningkatan

kesejahteraan anak.

dihadapi

oleh

keluarga.

efektifitas

didalam program tersebut. Pendapat peserta

Peran pekerja sosial yang sangat vital

program dapat dijadikan sebagai ukuran

dan krusial yaitu pada sistem kesejahteraan

untuk menentukan efektifitas program. Hal

anak. Anak dan orang tua dalam sistem

tersebut dinyatakan oleh Kerkpatrick yang

kesejahteraan anak seringkali diketahui dari

dikutip oleh Cascio (1995) dalam Tulus

sistem lain seperti kesehatan mental dan

(1996) bahwa evaluasi terhadap efektifitas

pendidikan, pekerja sosial bekerja pada

program

setting

untuk

diantaranya melalui reaksi peserta terhadap

isu-isu,

program yang diikuti. Bermanfaatkah dan

kebijakan, dan praktik dalam kesejahteraan

puaskah peserta pelatihan terhadap program

anak. (Petr, 2004) Artinya, fokus pekerjaan

pelatihan merupakan pertanyaan-pertanyaan

sosial yaitu penyelarasan kebijakan dan

yang dapat dijadikan sebagai alat untuk

praktik yang dibutuhkan untuk meningkatkan

mengukur reaksi peserta terhadap program

kesejahteraan

pelatihan (Tulus,1996).

lain

memahami

yang

mengharuskan

benar

mengenai

anak.

Peningkatan

kesejahteraan anak itu sendiri dilakukan

pelatihan

dapat

dilakukan,

Konsep evaluasi memiliki keterkaitan

salah satunya melalui pemeliharaan dan

dengan

efektifitas

pembinaan keluarga.

bertumpu

pada

Pengasuhan adalah sebuah peran

dimana

hasil

dari

keduanya pelaksanaan

sebuah kegiatan atau program.

Demikian

yang menuntut dan mengharuskan sebuah

halnya penilaian dalam evaluasi menurut

tingkatan keterampilan yang penuh disertai

Carol H. Weiss dimaksudkan untuk mengukur

dengan dukungan sistem sosial yang kuat.

efek suatu program dalam mencapai tujuan

(Collins dkk., 2010) Bagaimanapun juga

yang

untuk sebagian besar orang, keterampilan

Katherine (2012), dalam beberapa tahun

pengasuhan tidak dapat didasari secara

terakhir teori perubahan pendekatan untuk

insting. Mengacu pada Collins, pekerjaan

mengukur efektifitas program telah banyak

sosial mempercayai bahwa orang tua dapat

dianut oleh penyedia dana, evaluator dan

64

telah

ditetapkan.

Mengacu

pada

manajer program sosial. Ada dua alat dalam

yang baik ketika keluarga berfungsi secara

pengukuran

optimal.

efektifitas

program

sosial,

diantaranya logic models yang mengkaji efektifitas

berdasarkan

Keluarga yang memiliki ketahanan

keseluruhan

akan dapat memberikan pencapaian hasil

komponen dan theories of change yang

positif bagi anak walaupun keluarga tersebut

mengkaji efektifitas berdasarkan perubahan

dalam keadaan beresiko tinggi. Misalnya

atau

telah

seorang anak yang tumbuh di lingkungan

pengukuran

tetangga yang beresiko tinggi (di lingkungan

efektifitas program sosial yang dikemukakan

kejahatan atau lingkungan pelacuran), tetapi

oleh

Katherin (2012), maka pendekatan

di kemudian hari ia dapat menjadi orang

untuk mengukur efektifitas ini cenderung

dewasa yang kontributif bagi masyarakat

menggunakan logic models dengan dimensi-

karena keluarga dari anak tersebut memiliki

dimensi yang digunakan yaitu input, proses,

ketahanan. Dengan demikian ketahanan dan

output.

kesejahteraan

keluarga

memberikan

kontribusi

hasil

diberikan.

dari

pelayanan

Melalui

dua

yang

alat

SIMPULAN

keduanya

dapat

penting

bagi

kesejahteraan anak. sebagaimana pendapat Michelle A. Johnson dan rekan-rekan (2006)

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan

pada

subbab

bahwa faktor-faktor yang secara signifikan

mengenai

mempengaruhi

ketahanan keluarga, bahwa keluarga yang

keselamatan

memiliki

kesejahteraan

ketahanan

pengasuhan anak.

dapat

mendukung

Didalam konteks yang

kesejahteraan anak,

anak

ketahanan

keluarga,

perlindungan dan pengasuhan anak, serta kemampuan

tercapai

keamanan terhadap anak-anaknya.

pembinaan kesejahteraan

pelaksanaan

ketahanan

program

keluarga

keluarga

dan

oleh

keluarga, kapasitas

sama, peningkatan ketahanan keluarga akan melalui

yaitu

keluarga

Berdasarkan

pihak

untuk

menjamin

pendapat

Johnson

(2006) dapat diidentifikasi faktor lain yang

pemerintah setempat dalam hal ini yaitu

mempengaruhi

Badan

kapasitas orang tua dan keluarga dalam hal

Pemberdayaan

Perempuan

dan

kesejahteraan

pengasuhan

yang memiliki ketahanan artinya keluarga

Kapasitas digambarkan melalui pemahaman

tersebut dapat berfungsi untuk mengelola

dan keterampilan ibu dalam mengasuh dan

sumber-sumber yang ada dalam rangka

mendidik

penyelesaian

terutama pada masa keemasan (balita) perlu

serta

pemenuhan

keluarganya.

yang

dihadapinya

kebutuhan

anggota

Konsekuensinya,

fondasi

anak

perlindungan

yaitu

Keluarga Berencana Kota Bandung. Keluarga

masalah

dan

anak

balitanya.

Setiap

anak.

anak

mendapatkan pola asuh yang baik agar kebutuhan-kebutuhan

dasarnya

dapat

pekerja sosial keluarga terletak pada prinsip

terpenuhi sehingga anak dapat tumbuh dan

bahwa anak akan mendapatkan pengasuhan

berkembang secara wajar. Program Bina

65

Keluarga Balita dilaksanakan dengan tujuan

kegiatan dari mulai perencanaan hingga

utamanya

evaluasi.

yaitu

untuk

meningkatkan

pemahaman dan keterampilan orang tua

Output (hasil) merupakan keluaran

mengenai pengasuhan dan pendidikan anak.

yang dapat dicapai melalui penggunaan input

Melalui peningkatan pemahaman tersebut

pada proses. Output pelaksanaan program

diharapkan kapasitas pengasuhan anak yang

Bina

dimiliki oleh orang tua sekaligus keluarga

peningkatan pemahaman orang tua dalam

secara otomatis dapat meningkat.

hal pengasuhan anak, meningkatnya peran

Berdasarkan

tujuan

dan

manfaat

serta

program tersebut, maka diperlukan penilaian

Keluarga

masyarakat

Balita

dalam

dapat

berupa

kegiatan

Bina

Keluarga Balita.

efektifitas program agar dapat diketahui bagaimana hasil pencapaian program. Dalam mengkaji mengenai efektifitas program Bina DAFTAR PUSTAKA

Keluarga Balita diperoleh melalui kajian atas

Buku : Abdillah Hanafi dan Mulyadi Guntur Waseso. 1984. Penelitian untuk Mengevaluasi Efektifitas Program Kemasyarakatan. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya.

dimensi input, proses, dan output. Ketiga dimensi

inilah

yang

dijadikan

lingkup

penelitian untuk membatasi hal-hal apa saja yang dikaji dalam penelitian ini.

Agus Tulus, Moh. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku Panduan. Bappenas. 1992. Bab 19. Kependudukan dan Keluarga Berencana

Dimensi yang pertama adalah input (masukan). Input dari pelaksanaan program Bina Keluarga Balita dapat berupa fasilitas sarana

dan

prasarana

yang

BKKBN. _____. Operasional BKB.

mencakup

BKKBN. (2007). Buku Pegangan Kader Bina Keluarga Balita. Bandung.

seluruh peralatan yang dibutuhkan serta tempat

untuk

melaksanakan

kegiatan,

BKKBN. (1992). Buku Pegangan Kader KB. Jakarta.

peserta ialah para orang tua balita yang terlibat

didalam

kegiatan,

sumber

dana

BPPKB Kota Bandung. 2011. Sistimatika Memori Kerja.

dimana merupakan komponen penting untuk terselengaranya

program

Bina

Budiyono dan Wayan Koster. 2002. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Keluarga

Balita, dan yang terakhir kader bertindak sebagai penyebarluasan informasi mengenai

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

program dan pemberian materi. Dimensi kedua adalah proses dimana merupakan

aspek

menambah

kegunaan

komponen

yang

atau

telah

kegiatan dari

Collins Donald, Jordan Catheleen, and Heather Coleman. 2010. An Introduction to Family Social Work. USA: Brooks/Cole

yang

komponen-

disebutkan

Panduan

pada

Damanik,Juda.2008:4.Pengantar Pekerjaan Sosial.Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK

dimensi input. Aspek dalam dimensi proses diantaranya metode penyuluhan dan proses

66

Jurnal, Hasil Penelitian, Artikel :

Jones, Charles O. 1994, Pengantar Kebijakan Publik Terjemahan Ricky Istamto. Jakarta: Roja Grafindo Persada.

A. Johnson, Michelle et all. 2006: 1. Family Assessment in Child Welfare Services: Instrument Comparisons. Bay Area Sosial Services Consortium and the Zellerbach Family Foundation Budi Santoso, Irawan. 2004. Evaluasi Pelaksanaan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender (p2m-bg). Program Studi Ilmu Adiministrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret.

Kementrian Sosial, 2009. Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Mizrahi, Terry and Larry E Davis. 2008. Encyclopedia of Sosial Work 20th Edition.NASW Press: New York Moekijat, 1981. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Pamudji. 1985. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta: Bina Aksara.

Child Welfare Information Gateway. 2010. Pdf. Family Engagement melalui www.childwelfare.gov

Petr, Crhristopher G. 2004. Sosial Work with Children and Their Families. New York: Oxford University Press. PN.

DepKes RI, 2004. Sistem Nasional 2004, Jakarta.

Evelin dan Djamaludin. N (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita. Jakarta : PT Wahyu Media.

Kesehatan

Gabriel A. 2008. Perilaku keluarga sadar gizi (kadarzi) serta hidup bersih dan sehat ibu kaitannya dengan status gizi dan kesehatan balita di Desa Cikarawang, Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

S, Kasni Hariwoeryanto, Kebijakan Sosial dan Evaluasi Program Kesejahteraan Sosial, Karya Nusantara, Bandung, 1987.

Heryendi, Wycliffe Timotius. 2013. Efektifitas Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Kecamatan Denpasar Barat. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Indra, Hendy. 2010. Masalah Kependudukan yang Berhubungan dengan Sosial. Program Studi Geografi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya manusia dan produktivitas. Bandung: CV Mandar Maju. Soekanto, Soedjono. 1989. Teori Sosiologi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Sondang P. Siagian, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Kementerian Sosial, 2009. Rencana Strategis 2010-2014 Kementerian Sosial.

Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Khaizu, Ingata. 2009. Upaya-Upaya Perlindungan Oleh Organisasi Sosial Keagamaan Lokal Bagi Anak yang Berada pada Pemukiman Rawan untuk Tereksploitasi Secara Ekonomi dan Seksual melalui www.lontar.ui.ac.id

Sugiyono, 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Main, Katherin. 2012. Program Design, A Practical Guide. United Way. Suharto, Edi. 2007. Menggagas Pelayanan Sosial yang Berkeadilan.

67

Website :

Sunarti, Euis. 2012. Keluarga Berencana dalam Konteks Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Ketahanan Keluarga melalui www.euissunarti.staff.ipb.ac.id

Azuar Juliandi, 2007. Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas, pdf melalui http://azuarjuliandi.com/elearning/ Fachrudin, Adi. Ketahanan Institusi Keluarga dan Kesejahteraan Anak dalam www.academia.edu

Rangga, Dayat. 2013. Pekerjaan Sosial Individu dengan Keluarga melalui www.dayatranggambozo.blogspot.com

68