EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENGGERAKAN

Download Efektivitas Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Menggerakan Partisipasi .... efektivitas kepemimpinan berpengaruh atau .... Groups. Journal of M...

1 downloads 539 Views 119KB Size
Efektivitas Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Menggerakan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Kembuan, Kembuan Satu Dan Desa Tonsea Lama Di Kecamatan Tondano Utara Gredy Pangalila Florence Daicy Lengkong Femmy Tulusan ABSTRAC: The village government based on law No. 32 of 2004 concerning Regional Governments meant as Community unity village law has limits the jurisdiction, as stipulated in the Constitution of the Republic of Indonesia in 1945. In order to realize the goals of national development, the Government is giving much attention to the development in rural areas. But in fact still encounter some problems and obstacles in the development of the village. This research aims to know the relationship of the effectiveness of the leadership of the village chief with the level of community participation in development in the villages of Kembuan, Kembuan one, and the village of old Town Tonsea in North Tondano. This research uses descriptive method. The data collection has been conducted through kusioner and 80 interviews to informants consisting of: the Government Apparatus Elements 10 men of the village, 10 people's consultative body of the village of Elements (BPD), 10 LPM and elements of the PKK, 10 people elements of Civic social organization, 10 people elements of community leaders, and citizens of 30 people of the general public.The research results showed that respondents perceived leadership Effectiveness is on the category are likely higher and the effectiveness of the leadership of the village chief in the North due to a positive and highly significant effect on community participation in development of the village. The effectiveness of transformational leadership style that implements/democratic tend to be more effective in increasing public participation in the development of the village, especially in the Districts of North Minahasa Regency Tondano. Referring to the results of the findings in this study, then it can put forth suggestions that the head of the village as the formal leader closer to the community, should apply the transformational leadership style with emphasis on democratic/dimensions influence the ideal (example or charismatic) and inspirational motivation so that the dimension is expected to spur an increase in public participation in the development of the village. Key words: effectiveness of the leadership of the village chief in a Drive community participationpp

dimaksud

PENDAHULUAN Pemerintah

desa

berdasarkan

dalam Undang-Undang

Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

Dalam

tentang Pemerintahan Daerah desa dimakani

pembangunan

sebagai kesatuan masyarakat hukum yang

memberikan perhatian yang sebesar-besarnya

memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi,

pada pembangunan di pedesaan. Perhatian

berwenang untuk mengatur dan mengurus

yang besar terhadap pedesaan itu didasarkan

kepentingan

setempat

pada kenyataan bahwa desa merupakan

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

tempat berdiamnya sebagian besar rakyat

setempat yang diakui dan/atau dibentuk

Indonesia, kedudukan desa dan masyarakat

dalam sistem pemerintahan nasional dan

desa merupakan dasar landasan kehidupan

berada

bangsa dan negara Indonesia.

di

masyarakat

kabupaten/kota,

sebagaimana 1

rangka

mewujudkan nasional,

tujuan

pemerintah

Di dalam prosesnya, pembangunan

hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa

desa terdiri dari dua unsur utama yaitu

aspek

partisipasi atau swadaya masyarakat dan

merupakan salah satu aspek yang menonjol

pembinaan pemerintah atau dengan kata lain

dan

ada dua pihak yang terlibat dalam proses

pembangunan

pembangunan desa yaitu masyarakat dan

pelaksanaan

pemerintah. Berbagai pendapat menyatakan

koordinasi

bahwa

desa

partisipatif sebagaimana yang diamanatkan

merupakan salah satu ciri dari pembangunan

dalam UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 72

desa dan merupakan unsur utama yang

Tahun 2005 tersebut belum secara maksimal

berpengaruh

dapat dilaksanakan secara efektif. Akibatnya,

partisipasi

besar

masyarakat

bagi

berhasilnya

kepemimpinan

berpengaruh

Kepala

terhadap

desa.

Pada

tugas

kepala

pembangunan

keberhasilan kenyataannya, desa desa

dalam secara

pembangunan desa. Oleh karena itu banyak

kepemimpinan

kegiatan yang dilaksanakan khususnya oleh

menggerakan partisipatif masyarakat dalam

pemerintah untuk meningkatkan partisipasi,

pembangunan

bahkan

sebagaimana yang diharapkan. Maka pokok

keberlangsungannya

terus

diupayakan dan dijaga. Sebagai

tidak

permasalahan

perwujudan

demokrasi

kepala

Desa

desa

berjalan

yang

ingin

dalam

maksimal

dikaji

dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh

sesuai dalam ketentuan UU No. 32 Tahun

kepemimpinan

2004 maka pemerintahan dalam tatanan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

pemerintah

desa serta seberapa besar pengaruh faktor

desa

dibentuk

Badan

Kepala

kepemimpinan

lain yang disesuaikan dengan budaya yang

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

berkembang di desa bersangkutan, yang

desa Kembuan, Kembuan Satu, Dan Desa

berfungsi sebagai lembaga pengatur dan

Tonsea Lama di Kecamatan Tondano Utara.

terhadap

penyelenggaraan

Kepemimpinan merupakan salah satu

pemerintah desa, seperti dalam pembuatan

faktor yang menentukan keberhasilan dan

dan pelaksanaan Peratuan Desa, Anggaran

keberlangsungan

Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan

pemimpin berfungsi sebagai pengendali dan

Kepala Desa. Di desa dibentuk lembaga

penentu arah yang hendak ditempuh oleh

kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai

organisasi menuju tujuan yang akan dicapai.

mitra

Pentingnya

kerja

dalam

Desa

terhadap

Pesmusyawaratan Desa (BPD) atau sebutan

pengontrol

Kepala

Desa

pemerintah

desa

dalam

memberdayakan masyarakat desa. Di

Kecamatan

Tondano

organisasi,

Peranan

pemimpin

karena

dalam

organisasi memberikan inspirasi bagi para Utara

pakar

administrasi/manajemen

untuk

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

mengembangkan dan menemukan teori-teori

desa, di masing-masing desanya tidak sama

baru.

tinggi rendahnya. Di sisi lain berdasarkan 2

Untuk mencapai tujuan tersebut,

Walaupun

demikian,

konsep

maka sasaran pembangunan pedesaan dalam

pembangunan desa memiliki ciri-ciri yang

jangka

atau

dapat membedakannya dengan pembangunan

pembangunan

bidang-bidang lainnya seperti pembangunan

pendek

mendukung

adalah

menunjang

keberhasilan

sektor-sektor yang menjadi prioritas desa

nasional,

untuk meningkatkan produksi, perluasan

pembangunan daerah, dan lain sebagainya.

lapangan kerja, pemerataan dan penyebaran

Hal tersebut dapat dilihat dari batasan yang

penduduk, pengembangan koperasi, keluarga

diberikan kepada istilah pembangunan desa.

berencana,

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah

Sasaran

pendidikan

pembangunan

dan

kesehatan.

pedesaan

dalam

pembangunan

memberikan

batasan

regional

atau

atau

pengertian

jangka panjang adalah untuk meletakkan

mengenai

landasan pembangunan nasional yang sehat

pembangunan masyarakat desa, ialah sebagai

dan

usaha-usaha

kuat

agar

desa-desa

mampu

pembangunan

desa

masyarakat

desa

atau

yang

melaksanakan pembangunan desanya sendiri

bersangkutan dipadukan dengan wewenang

secara swadaya dan gotong-royong. Seluruh

pemerintah, dengan tujuan perbaikan kondisi

kegiatan

ekonomi, sosial dan kebudayaan masyarakat,

pembangunan

dengan

itu

dilaksanakan

memperhatikan

lingkungan

dan

kelestarian

kehidupan

masyarakat-

antara

masyarakat itu ke dalam kehidupan bangsa,

perkembangan pedesaan dan perkotaan di

dan memampukan mereka untuk memberi

dalam rangka pembangunan regional dan

sumbangan sepenuhnya kepada kemajuan

nasional. Dalam pengertian pada umumnya,

nasional (dalam Ndraha, 1997).

pembangunan perubahan

keserasian

mengintegrasikan

diartikan

yang

sebagai

terencana

proses

dari

Kemudian,

suatu

mengemukakan

T.R. bahwa

Betten banyak

(1979) ahli

situasi/kondisi nasional yang satu (one state

menyetujui pendapat bahwa pembangunan

of national being) ke situasi/kondisi nasional

desa atau pembangunan masyarakat desa

yang lain yang dinilai lebih baik, dengan kata

adalah suatu proses di mana masyarakat

lain

membahas

pembangunan

pada

dasarnya

dan

merumuskan

kebutuhan

menyangkut proses perbaikan (Seers, dalam

mereka, merencanakan usaha pemenuhannya,

Tjokrowinoto, 1987).

dan

Pembangunan development,

community

desa

(rural

melaksanakan

rencana

itu

sebaik-

baiknya.

development,

Dengan demikian, dapat dijelaskan

village development), merupakan bagian

lebih lanjut bahwa program pembangunan

integral dari pembangunan nasional. Karena

pedesaan

itu keberhasilan pembangunan desa akan

Pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup

menunjang

dan kesejahteraan masyarakat di daerah

berhasilnya

pembangunan

nasional. 3

merupakan

salah

satu

usaha

pedesaan yang dewasa ini meliputi lebih

menjelaskan pembangunan yang terjadi di

kurang 80% dari penduduk Indonesia

desa yang ada di Kecamatan Tondano Utara. Data sekunder yaitu berupa tulisan-tulisan,

METODE PENELITIAN

rekaman-rekaman, gambar-gambar atau foto-

A. Metode Yang Digunakan

foto,

Metode yang di gunakan adalah deskriptif.

Peneliti

memilih

tujuan

penelitian

yaitu

Para informan dalam penelitian ini ditentukan

menggerakkan partisipasi masyarakat dalam

mengenai

fenomena-fenomena

sejauhmana

dirancang

purposive sebanyak 80 orang, dengan rincian sebagai berikut : Unsur

desa di Kecamatan Tondano Utara, dimana alat

utamanya.

pemerintah

desa

Unsur Badan Permusyawaratan desa (BPD) : 10 orang;

dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk hubungan

Aparat

: 10 orang;

Peneliti

memilih pendekatan deskriptif, karena sesuai

mengetahui

efektivitas

Sumber data (responden) diambil secara

sebagai

meneliti fenomena-fenomena pembangunan

adalah

hubungan

Kecamatan Tondano Utara. Sulawesi Utara.

suatu jenis penelitian deskriptif dengan

peneliti

data

partisipasi masyarakat di desa yang ada di

A. Jenis Penelitian ini

kebutuhan

kepemimpinan kepala desa dengan tingkat

yang

berkatian dengan permasalahan penelitian.

Penelitian

berdasarkan

sebagaimana permasalahan yang di kaji yaitu

di

Kecamatan Tondano Utara yang dalam hal ini

semuanya

D. Informan

untuk

desa

yang

Kecamatan Tondano Utara.

mengetahui efektivitas kepala desa dalam

pembangunan-pembangunan

grafik

berhubungan dengan pembangunan desa di

pendekatan

deskriptif dalam penelitian, karena sesuai dengan

peta,

Unsur LPM dan PKK

efektivitas

: 10 orang;

Unsur organisasi sosial kemasyarakatan: 10

kepemimpinan kepala desa dengan tingkat

orang;

partisipasi masyarakat dalam pembanguan

Unsur

desa di Kecamatan Tondano Utara.

Tokoh

Masyarakat/Agama/Adat

: 10 orang; B. Sumber Data

Warga masyarakat umum

: 30 orang.

Data yang dikumpulkan melalui E.

penelitian ini adalah data yang sesuai dengan

Instrumen Penelitian Untuk dapat memahami makna dan

fokus penelitian. Jenis data dalam penelitian

kualitas penafsiran terhadap pembangunan

ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)

desa di Kecamatan Tondano Utara maka

Data primer dan (2) Data sekunder. Data

instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti

primer diperoleh dalam bentuk verbal atau

sendiri yang secara langsung berhadapan

kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari

dengan subjek-subjek yang diteliti dan tidak

subjek (informan) yang berkaitan dengan

dapat digantikan oleh alat lain ataupun oleh 4

orang lain. Dalam penelitian ini selain

dokumentasi

peneliti sebagai instrumen utama, peneliti

pengumpulan data sekunder yaitu data

menggunakan alat bantu seperti alat perekam

tentang

suara (tape recorder), alat rekam visual

pembangunan desa.

(video recorder), alat tulis, serta laptop untuk menyimpan

data

hasil

penelitian

analisis sebagai berikut :

E. Teknik Pengumpulan Data

digunakan

instrumen

1.

Penilaian data dan tabulasi data;

2.

Pengolahan

data

yang

dilakukan

ini

maka

analisis

penelitian dan

teknik

Kuesioner

(Daftar

Kuesioner

statistik

menggunakan deskriptif

yaitu

dalam

rumus sebagai berikut :

bentuk

p = f/n x 100% dimana :

berstruktur.

p

=

Nilai persentase yang dicari;

f

=

Frekuensi, yaitu banyaknya

Data

yang

daftar

diperoleh

pertanyaan

ini

merupakan data primer yang dianalisis

nilai pada setiap kategori data;

dalam penelitian ini. Interview

n

(Wawancara),

yaitu

langsung

dengan

para

ini

dilakukan

Wawancara berpedoman pedoman

pada

wawancara

3.

informan.

yang

Sampel,

yaitu

total

data

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan analisis korelasi product

dengan

kuesioner

=

sampel.

melakukan dialog atau tanya jawab

moment

dan

dan

dilanjutkan

dengan

regresi linear sederhana.

telah

4.

Interpretasi hasil analisis data, yaitu

dipersiapkan lebih dahulu. Data hasil

menterjemahkan dan menjelaskan hasil

wawancara ini bersifat melengkapi

analisis data dengan kalimat yang

data

bersifat kualitatif.

hasil

kuesioner

dan

hasil

wawancara. 3.

dengan

data,

angket berstruktur dan angket tidak

melalui

2.

analisis

Perhitungan persentase adalah dengan

Pertanyaan).

disusun

dan

analisis tabel frekuensi dan persentase.

pengumpulan data sebagai berikut : 1.

data

kualitatif (Arikunto, 2000), dengan prosedur

Utara.

dalam

dan

dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif-

pembangunan desa di Kecamatan Tondano

diperlukan

desa

untuk

Teknik analisis data yang digunakan

disusun oleh peneliti yang berkaitan dengan

mendapatkan

profil

digunakan

F. Teknik Analisis Data

serta

pedoman wawancara yang sebelumnya telah

Untuk

ini

5.

Studi Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan

data

dari

Penyimpulan terhadap hasil analisis data dan hasil interpretasi data.

dokumen-

dokumen tertulis atau data statistik desa yang telah tersedia. Teknis studi 5

bahwa

PEMBAHASAN

kepemimpinan

transformasional

Berdasarkan hasil analisis regresi

memiliki empat dimensi yaitu : idealized

sederhana, uji model regresi (uji F) dan uji

influence, inspirational motivation, intellectual

signifikansi

simulation, and individualized consideration.

koefisien

regresi

(uji-t),

ditemukan bahwa variabel independen yaitu

Pengaruh ideal (keteladanan atau

efektivitas kepemimpinan berpengaruh atau

kharismatik)

mempunyai hubungan kontributif secara

membangkitkan emosi dan identifikasi yang

signifikan terhadap variabel dependen, yakni

kuat dari pengikut terhadap pemimpin.

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Pemimpin

dipersepsikan

desa

sebagai

tauladan

di

Kecamatan

Kabupaten

Tondano

Minahasa.

Pola

Utara

hubungan

adalah

keoganisasian

perilaku

oleh

bawahan

dalam

untuk

yang

aktivitas

mencapai

fungsional antara kedua variabel berpola

organisasi.

linear

apabila

bagaimana selayaknya anggota organisasi

efektivitas kepemimpinan ditingkatkan, maka

bekerja dan bertindak sesuai dengan misi

akan diikuti oleh peningkatan partisipasi

untuk

masyarakat dalam pembangunan desa.

menghadirkan

positif.

Artinya

Hubungan

bahwa

antara

Pemimpin

tujuan

menggapai

visi

diri

mempraktekkan

organisasi ketika

dan

bawahan

variabel

menghadapi permasalahan. Praktek-praktek

efektivitas kepemimpinan dengan partisipasi

tersebut menjadi motivator dan diidentifikasi

masyarakat

dalam

ini

oleh bawahan dalam melaksanakan tugasnya.

menunjukkan

hasil

dan

Hal senada dikemukakan oleh

penelitian yang

positif

signifikan dengan nilai koefisien determinasi

Yukl

(r2) sebesar 0,808 atau 80,8%. Besarnya

transformasional dalam dimensi pemimpin

derajad

bahwa

kharismatik memiliki pengaruh yang besar

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

terhadap bawahannya. Pemimpin karismatik

desa, khususnya di tiga desa sample dalam

adalah pemimpin yang mampu menimbulkan

wilayah

emosi-emosi

determinai

menunjukkan

Kecamatan

ditentukan

oleh

Tondano faktor

Utara,

(1998)

bahwa

yang

kuat.

pemimpin

Pemimpin

efektivitas

diidentifikasi sebagai panutan oleh bawahan,

kepemimpinan sebesar 80,8 %, sedangkan

dipercaya, dihormati, dan memiliki visi yang

sisanya sebesar 19.2 % dipengaruhi oleh

jelas. Dengan kekuatan dan pengaruh yang

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian

dimilikinya, pemimpin kharismatik mudah

ini.

mengarahkan Hasil penelitian ini, apabila dikaitkan

dengan jelaslah

teori-teori ada

kepemimpinan,

kesesuainya,

bawahannya

untuk

mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya

maka

bagi kepentingan organisasi yang mengarah

sebagaimana

kepada tercapai apa yang menjadi tujuan

dikemukakan oleh para ahli, di antaranya,

organisasi.

Bass dan Reggio (2006:6) yang menyatakan 6

Motivasi perilaku

inspirasional

pengalaman

dan

memecahkan

masalah yang dihadapi bawahan menghargai

menyampaikan visi yang menarik, dengan

kelaziman bahwa kritik adalah biasa dan

menggunakan symbol untuk memfokuskan

wajar.

bawahan,

perilaku

yang

membagi

mampu

upaya

pemimpin

adalah

dan

yang

membuat

tepat.

model

Stimulasi intelektual sebagai salah

Pemimpin

satu dimensi kepemimpinan transformasional

menkomunikasikan gagasan-gagasan baru

dapat

dengan cara yang sederhana yang dapat

pemimpin

dipahami

rasionalitas dan kreativitas bawahan/pegawai,

dengan

mudah,

mengajak

ditunjukkan

dari

dalam

kemampuan

mengembangkan

pegawai/pengikut untuk menarik gambaran

menghargai

ke

kekinian.

kemampuan pemimpin untuk melibatkan

Membangkitkan pegawai/pengikut dengan

bawahan dalam pemecahan masalah (Bass,

membuktikan komitmennya sesuai dengan

1990). Dengan

yang

mengatakan

depan

dalam

praktek

dikomunikasikannya,

dan

ide-ide

transformasional

sederhana untuk tujuan yang penting.

mampu

mengatakan

lanjut,

Bass

bahwa melalui

(1997)

mampu

adalah

mendorong

serta

Yukl

(1998)

pemimpin pemimpin

bawahannya

yang untuk

memunculkan ide-ide baru dan solusi kreatif

kemampuan

atas masalah-masalah yang dihadapi.

inspirasionalnya, seorang pemimpin yang inspirasional

demikian, bahwa

menyederhanakan pesan dengan cara yang

Lebih

bawahan,

Pertimbangan

diindividualisasi

membangkitkan

adalah perilaku pemimpin yang memberi

antusiasme bawahan terhadap tugas-tugas

dukungan, dorongan, dan pelatihan bagi para

kelompok

pengikut. Pemberian pertimbangan yang

dan

dapat

menumbuhkan

kepercayaan bawahan terhadap tugas-tugas

bertujuan

kelompok,

tersebut

serta

kepercayaan

dapat

menumbuhkan

bawahan

untuk

memotivasi

disesuaikan

dengan

bawahan kebutuhan

terhadap

masing-masing bawahan adalah berbeda

kemampuannya untuk menyelesaikan tugas

sehingga diperlukan sarana yang relatif beda

dan mencapai tujuan kelompok. Selain itu,

pula dalam pemenuhannya.

seorang pemimpin yang inspirasional mampu menciptakan

suasana

keterbukaan

kepercayaan (Yukl, 1998). intelektual

dan

keempat dari empat dimensi kepemimpinan

Stimulasi

oleh Bass (1990) bahwa perhatian individual

akan

pemimpin dapat dilihat dari kemampuan

permasalahan dan mempengaruhi pengikut

pemimpin dalam memberikan perhatian secara

untuk memandang masalah dengan perspektif

individual pada kebutuhan untuk berprestasi,

baru, merangsang bawahan untuk berinovasi

dalam menghargai perbedaan individual, dan

dalam

perilaku

transformasional, sebagaimana dikemukakan

yang

meningkatkan

adalah

Perhatian individual sebagai dimensi

kesadaran

memecahkan

pengikut

masalah,

bersedia 7

dalam

memberikan

pengarahan

kepada

itu, Pawar dan Eastman (1997) berpendapat

bawahan.

bahwa Dalam kaitan ini dapat dijelaskan

praktik

gaya

trnasformasional

kepemimpinan

mampu

membawa

bahwa kepemimpinan merupakan fenomena

perubahan-perubahan yang lebih mendasar

sosial,

praktek

seperti nilai-nilai, tujuan, dan kebutuhan

kepemimpinan dipengaruhi nilai-nilai (value-

bawahan/pengikut dan perubahan-perubahan

driven).

tersebut

yang

berarti

Untuk

bahwa

mendorong

partisipasi

berdampak

pada

meningkatnya

masyarakat dalam pembangunan, nilai-nilai

kepuasan kerja bawahan karena terpenuhinya

yang

kebutuhan yang lebih tinggi.

mendasari

seorang

pemimpin

transformasional atau demokratis bertindak

Dengan

mengacu

pada

hasil

adalah kepuasan masyarakat dan perjuangan

penelitian dan teori-teori yang mendasarinya,

pada nilai sosial yang menjadi tanggung jawab

maka dapat disimpulkan sementara bahwa

negara.

gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya

Sebagai

pengembangan pembangunan

konsekuensinya,

berbagai diarahkan

program

pada

transformasional

atau

demokratis

yang

pemberian

mampu mendorong peningkatan partipasi

pelayanan bagi kebutuhan masyarakat sehingga

masyarakat dalam pembangunan, khusunya

menimbulkan

pembangunan desa di Kecamatan Tondano

kepercayaan

masyarakat

terhadap pemerintah sebagai pemimpin formal.

Utara Kabupaten Minahasa.

Dampak dari fenomena sosial tidak hanya pada

KESIMPULAN DAN SARAN

nilai yang dianut, namun juga seorang

A. Kesimpulan

pemimpin yang transformasional haruslah percaya

kepada

orang

lain

dan

Berdasarkan

berani

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

pada orang lain (empowerment). Seorang harus

mampu

penelitian

sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya,

memberikan tantangan dan tanggung jawab

pemimpin

hasil-hasil

berikut :

menumbuhkan

1.

kreativitas dan tidak mematikan berbagai

Efektivitas

kepemimpinan

yang

dipersepsikan responden berada pada

strategi yang dikembangkan bawahan/pengikut

kategori sedang cenderung tinggi,

berdasarkan kompetensi teknis yang mereka

demikian halnya dengan partisipasi

kuasai.

masyarakat dalam pembangunan desa Dalam hubungan ini, Keller (1992)

mengatakan

bahwa

praktik

kepemimpinan

transformasional

meningkatkan

kepuasan

kerja

di

gaya

Kecamatan

Tondano

Utara

Kabupaten Minahasa.

mampu

2.

bagi

Efektivitas kepemimpinan kepala desa di

bawahan/pegawai karena kebutuhan mereka yang lebih tinggi seperti kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri dapat terpenuhi. Selain

kecamatan

Tondano

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

dan

Utara sangat

partisipasi

masyarakat dalam pembangunan desa. 8

Efektivitas

kepemimpinan

menerapkan

yang

Lawrence

gaya

Plubichers.

transformasional/demokratis cenderung

lebh

Betten,

efektif

dalam

Tondano

1979,

Pembangunan

Maju.

dalam pembangunan desa, khususnya Kecamatan

T.R.,

Associates

Masyarakat Desa, Bandung: Mandar

meningkatkan partisipasi masyarakat

di

Erlbaum

Keller,

Utara

R.T.

1992.

Transformational

Leadership and The Performance of

Kabupaten Minahasa.

Research and Development Project Groups. Journal of Management, 18

B. Saran

(3): 489-501.

Mengacu pada hasil-hasil temuan dalam

penelitian

ini,

maka

Pawar, B.S., and K.K. Easman., 1997. The

dapat

Nature and Implication of Contextual

dikemukakan beberapa saran, antara lain : 1.

Influences

on

Transactional

Kepala desa sebagai pemimpin formal

Leadership:

yang lebih dekat dengan masyarakat,

Examination. Academy of Management

hendaknya

Review, 22 (1): 80-109.

menerapkan

gaya

Tjokrowinoto

kepemimpinan trnsformasional/demokratis menekankan pengaruh

pada ideal

kharismatik)

dan

Konsep,

diemnsi-dimensi

dimensi

peningkatan

Taliziduhu

motivasi

melakukan

penelitian

dengan

mengambil

variabel

bebas

birokrasi

Sebuah

Analisis

dan

Strategi,

Ndraha, 1997, Pembangunan

Organisasi, Edisi Ketiga. Terjemahan Yusuf Udana. Jakarta : Prenhalindo.

2. Disarankan agar peneliti lain dapat

pemimpin

Politik

Yukl, Gary, 1998. Kepemimpinan Dalam

partisipasi

trnasformasional

Arah

1987,

Masyarakat, Jakarta, Bina Aksara

masyarakat dalam pembangunan desa.

kepemimpinan

:

Conceptual

Yogyakarta : Tiara Press.

atau

inspirasional sehingga diharapkan dapat memacu

Moeljarto,

Pembangunan

dengan

(keteladanan

A

Sumber Lain :

bagi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

pemerintahan,

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

khususnya di pedesaan.

Daerah DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Bass, Bernard M. dan Ronald E. Reggio.

Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.

2006. Transformational Leadership, Second

Edition.

New

Jersey

:

9