FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR

Download Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajar...

0 downloads 578 Views 18MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX-B SMPS DHARMA NUSA FLORES TIMUR TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Progran Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Bernadus Bin Frans Resi 121414022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SATANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX-B SMPS DHARMA NUSA FLORES TIMUR TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Bernadus Bin Frans Resi NIM : 121414022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SATANATA DHARMA YOGYAKARTA

2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO HIDUP

Hidup adalah perjuangan

Kekayaan abadi adalah ilmu yang bermanfaat

Tak ada kata terlambat untuk belajar, belajar sampai tutup usia!

Generasi berilmu akan menciptakan bangsa yang cerdas

Jadilah kalah karena mengalah, bukan kalah karena menyerah Jadilah pemenang karena kemampuan, bukan menang karena kecurangan

Pengalaman merupakan pelajaran terbaik dalam meniti kehidupan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku ini kepada: Kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Frans Resi dan Ibu Theresia Lipat Liat Kepada saudara-saudariku tersayang kakak Bernadeta Uba Sabon, kakak Damiana Dai Suban, kakak (Alm.) Laurensius Bin Frans Resi, adik Yakobus Bin Frans Resi, dan adik Margareta Bte Frans Resi Kepada sahabatku Roy Marten, Vitus Modestus, Yopy Daton, Roman Waton Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika Angkatan 2012 Kepada teman-teman Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY) Kepada teman-teman JB kecamatan Ile Boleng, Flores Timur Yogyakarta Kepada teman-teman Gabungan Mahasiswa Flores Timur (GAMAFLORA) Yogyakarta Kepada teman-teman Himpunan Keluarga Flobamorata (HKF) Yogyakarta Kepada keluarga besar suku Lamensa Kepada Lewo tanahku tercinta Helanlangowuyo, Adonara Serta almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK Resi, Bernadus Bin Frans. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur Tahun Ajaran 2016/207. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur yang berjumlah 31 siswa. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar kuesioner minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Validasi instrumen diperoleh melalui validasi ahli yaitu dosen pembimbing. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017 masih rendah yaitu sekitar 48,4%. Siswa yang menyukai matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Siswa mempunyai minat belajar matematika, (b) Siswa mempunyai motivasi belajar matematika, (c) Penjelasan guru mudah dimengerti oleh siswa, (d) Guru tidak memukul siswa (galak), (e) Suasan belajar yang nyaman, baik di sekolah maupun di rumah, (f) Keluarga selalu mendukung siswa dalam belajar matematika, (g) Teman yang selalu mendukung dalam belajar matematika, dan (h) Siswa mempunyai kelompok belajar di rumah. Sedangkan siswa yang tidak menyukai matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Siswa tidak mempunyai minat belajar matematika, (b) Siswa tidak mempunyai motivasi belajar matematika, (c) Guru yang mengajar sangat ‘galak’, (d) Penjelasan guru sulit dimengerti oleh siswa, (e) Suasana kelas yang ribut, (f) Orang tua kurang mendukung siswa dalam belajar matematika, (g) Siswa tidak mempunyai kelompok belajar di rumah, (h) Siswa sering bermain HP atau nonton TV di rumah.

Kata kunci: Minat Belajar, Matematika

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT Resi, Bernadus Bin Frans. (2016). The Factors that Influence Students' Interest to Mathematics Subject Class IX-B SMPS Dharma Nusa, East Flores Academic Year 2016/2017. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. This research aims to determine the factors that affect students' interest to mathematics subject class IX-B SMPS Dharma Nusa, East Flores academic year 2016/2017. This research is classified as descriptive research with a qualitative approach. The research subjects were students of class IX-B SMPS Dharma Nusa East Flores which amounts to 31 students. The instruments in this research is questionnaire sheet of student interest in mathematics learning. The validation of instruments obtained through expert validation that is supervisor. The results of research show that students' interest to mathematics subject class IX-B SMPS Dharma Nusa East Flores academic year 2016/2017 was still low at around 48.4%. The students who like mathematics are influenced by several factors, such as: (a) Students have study interest in mathematics, (b) Students have motivation to learn mathematics, (c) Teacher’s explanations are easy to be undrerstood by students, (d) Teacher don’t hit students (teacher isn’t cruell), (e) The situation to study is comfortable either at the scholl or at the home, (f) Family always support students to study mathematics, (g) Friends always support students to study mathematics, and (h) Students have study group at home. Students who don’t like mathematics are influenced by several factors, such as: (a) Students doesn’t have interesting to study mathematics, (b) Students doesn’t have motivation to study mathematics, (c) Teacher’s explanations are hard to be understood by students, (d) Teacher who teach mathematics is cruel, (e) The class situation is noisy, (f) Parents’ supports to study mathematics are still less, (g) Students doesn’t have study group at home, and (h) Students often play HP or watching TV at home.

Keywords: learning interest, mathematics

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur Tahun Ajaran 2016/2017” ini dengan baik. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu mendukung, diantaranya: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Ruthito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matemnatika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Bapak Thomas Sugiarto Pudjohartono, M.T. selaku dosen pembimbing akademik Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2012 NIM genap; 5. Bapak Dr. Marcellinus Andy Ruthito, S.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Bapak Ingnasius Sili Taka, selaku Kepala sekolah di SMPS Dharma Nusa yang telah memberikan ijin penelitian; 7. Bapak Paulus Plate Ola, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa yang telah membimbing dan mendampingi dalam pelaksanaan penelitian; 8. Siswa-siswi SMPS Dharma Nusa kelas IX-B, terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya dalam membantu pelaksanaan penelitian; 9. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd dan Ibu C. Novella Krisnamurti, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini; 10. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan selama penulis belajar di kampus USD; 11. Kepada orang tua, Bapak Frans Resi dan Ibu Theresia Lipat Liat, terima kasih atas pengorbanan, doa, dorongan, motivasi, dan cinta kasih kalian yang tak mengenal batas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini; 12. Kakak Bernadeta Uba Sabon, kakak Damiana Dai Suban, kakak (Alm.) Laurensius Bin Frans Resi, adik Yakobus Bin Frans Resi, dan adik Margareta Bte Frans Resi, yang selalu memberikan semangat serta dukungan dalam penyusunan skripsi; 13. Teman-teman satu dosen pembimbing dan teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2012, yang telah memberikan doa, dorongan, dan semangat dalam penyusunan skripsi;

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Keluarga besar suku Lamensa dimanapun berada, yang selalu memberikan dukungan secara langsung maupun dalam doa sejak awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi; 15. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY), teman-teman JB kecamatan Ile Boleng Yogyakarta, teman-teman Gabungan Mahasiswa Flores Timur (GAMAFLORA) Yogyakarta, temanteman Himpunan Keluarga Flobamorata (HKF) Yogyakarta, yang telah memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan skripsi; 16. Kepada sahabat Roy Marten, Vitus Modestus, Yopy Daton, Roman Waton, Erlita Mega, dan Oa Leyn yang selalu memotivasi dan dukungan selama penulis menyusun skripsi; 17. Kepada teman-teman kos Marcopolo, yang selalu mendukung penulis selama perkuliahan; 18. Kepada yang teristimewa Erlita Mega Ananta, yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan penulis selama masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi; 19. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dimaanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut sehingga skripsi ini dapat lebih bermaanfaat. Yogyakarta, 27 Januari 2017 Penulis

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN MOTTO HIDUP .......................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................. vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8 D. Batasan Istilah ................................................................................. 9 E. Maanfaat Penelitian ......................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 12 A. Belajar ........................................................................................... 12 B. Matematika .................................................................................... 17 C. Minat ............................................................................................. 34 D. Kerangka Berpikir ......................................................................... 47 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 49 B. Subjek Penelitian ........................................................................... 49 C. Objek Penelitian ............................................................................ 49

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Waktu Dan Lokasi Penelitian ........................................................ 50 E. Bentuk Data ................................................................................... 50 F. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 51 G. Validitas Instrumen ....................................................................... 54 H. Keabsahan Data ............................................................................. 55 I.

Metode Atau Teknik Analisis Data ............................................... 55

J.

Prosedur Penelitian Secara Keseluruhan ....................................... 58

BAB IV PROFIL, PELAKSANAAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN .. 60 A. Profil Siswa Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa .............................. 60 B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 60 C. Analisis Data ................................................................................. 63 D. Pembahasan ................................................................................... 77 E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 87 A. Kesimpulan .................................................................................... 87 B. Saran .............................................................................................. 88 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Kuesioner ........................................................ 53

Tabel 3.2

Kategori Jawaban Siswa dalam Pengisisan Kuesioner ............... 56

Tabel 4.1

Jadwal pelaksanaan penelitian di SMPS Dharma ....................... 61

Tabel 4.2

Kategori Jawaban Siswa dalam Pengisisan Kuesioner ............... 64

Tabel 4.3

Hasil Transkip Wawancara Siswa 1 (PST 21) .......................... 101

Tabel 4.4

Hasil Transkip Wawancara Siswa 2 (PST 5) ............................ 103

Tabel 4.5

Hasil Transkip Wawancara Siswa 3 (PST 12) .......................... 105

Tabel 4.6

Hasil Transkip Wawancara Siswa 4 (PST 17) .......................... 108

Tabel 4.7

Hasil Transkip Wawancara Siswa 5 (PST 22) .......................... 110

Tabel 4.8

Hasil Transkip Wawancara Siswa 6 (PST 7) ............................ 112

Tabel 4.9

Hasil Transkip Wawancara Siswa 7 (PST 30) .......................... 114

Tabel 4.10

Hasil Transkip Wawancara Siswa 8 (PST 24) .......................... 117

Tabel 4.11

Hasil Transkip Wawancara Siswa 9 (PST 14) .......................... 119

Tabel 4.12

Hasil Transkip Wawancara Siswa 10 (PST 20) ........................ 121

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A.1. Daftar Nama Siswa Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Tahun Ajaran 2016/207 ............................................................ 92 Lampiran A.2. Daftar Hadir Siswa Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Saat Pengisian Kuesioner ......................................................... 93 Lampiran A.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMPS Dharma Nusa ............................................................. 94 Lampiran A.4. Surat Keterangan Ijin Melakukan Penelitian di SMPS Dharma Nusa ............................................................. 95 Lampiran A.5. Lembar Validasi Instrumen ..................................................... 96 Lampiran A.6 Kartu Bimbingan Skripsi .......................................................... 98 Lampiran A.7 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 100 Lampiran B. Transkip Wawancara Siswa ...................................................... 101 Lampiran C. Hasil Kuesioner Siswa Kelas IX-B ........................................... 124

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang memegang peran penting dalam kemajuan setiap bangsa, sudah seharusnya jika dunia pendidikan perlu dicermati dan menjadi fokus perhatian pemerintah demi meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dunia pendidikan seperti sekolah formal merupakan sistem pendidikan yang memang diatur sedemikian sehingga diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang kelak ikut berperan serta dalam memajukan bangsa. Pelaksanaaan proses mengajar di sekolah, guru memiliki perang sangat penting demi mencapainya proses belajar mengajar yang baik. Berhubungan dengan peranan ini, seorang guru dituntut harus memiliki kompotensi yang memadai dalam hal kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya terkait oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Di sekolah, anak tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua. Oemar Hamalik (2001: 48), proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaktif edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

Dalam kegiatan belajar, minat berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat dalam belajar akan terus tekun belajar, berbeda dengan siswa yang hanya menerima pelajaran tanpa ada niat yang ada dalam dirinya, maka ia tidak tekun dalam belajar. Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Metematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit sehingga minat untuk mempelajari kembali matematika diluar jam sekolah sangat kurang. Matematika baik menurut sejarah maupun melihat fakta-fakta sekarang memang memegang peran penting dalam kehidupan. Bahkan bagi generasi mudah harapan bangsa yang tak lain adalah siswa, matematika merupakan ilmu yang mempunyai keunggulan untuk membentuk pola pikir manusia. Sehingga siswa yang mempelajari matematika maupun guru sebagai pengajar matematika harus dapat memberikan timbal balik yang positif, interaksi yang baik khususnya di kelas dengan harapan terwujudnya pemahaman matematika sebagai pembentuk pola pikir dan sikap manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Reseffendi (1988: 94), yang menyatakan matematika penting sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Oleh sebab itu salah satu tugas guru adalah untuk mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Sejalan dengan itu, Soedjadi (1999: 20), menyatakan matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai peran sangat penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Dengan pentingnya matematika tersebut, maka guru mempunyai peran yang sangat penting untuk mendorong dan memotivasi siswa agar lebih menyukai matematika. Seorang guru yang memiliki kompotensi kurang baik maka dapat mengakibatkan siswa kurang menyukai pelajaran tertentu, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar yang menurun, hal ini berdasarkan pengalaman beberapa anak yang kurang menyukai pelajaran matematika di sekolah. Begitu pun sebagai guru matematika yang pada umumnya mata pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup menakutkan bagi sebagian besar siswa. Seorang guru matematika harus mempunyai persiapan dan perencanaan mengajar yang matang dalam melakukan pengajaran di kelas. Seorang guru dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana kondisi lingkungan dan budaya kelas yang ada di setiap kelas yang diampuhnya. Seorang guru matematika juga harus mempunyai kemampuan untuk menjadi motivator siswanya dalam belajar matematika. Ketika seorang guru mampu menjadi motivator yang baik agar siswanya mempunyai kemauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

untuk belajar. Cara yang digunakan guru untuk memotivasi siswa agar mau belajar matematika. Menurut Mike Ollerton (2010: 25), menyatakan cara yang digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa agar mereka mau mempelajari matematika tampaknya tergantung pada karateristik guru yang diantaranya adalah hubungan antara guru dengan siswa di kelas, kepercayaan diri guru dalam menggunakan stimuli yang berasal dari kehidupan nyata dalam pengajaran tersebut, aksebilitas yang dimiliki guru terhadap materi yang dipilih sesuai kebutuhan siswa, penggunaan kontek-konteks yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, dan kesadaran guru yang bersangkutan terhadap konsep atau prinsip matematika yang perlu diperoleh siswa. Peserta didik (siswa) adalah induvidu yang mempunyai karateristik yang berbeda-beda, misalnya dalam hal minat. Oemar Hamalik (2011: 105), mengatakan bahwa, guru perlu mengenal minat murid-muridnya agar dapat memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman belajar, menuntun kearah pengetahuan dan untuk mendorong motivasi belajar peserta didiknya. Pendidikan matematika memiliki peran sangat penting karena matematika adalah ilmu dassar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan masalah. Oleh sebab itu, penguasaan materi matematika bagi seluruh siswa perlu ditingkatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

Dalam kenyataan matematika masih merupakan pelajaran yang sulit dipelajari oleh siswa bahkan merupakan pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan dan menakutkan bagi sebagian besar siswa. Sehingga matematika menjadi momok bagi para siswa dan pelajaran paling tidak di sukai siswa. Reseffendi (1984: 15), mengemukakan bahwa matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, atau bahkan paling dibenci. Kebanyakan siswa tidak menyukai pelajaran matematika, karena mereka memandang matematika sebagai pelajaran yang paling sulit. Penyebab dari kesulitan belajar siswa bisa berasal dari faktor guru, lingkungan dan bisa juga berasal dari siswa itu sendiri. Salah satu penyebab kesulitan belajar siswa yang muncul dari guru adalah ketidaktepatan pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Kebanyakan guru mengajar masih menggunakan pendekatan konvensional. Siswa hanya menerima materi sebatas yang diberikan sehingga siswa cenderung pasif dan keaktifan siswa kurang diperhatikan. Hal ini yang menyebabkan rendahnya kreativitas siswa dalam belajar matematika karena mereka tidak

diberi

kesempatan untuk

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Martin (dalam H. Rostina Sundayana, 2015: 2), mengemukakan bahwa meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

penggunaan pengetahuan tentang menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-hubungan yang ada. Secara garis besar menurut Suryabrata (dalam Nyayu Khodijah, 2014: 58), menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua yaitu : (1) faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar yang meliputi faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis, (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri pembelajar yamg meliputi faktorfaktor sosial dan faktor-faktor non-sosial. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi belajar menurut Muhibbin (2008: 144), yaitu minat yang merupakan kecenderungan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, dan motivasi yaitu dorongan terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga minat dan motivasi belajar dapat mempengaruhi siswa menyukai dan tidak menyukai matematika. SMP Swasta Dharma Nusa merupakan salah satu SMP Swasta ada di pulau Adonara tepatnya berada desa Helanlangowuyo, kecamatan Ile Boleng, kabupaten Flores Timur-NTT. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, siswa menganggap bahwa pelajaran matematika berbeda dengan pelajaran lainnya. Pelajaran matematika mempunyai kesulitan dan kerumitan tersendiri. Sehingga bagi siswa, pelajaran matematika digambarkan sebagai pelajaran yang paling menyeramkan dan sulit untuk dipelajari. Di SMPS Dharma Nusa sering terjadi kekerasan fisik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

peneliti selama melakukan penelitian di sekolah tersebut, ketika guru masuk kelas sering membawa rotan. Siswa yang melanggar peraturan sekolah, tidak mengerjakan tugas, atau tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru, maka siswa tersebut dipukul dengan menggunakan rotan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 23 Juli 2016, guru mengatakan bahwa siswa harus di didik dengan cara kekerasan agar mereka bisa mentaati peraturan sekolah atau bisa serius dalam belajar matematika. Namun pada kenyataannya, siswa justru takut dengan sikap guru tersebut. Hal ini membuat siswa merasa takut ketika pada jam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sedang berlangsung di kelas. Oleh karena itu, ketika mengalami sulit dalam belajar matematika di kelas, siswa takut untuk bertanya kepada guru bahkan siswa tidak suka dengan matematika. Sebagian besar siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Siswa mengatakan guru yang mengajar matematika di kelas sangat galak. Selain itu, siswa kurang aktif pada saat pelajaran matematika. Siswa SMPS Dharma Nusa masih menganggap matematika adalah pelajaran yang rumit. Banyak siswa yang memilih untuk menyontek hasil pekerjaan teman daripada mengerjakan dengan hasil kemampuan sendiri dengan alasan tidak ingin berusaha dalam mencari jawaban yang memang memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam penyelesaiannya. Dari hal tersebut, kita bisa melihat bahwa minat belajar siswa terhadap matematika masih sangat kurang. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa minat merupakan suatu kecenderungan perasaan seseorang yang senang terhadap sesuatu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

apabila seorang senang terhadap sesuatu maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya. Demikian pula minat siswa terhadap pelajaran matematika, apabila siswa mempunyai minat belajar terhadap matematika maka siswa pun akan tekun mempelajari mata pelajaran tersebut yang akhirnya prestasi akan tercapai dengan memuaskan. Berdasarkan permasalahan di atas, kita dapat melihat bahwa ada beberapa faktor penyebab siswa menyukai atau tidak menyukai matematika. Sehingga peneliti ingin mengetahui langsung kegiatan pembelajaran yang terjadi dan ingin membandingkan dengan keadaan siswa sebenarnya dengan melakukan penelitian di SMPS Dharma Nusa, dengan judul penelitian adalah “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur Tahun Ajaran 2016/2017.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah “faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017 ?” C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

D. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami hasil penelitian, maka perlu penjelasan tentang istilah dengan batasan istilah sebagai berikut. 1. Belajar adalah suatu proses usaha dalam melaksanakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dengan cara berinteraksi dan memiliki pengalaman dengan lingkungannya baik induvidu dengan induvidu maupun induvidu dengan pendidik. 2. Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur terorganisasi yang mempelajari tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya, dan terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analitik, dan geometri. 3. Minat adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai

pemahaman

tentang ilmu

pengetahuan dan

mencapai

pemahaman tentang ilmu pengatahuan yang dituntutnya. E. Maanfaat Penelitian Berikut ini adalah beberapa maanfaat dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut: 1.

Untuk orang tua, sebagai bahan acuan dalam memberikan arahan kepada anaknya serta memberikan perhatian dalam belajar matematika berupa pemenuhan fasilitas belajar dan mendorong anaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

membentuk kelompok belajar dengan temannya yang mampu dalam matematika. 2.

Untuk pihak sekolah, diharapkan mampu memperbaiki sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran, sehingga akan timbul minat dalam diri siswa untuk terus belajar.

3.

Untuk guru, dapat dijadikan bahan refleksi bahwa dalam memberikan pembelajaran bukan hanya sebatas memberikan materi saja, namun perlu memotivasi siswa agar minat belajar siswa terhadap matematika terus meningkat.

4.

Untuk siswa, dapat lebih meningkatkan minat belajarnya terutama pembelajaran matematika, sehingga melalui faktor-faktor minat belajar siswa akan mudah memahami materi, meningkatkan aktifitas siswa, dan memberi dorongan belajar siswa dalam pelajaran matematika.

5.

Untuk JPMIPA Universitas Sanata Dharma, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan bagi para pembaca khususnya dikalangan Universitas Sanata Dharma, dan juga penelitian bisa dijadikan sebagai salah satu bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.

6.

Untuk Penulis, penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan ke dunia praktis. Selain itu, dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa pada matematika, sehingga sebagai bahan refleksi dan pengalaman tambahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

meningkatkan wawasan penulis selaku calon guru ketika terjun ke lapangan, agar minat belajar siswa terhadap matematika semakin tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Kingskey (dalam Djamarah, 2011: 13), belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2011: 13), merumuskan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan induvidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman induvidu intu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (2011: 13), jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri belajar yaitu : perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku. Menurut Hamalik (2013: 27), belajar dapat dirumuskan menjadi dua yaitu belajar adalah modifikasi atau memperteguh keelakuan melalui pengalaman dan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku induvidu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Roestiyah (1982: 149), belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada induvidu. Menurut

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

Lester (dalam Roestiyah, 1982: 149), perubahaan induvidu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut Hudojo (1988: 1), seorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Menurut Winkel (1987: 36), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat konstan dan berbekas. Lebih lanjut Winkel (1987: 38), perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau pula penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Syah (2008: 63), mendefenisikan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencampaian tujuan pemndidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika berada di sekolah maupun berada dilingkungan rumah atau keluarhganya sendiri. Gagne didalam Mudjiono (2009: 10), mendefenisikan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kongnitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar merupakan adalah perangkat proses kongnitif yang mengubah sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha dalam melaksanakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dengan cara berinteraksi dan memiliki pengalaman dengan lingkungannya baik induvidu dengan induvidu maupun induvidu dengan pendidik. b. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (20101: 27-28), adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar  Dalam

belajar

setiap

siswa

diharuskan

partisipasi

aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.  Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.  Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksprolasi dan belajar yang efektif. 2. Sesuai hakekat belajar  Belajar adalah proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.  Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

 Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian satu dengan pengertian lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. 3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari  Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.  Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. 4. Syarat keberhasilan belajar  Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.  Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. c. Tahap-tahap Dalam Belajar Menurut Albert Bandura (dalam Nyanyu Khodijah, 2014: 56-57), dalam proses belajar siswa menempuh empat tahap, yaitu : 1.

Tahap perhatian Pada tahap perhatian, siswa memusatkan perhatian pada objek materi. Pada umumnya siswa lebih memusatkan perhatian pada stimulus yang menonjol atau menarik bagi mereka. Pada tahap ini penting, karena jika siswa tidak dapat memfokuskan perhatian mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

pada materi yang disajikan, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. 2. Tahap penyimpanan dalam ingatan Pada tahap penyimpanan dalam ingatan, informasi materi yang disajikan ditangkap, diproses, dan kemudian disimpan dalam memori. Setiap siswa mempunyai strategi penyimpanan informasi yang berbeda-beda, tergantung pada modalitas belajr masing-masing. Guru nbisa memberikan visualisasi atau pengulangan terhadap informasi yang dianggap penting. 3. Tahap reproduksi Pada tahap reproduksi, semua informasi dalam bentuk kode-kode simbolis yang tersimpan dalam memori diproduksi atau dimunculkan kembali. Sulit atau mudahnya pemunculan kembali memori ini bukan hanya tergantung pada strategi penyimpanan yang digunakan pada tahap penyimpanan, akan tetapi juga tergantung pada stimulus yang digunakan untuk memunculkan informasi tersebut. 4. Tahap motivasi Pada tahap motivasi, semua informasi yang tersimpan dalam memori diberi penguatan. Untuk itu, guru dianjurkan memberikan pujian, hadiah atau nilai tertentu pada siswa yang berprestasi, sebaliknya siswa yang kurang berprestasi perlu diberikan kesadaran tentang pentingnya penguasaan materi, dan jika emang diperlukan guru dapat memberikan hukuman yang bersifat edukatif dengan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

tugas tambahan yang memdorong mereka untuk mempelajarinya kembali. B. Matematika 1. Pengertian matematika Menurut Jhonson & Rising (dalam Runtukahu, 2014: 28), mengatakan pengertian sebagai berikut. a.

Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaran.

b.

Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat.

c.

Matematika ialah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan. Sedangkan menurut Berth & Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28)

mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Di pihak lain, Reys (dalam dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa, matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Sedangkan, menurut Russeffendi (1980: 148), Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

dengan berfikir (bernalar). Matematika lebih menekankan pada kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika adalah suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya. 2. Pembelajaran Matematika Menurut Amir & Risnawati (2015: 8), pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan belajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

ini akan mencapai hasil maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Orton (dalam Pitadjeng, 2015: 35), untuk mengajar matematika diperlukan teori, yang digunakan antara lain untuk membuat keputusan di kelas. Sedangkan teori belajar matematika juga diperlukan untuk dasar mengobservasi tingkah laku anak didik didalam belajar. Kemampuan untuk mengambil keputusan di kelas dengan tepat dan cepat, dan kemampuan untuk mengobservasi tingkah laku anak didik dalam belajar, merupakan sebagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi efektif, bermakna dan menyenangkan. Menurut Bruner (dalam Hudojo, 1988: 56), belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Pemahaman terhadap konsep dan terstruktur suatu materi menjadikan materi itu mudah dipahami secara lebih komprehensif. Selain itu anak didik lebih mudah mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola terstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Menurut Bruner (dalam Pitadjeng, 2015: 38-39), melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental, yaitu sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

a. Tahap Enaktif Pada tahap ini, dalam belajar anak didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek kongret secara langsung. Misalnya guru menyuruh siswa untuk menghitung jumlah buah kelapa keseluruhan yang berada di dalam lima buah keranjang, di mana tiap keranjang berisi tiga buah kelapa. Maka anak tersebut akan menghitung dengan menggabungkan buah kelapa pada tiap keranjang sebanyak lima keranjang. b. Tahap Ikonik Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud. Misalnya guru menyuruh siswa menghitung jumlah gambar buah kelapa yang terdapat dalam lima keranjang, dimana tiap keranjang berisih tiga buah kelapa. Maka siswa tersebut menjumlahkan gambar buah kelapa yang terdapat dalam keranjang sebanyak lima kali. c. Tahap Simbolik Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Misalnya guru menyuruh siswa menghitung jumlah buah kelapa yang terdapat dalam lima keranjang, di mana tiap keranjang berisih tiga buah kelapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

Maka, siswa membuat pemisalan yaitu 𝑎 = buah kelapa, sehingga kalimat matematika tersebut secara simbolik menjadi 3𝑎 × 5. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Dalam Belajar Matematika Menurut Slameto (dalam Pitadjeng, 2015: 81), ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar anak, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berada didalam diri anak didik yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada diluar diri anak didik tersebut. pengaruh positif yang ditimbulkan misalnya anak menjadi senang belajar, meningkatkan minat anak terhadap minat yang sedang dipelajari, meningkatkan semangat anak untuk belajar, bergairah, dan sebagainya. Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan misalnya menghilangkan minat anak untuk belajar, menumbuhkan rasa tidak suka, dan sebagainya. a. Faktor Intern 1) Faktor jasmani (tubuh) Menurut Slameto (dalam Pitadjeng, 2015: 82), faktor jasmani yang dapat mempengaruhi anak dalam belajar matematika ditinjau dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. a) Faktor kesehatan Menurut Pitadjeng (2015: 82), sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

Sehingga kesehatan seorang anak sangat berpengaruh pada pembelajarannya. Berdasarkan Pitadjeng (2015: 82), dari hasil angket terbuka diajukan kepada 38 mahasiswa PGSD UPPI UNNES Semarang pada tanggal 1 Juni 2004 tentang faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak suka matematika, 11 mahasiswa (28,9%) menyatakan bahwa dia tidak suka belajar matematika kalau kesehatannya sedang terganggu (sakit). b) Cacat tubuh Menurut Pitadjeng (2015: 83), cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat tubuh bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki atau tangan, lumpuh, dan sebagainya.

Sehingga

anak

tersebut

sulit

mengikuti

pembelajaran, interaksi dengan guru, dan interaksi dengan sesama temannya. 2) Faktor psikologi a) Intelegensi Menurut J.P. Chaplin (dalam Slameto, 2010: 54), intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelengensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Agar faktor intelegensi dapat berkembang menjadi pengaruh positif bagi anak dalam pelajaran matematika, guru harus bijaksana dalam menangani perbedaan intelegensi tiap-tiap anak. Misalnya memberikan pengayaan bagi anak yang cepat menguasai materi (punya intelegensi tinggi), dan memberikan kegiatan tambahan atau kesempatan belajar lebih lama bagi anak yang lamban (punya intelegensi rendah). b) Perhatian Perhatian menurut Gazali (dalam Slameto, 2010: 56), adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek. Jika dalam pembelajaran matematematika perhatian anak tinggi, maka dia akan berhasil (hasil belajar tinggi). Sebaliknya jika perhatian rendah dalam belajar matematika, mungkin bosan atau tidak suka, maka dia tidak berhasil (hasil belajarnya rendah). Dan jika hal ini terjadi, maka anak tersebut menjadi tidak suka pada matematika. c) Minat Hilgard (dalam Slameto, 2010: 57), memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interest is persisting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terusmenerus yang disertai dengan rasa senang. Minat mempunyai pengaruh besar dalam belajar matematika, karena jika pelajaran matematika tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya bahkan tidak menyukai dengan matematika. d) Bakat Munandir (2001: 15-16), bakat adalah kemampuan yang dibawah sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Sedangkan menurut Makmum Khairani (2014: 126), bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Jika ada siswa yang dalam belajar matematika sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia menyukai matematika dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam pembelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

e) Motivasi Petri

(dalam

Nyayu

Khodijah,

2014:

150),

menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya. Mc Donald (dalam Nyayu Khodijah, 2014: 150), mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Eggen

(dalam

Nyayu

Khodijah,

2014:

150),

mendefenisikan matematika sebagai kekuatan yang memberikan energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. f) Kematangan Menurut Slameto (2010: 58), kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. g) Kesiapan Menurut Hamalik (2008: 94), kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

3) Faktor kelelahan Slameto (2010: 58), mengatakan kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Untuk itu guru hendaknya memperhatikan banyaknya tugas yang diberikan kepada siswa, jangan sampai terlalu banyak hingga melelahkan anak. Ketika anak lelah dalam mengerjakan tugas maka hasilnya juga kurang optimal. Jika anak merasa hasil belajarnya kurang baik, maka anak menjadi kecewa dan bisa menyebabkan anak tidak menyukai pelajaran matematika. b. Faktor Ekstern 1) Faktor keluarga a) Cara mendidik orang tua Menurut Wirowidjojo (dalam Slemato, 2010: 61), keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Orang tua yang bersikap acuh tak acuh terhadap pendidikan anak berakibatnya pendidikan anak dijenjang sekolahan. Sikap acuh tak acuh ini bisa dinyatakan dengan sikap tidak mau tahu terhadap cara belajar anak, tidak mengatur waktu belajar anak di rumah, terlalu memanjakan anak dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

Sebaliknya orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya berpengaruh pada keberhasilan pendidikan anak. Misalnya orang tua yang membantu, menunggu, memperhatikan dan memenuhi fasilitas anaknya untuk belajar matematika akan membuat anak tersebut merasa senang dan nyaman dalam belajar matematika. b) Relasi antara anggota keluarga Hubungan yang menunjang dalam belajar anak adalah hubungan yang poisitif antara orang tua dan anak maupun saudara. Contohnya hubungan saling mengasihi, saling mengerti, dan saling memperhatikan. Hal ini dapat mengupayakan agar anak senang belajar matematika dan berhasil dalam belajar matematika, anggota keluarga (orang tua dan saudara), memberika dukungan kepada anak dalam belajar (dengan kasih, pengertian, dan perhatian) kepada anak dalam belajar matematika, yang berupa kesempatan, fasilitas, pantauan, dorongan, bimbingan, motivasi positif, dan bantuan bila diperlukan. Dan ketika anak mendapatkan nilai jelek pada pelajaran matematika, orang tua dan saudara jangan memarahi melainkan berusaha membantu anak untuk memahami topik matematika tersebut agar anak tetap menyukai matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

c) Suasana rumah Suasana rumah bisa menjadi faktor yang mendukung atau tidak mendukung anak dalam belajar matematika. suasana yang tidak mendukung belajar anak adalah rumah yang kacau, dan ribut sehingga hasil belajar anak tidak maksimal. Agar anak bisa belajar matematika dirumah, hendaklah suasana rumah mendukung untuk belajar matematika. Untuk itu, suasana rumah harus diusahkan tenang, tentram, tidak bising, dan tidak ada pertengkaran. Dengan suasana rumah yang sehat dan mendukung anak dalam belajar matematika, maka anak menjadi betah belajar matematika dan akhirnya menjadi senang belajar matematika. 2) Faktor sekolah 1) Motode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Mengajar menurut Ulih (dalam Slameto, 2010: 65), adalah menyajikan bahan pengajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Oleh karena itu metode mengajar sangat mempengaruhi dalam belajar matematika. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa tidak baik pula. Metode mengajar guru kurang baik bisa terjadi misalnya guru kurang persiapan dan menguasai bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas. Selain itu, misalnya guru mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa akan menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang menyukai matematika dan malas belajar matematika. 2) Metode belajar Metode belajar anak sangat berpengaruh pada hasil belajar. Oleh karena itu, agar berhasil dalam belajar matematika, guru harus membiasakan anak didiknya menggunakan metode belajar yang baik, dikelas maupun dirumah. Selama anak belajar dikelas, selalu berada dalam pantauan guru. Untuk membiasakan anak belajar di rumah , dapat dilakukan dengan setiap hari memberikan PR dan tugas belajar di rumah, atau memberikan tugas kelompok untuk belajar bersama temantemannya yang berdekatan rumahnya. Ketika anak menerapkan metode belajar matematika yang baik, maka ia semakin menyukai matematika. 3) Media pengajaran Media pengajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar dan mempermudah anak dalam belajar matematika. karena media belajar yang berbentuk alat peraga yang tepat maupun benda-benda yang kongkret yang dimanipulasi anak dalam memahami suatu konsep matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

Guru perlu menyediakan alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika, sehingga konsep matematika yang pada awalnya dianggap abstrak akan menjadi lebih mudah. Ketika siswa senang belajar matematika maka ia akan semakin menyukai matematika. 4) Guru Guru merupakan salah satu faktor pengaruh besar bagi siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan Pitadjeng (2015: 100), dari hasil angket yang diberikan pada mahasiswa PGSD tentang faktor penyebab mereka benci pelajaran matematika, semua (100%) menyatakan kalau sikap guru yang menyebabkan mereka menjadi benci pada pelajaran matematika, disamping faktor-faktor penyebab lainnya, sebaliknya dari hasil angket tentang penyebab mereka menjadi senang pada pelajaran matematika, semua (100%) juga menyatakan bahwa sikap guru menjadikan mereka senang pada pelajaran matematika disamping faktor-faktor lainnya. Hal ini menyatakan kalau pengaruh guru sangat besar terhadap belajar anak. Jika anak senang pada guru matematika, maka ia akan senang pada pelajaran amtematika, serta aktif dan giat mengikuti segala proses pembelajaran matematika dan sebaliknya. Oleh karena itu, agar guru menjadi faktor pengaruh positif atau yang menyenangkan bagi belajar anak, maka guru harus berusaha agar anak senang berinteraksi dengannya baik didalam pembelajaran matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

maupun diluar kelas, serta menjadikan dirinya guru matematika yang ideal bagi anak didiknya. 5) Interaksi dikelas atau di sekolah Menurut Pitadjeng (2015: 111),

interaksi dengan guru

maupun dengan teman di kelas atau di sekolah juga mempengaruhi belajar anak. Anak yang takut pada guru matematikanya juga juga takut pada pelajaran matematika. Di kelas tidak berani maju mengerjakan soal matematika di papan tulis, atau mengeluarkan pendapatnmya, karena takut salah atau dimarahi. Hal ini menyebabkan prestasi belajar anak semakin turun. Penurunan prestasi belajar matematika berlanjut pada penurunan minat anak pada matematika yang menyebabkan anak tidak suka pada pelajaran matematika. oleh karena itu hendaknya guru dapat menciptakan interaksi yang baik diluar atau didalam kelas terutama interaksi pada pembelajaran matematika agar anak semakin menyukai matematika. 6) Materi pelajaran Berdasarkan Pitadjeng (2015: 114), dari hasil angket terhadap mahasiswa PGSD tentang pengalaman mereka belajar matematika waktu SD, semuanya (100%) menyatakan mereka menjadi senang belajar matematika jika materi yang sedang dipelajari mudah dipahami, masalah yang diberikan dapat dikerjakan, materi yang dipelajari dapat menambah pengetahuan, materinya menantang dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

menyenangkan, tugas yang diberikan tidak terlalu banyak, materi yang dipelajari merupakan kunci atau rumus praktis untuk menyelesaikan masalah, dan tidak harus menghafalkan. Sedangkan 97,4% menyatakan mereka menjadi tidak suka belajar matematika kalau dirasakan materi yang sedang diajarkan sulit, masalah yang diberikan tidak dapat diselesaikannya, atau materi sering ulangulang, banyak rumus yang harus dihafalkan, materinya tidak menarik dan tidak menyenangkan, dan terlalu banyak tugas. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa anak senang belajar matematika karena kebutuhan terpenuhi, terutama kebutuhan untuk mencapai hasil dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Oleh karena itu guru harus bisa mengelolah materi matematika sehingga dapat menyenangkan, tidak sulit untuk dipahami dan semakin menyukai dengan matematika. 3) Faktor masyarakat a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat sangat mempengaruhi belajarnya. Ketika anak terlalu sibuk dalam mengikuti kegiatan misalnya, berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial dan sebagainya jika telah menyita banyak waktu maka ini sangat mengganggu waktu belajar anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

Sebaiknya

siswa

mengikuti

kegiatan

berupa

kursus

matematika atau kelompok diskusi matematika, agar anak semakin menyukai dan mencintai matematika. b) Mass Media Menurut Slameto (2010: 70), yang dimaksud dengan mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga mempengaruh jelek terhadap siswa. c) Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu diusahkan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik cukup harus bijaksana. Anak semakin menyukai matematika, sebaiknya teman sepergaulan anak dengan anak-anak

yang senang belajar

matematika pula. d) Bentuk Kehidupan Masyarakat Ketika anak hidup dilingkungan masyarakat yang baik maka anak akan menjadi baik, dan sebaliknya jika anak hidup pada masyarakat yang tidak baik maka anak juga akan menjadi tidak baik. Begitu juga ketika anak hidup dilingkungan yang banyak anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

senang belajar matematika maka ia juga akan senang belajar matematika. 4.

Faktor Penyebab Siswa Tidak Menyukai Matematika Fadjar Shadiq (https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/aalitansiswa_wartaguru_.pdf diakses pada tanggal 18-02-2016, pukul 12:00), ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak menyukai matematika diantaranya: a.

Persepsi umum tentang sulitnya matematika berdasarkan pendapat orang lain.

b.

Pengalaman belajar di kelas yang diakibatkan proses pembelajaran yang kurang menarik hati siswa.

c.

Pengalaman di kelas sebagai hasil perlakuan guru (contohnya, guru yang selalu mencooh dirinya).

d.

Persepsi yang dibentuk oleh ketidak berhasilan mempelajari matematika.

e.

Tidak mengetahui kegunaan matematika.

C. Minat 1. Pengertian Minat Minat menurut Muhibbin Syah (2008: 151), adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan salah satu faktor internal siswa yang termasuk psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Winkel (1996: 105), memberikan rumusan bahwa minat adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57), bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari. Slameto (1995: 180), minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki minat terhadap subjek tersebut. Minat terhadap sesuatu dipelajari

dan mempengaruhi terhadap belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga, minat sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

berpengaruh terhadap belajar, sebab bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulan bahwa, minat adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengatahuan yang dituntutnya. 2. Ciri-ciri Minat Ciri-ciri minat menurut Elizabeth Hurlock (dalam Ahmad Susanto, 2013: 62), adalah sebagai berikut. a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

c. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga sebab tidak semua orang dapat menikmatinya. d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan. e. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur. f. Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya. 3. Macam-macam Minat Menurut Rosyidah (dalam Ahmad Susanto, 2013: 60), timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap induvidu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah. b. Minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri induvidu, timbul seiring proses perkembangan induvidu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat istiadat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Gagne (dalam Ahmad Susanto, 2013: 60), membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang menjadi dua macam, yitu minat spontan yang ditimbulkan secara spontan dari dalam diri seseorang tabnpa dipengaruhi oleh pihak luar, dan minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah maupun di luar sekolah.

4. Fungsi Minat Dalam Belajar Peranan atau fungsi minat menurut Makmun Khairani (2014: 146-147), adalah sebagai berikut. a. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi Minat mempermudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaan

tenaga

kemampuan

seseorang

memudahkan

berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Winkel (1996: 183), mengatakan bahwa konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kamauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

b. Minat mencegah ganguan perhatian di luar Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar, misalnya orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal lain. c. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Berkaitan erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran yaitu daya mengingat bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa teringat walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulangulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat. Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat katakata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai. Hal ini menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

d. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri Segala sesuatu yang membosankan, sepeleh dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Kebosanan melakukan suatu hal lebih sering berasal dari dalam diri seseorang daripada dari luar. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang hanya bisa terlaksana dengan menumbuhkan minat belajar. 5. Faktor-faktor Yang Dapat Menumbuhkan Minat Dalam Belajar Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap minat belajar

ada

dua,

yaitu

faktor

internal

dan

eksternal

(https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajarsiswa/ diakses pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 13:41): a. Faktor Internal Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan dalam segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis. Perubahan-perubahan tersebut dapat dipengaruhi dari dalam dan dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi minat belajar dapat berupa perkembangan kejiwaan siswa. Andi Mappiare (1982: 83), mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

minat remaja putera dengan objek remaja puteri. Misalnya dalam bentuk-bentuk permainan, pekerjaan yang ditekuninya, pengisian waktu luang dan sebagainya. Dengan demikian, pendapat Andi Mappiare ini memberikan pengertian bahwa minat belajar dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam hal ini Slameto (1995: 54), berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. a). Faktor Jasmani  Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.  Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain. b). Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

c). Faktor Kelelahan Kelelahan

pada

seseorang

walaupun

sulit

untuk

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:  Kelelahan jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya untuk

tubuh

dan

timbul

kecenderungan

membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.  Kelelahan rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang. Dari uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa keadaan jasmani, rohani dan kelelahan itu mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu. Begitu pula pada belajar, ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata pelajaran. Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik pula. b. Faktor Eksternal 1) Tujuan Pengajaran Tujuan pengajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Dengan adanya tujuan, guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada proses belajar. Tujuan pengajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan

belajar

mengajar.

Tujuan

dapat

pula

membangkitkan minat belajr siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai pelajaran, seorang guru hendaknya memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa setelah pelajaran itu selesai. 2) Guru yang Mengajar Minat siswa dalam belajar akan dipengaruhi akan mengurangi minat belajar siswa, sebaliknya guru yang berpenampilan menarik akan membangkitkan siswa dalam belajar. Interaksi guru

dengan siswapun memegang

peranan dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut. Slameto (1995: 66) mengatakan bahwa di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibat pelajarannya tidak maju. 3) Bahan Pelajaran Slameto (1995: 57), minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari belajar itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Bahan pelajaran sebagaimana yang dikatakan Nana Sudjana (1995: 67), adalah isi yang diberikan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan pelajaran ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pelajaran. 4) Metode Pengajaran Dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran kepada siswa, seorang guru hendaknya memilih dan mempergunakan metode mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi kelas. Menggunakan metode mengajar ini sangat mempengaruhi minat belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

siswa. Seorang guru yang menggunakan metode ceramah misalnya, secara kontinu di dalam setiap kegiatan belajar mengajar dikelas, akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Sebaliknya seorang guru menggunakan metode yang berpariasi serta sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, akan menimbulkan minat siswa untuk belajar dengan aktif. Tetapi apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak, akan menimbulkan kesukaran bagi anak untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru serta mengurangi minat belajarnya. Dengan kata lain penggunaan metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang kesiapan dan kurang menguasai bahan-bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas atau sikap guru terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. 5) Media Pengajaran Media

pengajaran

yang

dipergunakan

guru

bermanfaat sekali guna memperjelas materi yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan adanya media pengajaran menarik pehatian siswa sehingga menimbulkan rasa senang dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, Nana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Sudjana (1995: 5), mengatakan bahwa alat peraga atau media

dalam

mengajar

memegang

peranan

untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu juga, dengan alat peraga atau media bahan dapat mudah dipahami oleh siswa. 6) Lingkungan Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut. Sebagaimana dikatakan Slameto (1995: 7), bahwa tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsangperangsang dari sekitar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi

pikiran,

jangan

sampai

belajar

sambil

mendengarkan. Sebaliknya keadaan yang terlampau menyenangkanpun akan dapat merugikan. Menurut Makmun Khairani (2014: 148), faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat belajar adalah: a.

Faktor kebutuhan dari dalam Kebutuhan bisa berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan (psikoligis).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

b.

Faktor mofit sosial Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan ia berada.

c.

Faktor emosional Faktor emosional merupan ukuran intesitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.

D. Kerangka Berpikir Dalam kegiatan belajar matematika terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa. Menurut Haditono (dalam Subekti, 20017: 8), minat siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (intrinsik) seperti rasa senang, mempunyai perhatian lebih, semangat, motivasi dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik) seperti lingkungan, orang tua, dan guru. Minat belajar dapat mendorong terciptanya rasa tertarik, mengurangi kebosanan dalam belajar karena rasa senang untuk belajar, sehingga siswa senantiasa belajar. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi akan merasa tertarik dengan pelajaran matematika dan akan menaruh perhatian yang lebih terhadap pelajaran matematika, tetapi sebaliknya minat belajar yang rendah akan membuat siswa kurang tertarik dengan pelajaran matematika. Sehingga materi yang disampaikan oleh guru mampu diserap dengan baik. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur. Peneliti menduga bahwa minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

belajar siswa terhadap matematika sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ketika faktor yang mempengaruhi minat siswa sangat mendukung, maka minat belajar siswa terhadap matematika juga sangat tinggi dan sebaliknya ketika faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa kurang mendukung, maka minat belajar siswa terhadap matematika sangat kurang atau siswa tidak berminat untuk belajar matematika. Sehingga diharapkan ada pengaruh faktor positif atau yang mendukung minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika, agar minat belajar siswa terhadap matematika semakin meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015 : 15), mengatakan bahwa, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna daripada generalisasi. Peneliti mendeskripsikan semua kejadian dan menginterprestasikan data hasil koesioner dan wawancara dalam bentuk uraian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas IXB SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017. C. Objek Penelitian Menurut Arikunto (1989: 92), objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitian

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika. D. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Daryanto (2014 : 184 - 185), waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2016 – 05 Agustus 2016. 2. Lokasi atau Tempat Penelitian Menurut Daryanto (2014 : 184), tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur. E. Bentuk Data Bentuk data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif terdiri dari data faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika yang diperoleh dalam bentuk : 1.

Kuesioner (angket) Kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan minat belajar siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa terhadap pelajaran matematika secara garis besar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Siswa diminta untuk mendeskripsikan jawabannya berdasarkan pengalaman sebenarnya yang dialami pada pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

2.

Wawancara (interview) Instrumen yang berfungsi untuk mengambil data di lapangan dengan teknik wawancara. Pada teknik ini, peneliti akan melakukan wawancara mendalam berdasarkan data yang diperoleh pada pengisian kuesioner terbuka subjek. Pertanyaan wawancara disesuaikan atau akan berkembang berdasarkan jawaban subjek. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti adalah hasil dari kuesioner siswa (subjek) penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1.

Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner dan wawancara. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis pengumpulan data tersebut : a.

Kuesioner (angket) Menurut Daryanto (2014 : 82), kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisih oleh responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis terbuka. Menurut Widoyoko (2015: 36), kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa dijawab atau direspon secara bebas oleh responden. Sehingga peneliti tidak menyediakan jawaban atau respon bagi responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

b.

Wawancara (interview) Menurut

Esterberg

(dalam

Sugiyono,

2015:

317),

mendefinisikan interview sebagai ”a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.” Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukaran informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara pada penelitian kualitatif ini menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur. Menurut datanya Sugiyono (2015: 320), mengatakan bahwa wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan. Setelah memperoleh data hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa, kemudian peneliti memilih beberapa siswa sebagai perwakilan untuk diwawancara guna memperoleh data lebih mendalam. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Kuesioner (angket) Lembar kuesioner yang digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang yang mempengaruhi minat siswa SMPS Dharma Nusa terhadap pelajaran matematika. Pada kuesioner terbuka ini, peneliti menyediakan ada 6 (enam)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

pertanyaan dan meminta siswa (subjek) untuk mengisi dengan mendeskripsikan jawaban sesuai dengan apa yang dialami dalam pembelajaran matematika. Berikut adalah kisi-kisi lembar kuesioner yang akan dibagikan ke siswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan motivasi siswa menyukai dan tidak menyukai matematika. Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Kuesioner faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pemlajaran matematika. No Indikator Pertanyaan kuesioner item Siswa menyukai Kamu suka atau tidak belajar pelajaran matematika, baik di sekolah atau di 2 matematika rumah? Coba kamu ceritakan mengapa demikian? Sejak kapan kamu mulai menyukai atau tidak menyukai pelajaran 3 matematika? Coba kamu ceritakan apa yang menyebabkannya? Pandangan atau Menurut kamu pelajaran persepsi siswa matematika itu pelajaran yang 1 terhadap seperti apa? Coba kamu ceritakan! matematika Bagi kamu pelajaran matematika itu pelajaran yang mudah atau 5 tidak? Coba kamu ceritakan mengapa demikian! Prestasi siswa dalam pembelajaran matematika Siswa mengertahui maanfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari

6

4

Bagaimana dengan nilai pelajaran matematika dari SD hingga sekarang? Apakah termasuk nilai yang baik, sedang atau kurang? Tolong kamu ceritakan! Menurut kamu apakah pelajaran matematika itu bermanfaat atau tidak, baik sekarang atau kelak nanti? Coba kamu ceritakan mengapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

Lembar kuesioner tersebut telah divalidasi oleh dosen pembimbing selaku ahli pada tanggal 26 Juli 2016. b. Pedoman Wawancara (interview) Pedoman wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Pertanyaan yang diajukan adalah berupa garis besar permasalahan dan akan berkembang sesuai jawaban siswa (subjek). Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat disesuaikan dengan indikatorindikator kuesioner yang telah divalidasi oleh dosen pembimbing selaku ahli, dengan mendalami informasi mengenai faktor penyebab minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. G. Validitas Instrumen Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen perolehan data, maka harus dilakukan pengujian validitas terlebih dahulu. Menurut Sugiono (dalam Widoyoko, 2015: 146), jumlah tenaga ahli yang digunakan adalah minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Namun, penelitian yang merupakan tugas akhir perkuliahan seperti skripsi, tesis, maupun desertasi tenaga ahlinya adalah pembimbing walaupun belum mendapat gelar doktor. Sehingga pada penelitian ini uji validitas instrumen telah dilakukan oleh seorang ahli yaitu Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku dosen pembimbing pada tanggal 26 Juli 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

H. Keabsahan Data Penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sumber lain. Menurut William Wiersma (dalam Sugiyono, 2015: 372), mengatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Namun pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik atau cara. Sehingga peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh dari sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu data yang diperoleh dengan teknik kuesioner dicek kembali dengan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara. I.

Metode Atau Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dimulai dari setelah data diperoleh, yaitu mulai dengan pemberian kuesioner, wawancara, dan hasil validasi. Adapun analisis data yang dilakukan sebagai berikut : 1.

Analisis Data Kuesioner Data yang diperoleh dari hasil pengisian koesioner akan dianalisi dan dibahas secara kualitatif. Data kualitatif akan dianalisis melalui tiga tahap setelah peneliti melakukan pengumpulan data, yaitu sesuai yang dikemukakan oleh Miles & Heberman (dalam Sugiyono, 2015: 337). Ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut : a.

Tahap pertama: Data Reduction (reduksi data)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Setelah memperoleh data dilapangan, yaitu pengisian kuesioner oleh siswa (subjek penelitian) maka peneliti membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada halhal yang penting berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu bentuk tulisan (scrip) yang akan dianalisis. Peneliti mengkategorikan data pada hasil kuesioner dan membuat rangkuman sebagai berikut:

b.

Tabel 3.2. Kategori Jawaban Siswa dalam Pengisisan Kuesioner Keterangan Soal Kategori No Persentase kuesioner jawaban siswa Jml siswa (%) 1 2 dst Tahap kedua: Data Display (penyajian data) Menurut Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2015: 341) menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative reserch data in the past has been narrative tex.” Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain menggunakan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network, (jejaring kerja) dan chart. Display data adalah mengolah data setelah jadi yang telah seragam dalam bentuk tulisan dan telah memiliki alur tema yang jelas (yang disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema) kedalam suatu matrik kategorisasi sesuai tema-tema yang telah dikelompokkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

dikategorisasikan serta akan memecah tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana (subtema). Peneliti menganalisis data yang telah disajikan dalam tabel kategori jawaban siswa kemudian dibahas. c.

Tahap

ketiga:

Conclucsion

Drawing/Verification

(penarikan

kesimpulan) Kesimpulan atau verifikasi berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengkodean, berdasarkan analisis dan pembahasan data hasil penelitian. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. 2.

Analisis Data Wawancara Data hasil wawancara terhadap siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa sebagai subjek penelitian akan dianalisis secara kualitatif. Data wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih detail secara langsung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas IX-B terhadap pelajaran matematika. Data hasil wawancara sebelum diolah lebih lanjut, akan di traskip terlebih dahulu. Selanjutnya berdasarkan hasil transkrip tersebut, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

menganalisis hasil wawancara setiap siswa (subjek) kemudian dibahas. Hal ini dilakukan guna memperoleh data berupa data kualitatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. J.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan Berikut adalah prosedur secara keseluruhan dalam melakukan penelitian: 1.

Mengantar Surat Ijin Penelitian dari kampus ke sekolah Sebelum melakukan penelitian di SMPS Dharma Nusa Flores Timur, terlebih dahulu peneliti mengantar surat ijin penelitian di sekolah yang bersangkutan. Adapun tujuan dari pengantaran surat ini adalah, agar dari pihak sekolah yang bersangkutan bisa mengetahui akan ada penelitian di sekolah tersebut.

2.

Memberikan Lembar Kuesioner Serta Melakukan Wawancara Peneliti memberikan lembar kuesioner pada subjek, guna memperoleh data primer yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Setelah mendapatkan data dari kuesioner tersebut, peneliti akan melakukan analisis untuk melakukan pengambilan data lebih lanjut yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung pada subjek penelitian. Tujuan melakukan wawancara ini adalah, agar peneliti dapat memperoleh data lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

3.

Analisis Data Kegiatan analisis data diawali dengan pengumpulan segala data yaitu pengisian lembar kuesioner dan hasil wawancara. Selanjutnya melakukan tafsiran terhadap data-data yang telah dikumpulkan dengan mengacu pada teori-teori pembelajaran yang telah ditentukan oleh para ahli dan juga berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan data penelitian.

4.

Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut, peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang akan diambil adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV PROFIL, PELAKSANAAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A.

Profil Siswa Kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur Siswa kelas IX-B adalah salah satu rombongan belajar dari sembilang rombongan belajar yang ada di SMPS Dharma Nusa. SMP ini terletak di pulau Adonara, dimana Pulau tersebut masuk dalam wilayah kabupaten Flores Timur-NTT. SMP ini merupakan salah satu SMP swasta yang berada di pulau Adonara milik yayasan Pendidikan Dharma Nusa, yang beralamat di desa Helanlangowuyo Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur-NTT. Siswa kelas IX-B berjumlah 31 orang yang terdiri dari 20 orang siswa dan 11 orang siswi. Siswa kelas IX-B berasal dari berbagai desa dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari desa Lamawolo, desa Helanlangowuyo, desa Bunga Bali, desa Harubala, desa Lamanele, dan desa Puka Ona. Dari setiap desa tersebut, ada desa yang memiliki lebih dari satu SD. Misalnya desa Lamawolo memiliki 2 SD, desa Helanlangowuyo memiliki 3 SD desa Bunga Bali memiliki 2 SD, selain itu memiliki 1 SD. Oleh karena itu, tentu saja siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa juga memiliki kemampuan dasar pada pelajaran matematika yang berbeda. Selain itu, cara mengajar serta kerakter guru dalam mengajar matematika sejak SD juga berbeda-beda.

B.

Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data (penelitian) dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016. Sebelum melakukan penelitian di SMPS Dharma Nusa, 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

terlebih dahulu peneliti mengantar surat ijin penelitian ke sekolah pada hari Senin, 18 Juli 2016 dan akhirnya pihak sekolah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada siswa kelas IX-B sebagai subjek penelitian, kemudian diambil beberapa siswa sebagai perwakilan untuk dilakukan wawancara lebih lanjut. Jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut. Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian di SMPS Dharma Nusa No Hari/Tanggal Waktu Tempat Kegiatan 09.00 SMPS Mengantar surat ijin 10.00 Dharma penelitian ke SMPS 1 Senin, 18 Juli 2016 WITA Nusa Dharma Nusa

2

09.00 11.00 Jumat, 22 Juli 2016 WITA Ruang kelas IX-B

3

Sabtu, 23 Juli 2016

4

Senin, 25 Juli 2016

5

Rabu, 27 Juli 2016

Membagikan kuesioner pada siswa kelas IX-B sebagai subjek penelitian sebanyak 31 siswa Wawancara siswa hari pertama : 09.00 Siswa ke-21 (PST 21) 09.35 Ruang kelas (09.00 – 09.06 WITA) WITA IX-B Siswa ke-5 (PST 5) (09.10 – 09.20 WITA) Siswa ke-12 (PST 12) (09.25 – 09.35 WITA) Wawancara siswa hari kedua : 09.00 Siswa ke-17 (PST 17) 09.48 Ruang kelas (09.00 – 09.09 WITA) WITA IX-B Siswa ke-22 (PST 22) (09.25 – 09.34 WITA) Siswa ke-7 (PST 7) (09.40 – 09.48 WITA) Wawancara siswa hari ketiga : 09.00 Ruang kelas 09.21 Siswa ke-30 (PST 30) IX-B WITA (09.00 - 09.09 WITA) Siswa ke-24 (PST 24)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

6

7

(09.13 – 09.21 WITA) Wawancara siswa hari keempat : 09.00 Ruang kelas Siswa ke-14 (PST 14) Sabtu, 30 Juli 2016 09.22 IX-B (09.00 – 09.12 WITA) WITA Siswa ke-20 (PST 20) (09.15 – 09.22 WITA) 19.30Rumah Wawancara guru Rabu, 03 Agustus 18.00 Guru matematika kelas IX2016 WITA Matematika B Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian pada

subjek, sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian pada subjek siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa, peneliti terlebih dahulu mengantar surat ijin penelitian kepada pihak sekolah yang bersangkutan. Agar dari pihak sekolah bisa mengetahui dengan jelas tujuan diadakan penelitian di sekolah tersebut. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil data dengan cara membagikan kuesioner dan melakukan wawancara pada subjek penelitian. Untuk lebih rinci, peneliti mengkaji dalam dua bagian, yaitu : a) Peneliti membagikan kuesioner pada siswa kelas IX-B berjumlah 31 siswa. Kuesioner ini di berikan hanya satu kali, yakni pada awal penelitian dilakukan. b) Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa siswa sebagai perwakilan subjek penelitian guna menggali informasi lebih detail lagi. Wawancara dilakukan terhadap 10 siswa yang dilaksanakan dalam empat hari. Wawancara siswa ini dilakukan di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

c) Selain melakukan wawancara terhadap siswa, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru matematika kelas IX-B sebagai informasi tambahan. Peneliti melakukan wawancara terhadap seorang guru matematika SMPS Dharma Nusa, yang dilakukan di rumah guru tersebut pada malam hari. 3. Tahap Setelah Penelitian Setelah pengumpulan data seperti pengisian koesioner dan wawancara para subjek, peneliti mengecek kembali apakah ada data yang belum terlaksana. Namun, semua data yang ingin peneliti melakukan penelitian berjalan lancar dan telah terpenuhi. Sebagai bukti telah melakukan penelitian, maka peneliti meminta surat keterangan dari pihak sekolah. C.

Analisis Data 1. Analisis Data Hasil Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan sebanyak satu kali, yang dibagikan kepada siswa kelas IX-B selaku subjek penelitian berjumlah 31 siswa. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka. Artinya siswa bebas berpendapat dalam pengisian kuesioner berdasarkan apa yang ia alami sebenarnya selama mengikuti pelajaran matematika sejak SD hingga sekarang (SMP kelas IX). Siswa mendeskripsikan jawabannya pada lembar kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dahulu melakukan kategori data berdasarkan jawaban siswa dalam pengisian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

kuesioner. Adapun tujuan dilakukan kategori data adalah agar bisa mengetahui lebih jelas dari jawaban siswa yang bervariasi tersebut. berikut akan disajikan kategori jawaban siswa adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Kategori jawaban siswa dalam pengisian kuesioner Keterangan Jml Perse No Soal Kuesioner Kategori Jawaban Siswa Siswa ntase (n) (%) 1 Menurut kamu Pelajaran yang mudah 1 3,23 pelajaran Pelajaran sangat yang mudah 2 6,45 matematika itu Pelajaran yang sangat 2 6,45 pelajaran yang menarik seperti apa? Pelajaran yang menarik 6 19,35 Coba kamu karena bisa menghitung ceritakan! Pelajaran yang 1 3,23 menyenangkan Pelajaran yang sangat sulit 7 22,58 karena banyak rumusnya Pelajaran sangat sulit, karena 5 16,13 banyak hitungan Pelajaran sangat sulit, karena banyak hitungan dan 7 22,58 rumusnya 2 Kamu suka atau Suka belajar matematika di 7 22,58 tidak belajar sekolah matematika, Suka belajar matematika di baik di sekolah sekolah dan rumah 8 22,81 atau di rumah? Coba kamu ceritakan Tidak suka belajar mengapa matematika karena 3 9,68 demikian? membosankan Tidak suka belajar matematika di sekolah 11 35,48 maupun di rumah, karena banyak rumusnya Tidak suka belajar matematika karena sulit dan 2 6,45 menakutkan 3 Sejak kapan Suka matematika sejak SD 5 16,13 kamu mulai kelas I sampai SMP kelas IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

menyukai atau tidak menyukai pelajaran matematika? Coba kamu ceritakan apa yang menyebabkanny a?

4

Menurut kamu apakah pelajaran matematika itu bermanfaat atau tidak, baik sekarang atau kelak nanti? Coba kamu ceritakan mengapa?

Suka matematika sejak SD kelas II sampai SMP kelas IX Suka matematika sejak SD kelas III sampai SMP kelas IX Suka matematika sejak SD kelas IV sampai SMP kelas IX Suka matematika sejak SD kelas V sampai SMP kelas IX Suka matematika sejak SD kelas VI sampai SMP kelas IX Suka matematika sejak masuk SMP kelasi VII Tidak suka matematika sejak SD, karena merasa matematika sangat sulit Tidak suka matematika dari SD karena gurunya sangat jahat Tidak suka matematika dari SD hingga SMP kelas IX Tidak suka matematika sejak kelas IV SD samapai SMP kelas IX Tidak suka matematika sejak SMP kleas VII Tidak suka matematika sejak SD karena gurunya galak

Matematika sangat bermaanfaat karena belajar matematika kita bisa berhitung Matematika sangat bermaanfaat di kelak nanti

2

3

6,45 9,68

2

6,45

1

3,23

2

6,45

2

6,45

1

3,23

2

6,45

4

12,90

1

3,23

4

12,90

2

6,45

25

80,65

6

19,35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

5

6

Bagi kamu pelajaran matematika itu pelajaran yang mudah atau tidak? Coba kamu ceritakan mengapa demikian!

Bagaimana dengan nilai pelajaran matematika dari SD hingga sekarang? Apakah termasuk nilai yang baik, sedang atau kurang? Tolong kamu ceritakan

Matematika pelajaran yang sangat mudah

2

6,45

Matematika pelajaran yang mudah

1

3,23

6

19,35

2

6,45

8

25,80

5

16,13

7

22,58

4

12,90

5

16,13

5

16,13

7

22,58

2

6,45

3

9,68

2

6,45

1

3,23

2

6,45

Matematika pelajaran yang mudah namun sulit mengerti penjelasan dari guru dan banyak rumus Matematika pelajaran yang sulit, karena malas belajar dari SD Matematika pelajaran yang mudah dan ada yang sulit Matematika pelajaran yang sangat sulit Matematika pelajaran yang sulit Nilai matematika baik Nilai matematika kadang baik dan kadang tidak Nilai matematika sedang karena jarang belajar Nilai matematika sedang karena tidak mengerti matematika Nilai matematika SD hingga SMP kurang baik, karena jarang belajar Nilai matematika SD baik sedangkan SMP tidak, karena jarang belajar Nilai matematika SD baik sedangkan SMP tidak, karena rumusnya semakin sulit Nilai matematika baik dari SD hingga SMP Nilai matematika SD baik sedangkan SMP tidak, karena tidak mengerti penjelasan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

Keterangan: n = Jumlah siswa berdasarkan kategori jawaban N = Jumlah siswa keseluruhan 𝑛

Persentase = 𝑁 𝑥 100%

Data berdasarkan hasil kuesioner siswa tersebut, kita dapat melihat bahwa jawaban siswa beragam dengan alasannya masing-masing. Dari tabel kategori jawaban siswa yang dipaparkan sebelumnya kita dapat melihat sebagai berikut : siswa mengatakan matematika adalah pelajaran yang sangat mudah (6,45%), pelajaran yang mudah (3,23%), pelajaran yang sangat menarik karena bisa berhitung (19,35%), pelajaran yang menarik (6,45%), pelajaran yang menyenangkan (3,23%), pelajaran yang sangat sulit karena banyak rumusnya (22,58%), pelajaran yang sulit karena banyak hitungan (16,13%), serta palajaran yang sulit karena banyak hitungan dan rumusnya (22,58%). Hal ini dikarenakan ada siswa yang suka belajar matematika dan ada siswa yang tidak suka belajar matematika. Pada tabel kategori tersebut terlihat bahwa ada siswa yang senang belajar matematika di sekolah (22,58%), senang belajar matematika di sekolah dan rumah (22,81%), tidak suka belajar matematika karena membosankan (9,68%), tidak suka belajar matematika di sekolah maupun di rumah karena banyak rumus (35,48%), serta tidak suka belajar matematika karena sulit dan menakutkan (6,45%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

Sebagian besar siswa mengatakan matematika adalah pelajaran yang sulit dengan rincihan sebagai berikut : matematika pelajaran yang sulit karena malas belajar dari SD (3,23%), matematika pelajaran yang sangat sulit (16,13%), matematika pelajaran yang sulit (25,81%). Hanya sebagian kecil siswa mengatakan matematika itu mudah, misalnya matematika pelajaran yang mudah (3,23%), matematika pelajaran yang mudah namun sulit mengerti penjelasan guru dan banyak rumus (19,35%). Namun, ada juga siswa yang mengatakan matematika pelajaran yang mudah dan ada yang sulit (25,81%). Ada siswa yang menyukai matematika sejak SD sampai SMP, menyukai matematika sejak SD sedangkan SMP tidak menyukai matematika dan sebaliknya, bahkan ada tidak menyukai matematika sejak SD sampai SMP. Siswa yang tidak menyukai matematika mengatakan bahwa mereka merasa matematika sulit, guru SD jahat atau galak, dan guru SMP jahat. Sebagai akibatnya nilai matematika siswa dari SD hingga SMP juga beragam. Kadang baik, sedang bahkan kurang. Walaupun sebagian besar siswa tidak menyukai matematika dan mengaggap matematika smerupakan pelajaran yang sulit, namun rata-rata mereka mengatakan bahwa matematika sangat bermaanfaat baik sekarang maupun kelak nanti (80,65%). Karena dengan belajar matematika kita dapat melakukan perhitungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

2. Analisis Data Hasil Wawancara Kegiatan wawancara siswa dilaksanakan di sekolah pada 10 siswa sebagai perwakilan dari subjek penelitian yang ada. Analisis hasil wawancara kesepuluh siswa tersebut adalah sebagai berikut : a.

Wawancara siswa 1 (PST 21) Subjek mengatakan matematika pelajaran yang sangat gampang dan mudah sehingga ia menyukai matematika. Subjek senang belajar matematika di sekolah maupun di rumah. Di sekolah ada beberapa teman subjek yang senang belajar matematika, sehingga subjek terinspirasi untuk belajar matematika. Subjek menyukai matematika sejak SD kelas IV dengan alasan penjelasan dari guru mudah dimengerti, guru sangat baik, dan nilai matematika baik sehingga subjek menyukai matematika. Selain itu, subjek menyukai matematika karena bercita-cita menjadi seorang guru matematika. Suasana rumah juga sangat mendukung subjek untuk belajar matematika.

Walaupun di rumah orang tua tidak

mengingatkan subjek belajar matematika, namu subjek tetap senang belajar matematika. Karena ketika mengalami kesulitan, subjek selalu dibantu oleh kakaknya kebetulan kakaknya juga senang dengan matematika. Sejak SD kelas I sampai kelas III dan SMP guru matematika jahat, sehingga subjek takut dengan gurunya dan tidak menyukai matematika. Ketika siswa mengalami kesulitan dan bertanya, guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

malah menyuruh bertanya pada teman lain yang sudah mengerti. Penjelasan guru juga kadang sulit untuk dimengerti oleh siswa. Bagi siswa sulit atau mudahnya matematika tergantung dari penjelasan guru. Transkip wawancara PST 21 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.3). b.

Wawancara Siswa 2 (PST 5) Subjek tidak menyukai matematika sejak SMP kelas VII. Guru yang ‘galak’ membuat subjek takut bertanya ketika mengalami kesulitan. Bagi subjek penjelasan guru juga sulit untuk dimengerti. Suasana kelas yang tidak mendukung juga membuat subjek tidak menyukai matematika. Misalnya, suasana kelas yang ribut, tidak ada saling membantu antar siswa yang bisa atau mudah memahami matematika dengan siswa yang belum mengerti matematika. selain sekolah, rumah juga subjek tidak suka belajar matematika. Alasannya tidak mempunyai teman belajar atau kelompok belajar di rumah. Sejak SD kelas I sampai kelas VI subjek menyukai matematika. guru matematika SD sangat baik, penjelasan guru juga mudah dimengerti. Subjek selalu belajar matematika sehingga mendapatkan nilai yang baik. Namun, sejak masuk SMP kelas VII nilai subjek tergolong sedang, karena malas belajar matematika. Transkip wawancara PST 5 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

c.

Wawancara Siswa 3 (PST 12) Subjek mengatakan matematika adalah pelajaran gampanggampang sulit tergantung pada materinya. Subjek tidak menyukai matematika sejak SMP kelas VIII dengan alasan gurunya sangat jahat. Selain itu penjelasan guru juga sulit untuk dimengerti. Subjek tidak suka belajar matematika di sekolah karena selain gurunya galak, subjek juga tidak mempunyai teman diskusi yang bisa membantu subjek saat mengalami kesulitan dan subjek takut bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan belajar. Di rumah subjek tidak suka belajar matematika. Hal ini dikarenakan subjek lebih utamakan untuk bermain HP dan nonton TV. Perhatian orang tua juga sangat kurang. Subjek menginginkan ada kelompok belajar atau teman belajar di rumah, agar bisa belajar bersama. Selain itu, orang tua juga harus memberikan perhatian pada subjek dalam belajar. Transkip wawancara PST 12 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.5).

d.

Wawancara Siswa 4 (PST 17) Subjek mengatakan matematika adalah pelajaran yang mudah. Subjek menyukai matematika karena guru yang mengajar sangat baik dan cara penjelasan guru cepat untuk dimengerti. Subjek menyukai matematika sejak SMP, karena subjek selalu belajar matematika sedangkan SD tidak belajar matematika. Bagi subjek matematika adalah pelajaran yang gampang, karena ketika berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

kita pasti bisa mengerjakannya. Nilai matematika subjek sejak SMP tergolong baik, sedangkan SD tidak baik atau menurun. Hal ini dikarenakan sejak SMP subjek senang belajar matematika, sedangkan SD tidak senang belajar matematika. Subjek senang belajar matematika di Sekolah sedangkan di rumah tidak. Subjek mengatakan guru matematika SMP sebenarnya ‘galak’ tetapi ia tetap senang belajar matematika karena penjelasan guru mudah dimengerti. Di rumah subjek jarang belajar matematika walaupun mempunyai kelompok belajar matematika di rumah. Keseriusan dalam belajar kelompok sangat kurang, siswa kebanyakan bermain. Orang tua sering mengingatkan subjek untuk belajar matematika, namun kadang tidak dilakukan oleh subjek. Subjek memilih kesadaran sendiri untuk belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah. Transkip wawancara PST 17 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.6). e.

Wawancara Siswa 5 (PST 22) Subjek mengatakan matematika pelajaran yang sangat sulit. Subjek tidak menyukai matematika sejak masuk SMP. Guru yang sangat ‘galak’, penjelasan guru juga sulit untuk dimengerti dan matematika banyak rumusnya sehingga subjek tidak menyukai matematika. Nilai matematika subjek juga kurang baik karena malas belajar matematika di sekolah maupun di rumah. Suasana kelas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

ribut, dan suasana rumah juga tidak mendukung untuk belajar matematika. Sejak SD subjek menyukai matematika, karena gurunya sangat baik dan cara guru menjelaskan sangat detail sehingga mudah untuk dimengertidan nilai matematika juga. Subjek mengharapkan agar guru yang mengajar tidak ‘galak’ agar subjek tidak takut dalam mengikuti pembelajaran matematika dan cara penjelasan guru lebih pelan serta detail lagi. Transkip wawancara PST 22 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.7). f.

Wawancara Siswa 6 (PST 7) Subjek mengatakan matematika adalah pelajaran sangat menarik. Subjek menyukai matematika dari SD kelas II. Penjelasan guru sangat menarik dan mudah untuk dipahami. Suasana kelas yang nyaman membuat subjek senang belajar matematika di sekolah. Subjek selalu bertanya kepada guru maupun teman ketika mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Subjek juga selalu mendapatkan dukungan belajar di rumah walaupun di rumah subjek sjarang belajar matematika. Ketika mengalami kesulitan belajar matematika di rumah, subjek sering di bantu oleh kakaknya. Menurut subjek guru matematika yang mengajar kadang kejam. Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di marah bahkan dipukul oleh guru. Namun bagi subjek tidak menjadi permasalahan walaupun gurunya kadang kejam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

dan subjek tetap menyukai matematika. Karena bagi subjek, kejam adalah juga merupakan salah satu cara demi kebaikan siswa agar mengerti tentang matematika. Transkip wawancara PST 7 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.8). g.

Wawancara Siswa 7 (PST 30) Subjek

tidak

menyukai

matematika.

Bagi

subjek

matematika adalah pelajaran yang sangat sulit. Karena sulit untuk memahami penjelasan dari guru. Selain itu, subjek sulit memahami konsep matematika. Subjek tidak menyukai matematika sejak SD kelas IV. Dalam pembelajaran subjek kurang memperhatika penjelasan guru. Walaupun demikian, di sekolah subjek senang belajar matematika karena ketika mengerjakan soal bisa saling diskusi dengan teman. Subjek mempunyai niat dalam belajar matematika. Karena merasa diri berat dan tidak mengerti matematika maka subjek malas mencari tahu ketika mengalami kesulitan dalam belajar matematika. subjek juga malas belajar matematika di rumah karena tidak mempunyai teman belajar. Walaupun demikian, nilai matematika subjek tuntas semua. Transkip wawancara PST 30 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.9). h.

Wawancara Siswa 8 (PST 24) Bagi subjek matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Subjek tidak menyukai matematika sejak SMP kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

VIII. Guru yang mengar ‘galak’, dan penjelasan guru juga sulit untuk dimengerti. Subjek malas belajar matematika di sekolah karena banyak teman. Selain itu, ketika tidak bisa menjawab pertanyaan guru maka guru akan menyuruh siswa lain menampar siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan guru tersebut. Hal demikian membuat siswa malas dan tidak suka belajar matematika di sekolah. Di rumah siswa akan belajar matematika ketika ada ulangan atau ujian. Suasana rumah sangat mendukung subjek. Orang tua selalu mengingatkan subjek untuk belajar matematika di rumah, namun subjek sendiri tidak ada niat untuk belajar. Ketika ada pekerjaan rumah, subjek sering di temani oleh kakaknya untuk mengerjakan tugas tersebut secara bersama. Nilai matematika subjek sejak SD memuaskan sedang SMP mulai menurun. Karena SD guru matematikannya sangat baik, serta penjelasan guru mudah dimengerti. Transkip wawancara PST 24 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.10). i.

Wawancara Siswa 9 (PST 14) Bagi subjek matematika adalah pelajaran yang sangat mudah. Subjek suka belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah. Penjelasan guru mudah di pahami dan gurunya sangat baik sehingga subjek senang belajar matematika. namun, kadang subjek takut untuk bertanya ketika mengalami kesulitan karena guru jahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

Guru sering memukul siswa yang tidak bisa mengerjakan atau menjawab soal yang telah diberikan. Suasana rumah sangat mendukung subjek untuk belajar matematika. Di rumah subjek juga sering belajar matematika sendiri. Ketika mengalami kesulitan subjek minta bantuan pada kakaknya. Orang tua juga selalu memberikan dukungan pada subjek dengan cara selalu mengingatkan subjek untuk belajar matematika dan memberikan hadia kepada subjek ketika mendapat nilai baik. Sehingga subjek sering mendapatkan nilai matematika yang baik dan memuaskan. Transkip wawancara PST 14 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.11). j.

Wawancara Siswa 10 (PST 20) Bagi subjek matematika adalah pelajaran yang sangat menarik. Subjek suka belajar matematika sejak SD kelas IV. Guru matematika sangat baik dan penjelasan guru juga mudah untuk dimengerti. sedangkan SD kelas I sampai III tidak menyukai matematika karena penjelasan guru kadang tidak dimengerti serta gurunya suka memukul. Subjek tidak suka dengan guru yang ‘galak’, karena takut bertanya ketika mengalami kesulitan belajar. Subjek suka belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah bissa bertanya langsung kepada guru maupun teman ketika ada mengalami kesulitan. Di rumah subjek suka belajar matematika karena orang tua subjek juga suka matematika. Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

itu subjek sering mengerjakan soal-soal pada buku sebelum dibahas. Subjek akan bertanya kepada kakak dan orang tuan ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. dan subjek selalu dibantu oleh kakak dan orang tuannya. Hal ini menyebabkan nilai matematika subjek tergolong baik karena pada dasarnya subjek suka dengan pelajaran matematika. Transkip wawancara PST 20 bisa dilihat pada lampiran B (Tabel 4.12). D.

Pembahasan Data penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud pada penelitian ini adalah minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Karena jenis penelitian deskriptif kualitatif, maka semua data dari hasil koesioner dan wawancara siswa akan di analisis dan dibahas secara kualitatif. Pada penelitian ini akan di bahas faktor-faktor yang membuat siswa menyukai atau tidak menyukai matematika di lihat dari minat siswa dalam pembelajaran matematika. Untuk itu terlebih dahulu akan dibahas minat dan motivasi siswa berdasarkan analisis data dari hasil koesioner dan wawancara siswa diatas. Berdasarkan landasan teori pada bab II, ada dua faktor yang dapat menumbuhkan minat dalam belajar siswa diantara: a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) 1) Faktor jasmani 2) Faktor psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

3) Faktor kelelahan b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) 1) Tujuan pengajaran 2) Guru yang mengajar 3) Bahan pelajaran 4) Metode pengajaran 5) Media pengajaran 6) Lingkungan 1. Pembahasan Data Hasil Kuesioner Dari data hasil analisis hasil kuesioner terbuka berdasarkan tabel kategori jawaban siswa yang dipaparkan sebelumnya, peneliti dapat memberikan rangkuman sebagai berikut. 1) Ada 2 siswa mengatakan matematika pelajaran yang sangat mudah dan 1 siswa mengatakan matematika pelajaran yang mudah. Ada 7 siswa mengatakan matematika pelajaran yang menarik dan 1 siswa mengatakan matematika pelajaran yang menyenangkan. Jadi terdapat sekitar 35,5% siswa yang mengatakan matematika adalah pelajaran yang mudah, menarik dan menyenangkan. Sedangkan ada 20 siswa mengatakan matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Dari sini kita bisa melihat bahwa sebagian besar siswa mengatakan matematika adalah pelajaran yang paling sulit yaitu sekitar 54,5%. 2) Ada 7 siswa yang suka belajar matematika di sekolah dan 8 siswa yang suka belajar matematika di sekolah maupun di rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

Sedangkan 3 siswa tidak suka belajar karena membosankan, 11 siswa tidak suka belajar matematika di sekolah maupun dirumah karena banyak rumus, dan 2 siswa mengatakan tidak suka belajar matematika karena sulit dan menakutkan. Jadi terdapat sekitar 48,4% siswa yang suka belajar matematika disekolah maupun di rumah. Sedangkan terdapat sekitar 51,6% siswa yang tidak suka belajar matematika di sekolah maupun di rumah. Dari sini kita dapat melihat bahwa, sebagian besar siswa tidak suka belajar matematika di sekolah maupun di rumah, dengan berbagai alasan seperti : matematika sulit, pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan banyak rumus. 3) Kita dapat melihat bahwa minat belajar siswa di sekolah maupun di rumah masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh sebagian besar siswa tidak memahami penjelasan guru, rumus matematika terlalu banyak serta guru matematika yang kejam. Sehingga minat belajar siswa terhadap matematika berkurang. 4) Hanya terdapat 5 siswa yang menyukai matematika sejak dari kelas I SD hingga kelas IX SMP dan 2 siswa tidak menyukai matematika sejak dari kelas I SD hingga kelas IX SMP. Selain itu, ada siswa yang menyukai matematika matematika sejak SD sedangkan SMP tidak menyukai dan sebaliknya menyukai matematika sejak SMP dan SD tidak menyukai. Dari sini kita dapat melihat bahwa sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

kecil siswa yang menyukai matematika dari kelas I SD hingga kelas IX SMP yaitu sekitar 16,13%. 5) Hampir semua siswa mengatakan matematika adalah pelajaran yang sangat bermaanfaat bagi kehidupan sekarang dan kelak. Karena bagi siswa segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari sangat kaitan erat dengan matematika yaitu hitungan. 6) Karena minat belajar terhadap matematika sangat kurang yaitu 48,4%, maka mengakibatkan nilai siswa sebagian besar kurang baik. Siswa jarang belajar dan mengatakan rumus matematika semakin banyak dan sulit. Selain itu sebagian besar siswa tidak mengerti penjelasan guru bahkan ada siswa yang takut dengan guru karena ‘galak’. 7) Siswa kurang termotivasi dalam belajar matematika karena suasana kelas dan lingkungan tempat tinggal kurang mendukung. Berdasar data hasil kuesioner, terlihat bahwa guru mempunyai pengaruh sangat besar dalam pembelajaran matematika. Siswa menyukai atau tidak menyukai matematika sangat berpengaruh pada guru matematika. Minat siswa sangat kurang karena kebanyakan siswa takut dengan guru matematika. Siswa juga tidak berani bertanya ketika mengalami kesulitan, sehingga siswa tidak menyukai matematika. Siswa juga kurang termotivasi dalam belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini dikarenakan tidak mempunyai teman belajar baik di sekolah maupun di rumah, orang tua kurang memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

dukungan belajar, penjelasan guru yang sulit dimengerti, dan takut bertanya saat mengalami kesulitan. 2. Pembahasan Data Hasil Wawancara Berdasarkan data hasil analisis wawancara ke-10 siswa di atas, kita dapat melihat bahwa ada siswa yang menyukai matematika dan ada siswa juga yang tidak menyukai matematika dengan berbagai alasan mereka masing-masing. Minat belajar siswa di sekolah maupun di rumah masih sangat kurang. Ada siswa yang menyukai matematika sejak SD sedangkan SMP tidak menyukai matematika dan sebaliknya menyukai matematika sejak SMP sedangkan SD tidak menyukai matematika. Siswa yang menyukai matematika mengatakan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah, sangat mudah, menarik, dan sangat menarik seperti yang dikatakan oleh PST 21, PST 17, PST 7, PST 14, dan PST 20 (Transkip wawancara tedapat pada lampiran B). Siswa senang belajar matematika di sekolah maupun di rumah dengan alasan yaitu: a. Di sekolah: penjelasan guru mudah dimengerti, guru matematikanya sangat baik, guru tidak suka memukul siswa, suasan kelas yang nyaman. b. Di rumah: ketika mengalami kesulitan belajar selalu dibantu oleh orang tua, kakak, dan teman. Siswa yang tidak menyukai matematika mengatakan matematika adalah pelajaran yang gampang-gampang sulit, matematika pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

yang sangat sulit, pelajaran yang sulit dan membosankan seperti yang dikatakan oleh siswa PST 12, PST 22, PST 30, dan PST 24 (Transkip wawancara tedapat pada lampiran B). Sehingga membuat siswa tidak suka belajar matematika di sekolah maupun di rumah dengan alasan yaitu: a. Di sekolah: guru matematika sangat “galak”, penjelasan guru sulit dimengerti, suasana kelas yang ribut, tidak mempunyai teman diskusi dan matematika banyak rumusnya. b. Di rumah: tidak mempunyai teman (kelompok) belajar, perhatian dari orang tua sangat kurang, sering bermain HP dan nonton TV. Dari hasil wawancara siswa di atas, kita dapat melihat bahwa guru mempunyai pengaruh sangat besar dalam pembelajaran matematika. Siswa menyukai atau tidak menyukai matematika sangat tergantung pada guru matematika. Minat belajar siswa sekitar 50% dipengaruhi oleh guru matematika. Siswa mempunyai minat belajar matematika karena mudah mengerti penjelasan guru, adanya dukungan dari orang tua atau kakak, mempunyai kelompok belajar di rumah, dan guru matematikanya tidak “galak”. Sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah. Selain melakukan wawancara terhadap siswa, peneliti juga melakukan wawancara terhadap seorang guru matematika kelas IX-B. Berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut, guru mengatakan bahwa ada siswa yang menyukai matematika dan juga ada siswa yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

menyukai matematika. Ada siswa yang serius dalam pembelajaran matematika dan karena pada dasarnya ia menyukai matematika. Namun, ada juga siswa yang kurang serius dalam pembelajaran matrematika. Kemampuan siswa kelas IX-B juga berbeda-beda, ada yang tergolong siswa mampu, sedang, dan kurang mampu dalam pelajaran matematika. Menurut guru matematika kelas IX-B, guru merupakan faktor yang mempunyai

pengaruh

sangat

besar

dalam

pembelajaran

matematika. Siswa bisa menyukai atau tidak menyukai matematika sangat tergantung pada guru yang mengajar. Cara mengajar, metode dan perlakuan guru sangat mempengaruhi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tergantung bagaimana guru tersebut membuat pelajaran matematika yang menyenangkan agar siswa bisa menyukai matematika. Ketika

cara

guru

yang

mengajar

tidak

menarik

atau

membosankan, bisa membuat siswa tidak menyukai matematika. Misalkan penjelasan guru yang sulit dimengerti oleh siswa atau guru yang kejam terhadap siswa dapat mengganggu psikologi siswa yang menimbulkan rasa takut terhadap pelajaran maupun guru matematika. Selain itu, guru matematika juga mengatakan seorang siswa menyukai matematika atau tidak menyukai matematika sangat tergantung dari lingkungan tempat tinggal siswa tersebut. Ketika lingkungan yang mendukung maka siswa senang belajar matematika. Misalnya adanya kelompok belajar matematika di rumah. Orang tua juga mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

peran sangat penting, untuk memotivasi serta mendorong anaknya agar selalu belajar matematika dengan teratur di rumah maupun di sekolah. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Siswa Menyukai atau Tidak Menyukai Matematika Berdasarkan pembahasan hasil analisis dan pembahasan kuesioner dan wawancara siswa di atas, banyak faktor yang membuat siswa menyukai atau tidak menyukai matematika. a.

Faktor yang mempengaruhi siswa menyukai matematika Ada beberapa faktor mempengaruhi siswa menyukai matematika yaitu: 1) Siswa mempunyai minat belajar matematika. 2) Siswa mempunyai motivasi belajar matematika. 3) Penjelasan guru mudah dimengerti. 4) Guru tidak suka memukul siswa (galak). 5) Suasana belajar yang nyaman baik di sekolah maupun di rumah. 6) Keluarga yang mendukung dalam belajar matematika. 7) Teman yang mendukung dalam belajar matematika. 8) Siswa mempunyai kelompok belajar di rumah.

b.

Faktor yang mempengaruhi siswa tidak menyukai matematika Ada beberapa faktor yang membuat siswa tidak menyukai matematika yaitu: 1) Tidak mempunyai minat belajar matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

2) Tidak mempunyai motivasi belajar matematika. 3) Guru yang mengajar sangat ‘galak’. 4) Penjelasan guru sulit dimengerti oleh siswa. 5) Suasana kelas yang ribut. 6) Orang tua kurang mendukung siswa dalam belajar matematika. 7) Siswa tidak mempunyai kelompok belajar di rumah. 8) Siswa sering bermain HP atau nonton TV di rumah. E.

Keterbatasan Penelitian Beberapa kelemahan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

Tidak dilakukan observasi dikelas IX-B yang di teliti terlebih dahulu yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

2.

Pada saat pengambilan data, guru tidak membantu dalam pengisian kuesioner, sehingga membuka kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan temannya.

3.

Guru yang diwawancara hanya satu orang, sehingga informasi yang diperoleh masih kurang. Sedangkan guru yang mengajar lebih dari satu guru yang memiliki karakter dan cara mengajar yang berbeda.

4.

Data yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan pengalaman yang dialami oleh siswa sejak SD hingga sekarang (SMP kelas IX), sehingga ada kemungkinan siswa memberikan data tidak 100% murni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

5.

Penelitian ini masih sebatas siswa kelas IX-B SMPS Dharma Nusa, sehingga informasi masih sangat terbatas mengenai faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dalam pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas IXB SMPS Dharma Nusa Flores Timur, dapat disimpulkan sebagai berikut. Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017 masih rendah yaitu sekitar 48,4%. Siswa yang menyukai matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Siswa mempunyai minat belajar matematika, (b) Siswa mempunyai motivasi belajar matematika, (c) Penjelasan guru mudah dimengerti oleh siswa, (d) Guru tidak memukul siswa (galak), (e) Suasan belajar yang nyaman, baik di sekolah maupun di rumah, (f) Keluarga selalu mendukung siswa dalam belajar matematika, (g) Teman yang selalu mendukung dalam belajar matematika, dan (h) Siswa mempunyai kelompok belajar di rumah. Sedangkan siswa yang tidak menyukai matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Siswa tidak mempunyai minat belajar matematika, (b) Siswa tidak mempunyai motivasi belajar matematika, (c) Guru yang mengajar sangat ‘galak’, (d) Penjelasan guru sulit dimengerti oleh siswa, (e) Suasana kelas yang ribut, (f) Orang tua kurang mendukung siswa dalam belajar matematika, (g) Siswa tidak mempunyai kelompok belajar di rumah, (h) Siswa sering bermain HP atau nonton TV di rumah.

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

B.

Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat eberapa saran yang penulis berikan, antara lain: 1. Bagi guru dan calon guru, hendaknya guru-guru khususnya guru mata pelajaran matematika lebih meningkatkan semangat siswa untuk lebih menyukai belajar matematika dan dibiasakan agar siswa aktif dalam belajar matematika. 2. Hendaknya semua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa perlu diperhatikan, khususnya pada mata pelajaran matematika. Sehingga setiap guru harus mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. Dengan mengetahui semua, maka akan menjadi tolak ukur bagi setiap guru untuk selalu meningkatkan minat yang ada pada diri siswa masing-masing. 3. Untuk peneliti selanjutnya, mungkin dapat melakukan penelitian yang sama namun pada subjek dan sekolah yang berbeda, untuk mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi minat siswa dalam pembelajaran matematika. Agar minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika semakin meningkat. 4. Bagi dunia pendidikan, peneliti berharap sebagai seorang guru hendaknya menemukan metode mengajar yang menarik agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan dikalangan siswa demi meningkatkan minat belajar siswa terhadap matematika. 5. Bagi orang tua siswa, agar bisa memperhatikan dan mengontrol pola belajar siswa di rumah maupun di sekolah yang lebih teratur lagi, minat belajar siswa pada pelajaran matematika semakin meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

DAFTAR PUSTAKA Amir, Zubaidah & Risnawati. (2014). Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Aswaja Pressindo Daryanto. (2014). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta : Gava Media Dimyati dan mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Familia,

Tim Pustaka. (2006). Warna-warni Kecerdasan Pendampingannya. Yogyakarta : Kanisius

Anak

dan

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Askara Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Yogyakarta : P2LPTK Khairani, H. Makmum. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta : Aswaja Pressindo Khodijah, Nyayu. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Mustafa, Zainal. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta : Ghana Ilmu Pitadjeng. (2015). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Yogyakarta : Graha Ilmu Rohmah, Noer. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras Runtuhaku, J. Tombokan dan Selpius Kandau. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Sardiman A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta cv Sundayana, Rostina. (2015). Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta cv Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadamedia Grup Syah, Mushibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. RajaGrasido Persada Widoyoko, S. Eko. (2015). Tekniuk Penyusunan Instrumen Penilaian. Yogyakarta : Pustaka Belajar Wijaya, Ariyadi. (2006). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu Winkel, W. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia (https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/ (Diakses pada tanggal 26 Juni 2016, waktu 13:41). http://digilib.upi.edu/administrator/fulltext/t_mtk_019529_asep_kurnia_chapter1. pdf (Diakses pada tanggal 17 Februari 2016, waktu 16:13) https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/aa-litansiswa_wartaguru_.pdf (Diakses pada tanggal 18 Februari 2016, waktu 12:00) https://kelas1.files.wordpress.com/2010/02/a4100402221.pdf tanggal 3 Maret 2016, waktu 10:55)

(Diakses

pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

LAMPIRAN A.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

LAMPIRAN A.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

LAMPIRAN A.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

LAMPIRAN A.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

LAMPIRAN A.5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

LAMPIRAN A.6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

LAMPIRAN A.7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

LAMPIRAN B 1.

Tabel 4.3. Hasil Transkip Wawancara Siswa 1 (PST 21 ) P PST 21

P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21

P PST 21 P PST 21 P

: “Menurut kamu matematika pelajarannya seperti apa?” : “Matematika itu pelajaran yang sangat gampang dan mudah untuk dimengerti dan sangat baik. Sangat baik bermaanfaat bagi sekarang hingga kelak.” : “Kenapa kamu mengatakan matematika itu sangat mudah, kira-kira kenapa?” : “Karena guru yang menjelaskan matematika itu baik dan cara menjelaskannya itu juga mudah dimengerti”. : “Apakah kamu menyukai matematika?” : “Ya, saya suka”. : “Kira-kira coba menjelaskan kenapa kamu menyukai matematika?” : “Karena saya sudah menanamkan cita-cita saya sebagai guru matematika.” : “Kira-kira sejak kapan kamu mulai menyukai matematika?” : “Sejak kelas IV SD sampai sekarang.” : “Coba bisa diceritakan kenapa sejak SD kelas IV sampai sekarang kamu menyukai matematika”. : “Karena sejak masuk SD kelas IV nilai matematika saya baik-baik semua.” : “Kenapa nilaimu bisa baik-baik semua?” : “Karena saya mudah mengerti rumus matematika.” : “Terus menurutmu, apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru mudah dimengerti dan jelas?” : “Mudah dimengerti dan jelas kak.” : “Terus gurunya bagaimana?” : “Gurunya baik, dan dia tidak suka memukul muridnya.” : “Itu dari SD. Terus kalau SMP bagaimana?” : “Gurunya sangat jahat.” : “Jahatnya seperti apa?” : “Jahat, suka memukul, dan jika kita belum mengerti kita bertanya tentang soal yang belum mengerti dia (guru) menyuruh kita bertanya kepada teman yang sudah mengerti.” : “Kira-kira kamu takut dengan guru matematikamu atau tidak, yang SMP yang sekarang?” : “Saya takut” : “Tetapi kamu tetap suka matematika.” : “Tetap suka matematika.” : “Berarti dari SD kelas I sampai kelas III tidak menyukai matematika.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

PST 21 P PST 21 P PST 21 P

: : : : : :

PST 21 P PST 21 P PST 21 P PST 21

: : : : : : :

P PST 21 P PST 21 P

: : : : :

PST 21 P

: :

PST 21 P PST 21 P

: : : :

PST 21 P PST 21

: : :

P PST 21 P PST 21

: : : :

P

:

PST 21

:

P

:

“Tidak suka.” “Coba ceritakan kenapa tidak suka?” “Karena waktu itu gurunya sangat jahat.” “Kok, SD gurunya sangat jahat?” “Iya, waktu itu saya sekolah di Harubala.” “Berarti gurunya sangat jahat sehingga kamu tidak menyukai matematika.” “Iya, gurunya sangat jahat.” “Terus penjelasan dari gurunya bagaimana?” “Penjelasan gurunya sulit untuk dimengerti.” “Senang belajar matematika di sekolah?” “Senang, karena senang menghitung.” “Selain senang menghitung....” “Karena teman saya juga ada yang suka matematika saya juga ikut senang.” “Senang belajar matematika di rumah?” “Senang.” “Kira-kira kenapa?” “Karena kaka saya juga senang di matematika.” “Sehingga ketika mengalami kesulitan selalu dibantu oleh kaka?” “Iya...” “Apakah orang tua sering mengingatkan untuk belajar matematika?” “Tidak pernah mengingatkan.” “Kenapa, kira-kira orang tua terlalu sibuk atau bagaimana?” “Mungkin terlalu sibuk.” “Tetapi kamu sendiri punya kesadaran untuk belajar matematika ya...?” “Iya...” “Menurutmu matematika mudah atau sulit?” “Mudah....karena guru yang menjelaskan mudah dimengerti. Tapi kalau guru yang menjelaskan itu sulit dimengerti, sampai kapanpun saya tidak akan mengerti.” “Menurutmu matematika bermaanfaat atau tidak?” “Sanagat bermaanfaat.” “Tau maanfaatnya?” “Karena jika suatu saat kita punya kios, kita bisa menghitung harga barang itu, dan bisa mengembalikan uang mereka dengan benar.” “Bahgaimana nilai matematikamu dari SD hingga sekarang?” “Nilai matematika di SD baik, dan setelah masuk di SMP nilai saya sedang.” “Kenapa di SD nilainya baik?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

PST 21 P PST 21 P PST 21 P

PST 21

2.

“Karena guru yang menjelaskan itu mudah dimengerti.” “Kalau SMP?” “Sulit untuk dimengerti dimengerti.” “Tetatpi kamu tetap belajar matematika, atau bagaimana?’ “Tetap belajar..” “Kamu maunya pembelajaran matematika seperti apa sehingga kamu tetap suka matematika, dan tetap semangat dalam belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah?” : “Saya ingin guru matematika itu baik, dan cara menjelaskan mudah dimengerti” : : : : : :

Tabel 4.4. Hasil Transkip Wawancara Siswa 2 (PST 5) P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P

: “Menurut kamu matematika pelajarannya seperti apa?” : “Menurut saya pelajaran matematika itu ada yang susah dan ada yang gampang.” : “Kenapa ada yang susah dan ada yang mudah?” : “Karena kadang soalnya sangat mudah, dan soalnya sangat susah.” : “Oh...seperti itu....” : “Iya...” : “Apakah kamu menyukai matematika?” : “Tidak.....” : “Kenapa tidak menyukai matematika?” : “Karena gurunya terlalu galak...” : “Apa lagi....?” : “Dan cara penjelasan (guru) dengan nada sangat perlahan....dan mukanya terlalu asam...” : “Mukanya terlalu serius...?” : “Asam.....marah...” : “Jadi kamu menjadi takut...?” : “Iya takut....sangat takut...” : “Sejak kapan kamu tidak menyukai matematika?” : “Sejak SMP kelas 2 baru-baru ini.” : “Berarti dari SD kelas I sampai SMP kelas VII kamu menyukai matematika...” : “Iya....” : “Kenapa begitu..?” : “Karena cara gurunya mengajar sangat baik...” : “Sanagat baik, maksudnya bagaimana?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

PST 5

P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5

P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5

: “Mudah dimengerti, suaranya sangat lantang, menjelaskan berulang-ulang kali sampai muridnya betul-betul mengerti.” : “Selain itu....?” : “Selain itu,.....gurunya juga ya baik...” : “Kenapa sejak SMP kelas 2 kamu tidak menyukai matematika?” : “Karena ketemu gurunya....sudah jahat...” : “Sudah jahat, apa lagi...?” “Penjelasannya tidak mudah dimengerti....” : “Menurut kamu matematika itu bermaanfaat atau tidak?” : “Sangat bermaanfaat...” : “Coba ceritakan, kenapa sangat bermaanfaat...?” : “Karena, ya jika cita-cita kita ingin jadi pedagang terkenal.” : “Terus bagaimana?” : “Nah...secara matematika orang yang membeli kita punya barang, kembalian uangnya itu harus benar dan pas...” : “Bagaimana nilai matematikamu dari SD hingga sekarang?” : “Ada yang baik, ada yang sedang.” : “Terus......?” : “Kalau baik dari 70 samapai 80....” : “Kenapa bisa baik...?” : “Kan..... belajar...” : “Belajar....?” : “Iya...kan sejak SD kelas 1 sampai SMP kelas 1 saya memang suka matematika, sehingga saya belajar. Tetapi sejak masuk SMP kelas 2 nilainya kurang” : “Karena malas belajar..?” : “Karena malas belajar, karena penjelasan gurunya sulit dimengerti.” : “Kamu senang belajar matematika di sekolah?” : “Tidak.....” : “Tidak senang.....apakah suasananya terlalu ribut?” : “Iya terlalu ribut...” : “Terus apa lagi?” : “Dan kebanyakan jika saya panggil teman untuk mengajar saya mereka tidak mau.” : “Kenapa tidak mau tanya guru..?” : “Aiiii......gurunya itu malas...” : “Takut bertanya..?” : “Iya takut....” : “Senang belajar matematika di rumah?” “Tidak...”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105

P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P

PST 5

P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5 P PST 5

3.

: “Punya kelompok belajar di rumah?” : “Tidak punya teman dirumah.” : “Karena tidak punya teman, jadi malas belajar matematika di rumah..?” : “Iya...” : “Apakah orang tua pernah mengingatkan belajar di rumah?” : “Pernah....” : “Apakah kamu ikut.........?” : “Tidak...” : “Kenapa tidak ikut?” : “Ya....karena tidak ada teman di rumah, untuk mengajar matematika” : “Kamu maunya pembelajaran matematika seperti apa sehingga kamu tetap suka matematika, dan tetap semangat dalam belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah?” : “Kalau di sekolah saya mau teman yang otaknya pintar bisa membimbing saya, dan teman jagan sombong dengan kepintarannya itu. : “Selain itu apa lagi...?” : “Saya juga suka kalau teman yang otaknya pintar itu mengajak saya belajar matematika.” : “Kalau dari gurunya bagaimana?” : “Gurunya...?” : “Iya, maunya gurunya bagaimana agar kamu senang belajar matematika...” : “Ya...gurunya itu harus baik, penjelasannya harus jelas.” : “Jadi mau gurunya harus senyum....banyak senyum?” : “Iya,,,harus senyum....” : “Kalau di rumah maunya bagaimana?” : “Kalau di rumah teman dari luar mengajar saya.” : “Mau ada perhatian dari orang tua agar kamu belajar matematika?” : “Iya...mau...”

Tabel 4.5. Hasil Transkip Wawancara Siswa 3 (PST 12) P PST 12

: :

P PST 12

: :

“Menurut kamu matematika pelajarannya seperti apa?” “Menurut saya pelajaran matematika itu gampanggampang sulit.” “Kenapa gampang-gampang sulit?” “Karena karena materi yang diberikan sesuai kemampuan kita?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

P PST 12

: :

P

:

PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P

: : : : : : : :

PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12

: : : : : : :

P

:

PST 12 P

:

PST 12 P PST 12

: :

P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12

: : : : : : : :

P

:

PST 12 P

: :

“Maksudnya bagaimana?” “Maksudnya, kalau materi itu gampang ya bisa dikerjakan.” “Oww....jadi itu menurut kamu, jadi kalau itu sulit berarti sulit dikerjakan.” “Iyaa......” “Apakah kamu menyukai matematika?” “Tidak suka....” “Kenapa tidak suka?” “karena saya tidak suka menghitung.” “Sejak kapan kamu tidak menyukai matematika?” “Sejak SMP.....” “Bisa diceritakan kenapa sejak SMP kamu tidak menyukai matematika?” “Sejak bertemu dengan guru matematikanya....” “Kenapa....?” “Karena guru matematikanya itu jahat.....” “Sehingga kamu takut dengan guru matematikanya...?” “Iya....” “Bagaimana dengan penjelasan gurunya..?” “Penjelasan gurunya sedikit, dan tidak mudah dimengerti...” “Sejak SMP kelas berapa kamu tidak menyukai matematika..?” “Sejak SMP kelas 2.....” “Kenapa sejak SMP kelas 2 tidak menyukai matematika, bisa diceritaka...?” “Bisa....” “oke...coba ceritakan!” “Karena pertama kali ketemu guru matematika pas dia mengajar mukanya sangat galak.” “sehingga kamu taku...?” “Iya...takut...” “Tapi orangnya galak atau tidak..?” “Saat di luar orangnya baik, tapi saat pembelajaran galak.” “Menurutmu matematika bermaanfaat atau tidak?” “Matematika itu bermaanfaat juga untuk kita.” “Terus...?” “Karena dalam matematika itu teknik menghitung, jadi membuat kita itu cepat berpikir.” “Bagaimana dengan nilai matematikamu dari SD hingga sekarang?” “Nilai SD saya memuaskan....” “Kenapa memuaskan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107

PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P

PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12 P PST 12

“Karena di SD itu mudah dimengerti. Sejak masuk SMP nilai menurun.” : “Kenapa menurun...?” : “Tergantung dari gurunya....” : “Kalau mudah dimengerti berarti nilai baik...?” : “Iya...” : “Apakah senang belajar matematika di sekolah?” : “Tidak...” : “Kenapa...?” : “Karena tidak ada teman yang membantu belajar.” : “Kenapa tidak mau tanya guru?” : “Karena takut.” : “Senang belajar matematika di rumah?” : “Tidak senang...” : “Kenapa tidak senang...?” : “Karena jaman sekarang ini banyak elektronik.” “ “Terus....?” : “Jadi belajar itu kurang, lebih fokus ke alat elektronik seperti HP, TV.....” : “kamu maunya pembelajaran matematika seperti apa sehingga kamu tetap suka matematika, dan tetap semangat dalam belajar matematika baik di sekolah maupun di rumah?” : “Gurunya yang baik, penjelasannya mudah dimengerti dan jelas.” : “Oke...apa lagi...?” : “Hanya itu.” : “Kalau di rumah.” : “Maunya membentuk kelompok belajar...” : “Kalau dari orang tua bagaimana?” : “Tidak juga.....” : “Tapi senang belajar matematika di rumah atau tidak?” : “Kadang-kadang...” : “Terus maunya bagaimana agar kamu senang belajar matematika dirumah?” : “Maunya belajar bareng orang tua...” : “Belajar bersama orang tua.....?” : “Iya.....kalau belum ada kelompok belajar maunya belajar bareng orang tua.” :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

4.

Tabel 4.6. Hasil Transkip Wawancara Siswa 4 (PST 17) P PST 17 P PST 17

: : : :

P PST 17 P PST 17

: : : :

P PST 17 P PST 17 P PST 17 P

: : : : : : :

PST 17

:

P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17

: : : : : : : : : : :

P PST 17

: :

: : : :

“Menurut kamu pelajaran matematika itu seperti apa?” “Matematika itu menurut saya pelajaran yang mudah.” “Kira-kira kenapa mudah?” “Karena kalau kita belajar dan terus berusaha kita pasti bisa dan bisa dimengerti. Soalnya pelajaran matematika mudah dipahami, bukan sulit.” “Apakah kamu menyukai matematika?” “Saya suka.” “Suka matematika...kira-kira kenapa suka matematika?” “Karena dengan belajar dengan tekun kita bisa belajar matematika dengan baik, dan aku suka gurunya bahwa gurunya itu mengajarkannya sangat baik sehingga cepat untuk dimengerti.” “Apakah penjelasan gurunya jelas?” “Ya,... jelas.” “Sejak kapan kamu menyukai matematika?” “Sejak aku SMP..” “Sejak SMP..? Berati sejak SD kamu tidak menyukai..?” “Iya....” “Oke, sekarang coba kamu ceritakan kenapa di SMP kamu menyukai matematika?” “Karena waktu di SD aku tidak belajar, tapi selama masuk SMP aku belajar sehingga aku tau pelajaran matematika itu gampang bukan sulit.” “Selain itu apa lagi?” “Karena guru yang mengajarkan mudah dipahami.” “Gurunya galak atau tidak?” “Sebenarnya galak sihhh......” “Tetapi kamu tetap menyukai matematika...?” “Iya....” “Suka gurunya...?” “Iyaa....” “Kalau SD kenapa tidak suka matematika?” “Karena banyak rumus dan sulit dimengerti.” “Penjelasan gurunya bagaimana?” “Sulit dimengerti, karena terlalu cepat.” “Menurut kamu matematika sulit atau gampang?” “Gampang.” “Kenapa gampang?” “Karena kalau kita berusaha kita pasti bisa mengerjakannya.” “Menurut kamu matematika bermaanfaat atau tidak?” “Sangat bermaanfaat.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P PST 17 P

PST 17 P PST 17

: “Mengapa?” : “Karena dengan belajar matematika kita bisa tau menghitung.” : “Apalagi....?” : “Dan kelak nanti bisa jadi seorang guru matematika.” : “Cita-cita jadi guru matematika?” : “Tidak...” : “Bagaimana nilai matematikamu dari SD hingga sekarang?” : “Nilai matematikaku dari SD hingga sekarang ada perubahannya.” : “Perubahannya bagaimana?” : “Di SD nilai matematikaku sangat jelek, bahkan aku bisa dapat nilai Nol.” : “Kira-kira kenapa?” : “Malas belajar, dan rumus-rumusnya belum memahami” : “Kenapa nilaimu mengalami perubahan dari jelek jadi baik?” : “Karena aku waktu SD malas belajar, tapi sejak SMP rajin belajar jadi nilainya baik.” : “Apakahkah kamu senang belajar matematika di Sekolah?” : “Senang...” : “Kenanpa senang?” : “Karena gurunya baik, dan penjelasan gurunya mudah dimengerti.” : “Senang belajar matematika di rumah?” : “Tidak.” : “Punya kelompok belajar matematika di Rumah?” : “Punya.” : “Tapi tidak pernah belajar...?” : “Iya,,, kalau kami belajar itu main-main saja.” : “Kenapa saat belajar main-main saja?” : “Karena kurang ada dukungan.” : “Dukungan dari mana?” : “Dari teman-teman, karena cuman main-main saja.” : “Orang tua pernah mengingatkan belajar?” : “Pernah..” : “Kenapa tidak mau ikut?” : “Maunya kemauan sendiri.” : “Menurutmu pembelajaran matematika itu seperti apa, agar kamu tetap suka belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah?” : “Gurunya yang mengajar tidak terlalu keras.” : “Apalagi...?” : “Mengajarkannya pelan-pelan, agar mudah dimengerti.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110

5.

Tabel 4.7. Hasil Transkip Wawancara Siswa 5 (PST 22) P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22

: “Menurut kamu pelajaran matematika seperti apa?” : “Kalau pelajaran matematika bagi saya itu pelajaran yang sangat sulit.” : “Kira-kira kenapa sangat sulit?” : “Karena saya takut dengan gurunya, karena gurunya sangat galak.” : “Gurunya sangat galak...?” : “Gurunya sangat galak sehingga saya tidak bisa mengerti.” : “Apakah kamu menyukai matematika?” : “Saya tidak menyukai matematika karena gurunya jelas terlalu cepat dan saya tidak mengerti.” : “Sejak kapan kamu tidak menyukai matematika?” : “Sejak masuk SMP.” : “Berarti SD suka?” : “Iya.....” : “Bisa diceritakan kenapa masuk SMP kamu tidak menyukai matematika?” : “Karena gurunya itu jahat jadi saya tidak menyukai matematika.” : “Penjelasan gurunya bagaimana?” : “Penjelasan gurunya saya tidak terlalu dengar.” : “Suara gurunya pelan...?” : “Iya.....” : “SD suka matematika?” : “Iya....” : “Kira-kira kenapa SD kamu suka matematika?” : “Karena SD gurunya menjelaskan pelan, kasih contohnya itu bagus.” : “Kasih contoh mudah dimengerti?” : “Iya.....” : “Apa lagi..?” : “Gurunya baik.....jadi saya suka” : “Jadi kamu suka matematika.” : “Iya...” “Menurut kamu matematika sulit atau gampang?” : “Menurut saya matematika sulit.” : “Kenapa?” : “Karena banyak rumusnya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P

: : : : : : : : :

PST 22

:

P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P PST 22 P

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

PST 22 P PST 22 P PST 22

: : : : :

“Jadi sulit?” “Iya, sulit...banyak rumus jadi tidak simpan di otak.” “Menurut kamu matematika bermaanfaat atau tidak?” “Matematika sangat bermaanfaat” “Kenapa?” “Karena kita bisa menghitung, bisa jadi guru.” “Ingin jadi guru?” “Tidak.” “Bagaimana nilai matematikamu dari SD sampai sekarang?” “Sejak SD nilai saya lumayan baik, tapi sejak masuk SMP saya tidak pernah mendapat nilai 5 keatas.” “Kira-kira kenapa begitu?” “Karena kurang belajar.” “Kenapa?” “Malas...” “Kenapa malas?” “Karena saya tidak suka dengan gurunya.” “Apakah kamu senang belajar matematika di sekolah?” “Tidak...” “Kenapa tidak?” “Suasananya ribut.....” “Selain itu...?” “Gurunya sangat jahat.” “Penjelasannya mudah dimengerti?” “Tidak..” “Senang belajar matematika di rumah?” “Tidak....” “Kenapa tidak?” “Karena di rumah banyak ade, jadi ribut.” “Apakah orang tua pernah mengingatkan belajar?” “Pernah...” “Apakah kamu ikut?” “Tidak, karena di rumah ribut, jadi belajar diluar.” “Jadi kamu senang belajar pada suasana yang tenang ?” “Iya...” “Menurutmu pembelajaran matematika itu seperti apa, agar kamu tetap suka belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah?” “Gurunya baik sedikit,...ramah..” “Menurutmu selama ini gurunya kurang ramah?” “Iya...” “Apa lagi...?” “Ajarnya juga pelan-pelan, dan suaranya di kasih besar.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112

6.

Tabel 4.8. Hasil Transkip Wawancara Siswa 6 (PST 7) P PST 7 P PST 7

: : : :

P PST 7 P PST 7 P PST 7

: : : : : :

P PST 7 P PST 7

: : : :

P

:

PST 7

:

P PST 7 P PST 7 P PST 7

: : : : : :

P PST 7 P PST 7

: : : :

P PST 7 P PST 7 P PST 7 P

: : : : : : :

“Menurutmu pelajarn matematika Seperti apa?” “Menurut saya pelajaran matematika sangat menarik.” “Kira-kira-apanya yang menarik.” “Karena dengan belajar matematika itu kita bisa mencari tau apa yang belum kita tau menjadi tau.” “Itu yang membuatmu menarik dengan matematika...?” “Iya.....” “Apakah kamu menyukai matematika?” “Menyukai.” “Kira-kira kenapa menyukai matematika.” “Saya menyukai matematika itu saya bisa mencari rumus, menghitung dengan baik.” “Bagaimana cara guru mengajar matematika di kelas?” “Cara mengajar matematika di kelas itu ada 2 guru...” “Iya....” “Kalau bu X mengajar kita belum mengerti di tanya bilang tanya aja diteman, tapi kita kan belum mengerti tanya juga dia bilang kerja jadi kita kerja saja. Tapi kalau pa Y kalau kita tanya belum mengerti dia jelaskan ulang lagi dari awal sampai kita mengerti dulu” “Terus kalau mengalami kesulitan belajar, apakah diam saja atau bertanya pada teman.... atau guru...?” “Kalau saya mengalami kesulitan saya bisa bertanya pada bapak ibu guru atau teman.” “Berani bertanya?” “Iya...” “Apakah metode yang digunakan guru menarik?” “Kadang menarik kadang tidak.” “Kalau menarik itu seperti apa?” “Kalau materi yang diberikan cepat mengerti berarti saya senang, tapi kalau tidak cepat dimengerti saya tidak suka.” “Apakah senang belajar matematika di sekolah?” “Di sekolah suka.” “Kenanpa...?” “Suasana aman, rumus-rumus mudah mengerti dimengerti.” “Kalau di rumah?” “Kadang-kadang.” “Dirumah punya teman atau kelompok belajar?” “Tidak...” “Tidak punya...?” “Iya....” “Di rumah belajar sendiri...?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113

PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7

P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7

: “Belajar sendiri...” : “Pernah mengerjakan soal-soal di buku terlebih dahulu sebelum dibahas?” : “Belum...” : “Belum pernah?” : “Iya...” : “Sejak kapan kamu mulai menyukai matematika?” : “Sejak kelas 2 SD.” : “Kenapa sejak kelas 2 SD mwnyukai? Gurunya bagaimana?” : “Karena gurunya baik, menariki dan mudah dimengerti.” : “Berarti dari kelas 2 SD sampai sekarang tetap menyukai matematika?” : “Tetap menyukai matematika.” : “Menurutmu apakah matematika sangat bermaanfaat bagi pribadimu?” : “Sangat bermaanfaat.” : “Maanfaatnya seperti apa?” : “Maanfaatnya kita belajar matematika, kita bisa mencari nilai mata uang, bisa mencari kesulitan-kesulitan.” : “Bagaimana kamu belajar matematika di rumah?” : “Mencari rumus...” : “Mencari tau sendiri...?” : “Kadang cari tau sendiri, kadang tanya di kaka...” : “Kaka suka membantu dalam belajar matematika?” : “Kadang suka membantu kadang tidak....” : “Kalau cara belajar matematika di sekolah?” : “Guru kasi pelajaran ikut dengan baik agar mudah dimengerti.” : “Bagaimana nilai matematikamu dari SD hingga sekang?” : “Kadang baik, kadang tidak?” : “Yang tidak baik itu, kira-kira sejak kelas berapa?” : “Sejak kelas 1 SMP.” : “Kenapa nilainya tidak baik?” : “Karena guru yang ngajar itu kadang kita tanya dia tidak kasih tau prosesnya, dan dia menyuruh kita cari tau sendiri.” : “Tetapi keadaan demikian kamu tetap suka matematika?” : “Tetap menyukai matematika.” : “Kamu sendiri menyukai gurunya atau tidak?” : “Menyukai gurunya...” : “Jujur ni...?” : “Jujur...” : “Kalau SD?” : “Suka juga.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7 P PST 7

7.

: “Apakah gurunya kejam?” : “Tidak, tapi kadang kejam.” : “Kejamnya seperti apa? Misalkan tidak tau menjawab kirakira gurunya buat apa?” : “Marah.....” : “Selain marah.....?” : “Dipukul.” : “Kalau di pukul kamu sendiri takut atau tidak?” : “Tidak takut.” : “Dipukul ni masalahnya...?” : “Dipukul lebih baik lagi agar kita bisa menjadi tau lagi.” : “Jadi menurutmu tidak menjadi masalah walaupun gurunya keras?” : “Iya tidak menjadi masalah.” : “Tapi tetap menyukai matematika?” : “Teatap menyukai matematiaka”.

Tabel 4.9. Hasil Transkip Wawancara Siswa 7 (PST 30) P PST 30

P PST 30 P PST 30

P PST 30 P PST 30

P PST 30 P PST 30

: “Menurut kamu pelajaran matematika seperti apa?” : “Menurut saya pelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang sangat penting untuk kita dan bermaanfaat buat kita, karena matematika adalah ilmu pasti.” : “Apakah kamu menyukai matematika?” : “Menurut pripadi saya sendiri saya tidak suka matematika.” : “Alasannya...?” : “Alasannya karena matematika adalah suatu pelajaran sangat menyulitkan bagi saya. Karena dalam proses belajar mengajar guru menjelaskan saya sama sekali tidak mengerti, itu alasannya.” : “Tidak mengerti penjelasan guru....?” : “Iya.....” : “Yang membuat tidak mengerti apanya, misalnya penjelasan guru terlalu cepat atau bagaimana?” : “Kalau menurut pribadi saya sendiri baik penjelasan guru itu cepat, atau lambat atau pas, bagaimana-bagaimana tidak akan masalah. Jujur saya katakan matematika sangat sulit untuk saya pahami.” : “Tapi penjelasan guru itu sendiri bagaimana? Baik atau bagaimana?” : “Baik.” : “Sudah baik...?” : “Iya...”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

P PST 30 P PST 30

P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30

P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30

P PST 30 P PST 30 P PST 30 P

: “Apakah kamu suka belajar matematika di sekolah?” : “Kalau khusus di sekolah saya senang belajar matematika.” : “Kenapa senang belajar matematika di sekolah, sedangkan kamu sendiri tidak menyukai matematika.” : “Alasannya begini, karena saat di sekolah banyak teman jadi bisa berbagi pikiran untuk cakar-cakar begini, jadi saat di sekolah saya bisa.” : “Oww...jadi di sekolah kamu bisa...?” : “Dalam hal ini bukan bisa semua, tapi sedikit-sedikit memang bisa. Karena bisa minta bantuan dari teman.” : “Sehingga tidak mengerti tanya teman...?” : “Iya....tidak mengerti tanya teman, tapi kalau untuk saya sendiri jujur sangat berat.” : “Sangat berat?” : “Iya sangat berat.....itu hanya untuk pelajaran matematika saja.” : “Menurutmu matematika itu sulit atau tidak?” : “Menurut saya sendiri matematika sangat sulit bagi saya. Sangat sulit karena saya kurang paham materi itu atau sama sekali tidak mengerti materi itu sehingga saya mengatakan sulit. Tapi bagi orang yang merasa mudah mengatakan matematika tidak sulit.” : “Sejak kapan kamu mulai tidak menyukai matematika?” : “Sejak dari SD kelas 4 hingga sekarang.” : “Dari SD kelas 1 sampai 3 bisa?” : “Iya...bisa-bisa saja...tapi dari SD kelas 4 sampai sekarang belum.” : “Belum bisa?” : “Bukan belum bisa, tapi memang tidak bisa..... berat...” : “Apa yang membuat menjadi berat?” : “Tidak tau... mungkin karena saya kurang perhatikan di depan, kurang perhatikan disaat guru menjelaskan atau disaat cakar saya tidak konsentrasi atau bagaimana saya juga tidak tau.” : “Kalau belajar matematika di rumah?” : “Kurang.” : “Kurang atau tidak pernah?” : “Ya, kadang tidak pernah karena palingan saat mau ujian baru belajar matematika.” : “Berarti tidak punya kelompok di rumah atau teman belajar?” : “Tidak ada, karena di saat pelajaran matematika tidak ada sama-sama teman belajar matematika.” : “Bagaimana cara belajar di sekolah?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116

PST 30

P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30 P PST 30

: “Palingan guru menyuruh cakar-cakar, atau kerja-kerja begitu baru saya bisa mencakar-cakar atau mengerjakan bersama teman.” : “Kalau di rumah?” : “Kalau di ruamah tidak ada sama sekali.” : “Itu memang tidak ada niat untuk belajar matematika atau bagaimana?” : “Ada. Kalau niat ada, tapi merasa berat ini tidak mengerti tidak mengerti, jadi sulit bagi saya.” : “Nah,,,kalau tidak mengerti kenapa tidak mau cari tau...?” : “Belum ada niat.” : “Belum ada niat untuk cari tau?” : “Iya...” : “Terus memang tidak ingin mau taun tentang matematika atau bagaimana?” : “Mau tau.” : “Kalau nilai matematika mu dari SD sampai sekarang? Meningkat atau bagaimana?” : “Tidak meningkat, tapi tetap tuntas.” : “Menurutmu apakah matematika bermaanfaat bagi pribadimu?” : “Sangat bermaanfaat.” : “Maanfaatnya kira-kira seperti apa?” : “Maanfaatnya supaya kita jangan ditipu.” : “Kalau maafaat dalam kehidupan sehari-hari?” : “Misalkan dalam suatu pembelanjaan, dalam hal ini penjumlahan itu kan berkaitan dengan uang.” : “Apakah cara mengajar guru menarik?” : “Menanrik.” : “Kenapa?” : “Penjelasan guru cepat dimengerti.” : “Berarti kalau lambat dimengerti kamu mengatakan tidak menarik?” : “Iya...” : “Walaupun itu menarik...?” : “Iya....” : “Jadi kamu tetap tidak menyukai matematika ya?” : “Iya ...tidak menyukai.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117

8.

Tabel 4.10. Hasil Transkip Wawancara Siswa 8 (PST 24) P PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24 P

: : : : : : : : :

PST 24

:

P

:

PST 24 P PST 24 P PST 24 P

: : : : : :

PST 24

:

P PST 24 P PST 24 P PST 24

: : : : : :

P

:

PST 24

:

P PST 24 P PST 24 P PST 24 P

: : : : : : :

“Menurut kamu pelajaran matematika seperti apa?” “Pelajaran yang sulit.” “Selain sulit apalagi?” “Membosankan.” “Kenapa sulit dan membosankan?” “Karena banyak rumus-rumusnya.” “Selain banyak rumusnya?” “Pelajarannya sulit.” “Terus cara guru mengajar mudah dimengerti atau bagaimana?” “Tidak mudah dimengerti, karena penjelasannya terlalu cepat.” “Terus kalau penjelasannya terlalu cepat, itu tidak ada niat untuk bertanya?” “Ada niat untuk bertanya, tapi takut.” “Kenapa takut?” “Karena gurunya terlalu galak.” “Galak tu seperti apa?” “Bentak-bentak begitu.” “Terus kalau tidak bisa mengerjakan soal, apa yang dilakukan oleh gurunya?” “Kalau tidak tau, dia tanya di teman lain dan mereka tau tempeleng yang tidak tau.” “Terus sejak kapan kamu tidak suka matematika?” “SMP kelas 2.” “SMP kelas 1 suka?” “Iya....” “Kenapa sejak SMP kelas 2 tidak menyukai matematika?” “Karena naik SMP kelas 2 pelajarannya semakin luas dan buat saya binggung.” “Terus dari gurunya bagaimana, sistem pembelajarannya gimana?” “Kalau untuk ibu X pelajaran matematika saya tidak mengerti sama sekali, tapi kalau pak Y saya mudah mengerti.” “Pak Y mengajar di kelas....?” “Kelas 8.” “Kalau kelas 7 tidak mengerti?” “Di kelas 7 ibu X tidak mengerti.” “Penjelasannya bagaimana?” “Terlalu cepat.” “Terus menurutmu pembelajaran yang dilakukan ibu Sensi menarik atau tidak?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118

PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24 P PST 24

: : : : : : : : : : : : : : :

P PST 24 P

: : :

PST 24 P PST 24 P PST 24 P

: : : : : :

PST 24 P PST 24 P PST 24 P

: : : : : :

PST 24

:

P PST 24 P PST 24

: : : :

P PST 24

: :

“Tidak menarik.” “Membosankan atau tidak?” “Membosankan.” “Kenapa?” “Karena penjelasannya terlalu cepat.” “Kenapa SD kamu suka matematika?” “Karena guru-guru penjelasannya mudah dimengerti.” “Selain mudah dimengerti apa lagi?” “Gurunya baik.” “Apakah kamu senang belajar matematika di sekolah?” “Tidak.” “Kenapa?” “Malas...” “Kenapa malas?” “Karena di sekolah banyak teman, jadi tidak konsen belajar.” “Terus kalau di rumah?” “Belajar, tapi pada saat hampir ada ujian atau ulangan.” “Terus, orang tua tidak pernah mengingatkan belajar di rumah?” “Pernah.” “Apakah kamu laksanakan?” “Tidak.” “Kenapa?” “Tidak ada niat.” “Terus kalau ada tugas dan kamu tidak bisa mengerjakan, apakah orang tuamu membantu?” “Kakak yang membantu.” “Kakak?” “Iya, kami dua cakar....” “Kalian berdua hitung?” “Iya.....” “Terus nilai matematikamu dari SD hingga sekarang bagaimana?” “Sejak SD memuaskan, karena nilai matematika 8 keatas. Dan sejak SMP nilai matematika menurun.” “Menurutmu matematika sulit atau tidak?” “Sebenarnya tidak sulit.” “Tetapi kamu tetap tidak suka?” “Iya, tergantung gurunya. Kalau gurunya baik saya suka matematika.” “Punya kelompok belajar di rumah?” “Tidak.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119

9.

Tabel 4.11. Hasil Transkip Wawancara Siswa 9 (PST 14) P PST 14 P PST 14

: : : :

P PST 14 P PST 14 P

: : : : :

PST 14

:

P

:

PST 14

:

P

:

PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P

: : : : : : : : : : : : : : : : : :

PST 14 P

: :

“Menurut kamu pelajaran matematika seperti apa?” “Pelajaran yang sangat mudah.” “Kenapa?” “Karena setiap saya belajar di SD gurunya baik, ada yang jahat misalnya saat kita sementara belajar kadang guru mengajar terburu-buru jadi kadang di mengerti dan kadang tidak.” “Kamu menyukai matematika atau tidak?” “Menyukai.” “Kenapa?” “Karena dari SD saya sudah menyukai matematika.” “Terus menurutmu metode yang di gunakan guru dari SD sampai sekarang bagaimana?” “SD gurunya baik, dan cara menjelaskannya ada yang kurang mengerti.” “Terus kalau ada yang belum mengerti, apakah kamu bertanya?” “Bertanya, kalau tidak mengerti harus bertanya agar bisa tau.” “Misalkan kalian tidak bisa mengerjakan soal di papan gurunya bagaimana?” “Memukul kami.” “Apakah kamu takut?” “Iya, takut.” “Tapi kamu tetap menyukai matematika?” “Iya.” “Apakah kamu senang belajar matematika di sekolah?” “Senang, belajar dengan teman-teman.” “Terus suasana kelasnya bagaimana?” “Ribut, jadi sering terganggu.” “Tapi tetap senang belajar matematika?” “Iya...” “Terus kalau di rumah?” “Senang.” “Sering belajar matematika di rumah?” “Sering.” “Belajarnya seperti apa?” “Belajar sendiri.” “Terus kalau mengalami kesulitan belajar matematika di rumah, terus bagaimana?” “Bantu dari kakak.” “Apakah orang tua pernah mengingatkan belajar matematika?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14

P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14 P PST 14

: “Iya, ...jadi misalkan saya bantu orang tua dan lupa belajar, orang tua bilang belajar dulu.” : “Nah, misalkan kamu mendapat nilai matematika baik, kira-kira orang tua ada kasih hadia atau tidak?” : “Kasih.” : “Bagaimana cara belajar matematika di rumah?” : “Cakar-cakar, dan kadang sulit tanya kakak.” : “Terus kalau cara belajar matematika di kelas?” : “Misalnya guru tidak masuk, mengerjakan soal latihan sendiri.” : “Bagaimana nilai matematikamu dari SD hingga sekarang?” : “Dari SD kelas 1 samapai kelas 3 jelek.” : “Terus selanjutnya baik...?” : “SMP kelas 1 jelek.” : “Apakah kamu menyukai guru matematika?” : “Tidak senang.” : “Itu guru SD atau SMP?” : “Guru SMP.” : “Boleh diceritakan kenapa tidak senang...?” : “Karena setiap les dalam mengerjakan soal waktunya tidak cukup, terlalu cepat penjelasan guru kadang tidak mengerti.” : “Kira-kira berani berani bertanya atau tidak ketika belum mengerti?” : “Tidak berani.” : “Kenapa tidak berani?” : “Malu denagn teman-teman.” : “Kenapa malu?” : “Karena ketika bertanya teman-teman sering tertawa.” : “Menurutmu cara guru mengajar menarik atau tidak?” : “Menarik, tapi ada yang kurang dimengerti.” : “Maksudnya bagaimana?” : “Karena penjelasannya tidak detail dan terstruktur.” : “Tau maanfaat matematika dalam kehidupan sehari- hari?” : “Tidak tau.” : “Guru sering mengaitkan materi dengan kehidupan nyata?” : “Tidak.” : “Jadi hanya mengajar materi begitu saja?” : “Iya, jadi kita kadang tidak mengerti.” : “Bagaimana guru menjelaskan suatu rumus?” : “Guru langsung kasih rumus, tidak lama kemudian pindah ke tempat lain, kadang langkah begitu jadi tidak dimengerti.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121

P PST 14 P PST 14 P PST 14

10.

: “Bagaimana nilai matematikamu dari dulu sampai sekarang?” : “Makin meningkat.” : “Kenapa semakin meningkat?” : “Karena saya biasa belajar, supaya saya bisa tau.” : “Jadi kalau tidak tau berusaha sendiri?” : “Tanya teman yang tau.”

Tabel 4.12. Hasil Transkip Wawancara Siswa 10 (PST 20) P PST 20 P PST 20

: : : :

P

:

PST 20 P PST 20 P PST 20

: : : : :

P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P

: : : : : : : : :

PST 20

:

P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20

: : : : : : : :

“Menurut kamu pelajaran matematika seperti apa?” “Sangat menarik.” “Kenapa menarik?” “Karena menantang kita untuk berpikir lebih dalam dan tau tentang matematika.” “Ow... jadi yang menantang itu membuat kamu menyukai matematika?” “Iya...” “Kamu menyukai matematika atau tidak?” “Sangat suka.” “Kenapa?” “Karena menarik, dan menantang kita berpikir lebih dalam dan orang tua saya juga menyukai matematika.” “Orang tuamu juga guru matematika?” “Tidak.” “Sejak kapan kamu suka matematika?” “Sejak SD.” “Kelas berapa?” “Kelas 4.” “Sampai sekarang...?” “Iya...” “Kenapa SD kelas 4 sampai sekarang menyukai matematika?” “Karena gurunya itu menjelaskan tentang matematika sangat mudah saya pahami.” “Selain itu?” “Pelajaran yang menarik, untuk berpikir.” “Berarti dari SD kelas 1 sampai kelas 3 tidak menyukai?” “Dari SD kelas 1 sampai kelas 3 itu gurunya beda.” “Bedanya itu bagaimana?” “Gurunya menjelaskan kurang dimengerti.” “Kenapa kurang dimengerti.” “Karena guru menjelaskan terlalu cepat.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122

P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20

“Gurunya kejam atau tidak?” “Kejam...” “Kejamnya seperti apa?” “Dipukul.” “Kok SD kelas 1 dipukul....?” “Kalau kelas 1 dimarahin, kelas 2, 3 dipukul.” “Terus sampai sekarang masih dipukul?” “Masih...” “Kamu suka dengan guru matematika?” “Suka.” “Mungkin ada guru yang kamu tidak suka?” “Saya tidak suka itu guru yang galak.” “Menurutmu apakah matematika bermaanfaat?” “Sanagt bermaanfaat.” “Tau maanfaatnya?” “Tau...” “Seperti apa?” “Ketika ada orang tanya matematika kita bisa jawab.” “Apakah kamu senang belajar matematika di sekolah?” “Sangat Suka.” “Kenapa?” “Kalau kita tidak mengerti tanya teman.” “Berani bertanya pada guru?” “Berani.” “Senang belajar matematika di rumah?” “Senang.” “Kenapa senang?” “Karena orang tua juga suka matematika.” “Apakah pernah diingatkan orang tua belajar matematika?” “Pernah.” “Orang tua mendukung?” “Iya, mendukung.” “Punya kelompok belajar?” “Tidak punya.” “Sering belajar matematika di rumah?” “Sering.” “Dengan siapa?” “Dengan kakak.” “Terus kalau mengalami kesulitan?” “Dibantu.” “Bantunya seperti apa?” “Menjelaskan rumus-rumusnya...” “Kalau orang tua membantu menjelaskan matematika atau tidak?” : “Membantu.” : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123

P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20 P PST 20

: “Bagaimana kamu cara belajar matematika di rumah?” : “Saya belajar kalau tidak mengerti tanya kepada kakak atau orang tua.” : “Dan orang tua pasti membantu?” : “Iya...” : “Bagaimana nialai matematikamu dari SD hingga sekarang?” : “Tergolong baik.” : “Kenapa tergolong baik?” : “Karena mungkin saya menyukai matematika.” : “Selain itu...?” : “Saya senang belajar matematika, selalu bertanya.” : “Apakah kamu pernah mengerjakan soal-soal di buku sebelum dibahas?” : “Sering...” : “Kalau mengertjakan dan tidak tau bagaimana?” : “Cari jawaban dibuku.“ : “Kalau dibuku tidak ada bagaimana?” : “Bertanya pada orang tua atau kakak.” : “kalau mereka juga tidak tau bagaimana?” : “Tanya pada guru.” : “Berani bertanya pada guru?” : “Berani...”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124

LAMPIRAN C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216