AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 99-109
ISSN : 1411-1063
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN DI KABUPATEN JEMBER Dhanang Eka Putra.1, Andi Muhammad Ismail.2 Manajemen Agribisnis, Politeknik Negeri Jember Jln. Mastrip Kotak Pos 164 Jember 1
[email protected] 2
[email protected]
ABSTRACT
Konversi lahan pertanian merupakan ancaman yang serius terhadap ketahanan pangan nasional karena dampaknya bersifat permanen. Lahan pertanian yang telah dikonversi ke penggunaan lain di luar pertanian sangat kecil peluangnya untuk berubah kembali menjadi lahan pertanian. Untuk mengestimasi faktorfaktor yang mempengaruhi petani dalam mengalihfungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh tingkat umur dan produktivitas lahan. Luas lahan yang mengalami alih fungsi lahan paling banyak adalah dibawah 0,5 hektar dan penggunaan hasil dari alih fungsi lahan adalah untuk bangun rumah, ditabung, membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli sawah kembali dan memperbaiki rumah. Keywords : konversi, petani, sawah, logistik, bisnis di
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi sebuah negara
biasanya
diikuti
dengan
berubahnya fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebagai akibat dari meningkatnya permintaan atas produk-produk non pertanian. Seperti
halnya
yang
terjadi
di
Indonesia, konversi lahan pertanian ada ketika populasi penduduk dan pendapatan per kapita naik. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non
pertanian
sebenarnya
juga
diperlukan untuk perumahan baik itu
daerah
perdesaan
maupun
perkotaan. Bukti alih fungsi lahan antara
lain
pembangunan
insfrastruktur seperti jalan, pasar, sekolah, pembangunan pabrik dan lain-lain. Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi (pertanian
sruktur ke
ekonomi
industri),
dan
demografi (pedesaan ke perkotaan) yang
pada
akhirnya
mendorong
transformasi sumberdaya lahan dari pertanian
ke
non-pertanian
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
(Supriyadi 2004). Persoalan ini harus
di
dicarikan
pemecahannya
peluangnya untuk berubah kembali
karena melihat juga dampak yang
menjadi lahan pertanian. Demikian
ditimbulkan dari alih fungsi lahan ini
pula upaya untuk membangun lahan
dapat merugikan petani khususnya
pertanian baru di luar Jawa tidak
dan
dengan
solusi
masyarakat
Indonesia
pada
luar
pertanian
sangat
sendirinya
kecil
dapat
umumnya. Adanya alih fungsi lahan
mengkompensasi
pertanian khususnya lahan sawah
produksi di Jawa, karena diperlukan
akan mempengaruhi produksi beras
waktu yang lama untuk membangun
yang mana merupakan makanan
lahan
pokok
produktivitas yang tinggi.
masyarakat
Indonesia
sehingga akan berpengaruh terhadap
luas
lahan
dengan
tingkat
Jember
tumbuh
dengan pesat pada sektor industri,
Berdasarkan data statistik tahun 2014,
pertanian
Kabupaten
ketahanan pangan.
kehilangan
di
dengan permintaan lahan yang tidak
Indonesia mencapai angka 41.5 juta
sedikit menjadikan alih fungsi lahan
Hektar. Dari jumlah tersebut, dapat
yang semula sawah menjadi lahan
dibagi menjadi tiga kategori yakni
non
hortikultura 567 ribu hektar, tanaman
Konversi lahan ini juga dipercepat
pangan 19 juta hektar, dan terakhir
dengan
tanaman perkebunan sebesar 22 juta
pertumbuhan
hektar.
berakibat
Namun
Kementerian
pertanian
pariwisata, perdagangan dan jasa
Menurut
Pertanian,
data lahan
setiap
tahun
lahan
semakin
tinggi.
tingginya
penduduk
lahan
Perkembangan
dengan
sawah
yang berubah
luas
panen
tanaman padi di Kabupaten Jember
kisaran 50-100 ribu hektar per tahun. Konversi
semakin
menjadi lahan pemukiman.
pertanian di Indonesia mengalami penyusutan
pertanian
selama
9
tahun
terjadi
secara
pertanian
fluktuatif dari tahun 2007 hingga
merupakan ancaman yang serius
2015 mengalami peningkatan kecuali
terhadap ketahanan pangan nasional
pada tahun 2009 menuju 2010
karena
bersifat
mengalami penurunan sebesar 742
permanen. Lahan pertanian yang
ha. Peningkatan luas panen tanaman
dampaknya
telah dikonversi ke penggunaan lain 100
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
padi tertinggi terjadi pada tahun 2008
Petani yang sebelumnya sangat
ke tahun 2009 sebesar 10.841 Ha. Luas
atau
lahan
sebagai mata pencahariannya kini
sawah yang menghasilkan tanaman
banyak diantara mereka tidak bisa
padi ini dipengaruhi banyak hal,
bertani
dapat dikarenakan petani beralih ke
bertambahnya
tanaman pangan lainnya atau ke
(built up area) menyebabkan muka
tanaman non pangan. Apabila daerah
tanah yang merupakan peresapan
tersebut semakin bertambah luasan
akan
areal panen tanaman padi berarti ada
(Achard et al.1987) dalam (Barbier
pertambahan jumlah sawah yang
1999). Rendahnya daya resapan air
ditanami padi, dan sebaliknya jika
menyebabkan peningkatan aliran air
luasan areal panen tanaman padi
permukaan.
berkurang berarti lahan sawah yang
permukaan
ditanami
karena
terjadinya banjir. Hal ini tentunya
petani beralih ke tanaman yang lain
sangat berpengaruh terhadap kondisi
atau lahannya diperuntukkan sebagai
lingkungan
lahan non pertanian.
Berdasarkan hasil uraian rumusan
padi
sempitnya
bergantung pada sektor pertanian
berkurang
Kabupaten Jember sebagai salah
kembali.
jauh
Selain
wilayah
berkurang
terbangun
luasannya
Tingginya akan
itu,
aliran
menyebabkan
wilayah
sekitar.
masalah diatas, maka tujuan dari
satu lumbung padi terbesar di Jawa
penelitian
timur harus dapat mengendalikan
mengidentifikasi faktor-faktor yang
laju alih fungsi lahannya, karena
mempengaruhi alih fungsi lahan di
dikhawatirkan
tingkat petani.
akan
mengurangi
ini
adalah
ketahanan pangan wilayah Jawa Timur. Dampak alih fungsi lahan pertanian
selain
METODE PENELITIAN
merugikan Dalam
ketahanan pangan juga merugikan petani
itu
opportunity
sendiri, cost
faktor-
faktor yang mempengaruhi petani
dikarenakan yang
mengestimasi
dalammengalihfungsikan
besar.
lahan
sawah digunakan analisis regresi
Pendapatan usahatani yang hilang
logistik. Menurut Nachrowi et al
dan kesempatan kerja non pertanian
(2002), model logit adalah model
yang terbatas. 101
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
non linear, baik dalam paramater
fungsi
maupun dalam variabel. Persamaan
yang dilakukan.
model
regresi
logistik
mengetahui
faktor
untuk
lahan
2. Lama Pendidikan Petani (X2)
yang
Lama
pendidikan
diduga
mempengaruhi alih fungsi lahan
berpengaruh terhadap keputusan
adalah sebagai berikut:
petani
dalam
melakukan alih fungsi lahan. Z = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4
Lama pendidikan menunjukkan
X4 + β5 X5 + β6 X6 + ɛ
tingkat pendidikan
Dimana: Z = Peluang alih fungsi lahan (1) dan tidak alih fungsi lahan (0) α = Intersep Xi = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan alih fungsi lahan βi = Koefisien Regresi ε = Eror Term Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
keputusan
Semakin pendidikan
dicapai.
tinggi
tingkat
petani
maka
akan semakin bijaksana dalam pengambilan
keputusan
alih
fungsi lahan. 3. Luas Lahan (X3) Petani yang memiliki ukuran lahan yang luas cenderung untuk mempertahankan
petani
lahannya
karena semakin luas lahan maka
dalam mengalihfungsikan
lahan,
usahataniakan semakin efisien
antara
dan
lain:
Tingkat
usia
relatif
lebih
lahan yang dimiliki oleh petani
menunjukkan
maka semakin kecil alih fungsi
produktivitas seseorang dalam
lahan
bekerja.
produktivitas
bekerja
4. Proporsi pendapatan hasil usaha
dalam
tani (X4)
akan
Semakin
semakin menurun. Hal ini akan terjadinya
yang
terjadi.
Semakin tinggi usia seseorang
mendorong
besar
keuntungannya. Semakin luas
1. Tingkat Usia (X1)
maka
yang
rendah
pendapatan
yang diperoleh dari hasil usaha
alih
tani, 102
maka
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
akan semakin tinggi peluang
Semakin
petani dalam melakukan alih
pengalaman dalam bertani, maka
fungsi lahan. Jika pendapatan
akan
yang diperoleh dari hasil usaha
dalam pengambilan keputusan
tani
untuk alih fungsi lahan. Hal ini
rendah
maka
ada
disebabkan
pendapatan
karena
pertanian
dan
luar
sektor
lahan
yang
petani
semakin
kecenderungan untuk memilih di
lama
berat
semakin
pengalaman
lama
bertani,
maka
dimiliki dialihfungsikan karena
keahlian
pendapatan usaha tani tidak
bertani akan semakin tinggi
dapat
sehingga petani akan cenderung
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari.
yang
dalam
untuk
5. Jumlah tanggungan petani (X5)
mempertahankan lahannya.
Jumlah tanggungan yang harus ditanggung
7. Produktivitas (X7)
petani
mempengaruhi
terus
Semakin
alih
tinggi
produktivitas
tingkat
lahan
maka
fungsi lahan dimana semakin
keputusan
banyak jumlah tanggungan yang
melakukan alih fungsi lahan
harus
akan
ditanggung, maka alih fungsi
tersebut
lahan
tinggi.
disebabkan
banyak
tinggi produktivitas, pendapatan
akan
semakin
Semakin
petani
semakin
untuk
rendah.
karena
Hal
semakin
tanggungan yang dimiliki maka
yang
biaya yang dibutuhkan dalam
diperoleh dari sektor pertanian
memenuhi
akan semakin tinggi sehingga
kebutuhan sehari-hari semakin
petani
banyak sehingga petani akan
cenderung
cenderung
lahannya.
untuk
mengalih
fungsikan
akan mempertahankan
Untuk menganalisis persamaan
lahannya.
tersebut digunakan program analisis
6. Pengalaman bertani (X6)
data SPSS 22. Untuk mengukur kriteria kesesuaian dan kebaikan 103
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
model
menggunakan
Likelihood
untuk
petani
yang
melakukan alih fungsi lahan diberi
digunakan
nilai 1 (Y = 1) dan petani yang tidak
kriteria goodness of fit yang dilihat
melakukan alih fungsi lahan diberi
dari nilai Likelihood Ratio Index
nilai 0 (Y = 0). Angka 0 dan 1 tidak
(LRI) yang setara dengan koofisien
memiliki arti dan hanya sebagai
penelitian
Index
independen
(MLE),
dalam
Ratio
Maximum
ini
2
determinasi (R ) pada uji OLS, nilai
kode, tidak berarti bahwa petani
Likelihood Ratio (LR) yang setara uji
yang melakukan alih fungsi lahan
F dan uji Wald yang setara dengan
lebih
uji t pada regresi OLS (Green, 1993).
melakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow
Keputusan dalam melakukan
Step 1
alih fungsi lahan tentu berhubungan dengan
karakteristik
petani
baik
dari
yang
tidak
Hosmer and Lemeshow Test Chi-square df Sig. 9.531 8 .300
Sumber. Data diolah (2017)
itu
sendiri sebagai pemilik lahan. Di
Dari hasil uji Hosmer dan
dalam penelitian ini faktor-faktor
Lemeshow didapat nilai signifikansi
yang mempengaruhi petani dalam
yaitu 0.300 yang lebih besar dari
melakukan
lahan
0.05 sehingga diharuskan menerima
dipengaruhi oleh tingkat usia, lama
hipotesis nol (secara statistik tidak
pendidikan, luas lahan, produktivitas,
terdapat perbedaan yang signifikan
pendapatan
antara model dengan data observasi),
alih
dari
fungsi
sawah,
dan
sehingga model dalam penelitian ini
pengalaman bertani.
dinyatakan fit.
Pembuktian secara statistik terhadap faktor-faktor tersebut harus
Model Summary
dilakukan, oleh karena itu dilakukan
Step
-2 Log likelihood
uji statistik dengan menggunakan regresi
logistik,
dibutuhkan
regresi
ketika
ini
variabel
independen (terikat) berupa kategori, kategori
tersebut
berupa
1
89.165
Cox & Snell R Square
a
Nagelk erke R Square
.238
.317
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Tabel 4.2 Hasil Nagelkerke R Square
data
Sumber. Data diolah (2017)
nominal dan data ordinal. Variabel 104
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
Nilai Cox & Snell R Square
dependen, variabel tersebut adalah
dan Nagelkerke R Square dijadikan
umur dan produktivitas.
patokan seperti layaknya nilai R
Tabel 4.3 Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mengalih fungsikan Lahan Pertanian
square di regresi Ordinary Least Square yaitu untuk melihat pengaruh secara serempak variabel-variabel yang ada didalam model penelitian terhadap variabel dependen (Y). Dalam hal ini Nagelkerke R Square dijadikan
patokan
dengan
nilai
Variabe l Consta nt
Koof isien 5.20 6
Umur
5.74 1
Pendidi kan
0.58 7
Pengala man
0.15 7
Luas_L ahan
0.50 1
Produk tivitas
0.60 2
Pendap atan
0.00 0
sebesar 31.7 persen, hal ini berarti bahwa variabel umur, pendidikan, pengalaman,
luas
lahan,
produktivitas dan pendapatan sudah mampu menjelaskan keragaman data pada
variabel
keputusan
petani
dalam melakukan alih fungsi lahan sebesar 31.7 % sedangkan sisanya sebesar
68.3%
dijelaskan
oleh
variabel lain di luar model penelitian. Model
dalam
dugaan
Signif ikansi 0.02 3 0.01 7
Exp (β)
Keteran gan
18. 20 9
0.44 4
2.5 53
0.69 2
1.6 37
0.61 8
0.6 06
0.02 0
1.8 26
0.63 1
1.0 00
Berpen garuh nyata* * Berpen garuh tidak nyata Berpen garuh nyata Berpen garuh tidak nyata Berpen garuh nyata* * Berpen garuh tidak nyata
sebelumnya bahwa variabel umur,
Sumber: data diolah 2017
pendidikan, pengalaman, luas lahan,
Keterangan: ** = Berpengaruh nyata pada α= 5%
produktivitas
Berdasarkan
dan
berpengaruh
pendapatan
signifikan
fungsi
sepenuhnya penelitian statistik
lahan tepat
ini, hanya
(Y)
tidak
untuk
kasus
ternyata dua
dari
terhadap
analisis
model penelitian sebagai berikut: Y = 5.206 + 5.741 umur + 0.587 pendidikan + 0.157 pengalaman 0.501 Luas Lahan + 0.602 produktivitas + 0.012 pendapatan +ɛ
secara enam
variabel tersebut yang berpengaruh siginifikan
hasil
regresi logistik biner diatas didapat
terhadap
keputusan petani untuk melakukan alih
tabel
variabel 105
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
Variabel usia memiliki nilai
atau
menanamkan
modalnya
ke
Sig sebesar 0,017. Hal ini berarti
usaha non pertanian. Hal ini tentunya
bahwa
berpengaruh
sesuai dengan data petani yang
nyata terhadap peluang terjadinya
dijadikan responden bahwa petani
alih fungsi lahan sawah pada taraf
pada sebaran usia 51 – 60 tahun
nyata (α) 5 persen. Variabel umur
sebesar 43 persen, usia > 61 sebesar
memiliki odds ratio atau exp (β)
10% dan 41-50 tahun sebesar 27,00
sebesar 18.209, ini berarti bahwa
persen. Sisanya adalah responden
peluang terjadinya keputusan alih
yang memiliki umur dibawah 41
fungsi
tahun, total sebesar 80 % petani
tingkat
usia
lahan
berhubungan
oleh
petani
positif
dengan
memiliki umur diatas 41 tahun.
umurnya. Setiap umurnya bertambah
Variabel
produktivitas
satu tahun maka peluang untuk
memiliki nilai Sig sebesar 0,020. Hal
mengalih fungsikan lahannya adalah
ini
18.209 kali sebelumnya, atau dapat
produktivitas
dikatakan bahwa semakin tinggi
terhadap peluang terjadinya alih
umur petani maka peluang untuk
fungsi lahan sawah pada taraf nyata
mengalihfungsikan
(α) 5 persen. Variabel produktivitas
lahannya
berarti
bahwa
tingkat
berpengaruh
nyata
Sudah
memiliki odds ratio atau exp (β)
tua
sebesar 1.826, ini berarti bahwa
manusia, pada titik tertentu akan
peluang terjadinya keputusan alih
semakin lemah dan tidak produktif
fungsi
lagi. Demikian juga dengan petani,
berhubungan
ketika umur bertambah dan lemah
produktivitas. Setiap produktivitas
maka
juga
bertambah satu ton per hektar maka
berkurang sehingga lahannya tidak
peluang untuk mengalih fungsikan
dapat
lahannya
semakin
meningkat
kodratnya
bahwa
kegiatan
juga. semakin
bertani
menghasilkan
seperti
sebelumnya. Dengan
lahan
oleh
petani
positif
adalah
dengan
1.826
kali
sebelumnya, atau dapat dikatakan mengalihfungsikan
bahwa semakin tinggi produktivitas
lahannya, maka itu dapat beralih
lahan pertanian maka peluang untuk
bekerja di non pertanian atau untuk
mengalihfungsikan
modal usaha seperti membuka toko
semakin meningkat juga. Hal ini 106
lahannya
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
sedikit
berbeda
diharapkan,
dengan
secara
yang
teori
menjadi petani dan jika mereka
bahwa
menjual
seluruh
semakin produktif lahan pertanian
mengakibatkan
seharusnya
hidup mereka.
peluang
semakin untuk
dialihfungsikan,
berkurang lahan
namun
lahannya
perubahan
Berdasarkan data yang didapat, luas
keadaan
lahan yang dialihfungsikan petani adalah sebagai berikut.
adalah sebaliknya. Diduga masalah
Tabel
4.4 Luas Lahan yang Mengalami Alih Fungsi Luas Lahan (Ha) Persentase (%) < 0.5 47.5 0.5 – 1.0 35 > 1.0 17.5 Total 100.00 Sumber. Data diolah, 2017
ini masih berkaitan dengan umur petani sebagai respondennya, sesuai pembahasan
sebelumnya
bahwa 53 % lebih petani responden berumur
lebih
dari
dalam
itu
yang terjadi dalam penelitian ini
dengan
akan
51
tahun.
Sehingga, walaupun lahan masih Berdasarkan
produktif namun keinginan untuk mengalihfungsikan
lahan
dipilih secara acak, sebanyak 47.5 % responden
sedikit anak-anak dari para petani
yang
melakukan
fungsi
pertanian. Sebelumnya, adalah
menunjukkan bahwa lahan yang
lahan
dialihfungsikan lahan
dan
adalah
tergolong
sempit,
tidak banyak dan nilainya tidak
dengan mengandalkan pendapatan Tentu
yang
rata-rata
kemungkinannya adalah produksinya
memenuhi kebutuhan sehari-harinya
sawahnya.
lahan
lahan diatas 1 hektar. Jumlah ini
pekerjaan
petani
fungsi
dan hanya 17.5 % yang memiliki
petani yang telah alih
alih
memiliki lahan antara 0.5-1 hektar
Alih Fungsi Lahan Pertanian di Tingkat Petani Penelitian ini melibatkan
dari
alih
dari 0,5 hektar, 35% responden yang
sebagai petani.
responden
melakukan
fungsi lahan memiliki lahan kurang
yang mau meneruskan pekerjaan
melakukan
yang
diperoleh, dari 40 responden yang
tetap
meningkat. Apalagi saat ini sangat
empat puluh
data
mencukupi untuk kebutuhan sehari-
dengan
hari dari para petani responden.
menjual lahan pertaniannya, jika
Alasan penggunaan lainnya dari
tidak semua mereka masih bisa 107
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
mengalihfungsikan lahan dapat di
KESIMPULAN DAN SARAN
lihat pada tabel selanjutnya.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan
petani untuk melakukan alih fungsi Tabel 4.5 Penggunaan Hasil dari Alih Fungsi Lahan Penggunaan Persentase (%) Membeli sawah 17.5 baru Memperbaiki 15 Rumah Membeli Alat 2.5 Transportasi Modal usaha 17.5 Lainnya 47.5 Total 100.00 Sumber. Data diolah, 2017 Dari Tabel 4.5 didapatkan
lahan dipengaruhi oleh tingkat umur
hasil bahwa sebanyak 17.5 persen
Perlu
petani responden menggunakan hasil
terhadap
faktor-faktor
alih fungsi lahan untuk membeli
diduga
berpengaruh
sawah
terjadinya alih fungsi lahan oleh
baru,
memperbaiki membeli
alat
15
persen
rumah,
2.5
transportasi,
dan produktivitas lahan. Luas lahan yang mengalami alih fungsi lahan paling banyak adalah dibawah 0,5 hektar dan penggunaan hasil dari alih fungsi lahan adalah untuk bangun rumah di tabung, membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli sawah kembali dan memperbaiki rumah. Saran
untuk persen
petani,
17.5
antara
lebih
lanjut
lain
yang
terhadap
lain
faktor
pertambahan penduduk, kebijakan
persen menggunakan sebagai modal usaha dan sisanya
pendalaman
pemerintah dan jumlah industri.
47.5 persen
menggunakan hasil alih fungsi lahan
DAFTAR PUSTAKA
untuk bangun rumah di tabung, Barbier EB. 2000. The Economic Linkages Between Rural Poverty and Land Degradation: Some Evidence from Africa. Agriculture, Ecosystems and Environment Journal. vol 82. no 20: 355–370
membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli
sawah
kembali
dan
memperbaiki rumah. 108
Putra, FAKTOR-FAKTOR …
Barlowe R. 1978. Land Resource economics. Third edition. Prentice. Hall inc, New jersey.
Perubahan Penggunaan Lahan di Kawsan Bandung Utara. Jurnal tanah dan Lingkungan. Vol.9. no.2: 63-70
Kustiawan A. 1997. Konversi Lahan Pertanian Di Pantai Utara Jawa. Prisma No 1 Tahun XXVII Januari 1197. LP3ES, Jakarta.
Supriyadi A. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan (Studi kasus: Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Ruswandi M. 2007. Konversi Lahan Pertanian dan Dinamika
109