FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI

Download mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi ... Alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian seb...

0 downloads 459 Views 559KB Size
AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 99-109

ISSN : 1411-1063

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN DI KABUPATEN JEMBER Dhanang Eka Putra.1, Andi Muhammad Ismail.2 Manajemen Agribisnis, Politeknik Negeri Jember Jln. Mastrip Kotak Pos 164 Jember 1

[email protected] 2 [email protected]

ABSTRACT

Konversi lahan pertanian merupakan ancaman yang serius terhadap ketahanan pangan nasional karena dampaknya bersifat permanen. Lahan pertanian yang telah dikonversi ke penggunaan lain di luar pertanian sangat kecil peluangnya untuk berubah kembali menjadi lahan pertanian. Untuk mengestimasi faktorfaktor yang mempengaruhi petani dalam mengalihfungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh tingkat umur dan produktivitas lahan. Luas lahan yang mengalami alih fungsi lahan paling banyak adalah dibawah 0,5 hektar dan penggunaan hasil dari alih fungsi lahan adalah untuk bangun rumah, ditabung, membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli sawah kembali dan memperbaiki rumah. Keywords : konversi, petani, sawah, logistik, bisnis di

PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi sebuah negara

biasanya

diikuti

dengan

berubahnya fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebagai akibat dari meningkatnya permintaan atas produk-produk non pertanian. Seperti

halnya

yang

terjadi

di

Indonesia, konversi lahan pertanian ada ketika populasi penduduk dan pendapatan per kapita naik. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non

pertanian

sebenarnya

juga

diperlukan untuk perumahan baik itu

daerah

perdesaan

maupun

perkotaan. Bukti alih fungsi lahan antara

lain

pembangunan

insfrastruktur seperti jalan, pasar, sekolah, pembangunan pabrik dan lain-lain. Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi (pertanian

sruktur ke

ekonomi

industri),

dan

demografi (pedesaan ke perkotaan) yang

pada

akhirnya

mendorong

transformasi sumberdaya lahan dari pertanian

ke

non-pertanian

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

(Supriyadi 2004). Persoalan ini harus

di

dicarikan

pemecahannya

peluangnya untuk berubah kembali

karena melihat juga dampak yang

menjadi lahan pertanian. Demikian

ditimbulkan dari alih fungsi lahan ini

pula upaya untuk membangun lahan

dapat merugikan petani khususnya

pertanian baru di luar Jawa tidak

dan

dengan

solusi

masyarakat

Indonesia

pada

luar

pertanian

sangat

sendirinya

kecil

dapat

umumnya. Adanya alih fungsi lahan

mengkompensasi

pertanian khususnya lahan sawah

produksi di Jawa, karena diperlukan

akan mempengaruhi produksi beras

waktu yang lama untuk membangun

yang mana merupakan makanan

lahan

pokok

produktivitas yang tinggi.

masyarakat

Indonesia

sehingga akan berpengaruh terhadap

luas

lahan

dengan

tingkat

Jember

tumbuh

dengan pesat pada sektor industri,

Berdasarkan data statistik tahun 2014,

pertanian

Kabupaten

ketahanan pangan.

kehilangan

di

dengan permintaan lahan yang tidak

Indonesia mencapai angka 41.5 juta

sedikit menjadikan alih fungsi lahan

Hektar. Dari jumlah tersebut, dapat

yang semula sawah menjadi lahan

dibagi menjadi tiga kategori yakni

non

hortikultura 567 ribu hektar, tanaman

Konversi lahan ini juga dipercepat

pangan 19 juta hektar, dan terakhir

dengan

tanaman perkebunan sebesar 22 juta

pertumbuhan

hektar.

berakibat

Namun

Kementerian

pertanian

pariwisata, perdagangan dan jasa

Menurut

Pertanian,

data lahan

setiap

tahun

lahan

semakin

tinggi.

tingginya

penduduk

lahan

Perkembangan

dengan

sawah

yang berubah

luas

panen

tanaman padi di Kabupaten Jember

kisaran 50-100 ribu hektar per tahun. Konversi

semakin

menjadi lahan pemukiman.

pertanian di Indonesia mengalami penyusutan

pertanian

selama

9

tahun

terjadi

secara

pertanian

fluktuatif dari tahun 2007 hingga

merupakan ancaman yang serius

2015 mengalami peningkatan kecuali

terhadap ketahanan pangan nasional

pada tahun 2009 menuju 2010

karena

bersifat

mengalami penurunan sebesar 742

permanen. Lahan pertanian yang

ha. Peningkatan luas panen tanaman

dampaknya

telah dikonversi ke penggunaan lain 100

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

padi tertinggi terjadi pada tahun 2008

Petani yang sebelumnya sangat

ke tahun 2009 sebesar 10.841 Ha. Luas

atau

lahan

sebagai mata pencahariannya kini

sawah yang menghasilkan tanaman

banyak diantara mereka tidak bisa

padi ini dipengaruhi banyak hal,

bertani

dapat dikarenakan petani beralih ke

bertambahnya

tanaman pangan lainnya atau ke

(built up area) menyebabkan muka

tanaman non pangan. Apabila daerah

tanah yang merupakan peresapan

tersebut semakin bertambah luasan

akan

areal panen tanaman padi berarti ada

(Achard et al.1987) dalam (Barbier

pertambahan jumlah sawah yang

1999). Rendahnya daya resapan air

ditanami padi, dan sebaliknya jika

menyebabkan peningkatan aliran air

luasan areal panen tanaman padi

permukaan.

berkurang berarti lahan sawah yang

permukaan

ditanami

karena

terjadinya banjir. Hal ini tentunya

petani beralih ke tanaman yang lain

sangat berpengaruh terhadap kondisi

atau lahannya diperuntukkan sebagai

lingkungan

lahan non pertanian.

Berdasarkan hasil uraian rumusan

padi

sempitnya

bergantung pada sektor pertanian

berkurang

Kabupaten Jember sebagai salah

kembali.

jauh

Selain

wilayah

berkurang

terbangun

luasannya

Tingginya akan

itu,

aliran

menyebabkan

wilayah

sekitar.

masalah diatas, maka tujuan dari

satu lumbung padi terbesar di Jawa

penelitian

timur harus dapat mengendalikan

mengidentifikasi faktor-faktor yang

laju alih fungsi lahannya, karena

mempengaruhi alih fungsi lahan di

dikhawatirkan

tingkat petani.

akan

mengurangi

ini

adalah

ketahanan pangan wilayah Jawa Timur. Dampak alih fungsi lahan pertanian

selain

METODE PENELITIAN

merugikan Dalam

ketahanan pangan juga merugikan petani

itu

opportunity

sendiri, cost

faktor-

faktor yang mempengaruhi petani

dikarenakan yang

mengestimasi

dalammengalihfungsikan

besar.

lahan

sawah digunakan analisis regresi

Pendapatan usahatani yang hilang

logistik. Menurut Nachrowi et al

dan kesempatan kerja non pertanian

(2002), model logit adalah model

yang terbatas. 101

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

non linear, baik dalam paramater

fungsi

maupun dalam variabel. Persamaan

yang dilakukan.

model

regresi

logistik

mengetahui

faktor

untuk

lahan

2. Lama Pendidikan Petani (X2)

yang

Lama

pendidikan

diduga

mempengaruhi alih fungsi lahan

berpengaruh terhadap keputusan

adalah sebagai berikut:

petani

dalam

melakukan alih fungsi lahan. Z = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4

Lama pendidikan menunjukkan

X4 + β5 X5 + β6 X6 + ɛ

tingkat pendidikan

Dimana: Z = Peluang alih fungsi lahan (1) dan tidak alih fungsi lahan (0) α = Intersep Xi = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan alih fungsi lahan βi = Koefisien Regresi ε = Eror Term Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

keputusan

Semakin pendidikan

dicapai.

tinggi

tingkat

petani

maka

akan semakin bijaksana dalam pengambilan

keputusan

alih

fungsi lahan. 3. Luas Lahan (X3) Petani yang memiliki ukuran lahan yang luas cenderung untuk mempertahankan

petani

lahannya

karena semakin luas lahan maka

dalam mengalihfungsikan

lahan,

usahataniakan semakin efisien

antara

dan

lain:

Tingkat

usia

relatif

lebih

lahan yang dimiliki oleh petani

menunjukkan

maka semakin kecil alih fungsi

produktivitas seseorang dalam

lahan

bekerja.

produktivitas

bekerja

4. Proporsi pendapatan hasil usaha

dalam

tani (X4)

akan

Semakin

semakin menurun. Hal ini akan terjadinya

yang

terjadi.

Semakin tinggi usia seseorang

mendorong

besar

keuntungannya. Semakin luas

1. Tingkat Usia (X1)

maka

yang

rendah

pendapatan

yang diperoleh dari hasil usaha

alih

tani, 102

maka

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

akan semakin tinggi peluang

Semakin

petani dalam melakukan alih

pengalaman dalam bertani, maka

fungsi lahan. Jika pendapatan

akan

yang diperoleh dari hasil usaha

dalam pengambilan keputusan

tani

untuk alih fungsi lahan. Hal ini

rendah

maka

ada

disebabkan

pendapatan

karena

pertanian

dan

luar

sektor

lahan

yang

petani

semakin

kecenderungan untuk memilih di

lama

berat

semakin

pengalaman

lama

bertani,

maka

dimiliki dialihfungsikan karena

keahlian

pendapatan usaha tani tidak

bertani akan semakin tinggi

dapat

sehingga petani akan cenderung

memenuhi

kebutuhan

sehari-hari.

yang

dalam

untuk

5. Jumlah tanggungan petani (X5)

mempertahankan lahannya.

Jumlah tanggungan yang harus ditanggung

7. Produktivitas (X7)

petani

mempengaruhi

terus

Semakin

alih

tinggi

produktivitas

tingkat

lahan

maka

fungsi lahan dimana semakin

keputusan

banyak jumlah tanggungan yang

melakukan alih fungsi lahan

harus

akan

ditanggung, maka alih fungsi

tersebut

lahan

tinggi.

disebabkan

banyak

tinggi produktivitas, pendapatan

akan

semakin

Semakin

petani

semakin

untuk

rendah.

karena

Hal

semakin

tanggungan yang dimiliki maka

yang

biaya yang dibutuhkan dalam

diperoleh dari sektor pertanian

memenuhi

akan semakin tinggi sehingga

kebutuhan sehari-hari semakin

petani

banyak sehingga petani akan

cenderung

cenderung

lahannya.

untuk

mengalih

fungsikan

akan mempertahankan

Untuk menganalisis persamaan

lahannya.

tersebut digunakan program analisis

6. Pengalaman bertani (X6)

data SPSS 22. Untuk mengukur kriteria kesesuaian dan kebaikan 103

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

model

menggunakan

Likelihood

untuk

petani

yang

melakukan alih fungsi lahan diberi

digunakan

nilai 1 (Y = 1) dan petani yang tidak

kriteria goodness of fit yang dilihat

melakukan alih fungsi lahan diberi

dari nilai Likelihood Ratio Index

nilai 0 (Y = 0). Angka 0 dan 1 tidak

(LRI) yang setara dengan koofisien

memiliki arti dan hanya sebagai

penelitian

Index

independen

(MLE),

dalam

Ratio

Maximum

ini

2

determinasi (R ) pada uji OLS, nilai

kode, tidak berarti bahwa petani

Likelihood Ratio (LR) yang setara uji

yang melakukan alih fungsi lahan

F dan uji Wald yang setara dengan

lebih

uji t pada regresi OLS (Green, 1993).

melakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow

Keputusan dalam melakukan

Step 1

alih fungsi lahan tentu berhubungan dengan

karakteristik

petani

baik

dari

yang

tidak

Hosmer and Lemeshow Test Chi-square df Sig. 9.531 8 .300

Sumber. Data diolah (2017)

itu

sendiri sebagai pemilik lahan. Di

Dari hasil uji Hosmer dan

dalam penelitian ini faktor-faktor

Lemeshow didapat nilai signifikansi

yang mempengaruhi petani dalam

yaitu 0.300 yang lebih besar dari

melakukan

lahan

0.05 sehingga diharuskan menerima

dipengaruhi oleh tingkat usia, lama

hipotesis nol (secara statistik tidak

pendidikan, luas lahan, produktivitas,

terdapat perbedaan yang signifikan

pendapatan

antara model dengan data observasi),

alih

dari

fungsi

sawah,

dan

sehingga model dalam penelitian ini

pengalaman bertani.

dinyatakan fit.

Pembuktian secara statistik terhadap faktor-faktor tersebut harus

Model Summary

dilakukan, oleh karena itu dilakukan

Step

-2 Log likelihood

uji statistik dengan menggunakan regresi

logistik,

dibutuhkan

regresi

ketika

ini

variabel

independen (terikat) berupa kategori, kategori

tersebut

berupa

1

89.165

Cox & Snell R Square

a

Nagelk erke R Square

.238

.317

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Tabel 4.2 Hasil Nagelkerke R Square

data

Sumber. Data diolah (2017)

nominal dan data ordinal. Variabel 104

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

Nilai Cox & Snell R Square

dependen, variabel tersebut adalah

dan Nagelkerke R Square dijadikan

umur dan produktivitas.

patokan seperti layaknya nilai R

Tabel 4.3 Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mengalih fungsikan Lahan Pertanian

square di regresi Ordinary Least Square yaitu untuk melihat pengaruh secara serempak variabel-variabel yang ada didalam model penelitian terhadap variabel dependen (Y). Dalam hal ini Nagelkerke R Square dijadikan

patokan

dengan

nilai

Variabe l Consta nt

Koof isien 5.20 6

Umur

5.74 1

Pendidi kan

0.58 7

Pengala man

0.15 7

Luas_L ahan

0.50 1

Produk tivitas

0.60 2

Pendap atan

0.00 0

sebesar 31.7 persen, hal ini berarti bahwa variabel umur, pendidikan, pengalaman,

luas

lahan,

produktivitas dan pendapatan sudah mampu menjelaskan keragaman data pada

variabel

keputusan

petani

dalam melakukan alih fungsi lahan sebesar 31.7 % sedangkan sisanya sebesar

68.3%

dijelaskan

oleh

variabel lain di luar model penelitian. Model

dalam

dugaan

Signif ikansi 0.02 3 0.01 7

Exp (β)

Keteran gan

18. 20 9

0.44 4

2.5 53

0.69 2

1.6 37

0.61 8

0.6 06

0.02 0

1.8 26

0.63 1

1.0 00

Berpen garuh nyata* * Berpen garuh tidak nyata Berpen garuh nyata Berpen garuh tidak nyata Berpen garuh nyata* * Berpen garuh tidak nyata

sebelumnya bahwa variabel umur,

Sumber: data diolah 2017

pendidikan, pengalaman, luas lahan,

Keterangan: ** = Berpengaruh nyata pada α= 5%

produktivitas

Berdasarkan

dan

berpengaruh

pendapatan

signifikan

fungsi

sepenuhnya penelitian statistik

lahan tepat

ini, hanya

(Y)

tidak

untuk

kasus

ternyata dua

dari

terhadap

analisis

model penelitian sebagai berikut: Y = 5.206 + 5.741 umur + 0.587 pendidikan + 0.157 pengalaman 0.501 Luas Lahan + 0.602 produktivitas + 0.012 pendapatan +ɛ

secara enam

variabel tersebut yang berpengaruh siginifikan

hasil

regresi logistik biner diatas didapat

terhadap

keputusan petani untuk melakukan alih

tabel

variabel 105

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

Variabel usia memiliki nilai

atau

menanamkan

modalnya

ke

Sig sebesar 0,017. Hal ini berarti

usaha non pertanian. Hal ini tentunya

bahwa

berpengaruh

sesuai dengan data petani yang

nyata terhadap peluang terjadinya

dijadikan responden bahwa petani

alih fungsi lahan sawah pada taraf

pada sebaran usia 51 – 60 tahun

nyata (α) 5 persen. Variabel umur

sebesar 43 persen, usia > 61 sebesar

memiliki odds ratio atau exp (β)

10% dan 41-50 tahun sebesar 27,00

sebesar 18.209, ini berarti bahwa

persen. Sisanya adalah responden

peluang terjadinya keputusan alih

yang memiliki umur dibawah 41

fungsi

tahun, total sebesar 80 % petani

tingkat

usia

lahan

berhubungan

oleh

petani

positif

dengan

memiliki umur diatas 41 tahun.

umurnya. Setiap umurnya bertambah

Variabel

produktivitas

satu tahun maka peluang untuk

memiliki nilai Sig sebesar 0,020. Hal

mengalih fungsikan lahannya adalah

ini

18.209 kali sebelumnya, atau dapat

produktivitas

dikatakan bahwa semakin tinggi

terhadap peluang terjadinya alih

umur petani maka peluang untuk

fungsi lahan sawah pada taraf nyata

mengalihfungsikan

(α) 5 persen. Variabel produktivitas

lahannya

berarti

bahwa

tingkat

berpengaruh

nyata

Sudah

memiliki odds ratio atau exp (β)

tua

sebesar 1.826, ini berarti bahwa

manusia, pada titik tertentu akan

peluang terjadinya keputusan alih

semakin lemah dan tidak produktif

fungsi

lagi. Demikian juga dengan petani,

berhubungan

ketika umur bertambah dan lemah

produktivitas. Setiap produktivitas

maka

juga

bertambah satu ton per hektar maka

berkurang sehingga lahannya tidak

peluang untuk mengalih fungsikan

dapat

lahannya

semakin

meningkat

kodratnya

bahwa

kegiatan

juga. semakin

bertani

menghasilkan

seperti

sebelumnya. Dengan

lahan

oleh

petani

positif

adalah

dengan

1.826

kali

sebelumnya, atau dapat dikatakan mengalihfungsikan

bahwa semakin tinggi produktivitas

lahannya, maka itu dapat beralih

lahan pertanian maka peluang untuk

bekerja di non pertanian atau untuk

mengalihfungsikan

modal usaha seperti membuka toko

semakin meningkat juga. Hal ini 106

lahannya

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

sedikit

berbeda

diharapkan,

dengan

secara

yang

teori

menjadi petani dan jika mereka

bahwa

menjual

seluruh

semakin produktif lahan pertanian

mengakibatkan

seharusnya

hidup mereka.

peluang

semakin untuk

dialihfungsikan,

berkurang lahan

namun

lahannya

perubahan

Berdasarkan data yang didapat, luas

keadaan

lahan yang dialihfungsikan petani adalah sebagai berikut.

adalah sebaliknya. Diduga masalah

Tabel

4.4 Luas Lahan yang Mengalami Alih Fungsi Luas Lahan (Ha) Persentase (%) < 0.5 47.5 0.5 – 1.0 35 > 1.0 17.5 Total 100.00 Sumber. Data diolah, 2017

ini masih berkaitan dengan umur petani sebagai respondennya, sesuai pembahasan

sebelumnya

bahwa 53 % lebih petani responden berumur

lebih

dari

dalam

itu

yang terjadi dalam penelitian ini

dengan

akan

51

tahun.

Sehingga, walaupun lahan masih Berdasarkan

produktif namun keinginan untuk mengalihfungsikan

lahan

dipilih secara acak, sebanyak 47.5 % responden

sedikit anak-anak dari para petani

yang

melakukan

fungsi

pertanian. Sebelumnya, adalah

menunjukkan bahwa lahan yang

lahan

dialihfungsikan lahan

dan

adalah

tergolong

sempit,

tidak banyak dan nilainya tidak

dengan mengandalkan pendapatan Tentu

yang

rata-rata

kemungkinannya adalah produksinya

memenuhi kebutuhan sehari-harinya

sawahnya.

lahan

lahan diatas 1 hektar. Jumlah ini

pekerjaan

petani

fungsi

dan hanya 17.5 % yang memiliki

petani yang telah alih

alih

memiliki lahan antara 0.5-1 hektar

Alih Fungsi Lahan Pertanian di Tingkat Petani Penelitian ini melibatkan

dari

alih

dari 0,5 hektar, 35% responden yang

sebagai petani.

responden

melakukan

fungsi lahan memiliki lahan kurang

yang mau meneruskan pekerjaan

melakukan

yang

diperoleh, dari 40 responden yang

tetap

meningkat. Apalagi saat ini sangat

empat puluh

data

mencukupi untuk kebutuhan sehari-

dengan

hari dari para petani responden.

menjual lahan pertaniannya, jika

Alasan penggunaan lainnya dari

tidak semua mereka masih bisa 107

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

mengalihfungsikan lahan dapat di

KESIMPULAN DAN SARAN

lihat pada tabel selanjutnya.

Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi

keputusan

petani untuk melakukan alih fungsi Tabel 4.5 Penggunaan Hasil dari Alih Fungsi Lahan Penggunaan Persentase (%) Membeli sawah 17.5 baru Memperbaiki 15 Rumah Membeli Alat 2.5 Transportasi Modal usaha 17.5 Lainnya 47.5 Total 100.00 Sumber. Data diolah, 2017 Dari Tabel 4.5 didapatkan

lahan dipengaruhi oleh tingkat umur

hasil bahwa sebanyak 17.5 persen

Perlu

petani responden menggunakan hasil

terhadap

faktor-faktor

alih fungsi lahan untuk membeli

diduga

berpengaruh

sawah

terjadinya alih fungsi lahan oleh

baru,

memperbaiki membeli

alat

15

persen

rumah,

2.5

transportasi,

dan produktivitas lahan. Luas lahan yang mengalami alih fungsi lahan paling banyak adalah dibawah 0,5 hektar dan penggunaan hasil dari alih fungsi lahan adalah untuk bangun rumah di tabung, membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli sawah kembali dan memperbaiki rumah. Saran

untuk persen

petani,

17.5

antara

lebih

lanjut

lain

yang

terhadap

lain

faktor

pertambahan penduduk, kebijakan

persen menggunakan sebagai modal usaha dan sisanya

pendalaman

pemerintah dan jumlah industri.

47.5 persen

menggunakan hasil alih fungsi lahan

DAFTAR PUSTAKA

untuk bangun rumah di tabung, Barbier EB. 2000. The Economic Linkages Between Rural Poverty and Land Degradation: Some Evidence from Africa. Agriculture, Ecosystems and Environment Journal. vol 82. no 20: 355–370

membeli rumah, modal bengkel, biaya sekolah anak, buat kosan, membeli

sawah

kembali

dan

memperbaiki rumah. 108

Putra, FAKTOR-FAKTOR …

Barlowe R. 1978. Land Resource economics. Third edition. Prentice. Hall inc, New jersey.

Perubahan Penggunaan Lahan di Kawsan Bandung Utara. Jurnal tanah dan Lingkungan. Vol.9. no.2: 63-70

Kustiawan A. 1997. Konversi Lahan Pertanian Di Pantai Utara Jawa. Prisma No 1 Tahun XXVII Januari 1197. LP3ES, Jakarta.

Supriyadi A. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan (Studi kasus: Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Ruswandi M. 2007. Konversi Lahan Pertanian dan Dinamika

109