FARMAKA KULTUR SEL

Download perbedaan finite cell line dan continous cell line, kondisi pada saat kultur sel, ... kultur sel meliputi sel fibroblast, sel epitel, dan s...

7 downloads 1200 Views 340KB Size
Farmaka 98

Suplemen Volume 14 Nomor 2

Review Article

KULTUR SEL Ika Khumairoh, Irma M. Puspitasari Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor 45363 Korespondensi : Ika Khumairoh, Irma M. Puspitasari | [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian menggunakan kultur sel saat ini banyak dilakukan. Kultur sel merupakan proses penghilangan atau perpindahan sel dari manusia, hewan, atau tanaman ke dalam medium terkontrol yang sesuai untuk menumbuhkan sel tersebut. Kultur sel biasanya digunakan untuk pengujian yang tidak mudah dilakukan secara in vivo. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dijelaskan mengenai definisi kultur sel, keuntungan kultur sel, keterbatasan kultur sel, perbedaan finite cell line dan continous cell line, kondisi pada saat kultur sel, morfologi sel pada kultur sel, serta aplikasi kultur sel. Metode yang digunakan adalah penelusuran pustaka dari mesin pencari Google dan PubMed Electronic Database. Dari hasil penelusuran pustaka ini, diperoleh hasil mengenai definisi kultur sel, keuntungan kultur sel, kerugian kultur sel, perbedaan finite cell line dan continous cell line, kondisi pada saat kultur sel, morfologi sel pada kultur sel meliputi sel fibroblast, sel epitel, dan sel limfoblast, serta aplikasi atau penerapan kultur sel dalam penelitian. Kata Kunci : kultur sel, cell line, in vitro. ABSTRACT Nowadays, a lot of application of cell culture research have been conducted. Cell culture is the process of removal or displacement of cells from humans, animals, or plants into the medium controlled corresponding to regenerate these cells. Cell culture typically used for research that is not easily conducted in in vivo study. Therefore, this article will explain the definition of cell culture, cell culture advantages, disadvantages of cell cultures, difference between finite cell line and continuous cell line, cell culture conditions, the morphology of cells in cell culture, and the application of cell culture. The method used in this review article is a literature search on the search engine Google and PubMed Electronic Database. From the search results of these literature, the definition of cell culture, advantages of cell culture, disadvantages of cell cultures, differences finite cell line and continuous cell line, the conditions at the time of cell culture, cell morphology in cultured cells include fibroblasts cells, epithelial cells, and limfoblast cells, and the application of cell culture in research were obtained. Keywords: cell culture, cell line, in vitro. PENDAHULUAN Pada awal tahun 1990-an, telah diketahui bahwa sel-sel manusia dapat

diperbanyak secara in vitro [1]. Kultur sel pertama kali dikembangkan pada awal tahun

20-an

sebagai

metode

untuk

Farmaka 99

Suplemen Volume 14 Nomor 2

mempelajari sel hewan secara in vitro [2].

dilakukan dalam bentuk suspensi sel yang

Kultur sel berkaitan dengan proses yang

diambil dari jaringan asli (baik secara

kompleks

dari

enzimatik, mekanik, atau disosiasi kimia),

lingkungan aslinya (in vivo) maupun

kultur primer, atau cell line dan dilakukan

dalam kondisi lingkungan yang dikontrol

di bawah kondisi laboratorium yang steril

(in vitro) [3]. Sel dari jaringan atau organ

dan lingkungan yang terkendali melibatkan

tertentu dapat digunakan secara luas pada

suhu, gas, dan tekanan [4]. Hal ini harus

penelitian maupun diagnosis, terutama

menyesuaikan lingkungan in vivo dari sel

pada

tersebut sehingga sel mampu bertahan

mengenai

infeksi

virus

isolasi

[3].

sel

Kultur

sel

merupakan alat yang sangat diperlukan

hidup

pada pengobatan modern dan diagnosis

terkendali [4].

infeksi pada manusia [3].

Tidak

Kultur sel merupakan teknik yang secara

luas

semua

proliferasi

penelitian

secara

dapat

dengan mudah dilakukan secara in vivo. Oleh karena itu, untuk penelitian yang

fisiologi

tidak dapat dilakukan secara in vivo, maka

manusia yang tidak mudah dilakukan

dapat dilakukan secara in vitro dengan

secara in vivo [4]. Sel dapat diisolasi dari

menggunakan sel. Kultur sel sangat besar

jaringan, lalu membiakkan kultur sel

manfaatnya pada penelitian secara in vitro

selama berhari-hari sampai berminggu-

karena

minggu [4]. Sel dapat diperoleh dari

menggunakan sel, harus melakukan kultur

jaringan normal (contohnya, jaringan kulit)

sel terlebih dahulu. Oleh karena itu, review

jika prosedur klinis dan pertimbangan etis

artikel ini dibuat dengan tujuan untuk

memungkinkan

manusia

dan

semua

penelitian

yang

Sel

dapat

juga

memberikan informasi mengenai definisi

jaringan

yang

sakit

kultur sel, keuntungan kultur sel, kerugian

(contohnya, sel tumor hati) yang diambil

kultur sel, finite vs continous cell line,

selama operasi sebagai bagian dari terapi

kondisi pada saat kultur sel, morfologi sel

diperoleh

dari

[4].

pada

terjadi

studi

metabolisme

digunakan

dan

untuk pasien [4]. Kultur sel biasanya

Farmaka 100

Suplemen Volume 14 Nomor 2

pada kultur sel, dan aplikasi kultur sel

Kriteria Seleksi Data (Ekslusi dan

dalam penelitian.

Inklusi) Dari beberapa jurnal yang telah

METODE

dicari, dilakukan beberapa skrining dan

Pencarian dan Strategi Pencarian Strategi

pencarian

data

yang

penyeleksian artikel. Penyeleksian tersebut

dijadikan acuan dalam review article ini

didasarkan

dilakukan dengan melalui penelusuran

eksklusi yang telah ditentukan. Kriteria

melalui internet pada PubMed Electronic

inklusi yang digunakan ialah artikel-artikel

Database dengan keyword cell culture,

yang

introduction of cell culture, basic of cell

keuntungan, kerugian, morfologi, aplikasi

culture.

pula

kultur sel, serta cell line. Selain itu,

penelusuran dengan mesin pencari Google.

digunakan pula handbook yang memuat

Pencarian

beberapa

informasi-informasi seperti yang telah

keyword yang dipakai dalam mesin pencari

disebutkan sebelumnya. Sedangkan untuk

Google. Keyword yang digunakan adalah

kriteria ekslusi yaitu jurnal yang di

sebagai berikut : cell culture, introduction

terbitkan dibawah tahun 2004.

of

HASIL DAN PEMBAHASAN

cell

Selain

itu,

dilakukan

culture,

dilakukan

dengan

advantages

and

disadvantages of cell culture, conditions culture, application of cell culture. Artikel-

pada

didalamnya

kriteria

inklusi

memuat

dan

definisi,

Definisi Kultur Sel Kultur

sel

merupakan

proses

artikel yang dipilih sebagai data review ini

penghilangan atau perpindahan sel dari

berasal dari pustaka-pustaka primer yang

manusia, hewan, atau tanaman ke dalam

terdiri dari jurnal-jurnal publikasi ilmiah,

medium terkontrol yang sesuai untuk

textbook dan pustaka primer lainnya.

menumbuhkan sel tersebut. Sel-sel tersebut

Jurnal yang digunakan merupakan jurnal

dapat diambil secara langsung dari jaringan

yang terpercaya yang dapat di akses di

atau dengan proses enzimatik maupun

beberapa situs seperti researchgate, ncbi,

mekanik, sebelum kemudian dikultivasi

pubmed, dan beberapa situs jurnal lainnya.

(dibiakkan). Sel-sel tersebut juga dapat

Farmaka 101

Suplemen Volume 14 Nomor 2

diperoleh dari cell line maupun cell strain

perkembangan kultur sel dapat dilihat pada

yang

Tabel 1.

telah

ada.

Untuk

sejarah

Tabel 1: Sejarah Perkembangan Kultur Sel [5,6] Tahun 1885 1898 1897

1903 1907

1911 1916 1922 1923 1943 1948 1949 1951 1955 1961 1964 1965 1975

Penelitian Memelihara sel embrio anak ayam pada kultur saline. Memelihara jaringan kulit manusia secara in vitro pada cairan ascitic. Menunjukkan kelangsungan hidup sel yang diisolasi dari darah dan jaringan connective pada serum dan plasma darah. Untuk pertama kalinya memelihara jaringan leukosit dari salamander. Kultivasi sel syaraf katak pada penggumpalan kelenjar getah bening yang dilakukan dengan metode “hanging drop” dan mengamati pertumbuhan dari serabut syaraf secara in vitro selama beberapa minggu. Media cair pertama yang berisi air laut, serum, ekstrak embrio, garam dan pepton. Enzim tripsin proteolitik untuk subculture sel pendukung (adherent). Pertama kali dilakukan kultur sel epitel. T-flask (labu kultur sel) sebagai desain pertama yang rinci untuk kultur sel pembuluh darah. Continous cell line dari hewan pengerat.

Peneliti Roux Ljunggren Loeb

Jolly Ross Harrisone

Warren Lewis Rous dan Jones Albert Ebeling Carrel dan Baker

Wilton Earle, George Gey Isolasi fibroblast tikus yang diperoleh dari kloning sel Earle tunggalnya. Virus polio dapat ditumbuhkan pada kultur sel embrio Enders manusia Continous cell line dari karsinoma serviks manusia yang George Gey sekarang dikenal sebagai sel HeLa (helen lane). Nutrien untuk kultur sel. Harry Eagle Sel-sel normal (fibroblas) memiliki umur yang terbatas Hayflick / dalam kultur sel. Moorhead Medium untuk seleksi sel. Littlefield Pertama kali ditemukannya medium serum-free. Ham Pertama kalinya diuji kemampuan hybridoma untuk Kohlar dan mensekresikan antibodi monoklonal. Milstein

Kultur sel primer adalah kultivasi

Ada dua teknik dalam kultur sel primer,

(penanaman) pertama sel pada kondisi

yaitu teknik enzimatik dan teknik eksplan

sintetik [7]. Kultur sel primer merupakan

langsung [8]. Untuk teknik enzimatik, telah

kultur sel langsung dari jaringan tubuh [8].

dilaporkan mengenai tingkat keberhasilan

Farmaka 102

Suplemen Volume 14 Nomor 2

isolasi

keratinosit

manusia

dengan

dalam populasi [9]. Jika subpopulasi cell

berbagai variasi konsentrasi, termasuk

line diperoleh dari kloning atau metode

tripsin dan dispase, kondisi enzimatiknya,

lain, cell line ini berubah menjadi cell

serta konsentrasi kalsium dalam medianya

strain [9]. Sebuah cell strain sering

[8]. Sedangkan untuk teknik eksplan

mengalami perubahan genetik tambahan

langsung, prosedurnya lebih sedikit bila

setelah inisiasi dari garis induk [9].

dibandingkan dengan teknik enzimatik [8].

Keuntungan Kultur Sel

Selain itu, dalam teknik eksplan langsung

Salah satu keuntungan utama dari

diperoleh hasil keratinosit pertama lebih

kultur sel adalah dapat dilakukannya

cepat

manipulasi fisikokimia (seperti suhu, pH,

dibandingkan

dengan

teknik

enzimatik [8].

tekanan osmotik, kadar O2 dan CO2), serta

Kultur primer mengacu pada tahap

manipulasi lingkungan fisiologis (seperti

kultur setelah sel diisolasi dari jaringan

hormon dan konsentrasi nutrien) dimana

tubuh dan berkembang biak pada kondisi

sel berkembang biak [5]. Lingkungan saat

yang sesuai [9]. Pada tahap ini, sel harus di

kultur

subkultur

sel-sel

pertumbuhan dan perkembangan sel [5].

tersebut ke vessel baru dengan medium

Keuntungan besar lainnya dari kultur sel

yang segar untuk memberikan ruang guna

adalah homogenitas sel dan kontrol penuh

pertumbuhan

pada myogenesis [10].

dengan

mentrasfer

selanjutnya

[9].

Setelah

sangat

berpengaruh

pada

subkultur pertama, kultur primer dikenal

Dengan meningkatnya persetujuan

sebagai cell line atau subclone [9]. Cell

akan penggunaan cell line dan sel primer,

line yang berasal dari kultur primer

maka kultur sel harus ditingkatkan untuk

memiliki rentang hidup yang terbatas, dan

kultur in vitro agar dapat berkontribusi

karena sel-sel tersebut telah di subkultur,

lebih efektif untuk pemahaman kita tentang

sel-sel dengan kapasitas pertumbuhan yang

biologis penyakit dan efisiensi terapi [11].

tinggi mendominasi, sehingga terdapat keseragaman tingkat genotip dan fenotip

Farmaka 103

Suplemen Volume 14 Nomor 2

atau dalam lingkungan kultur secara in

Keterbatasan Kultur Sel Kultivasi (pembiakkan) sebagian

vitro [5]. Pada continous cell line, tingkat

kecil dari jaringan dengan metode kultur

pertumbuhan atau pembelahannya cepat

memungkinkan

dengan waktu replikasinya adalah 12-24

untuk

melestarikan

struktur histologi awal yang memberikan

jam [5].

hubungan yang sesuai dengan kondisi in

Sel-sel normal biasanya membelah

vivo dari sel tersebut [12]. Namun, setelah

dalam jumlah terbatas sebelum akhirnya

beberapa hari dari proses kultivasi, muncul

kehilangan

nekrosis di zona pusat eksplan, yang mana

berproliferasi (membelah), yang mana

disebabkan oleh kekurangan oksigen dan

secara genetik disebut penuaan sel, sel

nutrien. Pada saat itu, nekrosis juga dapat

pada kondisi ini disebut finite cell line [9].

menyebar ke bagian selain zona pusat

Namun,

eksplannya [12].

immortal melalui proses yang disebut

Beberapa masalah

kemampuannya

beberapa

cell

line

untuk

menjadi

yang sering

transformasi, yang dapat terjadi secara

terjadi pada saat kultur sel yaitu, kesalahan

spontan atau secara kimiawi atau dapat

identifikasi cell line, adanya kontaminasi

pula dengan diinduksi virus [9]. Ketika

dari mikroorganisme, seperti Mycoplasma

finite cell line mengalami transformasi dan

yang

lingkungan

memperoleh kemampuan untuk membelah

laboratorium maupun lingkungan kultur

tanpa batasan waktu, kondisi itu menjadi

selnya, dan ketidakstabilan genotip dan

continous cell line [9].

fenotip dari sel [13].

Kondisi Saat Kultur

dapat

berasa

dari

Finite vs Continuous Cell line Finite cell line merupakan cell line

Kondisi pada saat kultur bervariasi tergantung

setiap

jenis

sel,

tetapi

yang rentang hidup dalam kulturnya itu

lingkungan buatan dimana sel-sel tersebut

dibatasi. Sedangkan continous cell line

dikultur selalu terdiri dari vessel yang

merupakan cell line yang berubah di

sesuai dan mengandung substrat atau

bawah kondisi lingkungan laboratorium

media yang memasok nutrisi penting bagi

Farmaka 104

Suplemen Volume 14 Nomor 2

sel (seperti asam amino, karbohidrat, vitamin, dan mineral) [9]. Selain nutrisi tersebut, ada pula Growth Factor, hormon, gas

(O2

dan

pengaturan

CO2),

dan

terhadap

fisikokimianya

dilakukan lingkungan

(seperti

pH,

tekanan

osmotik, dan suhu) [9]. Kebanyakan sel hanya dapat tumbuh dan membelah di media yang cocok untuk sel tersebut [9]. Dapat pula harus dikultur saat menempel pada substrat padat maupun semi-padat (adherent atau monolayer culture) [9]. Gambar 1. Sel Fibroblast Sementara yang lain dapat tumbuh dengan b. Sel Epitel [5,9]. mengapung (floating) pada media kultur Sel epitel merupakan sel yang (media kultur yang berbentuk suspensi) berbentuk

poligonal

dengan

[9]. dimensi lebih teratur, dan tumbuh Morfologi Sel pada Kultur melekat pada substrat di patch Sel

pada

kultur

dapat

dikategorikan diskrit.

menjadi 3 berdasarkan bentuknya, yaitu : a. Sel Fibroblast [5,9]. Sel

fibroblast

merupakan

sel

bipolar atau multipolar, memiliki bentuk memanjang, dan tumbuh melekat pada substrat.

Farmaka 105

Suplemen Volume 14 Nomor 2

Aplikasi Kultur Sel Kultur sel, yang berasal dari sel yang diambil dari jaringan asli, kemudian dipisahkan secara enzimatik, mekanik, maupun cara kimia, dapat digunakan untuk isolasi virus [1]. Penggunaan kultur sel untuk

mengisolasi

virus

dilanjutkan

dengan pemberian antibiotik pada media kultur sel [1]. Selain itu, dapat pula digunakan untuk pengendalian kontaminasi Gambar 2. Sel Epitel c. Sel Limfoblast [5,9].

oleh antibiotik [1]. Karena menggunakan kultur dalam penelitian, hal tersebut juga

Sel limfoblast merupakan sel-sel

dapat membantu mengurangi penggunaan

yang berbentuk bulat dan biasanya

hewan uji [1].

tumbuh di medeium suspensi tanpa melekat ke permukaan.

Untuk kultur sel hewan, dapat diaplikasikan

pada

proses

stem

sel,

teknologi IVF (In Vitro Fertilization), biologi sel kanker, produksi antibodi monoklonal, produksi protein rekombinan, terapi gen, pembuatan vaksin, seleksi dan pengembangan obat baru [5]. Beberapa contoh penelitian yang menggunakan kultur sel, yaitu sebagai berikut:  Kultur sel dapat digunakan dalam kombinasi dengan PCR tes serologi, Gambar 3. Sel Limfoblast

histopatologi

dan

histokimia

Farmaka 106

Suplemen Volume 14 Nomor 2

kekebalan tubuh untuk diagnosis virus yang

tidak

dikenal.

Dapat

juga

 Kultur

sel

dan

yang baru ditemukan [3].

karsinoma

teknik

rekombinan

protein

untuk

pada

penelitian

mengenai pengaruh mTOR-inhibitor

digunakan dalam pembiakkan patogen

 Kultur sel dapat digunakan dalam

hati

asam

mikofenolat

terhadap

cholangiocellular

pada

manusia dan kanker terkait fibroblas. Sel yang digunakan dalam penelitian

mendeteksi antibodi virus influenza

tersebut

[14].

HuCCT-1 (intrahepatic/distal tumour)

 Kultur sel dapat digunakan untuk

dan

adalah

TFK-1

CCA

cell-lines

(extrahepatic/hilar

mengisolasi Leishmania infantum dan

tumour). Sel tersebut diperoleh dari

Leishmania major dalam penelitian

Cell Bank RIKEN Bio Resource

mengenai perbandingan infektivitas

Centre di Jepang. Sel dibiakkan dalam

secara in vitro dan ekspresi gen dari

96-well (sel tumor 1 × 104 sel / well;

kultur

PNA-negatif

CAF 2,5 × 103 sel / well) di media

promastigotes

DMEM dilengkapi dengan 10% FCS.

metacyclic yang diisolasi dari sand fly

Satu hari kemudian media diganti

anterior thoracic midgut (Pro-pper)

dengan DMEM segar ditambah 10%

[15].

FCS. Viabilitas sel diukur setelah 24,

promastigotes

(Pro-PNA-)

dan

 Kultur sel uveal melanoma untuk

48 dan 96 jam menggunakan Crystal

penelitian diagnosis kanker [11].

violet assay dan dibandingkan dengan

Langkah pertama dalam kultur ini

kelangsungan hidup sel-sel tumor

adalah panen jaringan tumor segar dari

yang tidak diberi

mata

CAFS. Penghambat calcineurin CSA,

pasien,

yang

mana

pasien

digunakan

perlakuan dan

tersebut terkena melanoma uveal yang

yang

sebagai

obat

sedang menjalani operasi untuk terapi

imunosupresif umum berikut OLTx,

[16].

digunakan sebagai referensi. Obat digunakan sebagai kontrol, karena

Farmaka 107

Suplemen Volume 14 Nomor 2

tidak ada efek penghambatan terhadap

dimonitor

proliferasi tumor dan migrasi sel [17].

trypan blue exclusion assay untuk

 Kultur sel Mesenchymal Stromal Cells (MSC)

yang

mana

sel

stroma

mesenchymal (MSC) sebagian besar diteliti dalam uji klinis yang bertujuan

dengan

menggunakan

pengujian kultur jangka panjang dan induksi apoptosis ditentukan oleh morfologi dan biokimianya [20].  Perkembangan kultur sel-sel epitel

untuk mengontrol reaksi kekebalan

trakea

dari

embrio

ayam

serta

tubuh [18].

penggunaannya dalam studi infeksi

 Kultur sel Hep-2 yang berasal dari

virus pernapasan burung seperti low-

epidermoid carcinoma pada laring. Sel

pathogenetic Avian influenza virus

tersebut kemudian ditanam dengan

(AIV) dan Newcastle disease virus

densitas 1 × 106 sel / ml per 75 cm2

(NDV) [21].

labu untuk kultur sel (Corning, NY,

SIMPULAN

USA). Minimum Essential Medium

Kultur

sel

adalah

proses

(MEM - Cultilab, Campinas, SP,

penghilangan atau perpindahan sel dari

Brazil) digunakan dengan pH 7,5 dan

manusia, hewan, atau tanaman ke dalam

ditambah dengan 10% FCS (Cultilab),

medium terkontrol yang sesuai untuk

1% asam amino non-esensial dan 1%

menumbuhkan sel tersebut dimana salah

antibiotik / antimycotic (Invitrogen

satu keuntungannya yaitu dapat digunakan

Corporation, Carlsbad, CA, USA) dan

untuk

dikultur pada suhu 37 ° C [19].

dilakukan secara in vivo. Pada kultur sel,

penelitian

yang

tidak

dapat

 Kultur sel hati HepG2 pada beberapa

cell line yang pertumbuhannya terbatas

variasi konsentrasi NVP (Nevirapine)

disebut finite cell line, sedangkan finite cell

guna mengetahui sitotoksisitas dari

line yang telah mengalami transformasi

Nevirapin

tersebut.

Sitotoksisitas

sehingga dapat membelah terus menerus

ditentukan

dengan

menggunakan

disebut continous cell line dimana terdapat

proliferation assay dan jumlah sel

tiga morfologi bentuk sel, yaitu sel

Farmaka 108

Suplemen Volume 14 Nomor 2

fibroblas, epitel, dan limfoblas. Kultur sel

dengan

penelitian,

kepenulisan

telah banyak digunakan pada penelitian-

(authorship), dan atau publikasi artikel ini.

penelitian, seperti untuk diagnosis infeksi

DAFTAR PUSTAKA

dan kanker.

1.

Leland DS, Ginocchio CC. Role of Cell Culture for Virus Detection in

UCAPAN TERIMAKASIH Rasa syukur penulis panjatkan

the Age of Technology. Clinical

kepada Allah SWT. karena berkat rahmat

Microbiology Reviews. 2007; p. 49–

dan

78

karunia-Nya

penulis

dapat

menyelesaikan review artikel ini. Dan tidak lupa penulis juga

2.

mengucapkan

Culture. Molecular Biotechnology.

terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu

mendo’akan

dan

memotivasi,

Thorpe TA. History of Plant Tissue

2007; 37(2):169-80. 3.

Hudu SA, Alshrari AS, Syahida A,

terimakasih pula kepada teman-teman yang

Sekawi Z. Cell Culture, Technology:

selalu memberi semangat dan memotivasi,

Enhancing

dan ucapan terimakasih kepada dosen mata

Diagnosing Human Diseases. Journal

kuliah metodologi penelitian, karena telah

of Clinical and Diagnostic Research.

memberikan ilmu yang begitu bermanfaat

2016; 10 (3):1-5

bagi

penulis,

serta

kepada

dosen

4.

Mitry

RR,

The

Hughes

Culture

RD

Of

(eds.).

pembimbing, ibu Irma Melyani yang telah

Introduction to Cell Culture. Human

membimbing penulis dalam menyelesaikan

Cell Culture Protocols, Methods in

review artikel ini dan memberikan saran

Molecular Biology. 2012; 806

serta perbaikan-perbaikan dalam penulisan

5.

Nema R, Khare S. An Animal Cell

review artikel ini.

Culture: Advance Technology For

KONFLIK KEPENTINGAN

Modern

Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat

potensi

konflik

kepentingan

Research.

Advances

in

Bioscience and Biotechnology. 2012; 3: 219-226

Farmaka 109

Suplemen Volume 14 Nomor 2

6.

7.

8.

Langdon, Simon P. Methods in

Culturing Uveal Melanoma Cells.

Cell Culture: Methods and Protocols.

Ocular Oncology and Pathology.

New Jersey: Humana Press; 2004

2015; 1:126-132

Freshney RI. Basic Principles of Cell

12.

Khoruzhenko AI. 2D- and 3D-Cell

Culture. New Jersey: John Wiley &

Culture. Biopolymers and Cell. 2011;

Sons, Hoboken; 2006

27 (1): 17–24

Klingbeil, M.F.G., Herson, M.R.,

13.

Geraghty RJ, Davis AC, Davis JM,

Cristo, E.B., Pinto, Jr.D.S., Yosshito,

Downward J, Freshney RI, et al.

D., Mathor, M.B. Comparison of

Guidelines for the Use of Cell lines

Two Cellular Harvesting Methods

in

For Primary Human Oral Culture Of

Journal of Cancer. 2014: 1-26 14.

Biomedical

Research.

British

Marks LV. The Lock and Key of

2009; 10(3): 197-204.

Medicine: Monoclonal Antibodies

Thermo Fisher Scientific : Cell

and

Culture

Healthcare.

Basics

Handbook.

Gibco;

UK: 2015:

www.lifetechnologies.com/cellcultur

10.

Angi M, Versluis M, Kalirai H.

Molecular Medicine, vol. 88: Cancer

Keratinocytes. Cell Tissue Bank.

9.

11.

the

Transformation London

:

of Yale

University Press; 2015 15.

Alcolea PJ, Alonso A, Degayon MA,

ebasics

Moreno-Paz M, et al. In Vitro

Orzechowski A. Artificial Meat?

Infectivity and Differential Gene

Feasible Approach Based on the

Expression of Leishmania infantum

Experience

Culture

Metacyclic Promastigotes: Negative

Integrative

Selection With Peanut Agglutinin In

2014;

Culture Versus Isolation From The

DOI:10.1016/S2095-3119(14)60882-

Stomodeal Valve of Phlebotomus

0

perniciosus. BMC Genomics. 2016;

Studies.

from

Journal

Agriculture.

Cell of

17:375

Farmaka 110

Suplemen Volume 14 Nomor 2

16.

Burgess BL, Rao NP, Eskin A, Nelson

SF,

McCannel

20.

Wongtrakul

J,

Paemanee

A,

TA:

Wintachai P, Thepparit C, et al.

Characterization of Three Cell lines

Nevirapine Induces Apoptosis in

Derived from Fine Needle Biopsy of

Liver (HepG2) Cells. Asian Pacific

Choroidal Melanoma with Metastatic

Journal of Tropical Medicine. 2016;

Outcome. Mol Vis. 2011; 17: 607–

9(6): 547–553

615.

21.

Zaffuto KM, Estevez CN, Afonso CL. Primary Chicken Tracheal Cell

17.

Heits N, Heinze T, Bernsmeir A,

Culture System for the Study of

Kerber J, Hauser C, et al. Influence

Infection with Avian Respiratory

of

Viruses. Avian Pathology. 2008;

mTOR-inhibitors

Mycophenolic

Acid

Cholangiocellular

and

On

Human

Carcinoma

and

Cancer Associated Fibroblasts. BMC Cancer. 2016; 16: 322 18.

Lechanteur C, Briquet A, Giet O, Delloye O, Baudoux E, Beguin Y. Clinical‑Scale Mesenchymal

Expansion Stromal

Of

Cells:

A

Large Banking Experience. J Transl Med. 2016; 14:145 19.

Franco-Salla GB, Prates J, Cardin LT,

et

Modulates

al.

Euphorbia Gene

tirucalli

Expression

in

Larynx Squamous Cell Carcinoma. BMC

Complementary

and

Alternative Medicine. 2016; 16:136

37(1): 25-31