GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI - REPOSITORY USU

Download GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI. David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati . Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kes...

0 downloads 503 Views 614KB Size
H HA ASSIILL PPEEN NEELLIITTIIA AN N

GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT From nutritional point of view, pregnant women are group of people that have high risk for many health problems. It can be seen from the high prevalence of morbidity and mortality rates during pregnancy. Because of the high risk to the health problems, they need additional nutrients during pregnancy in order to increase their capability to protect themselves from many diseases, especially nutrition–related diseases. Pregnant women require energy that sufficient to support the growth and development of their fetuses, as well as placenta, and mammary gland. Also, energy is needed to maintain their health. However, the quantity of food intake during pregnancy should not be excessive, because it has negative effects for the mother’s and fetuses’ health. With the same reasons, lactating mothers need additional intake of protein, energy, fat, minerals, and vitamins that are able to support the production of human milk and to maintain their health. Key words: Nutrition during pregnancy, Pregnant women, Lactating mothers, Fetus PENDAHULUAN Makanan ibu sewaktu hamil hendaknya mengandung jumlah dan mutu gizi yang baik. Bila ibu hamil makan makanan yang rendah baik jumlah maupun mutu gizinya, dapat menyebabkan kemunduran kesehatan janin. Dalam keadaan seperti ini mula-mula janin yang ada dalam kandungan akan mengambil cadangan zat-zat gizi yang ada dalam tubuh ibu, dan bila keadaan ini berjalan cukup lama, janin akan menggunakan zat-zat gizi yang ada dalam jaringan tubuh ibunya. Akibatnya akan mengkuatirkan kesiapan ibu sewaktu melahirkan Hasil penelitian Budijanto, dkk. (2000) menunjukkan bahwa ibu yang sewaktu hamil mempunyai status gizi yang rendah dengan pertambahan berat badan ≤9 kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm akan mempunyai risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain dari itu dikatakan pula bahwa bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah (< 2, 5 kg) mempunyai prestai belajar

yang lebih rendah bila dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Oleh karena itu dengan memperbaiki jumlah dan mutu makanan sewaktu hamil secara langsung akan meningkatkan berat badan bayi yang akan dilahirkan dan secara tidak langsung menyokong pertumbuhan selsel otak bayi yang optimal. Dengan demikian sudah selayaknya bila makanan ibu sewaktu hamil perlu mendapat prioritas utama dalam keluarga. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga

78 Universitas Sumatera Utara

kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung persiapan kelak bayi dilahirkan. Cara makan yang berlebihan harus dihindari, karena dapat merugikan sendiri. Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan keperluannya. Kebutuhan lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran serta buah segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin menurun, mka dianjurkan mengkonsumsi semua jenis makanan. Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29 pertambahan berat badan sekitar 7kg -11,5 kg Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) maka pertambahan 11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8 pertambahan berkisar 12,5 kg – 18 kg. Dengan berpegangan pada nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula-gula. Pada ibu hamil yang kekurangan gizi maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh segera mengalami kondisi yang ideal, meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun. Akan tetapi risiko kehamilan serta saat melahirkan tentunya lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi yang sempurna. Pada ibu hamil terutama pada pertengahan usia kandungannya, sering mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion Natrium dan Klorida (Garrow and James, 1993). Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus benar-benar diperhitungkan, sehingga tidak mengakibatkan kelebihan yang bisa berakibat merugikan. Adapun makanan yang sangat dianjurkan pada masa kehamilan adalah susu, telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin, utamanya vitamin A, D dan C. Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah peningkatan berat badan sesuai dengan pertambahan usia

Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (78–82) David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati

kehamilan, peningkatan berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat badan juga penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya peningkatan 1 – 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata 0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta simpanan lemak ibu hamil (Committee on Nutritional, 1990). Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena ibu hamil sering salah mengerti dengan arti makan untuk “dua orang” dapat menyebabkan bayi terlalu besar. Sebaiknya ibu hamil makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan selama kehamilannya. Makanan tidak perlu mahal akan tetapi mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan nutrisi selama kehamilan adalah meningkat. Adapun kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (ari-ari), pertambahan volume darah, pertumbuhan kelenjar susu sebagai persiapan untuk menyusui dan metabolisme tubuh yang meningkat.(Committee on Nutritional, 1995; Soetjiningsih, 1995) Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu. Sesuai dengan usia pertumbuhan kehamilan mulai dari trimester pertama hingga ketiga banyak keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginan untuk makan. Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul

79 Universitas Sumatera Utara

keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya, disampng tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan halhal seperti berikut: - Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual. - Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain yang bergizi. Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan si ibu. Pada saat ini muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah: - Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lainlain. - Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral

80

-

merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan yang banyak mengandung garam antara lain Instansi Noodle, Margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasinya.

Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan. Keperluan zat gizi tambahan yang diperlukan pada kehamilan menurut risalah Widya Karya Pangan dan Gizi VI (1998) adalah: Kalori Protein Ca Fe Vit A Thiamin 1 Riboflavin Niacin Vit C Vit D

2200 48 500 26 500 + 1,2 9 60 -5

+ 285 kal + 12 gr + 400 mg + 20 mg + 200 RE 0,2 mg + 0,2 mg + 1 mg + 10 mgr + 10 μg

Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk minum susu sapi, yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak 2–2,5 liter air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air buah. Karena dengan minum air Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (79–82) David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati Universitas Sumatera Utara

buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan air dan vitamin bisa terpenuhi (Committee on Nutritional, 1990). Ibu yang sedang laktasi dianjurkan untuk tidak minum-minuman keras, apalagi alkohol. Demikian pula terhadap obat-obatan berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh – memperkecil produksi ASI secara tidak langsung), pil anti hamil (mensupresi produksi ASI) dan lain-lain. Kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui menurut hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 adalah: Menyusui: Kalori Protein Ca Fe Vit A Thiamin Riboflavin Niacin Vit C Vit D

0-6 bulan 7-12 bulan + 700 kal + 500 kal + 16 gr + 12 gr + 400 mg + 400 mg + 2 mg + 2 mg + 350 RE + 300 RE + 0,3 mg + 0,3 mg + 0,4 mg + 0,3 mg + 3 mg + 3 mg + 25 mg + 10 mg - + 10 μg + 10 μg

Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi. Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak mengalami hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa keuntungan dan keunggulan ASI adalah: - ASI bersih - Mengandung immunoglobulin (Ig) terutama IgA - Mengandung laktoferrin, suatu ikatan protein dengan zat besi. Dengan adanya ikatan tersebut maka bakteri-bakteri yang berbahaya dalam usus tidak dapat menggunakannya untuk pertumbuhannya. - Lysosim, suatu enzim dengan konsentrasi beberapa ribu kali lebih tinggi dibanding dengan yang ada pada susu sapi. Enzym ini akan merusak bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga berguna untuk melindungi bayi terhadap berbagai jenis virus. - Sel-sel darah putih selama minggu pertama dan mingggu kedua ASI

Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (78–82) David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati

-

mengandung lebih 4000 sel per cc. Selsel ini mengahasilkan IgA laktoferrin, Lysozim dan interferron. Interferon adalah susu substansi yang dapat menghalang-menghalangi kegiatan dari berbagai virus. Bifidus faktor: suatu nitrogen Containing Carbohydrat yang diperlukan oleh suatu bakeri spesifik yang disebut Lactobacillus bifidus untuk pertumbuhannya. Bakteri ini dominan terhadap bakteri flora usus ddan dapat memproduksi asam laktat dari Laktose yang terdapat pada ASI. Asam laktak ini nantinya akan menghalangi pertumbuhan bakteri dan parasit, dan menyebabkan kotoran (feces) bayi menjadi asam.

Gizi Ibu Hamil dan Menyusui serta Hubungannya dengan Produksi ASI Selama kehamilan ibu harus mendapat makanan tambahan setiap hari, karena akan sangat besar peranannya dalam mencegah malnutrisi pada janin yang dikandungnya, serta menghindarkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Wanita yang normal mendapat kenaikan berat badannya sebesar 10-12 kg selama kehamilannya. Setengah dari angka itu digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta sementara setengahnya lagi untuk mempersiapkan tubuh ibu sehingga mampu memberikan air susu dengan memuaskan. Demikian juga selama periode menyusui ibu harus mendapatkan makanan tambahan karena selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran, di mana air susu ibu merupakan sumber makanan tunggal pertama bagi bayi, jumlah dan kualitasnya yang dihasilkan harus tetap cukup sesuai dengan kebutuhan bayi. Menurut penelitian WHO mengenai nutrisi selama kehamilan dan menyusui manyatakan bahwa produksi ASI yang cukup adalah 850 cc per hari (Ebrahim, 1978). Berhasil tidaknya pemberian ASI ini dapat dinilai dengan mengamati pertumbuhan bayi. Pertumbuhan dapat diamati melalui penimbangan bayi yang teratur, yang hasilnya dicatat melalui KMS (Kartu Menuju Sehat). Kenaikan berat badan sebanyak 800 gr per bulan selama 6 bulan pertama atau kenaikan berat badan menjadi 2 kali lipat pada akhir bulan kelima, merupakan tanda pertumbuhan yang memuaskan. Untuk itu para ibu yang sedang

81 Universitas Sumatera Utara

menyusui bayinya supaya produksi ASI tetap dapat dipertahankan, maka harus makan lebih banyak dari biasanya. Selain energi, maka tambahan protein dan kalsium dibutuhkan oleh ibu untuk menambah produksi ASI. Minum susu 1 gelas atau 2 gelas sehari sangat dianjurkan. PENUTUP Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masyarakat umum dan pada ibu hamil dan menyusui khususnya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan serta khusus individual. Adanya mitos tertentu terhadap makan dan makanan sering dimiliki oleh kelompok tertentu terutama hubungannya dengan kehamilan, sebagai contoh adanya kebiasaan untuk melakukan pica yaitu makan makanan yang tidak mengandung kadar gizi sama sekali bahkan kadang-kadang bulan merupakan bentuk makanan yang wajar dengan tujuan atau maksud bahwa dengan makan makanan tersebut akan terpenuhi keinginan keluarga atau ibu untuk mempunyai anak cantik atau untuk mengurangi ketidaknyamanan selama hamil. Atau untuk dapat melahirkan anak dengan kulit bercahaya atau bayi agar mudah dilahirkan. Sedangkan fakta budaya, agama dan keyakinan seseorang menentukan pengalamannya dengan makan dan makanan. Secara umum, simbol ini berhubungan dengan pengalaman selama atau sepanjang hidup seperti melahirkan, mati dan pertumbuhan. Sebagai faktor sosial meliputi kebiasaan saling membagi, menciptakan kehangatan dan menggambarkan kemampuan ibu dalam memenuhi kebutuhan makana keluarga. Ibu sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan makan anaknya. Faktor ekonomi dilihat dari taraf ekonomi keluarga yang menentukan status gizi keluarga. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dapat mempengaruhi keadaan nutrisi anggota keluarganya, sehingga ibu hamil dan menyusui dengan keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan gizi yang memadai sering mempunyai risiko untuk kurang gizi dan terhadap proses kehamilan dan persalinan.

82

Selain itu faktor pengetahuan tentang komponen dasar keseimbangan makanan yang diperlukan sangat penting. Sering tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat ekonomi, tetapi meskipun demikian banyak juga keluarga dengan pendapatan pas-pasan dapat menyediakan kebutuhan makan yang seimbang bila pengetahuan mereka tentang nutrisi baik. Dan yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi status nutrisi adalah faktor psikologis. Emosi sangat mempengaruhi keinginan dan status nutrisi individu. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai masalah dalam penerimaan secara psikologis terhadap kehamilannya mungkin tidak mengalami gangguan psikis tetapi sebaliknya ibu yang depresi atau yang tidak menghendaki kehamilannya dapat memanifestasikannya dengan perasaan hilang selera makan atau makan makananyang tidak sesuai dengan kebutuhan kehamilannya, misalnya minum minuman keras. Melihat pentingnya masalah gizi baik ibu hamil dalam melewati masa kehamilan dan menjelang menyusui maka selain penting bagi ibu hamil itu sendiiri untuk mengawasi keadaan kesehatannya sendiri juga keluarga sangat berperan sebagai pendukung dalam mempertahankan status gizi ibu hamil tetap dalam tingkat sesuai dengan usia kehamilan. DAFTAR PUSTAKA Budijanto, dkk. 2000. Risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Balorejo Kabupaten Madiun. Medika No 9 Tahun XXVI. September 2000; p 566-569 Committee on Nutritional. Nutrition During Lactation. 1990. National Academy Press. Washington DC. Committee on Nutritional. Nutrition During Pregnancy. 1990. National Academy Press. Washington DC. Ebrahim, G.J. 1978. Breast Feeding – The Biological Option. Air Susu Ibu. Yayasan Essentia Medika. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998. Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi VI. LIPI. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Pn. Buku Kedokteran. Jakarta.

Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (79–82) David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati Universitas Sumatera Utara