HAMBATAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PELAKSANAAN

Download Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 123. Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan. Evaluasi Pembelajaran di ...

0 downloads 474 Views 161KB Size
Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMAN 1 Sanden Nuroktya Ningsih Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42 Sidikan Umbulharjo Yogyakarta

E-mail: [email protected]

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan guru PKn dalam pelaksanaan evaluasi khususnya dalam mekanisme penyusunan instrumen penilaian hasil belajar dan mekanisme penilaian hasil belajar di SMAN 1 Sanden. Subjek penelitian ini adalah guru PKn di SMAN 1 Sanden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hambatan guru PKn dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, yaitu dalam penyusunan instrumen penilaian hasil belajar dan mekanisme penilaian hasil belajar. Kata kunci: guru, mata pelajaran PKn, evaluasi, hambatan evaluasi

PENDAHULUAN Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperuntukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang cerdas dalam berbagai aspek

baik intelektual, sosial, emosional maupun spiritual, serta berkepribadian dan berperilaku dengan akhlak mulia yang nantinya mampu mengisi kebaikan baik kepentingan dirinya dan masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diharapkan dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan. Berkaitan dengan itu, peran seorang guru sangat menentukan proses belajar peserta didik. Guru sebagai pendidik menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 123

Nuroktya Ningsih

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Administrasi pendidikan merupakan hal penting dan harus dilaksanakan oleh seorang guru sebagai peganggan bagi guru dalam menjalankan proses pembelajaran dan untuk mengetahui kinerja guru agar sesuai dengan apa yang ada dalam rencana pelaksananan pembelajaran. Salah satu yang termasuk dalam administrasi yang harus diperhatikan oleh guru yaitu berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi atau penilaian hasil pembelajaran. Pelaksanan evaluasi harus sesuai dengan kurikulum yang ada, dimana pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Dalam pelaksanaan evaluasi, beberapa komponen evaluasi perlu diperhatikan, antara lain tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi harus dapat dilakukan dengan benar oleh seorang guru agar administrasi pendidikan dapat terpenuhi. Selama ini ditemui adanya hambatan dalam pelaksanaan evaluasi, terutama dilihat dari mekanisme penyusunan instrumen penilaian hasil belajar, pengembangan butir-butir instrumen penilaian, serta hambatan dalam menerapkan teknik penilaian dan menentukan jenis penilaian. Kemudian dalam hal mekanisme penilaian hasil belajar, guru juga masih mengalami hambatan seperti dalam pelaksanaan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi, hambatan dalam melakukan pengayaan, dan hambatan dalam penyusunan pelaporan hasil penilaian.

Masalah dalam penelitian ini adalah apa saja hambatan yang dialami guru PKn dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran?

TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Hambatan Kesulitan Belajar

dan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 295), yang dimaksud dengan hambatan adalah halangan, rintangan. Hambatan merupakan hal yang membuat sesuatu tidak dapat berjalan sebagai mestinya. Sedangkan definisi kesulitan belajar yang dikutip oleh Hallahan, Kauffman dan Lloyd (1985: 14) “Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan pengunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut menampakkan dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung”. (Mulyono, 2009: 6) 2. Pengertian Siswa dan Guru PKn

Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didik adalah unsur manusiawi yang yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. (Syaiful, 2010: 51). Sedangkan pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:330), guru adalah orang yang pekerjaanya (mata pencaharianya, profesinya) mengajar. Pengertian guru adalah orang yang tahu persis dan kondisi diterapkan

124 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012

Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ....

kurikulum yang berlaku selain itu guru, bertanggung jawab atas terciptanya hasil belajar yang di inginkan (Raka Joni, 1983: 26). Sedangkan guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. (Syaiful, 2010: 32). Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan sikap, kepribadian serta moral siswa agar kelak menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian guru PKn yaitu seorang pendidik yang mengajarkan pengetahuan dan pembinaan sikap atau tingkah laku siswa yang dilaksanakan sesuai dengan kompetensinya. Maka diketahui bahwa tugas seorang guru PKn tidaklah mudah. Dikatakan tidak mudah karena guru PKn harus mampu mengajarkan ketiga aspek secara seimbang, dengan tujuan agar antara pengetahuan, kemampuan sikap dan perilaku siswa dapat tercapai dengan baik. Peran dan kegiatan guru tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, karena guru memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran

prestasi atau kinerja peserta didik hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektifitas proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik (Zainal Arifin, 2009: 10). 4. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah konsep multidimensional yang dimaksudkan untuk meletakan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang persiapan yang di perlukan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara menyeluruh, dan secara umum tentang apa definisi dan bagaimana menjadi warga negara yang baik. (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2003:44). Tujuan pendidikan kewarganegaraan tidak lain adalah membentuk warga negara yang baik (a good citizen) dan mempersiapkan untuk masa depan.

METODE PENELITIAN 3. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Evaluasi bersifat kualitatif yang pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau interprestasi yang sering bersumber pada data kuantitatif (Anas Sudijono, 2006). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2007) penilaian pendidikan adalah proses untuk memperoleh informasi tentang

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi terstruktur dan wawancara. Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara sistematik tentang apa yang diamati, dimana tempatnya (Sugiyono, 1999:140). Obsevasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru PKn.

Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 125

Nuroktya Ningsih

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara dilakukan langsung dengan tiga narasumber pada tanggal 3, 7 dan 11 Mei 2011. Alat yang digunakan untuk melakukan wawancara meliputi pedoman wawancara, buku, ballpoint.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hambatan dalam penyusunan instrumen penilaian hasil belajar. a. Hambatan dalam menjabarkan Kompetensi Dasar ke indikator Dari hasil ketiga data narasumber yang peneliti lakukan terdapat titik persamaan yaitu guru tidak mengalami hambatan yang berarti dalam menjabarkan kompetensi dasar kedalam indikator, karena guru sudah beracuan pada SK dan KD. b. Hambatan dalam mengembangkan indikator pencapaian Kompetensi Dasar Dari hasil ketiga data narasumber yang peneliti lakukan terdapat titik persamaan yaitu guru tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar karena guru tinggal menjabarkan kompetensi dasar kedalam poin tertentu dalam indikator. c. Hambatan dalam membuat kisikisi instrumen penilaian Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama dikelas bahwa guru PKn membuat kisi-kisi in-

strumen penilaian sedangkan dari hasil data ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa terdapat titik persamaan yaitu guru PKn tidak mengalami hambatan yang berarti dalam membuat kisi-kisi instrumen penilaian baik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek ketrampilan. Karena dalam membuat kisi-kisi sudah disesuaikan antara Sk, Kd, Indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran” d. Hambatan dalam mengembangkan butir-butir instrumen penilaian. 1) Hambatan dalam menerapkan teknik penilaian Berdasarkan hasil data wawancara dan observasi dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa terdapat titik persamaan yaitu guru mengalami hambatan dalam menerapkan teknik penilaian seperti pada teknik penilaian portofolio hambatan itu terletak pada memberikan penilaian, karena siswa dalam pengumpulan tugas karya banyak yang tidak mengumpulkan dan tidak menjawab soal sehingga menyulitkan guru PKn dalam memberikan penilaian. Berkaitan dengan teknik penilaian tertulis guru mengalami hambatan, karena ada guru yang tidak setuju dengan nilai KKM dan guru tidak menjadikan nilai KKM menjadi acuan dalam penilaian. Sedangkan untuk teknik penilaian sikap guru mengalami hambatan karena sudah

126 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012

Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ....

ada standar minimum penilaian untuk sikap yaitu B, walaupun sikap siswa tidak baik maka guru harus memberikan nilai B ini bertentangan dengan nurani guru. 2) Hambatan dalam menentukan jenis penilaian Sesuai dengan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan adanya titik persamaan yaitu ada hambatan dalam menentukan jenis penilaian yang terletak pada jenis penilaian ulangan harian karena waktu pelaksanaan mengalami kekurangan waktu sehingga guru harus pandai-pandai mencari waktu untuk melakukan ulangan harian. e. Hambatan dalam menelaah instrumen penilaian 1) Hambatan dalam uji coba instrumen penilaian Dari hasil wawancara dan observasi ketiga data narasumber yang peneliti lakukan adanya persamaan yaitu guru mengalami hambatan, karena guru tidak melakukan uji coba instrumen penilaian melihat waktu/ jam mata pelajaran PKn yang sangat sedikit sehingga untuk melakukan uji coba kekurangan waktu, walaupun tidak melakukan uji coba instrumen guru memberian pertanyaan lisan yang dilakukan setelah selesai melakukan pembelajaran. 2) Hambatan dalam analisis butir soal penilaian Berdasarkan hasil wawancara

dan observasi dikelas bahwa dalam menganalisis butir soal penilaian guru PKn tidak mengalami hambatan. Berdasarkan ketiga data narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya persamaan yaitu guru tidak mengalami hambatan dalam menganalisis butir soal penilaian karena dalam menganalisis butir soal penilaian guru sudah mendapatkan konsep, data atau aturan tentang analisis butir soal yang diperoleh dari pengawas, tetapi adanya perbedanya yang dikemukakan oleh Ibu Isminingsih,S.Pd bahwa tidak ada hambatan karena guru yang sudah terbiasa mengunakan model manual yang dirasa sangat memudahkan untuk menganalisis butir soal. 2. Hambatan dalam mekanisme penilaian hasil belajar. a. Hambatan dalam melakukan penilaian awal pembelajaran (Pretest). Sesuai hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan adanya titik persamana bahwa guru tidak mengalami hambatan dalam penilaian awal pembelajaran, tetapi hambatan pada penilaian awal pembelajaran terletak pada siswa, karena tidak semua siswa dapat berpartisipasi terhadap apa yang disampaikan guru sehingga bagi siswa-siswa tertentu perlu diadakan penilaian awal pembelajaran. b. Hambatan dalam penilaian akhir pembelajaran (post test) 1) Hambatan dalam penilaian akh-

Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 127

Nuroktya Ningsih

ir pembelajaran Sesuai hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya titik persamaan yaitu adanya hambatan yang terletak pada waktu pelaksanaan penilaian dimana waktu yang digunakan untuk melakukan penilaian kurang sehingga menyebabkan guru menjadi tergesa-gera dalam melaksanakan ulangan dan siswa menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan soal oleh karena itu hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Selain itu adanya perbedaan yang dikemukakan oleh Sagina bahwa tidak mengalami hambatan dalam penilaian akhir pembelajaran karena disetiap kompetensi dasar sudah memberikan umpan balik. 2) Hambatan dalam penilaian proses. Dari hasil data ketiga narasumber yang peneliti lakukan terdapat titik persamaan bahwa hambatan ada pada siswa, sebagian siswa yang pasif saat pelajaran berlangsung kemudian siswa kurang tertib dalam berpakaian dan ketika pelajaran sedang berlangsung siswa ramai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penilaian proses guru tidak mengalami hambatan hanya saja hambatan itu muncul dari siswa. Tetapi adanya perbedaan yang dikemukakan oleh Siwi Hidayah bahwa tidak megalami hambatan dalam penilaian proses

karena guru dalam melakukan penilaian baik pengamatan terhadap partisiasi siswa, kehadiran, cara berpakaian dilakukan seiring berjalanya waktu dan guru akan mendapatkan hasil penilaian yang benar. c. Hambatan dalam pembuatan keputusan hasil penilaian 1) Hambatan dalam pembuatan keputusan hasil penilaian ulangan harian Hasil data ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa terdapat persamanaan yaitu guru tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan penilaian ulangan harian karena setiap melaksanakan ulangan harian selalu mempertanggung jawabkan dengan bukti yang ada sehingga tidak ada permasalahan, tetapi ada perbedaan yang diungkapkan oleh Siwi Hidayah bahwa hambatan dalam ulangan harian yaitu guru mengalami kekurangan waktu, sehingga harus pandai mencari waktu untuk ulangan harian. Ulangan harian dilakukan untuk mengetahui apakah guru dalam melakukan proses pengajaran sudah berhasil atau belum. 2) Hambatan dalam pembuatan keputusan hasil penilaian penugasan. Sesuai dengan hasil wawancara dan hasil observasi dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya titik persamaan yaitu guru tidak mengalami hambatan tetapi

128 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012

Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ....

adanya hambatan dalam penugasan yang terletak pada siswa, karena sudah waktunya mengumpulkan tugas tetapi masih ada siswa yang belum memgumpulkan tugas sehingga menghambat guru dalam melakukan penilaian. Selain itu adanya perbedan yang dikemukakan oleh Siwi Hidayah bahwa hambatan itu terletak pada sarana dan prasarana pendukung. 3) Hambatan dalam penskoran. Berdasarkan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya persamaan yaitu dalam melakukan penskoran atau penilaia guru memperhatikan aspekaspek penting yang meliputi civic knowledge, civic skill dan civic disposition dimana dalam melakukan penskoran/ penilaian guru PKn tidak mengalami hambatan yang berarti karena guru sudah menentukan terlebih dahulu kriteria jawaban yang benar (panduan pensekoran) yang harus dijadikan acuan saat memberikan sekor. Berkaitan dengan aspek sikap yang dinilai meliputi tidak terlambat mengikuti pelajar, membawa buku pelajaran, buku catatan rapi, mengerjakan tugas sesuai tepat waktu, mandiri dalam mengerjakan tugas, tidak memaksakan kehendak, santun dalam berbicara, menyerahkan tugas tepat waktu, tanggung jawab dan tertib dalam berpakaian.

Aspek ketrampilan dalam contoh lembar pengamatan diskusi yaitu yang dibahas adalah sikap, bahasa, argumen. Dalam penilaian sikap guru memberikan penilaian terhadap sikap siswa terhadap materi diskusi. Berkaitan dengan bahasa, yaitu bahasa yang digunakan dalam diskusi dan argumen yaitu pendapat siswa tentang materi diskusi. 4) Hambatan dalam melakukan remidi Sesuai hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya titik persamaan yaitu adanya hambatan dalam melakukan remidi yang terletak pada waktu pelaksanaan remidi. Dimana idealnya sebelum guru melakukan remidi maka terlebih dahulu guru melakukan proses belajar mengajar (PBM) tentang materi yang belum di pahami siswa. Sehingga hambatan itu ada karena guru mengalami kesulitan dalam menentukan waktu pelaksanaan remidi. 5) Hambatan dalam hal pengayaan Pengayaan diberikan bagi siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum, berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi bahwa guru melakukan pengayaan, dalam melakukan pengayaan guru menyatakan adanya hambatan. Sesuai dengan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan adanya persamaan yaitu

Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 129

Nuroktya Ningsih

ada hambatan dalam melakukan pengayaan yang terletak pada penentukan waktu pelaksanaan pengayaan dan dalam menentukan materi yang akan dijadikan bahan pengayaan, sehingga kadang-kadang hanya diberikan tugas rumah yang digunakan untuk penganti pengayaan. Tetapi adanya perbedaan yang dikemukakan oleh Sagina bahwa tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan pengayaan karena dalam pengayaan itu merupakan sebuah pengembangan soal materi pelajaran. 6) Hambatan dalam menafsirkan tingkat kesiapan siswa untuk melanjutkan kemateri selanjutnya. Berdasarkan hasil wawancara dan hasi observasi yang dilakukan dikelas bahwa guru PKn tidak mengalami hambatan yang berarti dalam menafsirkan tingkat kesiapan siswa untuk melanjutkan kemateri selanjutnya. 7) Hambatan dalam menafsirkan kelemahan siswa terhadap suatu materi dalam mata pelajaran kewarganegaran. Berdasarkan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adaya titik persamaan yaitu guru PKn tidak mengalami hambatan dalam menafsirkan kelemahan siswa terhadap materi, tetapi adanya perbedaan yang dikemukakan oleh Ibu Isminigsih

bahwa adanya hambatan yaitu ketika materi yang diajarkan asing dan tingkat kesukaranya tinggi maka guru harus mencari sarana dan prasarana yang mendukung materi yang sukar. 8) Hambatan dalam menilai minat siswa mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa adanya persamaan yaitu dalam menilai minat siswa mengikuti pelajaran guru PKn di SMAN 1 Sanden tidak mengalami hambatan, karena guru sudah terbiasa menilai minat siswa. d. Hambatan yang dihadapi guru PKn di SMAN 1 Sanden dalam pelaporan hasil penilaian 1) Hambatan dalam penyusunan laporan Berdasarkan hasil data dari ketiga narasumber yang peneliti lakukan bahwa terdapat titik persamaan yaitu adanya hambatan guru dalam penyusunan laporan yang terletak pada nilai siswa. Karena bila nilai siswa ada yang belum masuk maka mempengaruhi guru. Selain itu adanya perbedaan yang dikemukakan oleh Sagina bahwa tidak mengalami hambatan dalam penyusunan laporan hasil penilaian asalkan nilai siswa tidak mengalami permasalahan. 2) Hambatan dalam laporkan hasil kerja peserta didik. Dalam pelaporan hasil penilaian siswa terhadap orang tua tidak hanya dalam bentuk

130 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012

Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ....

raport saja akan tetapi hasil karya siswa baiknya juga disampaikan keorang tua sedangkan berdasarkan hasil data dari kedua narasumber yang peneliti lakukan adanya titik persamaan yaitu dalam laporan hasil kerja peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berkaitan dengan hambatan guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PKn, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam hal penyusunan instrumen penilaian hasil belajar, guru mengalami hambatan dalam dalam mengembangkan butir-butir instrumen penilaian dan dalam menelaah instrument penilaian. Termasuk hambatan dalam mengembangkan butir-butir instrument penilaian adalah dalam menerapkan teknik penilaian dan dalam menentukan jenis penilaian. Sedangkan hambatan dalam menelaah instrumen penilaian adalah dalam ujicoba instrumen penilaian. 2. Dalam hal mekanisme penilaian hasil belajar, guru PKn mengalami hambatan dalam penilaian akhir pembelajaran (post test), yaitu ketersediaan waktu yang digunakan untuk melakukan penilaian yang dianggap kurang sehingga menyebabkan guru menjadi tergesagera dalam melaksanakan ulangan dan siswa menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan soal. Guru juga mengalami hambatan dalam pembuatan keputusan hasil penilaian, yaitu dalam pembuatan keputusan hasil penilai-

an ulangan harian, dalam penskoran, dalam melakukan remedial, dan dalam melakukan pengayaan.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan, Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Ana Suhaenah Suparno. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (1990). Prosedur Penelitian pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakrta: PT Bina Aksara. Bahri Djamarah, Syaiful. (2010). Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Jakarta Cholisin. (2004). Diktat “Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: UNY Daryanto. (2001). Evaluasi Penilaian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyat, Mudjino. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gofur, Abdul. (2007). Disain Instruksional: Suatu langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai

Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012 | 131

Nuroktya Ningsih

Gofur, Abdul. (2007). Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hamalik Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah, B. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Joko Susilo, Muhammad. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. (2003). Civic Education pendidikan kewarganegaraan. Yogyakarta: Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Margono. S. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Massel dan Nasution. (2006). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, L.J. (2010). Metode Penelitian Kualitataif. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Nurkancana, Wayan. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Pasaribu dan Simandjuntak. (1980). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Raka Joni. (1983). Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta: Depdikbud Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Graino Persada Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukandarrumidi. (2002). Metodologi Penelitian. Yogjakarta: Gajah Mada University Press. Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara Tim Psikologi UNY. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP UNY Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Warsita, Bambang. (2008). Teknlogi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

132 | Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012