HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN

Download mengangkat beban antara 75–100 kg sekali angkat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor apakah yang berhubungan dengan kelelahan p...

0 downloads 606 Views 226KB Size
Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kelelahan kerja pada Pekerja Buruh Angkut Wiwik Dian Cahyani, M.Kes Lokasi Beteng yang berdekatan dengan pasar johar merupakan pusat perdagangan dari berbagai komoditi yang dibutuhkan masyarakat. Pada jalan tersebut terdapat 47 orang buruh angkut, yang rata–rata mengangkat beban antara 75–100 kg sekali angkat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor apakah yang berhubungan dengan kelelahan pada buruh angkut di Jalan Beteng Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Beban Kerja dengan kelelahan buruh angkut di Jalan Beteng Semarang. Desain penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 47 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Non-Probability sampling dengan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh sampel 20 orang. Teknik pengambilan data dengan menggunakan kuesioner, data pengukuran serta observasi. Hasil penelitian dengan menggunakan uji t menunjukan adanya hubungan antara berat beban dengan kelelahan buruh angkut dengan nilai p 0,018 < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang nyata antara berat beban dengan tingkat kelelahan. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa berat beban semakin tinggi menyebabkan tingkat kelelahan yang tinggi pula. Saran yang dapat diberikan untuk mengurangi kelelahan karena berat beban yang berlebihan ialah pembuatan jadwal waktu istirahat yang cukup, penggunaan alat Bantu untuk tiap pengangkatan beban yang melebihi batas serta perlu diselenggarakan Kelompok Unit Kesehatan Kerja di lokasi Jalan Beteng Semarang. Kata Kunci : Berat beban, Frekuensi angkat, Kelelahan, Buruh angkut

Jumlah

Alasan Pemilihan Judul

buruh

angkut

yang

Buruh angkut merupakan salah

terdapat di jalan Beteng Semarang

satu bagian dari masyarakat pekerja

terdapat 47 orang buruh angkut, yang

yang perlu mendapat perhatian karena

rata–rata mengangkat beban antara 75–

proses kerja yang mereka lakukan

100 kg sekali angkat. Hal ini melebihi

banyak mengandung resiko terhadap

beban

kesehatan. Buruh angkut adalah pekerja

Permenakertranskop Nomor 1 Tahun

yang

bekerja dengan menjual jasa

1978 yaitu sebesar 40 kg. Frekuensi

mengangkut barang/material dari satu

mengangkat tidak terbatas tergantung

tempat ke tempat yang lain. Pada

berat barang yang diangkut.1

umumnya pekerja tersebut menggunakan

Berdasarkan

tubuh

sebagai

angkut

ditetapkan

hasil

dalam

penelitian

seperti

yang dilakukan Lidia BR Tarigan tahun

maupun

2003 di Jalan Beteng Semarang, bahwa

memanggul. Buruh angkut biasanya

ada 32% buruh angkut yang mengalami

banyak terdapat di daerah yang dekat

nyeri pinggang karena mengangkut 100

dengan kegiatan ekonomi seperti pasar,

kali dalam satu hari kerja. Secara teori

pelabuhan maupun sarana lainnya.

bahwa frekuensi angkat yang dilakukan

memikul,

alat

yang

menjinjing,

oleh buruh angkut telah melebihi batasan

salah urat. Kelainan ini umunya terjadi

psiko fisik yang ditentukan, yaitu untuk

karena seseorang terlalu tergesa–gesa

beban

dapat

mengangkat suatu barang yang agak

dilakukan satu kali dalam 15 menit,

berat, atau juga karena orang itu sudah

tetapi

lelah tetapi juga memaksakan diri untuk

diatas

dalam

50

kg

hanya

kenyataannya

yang

dilakukan buruh angkut di Jalan Beteng

mengangkat beban itu.3

Semarang telah melampaui batasan yaitu Permasalahan

15 kali dalam 15 menit.1

Permasalahan dalam penelitian

Pembebanan otot secara statis (Static

Muscular

Loading)

jika

ini adalah : Adakah hubungan antara berat

dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan menghasilkan RSI (Repetitive Strain Injuries) seperti nyeri otot, tulang, tendon dan lain–lain yang diakibatkan oleh

jenis

berulang

pekerjaan (Repetitive).

yang

bersifat

Karakteristik

kelelahan kerja akan meningkat dengan semakin

lamanya

dilakukan.2

pekerjaan

Kelelahan

kerja

yang akibat

beban dengan kelelahan pada buruh angkut

barang

di

Tujuan Penelitian Untuk antara

berat

mengetahui beban

hubungan

kerja

dengan

kelelahan buruh angkut barang di Jalan Beteng Semarang Manfaat Penelitian

(Repetitive Lifting) akan meningkatkan

Manfaat Bagi Peneliti

resiko nyeri pada tulang belakang (Back

Peneliti

dapat

mengetahui

Hubungan berat beban dengan kelelahan

Faktor

yang

berpengaruh

pada buruh angkut barang di Jalan

terhadap timbulnya nyeri punggung

Beteng Semarang

(Back Injury) adalah arah beban yang

Manfaat Bagi Buruh Angkut

diangkat

Beteng

Semarang?

aktivitas mengangkat yang berulang

Injuries).2

Jalan

dan

frekuensi

aktivitas

Buruh angkut dapat mengetahui

pemindahan. Ada beberapa penyebab

berat beban kerja yang mereka angkat

keluhan punggung yang sebenarnya

sehari–harinya dalam bekerja.

kesalahan penderita itu sendiri. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah

Manfaat Bagi Pendidikan

Kapasitas kerja adalah kemampuan

1) Menambah pengetahuan mengenai

yang dimiliki oleh pekerja dalam

kelelahan yang terjadi pada buruh

melaksanakan

angkut

Kemampuan seorang tenaga kerja

barang di Jalan Beteng

Semarang.

pekejaannya.

berbeda dengan yang lain tergantung

2) Menambah

referensi

tentang

kepada

ketrampilan,

keserasian,

kelelahan yang terjadi pada buruh

keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan

angkut

ukuran–ukuran tubuh.5

barang di Jalan Beteng

Semarang.

3) Lingkungan kerja

TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan kerja adalah tempat

Rekomendasi Komite Bersama ILO/WHO

pada

menekankan

tahun

upaya

1995,

pemeliharaan,

dimana

pekerja

pekerjaannya.

melakukan

Lingkungan

kerja

dapat merupakan beban tambahan

peningkatan kesehatan dan kapasitas

terhadap

kerja,

lingkungan kerja terdapat faktor–

perbaikan

lingkungan

dan

pekerjaan yang mendukung keselamatan dan

kesehatan

pekerja

serta

faktor

pekerja

yang

pekerja.

karena

dapat

di

menganggu

Faktor-faktor

tersebut

mengembangkan organisasi dan budaya

adalah faktor fisik ( penerangan,

kerja agar tercapai iklim sosial yang

suhu

positif,

dan

vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan

Kesehatan

udara), kimia (gas, uap, debu, asap,

kelancaran

produksi

peningkatan produktivitas.

4

udara,

kelembaban,

suara,

dan kinerja seseorang pekerja sangat

cairan),

dipengaruhi oleh:

parasit,bakteri), fisiologis (konstruksi

1) Beban kerja

mesin, sikap dan cara kerja), Mental-

biologis

(jamur,

Setiap pekerjaan merupakan beban

psikis (hubungan antar pekerja atau

bagi pelakunya. Beban tersebut dapat

pengusaha).5

berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

Kelelahan (fatigue) suatu kondisi yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk

2) Kapasitas kerja

melakukan suatu kegiatan. Secara umum

gejala kelelahan yang lebih dekat adalah

Kelelahan

disini

diartikan

pada pengertian kelelahan fisik (Physical

sebagai proses menurunnya efisiensi,

fatigue) dan kelelahan mental (Mental

performans kerja, dan berkurangnya

fatigue).

4

kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk

Kata keadaan

kelelahan

yang

menunjukkan

berbeda–beda,

tetapi

terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.6

semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.5 Penyebab Kelelahan Sebagaimana diketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kelelahan yang mempunyai beragam panyebab yang berbeda, namun demikian secara umum dapat dikelompokkan seperti dilihat pada gambar dibawah ini Masalah-masalah fisik :

Intensitas dan lamanya

 Tanggung jawab

upaya fisik dan psikis

 Kecemasan Masalah lingkungan

 Konflik

Tingkat

kerja :

Nyeri dan penyakit

Kelelahan

 Kebisingan

lainnya PENYEMBUHAN

 Penerangan Irama detak jantung

Gambar 2.1 Gambar diagram teoritik dari penyebab kelelahan dan usaha untuk memperbaiki keadaan tersebut.4 3)

Gejala Kelelahan Gambaran

mengenai

gejala

Bekurangnya

tingkat

kewaspadaan

kelelahan (Fatigue Symptons) secara

4)

Persepsi yang buruk dan lambat

subyekif dan objektif antara lain :4

5)

Tidak ada / berkurangnya gairah

1)

Perasaan

lesu,

ngantuk

dan

pusing 2)

Tidak / berkurangnya konsentrasi

untuk bekerja 6)

Menurunnya kinerja jasmani dan rohani

Suma’mur

tahun

1996

membuat

lingkungan, sebab–sebab mental seperti

daftar gejala-gejala atau perasaan-

tanggung

perasaan

konflik serta penyakit.4

yang

ada

hubungannya

dengan kelelahan yaitu :

jawab,

kekhawatiran

dan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang berhubungan

1)

Pelemahan Kegiatan

(1)

Perasaan berat di kepala

(2)

Badan merasa lelah

sebagai pembatas yang tidak boleh

(3)

Kaki merasa berat

dilampaui agar pekerja dapat bekerja

(4)

Menguap

dengan aman,

(5)

Merasa kacau pikiran

Adapun faktor tersebut antara lain

(6)

Dan lain-lain

adalah :

2)

Pelemahan Motivasi

2.1.2.4.1 Faktor Dari Individu

(1)

Lelah berbicara

1)

(2)

Menjadi gugup

(3)

Tidak dapat berkonsentrasi

mencapai

(4)

Cenderung untuk lupa

pertengahan 20–40an dan kemudian

(5)

Tidak tekun dalam pekerjaannya

(6)

Dan lain-lain

3)

Pelemahan Fisik

(1)

Sakit kepala

akan menurun secara perlahan–lahan

(2)

Kekakuan di bahu

tapi

(3)

Merasa nyeri di punggung

berkurang, yang mengakibatkan semakin

(4)

Merasa pernapasan tertekan

bertambahnya ketidakmampuan tubuh

(5)

Tremor pada anggota badan

dalam berbagai hal.8

(6)

Spasme dari kelopak mata

(7)

Merasa pening

2.1.2.4 Faktor

Yang

dengan

nyaman dan sehat.4

puncak

kinerja

fisik

dalam

usia

menurun dengan bertambahnya usia.7 menanjaknya

umur,

maka

kemampuan jasmani dan rohani pun

pasti.

Aktivitas

hidup

juga

Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh

Berhubungan

jaringan

ikat.

menyebabkan

adalah monotoni, intensitas dan lamanya dan

tersebut

Usia

Dengan

Sebab–sebab kelelahan umum

mental

Faktor

Kebanyakan

Dengan Kelelahan

kerja,

kelelahan.

fisik,

keadaan

daya

Pengerutan elastisitas

otot otot

berkurang termasuk juga daya angkat beban.8

2)

Jenis Kelamin

sebelum

Laki-laki dan wanita berbeda

berupa

saatnya

bekerja,

perasaan

misalnya

kebencian

emosi.8

dalam kemapuan fisiknya. Kekuatan

bersumber

fisik tubuh wanita rata-rata sekitar 2/3

Sejumlah orang kerapkali menunjukkan

dari pria. Poltrast menyebutkan wanita

gejala–gejala seperti berikut :

mempunyai

(1) Meningkatnya ketidak stabilan jiwa

kekuatan

65%

dalam

mengangkat dibanding rata-rata pria.

(2) Depresi

Sebab ini bisa dikarenakan para wanita

(3) Kelesuan

dari

yang

umum

mengalami siklus biologi seperti haid,

bergairah keja

kehamilan, nifas, menyusui dan lain-

(4) Meningkatnya

lain. Sebagai gambaran kekuatan wanita yang lebih jelas, wanita muda dan laki-

perasaan

seperti

sejumlah

tidak

penyakit

fisik 4)

laki tua kemungkinan dapat mempunyai

Status Gizi Status gizi merupakan salah satu

kekuatan yang hampir sama.8

penyebab kelelahan. Seorang tenaga

3)

Lama/Masa Kerja

kerja dengan keadaan gizi yang baik

Tekanan melalui fisik (beban

akan memiliki kapasitas kerja dan

kerja)

pada

suatu

mengakibatkan

waktu

berkurangnya

tertentu

ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu

kinerja

juga sebaliknya.4

otot, gejala yang ditunjukkan juga

Ada beberapa cara penilaian

berupa pada makin rendahnya gerakan.

status

Keadaaan ini tidak hanya disebabkan

pemeriksaan

oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu

laboratorium seperti kadar Hemoglobin

kerasnya beban kerja, namun juga oleh

darah, pemeriksaan biofisik. Pengukuran

tekanan–tekanan

antropometri

yang

terakumulasi

gizi

antara

lain

klinis,

dengan

melalui

:

pemeriksaan

menggunakan

setiap harinya pada suatu masa yang

Indeks Masa Tubuh (IMT).9 Dalam

panjang.

penelitian ini menggunakan pengukuran

Keadaan seperti ini yang

berlarut–larut

mengakibatkan

memburuknya kesehatan, yang disebut juga

kelelahan

klinis

atau

antropometri dengan tehnik Indeks Masa Tubuh (IMT).

kronis.

Indeks Masa Tubuh (IMT) hanya

Perasaan lelah pada keadaan ini kerap

berlaku

untuk orang

dewasa

yang

muncul ketika bangun di pagi hari, justru

berumur diatas 18 tahun, dengan cara

berat badan (dalam kilogram) dibagi

BB/TB².9

kuadrat tinggi badan (dalam meter) atau Untuk ukuran orang Indonesia telah ditetapkan kategori ambang batas Indeks Masa Tubuh (IMT), dengan tabel sebagai berikut : Tabel 1. Kategori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh (IMT) Untuk Indonesia Kategori Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan

Kurus

IMT < 17,0 17,0 – 18,5 > 18,5 – 25,0 > 25,0 – 27,0 > 27,0

Normal Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat

Gemuk

Sumber : Depkes, 1994: 4 Faktor Berat Beban

konsumsi

oksigen

akan

1)

Berat Beban Kerja

secara

Seorang tenaga kerja memiliki

kondisi maksimumnya. Beban kerja

kemampuan tersendiri dalam hubungan

yang lebih tinggi yang tidak dapat

dengan beban kerja. Mungkin diantara

dilaksanakan dalam kondisi aerobik,

mereka lebih cocok untuk beban fisik,

disebabkan oleh kandungan oksigen

atau mental, atau sosial. Namun sebagai

yang tidak mencukupi untuk suatu

persamaan yang umum, mereka hanya

proses

mampu memikul beban pada suatu berat

manifestasi rasa lelah yang ditandai

tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa

dengan meningkatnya kandungan asam

optimal bagi seseorang. Inilah maksud

laktat.2

proporsional

aerobik.

meningkat

sampai

Akibatnya

didapat

adalah

penempatan seorang tenaga kerja yang

Untuk jenis pekerjaan angkat dan

tepat pada pekerjaan yang tepat. Derajat

angkut, maka beban maksimum yang

tepat

diperkenankan, agar tidak menimbulkan

suatu

penempatan

meliputi

kecocokan, pengalaman, ketrampilan,

kecelakaan

motivasi dan lain sebagainya.5

Peraturan

Begitu juga dengan oksigen, bahwa

setiap

individu

mempunyai

kerja

sesuai

Menteri

Transmigrasi

Tenaga

dan

No.Per.01/MEN/1978

dengan Kerja, Koperasi tentang

keterbatasan maksimum untuk oksigen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

yang

Penebangan dan Pengangkatan Kayu.

dikonsumsi.

meningkatnya

beban

Semakin kerja,

maka

Tabel 2. Peraturan Mennakertranskop No.Per.01/MEN/1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkatan Kayu. DEWASA PRIA (KG) WANITA (KG) 40 15 15 – 18 10

JENIS Sekali – sekali Terus Menerus

2)

TENAGA KERJA MUDA PRIA (KG) WANITA (KG) 15 10 – 12 10 – 15 6–9

Batasan gaya angkat normal (the

Jarak Angkat Penelitian yang dilakukan oleh

Gracovetsky (1986)

untuk

Action Limit) diberikan oleh NIOSH

aktivitas

(1981) dan berdasar gaya tekan 3500

angkat material, mengemukakan bahwa

Newton pada L5/S1 (Lumbar nomor

65% kasus diakibatkan oleh kerusakan

5/Sakrum nomor 1). Ada 99% pria dan

akibat beban torsi (Torsional Damage)

75% wanita yang mampu mengangkat

pada

beban diatas ini (Eko Nurmianto, 2003 :

sambungan

(sambungan

yang

apophyseal berada

diantara

vertebral), ligamen dan annulus fibrusus

165) Pengukuran Kelelahan

(lapisan pembungkus disk). Kerusakan

Pengukuran kelelahan selama ini

tersebut lambat untuk disembuhkan. Dia

hanya

juga

lamanya

manifestasi atau “indikator” kelelahan

pembebanan terhadap segmen tulang,

saja, karena tidak adanya cara yang

merupakan

langsung

menemukan

faktor

bahwa

yang

mempertinggi derajat kerusakan.

dapat 4

mampu

dapat

mengukur

beberapa

mengukur

sumber

penyebab kelelahan itu sendiri.

Batasan gaya angkat maksimum yang

Namun

demikian,

diantara

diijinkan (the Maximum Permissible

sejumlah metoda pengukurn terhadap

Limit)

oleh

kelelahan yang ada, umumnya terbagi

NIOSH (1981) adalah berdasarkan gaya

dalam 6 (enam) kelompok yang berbeda,

tekan 6500 Newton pada L5/S1 (Lumbar

yaitu :

nomor 5/Sakrum nomor 1). Namun

1)

Kualitas dan kuantitas kinerja

hanya 25% pria dan 1% wanita yang

2)

Perekaman terhadap kelelahan

yang

direkomendsikan

diperkirakan mampu melewati batasan gaya angkat ini.

menurut impresi subjektif 3)

Electroencephalography (EEG)

4)

Mengukur

frekuensi

subjektif

kedipan mata (Flicker Fusion Eyes) Pengukuran psikomotorik

6)

Pengujian mental Bentuk diatas

sebelum,

disarankan agar: 1) Memperkenalkan perubahan pada

5)

metode

faktor kelelahan pada tenaga kerja

2) Merubah metode kerja menjadi lebih

pengukuran

dengan

seringkali

selama,

rancangan produk

efisien dan efektif

dilakukan

3) Menerapkan penggunaan peralatan

sesudah

dan piranti kerja yang memenuhi

dan

melakukan aktivitas suatu pekerjaan dan sumber kelelahan dapat disimpulkan dari

standar ergonomi 4) Menjadwalkan waktu istirahat yang

4

hasil pengujian tersebut. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini yaitu alat

cukup bagi seorang tenaga kerja 5) Menciptakan

suasana

lingkungan

waktu reaksi (Reaction Timer).

kerja yang sehat, aman, dan nyaman

Pengendalian Kelelahan

bagi tenaga kerja

Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan. Lebih

6) Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja tenaga kerja secara periodik 7) Menerapkan sasaran produktivitas

jelasnya, apabila tingkat produktivitas

kerja

seorang tenaga kerja terganggu yang

manusiawi dan fleksibilitas yang

disebabkan oleh faktor kelelahan fisik

tinggi.

maupun

psikis,

maka

akibat

yang

ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan

berupa

penurunan

produktivitas perusahaan. Dalam

kondisi

demikian,

diharapkan tingkat kelelahan tenaga kerja dapat ditekan dan dikendalikan ke tingkat yang wajar agar produktivitas kerja tidak mengalami gangguan. Untuk

mencegah

dan

mengatasi

memburuknya kondisi kerja akibat

berdasarkan

pendekatan

Kerangka Konsep Dari kerangka teori diatas, maka didapat kerangka konsep sebagai berikut : Variabel Bebas

Variabel Terikat

Beban Kerja

KELELAHAN Variabel pengganggu 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Lama/Masa Kerja 4. Status Gizi 5. Kondisi Kesehatan 6. Kondisi Psikis 7. Cara Mengangkat 8. Jarak Angkat 9. Lingkungan Fisik Gambar 2.5

1) Kebisingan Kerangka Konsep

2) Iklim Kerja 1)

Variabel

pengganggu

yang lama kerjanya lebih atau

yang

sama dengan 3 tahun.

dikendalikan : (1)

(2)

Umur dikendalikan dengan cara

Status gizi dikendalikan dengan

mengambil pekerja yang berusia

mengambil pekerja berstatus gizi

20–40 tahun

normal

Jenis

kelamin

dikendalikan

(5)

Kondisi kesehatan dikendalikan

karena buruh angkut di Jalan

dengan mengambil pekerja yang

Beteng berjenis kelamin laki-laki

sehat

semua. (3)

(4)

(6)

Kondisi

psikis

dikendalikan

Lama/masa kerja dikendalikan

karena lama/masa kerja buruh

dengan mengambil buruh angkut

angkut lebih atau sama dengan 3

tahun, diharapkan pekerja sudah

adalah buruh angkut di Jalan Beteng

dapat menyesuaikan diri antara

Semarang, yang berjumlah 47 orang.

pekerja dan lingkungannya. 2)

Variabel

pengganggu

Sampel yang digunakan dalam yang

penelitian

ini

dengan

cara

Non

Probability Sampling, dengan teknik

dianggap sama : (1) Cara mengangkat buruh angkut di

sampling

purposive

yaitu

sampling

tehnik

Jalan Beteng menggunakan tehnik

penentuan

dengan

yang sama sehingga dalam penelitian

pertimbangan tertentu dari peneliti.11

ini tidak diukur..

Pertimbangan–pertimbangan

yang

(2) Jarak angkat buruh angkut jalan

ditentukan oleh peneliti menghasilkan 20

Beteng mempunyai jarak yang sama.

orang sampel buruh angkut yang berada

(3) Kebisingan

tidak

diukur

karena

lokasi (ruang lingkup) kerja buruh angkut yang sama.

pengukuran dilakukan pada waktu dan tempat yang sama.

Uji Normalitas Sebelum peneliti menggunakan statistik tertentu untuk menganalisis, maka data

Dari batasan variabel – variabel diatas,

dapat dilihat pada kerangka teori). Analisis Data

(4) Iklim kerja tidak diukur karena

pengganggu

di Jalan Beteng Semarang (pertimbangan

maka

dipakai

tiap variabel harus diuji dulu dengan uji normalitas data. Uji tersebut untuk

batasan untuk mengambil sampel.

menentukan

METODE PENELITIAN

tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Populasi obyek

atau

adalah

subyek

keseluruhan

yang

diteliti.

Hasil pengujian normalitas data

normal maka statistik parametrik dapat digunakan demikian juga sebaliknya.12 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dilaksanakan di Jalan

normal,

Beteng Kodya Semarang dengan sasaran

sehingga analisis data untuk pengujian

pekerja buruh angkut. Buruh angkut

hipotesis

yang berada di lokasi diatas bernaung di

dapat

berdistribusi

data

Apabila data yang diuji berdistribusi

diperoleh nilai signifikansi > 0,05, yang data

sebaran

10

Adapun dalam penelitian ini populasinya

berarti

apakah

digunakan

parametrik yaitu uji t-test. Hasil Penelitian

statistik

bawah

organisasi

Serikat

Pekerja

Transport

Indonesia-Serikat

Pekerja

Seluruh Indonesia (SPTI-SPSI) unit A. Buruh angkut yang ada di Jalan

perorang.

Pekerjaan

sebagai

buruh

angkut ini mereka lakukan 10 jam dalam sehari.

Beteng berjumlah 47 orang yang terbagi

Dalam

mengatasi

masalah

dalam dua kelompok dan masing-masing

kesehatan para buruh angkut

kelompok dikoordinir oleh seorang ketua

umumnya melakukan pengobatan sendiri

kelompok yang biasa disebut mandor.

dengan meminum jamu atau melakukan

Buruh angkut tersebut pada umumnya

pijat atau urut. Buruh angkut tersebut

berasal dari daerah luar kota Semarang

belum mendapat perlindungan kesehatan

seperti Solo, Kebumen dan Sragen.

berupa asuransi kesehatan.

Sistem perekrutan anggota dilakukan

Proses Kerja

dengan sistem ganti rugi, dimana buruh

pada

Dalam melakukan pekerjaannya,

angkut baru yang ingin menggantikan

buruh

buruh angkut yang lama yang akan

beban/barang dari satu tempat ke tempat

keluar dari kelompok tersebut harus

lain, yaitu :

membayar ganti rugi. Besar ganti rugi

1)

ditetapkan

berdasarkan

angkut

memindahkan

Truk ke truk

banyaknya

Beban biasanya dipikul dengan

pekerjaan pada saat pergantian. Nilai

cara meletakkan beban di pundak atau

ganti rugi berkisar antara Rp. 10 juta

punggung dari atas truk. Posisi pekerja

sampai dengan Rp. 30 juta.

dalam keadaan berdiri untuk truk yang

Sistem pengupahan dilakukan dengan

cara

upah

harian.

Ongkos

bongkar muat berkisar Rp. 50,- sampai

besar dan dalam keadaan jongkok untuk truk yang kecil. 2)

Rp. 1500,-per barang, tergantung dari komoditi

yang

Beban biasanya dipikul dengan

Untuk

cara meletakkan beban di pundak atau

mengangkut/membongkar muatan satu

punggung dari atas truk. Posisi pekerja

truk dikerjakan bersama-sama dan hasil

dalam keadaan berdiri untuk truk yang

yang diperoleh dibagi rata sesuai jumlah

besar dan dalam keadaan jongkok untuk

tenaga

truk yang kecil.

yang

diangkut.

Truk ke toko

melakukan

pekerjaan

tersebut. Penghasilan rata-rata setiap hari sebesar Rp. 40.000,-sampai Rp. 50.000,-

3)

Truk ke pasar Johar

Beban diturunkan dengan di

31-35 tahun dan 7 responden atau 35%

pundak atau di panggul lalu diletakkan

antara 36-40 tahun.

dalam kereta dorong yang terbuat dari

Lama/masa Kerja

kayu/besi, kereta tersebut ditarik oleh

Lama masa kerja buruh angkut

satu orang sampai ke pasar.

barang

4)

Toko ke truk

bervariasi antara 3 tahun sampai 21

Beban diletakkan di pundak atau

tahun. Berdasarkan data yang diperoleh

di punggung dengan cara dibantu oleh

dari 20 responden, sebagian besar masa

rekan kerja.

kerjanya yaitu 7 tahun sebanyak 5 orang

5)

Toko ke toko

atau 25%, selebihnya 15% atau 3 orang

Beban pada umumnya dinaikkan

dengan masa kerja 12 tahun, 10% atau 2

di atas kereta dorong tapi terkadang juga

orang dengan masa kerja 3 dan 10 tahun,

dipikul.

dan sisanya 5% atau 1 orang. Tabel di

6)

bawah menunjukkan bahwa rata-rata

Toko ke pasar Johar

di

Jalan

Beteng

Semarang

Beban diletakkan diatas kereta

lama/masa kerja buruh angkut adalah 9

dorong lalu ditarik ke tujuan yang

tahun, dengan masa kerja yang paling

dituju yaitu pasar Johar.

tinggi 21 tahun dan paling rendah 3

Dalam melakukan pekerjaannya terkadang buruh angkut memilah berat

tahun Tingkat Kelelahan Data tingkat kelelahan sesudah

beban yang diangkat, untuk berat beban 150 kg keatas yang terdapat dalam satu

bekerja

kemasan biasanya diletakkan diatas

Reaction timer pada 20 sampel buruh

kereta dorong sedangkan untuk beban

angkut barang di Jalan Beteng Semarang

yang memiliki berat di bawah 50 kg

dapat dilihat pada tabel berikut.

diangkat dengan tangan. Umur Pekerja Berdasarkan ternyata

sebagian

berumur

25-30

hasil

penelitian

besar

responden

tahun,

sebanyak

8

responden atau 40% pada umur tersebut, selebihnya 5 responden atau 25% antara

yang

diukur

menggunakan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kelelahan Sesudah Bekerja Buruh Angkut No

Interval

Kriteria

F

Persentase

1

2

3

4

5

1

> 240 - < 410

Kelelahan Ringan (KR)

6

30

2

410 - < 580

Kelelahan Sedang (KS)

14

70

20

100

Total

dengan Berdasarkan

tabel

di

atas

timer,

menunjukkan bahwa 70% responden

30%

dengan

penelitian

ini

kelelahan

reaction

mengetahui dilakukan

pengukuran dengan Kuesioner Alat Ukur

tingkat

Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)

kelelahan ringan sesudah bekerja. Dalam

alat

sedangkan untuk

gejala-gejala

mengalami tingkat kelelahan sedang, selebihnya

menggunakan

yang disusun oleh Lintje (1994). Hasil untuk

pengukurannya dapat dilihat pada tabel

mengetahui tingkat kelelahan diukur

berikut:

::

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perasaan Kelelahan Persentase (%) No

Perasaan kelelahan SS

1

2

S

AS

J

JS

TP

4

5

6

7

8

Rangking 9

3 1 Sukar berpikir 2 Lelah berbicara 3 Gugup menghadapi sesuatu 4 Tidak berkonsentrasi 5 Tidak perhatian 6 Cenderung lupa 7 Cenderung kurang percaya diri 8 Tidak tekun 9 Enggan menatap mata orang lain 10 Merasa enggan bekerja dengan cekatan 11 Merasa tidak tenang bekerja 12 Seluruh tubuh lelah 13 Merasa lamban bertindak 14 Merasa lelah sebelum kerja Jumlah

0 5 0 0 0 0 0 0 0

10 15 0 0 10 5 10 25 5

40 15 55 50 35 45 15 30 20

35 35 20 25 15 20 20 10 40

5 10 5 15 20 30 45 20 20

10 20 20 10 20 0 10 15 15

5

25

30

5

20

15

0 0 15 30 30 25 15 35 10 15 20 5 15 25 35 5 15 5 0 10 0 30 45 15 2.86 12.5 28.2 21.8 21.4 13.2

6 5 12 13 7 11 8 4 10 3 14 1 2 9

Keterangan : SS

: Sangat Sering

J

: Jarang

AS

: Agak Sering

AJ

: Agak Jarang

S

: Sering

TP

Berdasarkan

hasil

analisa

mengangkat

ternyata perasaan kelelahan yang sering

lamban

bertindak,

barang

83

kg,

angka

maksimumnya adalah 110 kg dan yang

dialami adalah seluruh tubuh lelah, merasa

: Tidak Pernah bawah, terlihat bahwa rata-rata buruh

paling rendah adalah 50 kg. Sebagian

enggan

besar buruh angkut yaitu 20% atau 4

bekerja dengan cekatan dan tidak tekun.

orang buruh angkut barang mengangkut beban 90 kg, selebihnya 15% atau 3

Berat Beban Buruh angkut barang di Jalan

orang mengangkat beban 80 dan 85 kg.

Beteng Semarang mengangkat beban

Adapun yang mengangkat 110 kg hanya

antara 50-110 kg. Berdasarkan tabel di

1 orang.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berat Beban Buruh Angkut di Jl Beteng Semarang tahun. 2005 N 1 20

Sebelum

Mean 2 82.7500

melakukan

Std. Deviasi 3 14.1863

analisis

Minimum 4 50

Maximum 5 110

Uji Normalitas

bivariat, maka perlu melakukan uji

Hasil

uji

normalitas

dengan

normalitas data yang berguna untuk

menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov,

menentukan uji bivariat yang berjenis

mendapatkan hasil sebagai beikut :

parametrik atau non parametrik.

Tabel 6. Uji Normalitas Data Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Variabel 1 Kelelahan Berat beban

N 3 20 20

P value 4 0,200 0,200

Keterangan: Normal jika P value > 0,05

Kesimpulan 5 Normal Normal

Hasil pengujian normalitas data

Uji t

diperoleh semua nilai P > 0,05, yang

Hasil analisis uji t berat beban

berarti semua data berdistribusi normal,

dan frekuensi angkat ditinjau dari tingkat

sehingga analisis data untuk pengujian

kelelahan para buruh angkut barang di

hipotesis

Jalan Beteng Semarang dapat dilihat

menggunakan

uji

statistik

parametrik.

pada tabel berikut. Tabel 7. Hasil Uji t

Varaibel

Tingkat

N

Mean

P value

Kesimpulan

6

7

0,018

Signifikan

kelelahan 1

2

3

4

Berat beban

KR

6

71,67

KS

14

87,50

KS

14

85,36

Keterangan: Ada hubungan yang nyata apabila P value < 0,05

Secara statistik terbukti bahwa Nilai P untuk uji beda frekuensi angkat

KR

: Kelelahan Ringan

ditinjau dari tingkat kelelahan sebesar

KS

: Kelelahan Sedang

0,039 < 0,05, sehingga hipotesis nol

Berdasarkan tabel diatas, nilai

ditolak, berarti ada beda yang nyata

Probabilitas untuk uji perbedaan berat

frekuensi angkat ditinjau dari tingkat

beban ditinjau dari tingkat kelelahan

kelelahan.

sebesar 0,018 < 0,05, sehingga hipotesis

Pembahasan

nol ditolak, berarti ada perbedaan berat

Berat Beban Dengan Kelelahan

beban ditinjau dari tingkat kelelahan.

Hasil penelitian menunjukkan

Hasil analisis ini juga menunjukkan

bahwa tingkat kelelahan kerja pada

bahwa berat beban semakin tinggi

buruh angkut barang di Jalan Beteng

menyebabkan tingkat kelelahan

yang

Semarang berkaitan erat dengan berat

tinggi pula. Berarti dalam hal ini

beban angkat. Hal ini ditunjukkan dari

terdapat

kelelahan

uji t dengan probabilitas 0,018 < 0,05,

dengan berat beban yang diangkut buruh

yang berarti ada perbedaan berat beban

setiap harinya.

yang diangkat ditinjau dari tingkat

hubungan antara

kelelahan para buruh. Hasil penelitian ini

sejalan dengan pendapat Eko Nurmianto

sendiri, karena pekerja harus kehilangan

(2003: 133) beliau menyatakan bahwa

hari

beban kerja tinggi yang tidak dapat

mempengaruhi tingkat penghasilan.

kerja

selanjutnya

akan

dilaksanakan dalam kondisi aerobik akan

Keluhan kram perut yang dialami

berakibat pada meningkatnya kandungan

oleh buruh angkut dapat disebabkan oleh

asam laktat sedangkan asam laktat

berat beban yang melebihi batasan

merupakan manfestasi dari kelelahan.

dimana otot perut berkontraksi secara

Berdasarkan data yang diperoleh

statis untuk menahan beban. Dalam

ternyata 20% atau 4 orang buruh angkut

suasana kerja dengan otot statis, aliran

barang

kg.

darah agak menurun, sehingga asam

peraturan

laktat terakumulasi dan mengakibatkan

per.

kelelahan otot lokal yang berakibat pada

mengangkut

beban

Berdasarkan Mennakertranskop

90

No.

01/Men/1978 tentang keselamatan dan

kram perut.

kesehatan kerja dalam penebangan dan

KAUPK2 yang disusun oleh

pengangkatan kayu untuk mengangkat

Lintje

secara terus menerus 15-18 kg untuk

penelitian diatas karena selama bekerja

pria,

maupun

sedangkan

untuk

jenis

(1994)

setelah

mendukung

bekerja,

hasil

pekerja

pengangkatan yang tidak terus menerus

menunjukkan kondisi merasa lamban

sebanyak 40 kg. Dilihat dari aturan

bertindak dan seluruh tubuh lelah, hal ini

tersebut sudah melebihi batas ambang

yang bisa menyebabkan para pekerja

yang ditetapkan.

kelelahan.

Selain itu berat beban yang melebihi

peraturan

diatas

dapat

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

mengakibatkan terjadinya kecelakaan

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa

kerja seperti disc herniation, fraktur

adanya hubungan antara berat beban

pada tulang belakang, robekan pada

dengan kelelahan buruh angkut. Hasil

ligamen otot, ketegangan otot

analisis ini juga menunjukkan bahwa

dan

keseleo (Lidia BR Tarigan, 2002 : 48).

berat

beban

semakin

Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi

menyebabkan tingkat kelelahan

akibat hal diatas akan mempengaruh

tinggi pula.

produktivitas dari buruh angkut itu

Saran

tinggi yang

Saran yang dapat diberikan untuk mengurangi

kelelahan

karena

6.

berat

Lidia B.R. Tarigan, 2003, Skripsi, Hubungan Beban Kerja dengan

beban yang berlebihan ialah pembuatan

Nyeri

jadwal waktu istirahat yang cukup,

pada Buruh Angkut di Jalan

penggunaan alat

Beteng

Bantu

untuk tiap

Pinggang

Semarang,

Semarang:

pengangkatan beban yang melebihi batas

Fakultas

serta perlu diselenggarakan Kelompok

Kesehatan Masyarakat Universitas

Unit Kesehatan Kerja di lokasi .

Diponegoro Semarang. 7.

DAFTAR PUSTAKA 1.

Budiono.2003. dan

dan

8.

Aplikasi.

Guna

4.

Suma’mur

Lambert,

1996,

Tubuh

9.

Lientje

S.U,

1994,

Setyowati

Kuesioner Alat Ukur Perasaan

P.K.

1996.

Higene

Kelelahan

Kerja

Perusahan dan Kesehatan Kerja.

(KAUPK2), Yogyakarta:a, Jakarta:

Jakarta: PT.Gunung Agung.

Arcan.

Sritomo

Wignjosoebroto,

2003,

10.

I

Dewa

Nyoman

Supariasa,

Ergonomi Studi Gerak dan Waktu,

Bahcyar Bakri, dan Ibnu Fajar,

Surabaya:

2001,

Institut

Teknologi Surabaya – Penerbit Guna Widya. 5.

David

Manusia.

Wijaya. Jakarta 3.

Kiat

1995, Asma, Jakarta: Arcan.

Eko Nurmianto.1998. Ergonomi Konsep

1996,

Solo: CV. Aneka. Chris Sinclair,

Kesehatan

Kerja.UNDIP Semarang 2.

Margatan,

Hidup Sehat Bagi Lanjut Usia,

AM.Sugeng Hiperkes

Arcole

Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian,

Bandung:

CV.

Alfabeta. Suharsimi Prosedur

Arikunto, Penelitian,

PT.Rineka Cipta.

1998, Jakarta:

Penetuan

Gizi, Jakarta: EGC.

Status