HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA

Download Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelo...

0 downloads 474 Views 442KB Size
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Desi Mardiati, Aloysius Mering, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email : [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif. Jumlah sampel penelitian adalah 87 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar berdasarkan hasil rata-rata skor sebesar 3.30/65 > 2.5/50 yaitu kategori tinggi. Tingkat motivasi belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar berdasarkan hasil rata-rata skor sebesar 3.20/64 > 2.5/50 yaitu kategori tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar yaitu ๐‘Ÿ๐‘ฅ๐‘ฆ > ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ (0.408 > 0.213) dengan kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri dan motivasi belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar memiliki kategori tinggi dan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar memiliki hubungan yang signifikan. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar

Abstract: This study aims to prove whether there is a relationship between confidence and motivation to learn in children in group B in kindergarten Islam Al-Kautsar. The method used is descriptive-quantitative method. Total sample is 87 children. The results showed that the level of confidence in the group of children in kindergarten Islam Al-Kautsar based on the average score of 3.30/65 > 2.5/50 is a high category. The level of motivation to learn children in group B in kindergarten Islam Al-Kautsar based on the average score of 3.20/64 > 2.5/50 is a high category. The results also show that there is a significant relationship between confidence with the motivation to learn in children in group B in kindergarten Islam Al-Kautsar which r xy > r tabel (0.408 > 0.213) with category. It can be concluded that the level of confidence and motivation to learn children in group B in kindergarten Islam Al-Kautsar have high category and the confidence and motivation to learn has a significant relationship. Keywords: Self-Confidence, Learning Motivation merupakan salah satu faktor determinan dalam belajar, yaitu untuk Motivasi menarik atau mendorong anak supaya anak lebih bersemangat dalam 1

belajarnya. Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:42) menyatakan โ€œMotivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau penggerak bagi seorang anak untuk berprestasi dalam belajar dengan melakukan suatu tindakan, mengatasi segala tantangan atau hambatan dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dimyati dan Mudjiono (2009:80) mengatakan โ€œMotivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajarโ€. Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurangnya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Seorang anak yang belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi, tidak akan berhasil dengan maksimal. Kurangnya motivasi belajar inilah biasanya yang menyebabkan anak menjadi malas belajar, kurang berprestasi di kelas, dan akan tertinggal dari teman-temanya. Oleh karena itu sangat penting bagi anak dalam dirinya memiliki motivasi dalam belajar. Namun, tak jarang juga kita temui anak-anak yang memiliki motivasi belajar yang rendah di sekolah maupun di rumah. Hal tersebut dapat berdampak pada rendahnya pencapaian prestasi anak itu sendiri. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar. Salah satu faktor yang membuat rendahnya motivasi belajar pada anak yakni kurangnya rasa percaya diri. Rasa percaya diri mampu mendorong anak untuk berani mengemukakan pendapat, berani tampil, berani bertanya, dan sebagainya, yang dapat menjadikan anak tersebut unggul atau berprestasi dibandingkan dengan teman-temannya yang kurang percaya diri. Anak yang kurang percaya diri cenderung akan menutup diri, tidak berani mengungkapkan pendapat, tidak berani atau malu untuk tampil, tidak berani mencoba, dan takut salah. Hal-hal tersebutlah yang akan mengakibatkan kurangnya motivasi belajar pada anak. Rasa percaya diri merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Jika anak telah memiliki rasa percaya diri, maka mereka telah siap untuk menghadapi dinamika kehidupan di lingkungan sekolah yang penuh dengan tantangan. Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri serta tidak menutup-nutupi kelemahan diri, dapat mengantarkan anak menjadi sosok manusia dewasa yang sukses dan mandiri. Oxford Advanced Learnerโ€™s Dictionary (dalam Aprianti, 2013:63) mendefinisikan โ€œKepercayaan diri (confidence) sebagai percaya pada kemampuan Anda sendiri untuk melakukan sesuatu dan berhasilโ€. Pendapat lain yang menyatakan hal serupa seperti di atas yakni Goleman (dalam Aprianti, 2013:6263) โ€œKepercayaan diri adalah kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiriโ€. Secara khusus, Pearce (dalam Aprianti, 2013:63) mengemukakan โ€œKepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasifโ€. Pernyataan tersebut kemudian diperkuat oleh Hakim (dalam Aprianti, 2013:63) yang menyatakan โ€œKepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidupโ€. Kepercayaan

2

diri perlu ditumbuhkan sejak usia dini karena kepercayaan diri sangat dibutuhkan dalam kehidupan anak sebagai bekal menghadapi setiap tantangan serta problematika hidupnya nanti. Jika anak terlihat optimis dan percaya diri maka ia berpotensi menjadi seseorang yang mandiri dan sukses dikemudian hari. Mastuti dan Aswi (2008) mengatakan percaya diri dapat membuat individu untuk bertindak dan apabila individu tersebut mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan yang tepat, akurat, efisien dan efektif. Percaya diri akan membuat individu menjadi lebih mampu dalam memotivasi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya. Namun, pada kenyataannya tidak semua anak memiliki sikap percaya diri. Perilaku tersebut tidak dapat dianggap masalah kecil karena jika kepercayaan diri anak tidak tumbuh dengan baik maka mengakibatkan anak itu tidak dapat mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya baik itu di lingkungan sekolah, rumah, maupun di lingkungan masyarakat. Upaya dalam mengatasi ketidakpercayaan diri ini yang paling utama adalah dorongan dari dalam diri anak itu sendiri untuk maju dan tidak tertinggal dari teman-temannya. Namun, peran orang tua di rumah dan guru di sekolah juga tidak kalah penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak. Berdasarkan pengamatan peneliti selama pelaksanaan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan, peneliti melihat dan mengamati anak yang cenderung memiliki prestasi belajar yang baik itu adalah anak yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri. Prestasi belajar yang baik tentu salah satunya dihasilkan dari motivasi anak untuk belajar. Akan tetapi disisi lain juga terdapat anak yang kurang percaya diri namun bisa berprestasi. Pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan, terdapat lima kelas yang terdiri dari 87 anak dengan karakter anak yang berbeda-beda. Dalam satu kelas rata-rata terdiri dari 17-18 anak, dari jumlah keseluruhan anak dalam satu kelas terdapat kurang lebih 30% atau sekitar 6-7 anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan terlihat anak-anak tersebut memang mempunyai motivasi belajar yang tinggi juga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun, juga terdapat sebagian anak yang tergolong memiliki kurang rasa percaya diri tetapi juga antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang โ€œhubungan antara kepercayaan diri dalam kaitannya dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatanโ€. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. (2) Mendeskripsikan tingkat motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. (3) Mendeskripsikan hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan.

3

METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif. Menurut Subana (2011:89) โ€œPenelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanyaโ€. Metode deskriptifkuantitatif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan yang dialami dengan memberikan gambaran berdasarkan fakta-fakta yang tampak apa adanya kemudian data tersebut dianalisis menggunakan statistik. Adapun alasan peneliti menggunakan metode deskriptif-kuantitatif dalam penelitian ini adalah karena peneliti bermaksud untuk menggambarkan secara apa adanya tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di Taman Kanakkanak Islam Al-Kautsar yang berjumlah 87 anak. Menurut Sugiyono (2013:118) โ€œSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebutโ€. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian populasi karena jumlah sampel penelitian kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Teknik pengumpul data pada penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Berdasarkan teknik pengumpul data di atas, maka alat pengumpul data yang digunakan adalah skala penilaian dan dokumentasi. Skala penilaian yang digunakan untuk membantu peneliti melakukan pengamatan secara langsung dalam mengamati hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Skala penilaian yang digunakan yaitu skala likert yang berupa: (1) Skala penilaian kepercayaan diri. (2) Skala penilaian motivasi belajar. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan cara pengambilan foto dan video kegiatan penelitian. Dokumentasi ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran mengenai latar penelitian sehingga dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan hasilnya. Hasil observasi berupa skor dari skala penilaian kepercayaan diri dan motivasi belajar dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ๐‘› ๐‘› X = ๐‘ ร— 5 atau X = ๐‘ ร— 100, dengan keterangan: X = skor yang dicapai, n = skor perolehan, N = skor maksimal, 5 atau 100= angka konversi maksimal. Sedangkan, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (dalam Subana, 2000:148-149). Maka data tersebut dianalisis menggunakan ๐‘ โˆ‘ ๐‘‹๐‘Œโˆ’(โˆ‘๐‘‹)(โˆ‘๐‘Œ) rumus product moment sebagai berikut: ๐‘Ÿ๐‘‹๐‘Œ = dengan 2 2 2 2 โˆš[Nโˆ‘๐‘‹ โˆ’(โˆ‘๐‘‹) ][Nโˆ‘๐‘Œ โˆ’(โˆ‘๐‘Œ) ]

keterangan: ๐‘Ÿ๐‘‹๐‘Œ = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, ๐‘= jumlah subjek penelitian, โˆ‘ ๐‘‹๐‘Œ= jumlah dari hasil kali antara deviasi antara skor-skor X (yaitu

4

X) dan deviasi skor-skor Y (yaitu Y), โˆ‘๐‘‹= jumlah skor asli variabel X, โˆ‘๐‘Œ= jumlah skor asli variabel Y. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap akhir. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Menyusun instrumen penelitian yaitu kisi-kisi, butir soal untuk penilaian tingkat kepercayaan diri dan motivasi belajar pada anak, rubrik penskoran, dan penentuan katergori. (2) Melakukan validasi instrumen penelitian. (3) Mengadakan uji coba atau uji validitas terhadap kisi-kisi dan butir soal yang telah disusun peneliti. (4) Menganalisis data hasil uji coba. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (1) Mengopservasi atau mengamati kegiatan anak satu per satu tentang kepercayaan diri dan motivasi belajar. (2) Mendokumentasikan kegiatan anak dalam bentuk video dan foto yang menunjukkan tentang aspek kepercayaan diri dan motivasi belajar. Tahap Akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir, antara lain: (1) Menganalisis data yang diperoleh dari skor skala penilaian kepercayaan diri dan motivasi belajar pada anak. (2) Mendeskripsikan hasil analisis data dan memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah penelitian populasi yang mana pada keseluruhan jumlah anakdikelompok B berjumlah 87 anak. Dari hasil penelitian diperolehlah data yang kemudian dianalisis oleh peneliti yang dipaparkan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Jumlah Anak Berdasarkan Kategori Kepercayaan Diri

Motivasi Belajar

Jumlah Anak Berdasarkan Kategori Kategori Konversi Konversi Jumlah ke angka ke angka anak 0-5 0-100 Sangat 0-0.9 0-19 Rendah Rendah 1.0-1,9 20-39 Sedang 2.0-2.9 40-59 24 Tinggi Sangat Tinggi

3.0-3.9

60-79

54

4.0-5.0

80-100

9

Jumlah

87

Jumlah Anak Berdasarkan Kategori Konversi Konversi Jumlah Kategori ke angka ke angka anak 0-5 0-100 Sangat 0-0.9 0-19 Rendah Rendah 1.0-1,9 20-39 2 Sedang 2.0-2.9 40-59 28 Tinggi Sangat Tinggi

3.0-3.9

60-79

52

4.0-5.0

80-100

5

Jumlah

87

5

Adapun deskripsi data dari Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa dari 87 anak yang ada di kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan, jumlah anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri kategori sangat rendah adalah 0, jumlah anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri kategori rendah adalah 0, jumlah anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri kategori sedang berjumlah 24 anak, jumlah anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri kategori tinggi berjumlah 54, dan jumlah anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri kategori sangat tinggi berjumlah 9 anak. Sedangkan untuk tingkat motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan menunjukkan bahwa dari 87 anak tidak terdapat anak yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat rendah atau berjumlah 0, jumlah anak yang memiliki tingkat motivasi belajar kategori rendah berjumlah 2 anak, jumlah anak yang memiliki tingkat motivasi belajar kategori sedang berjumlah 28 anak, jumlah anak yang memiliki tingkat motivasi belajar kategori tinggi berjumlah 52 anak, dan jumlah anak yang memiliki tingkat motivasi belajar kategori sangat tinggi berjumlah 5 anak. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam AlKautsar, selanjutnya peneliti menganalisis perhitungan korelasi product moment dengan langkah yang pertama yaitu mencari nilai X dan Y terlebih dahulu. Nilai X (kepercayaan diri) diperoleh dari jumlah keseluruhan skor kepercayaan diri pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Nilai Y (motivasi Belajar) diperoleh dari jumlah keseluruhan skor motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar. Hasil perhitungan skala penilaian hubungan antara kepercayaan diri dan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan menggunakan teknik analisis data dengan rumus Product Moment hasilnya adalah sebagai berikut: ๐‘Ÿโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” = 0.408 ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ = 0.213 Jadi, ๐‘Ÿโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ yaitu ๐‘Ÿโ„Ž0.408 > ๐‘Ÿ๐‘ก0.213 R tabel diperoleh dari taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N-2 = 87-2= 85. Maka diperoleh ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ sebesar 0.213 (Sugiyono, 2015: 373). Karena ๐‘Ÿโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara kepercayaan diri dan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. Ini dapat ditafsirkan bahwa semakin tinggi atau baik kepercayaan diri anak, maka semakin tinggi atau baik pula motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. Sebaliknya semakin rendah atau tidak baik kepercayaan diri anak, maka semakin rendah atau tidak baik pula motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan.

6

Pembahasan Tingkat Kepercayaan Diri Menurut Aryani (2014:25) โ€œPercaya diri adalah keyakinan untuk dapat bertingkah laku (berbuat) sesuai dengan yang diharapkan, supaya bisa bekerja secara efektif dan bertanggung jawabโ€. Sedangkan menurut Rosyadi (2013:82-83) โ€Percaya diri adalah kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan dan memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lainโ€. Pendapat tersebut diperkuat oleh Euis Sunarti (2005:14) yang menyatakan โ€œPercaya diri adalah merasa yakin pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri untuk melakukan berbagai fungsi, peran, dan tugas yang dihadapi setiap saatโ€. Menurut Mohamad Mustari (2014:51-52) โ€œPercaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadiankejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapiโ€. Aprianti (2013) mengatakan โ€œAnak yang memiliki kepercayaan diri yang baik, akan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, serta berani dalam bertindakโ€. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepercayaan diri adalah suatu sikap, perilaku, dan perasaan seseorang yang yakin ia bisa dan mampu serta tidak adanya keraguan pada dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu dan mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terlihat hampir semua anak memenuhi indikator kepercayaan diri yang ada. Dapat dibuktikan dalam penelitian ini tingkat kepercayaan diri anak sudah baik/tinggi karena hasil penelitian menunjukkan dari 87 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terdapat 81 anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Hasil skor rata-rata tingkat kepercayaan diri anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Terbukti dari skor rata-rata yang telah dihitung oleh peneliti yaitu 286.5 5730 = 3.30 atau 87 = 65. Artinya tingkat kepercayaan diri anak >2.5/50 dan 87 termasuk dalam kategori tinggi. Jadi, disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Tingkat Motivasi Belajar Brian Clegg (2001:2) mendefinisikan โ€œMotivasi berkenaan dengan memberi seseorang suatu dorongan atau rangsangan, atau singkatnya, berkenaan dengan membangkitkan sesuatuโ€. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobilโ€. Menurut Wendy L. Ostroff (2013:7) menyatakan โ€œMotivasi adalah keinginan yang mendorong semua tindakan dan merupakan pelopor sekaligus batu penjuru bagi pembelajaranโ€.

7

Sardiman (2014) mengatakan โ€œUntuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi, hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran ituโ€. Tingkat motivasi belajar yang tinggi ini dipengaruhi oleh motivasi belajar anak yang dominannya dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik yaitu dari motivasi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran yang dirancang guru juga mempengaruhi minat belajar anak, salah satunya setting area pembelajaran yang kreatif dan menarik dapat membangkitkan daya tarik anak untuk belajar. Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi belajar merupakan suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan dan kecenderungan individu dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatankagiatannya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terlihat banyak anak yang memenuhi indikator motivasi belajar yang ada. Dapat dibuktikan dalam penelitian ini tingkat motivasi belajar anak sudah baik/tinggi karena hasil penelitian menunjukkan dari 87 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terdapat 83 anak yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Hasil skor rata-rata tingkat motivasi belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Terbukti dari skor rata-rata yang telah dihitung oleh peneliti 277.9 5558 yaitu 87 = 3.20 atau 87 = 64. Artinya tingkat motivasi belajar anak >2.5/50 dan termasuk dalam kategori tinggi. Jadi, disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan menunjukkan tingkat motivasi belajar yang tinggi. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi belajar pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan Burns (dalam Iswidharmanjaya dan Agung, 2005) mengatakan dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. Selain itu menurut Mastuti dan Aswi (2008), percaya diri dapat membuat individu untuk bertindak dan apabila individu tersebut mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan yang tepat, akurat, efisien dan efektif. Percaya 8

diri akan membuat individu menjadi lebih mampu dalam memotivasi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya. Dengan kepercayaan diri, individu dapat memotivasi dirinya mengenai pola pikirnya, sikap dalam mengambil keputusan, nilai-nilai moral, sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi serta ketakutan dan kesedihannya. Dapat dibuktikan teori yang dikemukakan kedua ahli di atas bahwa dalam penelitian ini terjadi hubungan yang positif antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar dimana anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka akan memiliki motivasi belajar yang tinggi pula dan begitu juga sebaliknya. Untuk menguji hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan rumus Product Moment. Setelah peneliti menganalisis hipotesis hasil skala penilaian kepercayaan diri dan skala penilaian motivasi belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan dengan menggunakan teknik analisis data dengan rumus Product Moment. Peneliti menyimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena hasil perhitungannya adalah ๐‘Ÿ0.408 > ๐‘Ÿ0.213 jadi ๐‘Ÿโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ , dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terbukti yaitu, hubungannya bersifat positif artinya semakin tinggi kepercayaan diri anak maka semakin tinggi pula motivasi belajar anak dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri anak maka semakin rendah pula motivasi belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Penelitian ini juga telah terbukti sesuai dengan teori yang telah dikemukan para ahli di atas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan diri anak sudah baik/tinggi karena hasil skor rata-rata tingkat kepercayaan diri anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Terbukti dari skor rata-rata yang telah dihitung oleh peneliti yaitu sebesar 3.30/65. Artinya tingkat kepercayaan diri anak >2.5/50 dan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan dari 87 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terdapat 81 anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Untuk tingkat motivasi belajar anak sudah baik/tinggi karena hasil skor rata-rata tingkat motivasi belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Terbukti dari skor rata-rata yang telah dihitung oleh peneliti yaitu sebesar 3.20/64. Artinya tingkat motivasi belajar anak >2.5/50 dan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan dari 87 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan terdapat 83 anak yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Serta terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada anak

9

kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. Ini dapat ditafsirkan bahwa semakin tinggi atau baik kepercayaan diri anak, maka semakin tinggi atau baik pula motivasi belajar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam Al-Kautsar Pontianak Selatan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Karena masih terdapat beberapa anak yang belum memiliki kepercayaan diri, disarankan untuk guru agar lebih memperhatikan dan memberikan perlakuan yang sama pada setiap anak agar anak tersebut minimal sama dengan anak lainnya yang telah memiliki kepercayaan diri. (2) Karena juga masih terdapat beberapa anak yang belum memiliki motivasi belajar, disarankan untuk guru agar lebih giat dan kreatif dalam memotivasi anak agar mau belajar dan tentunya disertai dengan metode-metode pembelajaran yang edukatif dan menyenangkan. (3) Dan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi belajar pada anak tentunya selain dari guru, peran orang tua dirumah juga sangat besar dalam mempengaruhi hal tersebut. Jadi akan lebih baik jika perlakukan yang diberikan berkesinambungan dan seimbang yang didapat anak ketika di rumah maupun sekolah. Untuk itu disarankan perlunya kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi belajar anak. (4) Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk mengkaji secara mandalam tentang motivasi belajar dari aspek motivasi ekstrinsik dan intrinsik, faktor dominan yang mempengaruhi kepercayaan diri anak, dan aspekaspek variabel lain yang belum diteliti. DAFTAR RUJUKAN Aryani, Ervin Yudhi. 2014. Pendamping Kegiatan Anak. Yogyakarta: Naafiโ€™ Book Media. Clegg, Brian. 2001. Instant Motivation 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi. Jakarta: Erlangga. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamdan. 2012. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMUN 1 Setu Bekasi. (Online). (www.gunadarma.ac.id > Artikel_10504066.pdf. Diunduh 21 Oktober 2015: pukul 21.21 wib). Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ostroff, Wendy L. 2013. Memahami Cara Anak-Anak Belajar Membawa Ilmu Perkembangan Anak ke dalam Kelas. Jakarta: PT Indeks. Rahayu, Aprianti Novita. 2013. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT. Indeks. Rosyadi, Rahmat. 2013. Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini (Konsep dan Praktik PAUD Islami). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Terjemahan Zulkifli Harahap. Jakarta: Rajawali Pers.

10

Subana & Sudrajat. 2011. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia. Subana, Sudrajat & Moersetyo Rahadi. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sunarti, Euis. 2005. Menggali Kekuatan Cerita. Panduan Bagi Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak Sejak Usia Dini Melalui Cerita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

11