HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS THE MANAGEMENT OF HOUSEHOLD WASTE AT LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING, MANADO CITY Vieta Amelia Rohmatin, B. Lampus, A. Tucunan Bidang Minat Kesehatan Lingkungan Universitas Sam Ratulangi \
ABSTRACT Background: The increasement of human population and the urbanization also increasing he amount of household waste product. Therefore public awareness of waste management is needed in order to minimize any negative impacts from the waste. The objective of this research is to analyze the relation between awarenes and attitudes towards household waste. Methods: this research used an analytical research study with cross-sectional study and using the spearman correlation test. The amount of sample size in this research were 100 responders and being taken by Systematic Random Sampling. Primary data has been taken by question form. Results: based on the knowledge level, there are 70 respondents with the good knowledge (70%), there are 27 respondents with the average knowledge (27%), and 3 respondents with the less knowledge (3%). Based on respondents’s attitude, there are 22 respondents with good attitude (22%), there are 74 respondents with medium level of attitude as much as 74 respondents (74%) and 4 respondents with the less attitude. Based on respondents’s practice, respondents with the good practice were 19 respondents (19%), respondent’s with the medium level of practice were 27 respondents (27%), and 54 respondents with the less practice (45%). there was no correlation between knowledge and waste management (ρ = 0,071). There was correlation between attitude and waste management (ρ = 0,000) with coefficient correlation as big as 0,368. Conclusion: there was no correlation between knowledge and waste management. There was correlation between attitude and waste management and the correlation was medium and positive. Suggestion: the stakeholder needs to colaborate with the government of Manado city to supllying the health information media. Society needs to increase the awareness about waste problem produced by each household. More research about household waste management has needed in the future. Keywords: knowledge, attitude, practice, household rubbish management ABSTRAK Latar Belakang: Pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi. Diperlukan kesadaraan masyarakat tentang pengelolaan sampah agar dampak yang ditimbulkan dari dampak negatif sampah dapat diminimalisir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan uji korelasi spearman. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 100 responden dan diambil secara Sistematic Random Sampling. Data primer diambil menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian: Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, pengetahuan baik sebanyak 70 orang (70%), pengetahuan cukup baik sebanyak 27 orang (27%), dan pengetahuan kurang baik sebanyak 3 orang (3%). Berdasarkan sikap responden, sikap baik sebanyak 22 responden (22%), sikap cukup baik sebanyak 74 responden (74%), dan sikap kurang baik sebanyak 4 responden (%). Berdasarkan tindakan responden, tindakan baik sebanyak 19 responden (19%), tindakan cukup baik sebanyak 27 responden (27%), dan tindakan kurang baik sebanyak 54 responden (54%). pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan tindakan (ρ = 0,071). Sikap memiliki hubungan dengan tindakan (ρ = 0,000) dengan nilai r sebesar 0,368. Kesimpulan: tidak ada hubungan
antara pengetahuan dan pengelolaan sampah rumah tangga. Ada hubungan antara sikap dan pengelolaan sampah rumah tangga dimana hubungan menunjukkan hubungan sedang dan positif. Saran: pihak kelurahan diharapkan dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Manado
dalam penyediaan media informasi kesehatan, masyarakat perlu lebih meningkatkan kepedulian mengenai masalah sampah yang dihasilkan oleh tiap-tiap rumah tangga, dan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di tiap-tiap kelurahan di Kota Manado Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, pengelolaan sampah rumah tangga.
Pendahuluan Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan (Sukandarrumidi, 2009). Dampak yang tidak langsung dari timbulan sampah berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak dalam sampah, selain itu juga menyebabkan pencemaran lingkungan (Soemirat, 2011). Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat (Sulistyorini, 2005). Pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi (Nahadi, 2007). Sampai tahun 2012, baru sekitar 75% sampah yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari seluruh produksi sampah total sebesar 2.725 m3/hari. Sampah yang mendominasi adalah sampah organik 1.750 m3, dan sampah an-organik yang meliputi kertas 205 m3, kaca 21 m3, plastik 725 m3 , kaca/gelas 21 m3, dan sampah lain 155 m3 (Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Manado, 2012). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat, kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan, dan belum diterapkannya pendekatan reduce, reuse dan recycle (3 R) (Nahadi, 2007) Manado Green and Clean merupakan program menciptakan kota Manado yang bersih dan hijau. Bersih berarti tidak ada sampah yang merusak pemandangan kota sedangkan hijau berarti tidak ada kegersangan dalam pemandangan mata, dimana sejauh mata
memandang yang tampak adalah taman. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Unilever, Balai Lingkungan Hidup (BLH) Kota Manado, dan Manado Post sebagai bagian dari program lingkungan Unilever Indonesia Foundation, program berbasis masyarakat, Manado Green and Clean tahun 2011. Dampak dari proyek ini adalah 8-10% pengurangan limbah di setiap kota di mana program ini dijalankan. Kota-kota lain yang menjalankan program serupa adalah Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Medan, Bandung, Banjarmasin, Balikpapan, dan Denpasar. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam penanganan limbah domestik melalui pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan kegiatan penghijauan. Secara nasional, program ini memiliki manfaat lebih dari 6 juta orang Indonesia (Anonim, 2011b). Kelurahan Sumompo merupakan salah satu kelurahan yang tergolong daerah pinggiran di mana kondisi status sosial ekonominya masih rendah. Kelurahan Sumompo juga merupakan daerah rawan banjir. Berdasarkan observasi awal, di dalam selokan yang berada tepat di depan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ditemukan banyak sampah yang dibuang sembarangan. Selain itu, kelurahan Sumompo juga berada sekitar ±300m dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo. Diperlukan kesadaraan masyarakat tentang pengelolaan sampah agar dampak yang ditimbulkan dari dampak negatif sampah dapat diminimalisir. Metode Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh masyarakat di Lingkungan II Kelurahan Sumompo yang berjumlah 462 KK (1779 jiwa). Pengambilan sampel penelitian ini, menggunakan rumus Taro Yamane. Perhitungan sampel diambil berdasarkan data jumlah kepala keluarga di lingkungan II kelurahan Sumompo. Dalam penelitian ini, jumlah sampel minimal 82 tetapi kemudian digenapkan menjadi 100 responden. Kriteria inklusi sampel yaitu: termasuk dalam sampling frame yang telah ditentukan, bisa membaca dan menulis serta memahami pertanyaan, dan Ibu Rumah Tangga / Kepala Keluarga / anggota keluarga yang terlibat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan bertempat tinggal di Kelurahan Sumompo Lingkungan II Kecamatan Tuminting. Penentuan sampel diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Sistematic Random Sampling, atau pengambilan sampel secara sistematis dari daftar KK di kelurahan dengan interval 5 yang didapat dari membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sikap masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah pengelolaan sampah rumah tangga masyarakat di lingkungan II kelurahan Sumompo. Data primer berupa identitas responden, karakteristik responden, dan perilaku responden yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder berupa gambaran umum kelurahan Sumompo, serta data penunjang yang didapat dari kantor kelurahan Sumompo. Data yang telah masuk diinterpretasikan lebih lanjut dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, jumlah penghasilan. Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pengetahuan dengan pengelolaan sampah rumah tangga dan hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Analisis data ini menggunakan uji korelasi spearman. Keseluruhan proses analisis data menggunakan komputer dengan aplikasi Software Statistik SPSS Ver. 20 For Windows 7
Hasil dan Pembahasan Karakteristik Individu Umur Responden yang berumur kurang dari 47 tahun berjumlah 50 orang dan responden yang berumur 47 tahun dan 47 tahun ke atas berjumlah 50 orang. Menurut Eviyani dalam Khairunnisa (2011), tidak selamanya umur seseorang menentukan apa yang dia kerjakan dan bagaimana hasil pekerjaannya. Umur hanya menunjukkan seberapa lama dan seberapa kuat dia melakukan pekerjaannya tersebut. Jenis Kelamin Responden yang paling banyak adalah responden perempuan dengan jumlah 83 orang sedangkan responden dengan jenis kelamin lakilaki berjumlah 17 orang. Menurut Artiningsih (2008), secara umum perempuan lebih konsumtif dibandingkan laki-laki yang menyebabkan timbulan sampah lebih banyak. Tingkat Pendidikan Responden paling banyak adalah yang memiliki pendidikan tinggi yaitu sebanyak 45 responden, kemudian pendidikan menengah sebanyak 31 responden, dan yang paling sedikit adalah pendidikan dasar sebanyak 24 responden. Sesuai dengan Notoatmodjo (2010), yang mengemukakan bahwa manusia yang memiliki sumber daya manusia yang lebih baik, dalam arti tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan semakin mengerti dan semakin mudah memahami manfaat dari suatu hal Status Pekerjaan Sebanyak 70 responden memiliki status bekerja, sedangkan 30 responden memiliki status tidak bekerja. Menurut Khairunnisa (2011), secara umum, ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah cenderung tidak peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga apalagi mereka sudah mempunyai orang yang akan mengurusinya. Pendapatan Sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP) Sebanyak 56 responden memiliki pendapatan sesuai UMP yaitu Rp.1.550.000,- atau lebih dari UMP dan sebanyak 44 responden memiliki
pendapatan di bawah UMP. Menurut penelitian Eviyani (2007) dalam Khairunnisa (2011), tidak selamanya jumlah penghasilan menentukan mau tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar meskipun kegiatan tersebut juga memerlukan biaya. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Responden dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga pengetahuan tindakan pengetahuan r 1.000 .181 ρ . .071 N 100 100 tindakan r .181 1.000 ρ .071 . N 100 100 Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,181 dengan nilai Signifikan (ρ) yaitu 0,071 yang menunjukan bahwa nilai ρ > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan Sumompo kecamatan Tuminting kota Manado. Tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik ada yang pengelolaan sampahnya buruk, tetapi responden yang pengetahuannya kurang baik ada yang pengelolaan sampahnya sudah baik. Hal yang demikian tidak sesuai dengan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dalam penelitian kali ini, pengetahuan yang dimiliki responden pada umumnya baru sampai pada tahap memahami. Responden paham bahwa sampah harus diolah terlebih dahulu tetapi belum terwujudkan dalam bentuk tindakan. Menurut tim ahli WHO (1984) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain. Masyarakat akan melakukan pengelolaan sampah dengan baik jika melihat tetangganya melakukan hal serupa. Menurut Lerik (2008) meskipun ibu rumah tangga telah mengetahui, belumlah
menjamin bahwa ibu tersebut telah melakukan praktik dengan baik. Hubungan antara Sikap Responden dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tabel 2 Hubungan antara sikap responden dengan pengelolaan sampah rumah tangga Sikap Tindakan Sikap r 1.000 .368** ρ . .000 N 100 100 Tindakan r .368** 1.000 ρ .000 . N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel uji statistik di atas, diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,368 dengan nilai Signifikan (ρ) yaitu 0,000 yang menunjukan bahwa nilai ρ < 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan Sumompo kecamatan Tuminting kota Manado. Nilai r positif yang berarti
semakin baik sikap, maka disertai juga dengan semakin baik tindakan. Berdasarkan nilai r yaitu 0,368, disimpulkan bahwa hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah menunjukkan hubungan rendah. Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Banga (2011), masyarakat sadar dan memiliki sikap positif terhadap pemilahan sampah dan daur ulang sampah. Partisipasi rumah tangga dalam pemilahan sampah tidaklah terlalu tinggi, tapi jika disosialisasikan, dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Perlu adanya usaha dari pemerintah untuk menata ulang pemilahan sampah. Untuk meraih ini, pemerintah harus melakukan kampanye kesadaran tentang konsekuensi dari kesalahan pengelolaan sampah dan keuntungan dari pemilahan sampah.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan II Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado: 1. Tidak terdapat hubungan atau hubungan lemah antara tingkat pengetahuan dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan Sumompo kecamatan Tuminting kota Manado (ρ = 0,071). 2. Terdapat hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan Sumompo kecamatan Tuminting kota Manado (ρ = 0,000). Nilai r positif yang berarti
semakin baik sikap, maka disertai juga dengan semakin baik tindakan. Berdasarkan nilai r yaitu 0,368 menunjukkan bahwa hubungan rendah antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah. Saran Saran dari hasil penelitian ini yang perlu dijadikan pertimbangan anatara lain: 1. Pihak Kelurahan diharapkan dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Manado dalam penyediaan media informasi kesehatan (poster, leaflet dan lain-lain) khususnya mengenai pengelolaan sampah rumah tangga baik sampah organik maupun sampah anorganik. 2. Masyarakat perlu lebih meningkatkan kepedulian mengenai masalah sampah yang dihasilkan oleh tiap-tiap rumah tangga, khususnya mengenai pengelolaan sampah 3. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di tiaptiap kelurahan di Kota Manado.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2011b. Program Lingkungan, (Online) (http://www.unilever.co.id/id/aboutus/yay asanunileverindonesia/programlingkungan /, diakses tanggal 10 Februari 2013)
Anonimous, 2012a. Profil Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado. Manado: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Anonimous, 2012b. Profil Kelurahan Sumompo. Manado: Kelurahan Sumompo.
Artiningsih, K. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang (Online) (diakses tanggal 16 Mei 2013) Banga, M. 2011. Household Knowledge, Attitudes and Practices in Solid Waste Segregation and Recycling: The Case of Urban Kampala. Zambia Social Science Journal Volume 2 Number 1 May 2011 (Online) (diakses tanggal 14 April 2013) Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (Mdgc) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat Ii Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011, (Online) (http://repository.usu.ac.id/handle/123 456789/30773, diakses tanggal 30 Januari 2013) Lerik, 2008. Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik ibu rumah tangga dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) di Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang tahun 2008, MKM Vol. 03 No. 01 Juni 2008. (Online) (diakses tanggal 25 April 2013) Nahadi, 2007. Program Pengelolaan Sampah Melalui Pemanfaatan Teknologi Komposting Berbasis Masyarakat (Online) (http://jurnal.upi.edu/file/Nahadi2.pdf, diakses tanggal 16 Mei 2013)
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 187-191 Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soemirat, J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal.180-184 Sukandarrumidi, 2009. Rekayasa Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Organik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 63-64 Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO. 1, JULI 2005 : 77 – 84. (Online) (diakses tanggal 16 Mei 2013)