HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KREATIVITAS

Download pada siswa SMK, semakin tinggi self efficacy yang dimiliki siswa SMK maka semakin tinggi juga kreativitas pada ... Jurnal Psikologi Klinis ...

0 downloads 464 Views 1MB Size
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK Hepy Hapsari Kisti Nur Ainy Fardana N. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Abstract. The purpose of this research was to know whether there was a relation between self efficacy and creativity on Vocational High School students. This type of research, including explanotary research, because it aimed to explain the relation between the variables through hypothesis. This research was conducted on students of Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surabaya by the number of the study subjects were 62 students who are XI grader Fashion Boutique Competency Skills.The analysis of the research data obtained by the coefficient correlation between self efficacy with creativity of 0,479 with the p value of 0,000. It has shown that there was a significant relation between self efficacy with creativity on Vocational High School students, the increase of self efficacy, followed by an increase in creativity.

Keywords: self efficacy, creativity Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK. Tipe penelitian ini termasuk explanotary research, karena bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel-variabel melalui uji hipotesis. Penelitian ini dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surabaya dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 62 siswa yang merupakan siswa kelas XI kompetensi keahlian busana butik. Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi antara self efficacy dengan kreativitas sebesar 0,479 dengan nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK, semakin tinggi self efficacy yang dimiliki siswa SMK maka semakin tinggi juga kreativitas pada siswa SMK.

Kata kunci: self efficacy, kreativitas

Korespondensi: Hepy Hapsari Kisti, Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: [email protected]

52

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

Hepy Hapsari Kisti, Nur Ainy Fardana N.

Era globalisasi menuntut suatu bangsa untuk meningkatkan kualitasnya, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun budaya. Masalah-masalah utama yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam rangka mengiringi tuntutan globalisasi adalah bagaimana mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia. Berdasarkan alasan tersebut, maka tantangan utama bagi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas di masa global. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan ke b u t u h a n p r i b a d i n y a d a n ke b u t u h a n masyarakat. Kemajuan pembangunan yang semakin meningkat dalam era globalisasi, semakin menuntut pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi pekerjaan. Pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja dengan mempertimbangkan juga variasi bakat dan kemampuan siswa yang berbeda diwujudkan dengan penyediaan alternatif pendidikan yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Alternatif pendidikan tersebut salah satunya adalah dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan penjelasan Pasal 15 UndangUndang Sisdiknas, di Sekolah Menengah Kejuruan ini, siswa dengan bakat dan kemampuan di bidang pilihan mereka akan dipersiapkan dan dibina untuk menjadi tenaga kerja terampil dan siap latih, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan, serta dapat mengembangkan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang. Besarnya tingkat persaingan era globalisasi menimbulkan berbagai tantangan dalam bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan, maupun dalam bidang budaya dan sosial. Tantangan ini bisa menjadi hambatan yang mengancam kelangsungan hidup seluruh masyarakat, juga kelangsungan hidup siswa SMK. Kondisi tersebut membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

kemampuan adaptasi secara kreatif dan piawai mencari pemecahan imajinatif untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya (Munandar, 2002). Oleh karena itu siswa SMK diharapkan memiliki pandangan yang terbuka, untuk melihat alternatif-alternatif lain dan melihat peluangpeluang yang ada, dengan kata lain diharapkan untuk menjadi kreatif. Kreativitas yang sangat tinggi disertai dengan rasa ingin tahu yang besar dan haus akan tantangan berpikir membuat seseorang gemar melakukan eksplorasi. Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang yang dapat diidentifikasikan dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu masalah yang kritis ialah bagaimana dapat menemukan potensi kreatif siswa dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan. Munandar (2002) mengatakan kreativitas atau berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu problema-problema yang semakin kompleks dimana individu harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah caracara lama secara kreatif agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi telebih-lebih juga memberikan kepuasan kepada individu. Di samping itu kreativitas juga memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Untuk mencapai hal ini, sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif harus dipupuk sejak dini. Pada dasarnya siswa SMK telah dilatih untuk menghasilkan karya-karya kreatif, tetapi karyakarya yang dihasilkan tersebut belum dapat dinikmati atau digunakan oleh masyarakat luas. Seperti hasil wawancara peneliti pada bulan Maret 2012 dengan seorang guru SMK yang mengatakan bahwa sekolah telah menerapkan sistem pendidikan yang mendidik siswanya agar menjadi kreatif tetapi potensi kreatif pada siswa tidak dapat berkembang secara optimal, hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki keyakinan

53

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK

dalam menciptakan karya yang menarik dan menunjukkan hasil karya-karyanya kepada masyarakat luas. Pada kesempatan lain, peneliti juga melakukan wawancara pada siswa SMK. Siswa tersebut menyatakan bahwa dirinya seringkali merasa minder dan pesimis ketika pihak sekolah memintanya untuk mengikuti lomba-lomba serta pameran-pameran karya kreatif (April, 2012). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya siswa telah menciptakan sebuah karya tetapi ia tidak memiliki keyakinan diri bahwa karya yang dihasilkan merupakan karya-karya kreatif dan menarik sehingga ia merasa pesimis untuk mengenalkan hasil karyanya kepada masyarakat. Keyakinan diri yang dimaksud di sini adalah self efficacy, dimana self efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu (Bandura, 1997). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menguji hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK.

METODE PENELITIAN Tipe penelitian Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode-metode statistika (Neuman, 2000). Apabila ditinjau berdasarkan tujuannya, penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan suatu penyebab dan alasannya. Tipe penelitian explanatory ini juga digunakan untuk menguji prinsip atau prediksi dari sebuah teori, serta mengaitkannya dengan topik-topik yang aktual (Neuman, 2000). Sedangkan berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendy (1989) yang dimaksud dengan penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel

54

dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian dengan metode survei ini digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan, salah satunya adalah untuk explanatory, yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.

Subjek penelitian Populasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik yaitu berstatus sebagai siswa aktif di Sekolah Menengah Kejuruan dan tercatat sebagai siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Tata Busana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, sehingga sampel yang digunakan adalah seluruh anggota populasi penelitian, yaitu 62 siswa SMK Negeri 8 Surabaya.

Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat Tes Kreativitas Figural (TKF) yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk mengukur kreativitas dan kuesioner untuk mengukur tingkat self eff icac y.Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) kuesioner digunakan dengan alasan karena jawaban pada kuesioner dapat dimanifestasikan ke dalam angka-angka, tabel analisis statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Pemilihan kuesioner ini didasarkan pada pertimbangan kemudahan pelaksanaan dan tidak memerlukan waktu yang lama, selain itu data lebih cepat terkumpul dan analisa validitas dan reliabilitasnya cukup sederhana. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk skala Likert yang dimodifikasi, dimana pernyataan tengah (ragu-ragu) dihilangkan dengan tujuan untuk menghindari respon yang bermakna ganda dan kecenderungan subjek penelitian memilih pernyataan yang netral. Butirbutir dalam kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang bersifat mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Subjek memiliki 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat kreativitas adalah Tes Kreativitas Figural (TKF) yang telah distandardisasi oleh Fakultas Psikologi

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

Hepy Hapsari Kisti, Nur Ainy Fardana N.

Universitas Indonesia. TKF mengukur aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Selain aspekaspek tersebut, TKF juga memungkinkan mendapat ukuran dari kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi antara unsur-unsur yang diberikan, yaitu dengan mencari skor untuk bonus orisinalitas jika subjek mampu menggabungkan dua lingkaran atau lebih menjadi satu obyek. Makin banyak lingkaran yang dapat digabung, makin tinggi skor yang diperoleh (Munandar, 2002).

Analisis data Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara dua variabel dan data yang digunakan adalah interval. Seluruh perhitungan dan analisis data ini menggunakan komputer dengan program SPSS versi 16.0 for windows pada taraf signifikansi 5% (p value). Nilai p akan berfungsi untuk menguji signifikansi hubungan antara kedua variabel. Hubungan kedua variabel dinyatakan signifikan bila p < 0,05 dan bila p > 0,05 maka hubungan antara kedua variabel dinyatakan tidak signifikan.

HASIL DAN BAHASAN Gambaran Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surabaya Program Keahlian Tata Busana. Alasan peneliti mengambil subyek penelitian hanya pada kelas XI karena siswa yang duduk di kelas XI berada pada tahap perkembangan remaja akhir dan usia yang sedang mempersiapkan diri masuk ke dalam dunia kerja. Di samping itu siswa kelas XI berada dalam rentang masa periode kritis perkembangan kreativitas dan menurut Torrance (1977) usia ini juga merupakan tahap yang amat potensial bagi perkembangan kreativitas karena pada usia ini individu sudah mulai mampu berpikir secara abstrak dan sistematis untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Pertimbangan lain yang digunakan diperoleh dari hasil survei awal sebelum penelitian. Pihak sekolah juga menghimbau agar peneliti memakai siswa kelas XI sebagai subyek penelitian bukan

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

siswa kelas X dan XII. Hal ini dikarenakan siswa kelas X akan mengikuti praktek kerja industri di luar kota dan untuk siswa kelas XII tidak boleh diganggu oleh kegiatan lain karena akan menghadapi Ujian Nasional. Di samping siswa-siswi kelas XI, peneliti juga mengambil subyek yaitu siswa-siswi yang mengambil Program Keahlian Tata Busana dengan alasan Program Keahlian Tata Busana merupakan salah satu Program Keahlian yang berhubungan dengan desain. Pada Program Keahlian Tata Busana siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kreativitas dalam menghadapi tantangan dan persaingan, melainkan juga kreativitas dalam membuat desain-desain yang menarik dengan memasukkan ide-ide serta kombinasi-kombinasi baru guna menghasilkan karya atau produk yang berbeda dan berguna untuk masyarakat.

Hasil Analisis Data Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for Windows. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa diperoleh nilai p value (Sig.) sebesar 0,000 dan nilai tersebut kurang dari α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kreativitas. Nilai koefisien korelasi kedua variabel diketahui sebesar 0,479 dimana berada pada rentang antara 0,40–0,599. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara kedua variabel adalah sedang .

Diskusi Data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK. Hal ini tampak pada diperolehnya koefisien korelasi sebesar 0,479 dengan signifikansi 0,000, ini berarti terdapat hubungan antara self efficacy dengan kreativitas yang memiliki arah hubungan positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan self efficacy akan diikuti dengan peningkatan kreativitas. Dengan demikian semakin tinggi self efficacy maka akan semakin tinggi kreativitas dan sebaliknya semakin rendah self efficacy maka akan semakin rendah pula kreativitasnya. Sternberg dan Williams (1996) berpendapat

55

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK

bahwa untuk memaksimalkan dan mengembangkan kreativitas dibutuhkan suatu keyakinan diri (dalam Chuang dkk., 2010). Kreativitas tanpa diiringi oleh keyakinan diri tidak dapat berkembang secara optimal. Individu dengan self efficacy yang tinggi akan dapat meningkatkan kreativitasnya dan dengan self efficacy individu akan lebih kreatif dalam proses pemecahan masalah (Amabile; Phelan dan Young dalam Sweetman dkk., dalam penerbitan). Yakin adalah suatu sikap yang amat penting dalam diri setiap manusia. Seseorang yang tidak memiliki self efficacy akan membuat banyak pengandaian yang seharusnya tidak dilakukan sebelum mencoba suatu pekerjaan. Untuk menjadi siswa yang sukses tidak hanya dibidang akademik tetapi juga dibidang yang lain seperti kehidupan di masyarakat, diperlukan keyakinan diri yang tinggi. Siswa harus merasa yakin dengan apa yang akan dilakukan agar semua yang dikerjakan mendapat hasil yang optimal. Begitu pula dalam proses pengembangan kreativitas, siswa harus yakin bisa melakukan sesuatu. Untuk menjadi orang yang kreatif seseorang harus memiliki self efficacy agar mempunyai keberanian untuk mempertahankan pendapatnya. Bandura (1997) menyebutkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi self efficacy individu, yaitu pencapaian prestasi, pengalaman orang lain, tingkat kesukaran tugas, status individu dalam lingkungan, dan informasi mengenai kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa-siswi SMK dengan self efficacy yang tinggi akan berusaha untuk dapat melaksanakan tugas, aktivitas atau tindakan tertentu dan terus berusaha apabila menemui hambatan dalam mencapai tujuan. Di samping itu siswa SMK yang mempunyai self efficacy tinggi akan dapat menciptakan karyakarya kreatif yang dapat dinikmati atau digunakan oleh masyarakat luas. Dengan kata lain self efficacy merupakan faktor yang penting untuk mengoptimalkan kreativitas. Sehingga siswa SMK tidak hanya membutuhkan kreativitas melainkan juga self efficacy agar mampu menghadapi tantangan dan persaingan era globalisasi dalam bidang pasar produk kreatif. Self efficacy pada individu mempengaruhi proses kognitif. Tindakan yang diambil seseorang pada umumnya berdasarkan pengaruh dari

56

pikirannya. Fungsi utama dari pikiran adalah untuk memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian dan mengembangkan cara untuk mengontrol serta mengantisipasi hal-hal yang dapat mempengaruhi kehidupan individu tersebut. Siswa SMK juga membutuhkan pengembangan kreativitas yang menekankan pada aspek kognitif, yaitu berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan orisinal dalam karya-karyanya. B e r p i k i r k re a t i f m e r u p a k a n s u a t u kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu problema-problema yang semakin kompleks dimana individu harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah caracara lama secara kreatif yang mencerminkan aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration, agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Pengaruh self efficacy pada proses kognitif juga memungkinkan seseorang untuk m e n ge m b a n g k a n ke m a m p u a n b e r p i k i r kreatifnya. Siswa SMK dengan self efficacy tinggi akan menjadi tangguh dan menantang diri mereka sendiri untuk menggunakan cara berpikir analitis dalam menghasilkan kinerja yang diharapkan, dengan kata lain siswa SMK mampu menghasilkan karya-karya kreatif dengan membuat desaindesain yang menarik dengan memasukkan ide-ide serta kombinasi-kombinasi baru.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan dari penelitian yaitu “Ada hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK”. Tingkat hubungan yang terjadi antara variabel self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK tergolong sedang yaitu sebesar 0,479. Arah korelasi bersifat positif, artinya semakin tinggi self efficacy yang dimiliki siswa SMK maka semakin tinggi juga kreativitas pada siswa SMK.

Saran Apabila ada kelanjutan dari penelitian ini, disarankan pada peneliti yang selanjutnya untuk m e m p e r h a t i k a n b e b e ra p a h a l b e r i k u t ,

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

Hepy Hapsari Kisti, Nur Ainy Fardana N.

diantaranya: pertama, p enelitian selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi hubungan antara kedua variabel, misalnya faktor eksternal dari subyek, seperti kondisi budaya, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan kondisi sosial ekonomi maupun faktor-faktor internal dari subyek, seperti kondisi emosi, intelektual, motivasi, dan kemampuan problem solving. Dengan harapan, penelitian selanjutnya akan mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai hubungan antara kedua variabel. Kedua, untuk menunjang hasil penelitian yang lebih berbobot, hendaknya ditambah dengan menggunakan metode lain, yaitu metode observasi dan wawancara, karena data yang diperoleh akan lebih mendalam dan bervariasi. Ketiga, pada penelitian ini hanya memfokuskan penelitian pada hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel yang berbeda dan bervariasi. Di samping itu subyek dalam penelitian juga membutuhkan variasi agar dapat mengembangkan pengetahuan tentang self efficacy maupun kreativitas.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012

57

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK

PUSTAKA ACUAN Bandura, A. (1997). Self Efficacy: the Exercise of Control. New York:Freeman. Chuang, C. F., Shiu, S. C., & Cheng, C. J. (2010). The Relation of College Students' Process of Study and Creativity: The Mediating Effect of Creative Self-Efficacy. World Academy of Science, Enginering and Technology, 960-963. Munandar, S. C. U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Neuman, W. L. (2000). Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn and Bacon. Singarimbun, M., & Effendy, S. (1989) Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES. Sweetman, D., Luthans, F., Avey, J. B., & Luthans, B. C. (dalam penerbitan). Relationship Between Positive Psychological Capital and Creative Performance. Canadian Journal of Administrative Science.

58

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02, Juni 2012