884 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF INTEGRATED THEMATIC LEARNING IN CLASS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA Oleh: Hendra Jati Puspita, mahasiswa pgsd fip uny,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas, siswa kelas VB, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan tematik terpadu yang dilakukan guru sudah memuat kriteria minimal perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah memunculkan karakteristik pembelajaran tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki materi tersendiri. Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, pendekatan saintifik sudah dilaksanakan.
Kata Kunci : Pembelajaran Tematik Terpadu, Penilaian autentik Abstract This research aims to describe the planning, implementing, and assesing integrated thematic learning in SD Negeri 1 Yogyakarta Tegalrejo. The research is descriptive qualitative research . The subjects were teacher, students of class VB, and principle. Data collection techniques was used observation, interviews, and documentation. Data were analyzed by using steps of data reduction, data display, and conclusion. Examination of techniques the data validity using triangulation techniques and sources. The results showed that an integrated thematic planning that teachers do already has the minimum criteria lesson planning. The implementation of integrated thematic learning has led to integrated thematic learning characteristics, including the integration of subjects using the Basic Competency (KD) subjects; each Basic Competency has its own material. Learning activities based on scientific approach were implemed by teacher.
Keywords: Integrated Thematic learning, authentic assessment.
oleh kemdikbud, diketahui bahwa kurikulum
PENDAHULUAN Perubahan dalam dunia pendidikan selalu
2006 memiliki beberapa kekurangan, antara lain
diupayakan guna mencerdaskan bangsa. Salah
beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai
satu bentuk perubahan nyata yang dilakukan
dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
adalah dengan memperbaiki kurikulum. Pada
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran
tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kurikulum
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
baru yaitu kurikulum 2013. Sebelum kurikulum
kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
2013 ini benar-benar diterapkan dalam dulia
kurikulum, standar proses pembelajaran belum
pendidikan di Indonesia, Pemerintah telah
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
melakukan
publik.
sehingga membuka peluang penafsiran yang
Berdasarkan bahan uji publik yang disampaikan
beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
persiapan
dan
uji
yang berpusat pada guru.
Implementasi Pembelajaran Tematik .... (Hendra Jati Puspita) 885
Kurikulum 2013 yang diajukan pemerintah merupakan
salah
satu
upaya
menjawab
Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri hanya terdapat 64 SD yang ditunjuk oleh Kementrian
permasalahan yang dimiliki oleh kurikulum
Pendidikan
sebelumnya. Kurikulum 2013 memiliki cita-cita
mengimplementasikan kurikulum 2013. Di Kota
luhur berupa berkarakter mulia, keterampilan
Yogyakarta sendiri terdapat 15 SD. 15 SD
yang relevan, proses pembelajaran berpusat pada
tersebut antara lain SD Negeri Pujokusuman I,
siswa (student centered active learning), sifat
SD Negeri Glagah, SD Negeri Ungaran I, SD
pembelajaran yang kontekstual dan
terpadu,
Negeri Serayu, SD Negeri Lempuyangwangi, SD
penilaian yang menekankan aspek kognitif,
Negeri Jetisharjo, SD Negeri Tegalrejo I, SD
afektif dan psikomotorik secara proposional.
Muhammadiyah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Terpadu
Tahun 2013, ada delapan standar nasional yang
Baciro, SD Muhammadiyah Demangan, SD
mengalami
standar
Muhammadiyah Sapen I, SD Muhammadiyah
nasional pendidikan itu antara lain; standar isi,
Sapen II, SD Muhammadiyah Suronatan, dan SD
standar proses, standar kompetensi lulusan,
Kristen Kalam Kudus.
perubahan,
kedelapan
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana
dan
prasarana,
dan
Kebudayaan
Sokonandi
Luqman
II,
SD
untuk
Islam
Al-Hakim, SD Kanisius
Berdasarkan hasil observasi awal, didapati SD
standar
Negeri Tegalrejo I Yogyakarta merupakan salah
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
satu SD yang telah melaksanakan pilot project
penilaian pendidikan.
kurikulum 2013. Sarana dan prasarana di sekolah
Perubahan yang dilakukan secara mendasar
tersebut cukup baik, seperti tersedianya internet,
pada kurikulum 2013 dapat dilihat secara jelas
LCD, dan beberapa sarana pendukung kegiatan
ditinjau dari standar proses dan standar penilaian
belajar mengajar. SD tersebut merupakan salah
yang
satu
digunakan.
Standar
proses
berupa
sekolah
unggulan
di
daerah
kota
penggunaan model pembelajaran tematik terpadu
Yogyakarta, sehingga menjadi salah satu sekolah
dan pendekatan saintifik (scientific approach),
yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum
sedangkan pada standar penilaian menggunakan
2013. Pada pilot project tersebut, kelas yang
penilaian autentik (authentic assessment).
menerapkan kurikulum 2013 adalah kelas I dan
Penerapan kurikulum 2013 dimulai pada
IV, sedangkan tahun 2014 ini pemerintah
tahun ajaran 2013/14. Penerapan kurikulum
mewajibkan
2013 secara bertahap dan terbatas pada kelas 1
kurikulum 2013 pada kelas I,II, IV, dan V. Kelas
dan kelas IV, dengan 2598 Sekolah Dasar (SD)
I dan IV sudah melaksanakan kurikulum 2013
Sasaran dan 287 SD yang melaksanakan secara
selama satu tahun, sedangkan kelas II seharusnya
mandiri. Tidak semua SD mengimplementasikan
melaksanakan tematik sejak kurikulum lama,
kurikulum 2013, hanya beberapa sekolah saja
maka peneliti menentukan kelas V sebagai kelas
yang
untuk
untuk dilakukan penelitian, karena pada kelas V
2013.
tersebut baru melaksanakan tematik terpadu.
ditunjuk
mengimplementasikan
Kemdikbud kurikulum
Berdasarkan Kemdikbud (2013) di Daerah
semua
sekolah
melaksanakan
886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016
Pelaksanaan kurikulum 2013 untuk kelas I, II,
Pembelajaran
tematik
terpadu
adalah
beberapa
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
disampaikan
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
Yuliani (2014), implementasi kurikulum 2013
dalam berbagai tema (Dokumen Kurikulum
masih terkendala belum siapnya perangkat
2013). Tema merajut makna berbagai konsep
pembelajaran berupa buku teks untuk siswa,
dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar
guru
secara
IV,
dan
V
ini
permasalahan.
memunculkan
Sebagaimana
merasa
pelatihan
yang
diberikan
parsial.
Dengan
demikian
pemerintah pusat belum cukup, karena pelatihan
pembelajarannya memberikan makna yang utuh
hanya berlangsung singkat dan sudah harus
kepada siswa seperti tercermin pada berbagai
menerapkan
tema yang tersedia.
kurikulum.
Berdasarkan
pengamatan di sekolah lain, SDN Ringinharjo
Hesty (2008: 3) menyebutkan keberhasilan
dan SDN 01 Gentungan, guru W dan guru Sm
pembelajaran tematik dapat dipengaruhi oleh
belum
melaksanakan
faktor-faktor seperti kualitas guru, karakteristik
kurikulum 2013. Berbagai permasalahan tersebut
siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta
dapat menjadi penghalang dalam kesuksesan
faktor lingkungan seperti kepemimpinan kepala
pengimplementasian kurikulum 2013.
sekolah. Berdasarkan observasi di SD N
merasa
belum
siap
SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta sendiri
Tegalrejo I, didapati bahwa: pertama, kualitas
termasuk salah satu dari 14 sekolah yang
guru yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan
menjadi
Negeri
diawal penerapan kurikulum 2013 serentak di
Yogyakarta (UNY). Edy Heri Suasana (dalam
Indoensia banyak terdapat masalah, seperti yang
Abdul Hamid Razak, 2014), mengatakan bahwa
dikutip dalam Yuliani (2014), di antaranya
UNY
belum adanya buku cetak yang sesuai kurikulum
Labschool
juga
Universitas
melakukan
implementasi
kurikulum
pendampingan 2013.
Dalam
2013,
guru
dengan
inisiatifnya
sendiri
pelaksanaan kurikulum 2013 setiap SD harus
menggunakan buku sekolah elektronik (BSE)
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran tematik terpadu dan pendekatan
dengan cara menampilkan dengan proyektor
saintifik.
LCD, tidak semua materi yang ada dalam BSE,
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus
namun guru memilah materi yang sesuai dengan
menggunakan pembelajaran tematik terpadu, hal
tema yang sedang dibahas.. Selain dengan BSE,
ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65
guru juga mengambil beberapa sumber belajar
Tahun
Proses
dari internet, seperti mengambil contoh gambar
yang
pohon dan bagian-bagiannya yang ada kaitannya
menyebutkan bahawa “Sesuai dengan Standar
dengan pembelajaran, artinya guru mampu
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka
mengembangkan dan memanfaatkan Teknologi
prinsip pembelajaran yang digunakan dari
Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan
pembelajaran
pembelajaran tematik terpadu di kelas VB.
2013,
Pendidikan
terpadu”.
mengenai
Dasar
parsial
dan
Standar Menengah
menuju
pembelajaran
Implementasi Pembelajaran Tematik .... (Hendra Jati Puspita) 887
Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana,
belajar di luar kelas dan mengamati serta
dalam ruang kelas VB sudah dilengkapi dengan
mendata tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar
sarana maupun prasana
untuk
lingkungan sekolah. Berdasarkan penjelasan
menunjang kegiatan pembelajaran di kelas
awal yang diberikan guru, didapatkan data
seperti meja dan kursi yang nyaman untuk siswa,
bahwa
LCD Proyektor untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu.
yang baik
guru
kelas
VB
telah
menerapkan
pembelajaran, serta fasilitas pendukung lainnya. Ketiga, kepemimpinan kepala sekolah, di SDN
METODE PENELITIAN
Tegalrejo
Jenis Penelitian
1
Yogyakarta
kepala
sekolah
mendukung sekali pelaksanaan pembelajaran
Penelitian ini termasuk pada penelitian
tematik terpadu sesuai kurikulum 2013. Hal
deskriptif
tersebut juga didukung dengan kepala sekolah
berdasarkan tujuannya.
kualitatif
jika
digolongkan
selalu memantau proses pembelajaran di kelas melalui CCTV yang dipasang di setiap kelas.
Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan faktor keberhasilan pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
tematik yang diungkapkan Hesty (2008: 3) dan
Tegalrejo I, khususnya di kelas VB. SD Negeri
hasil observasi pada hari Rabu tanggal 10
Tegalrejo 1 ini terletak di Jl. Bener No.40,
September 2014 pukul 08:00 sampai dengan
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
12.30 WIB, kelas VB sudah terdapat tiga dari
bulan November-Desember 2014.
empat faktor keberhasilan pembelajaran tematik. Faktor yang belum muncul yakni karakteristik
Subjek Penelitian
siswa, di mana dalam kegiatan pembelajaran
Subjek penelitian ini, peneliti mengambil
yang dilaksanakan, siswa yang aktif hanya mau
subjek utama penelitian yaitu guru, siswa kelas
berkelompok dalam satu kelompok, dan banyak
VB dan Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 1.
yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Guru yang menjadi subjek penelitian adalah guru
Hasil wawancara yang dilakukan dengan 3
kelas VB. Siswa kelas VB terdiri dari 29 orang
orang siswa kelas VB pada saat jam istirahat hari
pada saat kegiatan observasi pembelajaran, dan 3
Rabu tanggal 10 September 2014 pukul 08:45
orang siswa saat kegiatan wawancara.
WIB
dan
pukul
10.30
WIB,
siswa
mengungkapkan bahwa pembelajaran di kelas
Teknik Pengumpulan Data
VB sudah tidak menggunakan mata pelajaran,
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
melainkan tematik. Pada pembelajaran tematik,
teknik pengumpulan data berupa observasi,
siswa
wawancara, dan dokumentasi.
merasa
senang
dengan
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dan buku yang harus dibawa lebih sedikit, serta banyak praktik. Pada saat pembelajaran tema 1 tentang bendabenda di lingkungan sekitar, siswa mengutarakan
Instrumen Penelitian
888 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016
dalam
guru (KKG) untuk penyusunan RPP yang baik.
penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman
Hasil triangulasi wawancara dengan kepala
wawancara, dan dokumentasi.
sekolah juga menjelaskan RPP disusun oleh guru
Instrumen
yang
digunakan
itu sendiri atau disusun secara mandiri. Penyusunan RPP haruslah memuat beberapa
Teknik Analisis Data Aktivitas analisis data yang dilakukan dalam
komponen. Savage & Amstrong (1996: 152)
penelitian ini, yaitu data reduction, data display,
Lesson
dan conclusion drawing/verification.
categories
plans
often feature the following
of
information:
Instructional
objectives, Teaching approaches, Organizing and managing learners. Dalam sebuah rencana
Keabsahan Data Peneliti menggunakan uji kredibilitas yaitu,
pelaksanaan
pembelajaran
dapat
memuat
triangulasi (sumber dan teknik) dan member
berbagai informasi mengenai pembelajaran yang
check.
akan
dilaksanakan,
diantaranya
tujuan
pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan
pengelolaan
dalam
pembelajaran.
pelaksanaan
Berdasarkan
hasil
kegiatan penelitian
oleh perencanaan. Tujuan pembelajaran dapat
didapati
tercapai
jika
pembelajaran yang akan dicapai, pendekatan
direncanakan dengan baik. Perencanaan yang
atau metode pembelajaran yang akan digunakan
dibuat
Rencana
sudah terdapat pada RPP yang dibuat guru,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap RPP
pengelolaan kegiatan pembelajaran sudah ada,
mengacu dari silabus atau kurikulum yang
namun belum secara rinci, hanya memuat garis
berlaku, kemudian dikembangkan sesuai dengan
besar kegiatan pembelajaran.
kondisi
dengan
efektif
dituangkan
disatuan
dan
ke
efisien
dalam
pendidikan.
Rencana
guru
sudah
menyusun
tujuan
Pedoman Teknis Penyusunan RPP di Sekolah
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
Dasar
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema
beberapa hal sebagai berikut: 1) identitas sekolah
tertentu yang mengacu pada silabus untuk
yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas mata
mengarahkan
siswa
pelajaran atau tema/subtema; 3) kelas/semester;
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar,
4) materi pokok; 5) alokasi waktu; 6) kompetensi
Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah
inti (KI); 7) Kompetensi Dasar (KD) dan
(Kemdikbud, 2013:9). RPP disusun berdasarkan
indikator pencapaian kompetensi; 8) tujuan
tema/subtema atau KD yang dilaksanakan dalam
pembelajaran yang dirumuskan dari KD; 9)
satu atau lebih pertemuan.
materi pembelajaran; 10) metode pembelajaran;
kegiatan
pembelajaran
(Kemdikbud,
2013:
9-10)
memuat
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
11) media, alat, dan sumber pembelajaran; 12)
kelas VB (Mn), RPP dibuat guru secara mandiri,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; 13)
namun
menerima
penilaian. Perencanaan pembelajaran yang telah
pelatihan serta diskusi dalam kelompok kerja
dibuat guru dalam RPP sudah menguraikan
sebelumnya
guru
telah
Implementasi Pembelajaran Tematik .... (Hendra Jati Puspita) 889
Pembelajaran
secara rici pencapaian KD/KI 1, 2, 3, dan 4
tematik
dilaksanakan
mencantumkan kemampuan spesifik yang harus
kurikulum 2013, yakni Bangga sebagai Bangsa
dikuasai siswa mencakup sikap, pengetahuan,
Indonesia. Pembelajaran
Hasil analisis dokumen perencanaan yang
menggunakan
yang
sehingga dapat dikatakan perencanaan telah
dan keteranpilan.
guru
terpadu
tematik
tema
terpadu
5
telah
dilaksanakan oleh guru dengan menggabungkan
dibuat oleh guru menunjukkan bahwa indikator
KD
yang dikembangkan merujuk pada buku guru.
digabungkan memliliki materi tersendiri tidak
Selanjutnya indikator pencapaian kompetensi
tumpang tindih. Hal ini sesuai dengan teori
dijabarkan kedalam tujuan pembelajaran. Tujuan
Fogarty
pembelajaran yang dibuat guru sudah memuat
curricula represent the thematic approach to
ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan
intergrating
Degree).
multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan
dari
matapelajaran,
(2009:
65)
dan
KD
“webbed
menyatakan
subject
yang
matter”.
Integrasi
Namun, dalam perencanaan langkah-langkah
kompetensi dasar tiap mata pelajaran sehingga
pembelajaran yang direncanakan tidak semua
tiap mata pelajaran masih memiliki kompetensi
dilaksanakan dalam pembelajaran, namun guru
dasar.
sudah menalokasikan pembagian waktu untuk
Hasil observasi pembelajaran menunjukkan
kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
bahwa
penutup.
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
guru
telah
mampu
melaksanakan
Merujuk pada Permendikbud nomor 81 A
multidisipliner, hal tersebut dikarenakan guru
tentang implementasi kurikulum menyebutkan
sudah mengacu dan menggunakan buku guru
bahwa: “RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan
sebagai
pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii)
dianalisis pendekatan multidisipiner ini sudah
metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan
melekat pada buku guru. Sehingga jika guru
(v) penilaian.” Maka berdasar hasil penelitian
sudah mampu melaksanakan apa yang ada dalam
yang dilakukan, perencanaan pembelajaran yang
buku guru, maka guru sudah dapat melaksanakan
telah disusun oleh guru kelas V telah sesuai
pendekatan multidisipliner ini. Di dalam buku
dengan prinsip-prinsip penyusunan RPP yang
guru, mata pelajaran yang tidak dipadukan
ditetapkan pemerintah. Salah satu prinsip yang
adalah pendidikan Agama dan Budi Pekerti saja,
kurang
perencanaan
tetapi pembelajaran yang dilaksanakan guru
pembelajaran yaitu dalam deskripsi langkah-
kelas VB didapati bahwa matapelajaran yang
langkah pembelajaran belum disusun secara
tidak dipadukan adalah PJOK dan pendidikan
rinci, walaupun alokasi waktu setiap kegiatan
Agama dan Budi Pekerti.
dalam
penyusunan
sudah tercantum.
acuan
dalam
pembelajaran.
Jika
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik terpadu harus ada tahapan-tahapan yang jelas, sesuai dengan bahan sosialisai kurikulum
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu
2013
oleh
Kemendikbud,
ada
4
tahapan
890 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016
pembelajaran
tematik
terpadu
yakni:
(1)
dalam kegiatan diskusi. Maka dapat disimpulkan
Menentukan tema yang dimungkinkan disepakati
guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran
bersama siswa, pembelajaran yang dilakukan
tematik terpadu.
guru, didapati bahwa guru telah melaksanakan
Pelakasanaan pembelajaran tematik terpadu
pembelajaran sesuai dengan tema yang ada,
tidak
yakni tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia.
saintifik. Peneliti juga mengamati pelaksanaan
Pada tema Bangga sebagai Bangsa Indonesia,
pendekatan saintifik yang diterapkan dalam
guru
selama
kegiatan pembelajaran tematik terpadu. Berikut
delapan kali, mencakup tiga subtema. (2)
adalah pembahasan hasil observasi pendekatan
Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang
saintifik yang dilaksanakan guru.
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan
a. Mengamati
melaksanakan
pembelajaran
mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan,
lepas
dari
pelaksanaan
pendekatan
Dalam kegiatan mengamati ini siswa lebih
dan keterampilan, guru telah memfasilitasi
banyak
kegiatan pembelajaran dengan mengedepankan
pengetahuan
ketiga aspek tersebut. Pada pembelajaran hari ke
pengetahuan dari bacaan dalam hal ini tidak
3, aspek sikap yang nampak adalah sikap
hanya siswa membaca buku teks, namun juga
spiritual dengan berdoa diawal dan di akhir
diperoleh dari siswa mendengarkan bacaan atau
pembelajaran, sikap cinta tanah air dengan
materi yang disampaikan guru secara lisan,
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
seperti pada pembelajaran 4 (24 November
sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Aspek
2014) siswa mendengarkan materi tentang
pengetahuan
manfaat
guru
memberikan
materi
diajak
dan
mencari
melalui
fungsi
dan
bacaan.
pohon
menggali Mendapat
kelapa
yang
pembelajaran tentang manfaat bendung PLTA,
dibacakan guru. Hal ini sesuai apa yang
kenampakan-kenampakan
sedangkan
dikemukakan Settlage & Southerland (2007: 31)
untuk aspek keterampilan guru memfasilitasi
“observing is the most fundamental of basic
dengan keterampilan membaca, menulis dan
science process skills and includes sight and the
menanya.
other senses”, yaitu keterampilan hal yang paling
(3) Mendesain rencana pembelajaran yang
mendasar dari keterampilan proses sains dan
mencakup ruang lingkup tema tersebut, guru
menggunakan penglihatan dan indera lainnya.
telah membuat rencana pembelajaran yang
Dalam pembelajaran yang dilakukan guru, siswa
berdasarkan tema 5 dan mencakup kompetensi
tidak hanya menggunakan satu indera (mata)
dasar yang ada pada tema tersebut. dan, (4)
dalam
Melaksanakan aktivtitas pembelajaran
menggunaka indera lainnya.
alam,
yang
memungkinkan siswa belajar secara aktif, guru
kegiatan
Meskipun
mengamati,namun
demikian,
hal
yang
juga
banyak
melaksanakan pembelajaran dengan memancing
dilakukan adalah membaca, serta mengamati
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, sehingga
gambar yang ditayangkan lewat LCD Proyektor.
memungkinkan siswa aktif mencari jawaban dan
Tetap saja hanya terfokus dengan salah satu
menjawab pertanyaan, serta menfasilitasi siswa
Implementasi Pembelajaran Tematik .... (Hendra Jati Puspita) 891
indera saja, kurang bervariasi menggunakan
Kegiatan mencoba selalu identik dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
indera lainmya. Kesimpulan yang dapat ditarik, guru telah
namun penerapannya tidak hanya dalam IPA
mendorong siswa melakukan salah satu kegiatan
saja. Kegiatan mencoba dilaksanakan pada
dalam pendeikatan saintifik yaitu mengamati.
pembelajaran 4 (24 November 2014), yakni
Kegiatan mengamati muncul dalam semua
kegiatan mencoba permainan pojok beteng.
kegiatan pembelajaran 1 sampai pembelajaran 8.
Peneliti menganalisis permainan pojok beteng
b. Menanya
dilakukan sebagai aktivitas mencoba karena
Kegiatan menanya dilakukan tidak hanya
memiliki
langkah-langkah
sebagai
berikut;
oleh guru sebagai pancingan agar siswa aktif,
siswa membaca teks pojok beteng yang ada
namun juga siswa telah aktif bertanya, baik
dibuku teks, guru menjelaskan langkah-langkah
mengenai materi yang belum paham maupun
permainan pojok beteng, siswa dibagi menjadi
menanyakan hal lainnya. Sesuai Permendikbud
beberapa kelompok, siswa antar kelompok
No.81 A tahun 2013, kompetensi yang dapat
melakukan permaian pojok beteng, setelah
dikembangkan dalam pendekatan saintifik untuk
semua kelompok mendapat giliran memainkan
aspek
permainan pojok beteng, setiap kelompok diberi
menanya
kreativitas, merumuskan
rasa
adalah
Mengembangkan
ingin
tahu,
kemampuan
kesempatan
pertanyaan
untuk
membentuk
memainkan pojok beteng. Berdasarkan Hasil
memaparkan
pengalamannya
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
observasi
belajar
mencoba telah dilakukan sebanyak satu kali.
sepanjang
hayat.
Mengembangkan
kreativitas, seperti pada pembelajaran 4, guru bertanya, “jika batang eceng gondok ini di
diatas
menunjukkan
kegiatan
d. Menalar Menyimpulkan
suatu
hasil
observasi
potong dan dijemur, kira-kira bisa dibuat apa
dilakukan dengan menalar apa yang didapat saat
saja?”. Rasa ingin tahu, siswa juga sudah mulai
mengobservasi. “inferring is an attempt to
tumbuh rasa ingin tahu, hal tersebut didapat pada
explain the reason or cause for what has has
pembelajaran 2, siswa ingin tahu apa arti kata
been observed,” Settlage & Southerland (2007:
kualitas dan demokratis. Membentuk pemikiran
31). Pendapat diatas dapat memberi penjelasan
kritis, pada pembelajaran 8, siswa membuat
bahwa
pertanyaan penerapan sila Pancasila ke 5.
upaya untuk menjelaskan alasan atau penjelasan
Kegiatan menanya sudah muncul pada setiap pembelajaran
yang
dilaksanakan
kegiatan
menyimpulkan
merupakan
apa yang telah diamati. Kegiatan menalar yang
sebanyak
dilakukan dalam pembelajaran 3, yakni guru
delapan kali. Kegiatan menanya yang dilakukan
membuat satu deskripsi kegiatan, yaitu orang
baik itu oleh guru maupun siswa tidak nya pada
yang rajin beribadah, merupakan pengamalan
tingkatan apa, dan siapa, namun sesekali muncul
sila keberapa. Dengan dipancing pertanyaan
pertanyaan dengan domain bagaimana serta
seperti itu, siswa akan menalar atau menarik
mengapa yang termasuk dalam tingkat analisis.
kesimpulan dengan mengaitkan rajin beribadah
c. Mencoba
yang berhubungan dengan Tuhan, dan sila
892 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016
Pancasila yang terdapat hubungannya dengan
memberikan pekerjaan rumah untuk membuat
Tuhan, maka kegiatan tersebut sudah termasuk
pantun, dan pembelajaran 3 (22 November 2014)
dengan
mencari
membuat 5 soal dan 5 jawaban tentang materi
kesimpulan termasuk sila keberapa jika orang
kenampakan alam serta 5 kalimat rangkuman.
yang rajin beribadah.
Semua tugas portofolio ini dikumpulkan di
e. Mengkomunikasikan
setiap map masing-masing siswa yang disimpan
kegiatan
menalar
untuk
Kegiatan mengkomunikasikan dilaksanakan
dalam lemari guru. Kemudian saat pembagian
penuh pada kedelapan kegiatan pembelajaran.
rapor, hasil penilaian portofolio ini diberikan
Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan
kepada orang tua siswa agar orang tua siswa tahu
presentasi atau pemaparan hasil kerja kelompok
apa saja yang telah dikerjakan siswa disekolah.
baik kelompok besar atau kecil maupun secara
Hal tersebut sesuai dengan Genesee dan Upshur
individu dilakukan dengan tertulis (menuliskan
(Sarwiji
dipapan tulis) dan secara lisan. Hal tersebut
portofolio adalah sekumpulan pekerjaan siswa
sesuai dengan Abruscato dalam Nasution, (2005:
yang dapat menunjukkkan kepada mereka (juga
144) menjelaskan bahwa mengkomunikasikan
bagi yang lain) atas usaha, kemajuan, dan
adalah menyampaikan hasil pengamatan yang
pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu.
Suwandi,
2010:
92)
mengatakan,
berhasil dikumpulkan hasil pengamatan yang
Penilaian tertulis ini dilaksanakan pada setiap
berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
hari pada akhir kegiatan pembelajaran. Abdul
penyelidikan. Hasil tersebut disampaikan di
Majid (2007: 195) Tes tertulis merupakan tes
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun
siswa secara individu atau hasil belajar siswa
jawabannya).Bentuk dari tes tertulis ini adalah
secara berkelompok.
jawaban singkat dan esay. Tes tertulis formatif
Penilaian Autentik pembelajaran tematik
ini memiliki beberapa muatan yang disesuaikan
terpadu
dengan materi yang diajarkan pada hari tersebut.
Penilaian autentik yang digunakan guru dalam
pembelajaran
tematik
terpadu
ini
SIMPULAN DAN SARAN
diantaranya penilaian proses, penilaian kinerja,
Simpulan
portofolio, dan tes tertulis. Berdasarkan hasil
Berdasarkan
wawancara guru (29 November 2014), penilaian
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
proses yang dilakukan dengan menilai siswa itu
disimpulkan bahwa:
terampil atau tidak, berani atau tidak, kemudian
1. Perencanaan tematik terpadu yang dilakukan
hasil
penelitian
dan
juga
diberi tanda. Pada saat diskusi kelompok, guru
guru
juga melakukan penilaian dengan mencatat/
perencanaan pembelajaran,yakni memuat a)
menandai siswa yang aktif berpendapat.
tujuan
Penilaian portofolio dilaksanakan dua kali
sudah
memuat
pembelajaran,
kriteria
b)
minimal
materi
pembelajaran, c) metode pembelajaran, d)
dari delapan kali pembelajaran, yakni pada
sumber
pembelajaran 2 (21 November 2014) guru
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan
belajar,
dan
e)
penilaian.
Implementasi Pembelajaran Tematik .... (Hendra Jati Puspita) 893
guru belum diuraikan secara detail langkah-
cara pelaksanaan penilaian otentik melalui KKG,
langkah pembelajaran dan jenis penilaian
atau seminar kurikulum 2013. Kepala sekolah
yang digunakan.
hendaknya memotivasi guru agar dapat meng-
2. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu
embangkan dan melaksanakan pembelajaran
yang dilaksanakan guru ada mata pelajaran
tematik terpadu dengan lebih baik, terutama
yang belum dapat dipadukan, yakni mata
berkaitan dengan kegiatan penliaian.
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PJOK. Namun, pelaksanaan pembelajaran
tematik
terpadu
DAFTAR PUSTAKA
sudah
memunculkan karakteristik pembelajaran
Abdul
tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki materi
tersendiri.
pembelajaran
yang
Pada
kegiatan
dilaksanakan
guru,
pendekatan saintifik sudah dilaksanakan. Kegiatan mengamati, menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan sudah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. Namun ada kegiatan saintifik yang kurang dalam
pelaksanaannya,
yaitu
kegiatan
mencoba. Kegiatan mencoba dilakukan hanya satu kali dari delapan kali kegiatan pembelajaran tematik terpadu. 3. Penilaian otentik juga telah dilaksanakan oleh guru, adapun penilaian otentik yang dilakukan guru adalah penilaian proses,
Majid. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fogarty, Robin. (2009). How to Integrate the Curricula (Third Edition). United States of America: Library of Congress Catalonging in Publication Data. Hesty.
(2008). Implementasi Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Dasar. Abstrak Hasil Penelitian LPMP Kepulauan Bangka Belitung. Pangkalpinang: LPMP Pangkalpinang.
Nasution. 2005. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Garuda. Sarwiji Suwandi. (2010). Model Assesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Savage, Tom V. & Armstrong, David G. (1996). Effective Teaching in Elementary Social Studies. New Jersey: A Simon & Schuster Company.
penilaian kinerja, penilaian portofolio, dan Settlage, John & Southerland, Sherry A. (2007). Teaching Science Teaching Science to Every Child: Using Culture as a Starting Point. New York: Taylor & Francis Group.
tes tertulis.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka saran yang diberikan adalah Guru hendaknya mengembangkan dan menambah pengetahuan tentang
implementasi
pembelajaran
tematik
terpadu, cara penerapan kegiatan saintitik, serta
Yuliani. (2014). Penerapan Kurikulum 2013 selalu Menuai Masalah. Diakses tanggal 21 September 2014 dari http://palembang.tribunnews.com/2014/0 8/06/penerapan-kurikulum-2013-selalumenuai-masalah.