Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (191 dari 224)
Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KARAKTERISTIK AIR TANAH DI SEKITAR RAWA JOMBOR, KLATEN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI LAPANGAN Ariyani Indrayati1, Wahyu Setyaningsih2 Staf Pengajar Jurusan Geografi, FIS, Unnes1,2 Email:
[email protected] Sejarah Artikel Diterima: Maret 2016 Disetujui: April 2016 Dipublikasikan: Juli 2016
Abstract The groundwater characteristic at Rawa Jombor and surrounding area are very unique. There are aquifer stratified that produce three kinds of water: fresh, marsh, and salty. It’s very interesting to conduct research furthermore, about distribution, how is the occurrence, and how potential as geography learning resource in the field. The research method are quantitative, data gets by measure the physical and chemical properties of groundwater. Next step are data analisys: by mapping to understand the distribution, occurance analize to know the genesis, and the last step is cross-classification to measure the potential as a learning resource, in suitability and relevance to the competence of geography graduates. Based on the physical (salinity) and chemical (electrical conductivity) properties of groundwater measurement, we sure that there are three kinds of water: fresh, marsh, and salty. Most of he aquifer that produce fresh water occurance in the northern swamp (Rawa Jombor). The genesis is because of this area formed from Merapi vulcan material. Most of he aquifer that produce salty water occurance in the southern swamp (Rawa Jombor). The genesis is because of this area formed from sea sedimentation that upraised. The marsh water is found at the border of both area. Based on crossclassification between the research object and the standard variabel is known that Rawa Jombor and surrounding area are suitable and relevance use as learning resource, to support geography competence graduate. Keyword: groundwater characteristic, rawa jombor, learning resources Abstrak Karakteristik air tanah yang ada di sekitar Rawa Jombor, Klaten, sangatlah unik. Terdapat lapisan akifer yang menghasilkan tiga macam air tanah, yaitu: air tawar, air payau dan air asin. Sangat menarik untuk dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui sebaran, proses pembentukannya, dan bagaimana potensinya sebagai sumber belajar geografi di lapangan. Metode penelitian yang dipakai adalah kuantitatif, data diperoleh dengan melakukan pengukuran sifat fisik dan kimia air tanah. Selanjutnya dilakukan pemetaan untuk mengetahui sebarannya, dan dianalisis genesisnya (proses pembentukannya), dan terakhir dilakukan analisis klasifikasi silang untuk menentukan potensinya sebagai sumber belajar, berdasarkan aspek kesesuaian dan aspek relevansinya dengan kompetensi lulusan geografi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa berdasarkan pengukuran sifat kimia (daya hantar listrik) dan fisik (rasa/tingkat keasinan) terdapat lapisan akifer yang menghasilkan tiga macam air tanah, yaitu: air tawar, air payau dan air asin. Akifer yang menghasilkan air tanah tawar sebagian besar berada di sebelah utara Rawa Jombor, hal ini secara genesis disebabkan wilayah ini terbentuk dari material vulkan dari Gunung Merapi. Akifer yang menghasilkan air tanah asin, sebagian besar terdapat di sebelah selatan Rawa Jombor dan secara genesis berasal dari material endapan laut yang telah mengalami pengangkatan. Sedangkan air tanah payau ditemukan di daerah perbatasan di antara keduanya. Berdasarkan klasifikasi silang antara objek yang diteliti dengan variabel standar diketahui bahwa lokasi tersebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber belajar baik dari aspek kesesuaian maupun relevansinya dalam rangka menghasilkan kompetensi geografi. Kata Kunci: karakteristik air tanah, rawa jombor, sumber belajar © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (192 dari 224)
menghasilkan tiga macam air tanah, yaitu air
1. PENDAHULUAN Kondisi perlapisan air tanah yang ada di sekitar Rawa Jombor, Klaten, sangatlah unik
tawar (fresh water), air payau, dan air asing (salt water).
yang
Lapisan tanah bawah yang mengandung
menghasilkan tiga macam air tanah, yaitu: air
air, disebut dengan akuifer. Rawa Jombor
tawar, air payau dan air asin. Hal ini terkait
secara umum tersusun oleh 2 tipe akuifer, yaitu
dengan penyusun akuifer air tanah dan juga
akuifer bebas dan tertekan. Akuifer bebas
genesis (proses terbentuknya). Hal ini sangat
Rawa Jombor meliputi akuifer bebas primer
menarik untuk studi geografi. Tujuan penelitan
dan akuifer bebas sekunder. Akuifer bebas
yang
mengetahui
primernya tersusun oleh endapan lempung
karakteristik air tanah dan sifat fisik-kimia air
pasiran vulkan Merapi Muda, sedangkan
tanah
yaitu
terdiri
dari
pertama
hidrostratigrafi
adalah
untuk
Jombor.
Kedua,
akuifer bebas sekundernya tersusun oleh batu
tanah
dengan
gamping porous atau sekis-filit yang berasal
karakteristik yang berbeda (diketahui dari
dari endapan laut dalam. Akuifer bebas primer
keberadaan air sumur). Berikutnya mengetahui
tersusun dari endapan lempung pasiran yang
faktor-faktor
terhadap
menghasilkan air tawar, sedangkan akuifer
keberadaan akuifer dan air tanah. Yang terakhir
bebas sekunder tersusun atas batuan gamping
adalah mengukur kelayakan Karakteristik Air
dengan banyak retakan dan sisipan kuarsa,
Tanah di sekitar rawa Jombor sebagai sumber
sehingga menghasilkan air tanah yang payau
belajar geografi di lapangan.
sampai dengan asin.
di
sekitar
mengetahui
Rawa
sebaran
yang
air
berpengaruh
Karakteristik pada pergerakan air tanah
Pada akuifer bebas primer maupun
mineral-
sekunder banyak terdapat lensa-lensa air tanah
mineral batuan, sehingga berpengaruh ke
tawar dan payau-asin yang bervariatif antara
komposisi kimia air tanah. Menurut Todd
satu tempat dengan tempat lain.
(1980), faktor litologi, struktur geologi dan
penelitian Santosa, (2001), akuifer yang paling
stratigrafi merupakan informasi penyusun air
dalam adalah akuifer tertekan yang dibatasi
tanah dan akuifer. Berdasarkan hal tersebut
oleh batuan malihan sekis-filit atau batu
maka kondisi air tanah yang berada di sekitar
gamping keras yang relatif kedap air. Pada
Rawa Jombor menjadi sangat khas. Kondisi
umumnya akuifer tertekan terdapat di bagian
karakteristik yang terdiri dari lebih satu
timur rawa pada kedalaman >20 meter dan di
perlapisan membuat pelarutan yang terjadi
bagian selatan rawa pada kedalaman >30
berlangsung
meter.
menyebabkan
pelarutan-pelarutan
secara
bervariasi
dan
Menurut
© 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (193 dari 224)
Permasalahan kondisi air tanah yang ada
standar apakah kondisi dan keunikan yang ada
di sekitar Rawa Jombor tersebut, terkait kuat
tersebut
dengan genesis daerah dan karakteristik akuifer
laboratorium yang berada di alam (di lapangan)
penyusunnya. Berdasarkan hal tersebut, sangat
dan apakah relevan dengan kompetensi lulusan
menarik
geografi yang diinginkan.
untuk
dilakukan
suatu
kajian
hidrostratifrafi dan hidrokimia air tanah untuk
layak
difungsikan
sebagai
Menurut Hamdani (2011:23), salah satu
menelusur sejarah pembentukan atau genesis
sasaran
pembelajaran
adalah
membangun
air
gagasan
sainstifik
setelah
mahasiswa
tanahnya.
Kajian
karakteristik
dapat
memberikan gambaran tentang strata geologi
berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan
(material penyusun) dan tipe akuifer, sedang
informasi dari sekitarnya. Dari hal tersebut
analisis
untuk
mahasiswa diharapkan mampu berfikir aktif
berdasar
dengan cara mengaitkan materi pembelajaran
perbandingan komposisi kimia ion-ion yang
yang diberikan terhadap kondisi lingkungan
terlarut. Integrasi kedua analisis ini akan
sekitarnya
memberikan
kronologi
pembelajaran. Dengan demikian, penelitian
pembentukan, material penyusun dan tipe
yang mengukur kelayakan suatu lokasi untuk
akuifer,
dijadikan
hidrokimia
menentukan
tipe
dapat air
penjelasan
sehingga
dipakai tanah
tentang
dapat
dipakai
untuk
yang
sumber
menjadi
belajar
objek
di
dalam
lapangan,
menerangkan keterdapatan dan asal-usul air
merupakan hal yang sangat penting dilakukan
tanah di daerah penelitian (Santoso, 2001:166).
untuk mendasari sebuah kegiatan yang bersifat
Pengetahuan tentang kondisi karakteristik
ilmiah dan bertujuan melatih membangun
dan
proses
pembentukannya
tersebut
gagasan ilmiah bagi mahasiswa.
merupakan hal yang sangat penting bagi
Pada kajian pustaka yang terkait dengan
mahasiswa, khususnya program studi geografi.
potensi kondisi karakteristik air tanah di sekitar
Guna menunjang kompetensi yang harus
Rawa Jombor sebagai sumber belajar geografi
dikuasainya, terutama dalam kajian geografi
di lapangan, khusus pada penelitian ini
fisik, keberadaan karakteristik air tanah di
selanjutnya
sekitar Rawa Jombor yang unik tersebut dapat
laboratorium alam. Laboratorium yang sering
dijadikan
disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya
sebagai
sumber
belajar
pada
akan
riset
Namun demikian, sebagai sumber belajar tidak
(percobaan), pengukuran ataupun pelatihan
cukup hanya unik saja, namun perlu diteliti
ilmiah. Kaitannya dengan lab alam, khususnya
lebih
untuk
kelayakannya
sesuai
dengan
keilmuan
ilmiah,
dengan
perkuliahan, terutama Kuliah Kerja Lapangan.
lanjut
(penelitian)
diistilahkan
geografi,
eksperimen
maka
pada
© 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (194 dari 224)
hakekatnya yang di sebut lab alam adalah suatu
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Objek
tempat atau lokasi alamiah yang memiliki
dan
keunikan geografi sehingga pada tempat/lokasi
karakteristik fisik di wilayah tersebut secara
tersebut dapat dilakukan riset (penelitian)
sudut pandang kegeografian. Sampel yang
ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran
digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagian
ataupun pelatihan ilmiah, yang ditujukan untuk
dari sumur di kawasan sebelah utara dan
mendukung tercapainya kompetensi di bidang
selatan Rawa Jombor sekitar 19 titik.
kegeografian.
lokasi
tersebut
meliputi
kondisi,
Metode pengambilan sampel dilakukan
Laboratorium
dapat
menjadi
sarana
dilakukan secara purposive sampling yaitu
belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
penentuan
aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami
memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi
segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat
serta keadaan daerah penelitian, lokasi adalah
abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat
yang diduga dapat memberikan kontribusi
konkrit dan nyata. Hal ini akan sangat berguna
terhadap keberadaan air tanah asin, payau dan
bagi individu yang taraf berfikirnya normatif
air tanah tawar. Penentuan lokasi didasarkan
sehingga dapat mengarahkan mereka kepada
pada
hal-hal yang lebih konkrit (nyata). Oleh karena
sekunder, baik peta geologi maupun peta
itu,
menekankan
kontur wilayah setempat. Jarak pengambilan
kognitif,
titik sampel satu titik ke titik sampel yang lain
psikomotorik, dan afektif yang tentunya sangat
kurang lebih 300 meter (Ehsa, 2011). Hal ini
diperlukan oleh setiap orang. Kaitannya dengan
dilakukan dengan pertimbangan skala peta
objek kajian keilmuan geografi yang mengkaji
yang akan dibuat dan tingkat kedetilan data
interaksi manusia dengan alam dan lingkungan,
yang diperlukan pada saat analisis. Data yang
maka keberadaan alam (lapangan) sebagai
diperlukan dalam penelitian ini adalah data
sumber belajar, merupakan hal sangat penting
primer dan data sekunder. Data Primer,
dan tidak bisa dihindarkan.
merupakan data yang diperoleh dari kegiatan
laboratorium
perhatian
sebenarnya
terhadap
ranah
sumur
penelitian
dilakukan
pendahuluan
dengan
dan
data
pengukuran di lapangan meliputi: rasa air 2. METODOLOGI
sumur, nilai DHL, nilai PH, kedalaman muka
Penelitian ini menggunakan pendekatan
air tanah permukaan. Data sekunder diperoleh
kuantitatif, dengan metode survei. Objek dan
dari beberapa instansi terkait, data sekunder
lokasi yang dikaji adalah karakteristik air tanah
yang dikumpulkan antara lain Peta RBI Desa
di sebelah utara dan selatan Rawa Jombor,
Krakitan Kecamatan Bayat skala 1:12.500. © 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (195 dari 224)
Teknik
analisis
yang
digunakan
merupakan kombinasi dari beberapa tingkatan,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Rawa Jombor merupakan sebuah rawa
sesuai tujuan penelitian yang ditetapkan.
yang terletak di
Teknik analisis yang digunakan terdiri dari tiga
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Rawa ini
langkah.
cara
dikelilingi oleh bukit-bukit yang sebagian besar
merumuskan dan menafsirkan data observasi
merupakan pegunungan kapur. Rawa Jombor
sehingga memberikan gambaran yang jelas
berjarak kurang lebih 8 km dari kota Klaten.
mengenai kondisi lapangan secara umum,
Rawa ini memiliki luas 198 ha dengan
terutama terkait karakteristik air tanah. Yang
kedalaman mencapai 4,5 m dan memiliki daya
kedua analisis kuantitatif dengan bantuan tabel
tampung air 4 juta m3. Tanggul yang
maupun statistik, yaitu data yang didapat
mengelilingi rawa ini sepanjang 7,5 km dengan
ditabulasi dan kemudian diberi penjelasan
lebar tanggul 12 m.
Pertama
deskriptif,
yaitu
tengah
Desa
Krakitan,
berdasar logika sebab akibat. Yang ketiga
Rawa Jombor secara umum tersusun oleh
menggunakan teknik klasifikasi silang yaitu
2 tipe akuifer, yaitu akuifer bebas dan tertekan.
membandingkan
Akuifer bebas meliputi akuifer bebas primer
kondisi
lapangan
dengan
standar yang ada.
yang tersusun oleh endapan lempung pasiran
Khusus teknik yang ketiga, dilakukan
vulkan Merapi Muda. Di bagian lain terdapat
untuk menilai kelayakan lokasi sebagai sumber
akuifer bebas sekunder yang tersusun oleh batu
belajar geografi di lapangan (laboratorium
gamping porous atau sekis-filit dengan banyak
alam), sesuai peraturan yang ada. Aspeknya
retakan dan sisipan kuarsa. Pada akuifer
adalah aspek kesesuaian dan aspek relevansi.
tersebut banyak terdapat lensa-lensa air tanah
Kriteria kesesuaian atraksi objek penelitian
payau-asin yang bervariatif antara satu tempat
untuk sumber belajar geografi adalah dianggap
dengan tempat lain. Daerah Rawa Jombor
sesuai jika terdapat kecocokan antara karekter
dahulu
objek yang diteliti dengan standar. Untuk
berbentuk cekungan luas dan dikelilingi oleh
mengetahui relevansi objek sebagai sumber
barisan pegunungan. Hal ini menyebabkan
belajar dengan output pembelajaran geografi di
dataran rendah tersebut sering tergenang air,
lapangan,
mengklasifikasi
baik pada saat musim hujan maupun musim
silang kakateristik masing-masing atraksi objek
kemarau. Daerah itu selanjutnya dinamakan
penelitian yang sesuai untuk sumber belajar
Rawa Jombor.
analisis
dengan
dengan standard kompetensi dan kompetensi dasar mata kuliah lapangan.
merupakan
Berdasarkan
dataran
survey
rendah
yang
yang
telah
dilaksanakan pada 12 dusun yang berada © 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (196 dari 224)
disekitar Rawa Jombor dibedakan menjadi dua
Jombor.
Pembagian
ini
juga
wilayah, yaitu dusun-dusun di sebelah Utara
mempertimbangkan kondisi geologisnya.
Rawa Jombor dan di sebelah selatan Rawa
Gambar 1. Titik-Titik Pengambilan Sampel Pengukuran Air Tanah 3.1 Kondisi Air Tanah di Utara Rawa
daya saring dan kemampuan meloloskan air
Jombor
yang sangat baik, sehingga air yang dihasilkan
Pada
daerah
utara
Rawa
Jombor
cenderung bersifat tawar (fresh water).
didapatkan 12 sampel air sumur yang memiliki
Terdapat satu sumur yang terdapat rasa
rata-rata suhu sebesar 27,5o C dan pH rata-rata
payau yaitu di dusun Kayuan (Titik sampel 1)
sebesar 5. Sebagian besar mempunyai rasa
dengan tingkat Daya Hantar Listrik (DHL)
tawar meliputi dusun Winong, Kayuan (Titik
mencapai 3870. Rasa payau yang dimiliki salah
sampel 2), Sedan, Sutojayan dan Batilan
satu air sampel disabkan karena kandungan
dengan tingkat Daya Hantar Listrik (DHL)
garam yang agak tinggi sehingga menyebabkan
terendah yaitu 1218 dan yang tertinggi yaitu
kemampuan hantaran listriknya juga berbeda
1800. Secara umum, kondisi air di utara Rawa
dengan air yang tawar. Adanya fenomena ini
Jombor adalah tawar. Hal ini disebabkan
dikarenakan
material
perbatasan
penyusun
dari
akifernya
adalah
sumur antara
tersebut akifer
terdapat
material
di
vulkan
material yang berasal dari Vulkan, yaitu
Merapi, dengan akuifer bebas yang berasal dari
Gunung Merapi. Material Vulkan ini biasanya
laut.
terdiri atas material berpasir, yang memiliki © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (197 dari 224)
Pada akuifer yang berasal dari endapan
yaitu pada Dusun Krakitan, Drajat, Krakitan
laut tersebut, terdapatlah lensa-lensa air tanah
Kidul, Brumbung, Brengosan dan Nayan.
(cekungan yang terdiri dari lempung yang
Berdasarkan sampel yang didapat sifat fisik
bersifat impermeable) dimana cekungan ini
airnya dari rasa rata-rata tawar, dengan
tidak meloloskan air. Lensa-lensa ini menahan
memiliki kandungan kapur dan pada dusun
air hujan yang bersifat tawar dan bercampur
krakitan didapatkan air dengan rasa sedikit asin
dengan air yang mengandung mineral yang
dan agak amis dengan warna air yang
terasa asin karena asalnya merupakan endapan
kekuningan dan sangat keruh. Pada sumur-
laut. Demikian prosesnya sehingga air dapat
sumur yang lain air berwarna bening dan tidak
terasa payau. Tingkat keasinan (salinitas) air
keruh dengan rata-rata suhu 27°C. Pengukuran
akan bertambah ketika wilayah akifer bergeser
DHL menunjukkan angka antara 517-1997.
ke material yang berasal dari endapan laut,
Angka ini dapat diartikan bahwa pada air
yaitu ke arah selatan. Proses air terasa asin di
sampel yang diperoleh memilik daya antara
sekitar sekitar Rowo Jombor ini karena
kation dan anionnya sebesar 517-1997 per
dulunya daerah merupakan daerah laut yang
sentimeter. Angka ini menunjukan bahwa air
menjadi daratan akibat proses pengangkatan.
sampel memiliki rasa tawar.
3.2 Kondisi Air Tanah di Selatan Rawa
Temuan yang menunjukkan sebagian besar rasa air sumur di selatan Rawa Jombor
Jombor Semakin
ke
terjadi
ini cenderung tawar, merupakan anomali.
perubahan perlapisan tanah yang padanya
Kemumgkinan hal ini disebabkan kesalahan
terdapat akifer yang berasal dari endapan laut.
dalam menentukan titik sampel. Hal ini
Topografi
dikatakan
dikarenakan titik sampel ditentukan berdasar
merupakan topografi karst yang khas berasal
jaraknya yang dekat dengan jalur jalan di
dari endapan laut. Cirinya adalah materilnya
selatan Rawa Jombor. Seharusnya sampel di
lebih halus, dibandingkan dengan karst yang
ambil lebih ke selatan lagi, yaitu di selatan
berasal dari terumbu karang, yang terdapat di
Desa Krakitan, yang menurut warga setempat,
Pegunungan Selatan (Karst Gunung Sewu).
banyak terdapat sumur yang berasa asin. Hal
Cirinya yang membuktikan bahwa materialnya
ini seperti yang kemukakan oleh Kurniasari,
merupakan endapan laut adalah perlapisannya
2015 yaitu diketahui bahwa sebaran air tanah
horizontal,
pengukuran,
asin dan tawar pada sumur-sumur penduduk
ditemukannya DHL yang lebih tinggi. Bagian
bersifat mengelompok. Sumber air asin berada
selatan Rowo Jombor didapatkan 8 titik sampel
pada daerah yang dekat dengan Rawa Jombor
secara
dan
arah
umum
selatan,
dapat
berdasarkan
© 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (198 dari 224)
meliputi RT 01 dan 02, RW 13 yaitu pada
senyawa garam lebih banyak dibandingkan air
daerah Tegal Duwet dan Duwet. Sedangkan air
di utara Rawa Jombor, sehingga menyebabkan
tanah tawar berada pada RT 03 dan 04, RW 13
perbedaan rasa sampai rasa asin dengan
Dusun Duwet.
kemampuan hantar listrik yang tinggi. Hal ini
Air tanah asin yang berada di daerah
disebabkan
karena
bagian
selatan
Rowo
tersebut tidak dapat dimanfaatkan sama sekali
Jombor yang berbukit karst yang menyebabkan
untuk keperluan sehari-hari sehingga warga
air tanah di Rowo Jombor bagian selatan
masyarakat yang berada pada daerah tersebut
banyak mengandung kapur. Pada sumur yang
harus mencari sumber air tanah tawar bersih
memiliki rasa asin dan agak amis disebabkan
dari daerah lain guna mencukupi kebutuhan
karena jarak antara sumur warga berdekatan
sehari-hari. Berbeda dengan sumur yang berada
dengan kandang hewan ternak.
di RT 01 dan 02, air yang berada di daerah RT
3.3 Sebaran Air Tanah dengan Karakter
03 dan 04 berupa air tanah tawar yang
yang Berbeda di Sekitar Rawa Jombor
berkualitas baik sehingga dapat dikonsumsi
Sebagaimana
dikemukakan
di
atas,
dalam pemenuhan kebutuhan warganya seperti
karakteristik air tanah secara umum berbeda
untuk memasak, mencuci, dan pemenuhan
antara di sebelah utara rawa dan di sebelah
kebutuhan akan air lainnya. Oleh karena itu,
selatan rawa. Oleh karena itu, berdasarkan hasil
warga masyarakat lain yang memiliki sumber
lapangan
air tanah asin pada sumur-sumur mereka
diindentifikasi sebaran air tanah berdasarkan
biasanya mengambil air tanah dari RT 03 dan
karakteristiknya. Berikut ringkasannya, yaitu
04. Rasa asin pada air, ditandai dengan angka
tercantum dalam Tabel 1 berikut.
dan
kajian
pustaka,
dapat
DHL yang tinggi, yaitu air yang mengandung Tabel 1 Sebaran Air Tanah berdasar Karakteristiknya di Sekitar Rawa Jombor No
Karakteristik
1
Tawar
Lokasi terhadap Rawa Jombor Utara
2 Payau 3 Tawar 4 Asin Sumber: Surve Lapangan, 2015 5 Asin
6
Tawar
Utara Selatan Selatan Selatan
Selatan
Dusun/RT Winong, Kayuan (titik 1), Sedan, Sutojayan, Batilan Kayuan (titik 2) Drajat, Brumbung, Nayan, Brengosan Krakitan (titik 12) Desa Krakitan RT 01 (Dusun Duwet) dan Krakitan RT 02 (Dusun Tegal Duwet) Desa Krakitan RT 03 dan RT 04 (Dusun Duwet)
Sumber: Kurniasari, 2015 © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (199 dari 224)
Berdasarkan Tabel 1 ditemukan tiga jenis
karakteristik yang berbeda. Dari berbedaan
air tanah dengan karakter yang berbeda, yaitu
karakter tersebut maka aspek yang dipelajari
asin, tawar, maupun payau. Sebarannya relatif
pada masing-masing lokasi (titik sumur) dapat
merata, dan ditemukan tidak hanya pada satu
berbeda. Berdasarkan hasil analisis diketahui
dusun, melainkan beberapa dusun. Secara
dari semua titik sumur yang diteliti, seluruhnya
umum, dapat dikatakan bahwa di semua dusun
memberikan
dapat ditemui air tanah yang tawar. Namun air
sehingga seluruhnya sesuai untuk dijadikan
tanah yang payau hanya ditemukan di Dusun
sumber belajar. Adapun titik di sekitar Rawa
Kayuan, sedangkan air tanah yang asin banyak
Jombor yang dapat dijadikan sumber belajar
ditemukan di beberapa sumur di Dusun
geografi di lapangan adalah sebagaimana
Krakitan dan bagian dari Desa Krakitan yang
ditunjukan pada Tabel 4.2 halaman berikut.
lainnya, yaitu Dusun Duwet dan Tegal Duwet.
Kesesuaian ini berbeda untuk masing-masing
3.4 Potensi Karakteristik Air Tanah di
dusun. Kesesuaian ini dipengaruhi pula oleh
Sekitar Rawa Jombor sebagai Sumber
kondisi lingkungan sekitar objek dan siapa
Belajar Geografi di Lapangan
yang hendak melakukan percobaan atau latihan
nilai
edukasi
dan
keunikan
Sebagaimana dikemukakan pada kajian
pengukuran. Oleh sebab itu tingkatan kuliah
pustaka, diketahui bahwa kaitannya dengan
lapangan yang akan dilakukan dan pendapat
laboratorium (selanjutnya disingkat dengan
subjek
lab) alam, khususnya untuk keilmuan geografi.
diperhitungkan. Selain itu keragaman aspek
Maka
yang dapat dipelajaripun harus diperhatikan
pada
hakekatnya
yang
di
sebut
laboratorium alam adalah suatu tempat atau lokasi
alamiah
KKLpun
harus
mengingat tujuannya untuk sarana belajar. Berikutnya adalah pembahasan mengenai
geografi sehingga pada tempat/lokasi tersebut
relevansi titik sumur (lokasi) dengan Materi
dapat dilakukan riset (penelitian) ilmiah,
Pembelajaran Geografi di Lapangan. Agar
eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun
lokasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pelatihan ilmiah. Riset (penelitian) ilmiah,
sumber belajar khususnya pada mata kuliah
eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun
KKL Geografi maka diperlukan adanya analisis
pelatihan
untuk
mengenai relevansi antara objek dengan materi
mendukung tercapainya kompetensi di bidang
pembelajaran Geografi di Lapangan. Melalui
kegeografian. Berdasarkan hasil lapangan,
analisis tersebut maka dapat diketahui materi
diketahui bahwa dari masing-masing lokasi
apa saja yang relevan apa bila memanfaatkan
(titik
lokasi tersebut sebagai sumber belajar.
sumur)
yang
yang
memiliki
melakukan
keunikan
ilmiah
yang
yang
ditujukan
diteliti,
memiliki
© 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (200 dari 224)
Tabel 2 Objek Rawa Jombor yang dapat dijadikan Sumber Belajar No Dusun Katarkeristik/Keunikan 1 Utara Rawa Jombor: - Pengukuran 5 variabel* Winong, Kayuan (titik 1), - Rasa air sumur, tawar Sedan, Sutojayan, Batilan 2 Utara Rawa Jombor: - Pengukuran 5 variabel* Kayuan - Rasa air sumur, payau 3 Selatan Rawa Jombor: - Pengukuran 5 variabel* Krakitan (titik 12) dan - Rasa air sumur, asin Desa Krakitan RT 01 (Dusun Duwet) serta Krakitan RT 02 (Dusun Tegal Duwet) 4 Selatan Rawa Jombor: - Pengukuran 5 variabel* Desa Krakitan RT 03 dan RT - Rasa air sumur, asin 04 (Dusun Duwet) Sumber: Hasil anlisis data penelitian, 2015 Keterangan: *Variabel: elevasi, muka air tanah, DHL, pH, warna Berdasarkan Tabel 3 berikut, diketahui bahwa secara umum objek penelitian air tanah
melainkan
Kriteria Sesuai
Sesuai Sesuai
Sesuai
meningkatkan
pola
pikir
dan
kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar.
di sekitar Rawa Jombor, relevan dengan materi
Objek lokasi penelitian di sekitar Rawa
pembelajaran geografi di lapangan. Banyak
Jombor, sebagai salah satu bentuk lingkungan
pengalaman
yang
bisa
fisik memilki peran yang penting dalam
menggunakan
lokasi
pengembangan pengetahuan, terlebih pada
tersebut sebagai sumber belajar geografi di
mata kuliah geografi. Dikatakan demikian
lapangan. Hal tersebut dapat menyangkut
karena bila ditinjau dari kondisi fisiknya objek
penelitian pada aspek fisik, aspek sosial,
tersebut memiliki fenomena yang dapat dikaji
maupun aspek lingkungan. Pada hakikatnya
dan
semua hal, baik yang bersifat konket maupun
geografi di lapangan, yang bersifat unik, dan
tidak konkret, dapat dijadikan sebagai sumber
jarang
dalam proses pembelajaran. Tidak hanya
Keunikannya terutama karena ditemukan tiga
bersumber dari buku dan kegiatan pembelajar
jenis air pada wilayah yang tidak luas, sehingga
di
pada
jarak antar titik-nya tidak terlalu jauh. Hal ini
lingkungan fisik dan sosial yang memberikan
jelas memungkinkan untuk dijadikan sebagai
sumbangan
tempat
didapatkan
dalam
pembelajaran dengan
kelas.
Melainkan
pengetahuan
juga
kepada
manusia.
dijadikan
sumber
ditemukan
praktek
belajar
di
lokasi
lapangan,
biasanya
menuntut
hanya
perjalanan di lapangan dengan jalan kaki saja.
menambah
pengetahuan
untuk
lainnya.
Dengan memanfaat hal-hal disekitar kita bukan dapat
mahasiswa
yang
khususnya
melakukan
© 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (201 dari 224)
Tabel 3 Relevansi Objek Sekitar Rawa Jombor dengan Materi Pembelajaran Geografi di Lapangan Variabel Kesempatan Belajar Kriteria Pengukuran suhu air Kondisi Kimia Pengukuran Daya Hantar Listrik Air Tanah Relevan Air, dan salinitas Pengukuran pH (keasaman) BOD dan COD, dll Identifikasi Warna air tanah Kondisi Fisik Air Relevan Identifikasi Rasa Tanah Identifikasi Bau Elevasi titik (sumur) Keruangan Relevan Tinggi Muka Air Tanah Pola Aliran Air Tanah Proses geologi yang mendasari Proses pembentukan akifer air tanah, Relevan Faktor Lingkungan Air Tanah: pencemaran, kandungan E-coli, dll Pola Penggunaan Air Tanah Sosial-Ekonomi Relevan Neraca Air Tanah Konservasi Air Tanah Sumber: Survei Lapangan, 2015 Dengan melihat kondisi dan karakteristik dari tiap-tiap titik, dapat dikatakan objek-objek
segi adanya jalur jalan, bahkan di sebagian besar jalannya sudah beraspal.
tersebut memiliki karakteristik yang sesuai apabila
dihubungkan
variabel
dengan Materi Pembelajaran Geografi di
demografis-fisis geografis yang akan diteliti
Lapangan, dilihat dari tercapainya kompetensi
hubungannya (baik hubungan logis antar
yang dibutuhkan. Tujuan Kuliah Lapangan di
variabel, ataupun hubungan kausalitas atau
Prodi Geografi adalah guna memberikan
sebab-akibat). Objek tersebut tidak hanya
keterampilan
memberikan pengetahuan tetapi juga aman
pemahaman akan pola spasial, kelingkungan,
apabila dijadikan sebagai sumber belajar.
dan
Keamanan ini dapat dilihat dari lokasi yang
berkaitan.
berbaur
dilakukan dalam rangka memperoleh data dan
langsung
dengan
Relevansi Objek Sekitar Rawa Jombor
dengan
penduduk.
Keberadaan
merupakan
fasilitas
perkampungan
jalur
jalan,
yang
juga mutlak
pada
kewilayahan
informasi, menerapkan
peserta
serta
Penguasaan
didik
tentang
prosesnya
yang
keterampilan
dasar
mengkomunikasikan pengetahuan
yang
dan diperoleh.
diperhitungkan pada kuliah lapangan. Lokasi di
Output yang dihasilkan adalah berupa peta dan
sekitar Rawa Jombor cukup mendukung dari
perumusan kebijakan pengelolaan wilayah atau © 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (202 dari 224)
lingkungan. Proses pembelajaran tersebut juga
Objek Air Tanah di Sekitar Rawa Jombor
dimaksudkan untuk membekali peserta didik
memiliki kesesuaian dan relevansi untuk
dengan perilaku peduli terhadap lingkungan
dijadikan sumber belajar Geografi di lapangan.
hidup, memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif dan memiliki toleransi terhadap
4. KESIMPULAN DAN SARAN
keberagaman yang ada.
Berdasarkan hasil
pembahasan
yang
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa
maka diperlukan berbagai upaya pengajaran
hal. Yang pertama, karakteristik air tanah di
yang tentunya harus tetap sesuai dengan
sekitar Rawa Jombor, pada daerah utara Rawa
karakteristik mata kuliah di Prodi Geografi.
Jombor didapatkan air sumur yang sebagian
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
besar memiliki rasa tawar dan sebagian payau.
mengembangkan
Sedangkan
sumber
belajar
yang
digunakan. Pengembangan sumber belajar tersebut
diantaranya
adalah
air
tanah
asin
lebih
banyak
ditemukan di bagian selatan Rowo Jombor.
dengan
Berikutnya disimpulkan bahwa sebaran
memanfaatkan lingkungan baik fisik maupun
air tanah berdasarkan dusun, diketahui sbb: Air
sosial, dengan cara mendapatkan pengalaman
tanah yang tawar, untuk Sebelah Utara Rawa
nyata di lapangan.
Jombor ditemukan di Dusun Winong, Kayuan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
(titik 1), Sedan, Sutojayan, Batilan. Sedangkan
Objek Air Tanah di Sekitar Rawa Jombor
di Sebelah Selatan Rawa Jombor ditemukan di
sebagai objek kajian dalam mengembangkan
Dusun Duwet RT 03 dan 04. Air Tanah yang
sumber belajar Geografi guna mewujudkan
payau, hanya ditemukan di sebelah utara Rawa
tujuan pembelajaran. Objek ini dipilih karena
Jombor, yaitu di Dusun kayuan). Air Tanah
objek tersebut merupakan salah satu bentuk
yang asin, ditemukan hanya di Sebelah Selatan
lingkungan fisik, selain itu objek ini juga
Rawa Jombor, yaitu di Dusun Krakitan, Dusun
memiliki
Duwet, RT 01 serta di Dusun Tegal Duwet, RT
fenomena
yang cukup
lengkap
sehingga dengan memanfaatkan satu objek
02.
tersebut ada banyak hal yang dapat dipelajari.
Faktor pengaruh dari akuifer air tanah
Sebelum objek tersebut dijadikan sumber
di sekitar Rawa Jombor adalah genesis atau
belajar, terlebih dahulu menganalisi relevansi
proses terbentuknya, berasal dari dua hal: di
karakteristik
objek
dengan
materi
sebelah utara lebih banyak didominasi oleh
pembelajaran.
Setelah
melewati
tahapan
material vulkan yang berasal dari endapan
penelitian dan analisis dapat diketahui bahwa
erupsi Gunungapi Merapi, sehingga berasa © 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (203 dari 224)
tawar. Sisi selatan Rawa Jombor materialnya didominasi oleh material endapan laut yang terangkat, dan air tanahnya berasa asin. Kesimpulan yang terakhir mengenai kelayakan Karakteristik Air Tanah di sekitar Rawa Jombor sebagai sumber belajar geografi di lapangan. Kelayakan diukur dari sisi kesesuaian dan relevansinya untuk mencapai kompetensi lulusan. Dapat disimpulkan objek di sekitar Rawa Jombor memiliki kesesuaian dan relevansi untuk dijadikan sebagai sumber belajar geografi di lapangan. Berdasarkan temuan di atas dapat dirumuskan beberapa saran. Disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan yang dapat memetakan daerah penelitian dengan lebih detil dan lebih bervariasi, karena objek kajian tersebut sangat unik dan memiliki variasi keruangan yang menarik jika dikaji dari sudut pandang ilmu geografi dan ilmu lingkungan. Lokasi di Sekitar Rawa Jombor agar bisa digunakan sebagai salah satu daerah tujuan Kuliah Kerja Lapangan atau tempat Praktek
Kusumayudha, Sari B. 2005. Hidrogeologi Karst. Pusat Studi Karst LPPM UPN “Veteran”. Yogyakarta. Kodoatie, R.J. 1996. Pengantar Hidrogeologi. Penerbit : Andi Offset. Yogyakarta. Kurniasari, Eka. 2015. Skripsi, Pembelajaran Lingkungan Alam Tentang Sebaran Air Tanah Asin Dan Tawar Pada Anak Usia Remaja Di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Santosa, L.W. 2001. Karakteristik dan Hidrokimia Airtanah di Sekitar Rowo Jombor Kecamatan Bayat Klaten. Majalah Geografi Indonesia 15(2):162-184. Santosa, L.W. 2010. Pengaruh Genesis BentuklahanTerhadapKarakteristik Akuifer dan Hidrogeokimia Dalam Evolusi Air Tanah Bebas ( Kasus Pada Bentanglahan Kepesisiran Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta), Disertasi .Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Sri Harto Br. 1993. Analisis Hidrologi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sutikno. 1992 . Pendekatan Geomorfologikal Untuk Kajian Air Tanah Dangkal Daerah Perbukitan Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi, UGM. Yogyakarta. Tood. David K. 2004.3rd Edition. Ground Water Hydrology. Wiley. New York.
Lapangan mata kuliah yang terkait bagi Jurusan
Geografi
khususnya
studi
geohidrologi, hidrologi lingkungan.
5. DAFTAR PUSTAKA Ehsa, 2011. Pengambilan Sampel Tanah, http://ehsablog.com/pengambilan contohtanah-penelitian.html, diakses Oktober 2015 Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat Korespondensi : Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]