ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343
ASPIRATOR
ASPIRATOR
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
(Journal of Vector-borne Diseases Studies) VOLUME 9 NOMOR 1 JUNI 2017 www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator
VOLUME 9 NOMOR 1
JUNI 2017 HAL. 1-50 Aspirator
Vol. 9
No. 1
Hal. 1-50
Ciamis, Juni 2017
TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang P2B2 Ciamis
ISSN 2085-4102
ISSN (PRINT): 2085‐4102 ISSN (ONLINE): 2338‐7343
Vol. 9 No. 1, Juni 2017
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-Borne Diseases Studies)
DAFTAR ISI EDITORIAL
Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam Penularan Filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Supriyono, Suriyani Tan, Upik Kesumawati Hadi ...........................................................1-10
Keanekaragaman Anopheles spp. di Daerah Endemis Malaria Desa Siayuh (Trans) Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Liestiana Indriyati, Wulan Sari Rasna Sembiring, Akhmad Rosanji .............................11-20
Determinasi Strain Aedes aegypti (linn.) yang Rentan Homozigot dengan Metode Seleksi Indukan Tunggal Isfanda, Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana ...............................................................21-28
Susceptibility of Aedes aegypti Larvae against Temephos in Dengue Hemorrhagic Fever Endemic Area Tasikmalaya City Hubullah Fuadzy, Tri Wahono, Mutiara Widawati .........................................................29-34
Insektisida Rumah Tangga dan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Jakarta Selatan Mutiara Widawati, Nurul Hidayati Kusumastuti .............................................................35-42
Karakteristik Habitat dan Keberadaan Larva Aedes spp. pada Wilayah Kasus Demam Berdarah Dengue Tertinggi dan Terendah di Kota Tasikmalaya Muhammad Umar Riandi, Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana .................................43-50
ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor Journal of Vector Borne Diseases Studies ISSN 2085-4102 E-ISSN 2338-7343 LEMBAR ABSTRAK Abstract Sheet (Volume 9 Nomor 1 Juni 2017) Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge
Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam Penularan Filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Behavior of Mansonia and Potency of Reservoar on Transmiting of Filariasis in Gulinggang Village Balangan District South Kalimantan Provincy Supriyono, Suriyani Tan, Upik Kesumawati Hadi Abstract. Mansonia is the one of mosquitoes that can transmit filariasis in Indonesia. The research was conducted to determine diversity of Mansonia in Gulinggang Village Balangan District South Kalimantan Provincy and the role of reservoar on transmiting filariasis. The research was conducted in January until Mei 2015 with cross sectional data collection. Adult mosquitoes were collected by Bare Leg Collection method on three houses, which have patients with possitive filaria. Adult mosquitoes collecting were done in indoor and outdoor start from 18.00-06.00. Blood sampling were done on cats that maintenance by the origin people to observe of microfilaria. The result showed there were five species of Mansonia i.e Ma. uniformis, Ma. dives, Ma. annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae. Ma. uniformis was the most collected mosquitoes indoor biting (37.99%), and Ma. dives is the most outdoor biting (56.80%). The biting activity of Ma. uniformis was peak indoors at 18:00–18:45 and outdoor at 20:00– 20:45. The biting activity of Ma. dives was peak outdoor at 19:00-19:45. Eight from ten (80%) domestic cats were positive of microfilaria. Based on the result, it was conclude that filariasis in Gulinggang village was supported by the existence of domestic cat and the vectors. Keywords: filariasis, Mansonia, microfilaria, Gulinggang Village
reservoar,
Abstrak. Mansonia merupakan satu genus nyamuk yang berperan dalam filariasis di Indonesia. Penelitian ini untuk mengetahui keragaman jenis Mansonia dan peranan reservoar dalam
di antara penularan bertujuan nyamuk penularan
filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian survei dilakukan di Desa Gulinggang yang merupakan desa endemik filariasis yaitu pada bulan Januari sampai dengan Mei 2015 dengan pengumpulan data secara cross sectional. Penelitian menggunakan 3 rumah yang terdapat penderita filariasis. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan metode Bare Leg Collection. Penangkapan dilakukan di dalam dan di luar rumah dari pukul 18:00-06:00. Pengambilan darah dilakukan pada kucing domestik peliharaan penduduk setempat untuk dilakukan pemeriksaan mikrofilaria. Hasil penelitian didapatkan lima spesies nyamuk yaitu Ma. uniformis, Ma. dives, Ma. annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae. Ma. uniformis merupakan nyamuk yang paling banyak tertangkap di dalam rumah yaitu sebesar 37.99% sedangkan nyamuk Ma. dives banyak tertangkap di luar rumah yaitu sebesar 56.80%. Puncak kepadatan nyamuk Ma. uniformis ini mengisap darah orang di dalam rumah terjadi pada pukul 18:00–18:45, sedangkan di luar rumah pada pukul 20:00–20:45. Ma. dives memiliki puncak kepadatan pada pukul 19:00-19:45. Sebanyak 10 ekor kucing yang diperiksa darah, menunjukkan 8 ekor terdapat mikrofilaria. Dari data ini menunjukkan bahwa kejadian filariasis di Desa Gulinggang selain terdapat nyamuk sebagai vektornya juga kucing juga berperan sebagai reservoarnya. Kata Kunci: filariasis, Mansonia, reservoar, mikrofilaria, Desa Gulinggang _________________________________________
Keanekaragaman Anopheles spp. di Daerah Endemis Malaria Desa Siayuh (Trans) Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Diversity of Anopheles spp. in Endemic Area of Malaria Siayuh Village (Trans) Kotabaru Regency South Borneo Province Liestiana Indriyati, Wulan Sari Rasna Sembiring, Akhmad Rosanji
Abstract The Health Research in 2010 informed that the prevalence of Malaria in Indonesia was 0.6%, and it was the sixth highest caused of death on infectious diseases. Malaria is transmitted by Anopheles spp. About 70 species of Anopheles have been identified as vectors of Malaria in the world, 24 species exist in Indonesia. The aim of this study was to determine the suspects of mosquito vectors and the density of mosquitoes in endemic areas, so we can establish the best interventions for vector control in the location. The research was held in Siayuh (Trans) village, Bungkukan Sub District of Kotabaru Regency in February 2015. The activities are mosquito’s collection (adult and larvae), mosquito identification, environmental survey and PCR test. Mosquito’s night collection was done by indoor and outdoor human landing collection method and rest collection in wall and cattle. The result of mosquito’s collection in Siayuh (Trans) village was 8 species of Anopheles spp. The highest percentage was Anopheles tesselatus (56%) followed by An. vagus (14%), An. kochi (11%) and An. hyrcanus group (9%). Diverse species, abundance and high density of mosquitoes in Siayuh (Trans) village was due to the geographical conditions of the village, it surrounded by marsh and many limestone puddles as a breeding habitat of Anopheles spp. Anopheles spp. were found in Siayuh (Trans) village and it tend to be zoophilic, bite and resting out of the house, especially in the cattle, it makes the activities of people around the cattle at night cause a higher risk for Malaria transmission. Keywords: Anopheles, vector, Malaria, Kota Baru Abstrak. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi Malaria di Indonesia 0,6% dan merupakan penyebab kematian ke-6 pada penyakit menular. Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles spp. sekitar 70 spesies Anopheles spp. telah teridentifikasi sebagai vektor Malaria di dunia, 24 spesies di antaranya ada di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui spesies dan kepadatan tersangka nyamuk vektor Malaria di daerah endemis Desa Siayuh (Trans) Kecamatan Bungkukan Kabupaten Kotabaru. Kegiatan dilakukan pada bulan Februari 2015 yaitu penangkapan nyamuk dewasa dan pradewasa, identifikasi nyamuk, survei lingkungan dan uji PCR. Kegiatan penangkapan nyamuk dilakukan sepanjang malam dengan metode Umpan Orang Dalam (UOD), Umpan Orang Luar (UOL), resting dinding dan kandang ternak. Hasil penelitian yaitu ditemukan 8 spesies Anopheles spp. dengan persentase tertinggi Anopheles tesselatus (61,51%) diikuti oleh An. vagus (11,36%), An. kochi (9,15%) dan An. hyrcanus gr (6,94%). Keanekaragaman spesies, kelimpahan dan kepadatan nyamuk yang tinggi di Desa Siayuh
(Trans) akibat kondisi geografis desa yang dikelilingi rawa dan banyaknya genangan air akibat kobakan batu kapur yang menjadi tempat perkembangbiakan Anopheles spp. Nyamuk Anopheles spp. yang ditemukan di Desa Siayuh (Trans) cenderung bersifat zoofilik dan lebih banyak ditemukan menggigit dan istirahat di luar rumah khususnya kandang sehingga aktivitas warga di sekitar kandang ternak pada malam hari menjadi risiko bagi penularan Malaria. Kata Kunci: Anopheles, vektor, Malaria, Kotabaru
Determinasi Strain Aedes aegypti (Linn.) yang Rentan Homozigot dengan Metode Seleksi Indukan Tunggal Determination of Homozygous Strain in Aedes aegypti (Linn.) Using Single Sib-selection Method Isfanda, Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana Abstract. Aedes aegypti is a type of mosquito that can carry dengue virus, yellow fever and chikunguya. The spread of this mosquito is very broad, covering almost all tropical regions worldwide. This study aims to determine the vulnerability status of homozygous Ae. aegypti. Sample of Ae. aegypti is mosquito strain from Health Entomology Laboratory Bogor Institute of Agriculture and at random sampling. Ae. aegypti eggs which comes from the breeders hatched separately. Insecticide-treated paper (impregnated paper) malathion, bendiokarb and deltamethrin are use for insecticides testing using WHO test kit. The analysis showed that the mosquito Ae. aegypti tested with a single sire selection method and were exposed to the insecticide malathion, propoksur, and showed an increasing trend sipermetrin vulnerability homozygous at each generation. As for the fourth generation (F4) has not shown changes into a strain that is homozygous susceptible to three types of insecticides. The formation of homozygous susceptible strains take over five generations. Keywords: Ae. aegypti, malathion, bendiocarb, deltamethrin, single sib-selection method Abstrak. Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue, demam kuning (yellow fever) dan chikunguya. Penyebaran nyamuk ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti secara homozigot. Nyamuk Ae. aegypti yang dijadikan sampel yaitu nyamuk dewasa strain yang ada di Laboratorium Entomologi Kesehatan Institut
Pertanian Bogor dan diambil secara acak. Telur Ae. aegypti yang berasal dari satu indukan ditetaskan secara terpisah. Insektisida yang digunakan untuk pengujian menggunakan kertas berinsektisida (impregnated paper) malation, bendiokarb, dan deltametrin dengan menggunakan WHO test kit. Hasil analisis menunjukkan bahwa nyamuk Ae. aegypti yang diuji dengan metode seleksi indukan tunggal serta dipaparkan dengan insektisida malation, propoksur, dan sipermetrin memperlihatkan tren peningkatan kerentanan secara homozigot pada setiap generasi. Adapun pada generasi keempat (F4) belum menunjukkan perubahan menjadi strain yang homozigot rentan terhadap tiga jenis insektisida. Pembentukan strain homozigot rentan memerlukan waktu di atas lima generasi. Kata Kunci: Ae. aegypti, malation, bendiokarb, deltametrin, metode seleksi indukan tunggal. _______________________________________
Susceptibility of Aedes aegypti Larvae against Temephos in Dengue Hemorrhagic Fever Endemic Area, Tasikmalaya City Kerentanan Larva Aedes aegypti terhadap Temefos pada Daerah Endemik DBD di Kota Tasikmalaya
Abstract. One of the efforts for controlling Aedes aegypti as dengue vector is by using synthetic larvacide such as temephos. Continuous and repeating utilization of temephos may increase the risk of resistance. The objective of this study was to determine the susceptibility of Ae. aegypti larvae against temephos in endemic areas of dengue fever in Tasikmalaya. This was a true experimental study with a block-randomized design. The populations were Ae. Aegypti larvae, which existed at household in Tasikmalaya City. There were 700 larvae of Ae. aegypti, which taken from households in each DHF endemic area, and have been bred to third generation (F3). Susceptibility of temephos was tested by Elliot and Polson methods using WHO diagnostic dose 0.02 ppm. Results showed that the LC95 of temephos were 0.00926 ppm in Village of Sukamanah, 0.01015 ppm in Village of Cikalang, 0.01137 ppm in Village of Kersanagara, and 0.02045 ppm in Village of Tugujaya. The conclusion is Ae. aegypti larvae from Tugujaya was indicated resistant to temephos. Keywords: Resistance, Aedes aegypti, temephos, susceptibility. _______________________________________
Insektisida Rumah Tangga dan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Jakarta Selatan
Hubullah Fuadzy, Tri Wahono, Mutiara Widawati Abstrak. Salah satu upaya pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti adalah menggunakan larvasida sintetis seperti temefos. Pemanfaatan temefos secara terus-menerus dan berulang meningkatkan risiko resistensi. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kerentanan larva Ae. aegypti terhadap temefos pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan acak kelompok. Populasi adalah larva Ae. aegypti yang berada pada rumah tinggal di Kota Tasikmalaya. Jumlah sampel sebanyak 700 larva nyamuk Ae. aegypti yang diperoleh dari rumah tinggal di daerah endemis DBD dan telah dibiakkan hingga keturunan ketiga (F3). Kerentanan temefos diuji dengan metode Elliot dan Polson menggunakan konsentrasi diagnostik WHO sebesar 0,02 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LC95 temefos adalah 0,00926 ppm di Kelurahan Sukamanah, 0,01015 ppm di Kelurahan Cikalang, 0,01137 ppm di Kelurahan Kersanagara, dan 0,02045 ppm di Kelurahan Tugujaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa larva Ae. aegypti dari Tugujaya terindikasi resisten terhadap temefos. Kata Kunci: Resistensi, Aedes aegypti, temefos, kerentanan.
Household Insecticides and The Existence of Aedes aegypti Larvae in South Jakarta Mutiara Widawati, Nurul Hidayati Kusumastuti Abstract. There are many research about household insecticides, however research about the effect of household insecticide active ingredients to the presence of larvae has never been optimized yet. There are some people in Indonesia who think that to avoid mosquito bites simply can be done by only using insecticides. Some types of insecticides has been used since long time ago to control mosquitoes in households, but until now, research about mosquitoes control by insecticides is limited to adult mosquitoes only. Research about the effect of household insecticide active ingredients to the presence of larvae has never been done. Therefore, this study aims to determine the relationship between the various content of the insecticide to the presence of larvae in South Jakarta as densely populated area. 300 household were used as samples, data about the use of insecticide, insecticide’s active ingredients and the presence of larvae were collected and observed. Data was analyzed using chi-square analysis. The results showed that there is a wide variety of household insecticide used by samples. Most of the samples use insecticides with pyrethroid as it active ingredients. From the chi-square analysis, we
concluded that there is no relationship between the various household insecticides to the presence or the absence of Aedes aegypti larvae in South Jakarta. Keywords: household insecticide, larvae, Aedes aegypti, south Jakarta Abstrak. Penelitian mengenai insektisida rumah tangga hingga kini sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian mengenai pengaruh bahan aktif insektisida rumah tangga terhadap keberadaan larva belum pernah dilakukan. Padahal sebagian pola pikir masyarakat di Indonesia ada yang menganggap bahwa untuk terhindar dari nyamuk cukup dengan menggunakan insektisida. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara macam-macam kandungan insektisida terhadap keberadaan larva di lingkungan tempat tinggal di Jakarta Selatan sebagai pemukiman padat penduduk. Berbagai jenis bahan insektisida sudah lama dimanfaatkan untuk mengendalikan nyamuk di rumah tangga, tetapi hingga kini penelitian hanya diterapkan pada nyamuk dewasa saja. Penelitian mengenai pengaruh bahan aktif insektisida rumah tangga terhadap keberadaan larva masih belum ada. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan-bahan aktif insektisida yang digunakan di rumah tangga terhadap keberadaan larva. Pengambilan sampel dilakukan di wilayah Jakarta Selatan. Sampel diambil sebanyak 300 rumah tangga dengan mencakup data pemakaian bahanbahan aktif insektisida dan keberadaan larva. Data dianalisis menggunakan analisis chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai variasi bahan aktif insektisida rumah tangga dengan mayoritas pemakaian adalah piretroid. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara macam-macam insektisida rumah tangga dengan ada tidaknya larva Ae.aegypti di Jakarta Selatan. Kata Kunci: Insektisida rumah tangga, larva, Aedes aegypti, Jakarta Selatan
Karakteristik Habitat dan Keberadaan Larva Aedes spp. pada Wilayah Kasus Demam Berdarah Dengue Tertinggi dan Terendah di Kota Tasikmalaya Aedes spp. Habitat Characteristic and Larvae Presence in High and Low Dengue Hemorraghic Fever Case in Tasikmalaya City. Muhammad Umar Riandi, Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana
Abstract. Dengue hemorrhagic fever is a vectorborne disease caused by dengue virus and transmitted by Aedes spp. Controlling the mosquito population is currently the only means to prevent dengue outbreaks. The highest dengue case in Tasikmalaya City until July 2015 was in Cikalang village dan the lowest in Cibunigeulis village. This research was an observational study with a crosssectional design with the aim to determine vector density and Aedes sp. presence risk factor based on habitat characteristic in the highest and lowest dengue cases regions. Aedes spp. breeding sites and their characteristic were examined indoor and outdoor at 100 house each in Cikalang dan Cibunigeulis village. The result showed that in Cikalang, larval presence was mostly found in a non-water-reservoir containers (18.4%), indoor (6.5%), made of cement/soil/rubber (11.1%), open lid (7.5%), <1 litre volume (14.6%), without draining (22.2%), without larvivorous fish (6.5%), with temephos poured (20.3%), and water company household water source (7,7%). As in Cibunigeulis larval habitats was mostly found in a non-waterreservoir containers (8.7%), indoor (0.9%), made of plastic/ceramic/metal/glass (0.9%), open lid (1.1%), <1 litre volume (4%), without draining (2.2%), without larvivorous fish (0.9%), without temephos poured (0.9%), and non-water company household water source (0.9%). Binary logistic regression analysis showed that household water source (p=0,021, OR=13,78) and drainage (p=0,001, OR=0,101) as a risk factor in Aedes larvae inhabit at Cikalang village and none for Cibunigeulis village. These results showed the importance effect of containers draining factor to the presence of Aedes spp. larvae in the highest dengue cases region. Keywords: Aedes spp., larvae habitat, density, habitat characteristic, Tasikmalaya Abstrak. Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk Aedes spp. Pengendalian populasi nyamuk masih merupakan cara untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD di Kota Tasikmalaya hingga Juli 2015 terendah berada di Kelurahan Cikalang dan tertinggi di Kelurahan Cibunigeulis. Penelitian ini merupakan observasi deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepadatan vektor dan faktor karakteristik habitat paling berisiko terhadap keberadaan larva Aedes sp. di wilayah kasus DBD tertinggi dan terendah di Kota Tasikmalaya. Pemeriksaan karakteristik habitat larva dilakukan terhadap 100 rumah di masing-masing Kelurahan Cikalang dan Kelurahan Cibunigeulis. Hasilnya didapatkan habitat larva terbanyak di Cikalang
berada pada jenis kontainer non-TPA (18,4%), letak di dalam rumah (6,5%), berbahan semen/tanah/karet (11,1%), penutup kontainer terbuka (7,5%), volume <1 liter (14,6%), tanpa pengurasan (22,2%), tidak memelihara ikan (6,5%), ditaburi temefos (20,3%), dan sumber air PAM (7,7%). Adapun di Cibunigeulis habitat larva terbanyak ditemukan pada jenis kontainer non-TPA (8,7%), letak di dalam rumah (0,9%), berbahan plastik/keramik/logam/kaca (0,9%), penutup kontainer terbuka (1,1%), volume <1 liter (4%), tanpa pengurasan (2,2%), tidak memelihara ikan (0,9%), tidak ditaburi temefos (0,9%), dan sumber air non-PAM (0,9%). Uji regresi logistik biner memperlihatkan bahwa sumber air rumah tangga (p=0,021; OR=13,78) dan pengurasan kontainer (p=0,001; OR=0,101) sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap keberadaan larva di Cikalang. Akan tetapi, di Cibunigeulis tidak ada satupun faktor yang berpengaruh terhadap
keberadaan larva Aedes. Hasil ini memperlihatkan besarnya pengaruh faktor pengurasan kontainer terhadap keberadaan larva Aedes spp. di wilayah kasus DBD tertinggi. Kata Kunci: Aedes spp., habitat larva, kepadatan larva, karakteristik habitat, Tasikmalaya
EDITORIAL Semangat menebar manfaat…! Edisi pertama di tahun 2017, Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor: ASPIRATOR volume 9 no 1 terbit dengan 6 artikel. Topik yang disajikan meliputi tiga tematik penyakit yaitu Filariasis, Malaria, dan Demam Berdarah Dengue. Filariasis membahas salah satu perilaku vektornya yaitu Mansonia di Desa Gulinggang Balangan Kalimantan Selatan. Tematik Malaria memberikan informasi tentang keberagaman Anopheles spp. di Desa Siayuh Kotabaru Kalimantan Selatan. Tulisan mengenai Demam Berdarah Dengue menempati porsi paling banyak di terbitan kali ini. Bahasan lebih banyak pada stadium larva vektornya, yaitu Determinasi Strain Aedes aegypti (linn) yang Rentan Homozigot dengan Metode Seleksi Indukan Tunggal dari sisi molekulernya. Informasi terkait insektisida ditulis oleh Hubullah Fuadzy dan Mutiara Widawati dengan judul Kerentanan Larva Aedes aegypti terhadap Temefos pada Daerah Endemik DBD di Kota Tasikmalaya terkait dan Insektisida Rumah Tangga dan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Jakarta Selatan. Gambaran terkait lingkungan diteliti oleh M. Umar Riandi dengan judul Karakteristik Habitat dan Keberadaan Larva Aedes spp. pada Wilayah Kasus Demam Berdarah Dengue Tertinggi dan Terendah di Kota Tasikmalaya. Besar harapan kami tulisan yang terbit di ASPIRATOR volume 9 no 1 tahun 2017 ini menambah khasanah dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai bahan penentuan kebijakan terkait Malaria, Filaria dan DBD oleh Pengelola Program. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada seluruh Dewan Redaksi, Penulis, Mitra Bebestari dan semua pihak yang telah berjibaku hingga terbitan kali ini terselesaikan dan terbit tepat waktu.
Salam, Dewan Redaksi
Penerbitan dan Distribusi ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor ini dibiayai oleh DIPA Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017