HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI ANAK USIA DINI DAN METODE BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLES TIME) DITINJAU DARI PEMAHAMAN ORANG TUA SISWA DAN GURU DI PAUD PELANGI DAN MEGA BUANA Yulianti Kesuma Dewi Jurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1954
ABSTRAK Hubungan antara kematangan emosi anak usia dini dan metode Beyond Center and Circle Time (BCCT) ditinjau dari pemahaman orang tua siswa dan guru di PAUD Pelangi dan Mega Buana Samarinda. penelitian 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi anak usia dini dan metode Beyond Center and Circle Time (BCCT) di tinjau dari pemahaman orang tua siswa dan guru di PAUD Pelangi dan Mega Buana Samarinda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa PAUD Pelangi dan Mega Buana Samarinda yang berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik proporsional random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah skala kematangan emosi yang di adopsi dan disusun peneliti sendiri. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi produk moment dengan bantuan program SPSS 13 for windows. hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman orang tua dan guru terhadap kematangan emosi dan metode Beyond Center and Circle Time (BCCT), hal ini di tunjukan dengan hasil signifikansinya sebesar 0,74 P> 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman orang tua dan guru terhadap kematangan emosi dan metode Beyond Center and Circle Time (BCCT)
Kata Kunci : Kematangan Emosi
1.
Pendahuluan
bangsa, oleh karena itu setiap warga
1.1
Latar Belakang
Negara harus dan wajib mengikuti
Pendidikan adalah merupakan asset penting bagi kemajuan sebuah
jenjang
pendidikan,
baik
jenjang
pendidikan anak usiadini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah maupun
sekolah yang lahir dan berkembang
tinggi.
secara efektif dan efisien dari dan oleh
Dalam
bidang
pendidikan
seorang anak dari lahir memerlukan
serta
pelayanan yang tepat dalam pemenuhan
perangkat
kebutuhan pendidikan disertai dengan
memberikan pelayanan kepada generasi
Pemahaman mengenai karakteristik anak
muda dalam mendidik warga negara,non
sesuai
formal
pertumbuhan
perkembangannya
dan
akan
sangat
untuk
masyarakat, yang
adalah
luar pendidikan
jalur
merupakan berkewajiban
pendidikan
formal yang
di
dapat
membantu dalam menyesuaikan proses
dilaksanakan
belajar
usia,
berjenjang. Hasil pendidikan nonformal
kebutuhan, dan kondisi masing-masing,
dapat dihargai setara dengan hasil
baik secara intelektual, emosional dan
program
sosial. Sebelum bicara lebih jauh, apa
melalui proses penilaian penyetaraan
sih pendidikan anak usia dini ?
oleh
bagi
anak
Pendidikan
dengan
anak
secara
pendidikan
lembaga
yang
terstruktur
formal
dan
setelah
ditunjuk
oleh
usia
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
dengan mengacu pada standar nasional
sebelum jenjang pendidikan dasar yang
pendidikan dan pendidikan informal
merupakan suatu upaya pembinaan yang
adalah
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
pendidikan keluarga dan lingkungan yan
dengan usia enam tahun yang dilakukan
g berbentuk kegiatan belajar secara
melalui
mandiri.
pemberian rangsangan
pendidikan untuk pertumbuhan
membantu dan
perkembangan
diakui
jalur
Hasil sama
pendidikan dengan
pendidikan
formal dan nonformal setelah
jasmani dan rohani agar anak memiliki
didik lulus ujian sesuai
kesiapan dalam memasuki pendidikan
nasional pendidikan.
lebih lanjut, yang diselenggarakan pada
Berdasarkan
jalur formal merupakan
informal
peserta
dengan standar
hasil
penelitian
pendidikan
sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan
di sekolah yang di peroleh secara teratur,
orang dewasa telah terjadi ketika anak
sistematis,
bertingkat,
berumur 4 tahun, 80% telah terja di
mengikuti
syarat-syarat
dan yang
dengan jelas.
Sebagai lembaga pendidikan formal,
perkembangan
yang
pesat
tentang
jarring anotak ketika anak berumur 8
tahun dan mencapai puncaknya ketika
jelas Byrnes, dalam Imam Musbikin,
anak berumur 18 tahun, dan setelah itu
Pintar PAUD (2012).
walaupun dilakukan perbaikan nutrisiti dakakan
berpengaruh
perkembangan kognitif
Tujuan utama pendidikan PAUD
terhadap
adalah untuk membentuk anak yang
(Kurniasari,
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
2010;1).
berkembang
Hal
ini
berarti
bahwa
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya sehingga memiliki
perkembangan yang terjadi dalam kurun
kesiapan
waktu 4 tahun pertama sama besarnya
memasuki
dengan perkembangan yang terjadi pada
mengarungi kehidupan di masa dewasa.
kurunwaktu
Tujuan
14
tahun
berikutnya.
yang
optimal
pendidikan
penyerta:
di
dalam
dasar
serta
untuk
membantu
Sehingga periode ini merupakan periode
menyiapkan anak mencapai kesiapan
kritis bagi anak, dimana perkembangan
belajar
yang diperoleh pada periode ini sangat
Singkatnya, pendidikan anak usia dini
berpengaruh
merupakan
terhadap
perkembangan
(akademik)
di
salah
satu
sekolah.
bentuk
periode berikutnya hingga masa dewasa.
penyelenggaraan
Sementara masa emas ini hanya datang
menitikberatkan pada peletakan dasar
sekali, sehingga apabila terlewatkan
kearah pertumbuhan dan perkembangan
berarti habislah peluangnya. Menurut
fisik (koordinasi motorik halus dan
Byrnes (2012), pendidikan anak usia
kasar), kecerdasan (day apikir, daya
dini akan memberikan persiapan anak
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
menghadapi
spiritual), sosio emosional (sikap dan
masa-masa
kedepannya,
pendidikan
yang
yang paling dekat adalah menghadapi
perilaku
masas ekolah. “Saat ini, beberapa taman
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
kanak-kanak udah meminta anak murid
tahap-tahap perkembangan yang dilalui
yang mau mendaftar di sana sudah bias
oleh
membaca dan berhitung. Di masa TK
(Kepemimpinan Kepala PAUD dalam
pun sudah mulai diajarkan kemampuan
mengiplementasika npembelajaran setra
bersosialisasi
study kasus PAUD, 2008)
Karena
dan problem
solving.
kemampuan-kemampuan
itu
sudah bias dibentuk sejak usia dini,”
serta
anak
agama)
usia
dini,
bahasa
dan
Arifin
Perbedaan
yang
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
mendapatkan pendidikan anak usia dini
dan mengembangkan manusia Indonesia
di lembaga yang berkualitas dengan
seutuhnya yaitu manusia yang beriman
anak
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
yang
anak
tidak
mendapatkan
pendidikan anak usia dini?. Menurut
Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur,
Byrnes (2012) (Peraih gelar Woman of
memiliki
pengetahuan,
the Year dari Vitasoy di Australia) di
jasmani dan rohani, kepribadian yang
lembaga pendidikan anak usia dini yang
mantap dan mandiri serta rasa tangung
bagus, anak-anak akan belajar menjadi
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi,
Setiap anak memiliki hak untuk
percaya diri, punya rasa ingin tahu yang
tumbuh dan berkembang belajar dalam
besar,
ide,
suatu pendidikan, mengingat kebutuhan
mengembangkan ide, pergi kesekolah
tersebut maka seorang guru harus
lain dan siap belajar, cepat beradaptasi,
menyediakan
dan semangat untuk belajar.
pendidikan, dalam rangka memenuhi
bias
mengambil
sarana
kesehatan
dan
prasarana
kebutuhan anak supaya tumbuh dan Bisa
dipungkiri
bahwa
pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya
manusia.
Begitupentingnyapendidikaninitidakmen gherankanapabilabanyaknegaramenaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis hingga tingkat SMP.
berkembang
sebagaimana
Stimulasi atau rangsangan yang di berikan
harus
tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional, pendidikan nasional bertujuan
disesuaikan
dengan
tahapan perkembangan dan kebutuhan setiap anak. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan yang dimiliki anak dan
diharapkan
pendidikan
anak
mengembangakan sehingga
potensi
teraktualisasi. Ditetapkan dalam UU No 2
mestinya.
dengan usia
dini
hidden tersebut
Adapun
adanya dapat potency dapat
aspek-aspek
perkembangan tersebut adalah agama dan moral, motorik, bahasa, kognitif,
sosial emosional, seni serta ketrampilan
dalam setiap pembelajaran. Pendekatan
hidup atau kemandirian.
pembelajaran ini merupakan pendekatan
Keterlibatan orang tua dan pendidik
disekolah
sebenarnya
ada
hubungannya yang timbal balik. Hal ini
yang berpusat pada anak, yang mana anak sebagai subyek ”pembelajar” dan guru sebagai fasitator.
dikarenakan keterlibatan orang tua baik
Pendekatan
pembelajaran
disekolah maupun di rumah adalah
BCCT lebih dikenal dengan sistim
merupakan faktor yang penting dalam
pembelajaran
hal ini Martini (2006) menyampaikan:
menggunakan prinsip yang terpusat dan
"Usaha Pendidikan di Sekolah Dasar,
fokus
dalam
merupakan kesempatan pertama yang
kecil.
Pendekatan
baik untuk
anak
bertujuan untuk membangun segenap
sekolah ".Memang hubungan antara
potensi anak agar tumbuh dan akalnya
sekolah dengan rumah merupakan faktor
berfungsi secara positif dan optimal.
yang
Pendekatan
membina
ikut
pribadi
menentukan
berhasilnya
sentra
dengan
lingkungan-lingkungan pembelajaran
sentra
dapat
ini
memberi
pendidikan anak dan dalam hubungan
kesempatan pada anak untuk berpikir
antara keduanya mempunyai arti saling
secara divergen
pengertian dan bekerja sama yang baik.
itu pendekatan sentra dapat memberi
Anak adalah amanah yang diberikan
kesempatan anak untuk mengeksplor
oleh Alloh SWT, maka orang tua harus
potensi masing-masing anak dengan
memiliki
lebih luas (Gautama, 2006).
kepedulian
yang
tinggi
terhadap kecerdasan anak-anaknya.
Pendekatan
Mengembangkan potensi-potensi tersebut
banyak
dilakukan
cara
sebagai
mengembangkan
yang
contoh potensi
atau menyebar, selain
pembelajaran
BCCT terbagi atas beberapa sentra yaitu
bisa
persiapan, balok, peran, imtaq, bahan
untuk
alam dan masih bisa ditambahkan lagi
sosial
sesuai
dengan
kebutuhan.
Untuk
emosional dan ketrampilan hidup atau
mengembangkan potensi agama dan
kemandirian
salah
moral,
pendekatan
metode BCCT (Beyond
Center
and
satunya
Circles
Time)
dengan
yang
menerapkan konsep pijakan atau tahapan
sosial
emosional
serta
ketrampilan hidup atau kemandirian bisa diterapkan disemua sentra dan disemua pijakan yaitu
pijakan sebelum main,
istirahat dan pijakan setelah main karena
bantuan dari orang lain karena anak
merupakan
sudah
pembiasaan-pembiasan
prilaku yang nantinya diharapkan bisa
mampu
mengendalikan
emosinya sendiri.
membentuk kematangan emosi anak
2. Orang tua
(Wiyani, 2014)
Sebagai upaya untuk memberikan wawasan kepada orang tua dalam
1.2
Rumusan Masalah Apakah
ada
memberikan pendidikan pada anak hubungan
antara
harus disesuaikan dengan tingkat
kematangan emosi anak usia dini dan
usia
metode BCCT (Beyond Center and
dan
sehingga
Circles Time) ditinjau dari pemahaman
perkembangan anak
merasa
anak senang
dalam belajar.
orang tua di PAUD Pelangi dan Mega
3. Guru
Buana Samarinda
Sebagai masukan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran dan
1.3
Tujuan Penelitian Untuk
media pendidikan yang tepat yang
mengetahui
sejauh
mana
mendukung
hubungan antara kematangan emosi
4. Peneliti selajutnya
(Beyond Center and Circles Time)
Sebagai bahan pertimbangan dan
ditinjau dari pemahaman orang tua di Pelangi
dan
Mega
referensi
Buana
ketika
mereka
akan
memilih variabel penelitian yang
Samarinda.
1.4
emosi
anak.
anak usia dini dan metode BCCT
PAUD
kematangan
serupa.
Manfaat Penelitian 1. Untuk siswa Sebagai upaya untuk melatih anak mengembangkan
potensi
yang
sudah ada didalam dirinya sebagai anugrah
Tuhan
sehingga
mampu
melayani
sendiri
tanpa
anak
kebutuhannya
selalu
meminta
2.
Landasan Teori
2.1
Kematangan Emosi Kata
emosi
ini
tentunya
sangat
faamiliar di benak kita, bahkan hampir setiap
hari
kita
mengucapkan
atau
mendengarkan kata tersebut. Sebenarnya apa itu emosi? Emosi secara bahasa berarti luapan perasaan yang berkembang
dan
surut
dalam
singkat.Emosi
waktu
pada
yang
umumnya
seperti kecewa, sedih, benci dan takut merupakan emosi negatif.
berlangsung dalam waktu yang relatif
Pada
kesehariannya
individu
singkat yang menjadikan emosi berbeda
dilingkupi oleh emosi positif maupun
dengan mood.Mood merupakan suasana
emosi negatif. Tidak akan pernah ada
hati yang umumnya berlangsung lebih
sejarahnya seseorang yang kehidupannya
lama dari emosi, tetapi intensitasnya
selalu
kurang jika dibandingkan dengan emosi.
mungkin selalu dilingkupi emosi negatif.
Misalnya
Allah
jika
seseorang
mengalami
dilingkupi
SWT
emosi
positif
menciptakan
atau
semuanya
kebencian (emosi) kebencian tersebut
berpasang-pasangan, ada laki-laki maka
tidak segera hilang begitu saja, tetapi
ada perempuan, ada kanan maka ada kiri,
masih terus berlangsung dalam jiwa
dan ada emosi positif maka ada emosi
seseorang, hal inilah yang dimaksud
negatif.Itu semua merupakan ketentuan
dengan mood, bahkan kata mood ini juga
dari Allah SWT. Hal ini dikuatkan oleh
sering digunakan dalam kehidupan sehari-
adanya firman Allah SWT berikut ini :
hari (Yahya, 2011;59).
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit
Emosi juga dapat berarti keadaan dan
dan
menanggis
banyak,
sebagai
reaksi psikologis serta fisiologis seperti
pembalasan dari apa yang selalu mereka
kegembiraan,
kerjakan” (QS. At-Taubah : 82)
kesedihan,
keharuan,
kecintaan dan termasuk kemarahan. (Alwi,
“Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
2012;298). Mudahnya secara bahasa emosi
tertawa dan bergembira ria dan banyak
berarti
melingkupi
(pula) muka pada hari itu tertutup debu
seseorang pada suatu waktu.Ada perasaan
dan ditutup oleh kegelapan” (QS.‘Abasa :
senang, suka, benci, marah, gembira,
38-41)
kecewa,
lain
Sementara itu Aliah B. Purwakania (2014)
yang
membagi emosi menjadi dua macam yaitu
perasaan
takut,
sebagainya.Berbagai
yang
cemas
dan
perasaan
diharapkan oleh manusia seperti rasa
1. Emosi Primer
senang, suka, dan gembira merupakan
Emosi primer ini merupakan emosi
emosi positif.Sementara berbagai perasaan
dasar manusia yang dianggap terberi
yang tidak diharapkan oleh manusia
secara biologis.Jadi emosi ini telah terbentuk
sejak
awal
kelahiran
manusia.Emosi primer tersebut seperti
hubungan anatara dirinya dan orang
gembira, sedih, marah dan takut.
lain.
2. Emosi Sekuder Menurut Abraham Maslow (2010),
Emosi sekunder merupakan emosi yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan
emosi
sekunder.Emosi
sekunder adalah emosi-emosi yang mengandung
kesadaran
diri
atau
evaluasi diri sehingga pertumbuhannya tergantung
pada
perkembangan
kognitif atau intelektual seseorang. Berbagai emosi sekunder, seperti malu, iri hati, dengki, sombong, angkuh, bangga, kagum, takjub, cinta, benci, bingung,
terhina,
sesal,
mandiri,
toleran, patuh, simpati, empati dan
potensi
yang
dimilikinya
Berdasakan diskripsi diatas, emosi diartikan
sebagai
perasaan
individu, baik berupa perasaan positif maupun
perasaan
negatif
sebagi
respons terhadap suatu keadaan yang melingkupinya akibat dari adanya hubungan
antara
dirinya
dengan
individu lainnya dan dengan suatu kelompok. Jadi perkembangan emosi anak usia dini dapat didefinisikan sebagai perubahan perasaan positif maupun negative pada anak usia 0-6 tahun sebagai akibat dari adanya
yaitu
sisi
perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan´ atau sakit´ seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah sakit´
tersebut
sembuh,
yaitu
bagaimanamanusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya
lainnya.
dapat
yang terpenting dalam melihat manusia adalah
kemampuan
pada
positif
meningkatkan
pembangunan
ini.
Intinya
kualitas
adalah
ketrampilan
interpersonal dalam kehidupan sehari-hari melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik
humanistik,
bahwapendekatan
ini
tampak mengedepankan
pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freud
melihat emosi sebagai hal yang
mengganggu
perkembangan,
sementara
humanistik melihat keuntungan pendidikan emosijadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena
berpikir
dan
merasakan
saling
beriringan, mengabaikan pendidikan emosi
menginginkan kebutuhan yang terletak di
sama dengan mengabaikan salah satu potensi
atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras
terbesar
belajar
aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan
mendapat
manusia menurut Maslow ini mempunyai
manusia.
menggunakan
Kita
dapat
emosi kita dan
keuntungan daripendekatan humanistik ini
implikasi
sama
diperharikan
seperti
yang
kita
dapatkan
dari
pendidikan yang menitik beratkan kognisi.
yang oleh
penting guru
yang pada
harus
waktu
ia
mengajar anak-anak. Iamengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin
Teori
Abraham
Maslow
(2010)
didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
berkembang kalau kebutuhan dasar siswa belum terpenuhi.
individu ada dua hal, yaitu suatu usaha yang positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan
atau
menolak
Menurut Maslow, suatu kebutuhan
perkembangan
hanya dapat dipuaskan bila kebutuhan yang
itu.Maslow mengemukakan bahwa individu
pada tingkatan yang lebih rendah telah
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
terpenuhi, yang diatur dalam suatu hirarki
kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri
yang disebut prepotensi. Misalnya, seseorang
masing-masing orang mempunyai berbagai
tak
perasaan takut seperti rasa takut untuk
aktualisasi diri (pengembangan diri) bila taraf
berusaha
pertama yang paling fundamental, yakni
atau
berkembang,
takutuntuk
akan
berhasil
memenuhi
kebutuhan
mengambil kesempatan, takut membahayakan
kebutuhan
apa yang sudah ia miliki dan sebagainya,
minuman, dan sandang) tidak terpenuhi.
tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
Kebutuhan tersebut harus dapat dicapai agar
dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan,
kebutuhan-kebutuhan individu lainnya dapat
keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
dipuaskan, dan dimulai dari kebutuhan dasar
kemampuan,
(fisiologis).
ke
arahkepercayaan
diri
fisiologis
(seperti
makanan,
menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerimadiri sendiri(self). Maslow membagi
kebutuhan-kebutuhan
(needs)
manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat
Yang paling penting dilakukan adalah berusaha untuk kebutuhan.Kebutuhan-kebutuhan
manusia memenuhi tersebut
bersifat hirarki/bertingkat. Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi yang
dapat mempengaruhi perilaku.Adapun teori
orang
kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut:
memiliki teman dekat dan kenalan. Rasa
lain, memiliki
kelompok, dan
memiliki dicapai melalui 1. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan
komitmen
Phisiological (Physiological
Needs), merupakan kebutuhan pada tingkat yang
paling
dasar, seperti air, makanan, dan udara. Kebutuhan ini harus terpuaskan bagi setiap orang jika tidak maka orang akan terus berusaha untuk memenuhinya.
keamanan, yang
biasanya dalam
keadaan
darurat. Orang berupaya menghindar atau dan akan meninggalkan
harta berharga untuk menyelamatkan hidup mereka.
Kebutuhan
keamanan juga diwujudkan dalam kegiatan seperti uang,
menyimpan mengamankan pekerjaan,
dan mengambil polis asuransi.
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa kebutuhan
memiliki
ke gereja, mesjid, dan
sejenisnya. 4. Kebutuhan harga diri Kebutuhan harga diri terdiri dari dalam diri sendiri dan dihargai orang lain. Kebutuhan ini
tampak
dalam
diri, kemampuan kerja dan pengakuan dari orang lain. Empat
kebutuhan
kebutuhan
pertama dari
tingkat
disebut “deprivation
needs”.
Kurangnya kepuasan akan
empat
kebutuhan
orang
ini akan memotivasi
untuk memuaskan mereka. Kekurangan parah berkepanjangan
atau dapat
menyebabkan masalah mental. 5. Aktualisasi Diri
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
aman terpenuhi,
klub,
tinggi, kepercayaan
melibatkan rasa aman di lingkungannya,
melarikan diri
pribadi, kelompok
keinginan untuk berprestasi
2. Kebutuhan Keamanan Kebutuhan
relawan,
pernikahan,
untuk rasa
(cinta) menjadi
penting. Kebutuhan ini melibatkan memiliki hubungan dengan
Tingkat tertinggi adalah aktualisasi diri, atau pemenuhan diri.Perilaku dalam hal ini tidak digerakkan atau dimotivasi oleh kekurangan melainkan keinginan seseorang untuk mengembangkan diri dan kebutuhan untuk menjadi lebih mampu dalam segala hal. (Schunk,2009)
Meskipun kebanyakanorang melampau i “deprivation needs” dan berusaha ke arah aktualisasi sepenuhnya
diri beberapa mencapai
populasi .Maslow
menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi
harus
melukis,
bermusik, dan
nya sendiri.
orang pernah tingkat tersebut -
mungkin 1% dari
tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-
seniman
penyair
harus harus
menulis.”Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan.Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika
Perkembangan Emosi pada anak a. Usia antara 3 sampai 5 tahun Tujuan
fase
ini
adalah
anak
mempelajari kemampuan untuk mengambil inisiatif sendiri. Di sisni anak mulai belajar dan mengembangkan beberapa ketrampilan sosial. Akan bertambah pemahamannya terhadap diri sendiri, pemikiran, masa, hubungan berusaha
sosial, untuk
kemampuan
baru
dan menguji dalam
bahasa.
Anak
kemampuankondisi
dan
suasana yang beragam. Yang penting kita perhatikan pada fase ini ádalah kemampuan anak untuk bermain imajiner yang tidak ada dalam kenyataan. Fenomena ini mungkin muncul pada masa
ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
pra sekolah. Dalam benak si anak sahabat Maslow (2010) percaya bahwa satu-
imajiner ini mempunyai kemampuan luar
satunya alasan bahwa orang tidak akan
biasa yang memungkinkannya membantu si
bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri
anak mewujudkan semua keingginannya.
adalah karena kendala ditempatkan di jalan
Di sini mulai tampaklah kemampuan anak
mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa
untuk bergurau dan melucu, serta mulai
pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia
mampu merasakan apa yang dirasakan oleh
merekomendasikan cara pendidikan dapat
orang lain.
beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik
Pada fase ini untuk pertama kali anak
untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow
mampu memahami bahwa suatu peristiwa
menyatakan
bisa menimbulkan reaksi emosional.
bahwa
pendidik
harus
menanggapi potensi individu telah untuk
Yang
berbeda
Misalnya
pada
suatu
beberapa
orang.
pertandingan
akan
semakuin tua umur seseorang maka akan semakin matang pula EQ-nya.
membuat si pemenang merasa senang dan si kalah akan sedih.
Langkah-langkah
Tantangan terbesar yang dihadapi anak
emosi pada anak :
pada fase ini ádalah bagaimana menjalin
1. Menyadari emosi anak
hubungan pertemanan yang baik dengan
2. Mengenali emosi sebagai peluang untuk
anak lain. Di sini anak mulai menjalin hubngan pertemanan dan mengembangkan kemampuan mengetahui skala prioritas dalam pertemanan tersebut.
melatih
menjadi akrab dan untuk mengajar 3. Mendengarkan dengan penuh empati dan menegaskan perasaan-perasaan si anak
emosi-emosi dengan kata-kata
Pada fase ini anak mempelajari kaidah dan yang
dalam
4. Menolong si anak untuk memberi label
d. Usia anatara 5 sampai 12 tahun
aturan
penting
5. Menentukan batas-batas sambil menolong
mengendalikan
suatu
mempelajari
konsep
Beberapa ahli psikologi menyebutkan
keadilan dan rahasia. Di usia lima tahun
adanya beberapa faktoryang mempengaruhi
anak mulai mampu mejaga rahasia. Ini
perkembangan kematangan emosiseseorang
adalah
(Astuti, 2006), yaitu:
pekerjaan.
Anak
ketrampilan
yang
menuntut
kemampuan menyembunyikan informasiinformasi secara terarah dan sensitif.
si anak memecahkan masalahnya.
1. Pola asuh orangtua. Pola asuh orang tua terhadap anak
Jika fase ini dilalui secara alamiah dan
bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut
sehat anak akan mencapai usia enam tahun.
apa yang dianggap terbaik oleh dirinya
Akan memiliki keterikatan yang baik
sendiri saja, sehingga ada yang bersifat
dengan kedua orang tuanya dan dalam
otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh,
batas-batas tertentu akan terhindar dari
tetapi ada juga dengan penuh cinta kasih.
ketakutan
dan
memahami perasaannya,
kegoncangan.
dengan
baik serta
Ia
akan
Perbedaan pola asuh dari orang tua seperti
emosi
dan
ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan
mampu
perkembangan emosi peserta didik.
mengungkapkannya dengan bahasa yang
Keluarga merupakan lembaga pertama
tepat. EQ manusia akan terus berkembang
dan utama dalam kehidupan anak, tempat
sampai umur 40 sampai 50 tahun artinya
belajar
dan
menyatakan
diri
sebagai
mahluk sosial, karena keluarga merupakan
emosi ini dimulai pada saat-saat paling
kelompok sosial yang pertama tempat anak
awal dalam rentang kehidupan manusia,
dapat berinteraksi. Dari pengalamannya
yaitu pada masa bayi.
berinteraksi di dalam keluarga ini akan menentukan
pula
pola
perilaku
anak
Idealnya orangtua akan mengambil bagian
dalam
pendewasaan
anak-anak
tehadap orang lain dalam lingkungannya.
karena dari kedua orangtua anak akan
Dalam pembentukan kepribadian seorang
belajar mandiri melalui proses belajar
anak, keluarga mempunyai pengaruh yang
sosial dengan modelling (Andayani dan
besar. Banyak faktor dalam keluarga yang
Koentjoro, 2008). Pengalaman traumatik.
ikut berpengaruh dalam perkembangan
Kejadian-kejadian
kepribadian seorang anak, salah satu faktor
dapat mempengaruhi perkembangan emosi
tersebut
orangtua
seseorang, dampaknya jejak rasa takut dan
(Husana, 2013). Pengasuhan ini berarti
sikap terlalu waspada yang ditimbulkan
orangtua
dapat berlangsung seumur hidup. Kejadian-
adalah
pola
mendidik,
mendisiplinkan
serta
asuh
membimbing,
dan
melindungi
anak
kejadian
traumatis
sesuai dengan norma-norma yang ada
bersumber
dalam masyarakat (Husana, 2013). Dimana
ataupun
suatu tugas tersebut berkaitan dengan
(Astuti, 2006).
mengarahkan anak menjadi mandiri di masa dewasanya baik secara fisik maupun psikologis
(Andayani
dan
Koentjoro,
2008).
traumatis
dari
masa
tersebut
lingkungan
lingkungan
di
lalu
dapat keluarga
luar
keluarga
2. Temperamen. Temperamen
dapat
didefinisikan
sebagai suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional kita. Hingga tahap
Menurut Goleman (2015) cara orang
tertentu masing- masing individu memiliki
tua memperlakukan anak-anaknya akan
kisaran emosi sendiri-sendiri, temperamen
memberikan akibat yang mendalam dan
merupakan
bawaan
permanen pada kehidupan anak. Goleman
merupakan
bagian
(2015) juga menemukan bahwa pasangan
mempunyai kekuatan hebat dalam rentang
yang secara emosional lebih terampil
kehidupan manusia (Astuti, 2006).
merupakan pasangan yang paling berhasil dalam
membantu
anak-anak
sejak dari
lahir,
genetik
dan yang
3. Jenis kelamin
mereka
Perbedaan jenis kelamin memiliki
mengalami perubahan emosi. Pendidikan
pengaruh yang berkaitan dengan adanya
perbedaan hormonal antara laki- laki dan
bagian-bagian
perempuan, peran jenis maupun tuntutan
mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak
sosial yang berpengaruh pula terhadap
seimbang. Ketidak seimbangan tubuh ini
adanya
sering
perbedaan
karakteristik
emosi
diantara keduanya (Astuti, 2006).
tertentu
mempunyai
saja
akibat
yang
yang
tidak
terduga pada perkembangan emosi peserta
4. Usia perkembangan kematangan emosi
didik. Tidak setiap peserta didik dapat
yang dimiliki seseorang sejalan dengan
menerima perubahan kondisi tubuh seperti
pertambahan usianya.
ini,
lebih-lebih
perubahan
tersebut
Hal ini dikarenakan kematangan emosi
menyangkut perubahan kulit yang menjadi
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan
kasar dan penuh jerawat. Hormone-hormon
kematangan fisiologis seseorang. Ketika
tertentu mulai berfungsi sejalan dengan
usia semakin tua, kadar hormonal dalam
perkembangan alat kelaminnya sehingga
tubuh
dapat menyebabkan rangsangan di dalam
turut
mengakibatkan
berkurang, penurunan
sehingga pengaruhnya
tubuh
peserta
didik
dan
terhadap kondisi emosi (Moloney, dalam
menimbulkan
Puspitasari
perkembangan emosinya.
Nuryoto
2011).
Namun
seringkali
masalah
dalam
demikian, dalam hal ini tidak menutup
6. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya.
kemungkinan seseorang yang sudah tua,
Peserta didik sering kali membangun
kondisi emosinya masih seperti orang muda
interaksi sesame teman sebayanya secara
yang cenderung meledak- ledak. Hal
khas
tersebut dapat diakibatkan karena adanya
melakukan
kelainan- kelainan di dalam tubuhnya,
membentuk emacam geng. Interaksi antar
khususnya kelainan anggota fisik. Kelainan
anggotanya dalam suatu kelompok geng
yang tersebut dapat terjadi akibat dari
biasanya sangat intens serta memiliki
pengaruh
kohesivitas dan solidaritas yang sangat
makanan
yang
banyak
merangsang terbentuknya kadar hormonal. 5. Perubahan jasmani.
dengan
cara
aktivitas
berkumpul bersama
untuk dengan
tinggi. Fakor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah
Perubahan jasmani ditunjukkan dengan
hubungan cinta dengan teman lawan jenis.
adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari
Gejala ini sebenarnya sehat bagi peserta
anggota tubuh. Pada taraf permulaan
didik, tetapi tidak jarang menimbulkan
petumbuhan
konflik atau gangguan emosi pada mereka
ini
hanya
terbatas
pada
jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa.
2.2
7. Perubahan Pandangan Luar.
Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dan Pembelajaran
Ada sejumlah perubahan pandangan
Anak Usia Dini
dunia luar yang dapat menyebabkan konflik
Pendekatan
konflik emosional dalam diri peserta didik,
perbuatan medekati. Pendekatan dalam
yaitu:
proses pembelajaran termasuk faktor yang
a. Sikap dunia luar terhadap peserta didik
turut
sering tidak konsisten
belajar siswa. Pendekatan tersebut bertitik
b. Dunia luar atau masyarakat masih
tolak pada aspek psikologi, dilihat dari
menerapkan nilai-nilai yang berbeda
pertumbuhan dan perkembangan anak,
untukpeserta
didik
laki-laki
dan
perempuan.
menentukan
proses
tingkat
atau
cara,
keberhasilan
kemampuan intektual, dan kemampuan lainnya
c. Seringkali kekosongan peserta didik
adalah
yang
mendukung
kemampuan
belajar. Pendekatan ini dilakukan sebagai
dimamfaatkan oleh pihak luar yang tidak
strategi
bertangung jawab.
memudahkan siswa memahami pelajaran
8. Perubahan Interaksi dengan Sekolah.
yang
dipandang
tepat
untuk
dan juga belajar yang menyenangkan.
Sekolah merupakan tempat pendidikan
Pendekatan BCCT (Beyond Center and
yang sangat diidealkan oleh pererta didik.
Circle Time) merupakan pendekatan dalam
Para guru merupakan tokoh yang sangat
pendidikan anak usia dini yang berfokus
penting dalam kehidupan mereka karena
pada anak. Pembelajarannya berpusat pada
selain
juga
sentra main dan saat anak dalam lingkaran.
merupakan tokoh otoritas bagi para peserta
Sentra main adalah zona atau area bermain
didiknya. Oleh karena itu tidak jarang
anak yang dilengkapi dengan seperangkat
anak-anak lebih percaya, lebih patuh,
alat main yang berfungsi sebagai pijakan
bahkan lebih takut kepada guru daripada
lingkungan
kepada orang tuanya. Posisi guru disini
mendukung anak dalam tiga jenis mainan,
amat strategis apabila digunakan untuk
yaitu main sensorimotor (fungsional), main
pengembangan
melalui
peran dan main pembangunan. Sedangkan
penyampaian materi-materi yang positif
saat lingkaran adalah saat pendidik duduk
dan konstruktif
bersama anak dalam posisi melingkar untuk
tokoh
intelektual,
emosi
guru
anak
yang
diperlukan
untuk
memberikan pijakan kepada anak yang
keputusan
dilakukan sebbelum dan sesudah main.
membuat kesalahan. Setiap perkembangan-
Pendekatan BCCT diyakini mampyu
sendiri
tanpa
jelas,
(multiple intelegent) melalui bermain yang
pendidik
terarah, setting pembelajaran yang mampu
perkembangan anak.
merangsang anak selalu aktif, kreatif dan
Pendekatan
berfikir
dengan
tahu
perkembangan anak dirumuskan secara
merangsang seluruh aspek kecerdasan anak
terus
meski
sehingga
dapat
menjadi
melakukan
ini
acuan
penilaian
dikembangkan
menggali
berdasarkan pada teori perkembangan anak,
pengalamannya sendiri. Anak didorong
teori neuroscience menurut Piaget (2012)
untuk bermain di sentra-sentra kegiatan,
“Anak
sedangkan
sebagai
percobaan dan penelitian sendiri, guru tentu
perancang, pendukung dan penilai kegiatan
saja bisa menuntun anak-anak dengan
anak. Pembelajarannya bersifat individual,
menyediakan bahan-bahan yang tepat tetapi
sehingga
dan
yang terpenting agar anak dapat memahami
dengan
sesuatu ia harus membangun pengertian itu
pendidik
berfungsi
rancangan,
penilaiannya
pun
dukungan,
disesuaikan
tingkatan perkembangan kebutuhan setiap
sendiri
anak.
multiple
seharusnya
ia
mampu
menemukan
intellegence,
melakukan
sendiri,
yang
teori
dipadukan
Semua tahapan perkembangan anak
dengan
pengalaman
dirumuskan secara rinci dan jelas, sehingga
BCCT
mencakup
pendidik punya panduan dalm penilaian
perkembangan anak dengan ciri utama
perkembangan
pemberian
anak.
Kegiatan
pijakan
guru.
Pendekatan
semua
(scaffolding)
aspek
untuk
pembelajarannya tertata dalam urutan yang
membangun
jelas. Dari penataan lingkungan main
pengetahuan
sampai pada pijakan (Scaffe Folding) yang
dikembangkan dalam pendekatan BCCT
terdiri dari empat pijakan yaitu pijakan
mencakup:
lingkungan
Pijakan sebelum main, Pijakan selama anak
main,
pijakan
pengalaman
sebelum main, pijakan pengalaman main setiap anak, dan pijakan pengalaman setelah main (Gautama, 2006).
konsep, aturan, ide, dan anak.
Pijakan
Pijakan
lingkungan
yang
main,
main, Pijakan setelah main. Untuk mendukung pendekatan BCCT maka
dalam
proses
pembelajaran
Setiap anak memperoleh dukungan
diterapkan konsep densitas dan intensitas
untuk aktif, kreatif dan berani mengambil
main. Pendidik, orang tua, dan orang
dewasa di sekeliling anak dipandang
menarik dan menyenangkan bagi anak
sebagai
sangat
selama mereka bermain, Mengembangkan
berbengaruh bagi perkembangan anak.
kecakapan hidup anak, kecakapan hidup
Dalam
ditekankan
diarahkan untuk membantu anak menjadi
bahwa pengalaman main akan tercapai
mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi,
dengan sangat baik bila orang dewasa
dan memiliki ketrampilan dasar yang
mengerti perkembangan anak dan tahap
berguna
bermain anak serta menggunakannya untuk
(Gautama, 2006).
mendukung
Menggunakan berbagai sumber dan media
komponen
pendekatan
anak
yang
BCCT
kearah
keberhasilan
bagi
kehidupannya
kelak
pendidikan di tingkat selanjutnya.
belajar yang ada di lingkungan sekitar,
1. Prinsip Dasar Pendekatan BBCT
dilaksanakan secara bertahap dan berulang-
Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip
didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai
perkembangan
berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan
pendidikan
pembelajaran harus selalu ditujukan pada
mencakup
pemenuhan kebutuhan perkembangan anak
perkembangan.Setiap
kegiatan
secara individu.
sesungguhnya
mengembangkan
Kegiatan
belajar
bermain,
dengan
dilakukan
melalui
bersifat
rangsangan
menyeluruh
semua
aspek
dapat
perkembangan.
yang aspek anak
Tugas
yang
pendidik adalah memfasilitasi agar semua
menyenangkan dapat merangsang anak
aspek perkembangan dapat berkembang
untuk
secara optimal.
melakukan
menggunakan
bermain
berbagai
anak,
eksplorasi
benda-benda
dengan
yang
ada
a. Tahap perkembangan anak
disekitarnya, sehingga anak menemukan
Anak tumbuh menjadi lebih besar dan
pengetahuan
yang
berkembang menjadi lebih pintar dalam
munculnya
aspek agama dan moral, fisik, bahasa,
kreativitas dan inovasi, kreativitas dan
sosial emosonal, berpikir/kognisi, seni
inovasi tercermin melalui kegiatan yang
dan
membuat anak tertarik, fokus, serius dan
dalam
konsentrasi, Menyediakan lingkungan yang
perkembangannya anak melalui tahapan
mendukung proses belajar, lingkungan
yang menuju ke atas. Setiap tangga
harus diciptakan menjadi lingkungan yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda.
dimainkannya,
dari
benda-benda
Merangsang
ketrampilan
hidup/kemandirian.
pertumbuhan
dan
kemampuan pada tahap yang lebih awal
terbaik anak untuk belajar. Dalam belajar
menjadi dasar untuk mengembangkan
itulah anak belajar melalui proses berbuat
kemampuan di tahap yang lebih tinggi.
dan menyentuh langsung obyek-obyek
karena itu pembelajaran anak usia dini
yang nyata.
harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan
anak,
supaya
anak
Adapun tujuan dari pendekatan BCCT adalah untuk merangsang seluruh aspek
mendapatkan dasar yang kokoh untuk
kecerdasan
mencapai kemampuan yang lebih tinggi.
melalui
untuk mengetahui tahap perkembangan
diciptakannya setting pembelajaran yang
anak dapat dilihat pada “peraturan
merangsang anak untuk saling aktif, kreatif,
mentri dinas pendidikan no 58 tahun
dan
2009”.
pengalamannya sendiri (bukan sekedar
1. Tujuan
Pendekatan
BCCT
(Beyond
Usia dini merupakan masa emas dalam anak
age).Perkembangannya rangsangan
dari
bermain
terus
berfikir
mengikuti
dan
menggali
meniru
atau
Kecerdasan menurut Howartd Gardner (Haryanto, 2010) didefinisikan sebagai
memerlukan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi
dalam
kemampuan
perkembangan
persoalan-persoalan
program
terarah
dengan
perintah,
rangsangan dari lingkungan menyebabkan
Melalui
yang
intelligent)
(golden
lingkungan.Kurangnya
anak
(multiple
menghafal).
Center dan Circle Time)
perkembangan
anak
kurang pendidikan
optimal.
kehidupan
untuk
nyata,
menghasilkan baru
untuk
kemampuan
untuk
yang
diselesaikan,
dirancang dengan baik, anak akan mampu
menciptakan
mengembangkan segenap potensi yang
menimbulkan penghargaan dalam budaya
dimiliki baik dari aspek fisik, sosial, emosi,
seseorang.
kepribadian dan lain-lain (Gautama, 2006). Menurut teori konstruktivisme anak
dan
sesuatu
Howard
Gardner
yang
dalam
akan
bukunya
“Frames of Mind” yang dikutip oleh
harus dilibatkan dalam proses belajar.
Haryanto
Proses belajar harus menyenangkan bagi
kecerdasan manusia yang dikenal dengan
anak dan memungkinkan anak berinteraksi
Theory of Multiple Intelligence.Yaitu :
secara
a. Kecerdasan
aktif
dengan
lingkungannya.
Bermain merupakan media sekaligus cara
(2010)
terdapat
Sembilan
linguistik(linguistic
intelligence) yang dapat berkembangan
jika
dirangsang
mendengarkan,
melalui
berbicara,
membaca,
menulis,
berdiskusi dan bercerita.
hujan, angina, banjir, pelangi, siang malam,
panas
dingin,
bulan
dan
matahari.
b. Kecerdasan logika matematik (logico-
g. Kecerdasan interpersonal (interpersonal
mathematical intelligence) yang dapat
intelligence) yaitu kemampuan untuk
dirangsang
kegiatan
berhubungan antar manusia (berkawan)
bentuk,
yang dapat dirangsang melalui bermain
menganalisis data, dan bermain dengan
dengan teman, bekerjasama, bermain
kata-kata.
peran, dan memecahkan masalah serta
melalui
menghitung,
membedakan
c. Kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence) yaitu kemampuan ruang
menyelesaikan konflik. h. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal
yang dapat dirangsang melalui bermain
intelligence)
balok-balok,
memahami diri sendiri yang dapat
bentuk-bentuk
melengkapi
puzzle,
geometri
menggambar,
dirangsang
yaitu
kemampuan
melalui
pengembangan
melukis, meninton film maupun bermain
konsep diri, harga diri, mengenal diri
dengan gaya khayal (imajinasi).
sendiri, percaya diri, termasuk control
d. Kecerdasan musical (musical/rhythmic intelligence)
yang dapat dirangsang
diri dan disiplin. i. Kecerdasan
spiritual
(spiritual
melalui irama, nada, birama, berbagai
intelligence)
bunyi dan bertepuk tangan.
mengenal dan mencintai Tuhan. Dapat
e. Kecerdasan
kinestetik
(bodity/kinesthetic intelligence) dapat
dirangsang
melalui
yang
gerakan,
yautu
kemampuan
dirangsang melalui penanaman nilainilai moral dan agama. Dengan permainan-permainan
yang
tarian, olahraga, dan terutama gerakan
telah disusun di dalam sentra, diharapkan
tubuh.
mampu
f. Kecerdasan
natiralis
(naturalist
meningkatkan
kecerdasan
dan
seluruh
aspek
kreativitas
serta
intelligence) yaitu mencintai keindahan
kemampuan anak.Kecerdasan anak dapat
alam.
melalui
dirangsang melalui kegiatan bermain dan
bercocok
segala aktifitas yang dilakukannya dalam
tanam, memelihara binatang, termasuk
sentra. Karena dengan bermain itulah anak
mengamati
menikmati kegiatan belajarnya sehingga
Dapat
pengamatan
dirangsang lingkungan,
fenomena
alam
seperti
anak akan lebih mudah mengingat apa yang telah dipelajarinya. 2. Prinsip
sebagai
Dasar
Pendekatan
BCCT
Pendekatan
BCCT yang
satu
pembelajaran
kesatuan untuk
proses
mendukung
kegiatan anak di rumah.
(Beyond Center and Circle Time)
pendekatan
f. Melibatkan orang tua dan keluarga
merupakan
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip
memperhatikan
di atas dan mempraktekkannya dalam
perkembangan anak. Agar potensi yang
kegiatan
dimiliki anak dapat berkembang secara
bahwa pertumbuhan dan perkembangan
optimal,
anak akan lebih optimal.
maka
perlu
memperhatikan
prinsip-prinsip dasar pendekatan BCCT yaitu :
pembelajaran,
3. Proses
maka
diyakini
Pembelajaran
dengan
Pendekatan BCCT (Beyond Center and
a. Keseluruhan
proses
pembelajarannya
Circle Time)
berdasarkan pada teori dan pengalaman empirik.
Pembelajaran
merupakan
proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
b. Setiap proses pembelajarannya harus
oleh
pihak
guru
sebagai
pendidik,
ditujukan untuk merangsang seluruh
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
aspek kecerdasan anak melalui bermain
didik. Agar pembelajaran dapat berjalan
yang terencana dan terarah dengan
sesuai tujuan yang akan dicapai, maka
dukungan pendidik dalam bentuk empat
harus
jenis pijakan.
dalam proses pembelajarannya. Sedangkan
c. Menempatkan main
penataan
sebagai
pijakan
lingkungan awal
yang
memperhatikan
langkah-langkah
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan BCCT (Beyond Center and
merangsang anak untuk aktif, kreatif,
Circle Time) sebagai berikut :
dan terus berfikir dengan menggali
a. Penataan lingkungan main.
pengalamannya sendiri.
Penataan
d. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran. e. Mempersyaratkan
main
harus
disesuaikan dengan rencana dan jadwal kegiatan yang sudah tersusun. Alat dan
dan
bahan main yang akan digunakan juga
pengelola program untuk mengikuti
harus disesuaikan dengan tujuan yang
pelatihan
ingin dicapai anak selama bermain di
sebelum
pendekatan ini.
pendidik
lingkungan
menerapkan
lingkungan main tersebut.
b. Penyambutan anak.
pembiasaan tata cara makan yang baik.
Pendidik menyambut kedatangan anak.
Sebelum
Anak diarahkan untuk bermain bebas
mengecek apakah ada anak yang tidak
dahulu dengan teman-temannya yang
membawa bekal.Jika ada tanyakan siapa
sudah dating sambal menunggu kegiatan
yang mau memberikan sedikit makanan
dimulai
untuk
c. Main pembukaan.
makan
bersama
temannya
pendidik
(konsep
berbagi).Setelah selesai makan, libatkan
Pendidik menyiapkan anak-anak dalam
anak
lingkaran dan menyebutkan kegiatan
makanannya dan membuang sampah
pembuka yang akan dilakukan.
pada tempatnya.
d. Transisi
untuk
merapikan
tempat
g. Kegiatan penutup
Setelah bermain pembukaan selesai
Kegiatan penutup dilakukan dengan
kemudian anak-anak diberi waktu untuk
mengumpulkan anak dalam lingkaran
pendinginan dengan cara bernyanyi
serta mengajak anak untuk bernyanyi,
dalam lingkaran atau pun bermain.
kemudian
Tujuannya agar anak kembali tenang.
rencana kegiatan minggu depan dan
e. Kegiatan
inti
di
masing-masing
pendidik
menyampaikan
menyarankan anak untuk bermain yang
kelompok.
sama
Dalam kegiatan inti ini terdapat tiga
meminta
pijakan
yaitu
pijakan
pengalaman
memimpin berdoa.
sebelum
main,
pijakan
pengalaman
Materi pembelajaran atau sentra yang
selama main, dan pijakan pengalaman
dikembangkan melalui pendekatan BCCT
setelah main.Setelah melakukan tiga
(Beyond Center and Circle Time) antara lain :
pijakan tersebut pendidik melakukan
a. Sentra bahan alam
kegiatan
menanyakan
kembali
dirumah.
Pembelajaran
salah
ini
Kemudian satu
anak
bertujuan
pendidik untuk
untuk
(recalling) untuk melatih daya ingat
memberikan pengalaman pada anak untuk
anak dan melatih anak mengemukakan
bereksplorasi dengan berbagai materi dan
gagasan dan pengalaman bermainnya.
mengenal konsep kering basah.Bahan-
f. Makan bekal bersama
bahan yang digunakan berhubungan dengan
Usahakan agar setiap pertemuan ada
alam.Dengan bermain di sentra ini anak
kegiatan
diharapkan dapat testimulasi aspek motoric
makan
bersama
sebagai
halusnya secara optimal, dan mengenal
permainan
sains sejak dini.
pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara
b. Sentra bermain peran
yang
yang
dapat
menyenangkan
mendukung
dan
anak
dapat
Pembelajaran pada sentra bermain peran
memilih permainan yang diminati. Dengan
lebih berfokus pada perkembangan Bahasa
bermain di sentra ini anak diharapkan dapat
dan interaksi sosial.Dengan bermain di
berfikir teratur, senang membaca, menulis
sentra ini anak terbiasa untuk berfikir
dan menghitung.
secara sistematis dan diharapkan anak
e. Sentra seni
dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan
Pembelajaran di sentra ini memberikan
teman
kesempatan
dan
lingkungan
sekitar
serta
pada
anak
untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa
mengembangkan berbagai ketrampilan dan
secara optimal.
kreatifitas. Anak diajak untuk menciptakan
c. Sentra balok
kreasi tertentu yang akan menghasilkan
Pembelajaran pada sentra ini membantu
sebuah karya.
anak untuk mempresentasikan ide ke dalam
f. Sentra agama
bentuk yang nyata (bangunan). Penekanan
Pembelajaran pada sentra ini memberikan
sentra ini pada start dan finish, dimana anak
kesempatan
mengambil balok sesuai kebutuhan dan
mengembangkan kecerdasan jamak dimana
mengembalikan
mengklasifikasi
kegiatan main lebih menitikberatkan pada
berdasarkan bentuk balok. Dengan bermain
kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak
di sentra ini anak diharapkan dapat berfikir
difasilitasi dengan kegiatan bermain yang
tipologi, mengenal ruang dan bentuk
memfokuskan pada pembiasaan beribadah
sehingga dapat mengenal bentuk-bentuk
dan mengenal huruf hijaiyah dengan cara
geometri
bermain sambal belajar.
yang
dengan
sangat
berguna
untuk
pengembangan dasar matematika.
Di
kepada
dalam
anak
masing-masing
untuk
sentra
tersebut terdapat berbagai macam bahan d. Sentra persiapan
dan alat permainan yang digunakan sebagai
Pembelajaran pada sentra ini memberi
media
kesempatan
untuk
pembelajaran di dalam sentra dan untuk
mengembangkan pengalaman keaksaraan.
mendukung semua aspek kecerdasan dan
Di sentra ini anak difasilitasi dengan
perkembangan anak.
pada
anak
bermain
anak
selama
proses
diketahui beberapa bagian dari grafik 2.3
dengan kejadian atau peristiwa.
Pemahaman Orang Tua Siswa dan
3. Tingkat Tinggi
Guru Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata ”Faham”
Pemahaman
ekstrapolasi
dengan
yang
ekstrapolasi yang diharapkan seseorang
memiliki arti tanggap, mengerti benar,
mampu melihat di balik, yang tertulis
pandangan, ajaran. Disini ada pengertian
dapat membuat ramalan konsekuensi
tentang pemahaman yaitu: kemampuan
atau dapat memperluas resepsi dalam
memahami arti suatu bahan pelajaran,
arti waktu atau masalahnya.
seperti menafsirkan , menjelaskan atau
Untuk mengetahui pemahaman siswa
meringkas
aatau
merangkum
suatu
terhadap pelajaran yang disampaikan guru
pengertian kemampuan macam ini lebih
dalam
tinggi dari pada pengetahuan.Pemahaman
diperlukan
juga merupakan tingkat berikutnya dari
pemahaman.
tujuan ranah kognitif berupa kemampuan
pemahaman dapat diberikan dalam bentuk
memahami
gambar,
pelajaran
atau
mengerti
yang
dipelajari
tentang tanpa
isi
proses
belajar-mengajar,
adanya
penyusunan
Adanya
denah,
maka
item tes
sebagaian
diagram,
dan
item
grafik,
perlu
sedangkan bentuk dalam tes objektif biasanya
atau
digunakan tipe pilihan ganda dan tipe benar-
memperhubungkannya dengan isi pelajaran
salah. Hal ini dapat dijumpai dalam tes
lainnya. Dan pemahaman ini dapat dibagi 3
formatif, subformatif, dan sumatif.
mempertimbangkan
kategori yaitu:
Jadi dari pengertian tentang pemahaman
1. Tingkat Rendah
siswa diatas dapat disimpulkan bahwa setiap
Pemahaman terjemah mulai dari terjemahan semisal,
dalam
Bahasa
arti asing
sebenarnya dan
bahasa
Indonesia. 2. Tingkat Menangah Pemahaman penafsiran, bagian-bagian
yang
yakni
memiliki
menghubungkan
terdahulu
dengan
siswa
mengerti
serta
mampu
untuk
menjelaskan kembali dengan kata-katanya sendiri
materi
pelajaran
disampaikan
guru,
menerapkan
kedalam
yang
bahkan
telah mampu
konsep-konsep
lain
dalam standarisasi master learning. Disini ada pengertian tentang Master Learning yang diantaranya : Master Learning yaitu penguasaan secara keseluruhan bahan
yang dipelajari (yang diberikan guru) untuk
3.
Metode Penelitian
siswa, ini yang sering disebut dengan ”Belajar
3.1
Subyek Penelitian
Tuntas”.
1. Populasi
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Menurut
Hadi
(2010)
populasi
Pemahaman Diri
adalah keseluruhan individu yang akan
Pemahaman diri siswa dipengaruhi oleh dua
diselidiki, mempunyai satu sifat yang
faktor utama yaitu faktor dari dalamdiri siswa
sama
dan faktor yang datang dari luar diri siswa
penelitian yang hendak digeneralisaikan.
atau
Slameto
Populasi dalam penelitian ini adalah
(2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa PAUD Pelangi dan Mega Buana
pemahaman diri adalah :
Samarinda
faktor
lingkungan.Menurut
1. Faktor-faktor Internal
dan
diperoleh
dari
subyek
2. Sampel
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) b.Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) c. Kelelahan
Sampel adalah bagian dari populasi. Penelitian ini dikenakan kepada seluruh anggota populasi dengan mengambil sampels ejumlah 100 subyek dimana
2. Faktor-faktor Eksternal
yang menjadi subyek.
a.Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi
Metode yang digunakan adalah
antar anggota keluarga, suasana rumah,
tehnik proporsional random sampling.
keadaan ekonomi keluarga, pengertian
Menurut Surtisno Hadi (2010) alasan
orang tua, latar belakang kebudayaan)
penulis menggunakan random sampling
b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum,
ini adalah memberikan peluang yang
relasi guru dengan siswa, relasi siswa
sama bagi setiap anggota populasi untuk
dengan siswa, disiplin sekolah, alat
dipilih menjadi sampel. Selain hal
pelajaran,
tersebut,
sekolah,
standar
ukuran,
keadaan
mengatakan suatu cara disebut random
gedung, metode pemahaman diri, tugas
apabila peneliti tidak memilih - milih
rumah)
individu yang akan ditugaskan untuk
pelajaran
waktu di
atas
c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
Surtisno
Hadi
(2010)
menjadi sampel penelitian. Subyek penelitian adalah anak usia dini rentang usia 4 – 5 tahun dengan
jenis kelaminl aki-laki dan perempuan
fasilitator atau guru yang akan
melalui angket kematangan emosi yang
menstimulus kecerdasan anak didik
diisioleh orang tuadan guru.
melalui
edukatif sehingga anak didik akan
3.2. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu :
merasa nyaman dengan permainan
a. Variabel kontrol : Pemahaman Orang
yang dipilihnya sendiri dan disini
Tua Siswa dan Guru pada Pendekatan
anak didik diberi kesempatan untuk
metode BCCT (Beyond Center and
mengekplorasikan
Circles Time)
dengan dipandu oleh fasilitatornya.
b. Variabelterikat : Kematangan Emosi Anak Usia Dini 3.3
permainan-permainan
Alatukur dengan
kemampuannya
variable
BCCT
menggunakan
metode
Instrumen Penelitian
BCCT yang telah diadaptasi di
1. Pemahaman orang tua siswa dan
sekolah.Dengan
guru
pada
pendekatan
standart
BCCT
metode
yang telah ditentukan. Minimal
BCCT (Beyond Center and Circles
dengan 6 sentra yaitu sentra bahan
Time)
alam, sentra bermain peran, sentra
Pemahaman cara,
adalah
perbuatan
menanamkan
proses,
memhami
suatu
atau
pengertian
(kamus besar bahasa Indonesia, 2010) Pemhaman
balok, sentra persiapan, sentra seni, sentra agama. 2. Variabel Kematangan Emosi Kematangan emosi dapat diartikan sebagai perasaan individu, baik berupa
adalah
pengertian,
perasaan
positif
maupun
perasaan
pengetahuan pendapat dan pikiran
negative sebagi respons terhadap suatu
mengenai sesuatu hal (A.A Waskito,
keadaan yang melingkupinya akibat dari
2013)
adanya hubungan antara dirinya dengan
BCCT (Beyond Center and
individu
Circles Time) adalah suatu metode
kelompok.
roses kegiatan belajar mengajar
Adapun
lainnya
aspek
dan
dengan
suatu
kematangan
emosi
dengan cara yang digunakan dalam
terdairi dari 2 aspek yaitu emosi primer
pmembuat
dimana
ini merupakan emosi dasar manusia yang
setiap sentra akan didampingi satu
dianggap terberisecarabiologis. Jadi emosi
sentra-sentra
ini telah terbentuks ejak awal kelahiran
Modifikasi
skala
likert
meniadakan
manusia. Emosi primer tersebut seperti
kategori
jawaban
yang
di
gembira, sedih, marah dan takut.
berdasarkan tiga alasan.Pertama, katagori
tengah
Emosi sekunder merupakan emosi
undecided itu artinya ganda, bias diartikan
yang lebih kompleks jika dibandingkan
belum dapat memutuskan atau member
dengan emosi sekunder. Emosi sekunde
jawaban (menurut konsep aslinya), bias
radalah emosi-emosi yang mengandung
juga diartikan netral, setuju tidak, tidak
kesadaran diri atau evaluasi diri sehingga
setujupun
pertumbuhnannya
ragu.Kategorijawaban
tergantung
pada
tidak,
ataubahkanraguyang
ganda-arti
perkembangan kognitif atau intelektual
(multi interpretable) ini tentu saja tak
seseorang. Berbaga iemosi sekunder,
diharapkan
seperti malu, iri hati, dengki, sombong,
Kedua, tersedianya jawaban yang di
angkuh, bangga, kagum, takjub, cinta,
tengah itu menimbulkan kecenderungan
benci, bingung, terhina, sesal, mandiri,
menjawab ketengah (central tendency
toleran,
effect), terutama bagi mereka yang ragu-
patuh,
simpati,
empati
dan
lainnya.
ragu
Alat ukur penelitian ini adalah skala psikologi
dengan skala Likert yang telah
dimodifikasi
menjadi
empat
atas
dalam
suatu
arah
instrumen.
kecenderungan
jawabannya, kearah setuju ataukah kearah tidak-setuju. Ketiga, maksud kategorisasi
kategori
jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama
sehingga penilaian untuk setiap jawaban
untuk melihat kecenderungan pendapat
bergerak dari angka 1 sampai 4. Tugas
responden, kearah setuju atau kearah tidak
responden adalah memilih salah satu
setuju. Jika disediakan kategori jawaban
jawaban dengan pilihan yaitu Sangat
itu, akan menghilangkan banyak data
setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
penelitian
Sangat Tidak Setuju (STS) dimana cara
banyaknya informasi yang dapat dijaring
penilaian untuk aitem favorable (SS)
dari para responden (Hadi, 2004:20).
diberiskor 4, (S) skor 3, (TS) skor 2, (STS)
skor
1,
sedangkan
sehingga
mengurangi
A. Validitas dan Reliabilitas
aitem
Penelitian ini akan menggunakan uji
unfavorable (SS) skor 1, (S) skor 2, (TS)
item, yaitu pengujian terhadap kualitas
skor 3 dan (STS) skor 4.
item-itemnya
yang
bertujuan
untuk
memilih item-item yang benar-benar telah
selaras dan sesuai dengan factor yang
4.
ingin diteliti. Cara perhitungan uji coba
4.1 HasilPenelitian
validitas
1. Persiapan dan PelaksanaanPenelitian
item
yaitu
dengan
cara
mengorelasikan skor etiap item dengan skor total item. Sedangkan uji reliabilitas
Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. PersiapanAwal Persiapan
awal
yang
dilakukan dengan caratest retest yaitu
dilakukan
peneliti
dalam
instrument dicobakan beberapa kali pada
penelitian
ini
adalah
responden yang sama. Bila koefisien
mematangkan
konsep
positif dan signifikan maka instrument
penelitiannya.
Melalui
tersebut dinyatakan reliabel.
bimbingan
B. Tehnik Analisa Data
Pembimbing
Metodeanalisa data yang digunakan dalam
penelitian
statistic
ini
dengan
Penggunaan
adalah
tehnik
analisa
merumuskan
bersama
Dosen
Skripsi,
peneliti
masalah
yang
analisa
hendak diteliti, melakukan studi
korelasi.
pustaka untuk menelaah teori-
sesuai
teori sesuai tema penelitian,
tersebut
dengan tujuan penelitian yaitu untuk
studi
mengetahui ada tidaknya hubungan antara
terdahulu yang relevan dengan
kematangan emosi anak usia dini dan
tema
metode BCCT ditinjau dari pemahaman
menguatkan penelitiannya dan
orang
menentukan populasi dan sampel
tua
dan
guru
untukmelakukananalisatersebut, dahulu
dilakukan
normalitas
dan
uji
terlebih
asumsi
lineritas.
yaitu
penelitian
-
penelitian
penelitian
untuk
penelitian. b. PenyusunanSkala
Pengujian
terhadap hipotesis ini dilakukan dengan
Alat ukur yang digunakan
menggunakan uji regresi guna mengukur
untuk mengungkap hubungan
hubungan fungsional antara dua variabel
antara kematangan emosi anak
atau lebih. Data yang diperoleh dengan
usia dini dan metode BCCT
menggunakan bantuan komputer yaitu
(Beyond Center and Circles
menggunakan SPSS (Statistical Packade
Time)ditinjau dari pemahaman
for SosialScince) 13 for Windows.
orang tua di PAUD Pelangi dan Mega Buana Samarinda. Dalam
menyusun skala tersebut, hal
pemaham
yang dilakukanpenelitiadalah:
guru.Dalam pemilihan respon jawaban
1. Menentukan dimensi variabel
terdapat 4 kategori pilihan yaitu SS
berdasarkan teori. Variabel
(sangat setuju), S (setuju), TS (tidak
Kematangan emosi memiliki
setuju) dan STS (sangat tidak setuju).
2 dimensi yaitu emosi primer dan emosi sekunder.
d.
tua
siswa
dan
Pelaksanaan Penelitian
Dan yaitu
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari
pemahaman orang tua siswa
berbagai tahapan, pertama meminta
dan guru pada metode BCCT
surat izin penelitian, membuat skala
(Beyond
penelitian, menyebar skala penelitian,
variabel
kontrol
Center
and
Circles
dan menyusun laporan.Penelitian ini
Time)
2. Membuat
blueprint
dilakukan dengan cara penyebaran skala,
sesuai
dimensi dan indikator yang
yang
telah ditentukan dari kedua
pernyataan-pernyataan
alat
dikembangkan dari indikator-indikator
ukur
yang
memuat
mana
skala
berisi yang
variabel.
yang
sebagai
sampel penelitian kemudian dimulai
pedoman dalam pembuatan
dengan menyebar skala kepada seluruh
skalapenelitian.Membuat dan
subjek
menyusun
penyebaran selesai, aselanjutnya masuk
digunakan
aitem
atau
pernyataan
favorable
(mendukung
indikator)
Setelah
tersebut
jumlah pernyataan atau aitem
penelitian.
paham
mengenai
Setelah
proses
pada tahap penskoringan.
pernyataan yang mencakup
c.
orang
e.
Deskripsi HasilPenelitian Pengolahan data dimulai dengan
maupun unfavorable (tidak
penskoran
mendukung indikator) sesuai
dengan menggunakan bantuan software
blueprint yang telahdibuat.
SPSS. Hasil pengolahan data dengan
PenskoranSkala Pemberian skor dilakukan dengan metode skala likert untuk kedua variabel yaitu variabel kematangan emosi dan
skala
dan
tabulasi
data
menggunakan SPSS tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pengukuran Validitas dan Rehabilitas
2) Uji Normalitas:
Adapun hasil uji SPSS dari hipotesis diperoleh nilai koefisien
3) Uji Linieritas
korelasi sebesar 0,71dengan nilai
f. Hasil Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini
signifikansi sebesar 0,33 karena nilai
adalah untuk mengetahui hubungan
signifikansi p> 0,05, maka
antara kematangan emosi dan metode
diterima, artinya tidak ada perbedaan
BCCTditinjau dari pemahaman orang
pemahaman antara orang tua dan guru
tua siswa dan guru hipotesis tersebut
terhadap kematangan emosi anak
akan dengan uji statistik parametrik,
Ho
g. Pembahasan Hasil Penelitian
yaitu korelasi “Product Moment”.
Berdasarkan hasil penelitian
Untuk mengetahui hasil pengujian
yang diuji dengan menggunakan teknik
hipotesis
ini
dapat
analisis Korelasi Product Moment,
pengujian
hasil
hipotesis
dilakukan dengan
menunjukkan
membandingkan taraf signifikansi (p-
hubungan
value) denganalatnya.
pemahaman
Jika nilai signifikansi p> 0,05
terhadap
bahwa
yang
tidak
signifikan
orang
tua
kematangan
ada antara
dan
guru
emosi
dan
maka Ho diterima, artinya terdapat
metodeBeyond Center and Circles
hubunganantara kematangan emosi
Time (BCCT). Hal ini ditunjukkan
dan metode BCCT. Sebaliknya, jika
dengan
nilai signifikansi p< 0,05 maka Ho
sebesar 0,74 p > 0,05, sehingga
ditolak,
hipotesis
artinya
tidak
terdapat
hasil
yang
nilai
signifikansinya
menyatakan
tidak
hubunganantara kematangan emosi
terdapat hubungan yang signifikan
dan metode BCCT.Dari pengumpulan
antara pemahaman orang tua dan guru
data
terhadap
yang
diambil
dari
subyek
kematangan
emosi
dan
berhasil dikumpulkan dan melewati
metode Beyond Center and Circles
tahap-tahap uji validitas-reliabilitas,
Time (BCCT).Menurut Turner dan
dua uji prasyarat yaitu normalitas dan
Helms (2006) kematangan mengarah
linieritas, maka tahap selanjutnya
pada tahapan untuk meningkatkan fisik
yang harus dilewati adalah menguji
dan psikis menjadi lebih baik. Individu
hipotesis penelitian. Pengujian ini
yang matang memiliki perkembangan
juga menggunakan program SPSS.
sistem nilai yang baik, konsep diri
yang tepat dan memiliki perilaku
menunda reaksi emosi tersebut sampai
emosional yang stabil.
menemukan saat yang tepat.Sementara,
Syamsu
Yusuf
(2008)
Endah Puspita Sari dan Sartini Nuryoto
mengungkapkan apabila individu dapat
(2010)
memperoleh pemahaman yang baik
kematangan emosi adalah kemampuan
tentang
pokok
untuk mengekspresikan perasaan yang
fisik,
ada dalam diri secara yakin dan berani.
kemampuan intelektual, emosi, sikap
Murray, 2008 mengemukakan
dan nilai-nilai, maka individu akan
karakteristik kematangan emosi pada
siap berfungsi dalam pergaulannya
individu yaitu memiliki kemampuan
yang sehat dengan teman sebaya,
untuk memberi dan menerima cinta,
keluarga
memiliki
aspek-aspek
identitasnya,
seperti
atau
kondisi
masyarakat
tanpa
mengemukakan
bahwa
kemampuan
untuk
dibebani oleh perasaan cemas atau
menghadapi kenyataan, mementingkan
frustrasi. Namun, apabila individu
memberi daripada menerima, memiliki
gagal
penilaian
dalam
identitasnya,
mengembangkan
maka
individu
yang
objektif,
memiliki
akan
kemampuan
untuk
kehilangan arah, bagaikan kapal yang
pengalaman,
memiliki
kehilangan
Dampaknya,
untuk menerima frustrasi, memiliki
akan
kemampuan untuk menangani bentuk-
yang
bentuk permusuhan dan relatif bebas
kompas.
individu
mungkin
mengembangkan
perilaku
menyimpang (deliquent), melakukan
dari gejala ketegangan.
tindak kriminal atau menutup diri dari
Sukadji
masyarakat.
belajar
(dalam
dari
kemampuan
Ratnawati,
2005), mengatakan bahwa kematangan
M. Tairas (2009) dalam tulisannya
emosi sebagai suatu kemampuan untuk
person
mengarahkan emosi dasar yang kuat ke
mature?” mengatakan bahwa individu
penyaluran yang mencapai tujuan, dan
yang
mampu
tujuan ini memuaskan diri sendiri dan
mengendalikan rangsangan-rangsangan
dapat diterima di lingkungan. Sejalan
yang
sendirinya.
dengan bertambah kematangan emosi
Ketika reaksi emosi muncul, maka
seseorang maka akan berkuranglah
individu
emosi negatif. Bentuk-bentuk emosi
yang
berjudul
matang
muncul
“when
a
emosinya
dengan
berusaha
menahan
dan
positif seperti rasa sayang, suka, dan
pendidikan anak usia dini formal
cinta akan berkembang jadi lebih baik.
seperti
Perkembangan bentuk emosi yang
pembelajaran kelompok dan model
positif
tersebut
pembelajaran berdasarkan minat.
individu
untuk
memungkinkan menyesuaikan
TK/RA
yaitu
model
diri
Berdasarkan pengertian dari beberapa
dengan lingkungan dengan menerima
para ahli dapat disimpulkan bahwa
dan membagikan kasih sayang untuk
kematangan emosi adalah integrasi
diri sendiri maupun orang lain.
antara proses biologis, proses belajar,
Kematangan emosi merupakan
kondisi sosio-emosional lingkunganya
kondisi
untuk menilai situasi secara kritis yang
suatu
pencapaian
tingkat
kedewasaan dari perkembangan emosi
akan
pada diri individu. Individu yang
dengan yakin dan berani diimbangi
mencapai kematangan emosi ditandai
dengan berbagai pertimbangan.
oleh
adanya
mengekspresikan
perasaan
kesanggupan
Dari sini terlihat bahwa yang
mengendalikan perasaan dan tidak
mempengaruhi kematangan emosional
dapat
tidak
dikuasai
perasaan
dalam
hanya
pada
satu
hal
saja
mengerjakan sesuatu atau berhadapan
sebagimana penelitian ini yaitu banyak
dengan
orang
lain,
tidak
faktor.Salah satu aspek perkembangan
sendiri
tetapi
yang sering sekali menjadi masalah
perasaan
orang
adalah perkembangan emosi anak.Hal
lain. Emosi memiliki peranan yang
yang sangat sering di permasalahkan
sangat penting dalam perkembangan
orang tua pada umumnya adalah anak
anak,
bergitu nakal.Mungkin saja hal itu
mementingkan
diri
mempertimbangkan
baik
maupun perkembangan
pada pada
usia
prasekolah tahap-tahap
selanjutnya,
karena
bersifat
normal
kemungkinan
merupakan
memiliki pengaruh terhadap perilaku
yang
anak.
emosi.Banyaknya Seiring
terjadi
tetapi
dari
ada
gangguan
perkembangan
fenomena
yang
berkembangannya
sering ditemui kemungkinan besar
model ini di Indonesia tidak hanya
karena baik orang tua maupun guru
pendidikan anak usia dini luar sekolah
hanya belum mengerti tahap-tahap
dengan menggunakan model BCCT ini
perkembangan
anak
tersebut.Emosi
memiliki peranan yang sangat penting
pada anak usia dini tidak hanya metode
dalam perkembangan anak, baik pada
BCCT saja.
usia prasekolah maupun pada tahaptahap
h.
perkembangan
2. Seiring
selanjutnya,
berjalannya
perkembangan
waktu
zaman
dan
kita
harus
karena memiliki pengaruh terhadap
memahami bahawa kematangan emosi
perilaku anak.
terdiri dari integrasi antara proses
Keterbatasan Penelitian
biologis, proses belajar, kondisi sosio-
1. Dalam
menentukan
emosional lingkunganya untuk menilai
subjek
penelitian belum melihat dari sisi
situasi
secara
kritis
yang
lingkungan dan tingkat sosial orang
mengekspresikan
tua.
yakin dan berani diimbangi dengan
perasaan
akan dengan
berbagai pertimbangan.
2. Dalam pelaksanaan uji coba kurang
3. Di
sosialisasi pada orang tua siswa dan
dunia
pendidikan
khususnya
guru sehingga ada beberapa item
pendidikan anak usia dini telah banyak
yang kurang dipahami oleh subyek.
menggunakan
metode-metode
3. Bahasa yang di gunakan dalam
pembelajaran dengan harapan semua
pengumpulan data kurang dapat
kematangan emosional anak dapat
dipahami oleh orang tua subjek dan
dikembangkan secara maksimal. 5.2
observer. 5.
Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan diatas maka dapat di ajukan
Setelahkan
menguraikan
dan
mengemukakan berbagai data yang telah
saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk siswa lebih
mengoptimalkan
maka
latihan-latihan pengembangan karakter
peneliti mengambil kesimpulan sebagai
agar siswa bisa lebih cepat memiliki
berikut :
kemandirian serta kematangan emosi
1. Kematangan emosi anak usia dini
misalnya melepas dan memakai kaos
di
peroleh
kurang
selama
penelitian,
maksimal
apabila
hanya
dipengaruhi oleh satu metode saja karena
banyak
mempengaruhi
faktor
yang
kematangan
kaki dan sepatu sendiri, toilet training dan lain sebagainya.
bisa
2. Lembaga Kelompok Bermain dalam
emosi
mengembangkan dan mengoptimalkan
kematangan emosi yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka di sarankan kepada pihak sekolah agar dapat melibatkan emosi siswa misalnya membudayakan untuk antri, berbagi dengan teman dan lain sebagainya. 3. Untuk orang tua dapat bekerja sama dalam
mengembangkan
asuh
lingkungan metode
yang
di
keluarga
terapkan
di
sesuai
dengan
di
sekolah.
pembelajaran
Membantu program yang diajarkan di sekolah
untuk
diterapakan
kasih setelah menerima sesuatu, selalu maaf
apabila
melakukan
kesalahan dan lain sebagainya. 4. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya mencari atau menggali indikator lain terkait
dengan
Universitas
Gajah
Andayani dan Koentjoro. 2008. Hubungan Pola Asuh Terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Anak Prasekolah, Universtas Muhammadiyah, Surabaya Astuti Fitria. 2006. Kepribadian anak dari Ibu yang Authoritaria, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya
kematangan
Budiarti Husana. 2013. Pola Asuh Orang Tua Karir dalam Mendidik Anak, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Chofivah. Siti. 2008. Penerapan Metode BCCT di PAUD Unggulan Nasional Anak Saleh Malang, Jurnal Psikologi,
dirumah
misalnya selalu mengucapkan terima
meminta
Psikologi,
upaya
kematangan emosi anak terutama dalam pola
Jurnal Mada
emosi
misalnya variabel pola asuh, konsep diri anak dan lain sebagainya.
Referensi : ............... 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia A.A Wakisto. 2013. Kamus Bahasa Indonesia Alwi. 2012. Penerimaan Diri pada Lanjut Usia ditinjau dari Kematangan Emosi,
Gautama. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers And Circles Time (BBCT)” (Pendekatan Sentra Dan Saat Lingkaran) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Goleman Daniel. 2015. Emotional Intelegent, Gramedia, Jakarta Gottman John. Ph.D dan DeClaire Joan. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama Hadi. Sutrisno. 2010. Statistik , Yogyakarta, Andi Offset Hariwijaya dan Sukaca Eka Bertiani. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini, Yogyakarta; Mahadhika Publising
Hamid Muhammad. Ph.D. 2010. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak & Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Jakarta; Direktorat Pendidikan anak Usia Dini Direktorat Jederal Pendidikan Non Formal Dan Informal Husada Kurniawati Anna. 2010. Hubungan Pola Asuh dan Kecerdasan Emosi dengan Prilaku Prososial Remaja, Jurnal Psikologi
Mengimplementasikan Pembelajaran Sentra Study Kasus PAUD/Kelompok Bermain, Malang; KB Anak Sholih Kurniasari. Diyah. 2010. Pendekatan Pembelajaran BCCT di Sentra Persiapan dalam Upaya Persiapan Menulis Dasar, Jurnal Psikologi Mubayidh Makmu. DR. 2006. Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, Jakarta Timur; Pustaka al Kautsar M. Tairas. (2009). When a Person Mature?. Media Psikologi Indonesia 5-6. Jakarta.
http://firmansyah100288.blokspot.com/2011/1 0/teori-pemahaman.ttml Maslow Abraham. 2010. The Third Force The Psikologi of Abraham Maslow terjemahan A Supratiknya, madzhab ketiga Psikologi Humanistik, Yogyakarta Martini. 2006. Usaha Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan kesempatan pertama yang baik untuk membina pribadi anak sekolah Moloney. Puspitasari Nuryoto. 2011. Pengaruh Kematangan Emosi terhadap Kecenderungan Prilaku Self Injuri pada Remaja, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Morrison George S. 2012. Dasar Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta, PT. Indeks Musbikin Imam. Byrnes. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini
Pintar
Pembengo. Meriyati JS. 2014. Analisis Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Siswa di SMK Negeri I Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo Purwakania. Alia B. 2014. Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan Anak Usia Dini, Aruzz Media Oryza. Deltanni Citra Findy. 2009. Hubungan Kematangan Emosional dengan Stres Kerja Perawat, Jawa Timur, Jurnal Psikologi Sari Endah Puspita dan Sartini Nuryoto. 2010. Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Prilaku Asertif pada Mahasiswa Untag Surabaya, Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Schunk Dale H. 2009. Motivation in Education, new jursy, Prentice hall.Inc Syamsu Yusuf. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya.
Murray. 2008. http//www.betteryou.com Imron Arifin. M.Pd. 2008. Kepemimpinan Kepala PAUD dalam
Sukaji. Ratnawati. 2005. Hubungan Kematangan Emosi dengan Konsep Diri pada Anak Jalanan di Kota Malang,
Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Malang
Psikologi,
Agama Islam di TKIT Tiara Chandra Jogokaryan Yogyakarta, Jurnal Psikologi
Thohari Hamim. 2006. Tumbuh Kembang Kecerdasan Emosi Nabi, Bekasi; Pustaka Inti
Wiyani Novan Ardy. 2014. Mengelola & Mengembangkan Kecerdasan Sosial & Emosi Anak Usia Dini, Yogyakarta, ArRuzz Media
Turner. J.S. & Helms. D.B. (2006). Lifespan Development. 5th edition. Fort Worth : Holt, Rinehart & Winston. Weisinger. . 2006. Emosional Intellegence At Work, Pemandu Piki Kurniawaran dan Prilaku Anda Untuk Meraih Kesuksesan, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta Widowati. Retno. 2009. Keunggulan Metode BCCT dalam Pembelajaran Pendidikan
Yahya. 2011. Kematangan Emosi, Pemikiran Moral dan Kenakalan Moral Remaja, Semarang, FIP-IKIP Emarang Yuniani. Anggun. 2010. Kecerdasan Emosional Pemahaman Akuntansi, Jurnal Psikologi
Pengaruh terhadap Semarang,