kajian kritik sosial dalam buku republik jancukers karya sujiwo tejo

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 97. KAJIAN KRITIK SOSIAL DALAM BUKU REPUBLIK JANCUKERS. KARYA SUJIWO ...

36 downloads 834 Views 65KB Size
KAJIAN KRITIK SOSIAL DALAM BUKU REPUBLIK JANCUKERS KARYA SUJIWO TEJO Nanda Risky Ardhana Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Sastra sebagai suatu wacana merespon, mengritik, atau menggambarkan situasi sosial masyarakat tertentu yang kemudian dikemas dan dipersembahkan kepada masyarakat pembaca. Ada tiga masalah yang menjadi fokus penelitian Kritik sosial dalam buku Republik J#ncukers ini, yakni (1)kritik sosial dalam buku Republik J#ncukers karya Sujiwo Tejo dipandang dari sisi teks, (2)kritik sosial dalam buku Republik J#ncukers karya Sujiwo Tejo dipandang dari praktik kewacanaan, (3)kritik sosial dalam buku Republik J#ncukers karya Sujiwo Tejo dipandang dari praktik sosial. Penelitian menggunakan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitan ini yang bersifat deskriptif, sedangkan objek penelitiannya adalah buku Republik Jancukers karya Sujiwo Tejo. Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan buku Republik Jancukers . Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa alam buku Republik J#ncukers berisikan sindiran unik dan khas terhadap masyarakat, pemerintah dan bahkan kita sebagai penikmat buku inibanyak hal yang menjadi pemikiran Sujiwotejo dalam buku ini antara lain (1) persamaan kedudukan hukum (2) persamaan pelayanan publik (3) budaya korupsi oleh pejabat (4) perilaku anggota dewan (5) lembaga tinggi yang ada di Indonesia hampir tidak ada yang bebas korupsi,(6) perbedaan RAS yang bisa menjadi konflik di Indonesia dan lainnya. Kata kunci: kritik sosial, republik jancukers, karya sastra PENDAHULUAN Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat (Semi, 1989:56). Melalui sastra, pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra merupakan salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai sistem nilai.

Analisis wacana untuk karya sastra merupakan implikasi praktis dari teori-teori linguistik. Pada tahap penjelajahan analisisnya, implikasi praktis dari teori-teori linguistik tersebut akan bersentuhan dengan teori-teori sastra karena objek kajiannya sama, yaitu pemakaian bahasa secara nyata. Dalam kaitan itulah analisis wacana secara umum dapat memberikan sebuah pendekatan yang membuka wawasan baru bagi studi bahasa dan ideologi serta perubahan sosial yang menyertainya.Konsep ini digunakan secara luas dan menjadi karakter umum bagi kebanyakan kerangka kerja yang

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 97

disebut analisis wacana, khususnya AWK yang dalam beberapa hal memberikan hasil yang menggembirakan. Keunggulan AWK dalam meninjau ideologi yang berhubungan dengan berbagai praktik sosial – dan menjadi ciri khas analisisnya – terletak pada pemosisian ideologi dalam analisisnya. Republik Jancukers adalah negara idaman buah perenungan Sujiwo Tejo. Repu-blik yang rakyatnya tiada punya kemunafikan. Masyarakat penghuni Republik Jancukers memiliki budaya keterbukaan. Negara Republik Jancukers tidak seutopia yang digagas Plato, tetapi ideal seperti yang dicitacitakan para pendiri negeri ini. Demikian kata Jakob Oetama pada pengantar. Dia melanjutkan bahwa kreativitas yang dimiliki Sujiwo Tejo cukup nyentrik dan orisinal. Walaupun buku ini berjudul Republik #Jancukers bukan berarti hanya berisi cerita-cerita yang mengoleksi kata jancuk. Ada banyak hal yang cuma bisa disampaikan melalui akting, musik, dan seni rupa. Namun, juga ada banyak hal yang cuma bisa disampaikan melalui kata-kata. Demikian alasan mengapa buku ini ditulis oleh suami Rosana Nurbani. Buku ini berisi refleksi sang Dalang Edan terhadap keadaan sekitar, mulai dari perilaku masyarakat hingga petinggi negara. Republik #Jancukers berisikan 85 judul tulisan yang berasal dari pemikiran Sujiwo Tejo.Seperti tulisan Sujiwo Tejo lainnya. “Jancuk” itu ibarat sebilah pisau. Fungsi pisau sangat tergantung dari user-nya dan suasana psikologis si user. Kalau digunakan oleh penjahat, bisa jadi senjata pembunuh. Kalau digunakan oleh seorang istri yang berbakti pada keluarganya, bisa jadi alat memasak. Kalau dipegang oleh orang yang sedang dipenuhi dendam, bisa jadi alat penghilang nyawa manusia. Kalau dipegang orang yang dipenuhi rasa cinta

pada keluarganya bisa dipakai menjadi perkakas untuk menghasilkan penghilang lapar manusia. Begitupun “jancuk”, bila diucapkan dengan niat tak tulus, penuh amarah, dan penuh dendam maka akan dapat menyakiti. Tetapi bila diucapkan dengan kehendak untuk akrab, kehendak untuk hangat sekaligus cair dalam menggalang pergaulan, “jancuk” laksana pisau bagi orang yang sedang memasak. “Jancuk” dapat mengolah bahan-bahan menjadi jamuan pengantar perbincangan dan tawa-tiwi di meja makan Secara keseluruhan penelitian struktur teks “Republik #Jancukers“ Karya Sujiwo Tejo terdiri atas tiga dimensi,yaitu (a) dimensi teks (b) dimensi praktik kewacaaan (c) dimensi praktik sosial Analisis wacana Kritis pun menempatkan analisis teks bukan lagi sekedar menganalisis ugkapan bahasa diri pengarang, melainkan menganalisis sebuah ungkapan bahasa yang dipengaruhi oleh ideologi dan struktur mental kelompok sosialnya. Manusia individual, atau sang tokoh dalam novel yang digambarkan pengarang, hanya bagian kecil dari dunia yang besar dan luas-bagian dari sastra yang mewakili potret zaman dan masyarakatnya. Terkait dengan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah (a) mendeskripsikan kritik sosial yang terkandung dalam buku Republik #Jancukers s karya Sujiwo tejo dipandang dari sisi teks, (b) mendeskripsikan kritik sosial dalam buku Republik #Jancukers s karya Sujiwo Tejo dipandang dari praktik kewacanaan, (c) mendeskripsikan kritik sosial dalam buku Republik #Jancukers s karya Sujiwo Tejo dipandang dari praktik sosial yang merepresentasikan situasi dan kondisi sosial-politik pada masanya.

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 98

METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Penelitian kualitatif atau qualitative rescearh merupakan jenis penelitian yang menghasilkan temuantemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari kualifikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis, deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian tetapi tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Data dalam penelitian ini diambil dari teks, paragraf, kata, dan kutipan-kutipan kalimat yang terdapat dalam buku “Republik #Jancukers s” karya Sujiwo Tejo.Buku “Republik #Jancukers s” karya Sujiwo Tejo adalah buku yang diterbitkan oleh Kompas, terdiri atas 400 halaman yang terbagi menjadi 14 bab. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku “Republik Jancukers” itu sendiri. Selain itu, penelitian ini juga bersumber dari beberapa data yang didapatkan dari beberapa buku dan internet. Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan jalan bekerja dengan data yang sudah terkumpul. Data tersebut dipilih karena menggambarkan masalah sosial (kemasyarakatan) dan budaya. Data tersebut berbentuk hegemoni yang ada di negara Indonesia. Terkadang Sujiwo Tejo menyindir masalah sosial dengan menggunakan lakon-lakon dalam pewayangan seperti Gareng, Petruk, dan Bagong. Walaupun mengandung ranah sosial, namun di tangan pengarang Sujiwo Tejo menjadi

lucu karena dibumbui dengan resepresep humor atau komedi yang menggelitik. Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan data. Data diorganisasikan ke dalam elemen wacana dan unit analisis model. Kemudian memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan-nya, mencari dan menemukan pola, menemu-kan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Metode content analysis digunakan untuk menemukan makna isi cerita yang terdapat dalam objek penelitian. Secara teknis metode ini mencakup identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan simpulan. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses analisis data. (a) Tahap Identifikasi, tahap ini teks buku diidentifikasi berdasarkan bentuk kritik sosial pengarang. Peneliti memberi tanda berupa cetak miring pada kata atau kalimat yang mengandung kriteria bentuk kritik sosial. (b) Tahap Interpretasi,pada tahap ini merupakan tahap menafsirkan data yang telah diidentifikasi menurut kriterianya. Data yang telah diidentifikasi tersebut akan diinterpretasikan menurut kriteria. (c) Tahap penyimpulan pada tahap ini dilakukan sebuah penyimpulan hasil interpretasi dari data teks yang termasuk bentuk hegemoni yang ada dalam buku Republik #Jancukers karya Sujiwo Tejo dengan menggunakan teknik di atas, maka akan memudahkan peneliti untuk melakukan analisis dan akhirnya peneliti akan mendapatkan simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kritik Sosial Dipandang dari Sisi Teks Kosakata merupakan kata-kata atau istilah yang digunakan dalam teks Buku Republik #Jancukers Karya Sujiwo Tejo. Pemilihan kata dalam teks yang berkaitan dengan nilai

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 99

eksperiensial atau pengalaman penulis mencerminkan isi, pengetahuan, dan keyakinan penulis.Misalnya, pemilihan kata yang digunakan oleh penulis dalam buku Republik #Jancukers dapat diperlihatkan bentuk kritik sebagaimana dalam kutipan data berikut:“Begitu juga sandal. Cuma ketambahan aksara “K”, maka sandal dan skandal tak bisa dibandingkan lagi. Sandal jepit itu soal 5 tahun penjara, entah kalau skandal Century.Mengapa jauh berbeda bumi dan langit antara kasus pencurian sandal dan tragedi perbankan? Penyebabnya, mungkin, sandal jepit itu hal ikhwal kalangan bawah, yaitu kaki. Soal Bank Century sudah menyangkut urusan kepala.” (T-RJ:9) Tampak jelas kata-kata yang dipilih penulis buku Republik #Jancukers dalam menggambarkan kritik. Seperti bumi dan langit pemakaian kata frase tersebut menggambarkan betapa jauh sekali perbedaan di antara rakyat dan pemimpin dalam segi hukum. Bentuk kritik negara asing juga terdapat pada pemilihan kata berikut:“Karena semuanya punya bentuk, maka jelas semuanya bukan Tuhan. Bahkan, memuja dollar AS juga termasuk memuja selain Tuhan meski pada uang tersebut jelas-jelas tertera ikrar “In God We Trust”. Saya tidak tahu apakah dalam “apel Washington”, istilah yang terkuak dari kasus korupsi Wisma Atlet, juga terdapat tulisan “In God We Trust”. Mungkin aja ada logo begitu meski tak persis-persis sama. Kalau tidak, kenapa pula dibedakan dengan ungkapan “apel Malang” dalam kasus korupsi yang sama.” (T-RJ:14) Kata “memuja” pada data di atas memiliki persamaan kata dengan mengagung-kan ,sesuatu yang sangat dicintai lebih tepat-nya, yaitu mata uang Amerika sudah menjadi lebih “dipuja” di Indonesia. Sampai para koruptor di negara ini juga menyukai mata uang Amerika.

Terdapat juga kritik kepada sebuah departemen di;“Yang jelas, “apel Malang” maupun “apel Washington” pada dasarnya bukanlah durian maupun cicak maupun buaya. Dua-duanya pada dasarnya adalah apel. Suatu buah, yang atas dasar itu manusia terusir dari sorga... yang atas dasar itu manusia sampai ter...Ah biar Steve Jobs sendirilah yang menjelaskan.” (T-RJ:14-15) Pemilihan kata “cicak” pada dasarnya merujuk kepada bentuk aslinya yaitu reptil yang berukuran kecil. Sedangkan “buaya” yaitu seekor reptil yang lebih besar disbanding cicak. Penikmat Teks Republik #Jancukers Buku Republik #Jancukers, pertama kali diterbitkan oleh PT. Kompas Media Nusantara, November 2012, cetakan kedua Desember 2012, dan cetakan ketiga juga pada Desember 2012. Buku ini muncul dari pengembangan diskusi keseharian Sujiwo Tejo dengan puluhan ribu followers twitter @sujiwotedjo selama dua tahun terakhir yang ternyata menarik perhatian editor penerbit buku Kompas. Banyaknya followers Sujiwo Tejo sebagai pencipta buku ini, bisa disimpulkan buku ini sangat laris di masyarakat menengah ke atas. Selain itu pengarang juga aktif sebagai pembicara diskusi di dunia pertelevisian Indonesia. Banyaknya masyarakat yang kenal dengan beliau dan juga para penggemar di kampus-kampus yang sering mengundang beliau dalam kuliah umum maupun seminar. Membuat karya beliau banyak dikonsumsi dari berbagai lapis kalangan. Pembaca Republik #Jancukers mayoritas berasal dari kelas menengah ke atas. Salah satu faktor kesuksesan Republik #Jancukers dalam menarik pembaca adalah disebabkan kepiawaian Sujiwo Tejo meramu kegelisahan dan

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 100

kebutuhan pembaca dengan bacaan yang menghibur, tetapi juga cerdas. Kritik yang begitu tajam disampaikan oleh Sujiwo Tejo dalam bukunya Republik Jancukers. Semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan terbaik dalam masalah kesehatan baik dari kalangan orang yang kaya maupun yang tidak punya apa-apa. Berikut datanya; “Di negeri #Jancukers mobil kepresidenan mengalah terhadap mobil yang mengangkut perempuan mau melahirkan. Siapa pun perempuan itu, pakai tas Hermes maupun tas kresek.”. Selain itu dimensi praktik sosial dalam buku Republik Jancukers terdapat juga dominasi suatu negara terhadap negara lain. Kritikan bangsa kita yang terlalu memuja negeri orang lain seperti Amerika juga nampak jelas disampaikan dalam buku Republik Jancukers. “Bisa jadi suatu saat dasar negara itu adalah Pancasimpuh, saking tekuk lututnya kita pada seluruh kekuatan asing”. Tidak sampai disitu kekuatan asing juga menguasai ekonomi bangsa Indonesia secara menyeluruh, yang tergambar jelas pada data berikut; “Minum air mineral secara umum sahamnya dikuasai Perancis, seperti halnya pusat-pusat perbelanjaan. Minum teh dan pakai sabun mandi dan pasta gigi umumnya sahamnya digenggam Ingris. Minum susu sahamnya dipegang Belanda. Merokok pun sahamnya dikuasai Amerika. Sarapan? Berasnya dari Thailand. Problematika sosial banyak disinggung begitu kompleks dalam kritiknya yang dituangkan di buku Republik Jancukers. Praktik Sosial Hasil penelitian menunjukkan adanya sejumlah praktik kritik sosial yang digambarkan pada buku Republik Jancukers. Pada buku Republik jancukers pada sub Judul Skandal Jepit terdapat sebuah kritik kelas sosial perbedaan perlakuan dalam hukum dan tingkat sosial:“Begitu juga sandal. Cuma ketambahan aksara

“K”, maka sandal dengan skandal tak bisa dibandingkan lagi. Sandal jepit itu soal 5 tahun penjara, entah kalau skandal Century. Mengapa jauh berbeda bumi dan langit antara kasus pencurian sandal dan tragedi perbankan? Penyebabnya, mungkin, sandal jepit itu hal ikhwal kalangan bawah, yaitu kaki. Soal Bank Century sudah menyangkut urusan para kepala.” (PS-RJ:9). Hukum di Indonesia sangatlah tumpul bagi yang berada diatas (pemerintah) dan tajam sekali bagi yang berada di bawah (rakyat kecil). Realita sosial yang begitu mencoreng keadilan di bumi Indonesia, sehingga kepercayaan rakyat kecil sangat rendah terhadap hukum yang berlaku. Karena hukum dikendalikan kekuasaan. Prof Subekti, SH mengemukakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan. Terdapat pula bentuk kritik sosial tentang ketidak percayaan kepada lembaga tinggi Negara. Diungkapkan lebih lanjut oleh Sujiwotejo:“Kalau memang kita Negara Maritim, seyogianya umpatan itu bukan “ke laut aja lo!” tapi “ke pengadilan aja lo!” atau “ke Kementerian Agama aja lo!” ... atau ke mana pun saja tempat buaya darat biasa hidup...” (PS-RJ:10). Kementerian Agama RI dinobatkan oleh KPK sebagai kementerian paling korup sepanjang tahun 2011. Perilaku korup para pejabat lembaga tinggi Negara dan kementrian di Indonesia secara spesifik disebutkan oleh Sujiwo Tejo dalam tulisannya seperti ini “Maka daripada sibuk korupsi, Kementerian Agama seyogianya lebih sibuk memperhatikan kaum ateis.” (PS-RJ:13). Tingginya tingkat korupsi di Indonesia mengakibatkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 101

terhadap kinerja instansi-instansi pemerintah. Awalnya, masyarakat berpendapat bahwa hanya ada 2 instansi di Indonesia yang bersih dari korupsi, yaitu KPK dan Kementerian Agama. Kedua instansi tersebut dianggap paling bersih, karena diisi oleh orang-orang terbaik dan terbersih di Indonesia. Kita patut bersyukur karena masih ada instansi pemerintah yang masih dipercaya. Namun, kepercayaan masyarakat tersebut terjawab sudah. Kepercayaan besar yang sudah diberikan tersebut dijawab dengan korupsi, terlebih korupsi tersebut terkait dengan pengadaan kitab suci yang merupakan lambang agama yang seharusnya dihormati dan dijaga. Kritik yang begitu tajam disampaikan oleh Sujiwo Tejo dalam bukunya Republik Jancukers. Semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan terbaik dalam masalah kesehatan baik dari kalangan orang yang kaya maupun yang tidak punya apa-apa. Berikut datanya; “Di negeri #Jancukers mobil kepresidenan mengalah terhadap mobil yang mengangkut perempuan mau melahirkan. Siapa pun perempuan itu, pakai tas Hermes maupun tas kresek.” Selain itu dimensi praktik sosial dalam buku Republik Jancukers terdapat juga dominasi suatu negara terhadap negara lain. Kritikan bangsa kita yang terlalu memuja negeri orang lain seperti Amerika juga nampak jelas disampaikan dalam buku Republik Jancukers. “Bisa jadi suatu saat dasar negara itu adalah Pancasimpuh, saking tekuk lututnya kita pada seluruh kekuatan asing”. Tidak sampai disitu kekuatan asing juga menguasai ekonomi bangsa Indonesia secara menyeluruh, yang tergambar jelas pada data berikut; “Minum air mineral secara umum sahamnya dikuasai Perancis, seperti halnya pusatpusat perbelanjaan. Minum teh dan pakai sabun mandi dan pasta gigi umumnya sahamnya digenggam Ingris.

Minum susu sahamnya dipegang Belanda. Merokok pun sahamnya dikuasai Amerika. Sarapan? Berasnya dari Thailand. Problematika sosial banyak disinggung begitu kompleks dalam kritiknya yang dituangkan di buku Republik Jancukers. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian kajian kritik sosial dalam buku republik jancukers karya sujiwo tejo dan berdasarkan uraian yang dipaparkan pada bab hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Bentuk praktis kritik yang terdapat dalam struktur teks dalam buku Republik #Jancukers karya Sujiwo Tejo, yang meliputi Dimensi teks dalam buku Republik #Jancukers karya Sujiwo Tejo. Deskripsi aspek kebahasaan struktur teks di dalamnya terdapat kosakata. Dalam kaitannya dengan deskripsi struktur teks Buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo, kosakata merupakan kata-kata atau istilah yang digunakan dalam teks Buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo. Pemilihan kata dalam teks yang berkaitan dengan nilai eksperiensial atau pengalaman penulis mencerminkan isi, pengetahuan, dan keyakinan penulis. Di dalamnya terlihat bagaimana kata-kata dapat mencerminkan bentuk hegemoni. Bentuk gramatika dalam teks buku Republik Jancukers dapat menggambarkan bentuk hegemoni dalam realitas masyarakat atau sebuah peristiwa. Terdapat beberapa data sebagai berikut; “mempertanyakan” dan “memperjuangkan” keduanya menuntut rakyat sebagai subjek harus aktif dan ini menunjukkan pasifnya pemerintah yang seharusnya aktif. Kata “petinggi” mengalami proses gramatikal yang mempunyai makna para penguasa. “disia-siakan, dijadikan, dan dibolehkan” adalah contoh kata yang

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 102

berbentuk hegemoni yang juga mengalami perubahan gramatikal. Pada dimensi praktik kewacanaan teks Republik Jancukers dipusatkan pada bagaimana pemroduksian dan pengonsumsian teks. Peroduksian teks merupakan perjalanan karir Sujiwo Tejo sebagai seniman multitalenta dan pandanganpandangannya terhadap ranah sosial politik. Pada ranah pengonsumsian teks berisi posisi dan sikap dan animo pembaca terhadap teks yang dilahirkan oleh Sujiwo Tejo. Dimensi praktik kritik sosial dalam buku Republik Jancukers terbagi atas dominasi kelas sosial terhadap kelas sosial lain seperti kritikan hukum di Indonesia bagaikan pisau tajam di bawah tumpul di atas. contoh dalam kasus pencurian sandal jepit yang langsung di vonis 5 tahun sedangkan kasus skandal Century tidak kunjung jelas. Ketidak jelasan hukum di kalangan atas membuat masyarakat jenuh dan tidak percaya pada instansi pemerintahan. Sindiran itu juga digambarkan dalam buku ini seperti berikut; “ke pengadilan aja lo!” atau “ke Kementerian Agama aja lo!”. Kritik yang begitu tajam disampaikan oleh Sujiwo Tejo dalam bukunya Republik Jancukers. Semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan terbaik dalam masalah kesehatan baik dari kalangan orang yang kaya maupun yang tidak punya apa-apa. Berikut datanya; “Di negeri #Jancukers mobil kepresidenan mengalah terhadap mobil yang mengangkut perempuan mau melahirkan. Siapa pun perempuan itu, pakai tas Hermes maupun tas kresek.”. Selain itu dimensi praktik sosial dalam buku Republik Jancukers terdapat juga dominasi suatu negara terhadap negara lain. Kritikan bangsa kita yang terlalu memuja negeri orang lain seperti Amerika juga nampak jelas disampaikan dalam buku Republik Jancukers. “Bisa jadi suatu saat dasar negara itu adalah

Pancasimpuh, saking tekuk lututnya kita pada seluruh kekuatan asing”. Tidak sampai disitu kekuatan asing juga menguasai ekonomi bangsa Indonesia secara menyeluruh, yang tergambar jelas pada data berikut; “Minum air mineral secara umum sahamnya dikuasai Perancis, seperti halnya pusat-pusat perbelanjaan. Minum teh dan pakai sabun mandi dan pasta gigi umumnya sahamnya digenggam Ingris. Minum susu sahamnya dipegang Belanda. Merokok pun sahamnya dikuasai Amerika. Sarapan? Berasnya dari Thailand. Problematika sosial banyak disinggung begitu kompleks dalam kritiknya yang dituangkan di buku Republik Jancukers. Berdasarkan simpulan yang disajikan, yakni penelitian mengenai buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo (Kajian Analisis Wacana Kritis) dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut (1) bagi pemerintah, dengan adanya tesis ini diharapkan pemerintah lebih peka terhadap keadaan masyarakat dan tidak memandang sebuah kritikan adalah bentuk ketidak senangan terhadap pemerintah; (2) bagi lembaga dan mahasiswa, tesis ini dibuat selain untuk memenuhi tugas akhir, juga sebagai penambah kasanah ragam tinjuan di keilmuan Unisma; (3) bagi guru, tesis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan wawasan kesusastraan guru-guru bahasa Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN Aliah Darma, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya Astuti, Tia Agnes. 2011. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan Di Simpang Kraft” Di Majalah Pantau.Skripsi. Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah.

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 103

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Eriyanto.2009. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS. Ikbar, Y.2002. Ekonomi politik internasional:Studi pengenalan umum. Bandung: Universitas Padjajaran Junaidi, Suwartojo. 1995.Korupsi Pola Kegiatan dan Penindakan serta Peran Pengawasan dalam Penanggulangan-nya. Jakarta: Restu Agung Mertokusumo ,Sudikno. 2007. Mengenal Hukum Suatu Pengantar.Yogyakarta: Liberty Moleong, L. J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ranney, Austin, 1996.Governing: An Introduction to Political Science (7th Edition), London: Prentice Hall International, Inc., Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung. Angkasa. Sunarwinandi, Ilya Revianti. 1999. Mengusut Benang Kusut Konflik Antarbudaya di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Tejo, Sujiwo. 2012. Republik Jancukers. Jakarta:Kompas Titscher, Stefan, Mayer, Michael, Wodak, Ruth, dan Vetter, Eva.2009. Metode Analisis Teks & Wacana.Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mustopadidjaya. 1988. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006.Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015__________________________________Halaman | 104