KAMPANYE SOSIAL PEDULI ANAK PENYANDANGCEREBRAL

Download Kata kunci: kampanye sosial, cerebral palsy, Activity of Daily Living (ADL), social marketing. ABSTRACT. The brain is the nerve center that...

0 downloads 397 Views 460KB Size
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

KAMPANYE SOSIAL PEDULI ANAK PENYANDANGCEREBRAL PALSY Advokasi untuk Pekerja Sosial:Mengkampanyekan Activity of Daily Living (ADL) untuk Mendorong Kemandirian Anak Di Rumah

Oleh: Franzeska Venty WD1 Hery Wibowo2

1

Mahasiswa Program S1 Sarjana Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan lmu Politik, Universitas Padjadjaran 2 Dosen Program S1 Sarjana Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

E-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRAK Otak merupakan pusat saraf yang mengendalikan fungsi tubuh manusia. Pada kondisi yang berbeda, anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada bagian otak yang berfungsi dalampengendalian gerak tubuh. Kondisi itu mengakibatkan kesulitan bergerak, berjalan, hingga belajar, akan tetapi hal itu belum banyak diketahui oleh masyarakat, khususnya orang tua penderita, mengenai kondisi cerebral palsy dan penanganannya. Kurangnya pemahaman pada masyarakat dapat menjadi hambatan dalam penanganan penderitanya untuk hidup mandiri.Pada kajian ini, mendorong pemerintah untuk mengadakan kampanye sosial peduli anak penyandangcerebral palsydalammemberikan informasi mengenai kondisi cerebral palsydan kegiatanActivity of Daily Living (ADL) yang diterapkan pada anak oleh orang tua di rumah. KegiatanADL didasari oleh tingkat kemandirian anak yang didukung oleh orang tua di rumah untuk mampu melakukan kegiatan perawatan diri harian.Berbasis social marketing, pengadaan kegiatan kampanye inibertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam menyadari pentingnya partisipasi pemenuhan kebutuhan anak cerebral palsy dan kemandiriannya melalui identifikasi tujuh aspek marketing mix. Gagasan ini dilakukan guna mendorong pemerintah dalam mengkampanyekan kepedulian terhadap anak penyandang cerebral palsy sebagai upaya agar orang tua dapat lebih memahami kondisi anak dan penanganannya agar mampu hidup mandiri. Kata kunci: kampanye sosial, cerebral palsy, Activity of Daily Living (ADL), social marketing. ABSTRACT The brain is the nerve center that controls the functions of the human body. At different conditions, child cerebral palsy suffered damage to part of the brain that functions in the control of body movement. Conditions that lead to difficulty moving, walking, to learn, but it is not widely known by

118

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

the public, especially elderly patients, the condition of cerebral palsy and handling. This lack of understanding in society can be an obstacle in the treatment of patients to live independently. On this study, prompted the government to launch a campaign of social care of children with cerebral palsy in providing information on the condition of cerebral palsy and activities Activity of Daily Living (ADL) is applied to the child by the parents at home. ADL activities based on the child's level of independence that is supported by parents at home to be able to do daily self-care activities. Based social marketing, procurement of this campaign aims to change people's behavior in realizing the importance of the participation of the fulfillment of the needs of children cerebral palsy and independence through the identification of the seven aspects of the marketing mix. This is done to encourage the idea of the government in the campaign of concern for children with cerebral palsy as an effort so that parents can better understand the child's condition and treatment to be able to live independently. Keywords: social campaigns, cerebral palsy, Activity of Daily Living (ADL), social marketing.

1.

sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik.”

PENDAHULUAN Otak merupakan pusat sistem saraf yang

mengkoordinasikan

dan

Kondisi

mengendalikan

yang

dialami

oleh

anak

fungsi tubuh pada manusia, termasuk bagian

cerebral palsy diakibatkan oleh adanya

otak yang mengatur kendali fungsi gerak.

kerusakan

Namun pada kondisi berbeda dialami oleh

sistem

anakcerebral

mereka

menghantarkan rangsangan dari otak dan

mengalami kondisi dari adanya kerusakan

sumsung tulang belakang ke otot dan kelenjar

atau gangguanyang terjadi pada bagian otak

untuk mengendalikan fungsi gerak yang

yang mempengaruhi fungsi pengendali gerak

berdampak pada keterbatasan gerak tubuh

dan dapat disertai gangguan fungsi lainnya.

anak

Sebagaimana

oleh

pengendalian yang dialaminya. Akan tetapi

cerebral

kondisi cerebral palsy yang demikian belum

Somantri

palsy,

yang

(2006:121)

di

mana

diungkapkan mengenai

otak,

sehingga

motorik

atau

karena

gangguan

mempengaruhi sistem

pada

yang

sistem

banyak dikenal oleh masyarakat, seperti yang

palsy: “bahwa cerebral palsy merupakan salah satu bentuk brain injury, yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak (R.S. Illingworth), atau suatu penyakit neuromuscular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan

diungkapkan pada cuplikan berita berikut ini: “Menurut pendiri dan koordinator rumah asuh dan rumah belajar Pediatric and Neurodevelopmental Therapy Centre (PNTC), Nawangsasi Takarini, masih banyak orang tua yang tidak mengetahui jika anaknya menderita cerebral palsy. "Atau ada 119

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

yang sudah tahu, tapi sengaja menyembunyikannya karena malu," ujarnya saat peringatan hari cerebral palsy sedunia di Surakarta, Minggu, 1 September 2013.Ada juga orang tua yang tidak tahu tindakan yang mestinya diberikan ke penderita cerebral palsy agar tidak makin parah,” (“Cerebral Palsy Belum Banyak yang Memahami”, Tempo.co, 1 September 2015).

pengetahuan agar keluarga dapat menganggap

Kurangnya

kepada

penanganan yang dapat diberikan serta akses

masyarakat ini dapat diketahui dari masih

layanan apa saja yang dibutuhkan, sehingga

banyaknya orang tua yang tidak mengetahui

dengan demikian orang tua dapat menerima

dengan pasti mengenai keadaan yang terjadi

dan memelihara anak cerebral palsy dalam

pada anaknya yang mengalami cerebral

kehidupannya sebagai bentuk yang normal

palsy. Adapun orang tua yang tidak tahu

untuk menunjang mereka berkembang.

pengenalan

bahwa kehidupan keluarga yang memiliki anak cerebral palsy adalah wajar atau normal. Orang tua, maupun keluarga, membutuhkan informasi mengenai kondisi cerebral palsy yang dialami oleh anak mereka secara menyeluruh. Pemahaman mengenai kondisi tersebut berarti juga memahami bagaimana

harus melakukan tindakan apa yang sesuai

Untuk mendapatkan hasil yang lebih

dengan pemenuhan kebutuhan hidup anak.

baik dalam menangani anak cerebral palsy,

Hambatan informasi yang dialami oleh orang

orang tua perlu memiliki bekal informasi

tua yang memiliki anak cerebral palsy ini

mengenai

juga disampaikan oleh Herliana (2010) dari

penanganannya. Orang tua yang mengetahui

hasil penelitiannya, bahwa seluruh partisipan

dengan jelas bagaimana kondisi anaknya yang

mengatakan bahwa tidak ada penjelasan yang

mengalami

menyeluruh dari petugas kesehatan terkait

membantu perkembangan anak ke arah yang

dengan penyakit anaknya dan bagaimana

lebih baik untuk mengupayakan pertolongan-

merawat anak yang memiliki keterbatasan

pertolongan yang diberikan pada anaknya,

seperti

seperti:

anaknya.

menggambarkan mengalami

Situasi

bagaimana

keterbatasan

tersebut orang

informasi

tua

bagaimana

cerebral

layanan

pendidikan.

kondisi

palsy

medis,

Pemberian

dan

tentu

terapi,

dapat

maupun

layanan

yang

untuk

dibutuhkan oleh anak pun menyesuaikan

dapat memperoleh pemahaman mengenai

bagaimana kondisi dan derajat disabilitasnya

kondisi anak dengan cerebral palsy dan

sehingga layanan yang diberikan dapat saja

bagaimana memberikan penanganannya.

mungkin berbeda, akantetapi dari semua

Lebih lanjut menurut Herliana (2010) berdasarkan mengungkapkan, membutuhkan

hasil

penelitiannya

bahwa berbagai

layanan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemandiriannya.

keluarga

informasi

Orang

atau

tua

yang

dianugerahi

anak

cerebral palsy berperan penting untuk turut 120

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

serta

menangani

VOLUME: 5

permasalahan

NOMOR: 2

dan

HALAMAN: 106--208

memaparkan

bahwa

ISSN:2339 -0042

pemerintah

belum

keterbatasan yang dihadapi anak. Diperlukan

optimal dalam memperhatikan kondisi yang

kesadaran

dialami oleh anak cerebral palsy:

dan

kepedulian

untuk

dapat

mendukung anak agar anak memperoleh layanan

yang

meningkatkan

dibutuhkan

dalam

kemampuannya.

Seperti

“Sayangnya, masalah kesehatan pada anak-anak seperti cerebral palsy ini belum mendapat perhatian pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dan Dinas kesehatan. Jangankan biaya dari pemerintah, dukungan moril sekalipun tidak ada.Padahal di negara-negara lain permasalahan anak berkebutuhan khusus seperti cerebral palsy ini merupakan tanggung jawab pemerintah baik dari memberikan pendidikan, fasilitas publik, sampai penyediaan lapangan kerja, contohnya di negara Australia sudah melakukannya.”

cuplikan berita berikut ini, adapun dukungan orang tua yang dapat diberikan yaitu berupa: "Orang tua yang aktif mencari segala informasi tentang CP dan memiliki kontribusi yang besar untuk kebaikannya, maka bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari rehabilitasi medis sekalipun.Dukungan adalah hal terpenting bagi mereka", lanjutnya.(“Lebih Dekat dengan Penyandang “Cerebral Palsy””, Berita Satu, 29 September 2013).

Pemerintah dianggap memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam penyediaan

layanan

pendidikan,

fasilitas

Kondisi anak cerebral palsy dapat

publik, hingga lapangan pekerjaan agar dapat

menjadi lebih baik dengan adanya dukungan

diakses oleh anak cerebral palsy. Namun

dari orang tua yang menerima kondisi anak

mengingat kebutuhan informasi bagi orang

dan mendorong anak untuk dapat mengakses

tua untuk dapat memahami kondisi anaknya

layanan yang dibutuhkannya didasari oleh

yang mengalami cerebral palsy juga semakin

upaya orang tua dalam memperoleh informasi

dibutuhkan, maka penting kiranya kajian

sebagai kontribusi pemenuhan kebutuhan

mengenai dorongan kepada pemerintah dalam

anak. Dukungan ini menjadi penting, sebab

menyelenggarakan kampanye sosial peduli

kondisi keterbatasan yang dialami oleh anak

anak cerebral palsy ini untuk dikaji lebih

dapat dikurangi apabila kebutuhan dasar anak

dalam.

terpenuhi dengan baik.

Kegiatan kampanye sosial peduli anak

Untuk menangani permasalahan yang

cerebral palsy ini mengangkat tema mengenai

dihadapi oleh anak cerebral palsy ini turut

kegiatan Activity of Daily Living (ADL) yang

membutuhkan

diterapkan pada anak. Tema ini didasari oleh

perhatian

dari

pemerintah

untuk menyediakan akses layanan yang secara

pemahaman

khusus

tumbuh

diungkapkan oleh Soeharso (dalam Abdul

kembangnya. Akan tetapi, Virgianti (2013)

Salim, 2007: 170), bahwa cerebral palsy

diperlukan

anak

dalam

121

mengenai

cerebral

palsy

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

terdiri dari dua kata, yaitu cerebral yang

cerebral palsy dapat membatasi ruang mereka

berasal dari kata cerebrum yang berarti otak

dalam beraktivitas.

dan palsy yang berarti kekakuan. Berdasarkan

Berker

dan

Yalҫin

(2010:

36)

pendefinisian dari kedua kata tersebut oleh

menyatakan bahwa, Activity of Daily Living

Soeharso, menjelaskan bagaimana keadaan

yaitu aktivitas perawatan diri seperti makan,

penyandang cerebral palsy yang mengalami

menggunakan

kekakuan sebagai dampak dari kerusakan

penampilan diri, selain persiapan makanan

bagian

dan perawatan rumah tangga. Perihal Activity

otak

yang

mengatur

sistemm

mandi,

Berker

dan

Yalҫin

of

oleh anak akibat kerusakan di otak memang

menegaskan bahwa anak dengan gangguan

tidak dapat disembuhkan, namun dapat

fungsi pengendalian gerak seperti cerebral

dikurangi dan dikelola dalam perawatannya

palsyakan

mengalami

agar mereka mampu hidup lebih baik.Anak

melakukan

aktivitas

yang

membutuhkan

diklasifikasikan

cerebral sesuai

palsy

dengan

dapat

Living,

berpakaian,

pengendalian gerak.Kondisi yang dialami

mengalami

Daily

toilet,

kesulitan sehari-hari.

bantuan

untuk

dalam Mereka dapat

derajat

meningkatkan kemandiriannya dalam hal

disabilitasnya. Kesulitan pengendalian fungsi

merawat diri yang dapat diperoleh melalui

gerak yang dialami mengakibatkan anak

dukungan dari orang tua dan keluarga untuk

membutuhkan layanan yang mendukungnya

melatih mereka di rumah.

untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari sehingga

membantu

Pemerintah dengan tanggung jawabnya

meningkatkan

didorong untuk dapat mengadakan kampanye

kemandirian anak.

sosial sebagai upaya untuk memberikan

Salah satu layanan kegiatan yang dapat

kesempatan

bagi

masyarakat,

khususnya

membantu peningkatan kemandirian anak,

orang tua yang memiliki anak cerebral, untuk

yaitu melalui kegiatan Activity of Daily Living

memperoleh informasi mendalam mengenai

(ADL). MengenaiActivity of Daily Living,

kondisi cerebral palsy dan penanganannya

Fricke (2010) menyatakan bahwa kegiatan

melalui pelaksanaan kegiatan Activity of Daily

sehari-hari

Living (ADL) yang dalam penerapannya

(ADL)

digunakan

dalam

rehabilitasi sebagai istilah payung yang

didampingi

berkaitan dengan perawatan diri, yang terdiri

Dorongan kepada pemerintah ini merupakan

dari

yang

bagian dari perwujudan tugas pemerintah

dilakukan orang secara rutin dalam kehidupan

yang tertuang ke dalam Pasal 75 Peraturan

mereka setiap hari. Kesulitan pada fungsi

Pemerintah (PP) No. 43 Tahun 1998 tentang

pengendalian gerak yang dialami oleh anak

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial

kegiatan-kegiatan

atau

tugas

oleh

orang

tua

di

rumah.

Penyandang Cacat, bahwa: “Pembinaan upaya 122

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

peningkatan kesejahteraan sosial penyandang

menangani permasalahan dan keterbatasan

cacat oleh pemerintah dilaksanakan melalui:

yang dihadapi oleh anak. Apabila orang tua

a) penetapan peraturan perundang-undangan

tidak cukup memahami bagaimana kondisi

dan

c)

anak dan penanganannya lebih lanjut, maka

e)

menjadi faktor penghambat pula dalam

kebijaksanaan;

bimbingan;

d)

b)

penyuluhan;

pemberian

bantuan;

perizinan.” Dari kelima upaya tersebut,

pengembangan

pemerintah dapat melaksanakannya bersama

kebutuhan anak untuk mampu hidup mandiri

dengan masyarakat yang turut berpartisipasi

dan

dalam peningkatan kesejahteraan sosial para

kegiatan kampanye sosial ini, pemerintah

disabilitas.

dapat

potensi

berfungsi

dengan

mengupayakan

dan

pemenuhan

optimal.Melalui

penyadaran

dan

Salah satu upaya, yaitu penyuluhan,

pemberian pengetahuan kepada masyarakat

dilakukan dalam tujuannya mengacu pada

agar dapat mengubah perilaku masyarakat

Pasal 77 PP No. 43 Tahun 1998 tentang

untuk menjadi lebih peduli pada kehidupan

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial

anak cerebral palsy untuk mendukung mereka

Penyandang Cacat, bahwa:

dalam memperoleh layanan yang dibutuhkan.

Pembinaan melalui penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf b dilakukan untuk: a. Menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap penyandang cacat. b. Memberikan penerangan berkenaan dengan pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat. c. Meningkatkan peran para penyandang cacat dalam pembangunan nasional.

2.

TINJAUAN KONSEPTUAL Pada bagian ini, kajian ditinjau dari

beberapa konsep yang menunjang pemaparan gagasannya, yaitu: 1) Konsep mengenai cerebral palsy, klasifikasi, dan dampaknya, 2) Konsep mengenai Activity of Daily Living (ADL) pada anak cerebral palsy, 3) Konsep social marketing dalam menerapkan aspek-

Pada pasal tersebut, mengacu pada

aspek

marketing

mix,

dan

4)

Konsep

peran pemerintah yang memiliki kewenangan

mengenai Taksonomi Bloom sebagai proses

dalam meningkatkan kesejahteraan sosial

pembelajaran.

penyandang

cacat

termasuk

penyandang

cerebral palsy. Berdasarkan uraian di muka,

2.1 Cerebral Palsy

maka penting kiranya dilakukan kajian yang

Dalam

upaya

mengenalkan

kepada

lebih mendalam terkait fenomena penyandang

masyarakat mengenai cerebral palsy, maka

cerebral

diperlukan pula pemahaman cerebral palsy

palsy

ini,

sebab

masyarakat,

khususnya orang tua, berperan penting dalam

123

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

seperti yang diungkapkan oleh Somantri (2006:121) mengenai cerebral palsy:

b.

“bahwa cerebral palsy merupakan salah satu bentuk brain injury, yitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak (R.S. Illingworth), atau suatu penyakit neuromuscular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik.” Kondisi

yang

dialami

oleh

c.

d.

e.

anak

cerebral palsy diakibatkan oleh adanya kerusakan sistem

otak,

sehingga

motorik

atau

mempengaruhi sistem

ISSN:2339 -0042

tungkai yang terletak pada belahan tubuh yang sama. Athetosis, yaitu kerusakan pada basal banglia yang mengakibatkan gerakan-gerakan menjadi tidak terkendali dan tidak terarah. Ataxia, yaitu kerusakan pada cerebellum yang mengakibatkan adanya gangguan pada keseimbangan. Tremor, yaitu kerusakan pada bagian basal ganglia yang berakibat timbulnya getaran-getaran berirama, baik yang bertujuan maupun yang tidak bertujuan. Rigidity, yaitu kerusakan pada basal ganglia yang mengakibatkan kekakuan pada otot-otot.

Berbicara mengenai dampak pada anak

yang

cerebral palsy, Yulianto (dalam Abdul Salim,

menghantarkan rangsangan dari otak dan

2007:178-182)

mengungkapkan

sumsung tulang belakang ke otot dan kelenjar

cerebral

mempunyai

untuk mengendalikan fungsi gerak.Kondisi

sebagai berikut:

palsy

bahwa

karakteristik

yang dialami dari kerusakan tersebut dapat “Mengalami kekakuan-kekakuan otot; terdapat gerakan-gerakan yang tidak terkontrol pada kaki, tangan, lengan, dan otot-otot wajah; hilangnya keseimbangan yang ditandai dengan gerakan yang tidak terorganisasi; otot mengalami kekakuan sehingga seperti robot apabila sedang berjalan; adanya gerakan-gerakan kecil tanpa disadari; dan anak yang mengalami beberapa kondisi campuran.”

mengakibatkan keterbatasan gerak tubuh anak karena gangguan pada sistem pengendalian yang dialaminya. Seperti yang disampaikan oleh BakwinBakwin

(dalam

Somantri,

2006:122)

mengenai klasifikasi cerebral palsy yang dapat dibedakan sebagai berikut ini: a. Spasticity, yaitu kerusakan pada cortex cerebri yang menyebabkan hyperactive reflex dan stretch reflex. Spasticity dapat dibedakan menjadi: a) Paraplegia, apabila kelainan menyerang kedua tungkai. b) Quadriplegia, apabila kelainan menyerang kedua lengan dan kedua tungkai. c) Hemiplegia, apabila kelainan menyerang satu lengan dan satu

Anak yang mengalami cerebral palsy menghadapi berbagai kesulitan pengendalian gerak, seperti gerakan yang tidak terkonrol yang terjadi pada kaki, tangan, lengan, dan otot-otot wajah.Gerakan yang tidak terkontrol ini diakibatkan oleh keterbatasan kemampuan sistem

pengendali

gerak

untuk

mampu

mengontrolnya secara normal.Selain itu pula, 124

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

adanya

VOLUME: 5

ketidakseimbangan

gerak

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

yang

mempengaruhi tubuh anak cerebral palsy

2.2

dalam hal berjalan. Hambatan lainnya juga

Anak Cerebral Palsy

diungkapkan oleh Saharso (2006), bahwa

Activity of Daily Living (ADL)pada

Dalam

menjawab

tantangan

dari

seseorang anak dengan cerebral palsy dapat

keterbatasan yang dialami oleh anak cerebral

menampakkan gejala kesulitan dalam hal

palsy, orang tua yang memiliki anak cerebral

motorik

atau

palsy berperan penting dalam membantu

masalah

menangani anak untuk dapat melakukan

keseimbangan dan berjalan; atau mengenai

aktivitasnya sehari-hari. Pertolongan bantu

gerakan involunter, misalnya tidak dapat

diri untuk meningkatkan kemandirian anak

mengontrol gerakan menulis atau selalu

merupakan

mengeluarkan air liur. Berbagai hambatan

diberikan untuk menunjang anak cerebral

inilah yang dialami oleh anak cerebral palsy,

palsy. Activity of Daily Living (ADL) atau

terutama pada fungsi pergerakan yang sulit

aktivitas sehari-hari sebagai salah satu bentuk

bagi anak cerebral palsy untuk mampu

kegiatan

melakukan aktivitasnya sehari-hari.

meningkatkan

halus,

menggunakan

misalnya

menulis

gunting;

Berdasarkan uraian di muka, maka

dasar

yang

mengalami

dari

perawatan

dapat

dilakukan

kemandirian

yang

untuk

anak

yang

kesulitan pengendalian

gerak

dapat dikatakan bahwa penyandang cerebral

tubuh seperti anak cerebral palsy. Mengenai

palsy cenderung mengalami kesulitan dan

Activity of Daily Living, Fricke (2010)

keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-

menyatakan

harinya.Sama seperti anak dengan disabilitas

(ADL) digunakan dalam rehabilitasi sebagai

lainnya, anak cerebral palsy pun memiliki

istilah

berbagai hambatan dan kesulitan yang ada di

perawatan diri, yang terdiri dari kegiatan-

dalam dirinya.Gangguan atau kerusakan yang

kegiatan atau tugas yang dilakukan orang

terjadi

tersebut

secara rutin dalam kehidupan mereka setiap

mempengaruhi banyak hal dalam sistem

hari. Kesulitan pada fungsi pengendalian

koordinasi baik motorik maupun sensorik.

gerak yang dialami oleh anak cerebral palsy

Gambaran kondisi yang telah disampaikan

dapat

sebelumnya,

beraktivitas.

pada

bagian

menunjukkan

otak

kondisi

yang

dihadapi oleh anak cerebral palsy dalam

bahwa

payung

membatasi

kegiatan

yang

sehari-hari

berkaitan

ruang

mereka

dengan

dalam

Melalui kegiatan ADL yang dilakukan

menjalani kehidupannya dengan berbagai

pada

keterbatasan,

berjalan,

kesempatan bagi anak cerebral palsy untuk

keseimbangan

membantu dukungan proses belajar dan

berkomunikasi,

seperti

bergerak,

berpikir,

tubuh, dan aktivitas-aktivitas hidup lainnya.

anak

cerebral

palsy,

memberikan

kemandiriannya dalam menghadapi situasi 125

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

bermain. Berker dan Yalҫin (2010: 36) menyatakan bahwa, Activity of Daily Living yaitu aktivitas perawatan diri seperti makan, toilet,

mandi,

berpakaian,

penampilan diri, selain persiapan makanan dan perawatan rumah tangga. Perihal Activity of

Daily

Berker

Living,

dan

Yalҫin Penerapan

menegaskan bahwa anak dengan gangguan

mengalami

melakukan

aktivitas

membutuhkan

kesulitan sehari-hari.

bantuan

berbeda dengan yang sedang hingga berat.

dapat

Seperti yang disampaikan oleh Bigge pada kutipan sebelumnya, beberapa murid atau

merawat diri yang dapat dilakukan di rumah bantuan

dari

orang

tua

anak cerebral palsy ringan membutuhkan

yang

bantuan pelayanan dengan diberi banyak

mendukung aktivitas geraknya. Melalui

kegiatan

ADL

pada

palsy.Tingkat disabilitas yang ringan akan

Mereka

meningkatkan kemandiriannya dalam hal

dengan

ADL

kondisi dan kebutuhan tiap anak cerebral

dalam

untuk

kegiatan

pendidikan khusus ini menyesuaikan dengan

fungsi pengendalian gerak seperti cerebral palsyakan

ISSN:2339 -0042

menggunakan toilet dan makan, sementara yang lain akan membutuhkan bantuan terbatas dengan hanya beberapa kegiatan. Di mana penilaian dan program makan dan menelan diperlukan, ini termasuk posisi yang benar pada anak, menggunakan peralatan makanan yang cocok dan memilih makanan atau minuman yang tepat.”

lingkungan rumah, sekolah, bahkan tempat

menggunakan

HALAMAN: 106--208

ini,

tugas

anak

perawatan

mengoptimalkan

diajarkan bagaimana cara makan dan minum

diri tingkat

untuk

dapat

kemandiriannya,

seperti bagaimana cara menggunakan toilet,

serta menggunakan peralatannya, pengunaan

mandi, menggosok gigi, hingga berpakaian.

toilet, cara mandi, cara berpakaian hingga

Pada murid atau anak cerebral palsy sedang

menata penampilan diri, serta aktivitas-

hingga berat akan membutuhkan bantuan

aktivitas mendasar lainnya dalam kehidupan

pelayanan

sehari-hari. Kegiatan tersebut diajarkan pada

yang

terbatas

dari

beberapa

kegiatan saja yang masih mampu untuk

anak cerebral palsy agar mereka dapat

dilakukan.

mengatasi keterbatasan yang dialami serta meningkatkan kemampuan yang dimilikinya

2.3 Social Marketing

agar dapat hidup lebih mandiri.

Terkait

Lebih lanjut mengenai Activity of Daily

ini

dengan dilakukan

kampanye

sosial,

dengan

konsep

Living,Bigge (dalam Farrell, 2007: 116)

kegiatan

menyatakan bahwa:

pemasaran sosial (social marketing) di mana seperti yang disampaikan oleh Kotler (2002:

“Beberapa murid mungkin memerlukan bantuan dengan banyak tugas, seperti berpakaian,

5), bahwa:

126

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

“Social marketing merupakan penggunaan prinsip-prinsip dan teknikteknik pemasaran dalam mempengaruhi target audience agar secara suka rela menerima (accept), menolak (reject), mengubah (modify), dan meninggalkan (abandon) sebuah perilaku demi keuntungan individu, kelompok serta masyarakat sebagai sebuah kesatuan.” Arah

dalam

pelaksanaan

secara

sukarela

dan

ISSN:2339 -0042

(2002: 12-13) secara struktur terdapat empat kategori: 1. Pekerja profesional untuk agen pemerintah dan organisasi, contoh: departemen kesehatan, rumah sakit. 2. Pekerja profesional untuk organisasi non-profit, asosiasi dan yayasan, contoh: Green peace dan berbagai LSM. 3. Pekerja profesional untuk organisasi komersil dalam posisinya sebagai tanggungjawab sosial perusahaan ataupun hubungan dengan komunitas yang akan membantu mengimplementasikansocial marketing. 4. Kelompok lainnya yang membantu dalam pelaksanaan kampanyesocial marketing, contoh: agensi periklanan, PR dan agensi riset pemasaran.

social

marketing ini kepada perubahan perilaku yang dilakukan

HALAMAN: 106--208

menjadi

tantangan yang besar pula untuk dapat melaksanakan aktivitasnya. Oleh karena itu, menurut Kotler (2002: 5), terdapat prinsip dalam pelaksanaan social marketing, yaitu: 1. Menerima perilaku yang baru. 2. Menolak perilaku yang potensial (perilaku negatif). 3. Memodifikasi beberapa perilaku. 4. Meninggalkan perilaku lama.

pemahaman konsep

Target audience yang dimaksud oleh

mix.Menurut Kotler (2000), marketing mix

Dalam

social

kelompok

marketing, mengenai

kiat

terdapat marketing

Kotler sebelumnya, yaitu sebagai tujuan dari

adalah

dilakukannya salah satu dari keempat prinsip

digunakan

pelaksanaan social marketing ini karena

sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran.

tujuannya untuk mengubah perilaku individu

Di sisi lain, Jerome McCarthy (dalam Fandy:

atau komunitas ke arah peningkatan hidup

2004), menyampaikan perumusan marketing

yang lebih baik.Berdasarkan pemahaman

mix menjadi 4P (Product, Price, Place, dan

tersebut, maka produk yang dijual adalah

Promotion) yang dijelaskan sebagai berikut:

perusahaan

pemasaran untuk

yang

mencapai

1. Product (Produk)

menjual perubahan perilaku yang ditawarkan kepada individu atau komunitas sebagai satu

Produk

kesatuan dalam menangani fenomena atau isu

Kotler (1989:89) dapat didefinisikan

sosial yang terjadi.

sebagai apa yang dapat ditawarkan

social

marketing

singkat

menurut

didalam pasar untuk dipertahankan,

Dalam berbagai kasus, prinsip dan teknik

secara

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi

dilakukan oleh

mereka yang berada dalam garis depan dalam

sehingga

kesejahteraan publik. Tetapi menurut Kotler

keinginan atau kebutuhan termasuk

127

dapat

memuaskan

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

didalamnya adalah objek fisik, jasa,

Dengan demikian semua keputusan

orang,

yang

tempat

organisasi

dan

berkaitan

dengan

harga

gagasan.Sehingga dapat disimpulkan

hendaknya harus dipertimbangkan

bahwa

secara

yang

dimaksud

produk

sungguh-sungguh

adalah suatu yang berwujud maupun

mendalam

sesuatu yang tidak berwujud yang

aspek

lazim disebut jasa. Dari definisi

perusahaan.Kotler dan Lee (2008)

tersebut, mengandung tiga makna

menjelaskan

yang perlu dibedakan:

dibutuhkan untuk mengadopsi suatu

1. Produk

perilaku melingkupi monetary dan

ini

manfaat

yang merupakan

yang

dicari

oleh

berkaitan

2. Produk formal yaitu obyek fisik ditawarkan

yang

yaitu

mencakup

dan

bahwa

ekstern

biaya

Biaya

dengan

yang

moneter

biaya

yang

dikeluarkan untuk membeli produk-

seperti:

produk pendukung yang bersifat

kemasan merek, mutu. 3. Produk

memperhatikan

intern

nonmonetary.

pembeli.

yang

serta

dan

tangible,

disempurnakan

sedangkan

biaya

nonmoneter merupakan biaya-biaya

keseluruhan

seperti halnya waktu, resiko, usaha,

manfaat yang diberikan oleh

energi, dan perasaan tidak nyaman

produk formal.

ketika mengadopsi perilaku yang

2. Price (Harga)

Dalam

baru.

penetapan

harga

jual,

3. Distribusi (Place)

perusahaan harus memperhatikan

Setelah barang selesai dibuat dan

berbagai pihak antara lain para

siap

konsumen akhir, para penyalur,

berikutnya dalam proses pemasaran

saingan, para suplier, bahan, dana,

adalah menentukan metode dan rute

tenaga kerja dan para manager

yang

perusahaan

menyalurkan

yang

bersangkutan.

untuk

akan

dipasarkan,

dipakai barang

tahap

untuk tersebut

Segala keputusan yang berhubungan

kepasar. Hal ini menyangkut strategi

dengan

harga

mempengaruhi kegiatan

akan

sangat

penyaluran

beberapa

aspek

didalamnya pemiilihan penyaluran

perusahaan,

menyangkut

distribusi.Secara

singkat

termasuk

saluran

penjualan

distribusi menurut Drs. Basu Swasta

maupun aspek keuntungan yang

(1990) tersebut dapat didefinisikan

ingin

sebagai saluran distribusi untuk

dicapai

kegiatan

baik

dan

oleh

perusahaan. 128

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

suatu barang adalah saluran yang

dilatih,

digunakan

memberikan

oleh

produsen

untuk

ISSN:2339 -0042

dimotivasi,

sehingga

kepuasan

terhadap

menyalurkan barang tersebut dari

konsumen dengan sikap perhatian,

produsen sampai ke konsumen atau

responsif, inisiatif, kreatif, pandai

pemakai industri.

memecahkan masalah, sabar dan

4. Promosi (Promotion)

Luas

ruang

ikhlas.Dengan

yang

kegiatan

baik, maka konsumen akan merasa

promosi dipengaruhi oleh macam-

terlayani dengan baik dan besar

macam

yang

kemungkinan konsumen tersebut

dipergunakan.Kegiatan promosi dari

akan kembali lagi membeli produk

perusahaan

kita. Orang adalah semua pelaku

faktor

lingkup

pelayanan

kegiatan

saingan lain

merupakan

yang

perlu

yang memainkan peranan dalam

dipertimbangkan oleh perusahaan

penyajian

dalam

mempengaruhi persepsi pembeli.

memasarkan

jasa

sehingga

dapat

produknya.Promosi menurut Basu Swasta (1990: 273) adalah arus 2.

informasi atau persuasi satu arah

Physical Evidence(Sarana Fisik)

yang dibuat untuk mengarahkan

Menurut Boom dan Bitner (dalam

seseorang atau organisai kepada

Effendi, 2010:349), menjelaskan

tindakan

bahwaphysical evidencemerupakan

untuk

menciptakan

bentuk fisik, berarti konsumen akan

pertukaran dalam pemasaran.

melihat keadaan nyata dan bendaTambahan elemen pada mix marketing

benda

menurut Zeithaml and Bitner (dalam Ratih

jasa

satu hal yang secara nyata turut

People (Orang)

mempengaruhi

Menurut Boom dan Bitner (dalam

konsumen

Effendi, 2010:349), menerangkan

ataupun

ditawarkan,

yang

membeli produk

dan yang

unsur-unsur

yang

termasuk dalam sarana fisik antara

merencanakan pelayanan terhadap para konsumen.Karena

keputusan

untuk

menggunakan

bahwa people berarti orang yang melayani

menghasilkan

tersebut.Sarana fisik ini merupakan

Hurriyati, 2008:62), yaitu: 1.

yang

lain: lingkungan fisik, dalam hal ini

sebagian

bangunan

besar jasa dilayani oleh orang,

fisik,

peralatan,

perlengkapan, logo, warna dan

maka orang tersebut perlu diseleksi,

barang-barang 129

lainnya,

yang

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

disatukan

3.

VOLUME: 5

NOMOR: 2

dengan service yang

HALAMAN: 106--208

a. Ranah Kognitif (cognitive domain)

diberikan.Dengan kata lain, sarana

Ranah

fisik

diungkapkan

(physical

evidence)

ISSN:2339 -0042

yang

kognitif,

seperti

oleh

yang

Dimyati

dan

menarik atau unik menjadi daya

Mudjiono (2009: 298), merupakan

tarik konsumen dalam membeli

segi kemampuan yang berkaitan

suatu produk, misalnya ketupat

dengan aspek-aspek pengetahuan,

dipakai

penalaran,

untuk

dekorasi

saat

atau

pikiran.Bloom

menyambut bulan Ramadhan atau

membagi ranah kognitif ke dalam

pohon

enam tingkatan atau kategori, yaitu:

cemara

dipakai

untuk

dekorasi saat menyambut Natal.

1) Pengetahuan, 2) Pemahaman, 3)

Process (Proses)

Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintetis,

Menurut Boom dan Bitner (dalam

dan 6) Evaluasi.

Effendi, 2010:349), menjelaskan

b. Ranah Afektif (affective domain)

bahwa proses ini terjadi diluar

Menurut Dimyati dan Mudjiono

pandangan konsumen, konsumen

(2009:

tidak mengetahui bagaimana proses

merupakan

yang terjadi, yang penting jasa yang

mengutamakan perasaan, emosi, dan

dia

reaksi-reaksi yang berbeda dengan

terima

harus

memuaskan.

298),

ranah

kemampuan

Proses ini terjadi berkat dukungan

penalaran.Ranah

karyawan dan tim manajemen yang

dengan

mengatur

berhubungan

semua

proses

agar

afektif

aspek

ini

yang

berkaitan

emosional

yang

dengan

respon

terhadap

tugas.

berjalan dengan lancar. Misalnya

emosional

proses

yang

Pembagian ranah afektif ini disusun

dilakukan oleh bank berupa jasa

oleh Bloom bersama dengan David

transfer, administrasi dan lain-lain.

Krathwol,

antara

Penerimaan,

2)

pemberian

jasa

taksonomi

atau

Partisipasi,

1) 3)

Penilaian atau penentuan sikap, 4)

2.4 Taksonomi Bloom Taksonomi

lain:

Bloom

Organisasi, dan 5) Pembentukan

merupakan

klasifikasi

pola hidup.

yang

c. Ranah Psikomotor (psychomotoric

dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 mengenai pembelajaran. Adapun

domain)

Taksonomi Bloom yang diuraikan pada tiga

Menurut Dimyati dan Mudjiono

ranah atau klasifikasi sebagai berikut:

(2009:

298),

bahwa

kawasan

psikomotor yaitu kawasan yang 130

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

berkaitan

VOLUME: 5

dengan

keterampilan

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

aspek-aspek

sulitnya mengakses layanan yang dibutuhkan

jasmani.Aktivitas

oleh anak, maka kampanye sosial ini hadir

motorik yang dilakukan pada ranah

untuk

ini sering kali dihubungkan dengan

Urgensi yang dilakukan dalam pelaksanaan

pendidikan fisik dan atletik, namun

kampanye ini melihat situasi di mana

dapat dilakukan pula subjek lainnya,

keterbatasan informasi sering kali menjadi

seperti menulis dan mengolah kata

hambatan, khususnya masyarakat menengah

yang

ke bawah, untuk menjadi tahu dan tanggap

membutuhkan

gerakan.

Rincian pada ranahterdiri dari: 1)

4)

Gerakan

permasalahan

tersebut.

terhadap penanganan anak cerebral palsy.

Persepsi, 2) Kesiapan, 3) Gerakan terbimbing,

menjawab

Kampanye sosial yang mengangkat

yang

tema kegiatan Activity of Daily Living (ADL)

terbiasa, 5) Gerakan yang kompleks,

pada anak cerebral palsy oleh orang tua di

6) Penyesuaian pola gerakan, 7)

rumah ini didasari oleh pentingnya melatih

Kreativitas.

dan mengembangkan tingkat kemandirian anak untuk dapat beraktivitas. Kurangnya

3.

informasi

PEMBAHASAN Dorongan

pemerintah

pada

orang

tua

mengenai

dalam

bagaimana kegiatan ADL yang diterapkan

penyelenggaraan kampanye sosial peduli anak

pada anak cerebral palsy dapat menghambat

cerebral palsy merupakan sebuah gagasan

pula proses belajar dan berkembang anak

yang

untuk

diselenggarakan

dalam

rangka

mampu mengakses lingkungannya

pengenalan mengenai anak cerebral palsy

secara mandiri. Oleh karena itu, orang tua

kepada masyarakat. Berangkat dari kurangnya

perlu mengetahui bagaimana kegiatan ADL

pengetahuan

yang dilakukan oleh anak cerebral palsy agar

dan

wawasan

masyarakat

terhadap kondisi yang dialami oleh anak

sesuai

cerebral

kebutuhannya untuk terus berkembang.

palsy

dan

bagaimana

penanganannya, kurangnya informasi dan

131

dengan

derajat

disabilitas

dan

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

Bagan 3.1 Proses Social Marketing Berdasarkan Taksnomi Bloom

KOGNITIF

AFEKTIF

PSIKOMOTO RIK

Segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan dan pemahaman:

Segi kemampuan aspekaspek emosional pada target adopter yang dilakukan sebagai respon emosional:

Segi kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik yang berupa keterampilan manusia dalam melakukan sesuatu: a) Mengukur pemahaman orang tua dalam menangkap informasi dan penanganan anak. b) Melakukan bagaimana praktik kegiatan ADL pada sesi yang disediakan saat kampanye sosial berlangsung. c) Menerapkan kegiatan ADL pada anak cerebral palsy sesuai prosedur yang telah disajikan.

a) Informasi karakteristik kondisi anak penyandang cerebral palsy. b) Informasi tindakan penanganan yangdiberikan melalui kegiatan Activity of Daily Living. c) Informasi apabila anak cerebral palsy tidak ditangani dengan baik.

PROSES SOCIAL MARKETI NG

a) Kesadaran menerima informasi sebagai respon dari informasi yang dipaparkan. b) Menanggapi informasi yang diterimanya. c) Pembentukan nilainilai baru, seperti kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi anak cerebral palsy yang membutuhkan dukungan.

Sumber: Olahan Penulis, 2015

Berdasarkan pemaparan pada bagan 3.1, kajian

ini

dilatarbelakangi

oleh

palsy.

tujuan

anak penyandang cerebral palsy.

sesuai dengan konsep pembelajaran oleh Bloom.

Sesuai

yang

a) Informasi karakteristik kondisi

social marketing yang dapat dilaksanakan

S.

informasi

dipaparkan, seperti:

perubahan perilaku masyarakat melalui proses

Benjamin

Adapun

b) Informasi tindakan penanganan

dengan

yangdiberikan melalui kegiatan

prosesnya, terdapat tiga ranah yang dijelaskan

Activity of Daily Living.

sebagai berikut ini:

c) Informasi apabila anak cerebral

a. Ranah Kognitif

palsy tidak ditangani dengan baik.

Segi kemampuan yang berkaitan

Ketiga

dengan

dan

kepada

ini,

kampanye sosial agar masyarakat

masyarakat diberikan penyadaran

berkesempatan dalam memperoleh

melalui

pengetahuan

aspek

pemahaman.

pengetahuan Pada

pemaparan

ranah

berbagai

informasi terkait kondisi cerebral

informasi

ini

diberikan

masyarakat

melalui

dan

pemahaman

terhadap kondisi anak cerebral palsy dan

132

penanganannya.

Masyarakat

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

disadarkan

VOLUME: 5

betapa

NOMOR: 2

pentingnya

memiliki pemahaman tersebut dalam

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

palsy

membutuhkan

yang

dukungan.

rangka pemenuhan kebutuhan anak,

Setelah

khususnya

yang

informasi, maka pada ranah afektif

dianugerahi anak cerebral palsy.

ini mencakup watak perilaku seperti

Upaya dari kampanye sosial ini

bagaimana target adopter menerima,

dilaksanakan agar akses kebutuhan

menanggapi,

anak cerebral palsy dapat terpenuhi,

informasi yang diperolehnya untuk

sehingga menjadi penting dalam

dapat

menanamkan

perubahan

orang

tua

pengetahuan

dan

pemahaman kepada masyarakat agar

memperoleh

dan

berbagai

menyikapi

mempengaruhi

proses

perilaku

setelah

penyadaran kognitif berlangsung.

menjadi tahu dan peduli untuk

c. Ranah Psikomotorik

menangani anak cerebral palsy.

Ranah ini mencakup kemampuan

b. Ranah Afektif

yang dihasilkan oleh fungsi motorik

Penanaman aspek-aspek emosional

yang berupa keterampilan manusia

pada target adopter yang dilakukan

dalam

sebagai respon emosional terhadap

Keterampilan

tugas atau perilaku yang ditawarkan

untuk mendorong adanya perubahan

melalui kegiatan kampanye sosial.

perilaku pada target adopter sebagai

Sikap seseorang dapat diramalkan

tujuan dari adanya kegiatan ini.

perubahannya,

sudah

Adapun bentuk-bentuk keterampilan

memiliki kekuasaan kognitif yang

motorik yang dapat dilakukan oleh

tinggi.

target adopter:

Adapun beberapa aspek emosional

a) Mengukur pemahaman orang tua

apabila

melakukan tersebut

sesuatu. dilakukan

di antaranya:

dalam menangkap informasi dan

a) Kesadaran menerima informasi

penanganan anak.

sebagai

respon dari informasi

b) Melakukan

yang dipaparkan. b) Menanggapi

informasi

praktik

kegiatan ADL pada sesi yang yang

disediakan saat kampanye sosial

diterimanya. c) Pembentukan

bagaimana

berlangsung. nilai-nilai

baru,

c) Menerapkan kegiatan ADL pada

seperti kepekaan dan kepedulian

anak

terhadap kondisi anak cerebral

prosedur yang telah disajikan.

133

cerebral

palsy

sesuai

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

Ketiga keterampilan fisik tersebut

target adopter dapat melakukan

dilakukan dalam upaya terwujudnya

kegiatan yang memacu penyesuaian

perubahan perilaku masyarakat yang

diri terhadap perilaku baru yang

didorong melalui ranah motorik agar

ditawarkan.

Bagan 3.2 Kerangka Pemikiran Persepsi masyarakat cenderung negatif dan tidak mengetahui kondisi anak CP.

SOCIAL MARKETING

Pasal 74 dan Pasal 77 PP No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat

Hambatan keberfungsian sosial pada anak CP dalam hal kemandirian.

PRODUCT

Informasi dan Wawasan

PRICE

Masyarakat dan Orang Tua: Usaha peningkatan kesejahteraan anak CP, biaya, dan waktu yang dikorbankan.

PLACE

Gedung serbaguna

PROMOTION

Kegiatan Activity of Daily Living (ADL) pada anak CP untuk peningkatan kemandiriannya

Publikasi TV Nasional, Radio, Medsos

PEOPLE

Pemerintah dan Guru PLB

PHYSICAL EVIDENCE

Peralatan bina diri: Alat makan, mandi, dan lain-lain.

PROCESS

Guru PLB menyajikan informasi CP.

MENGUBAH PERSEPSI MASYARAKAT MENINGKATKAN KEBERFUNGSIAN PENYANDANG CP

Berdasarkan bagan 3.2, pelaksanaan social

marketing

ini

mengarah

aktivitas sehari-harinya

pada

(ADL), sehingga

dapat dibekali melalui kampanye sosial yang

perubahan perilaku yang dapat diciptakan dan

diadakan

dilakukan oleh kelompok sasaran. Secara

kehidupan anak yang lebih baik lagi. Hal ini

singkat,

untuk

berkaitan erat dengan prinsip pelaksanaan

mendorong masyarakat yang sebelumnya

social marketing, seperti: penerimaan perilaku

terbatas akses informasi mengenai bagaimana

yang baru, penolakkan perilaku yang negatif,

penanganan anak

pemodifikasian

gagasan

ini

berupaya

cerebral

palsy

dalam

134

dalam

rangka

beberapa

menciptakan

perilaku,

dan

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

meninggalkan perilaku lama. Oleh sebab itu,

meningkatkan

produk yang dijual melalui social marketing

melalui pelaksanaan kegiatan ADL

ini ialah menjual perubahan perilaku yang

tersebut sebagai tanggung jawab

ditawarkan kepada individu atau komunitas,

bersama untuk berpartisipasi dalam

dalam hal ini khususnya orang tua yang

pemenuhan

memiliki anak cerebral palsy, agar dapat

cerebral

menerima informasi, menjadi lebih peka dan

beraktivitas.

tanggap

dalam

membantu

pemenuhan

2.

kemandiriannya

kebutuhan palsy

anak

agar

mampu

Price (Harga)

kebutuhan anak cerebral palsy sebagai upaya

Price

dalam

konsep

social

untuk dapat mengatasi fenomena sosial yang

marketing berarti biaya yang perlu

terjadi.

dikorbankan oleh individu atau

Identifikasi 7P (Marketing Mix) dalam

kelompok yang menjadi target

penyelenggaraan kegiatan “Kampanye Sosial

adopter berdasarkan perilaku yang

Peduli Anak Cerebral Palsy” sebagai berikut:

ditawarkan.Pada kampanye sosial

1.

Product (Produk)

ini, biaya yang dikeluarkan berupa

Informasi-informasi diberikan,

yang

biaya

nonmoneter,

yaitu

biaya

mengenai

dalam hal waktu, resiko, usaha,

pelaksanaan kegiatan Activity of

energi, serta perasaan yang tidak

Daily Living pada anak cerebral

nyaman saat mengadopsi perilaku

palsy yang didampingi oleh orang

yang baru.Price yang ditetapkan

tua

pada

di

yaitu

dapat

rumah.Produk

yang

pemerintah

dalam

ditawarkan dari gagasan ini bersifat

mengadakan kampanye sosial ini

intangible, berupa layanan yang

dilakukan

disediakan

untuk

waktu, usaha, dan anggaran agar

kesempatan

kepada

memberikan masyarakat

dengan

tercapainya

pengorbanan

tujuan

perubahan

agar dapat memperoleh informasi

perilaku masyarakat menjadi sadar

serta akses yang dibutuhkan bagi

dan

anak

penyandang

cerebral

palsy.

Melalui

peduli

terhadap

kondisi cerebral

pemberian informasi ini, manfaat

palsy.Masyarakat yang sejahtera

yang

agar

menjadi cita-cita bagi pemerintah

sulit

untuk

dapat

masyarakat

diperoleh tidak

lagi

mendapatkan wawasan mengenai

berbagai

bagaimana cerebral

mewujudkannya upaya,

salah

dengan satunya

menangani

anak

melalui kegiatan kampanye sosial

palsyterutama

dalam

tersebut dalam rangka memenuhi 135

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

kebutuhan

VOLUME: 5

penyandang

NOMOR: 2

cerebral

ISSN:2339 -0042

kegiatan kampanye sosial yang

palsy.Price yang ditetapkan pada

diselenggarakan.

orang

mengikuti

informasi juga dilakukan melalui

ini

dan

penyebaran poster kondisi anak

mengadopsi perilaku barunya, yaitu

cerebral palsy dan penanganannya

biaya dalam hal waktu, usaha dan

melalui kegiatan Activity of Daily

ketidaknyamanan.Orang tua perlu

Living di rumah dalam upaya

mengorbankan lebih banyak usaha

peningkatan kemandiriannya.

tua

kegiatan

dengan kampanye

yang membutuhkan waktu dalam

3.

HALAMAN: 106--208

4.

Penempatan

Promotion (Promosi)

mendampingi Activity of Daily

Kegiatan promosi yang dilakukan

Living pada anak mereka yang

dalam penyelenggaraan kampanye

menyandang

sosial

cerebral

ini

ditujukan

untuk

palsy.Melalui pengorbanan yang

mempromosikan bagaimana produk

harus dikeluarkan, orang tua dapat

sosial yang ada dapat disalurkan

terus mengubah perilakunya agar

kepada masyarakat sebagai target

menjadi

semakin

adopter.

kondisi

anak

memahami mereka

dan

Kegiatan

promosi

kampanye sosial berupaya untuk

bagaimana membantu penanganan

mengajak

kebutuhannya

masyarakat untuk dapat mengikuti

agar

anak

dapat

dan

menjangkau

tumbuh menjadi mandiri.

kampanye sosial yang diberikan

Place (Distribusi)

melalui

Proses pemasaran yang dilakukan

publisitas.Periklanan

dalam

produk

untuk mempromosikan pelaksanaan

dengan

kegiatan

yang

penentuan tempat agar produk yang

informasi

kepada

ditawarkan dapat dijangkau oleh

khususnya orang tua yang memiliki

masyarakat

anak

menyalurkan

kampanye

sosial

ini

sebagai

kelompok

periklanan

cerebral

dan dilakukan

menawarkan masyarakat,

palsy.Publisitas

sasaran. Penyelenggaraan satu hari

dilakukan melalui siaran radio dan

kegiatan kampanye sosial dengan

TV nasional sebagai media agar

memanfaatkan

masyarakat

lokasi,

seperti

luas

dapat

gedung serbaguna atau lapangan

memperoleh

terbuka,

yang disediakan serta menunjang

sebagai

upaya

untuk

layanan

tetap

informasi

mampu menyediakan tempat bagi

penyebaran

masyarakat

penyelenggaraan kampanye sosial.

dalam

mengikuti 136

informasi

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

5.

VOLUME: 5

NOMOR: 2

People(Orang)

ISSN:2339 -0042

perilaku dari target adopter. Sarana

Sebagaimana

yang

disampaikan

fisik

lainnya

yang

juga

disediakan,

Effendi, 2010:349), bahwa people

makan, peralatan mandi, pakaian,

berarti

alat

orang

yang

yang

melayani

merencanakan

seperti

perlu

oleh Boom dan Bitner (dalam

ataupun

kebersihan

peralatan

diri,

dan

alat

kebersihan rumah tangga dapat

pelayanan terhadap para konsumen.

dimanfaatkan

Pada

kampanye sosial agar para penyaji

kampanye

ini,perencanaan kegiatan

sosial

penyelenggaraan

kampanye

informasi

sosial

dalam

dapat

secara

kebutuhan

mempraktikkan

langsung

bagaimana

melibatkan guru pendidikan luar

kegiatan Activity of Daily Living

biasa.

dianggap

yang diterapkan pada anak. Bentuk

memahami dengan baik mengenai

fisik secara nyata ini dianggap

kondisi

dan

mampu mempengaruhi target untuk

bagaimana penanganannya melalui

‘membeli’ produk yang ditawarkan

kegiatan ADL dalam meningkatkan

berupa

kemandiriannya, sehingga dalam

mendampingi anak cerebral palsy

penyelenggaraan kampanye sosial

yang menerapkan kegiatan Activity

dapat menjadi terarah dengan baik

of Daily Living (ADL) mereka di

untuk mencapai tujuan perubahan

rumah.

Tim

tersebut

cerebral

palsy

perilaku yang ditawarkan kepada masyarakat informasi

6.

HALAMAN: 106--208

melalui yang

7.

berbagai

dalam

Process (Proses) Proses

dipaparkan.

layanan

ini

bagaimana

berkaitan

dengan

perencanaan

hingga

Pemerintah juga turut serta dalam

pelaksanaan yang terjadi sebagai

perencanaan kegiatan kampanye

bagian dukungan dari pemerintah,

sosial

guru pendidikan luar biasa, serta

Physical Evidence(Sarana Fisik)

pihak-pihak

Penyelenggaraan satu hari kegiatan

dalam kerja sama yang dilakukan

kampanye sosial ini dilaksanakan di

dalam kegiatan kampanye sosial

gedung serba guna sebagai bentuk

ini. Proses pelaksanaan kegiatan

lingkungan fisik untuk mendukung

satu hari kampanye sosial yang

tujuan

menawarkan

yang

berdasarkan

hendak

dicapai

konsep

social

wawasan

marketing, yaitu adanya perubahan

yang turut

informasi mengenai

terlibat

dan kondisi

cerebral palsy dan penanganan 137

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

melalui kegiatan Activity of Daily

biasa dengan penyesuaian kondisi

Living (ADL) yang diterapkan pada

anak

anak di rumah ini dilakukan dengan

disabilitasnya.

berdasarkan

derajat

peragaan oleh guru pendidikan luar

Bagan 3.3 Pemerintah, Guru PLB, dan Orang Tua dalam Penyelenggaraan Kampanye Sosial PEMERINTAH

GURU PLB

ORANG TUA

Pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan kampanye sosial:

Guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) sebagai penyaji informasi:

Orang tua sebagai pendamping anak penyandang cerebral palsy di rumah:

a) Menyelenggarakan kegiatan kampanye sosialsebagai usaha peningkatan kesejahteraan penyandang cerebral palsy. b) Melakukan kerja sama dengan instansi lainnya dalam hal publikasi dan penyajian informasi agar menjangkau masyarakat. c) Memfasilitasi masyarakat akan kebutuhan informasi dan wawasan mengenai anak penyandang cerebral palsy. d) Memenuhi kebutuhan anak penyandang cerebral palsy.

a) Menyajikan informasi mengenai kondisi anak penyandang cerebral palsy, karakteristik disabilitasnya, serta penanganannya. b) Menyajikan praktik kegiatan Activity of Daily Living kepada orang tua yang diterapkan oleh anak di rumah. c) Menyajikan informasi mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan anak dalam meningkatkan kemandirian mereka.

a) Berpartisipasi dalam kegiatan kampanye sosial yang diselenggarakan. b) Menanggapi informasi yang diperoleh sebagai pembentukkan nilai baru dalam menghadapi anak penyandang cerebral palsy. c) Menerapkan kegiatan ADL pada anak cerebral palsy sesuai prosedur yang disajikan.

Sumber: Olahan Penulis, 2015

Berdasarkan yang telah disampaikan

terselenggaranya kegiatan untuk mencapai

pada bagan 3.3, ada pun yang dapat dilakukan

tujuan yang hendak dicapai:

oleh pemerintah, guru Pendidikan Luar Biasa

a. Pemerintah sebagai penyelenggara

(PLB), dan orang tua yang tidak lepas dari

kampanye

penyelenggaraan kampanye sosial ini. Ketiga

penyandang

pihak

dilakukan dalam upaya peningkatan

tersebut

berperan

penting

dalam

kesejahteraan

138

sosial

peduli

cerebral

para

palsy

anak ini

penyandang.

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

Pada

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

penyelenggaraannya,

pemerintah

turut

bekerja

ISSN:2339 -0042

perlu berpartisipasi dalam kampanye

sama

sosial

tersebut.

Pada

dengan instansi terkait, seperti: 1)

penyelenggaraannya, orang tua perlu

publikasi

memberikan

agar

penyampaian

menjangkau

informasi

masyarakat

luas,

2)

respon

dalam

kepada

membentuk nilai baru yang hendak

penyaji

dicapai sehingga dapat memahami

informasi seperi guru PLB yang

keadaan

menyampaikan berbagai informasi

kebutuhannya. Orang tua dibekali

mengenai anak cerebral palsy sesuai

penerapan kegiatan ADL pada anak

dengan tujuan dari kegiatan yang

cerebral palsy yang sesuai dengan

diangkat.

prosedur yang disajikan oleh guru

Penyelenggaraan

ini

memfasilitasi pula masyarakat akan

diri

anak

dan

PLB.

kebutuhan informasi mereka yang dilatarbelakangi

oleh

kurangnya

4.

pemahaman dalam penanganannya.

Kegiatan kampanye sosial peduli anak

b. Guru Pendidikan Luar Biasa (PLB)

penyandang cerebral palsy ini sebagai suatu

sebagai penyaji informasi, dalam

gagasan

penyelenggaraannya berperan untuk menyajikan

informasi

tiap anak yang mengalami cerebral palsy untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai

Guru PLB juga mempraktikkan

of

diterapkan

Daily pada

dengan

kegiatan

Living anak

menuntun

anak

kebutuhannya

masing-masing.

Kegiatan Activity of Daily Living (ADL)

yang

menjadi dasar dari layanan yang diterapkan

dengan

pada anak cerebral palsy yang mengalami

bimbingan orang tua di rumah, sehingga

dan

mereka untuk turut membantu penanganan

yang memiliki anak cerebral palsy.

Activity

informasi

di

cerebral palsy, dapat menjadi hambatan bagi

penanganan

bagaimana

terjadi

khususnya para orang tua yang memiliki anak

yang dapat diberikan oleh orang tua

langsung

Kurangnya

yang

untuk

wawasan yang dimiliki oleh masyarakat,

karakteristik serta

diselenggarakan

fenomena

masyarakat.

palsy, bagaimana kebutuhan yang

disabilitasnya,

yang

menjawab

mengenai

konfisi anak penyandang cerebral

menyesuaikan

KESIMPULAN

derajat disabilitas yang tentu tidaklah sama

untuk

antara satu dengan lainnya, dari ringan hingga

dapat hidup lebih mandiri.

berat, dari yang membutuhkan sedikit bantuan

c. Orang tua sebagai pendamping anak

hingga banyak bantuan. Melalui kegiatan

penyandang cerebral palsy di rumah 139

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

sosial ini, pemerintah menyelenggarakan kegiatan dan bekerja sama dengan guru

Berker, Nadire & Selim Yalcin. 2010. The Help Guide to Cerebral Palsy. Washington: Global Help.

pendidikan luar biasa yang memberikan kepada

kelompok

sasaran

masyarakat mengenai

sebagai

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

bagaimana

kegiatan ADL yang seharusnya diterapkan kepada

anak

di

rumah

agar

mampu

Fandy, Tjiptono. 2004. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.

menunjang kebutuhannya untuk menjadi lebih mandiri.

Kegiatan

kampanye

sosial

ini

Farrel, Michael. 2009. Foundation of Special Education: An Introduction. UK: Wiley-Blackwell.

memanfaatkan periklanan dan publisitas agar informasi yang diberikan dapat diperoleh masyarakat

luas

kampanye

sosial

palsyyang

peduli

anak

cerebral

Kotler, Philip, Ned Roberto, dan Nancy Lee. 2002. Social Marketing: Improving The Quality of Life Second Edition. SAGE Publications, Inc.

dalam

penjangkauannya.Pelaksanaan

ISSN:2339 -0042

Basu Swastha, DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

ADL yang menjadi fokus pada kampanye

informasi

HALAMAN: 106--208

Lee, Nancy R., Philip Kotler. 2008. Social Marketing: Changing Behaviors for Good. London: SAGE Publications, Inc.

mengangkat kegiatan Activity of Daily Living (ADL) yang berbasis padasocial marketing ini diharapkan dapat menjadi satu langkah besar

Salim, Abdul. 2007. Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat.

dalam perubahan perilaku agar lebih tahu, peka, dan peduli, terhadap anak cerebral palsy dengan dukungan dari pemerintah yang menyelenggarakannya.

Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Suparlan, Y. B. 1983. Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pengarang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Sumber Prosiding Seminar:

Alma, Buchari dan Hurriyati Ratih. 2008. Management Corporatedan Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Saharso, Darto. 2006. Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. Naskah lengkap Continuing Education Kelompok Studi Neuro-Developmental Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, 29-30 Juli.

Basil, Debra Z., dan Walter Wymer. 2007. Social Marketing: Advances in Research and Theory. New York: Best Business Books.

140

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL

VOLUME: 5

NOMOR: 2

HALAMAN: 106--208

ISSN:2339 -0042

Diberpatikan. http://www.satuharapan.com/readdetail/read/sinto-rustini-cerebral-palsyhanya-butuh-diperhatikan-lebih. Diunduh

Jurnal, Skripsi atau Majalah: Herliana, Irma. 2010. Pengalaman Keluarga dalam Merawat Anak Cerebral Palsy di Kabupaten Garut: Studi Fenomenologi. Virgianti, Kartika. 2013. Sinto Cerebral Palsy Hanya

pada tanggal 25 September 2015 pada pukul 22:10 WIB.

Rustini: Butuh

141