KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG

Download KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI. WILAYAH KERJA PUSKESMAS .... (110,96%) sedangkan alat kontrasepsi AKDR mempu...

0 downloads 427 Views 304KB Size
Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani1, Ramalida Daulay2, Erma Novianti2 1

Program Studi S1 Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin, Kalimantan selatan. Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin, Kalimantan Selatan. ISSN: 2086-3454 2

ABSTRAK Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk adalah melalui upaya pengendalian fertilitas yang instrument utamanya adalah program keluarga berencana. Objek dalam penelitian ini adalah akseptor yang menggunakan kontraspsi suntik dan pil di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik akseptor non AKDR tentang kontrasepsi AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Metode penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah akseptor non AKDR berpengetahuan baik 51 orang (72,85%), akseptor non AKDR berpengaruh sosial budaya 45 orang (64,28%), efek samping 61 orang (87,14%), biaya 39 orang (55,71%), bekerja 51 orang (72,85%) dan pendidikan dasar 53 orang (75,71%). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah di dapatkan yang paling mempengaruhi pemilihan AKDR adalah efek samping, pekerjaan, dan sosial budaya. Saran bagi bidan agar dapat meningkatkan dan memberi penyuluhan tentang alat kontrasepsi dalam rahim. Kata kunci : karakteristik akseptor non AKDR, kontrasepsi, AKDR. PENDAHULUAN Selama kurun waktu 2000-2005 jumlah

jumlah penduduk miskin sebesar 16,58% dari

penduduk Indonesia cenderung berfluktuasi,

total penduduk Indonesia atau sekitar 37,17

tahun 2000 sebanyak 205,1 juta jiwa, tahun

juta jiwa (BKKBN, 2009). Salah satu upaya

2005 meningkat menjadi 218,9 juta jiwa dan

untuk

tahun 2006 meningkat lagi menjadi 222,2 juta

penduduk adalah melalui upaya pengendalian

jiwa dengan kepadatan penduduk 117,6 jiwa

fertilitas yang instrument utamanya adalah

per km² (BPS,2007). Berdasarkan laporan

Program

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007

(Hatmadji, 2004).

menurunkan

Keluarga

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

tingkat

pertumbuhan

Berencana

(KB)

75

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

Hartanto (2003), mengemukakan bahwa

Nasional,

yang

bertugas

keluarga berencana (KB) merupakan suatu

pengendalian

cara yang efektif untuk mencegah mortalitas

menyelenggarakan program

ibu dan anak karena dapat menolong pasangan

(BKKBN, 2011).

melaksanakan

penduduk

dan

KB nasional

suami istri menghindari kehamilan resiko

Salah satu upaya yang dilakukan untuk

tinggi. KB tidak dapat menjamin kesehatan

menunjang program KB, dikenalkan alat

ibu dan anak, tetapi dengan melindungi

kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk

keluarga terhadap kehamilan resiko tinggi,

mencegah terjadinya kehamilan. Upaya dapat

KB

bersifat

dapat

menyelamatkan

jiwa

dan

mengurangi angka kesakitan. Dasar

sementara,

permanen.

penanganan

masalah

dapat

pula

Penggunaan

merupakan

salah

satu

bersifat

kontrasepsi variabel

yang

kependudukan adalah Undang-undang No.52

mempengaruhi fertilitas (Wiknjosatro,2007).

tahun

Perkembangan

Beberapa metode kontrasepsi modern yang

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

lazim digunakan di Indonesia terbagi menjadi

yang mengamanatkan bahwa kewenangan dan

metode

urusan BKKBN tidak hanya terbatas pada

kontrasepsi

masalah

Dalam Rahim (AKDR), metode kontrasepsi

2009

tentang

yang

pembangunan

berhubungan keluarga

dengan

hormonal,

sederhana, Alat

metode

Kontrasepsi

dan

mantap dan metode kontrasepsi darurat.

keluarga sejahtera, namun juga menyangkut

Untuk kontrasepsi sederhana terbagi menjadi

masalah

dengan

metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan

pembangunan kependudukan. Kepanjangan

dengan alat, sedangkan metode kontrasepsi

BKKBN

Badan

hormonal terbagi menjadi kontrasepsi pil,

Berencana

suntikan, dan implant, sedangkan untuk

yang

telah

Kependudukan

berencana

kontrasepsi

berhubungan

berubah dan

menjadi

Keluarga

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

76

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

mantap terdiri dari MOP (Metode Operatif

terjadi pada 8 bulan pertama dan akan

Pria) dan MOW (Metode Operatif Wanita)

berkurang setelah 3 bulan (Saifudin, 2006).

(Handayani, 2010).

AKDR efektif mencegah kehamilan dari

AKDR atau IUD adalah suatu benda

98% hingga mencapai hampir 100%, yang

kecil yang terbuat dari plastik halus berbentuk

bergantung pada alatnya. AKDR terbaru,

spiral (lippes loop) atau berbentuk lain-lain

seperti T 380A, memiliki angka kegagalan

(CuT 380 A) yang terpasang di dalam rahim

yang jauh lebih rendah pada semua tahap

dengan memakai alat khusus yang dilakukan

pemakaian tanpa ada kehamilan setelah 8

oleh dokter atau bidan. AKDR mempunyai

tahun pemakaian (Everett, 2008).

keuntungan dan kerugian, tetapi bagi akseptor

Berdasarkan data badan kependudukan

lebih banyak keuntungannya antara lain

dan keluarga berencana nasional (BKKBN)

efektifitasnya

sangat

tinggi

(0,6



0,8

Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012,

kehamilan per 100 perempuan dalam tahun),

jumlah pasangan usia subur (PUS) tercatat

efektif segera setelah pemasangan, metode

sebesar 728.806 orang dan yang menjadi

jangka panjang, tidak perlu lagi mengingat-

peserta KB aktif sebesar 574.652 orang

ingat, tidak mengganggu hubungan seksual,

(78,85%). Dari peserta KB aktif tersebut yang

tidak ada efek samping hormonal, tidak

mengunakan AKDR sebanyak 2.369 orang

mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

(1,44%). Dari data tersebut dapat diketahui

Adapun kerugiannya antara lain, perubahan

bahwa pengguna AKDR masih sedikit.

siklus haid, haid lebih lama dan banyak,

Menurut data Dinas Kesehatan Kota

perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih

Banjarmasin tercatat

yang memilih alat

sakit. Tetapi perubahan tersebut umumnya

kontrasepsi suntik 39,472 (127,19%) dengan target yang diberikan 31,034 dan yang

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

77

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

memilih alat kontrasepsi pil dengan target

Penelitian ini menggunakan metode

41,518 dengan hasil pencapaian 46,070

penelitian deskriptif yaitu suatu metode

(110,96%) sedangkan alat kontrasepsi AKDR

penelitian yang dilakukan dengan tujuan

mempunyai

utama

target

3,607

dengan

hasil

untuk

membuat

gambaran

atau

pencapaian 3,500 (97,03%). Dari gambaran

deskriptif tentang suatu keadaan secara

tersebut dapat dilihat bahwa hanya AKDR

objektif (Notoatmodjo, 2005).

yang pencapaiannya masih dibawah target yang telah di tetapkan.

karakteristik akseptor non AKDR tentang

Selain data dari BKKBN dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, peneliti juga telah melakukan studi pendahuluan langsung, yaitu

melihat

data

Penelitian ini dilakukan dengan melihat

peserta

AKDR

di

kontrasepsi AKDR di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Populasi pada penelitian ini adalah akseptor

KB

yang

menggunakan

pil

Puskesmas Cempaka Putih ada 9 peserta

kontrasepsi dan kontrasepsi suntik di wilayah

sedangkan di Puskesmas Gadang Hanyar

kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin

tidak memiliki peserta AKDR. Dari hasil

dengan rata- rata perbulan 192 orang pada

wawancara kepada 15 orang yang memakai

tahun 2012.

suntik dan pil mengaku takut menggunakan

Teknik pengambilan sampel secara

AKDR yang dimasukkan dalam rahim, dan

accidental

merasa

pengambilan sampel yang di temukan di

lebih

praktis

menggunakan

kontrasepsi suntik atau pil.

alat

sampling

yaitu

dengan

cara

tempat penelitian. Sampel yang didapatkan berdasarkan rumus perhitungan sampel adalah

METODE PENELITIAN 66 sampel, dan yang di dapatkan di lapangan berjumlah 70 sampel. Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

78

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

akan

mempengaruhi AKDR

terhadap

pemilihan

sebanyak

(71,42%),

HASIL PENELITIAN

kontrasepsi

Gambar 1 Distribusi frekuensi karakteristik akseptor non AKDR tentang Kontrasepsi AKDR di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin

tingkat pendidikan akseptor non AKDR yaitu pendidikan dasar sebanyak (76,67%).

Pengetahuan

70 60

Sosial Budaya

50

PEMBAHASAN

40

Efek Samping

30 20

Biaya

tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah

10 Pekerjaan

0 Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

mendapat informasi sehingga semakin banyak

Pendidikan Dasar

Gambar 1 menunjukkan 6 karakteristik akseptor non AKDR tntang kontrasepsi AKDR yaitu, pengetahuan

akseptor non

AKDR tentang kontrasepsi AKDR di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar terbanyak adalah kategori pengetahuan baik sebanyak 51 orang (72,85%), yang mengatakan adanya pengaruh

dari

masyarakat

faktor

sebanyak

sosial

budaya

(64,28%),

Menurut Nursalam (2008), semakin

di

yang

mengatakan adanya pengaruh dari faktor efek samping dari pemilihan AKDR sebanyak (87,14%), terpengaruh oleh faktor biaya sebanyak (55,71%), faktor pekerjaan yang

pula pengetahuan yang dimiliki. Faktor-faktor yang smempengaruhi tingkat pengetahua yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, informasi dan pengalaman. Informasi dan pengalaman, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan

pengetahuan

.Informasi

dapat

perubahan diperoleh

melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain. Adanya informasi dan pengalaman baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan.

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

79

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

Sistem sosial budaya yang ada pada

pandangan

bahwa

AKDR

dapat

masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap

mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan

dalam menerima informasi (Wawan,2010).

seksual.

Beberapa

efek

samping

yaitu

Karena di tempat dilakukannya penlitian

perdarahan di luar haid, darah haid yang lebih

banyak masyarakat yang menganut tipe

banyak dan sekret vagina yang lebih banyak

keluarga patriarki yaitu menempatkan pria

dapat mempengaruhi dalam pemilihan alat

sebagai kedudukan tertinggi dan penggambil

kontrasepsi. Perdarahan pervaginam yang

keputusan dalam keluarga, sehingga akan

hebat dan tidak teratur penanganannya dengan

mempengaruhi responden dalam pemilihan

memastikan ada infeksi felvik dan kehamilan

alat

dalam

ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,

kesehatan reproduksi dalah tanggung jawab

perdarahan berkelanjutan serta perdarahan

pria dalam kesehatan reproduksi terurtama

hebat, dilakukan konseling dan pemantauan.

kontrasepsi.

dalam

Partisipasi

pemeliharaan

pria

dan

Adanya pengeluaran cairan dari vagina

kelangsungan hidup ibu dan anak, serta

atau di curigai adanya penyakit radang

berprilaku seksual yang sehat dan aman bagi

panggul, memastikan pemeriksaan infeksi

dirinya, istri dan keluarganya. Peningkatan

menular seksual, lepaskan AKDR apabila

partisipasi ria dalam KB dan kesehatan

ditemukan menderita atau sangat di curigai

reproduksi adalah langkah yang tepat dalam

menderita gonorhoe, lakukan pengobatan

upaya

yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas

mendorong

kesehatan

kesetaraan

gender

(Kusumaningrum, 2009).

AKDR sesudah 24 jam. Apabila AKDR

Berdasarkan hasil penelitian, belum terbiasanya penggunaan

masyarakat kontrasepsi

setempat AKDR

dalam

dikeluarkan

beri

motode

lain

sampai

masalahnya teratasi.

dan

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

80

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

Penggunaan AKDR dapat berpengaruh pada

kenyamanan

seksual

yang

dikeluarkan

menyebabkan perdarahan post seksual ini

mendapatkan

pelayanan

disebabkan karena posisi benang AKDR yang

mencakup biaya registrasi, alat kontrasepsi,

menggesek mulut rahim atau dinding vagina

jasa medis, dan obat. Berdasarkan penelitian,

sehingga menimbulkan perdarahan dan bisa

responden mengatakan dengan bekerja akan

menyebabkan

tetapi

meningkatkan aktifitas dari responden dan

perdarahan yang muncul ini jumlahnya hanya

kebanyakan menyatakan takut menggunakan

sedikit. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya

AKDR karena aktifitas yang tinggi itu akan

biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan

mengakibatkan

alat

sehingga

penggunaan AKDR. Kutipan hasil kuesioner,

responden lebih memilih metode kontrasepsi

“Saya tidak berani menggunakan alat yang

lain yang lebih murah.

dimasukkan dalam rahim itu, kan tidak bisa

keputihan,

kontrasepsi

dalam

karena

Berdasarkan penelitian ikhwan (2006),

akan

rahim,

Biaya, yaitu besarnya uang yang harus

biaya

efek

akseptor

untuk

kontrasepsi

samping

di

bagi

kerja yang berat-berat”. Dengan bekerja

dikeluarkan untuk setiap metode kontrasepsi

maka

dan

tingkat

akseptor non AKDR, akan menimbulkan

kesejahteraan atau sosial ekonomi dari calon

kekhawatiran pada akseptor non AKDR untuk

akseptor

metode

menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim.

yang

Hubungan antara pendidikan dengan pola

berhubungan

yang

kontrasepsi.

Bagi

erat

akan calon

dengan

memilih akseptor

akan meningkatkan aktivitas dari

memiliki kesejahteraan tinggi, biaya yang di

pikir, persepsi

keluarkan tidak akan berpengaruh terhadap

memang sangat signifikan, dalam arti bahwa

pemilihan metode kontrasepsi yang akan

semakin tinggi tingkat seseorang semakin

digunakan.

rasional

dalam

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

dan perilaku masyarakat

pengambilan

berbagai 81

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

keputusan. Peningkatan tingkat pendidikan

adalah efek samping, pekerjaan, dan sosial

akan menghasilkan tingkat kelahiran yang

budaya.

rendah

karena

pendidikan

akan

mempengaruhi persepsi negatif terhadap nilai

UCAPAN TERIMA KASIH

anak dan akan menekan adanya keluarga besar (Kusumaningrum, 2009).

Ibu

Dalam hubungan dengan pemakaian kontrasepsi

pendidikan

Terima kasih peneliti ucapkan kepada: Daulay,

S.S.T

selaku

Pembimbing I dan IbuDini Rahmayani,

dapat

S.Kep, Ns, MPH selaku Pembimbing II yang

mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis

juga telah banyak membantu dan memberikan

kontrasepsi

saran- saran perbaikan untuk kesempurnaan

secara

akseptor

Ramalida

tidak

langsung

akan

mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya

penyusunan Naskah Publikasi ini.

(Kusumaningrum, 2009). Menurut pendidikan

notoatmodjo

merupakan

upaya

(2007) berprilaku

DAFTAR PUSTAKA Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis

dengan cara himbauan, ajakan, memberika

Faktor-Faktor

informasi dan memberikan kesadaran pada

Terhadap

sekelompok

pendidikan

Keluarga Berencana Di Kecamatan Selo

mencakup pengembangan pengetahuan, sikap

Kabupaten Boyolali. Semarang: Program

dan tindakan.

Pascasarjana Universitas Diponegoro

orang.

Proses

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

Yang

paling

Kontasepsi

pemilihan

AKDR

Partisipasi

Berpengaruh Pria

Dalam

Kusumaningrum, radita. 2009. Faktor-Faktor

di dapatkan beberapa karakteristik yang mempengaruhi

Yang

Mempengaruhi

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

Yang

Pemilihan Digunakan

Jenis Pada

82

Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013

Pasangan

Usia

Subur.

Semarang:

Universitas Diponegoro Everett,

Suzanne.

Kontrasepsi

2008.

Dan

Buku

Kesehatan

Saku Seksual

Reproduktif. Jakarta: EGC BKKBN, 2009. Jumlah Penduduk Miskin Berkurang

di

2007.

(http://www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 8 Januari 2013). Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga

Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Notoatmodjo, S.

2003.

Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Wawan.A & Dewi. M, 2010.Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Karakteristik Akseptor Non AKDR Tentang Kontrasepsi AKDR

83