1 STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN AKSEPTOR

Download Metode kontrasepsi suntik 3 bulan merupakan salah satu KB yang efektif, terpilih dan banyak jumlah pengguna, namun efek samping yang ditimb...

0 downloads 430 Views 106KB Size
STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN AKSEPTOR KB TERHADAP PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN Ary Sussendha Cakrawati1), Atiek Murharyati2), Ika Subekti Wulandari3) 1)

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2)

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

3)

Program Studi D-3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

ABSTRAK Metode kontrasepsi suntik 3 bulan merupakan salah satu KB yang efektif, terpilih dan banyak jumlah pengguna, namun efek samping yang ditimbulkan dari pengguna metode kontrasepsi suntik 3 bulan seringkali menimbulkan kecemasan dalam diri akseptor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman akseptor KB terhadap pemakaian KB suntik 3 bulan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Penelitian di lakukan di Dusun Tanggul Desa Pucangan Kecamatan Kartasura. Proses pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2015. Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Data diambil dengan metode wawancara indepth interview dengan alat perekam smartphone (voice notes recorder). Analisa data pada penelitian ini menggunakan teknik Collaizi. Penelitian ini menghasilkan lima tema yaitu, perencanaan kehamilan, kebutuhan pasangan usia subur, dampak fisik KB suntik 3 bulan, dampak psikologis KB suntik 3 bulan, dan upaya mencari informasi kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi akseptor baru maupun lama untuk bisa mengatasi dampak yang ditimbulkan dari kontrasepsi KB suntik 3 bulan karena akseptor bisa berkonsultasi ke tenaga kesehatan atau orang lain yang lebih berpengalaman Kata kunci : Pengalaman, akseptor KB, KB suntik 3 bulan ABSTRACT 3-monthly contraceptive injection is one of the effective family planning methods. It is the choice and has a large number of users, but the side effects of the 3-monthly contraceptive injection often cause anxiety to the acceptors. The objective of this research is to investigate the acceptors’ experience on the use of 33-monthly contraceptive injection. This research used qualitative method with phenomenological approach. This research was conducted at Tanggul Desa Village of Pucangan, Kartasura Sub-district. The samples of research were 4 respondents. The data of research were collected through indepth interview with the voice note recorder of Smartphone. The data were analyzed by using the Collaizi’s technique.

ϭ 

The result of this research shows that there were 5 themes, namely: pregnancy plan, need of fertile couples, physical impact of 3-monthly contraceptive injection, psychological impact of 3-monthly contraceptive injection, and searching for health information. Thus, the result of this research was expected to become inputs for old and new acceptors of family planning to overcome the impact of the 3-monthly contraceptive injection of family planning because the acceptors could consult to the health professionals or others who are more experienced. Keywords : Experience, family planning acceptors, 3-monthly contraceptive injection menjadi

1. PENDAHULUAN Menurut World Population Data Sheet

(2013)

Indonesia

pilihan

terbanyak

sebesar

49,82% (BKKBN, 2014). Kontrasepsi suntik adalah bentuk

merupakan dengan

kontrasepsi yang sangat efektif karena

estiminasi jumlah penduduk terbanyak

kegagalan penggunaannya lebih kecil.

yaitu

Pemerintah

Keefektivitasanya antara 99% dan 100%

Keluarga

(Suzanne Everett, 2008). Semua alat

Berencana untuk mengatasi hal itu.

kontrasepsi pasti ada keuntungan dan

Keluarga Berencana merupakan salah

ada kerugiannya, begitu juga kontrasepsi

satu pelayanan kesehatan preventif yang

suntik. Kontrasepsi suntik juga memiliki

paling dasar dan utama bagi wanita

dampak baik dan dampak buruk bagi

(Saifuddin, 2006). Pemerintah saat ini

pengguna. (Saiffudin, 2006)

negara

kelima

249

di

dunia

juta.

mencanangkan

program

Hasil

memberikan kemudahan bagi pasangan

wawancara

yang

peneliti

usia subur (PUS) untuk memilih metode

lakukan ternyata banyak menemukan

kontrasepsi sesuai kebutuhan mereka.

fenomena

Telah dijelaskan bahwa ketersediaan alat

pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan.

kontrasepsi menjadi salah satu prioritas

Menurut studi pendahuluan di Dusun

dalam perencanaan dan penganggaran

Tanggul Desa Pucangan Kecamatan

program tahun 2015 (BKKBN, 2014).

Kartasura akseptor yang memakai KB

Data dari BKKBN menunjukkan

yang

muncul

setelah

suntik mengatakan kontrasepsi tersebut

bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247

sangat

Pasangan Usia Subur (PUS) yang

berpendapat tidak harus setiap hari

merupakan peserta KB baru, dan hampir

minum pil KB, dan tidak takut lupa, dan

separuhnya

menggunakan

juga jarak suntik selanjutnya intervalnya

metode kontrasepsi suntik. Di Jawa

juga panjang sekitar 3 bulan. KB suntik

Tengah metode kontrasepsi suntik juga

3

(48,56%)

bulan

efektif

cukup

karena

untuk

ada

yang

mengurangi

Ϯ 

kehamilan, biaya KB suntik 3 bulan juga

Penelitian ini dilakukan di Dusun

lebih murah daripada kontrasepsi jangka

Tanggul Desa Pucangan kecamatan

panjang, hal ini yang menyebabkan

Kartasura terhadap akseptor KB suntik 3

akseptor KB memilih kontrasepsi suntik

bulan dan telah memenuhi kriteria

3 bulan. KB suntik 3 bulan juga

penelitian yang telah ditetapkan oleh

dikeluhkan oleh akseptor diantaranya

peneliti. Populasi dalam penelitian ini

mengeluhkan haid menjadi tidak teratur.

adalah seluruh akseptor KB suntik 3

Keluhan yang terbanyak dari hasil

bulan yang tinggal di Dusun Tanggul

survey adalah peningkatan berat badan

Desa Pucangan Kecamatan Kartasura.

yang

mengurangi

kepercayaan

diri

Sampel yang terpilih untuk mengikuti

mereka, dalam hal ini terjadi gangguan

penelitian

citra diri akibat perubahan bentuk tubuh.

memiliki kriteria yaitu akseptor KB

Uraian untuk

diatas

fenomenologi

yang

suntik 3 bulan di Dusun Tanggul Desa

studi

Pucangan Kecamatan Kartasura yang

pengalaman

telah memakai minimal 3 tahun dan

penelitian

tentang

individu

peneliti

melandasi

melakukan

adalah

akseptor KB terhadap pemakaian KB

bersedia

suntik

penelitian ini berlangsung. Sampel yang

3

bulan.

mengetahui

Tujuannya

tentang

untuk

pengalaman

digunakan

menjadi

partisipan

sebanyak

selama

empat

orang

akseptor KB terhadap pemakaian KB

akseptor yang memakai KB suntik 3

suntik 3 bulan.

bulan. Penentuan partisipan sebanyak empat orang ini ditentukan atau dibatasi karena data yang peneliti dapatkan telah

2. METODOLOGI Penelitian pendekatan

ini

menggunakan

kualitatif

untuk

mencapai

saturasi

partisipan

setelah pemakaian kontasepsi suntik 3

purposive sampling.

sesuai

dengan

pengalaman

partisipan

keempat. Pengambilan dan rekrutmen

mengeksplorasi dampak yang terjadi

bulan

pada

Uji

dilakukan

validitas

dengan

cara

penelitian

ini

akseptor KB yang memakai kontasepsi

menggunakan

suntik 3 bulan. Pendekatan ini juga

triangulasi metode, triangulasi peneliti

memberikan kesempatan akseptor KB

dan triangulasi teori.

untuk

mengungkapakan

triangulasi

sumber,

pengalaman

mereka dalam mengatasi dampak dari pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian. peneliti mengidentifikasi

enam

tema.

ϯ 

Selanjutnya peneliti membahas masing masing

tema

yang

berdasarkan

tujuan

diharapkan.

Berikut

teridentifikasi khusus ini

yang

dipaparkan

pembahasan dari hasil penelitian dan analisis data penelitian. a. Perencanaan keluarga sejahtera Hasil wawancara empat partisipan teridentifikasi tiga sub tema yaitu mencegah kehamilan, mengatur jarak kehamilan

dan

menyejahterakan

keluarga. Semua partisipan mengungkapkan bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan adalah untuk mencegah kehamilan. “Mencegah angka kelahiran...”(P 1) “...alat kontrasepsi sing gunane nggo ben mencegah kehamilan...”(P 2) “...untuk mencegah anak...” (P 4) “yo anu to mbak menghalangi kehamilan to...” (P 3) Mereka menganggap bahwa usia mereka

masih

tergolong

subur,

otomatis

ada

kemungkinan

bisa

hamil lagi jika tidak mengikuti program KB. Menurut Prawirohardjo (2006) kontrasepsi adalah upaya untuk

mencegah

terjadinya

kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara,

dapat

pula

bersifat

permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang

Pencegahan

kehamilan

ini

dilakukan partisipan untuk mengatur jarak kehamilan. “...mengatur kita untuk jarak kehamilan...” (P 1) “...mengatur jarak anak...” (P 3) “...KB digunakan untuk mengatur jarak anak.” (P 2) Dalam merencanakan dan mengatur jarak

kehamilan,

perencanaan

pasangan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor

kematangan

baik

dari

ekonomi,

segi umur

pasangan, pengaruh sosial budaya, lingkungan, pekerjaan maupun status kesehatan pasangan. (Susan, 2006) Pernyataan

tersebut

senada

dengan UU No. 10 tahun 1992 yang berisi pengertian keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan ketahanan

kelahiran, keluarga,

pembinaan peningkatan

kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Sulistyawati, 2013). Artinya, KB tidak hanya memberikan solusi untuk membangun keluarga kecil mandiri, tetapi juga keluarga yang memiliki ketahanan yang tinggi sehingga

keharmonisan

serta

kesejahteraannya dapat lebih terjaga.

mempengaruhi fertilitas.

ϰ 

b. Kebutuhan akseptor KB suntik 3 bulan

dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional, atau evaluasi

Hasil wawancara tentang alasan

terhadap suatu objek dan yang

akseptor memakai kontrasepsi suntik

terakhir

3 bulan dibentuk dari empat sub tema

bertindak

yaitu

suntik,

Beberapa komponen diatas secara

dukungan pengambilan keputusan

bersama - sama membentuk sikap

KB, pengambilan keputusan jumlah

yang

anak, manfaat praktis KB suntik 3

Berdasarkan teori tersebut maka

bulan.

tingkat pengetahuan tentang KB

:

pentingnya

KB

Semua partisipan mengungkapkan

kecenderungan (trend

utuh

untuk

to

behave).

(total

attitude).

suntik memiliki peranan penting

alasan akseptor ikut program KB,

terhadap

karena KB sangat penting untuk

memilih alat kontrasepsi khususnya

mereka.

KB suntik 3 bulanan.

“...nek ra penting susah mbak, nek ra KB ndadak ngiro-ngiro kapan aku masa subure ben ora iso meteng.” (P 1) “jane yo penting, hehehe penting sekali KB suntik ki.” (P 2) “lha pentinge lak ngene ki to mbak, nek ra anu kan jek usia subur corone, otomatis ada kemungkinan bisa hamil lagi.” (P 3) “ KB yo penting to mbak.” ( P 4)

sikap

partisipan

dalam

Menurut (P 1), (P 3) dan (P 4) pentingnya KB suntik juga dibentuk melalui dukungan suami. “ya berdua to mbak, sama suami saya...” (P 1) “ya atas izin suami juga...” (P 3) “suami mendukung juga kok...”(P 4) Dukungan suami pada akseptor KB suntik dalam penggunaan KB

Akseptor menyikapi hal tersebut karena jika tidak memakai KB suntik mereka sulit untuk menerka kapan mereka dalam masa subur. Sikap takut yang ditunjukkan karena tidak ingin terjadi kehamilan yang tidak direncanakan. Menurut menjelaskan mempunyai

suntik

keputusan

bahwa beberapa

(2007) sikap

komponen

yaitu, kepercayaan (keyakinan), ide,

mengambil mencari

sebuah

pelayanan

kesehatan merupakan hasil jaringan interaksi

yang

Menemukan

proses

kompleks. pengambilan

keputusan dan pola komunaikasi yang

Notoatmodjo

untuk

relevan

bukanlah

masalah

sederhana. Pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai

dengan

pilihan

pasangan

suami istri dapat memenuhi kepuasan

ϱ 

klien

sehingga

kontrasepsi

pemakaian

diharapkan

alat lebih

menggunakan kontrasepsi muncul untuk

mencegah

terjadinya

konsisten. (Farida, 2008). Sedangkan

kehamilan. Kecukupan anak tidak

satu akseptor (P 2) alasan memakai

hanya dilihat dari jumlahnya tetapi

KB suntik 3 bulan karena saran dari

juga dari variasi jenis kelamin anak

bidan.

yang dimiliki. Salah satu partisipan

“..langsung disaranke Bu Maya suntik wae...” (P 2)

menyatakan bahwa anak dua sudah cukup dan juga anak mereka tidak

Bidan mempunyai peran sebagai

menginginkan

konseling yaitu

Seperti visi dan misi pemerintah

membantu klien

lagi.

dalam

jenis

akan

keluarga kecil berkualitas dengan

digunakan sesuai dengan pilihannya,

slogan : 2 anak lebih baik. (Safitri,

di samping itu dapat membuat klien

2011).

yang

merasa lebih puas (Prawirohardjo,

mewujudkan

Alasan terakhir yang membuat empat partisipan memilih KB suntik

2006). Dukungan suami dan peran bidan sebagai konselor juga termasuk yang mendukung

akseptor

memutuskan

jumlah

anak

untuk yang

diinginkan. Hasil wawancara yang didapatkan bahwa dua partisipan (P 2) dan (P 3) menginginkan partisipan memiliki

yang

adek

dalam memilih dan memutuskan kontrasepsi

KB

punya

anak.

Sedangkan

dua

partisipan (P 1) dan (P 4) tidak menginginkan anak lagi. “tidak, sudah cukup, 2 anak cukup” (P 3) “wes gak pengin punya anak lagi” (P 2) “...nggeh pengin ndue neh mbak.” (P 1) “yo jelas masih pengin ndue anak, wong lagi siji iki.” (P 4)

3 bulan karena kepraktisan. “...menurutku ini udah bagus, males kalau gonta ganti, repot juga.” (P 4) “...suntik kan praktis mbak tinggal suntik bokong...” (P 1) “...aku milih suntik 3 sasi, ora rekoso ning awak, kan le moro suntik menek 3 sasi pisan” (P 2) “...biayanya kan juga murah, gak terlalu terbebani soal biaya.” (P 4) “...mending suntik 3 bulan. Kacek sitik tapi yo tetep ngirit dan praktis.” (P 3) “ ...menurutku juga murah dari pada spiral...” (P 1) Pernyataan dari keempat partisipan sependapat

dengan

teori

yang

diungkapkan oleh Hartanto (2005) bahwa salah satu jenis kontrasepsi

Menurut Herartri (2004) menyatakan bahwa

keputusan

yang menjadi pilihan kaum ibu

untuk

ϲ 

adalah KB suntik, ini disebabkan

Keempat partisipan mengatakan

karena aman, efektif, sederhana,

mengalami

murah. Memilih metode atau alat

menstruasi setelah memakai KB

kontrasepsi bukan merupakan hal

suntik 3 bulan. Pernyataan (P 3) dan

yang berdampak terhadap tubuh tidak

(P 2) bahwa mereka tidak menstruasi

akan

diketahui

selama

belum

menggunakannya.

Bagi

setiap

pasangan harus mempertimbangkan penggunaan

metode

atau

alat

Sedangkan

dan efektif.

mengatakan

kontrasepsi secara rasional berarti penggunaan

metode

kontrasepsi

hendaknya

atau

alat

dilakukan

secara sukarela tanpa adanya unsur

pola

“ndak, blas ra haid. Ngeflek yo ora.” (P 3) “Anu bar nglahirke niko, haid langsung suntik, terus ra haid.” (P2)

kontrasepsi secara rasional, efisien

Penggunaan metode atau alat

perubahan

(P

1)

dan

bahwa

(P

4)

menstruasi

berupa flek “...mens keluar tapi gak banyak...kadang juga kalau mens cuma flek-flek saja.” (P 4) “Oh nek haid saya mbak gur ngeflek mbak.” (P 1)

pada

Menurut Hartanto (2005) kontrasepsi

pertimbangan secara rasional dari

hormonal dapat mempengaruhi organ

sudut tujuan atau teknis penggunaan,

seks wanita, organ yang paling

kondisi kesehatan medis, dan kondisi

banyak

sosial ekonomis dari setiap pasangan

endometrium, miometrium, serviks

(Trisnawarman, 2008). Kontrasepsi

dan payudara. Perubahan hormon

KB suntik 3 bulan di Indonesia

dapat

semakin

terhadao

siklus

kerjanya yang efektif, pemakainnya

Pemberian

progesteron

yang praktis, harganya relatif murah

sistemik dan untuk jangka waktu

dan aman.

lama

paksaan,

yang

banyak

didasarkan

dipakai

karena

c. Dampak fisik KB suntik 3 bulan Hasil wawancara tentang dampak

mendapatpengaruh

menimbulkan

menyebabkan

adalah

pengaruh menstruasi. secara

endometrium

mengalami keaadan istirahat dan atropi.

Dalam

48

jam

setelah

progesteron,

sudah

dari pemakaian kontrasepsi suntik 3

pemberian

bulan teridentifikasi tiga sub tema

tampak lendir serviks yang kental,

yaitu

sehingga

mengalami

perubahan

mortilitas

dan

daya

menstruasi, mengalami perubahan

penetrasi dari spermatozoa sangat

BB, perut membesar/membuncit

terhambat.

Hormon



hormon

ϳ 

resprodusi berperan penting dalam

Menurut Purwati (2005) juga

pematangan dan pelepasan sel, jika

menyebutkan kenaikan berat badan

kadar hormon di dalam hormon tidak

yang berlebihan merupakan salah

seimbang maka sel telur yang matang

satu bentuk dari gizi berlebih yang

tidak ada, maka seorang perempuan

secara

tidak

peningkatan rasio lemak baik yang

mengalami

menstruasi.

diartikan

sebagai

terlokalisir ataupun yang merata di

(Saiffudin, 2006). Hasil

umum

wawancara

dengan

seluruh

tubuh.

Hasil

penelitian

partisipan, perubahan menonjol yang

Adriana Palimbo, Hariadi Widodo

dikeluhkan

(2013)

akseptor

KB

suntik

adalah penambahan berat badan “...nganggo suntik aku dadi kegemukan mbak,..” (P 2) “...mbiyen BB 45 kg...terus nganggo KB mundak dadi 52 kg mbak...” (P 1) Sedangkan

hal

yang

diresahkan

partisipan karena penambahan berat

ternyata

sebagian

besar

mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 29 orang (55,8%). Namun tidak semua akseptor KB akan

mengalami

kenaikan

berat

badan. Seperti pernyataan (P 4) “Kalau BB saya malah cenderung turun.” (P 4)

badan ada pada area perut. Perut

Hal ini dikarenakan efek dari obat

partisipan cenderung membuncit atau

tersebut tidak selalu sama pada

membesar

masing – masing individu. (Purwati,

“...paling parah yo kui mau perute njebebeg, gedhe tenan ki mbak, nganti raiso ndodok” (P 2) “iyo mbak, maem okeh banget, po meneh ngemil, sing parah yo kui mbak aku seneng es, dadine yo nambahi gedhe wetengku.” (P 2) “...masalahnya ki gur perutku dadi njebembeng. Wetengku dadi gedhi...” (P 3) Berat badan yang meningkat karena pengaruh

hormon

progesteron

menyebabkan meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik sehingga nafsu makan meningkat (Ratih, 2009).

2005). Penambahan berat badan tidak terjadi pada semua pemakai KB suntik 3 bulan, tergantung reaksi tubuh

akseptor

itu

terhadap

metabolisme progesteron. Sebagian partisipan malah menganggap hal ini sebagai keuntungan. d. Dampak psikologis KB suntik 3 bulan Hasil wawancara yang dilakukan empat partisipan didapatkan dua sub tema yaitu bosan dan terbiasa. Dua partisipan

(P

3)

dan

(P

4)

mengatakan bosan.

ϴ 

“Nggeh ada, kesel kui palingo, kesel disuntiki terus...” (P 3) “...Yo rekane ben ra bosen mbak.” (P 2) Rutinitas suntik yang dilakukan di area pantat secara berulang – ulang menimbulkan

perilaku

bosan.

Perilaku bosan yang ditunjukkan juga bisa disebabkan karena munculnya perubahan fisik yang terjadi pada akseptor seperti tidak haid dan juga penambahan berat badan serta perut yang membesar atau membuncit. 

mengatakan bahwa dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan dampak dari KB suntik 3 bulan adalah konsultasi ke tenaga kesehatan. “...nggeh niku kulo tangletke bu bidan nggeh ngomong nek niku juga bisa karena stres atau kecapekan.” (P 1) “kulo tangletke mbak...” (P 2) “...terus aku periksa ke bidan...” (P 4) “Yo genah tak takoke mbak...” (P 3) Tenaga kesehatan yang membantu pelayanan kontrasepsi yaitu bidan

Sedangkan perilaku terbiasa yang ditunjukkan (P 1) dan (P 4) karena adanya motivasi.

dan perawat. Hasil penelitian yang dilakukan Zuhriyah, Lailatuz (2012) bahwa ada

“...gak terlalu saya rasakan, apalagi sudah 5 tahun, jadi sudah terbiasa.” (P 4) “...ketoke biasa wae ki...”( P 1)

hubungan yang signifikan antara peran

tenaga

kesehatan

dalam

memberikan konseling KB dengan

penggerak

penggunaan alat kontrasepsi. Peran

perilaku, hubungan antara kedua

bidan dalam hal ini sebagai konselor

konstruksi

kompleks.

KB. Konseling merupakan aspek

Motivasi mengarahkan perilaku pada

yang sangat penting dalam pelayanan

tujuan tertentu dan juga penguatan

KB

positif

Dengan demikian konseling berarti

Motivasi

merupakan

ini

cukup

(positive

reinforcement)

dan

kesehatan

menyebabkan satu perilaku tertentu

bidan

cenderung untuk diulang kembali.

memilih

(Notoatmodjo, 2010)

kontrasepsi yang akan digunakan

e. Upaya mencari informasi

sesuai dengan pilihannya, di samping

Hasil wawancara empat partisipan teridentifikasi bahwa upaya mencari informasi ada dua sub tema yaitu konsultasi

tenaga

kesehatan

dan

informasi teman. Semua partisipan

membantu

reproduksi.

dan

klien

dalam

memutuskan

jenis

itu dapat membuat klien merasa lebih puas (Saifudin, 2006). Konseling KB dapat membantu responden pilihan

keluar dan

dari

berbagai

alternatif

masalah

ϵ 

kesehatan reproduksi dan Keluarga

Secara umum memiliki teman

Berencana (KB). Konseling yang

adalah positif sebab teman dapat

baik

mendorong

membuat

responden

puas

dan

self-esteem

(satisfied), juga membantunya dalam

menolong dalam mengatasi stres.

menggunakan metode KB secara

(Baron dan Byrne, 2003).

konsisten

dan

sukses

(Siswandi,

2007).

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Pemberian informasi kesehatan menurut (P 3) tidak hanya dari tenaga kesehatan

tetapi

partisipan

mendapatkan penjelasan dari teman yang juga memakai KB suntik 3

a. Kesimpulan 1) Persepsi tentang alat kontrasepsi KB

suntik

3

bulan

adalah

perencanaan keluarga sejahtera 2) Alasan

akseptor

memakai

kontrasepsi KB suntik 3 bulan

bulan. “...tapi aku yowes dicritani konco sing nganggo, nek nggo suntik ora mens.” (P 3) “yo podo uwong-uwong nek ngomong jare hormone dewe ki bedo-bedo, ono sing cocok opo ora, karo tergatung kondisi awake dewe ki.” (P 3)

merupakan kebutuhan akseptor KB suntik 3 bulan 3) Dampak yang ditimbulkan dari kontrasepsi suntik 3 bulan dibagi menjadi dua yaitu dampak fisik dan dampak psikologis

Teman disini adalah mereka yang

4) Tindakan yang dilakukan untuk

juga menjadi akseptor KB suntik 3

mengatasi dampak kontrasepsi

bulan. Berarti mereka bisa disebut

suntik 3 bulan yaitu mencari

dengan teman sebaya (peer group)

informasi kesehatan

karena dalam peer group individu merasakan adanya kesamaan satu

b. Saran 1) Bagi tenaga kesehatan

dengan yang lainnya dalam hal ini

Hasil

peer group sama-sama memakai KB

kepada

suntik 3 bulan dan juga pernah

memberikan

mengalami

lengka[ mengenai cara mengatasi

dampak

fisik

dan

penelitian petugas

menyarankan KB

untuk

informasi

yang

psikologis yang sama. Peer group

efek

samping

dari

alat

bisa sebagai sumber informasi bagi

kontrasepsi

hormonal

dan

akseptor yang belum bisa mengatasi

kotrasepsi yang baik digunakan

masalah dari dampak fisik dan psikis

sesuai dengan umur para peserta

yang terjadi.

KB

ϭϬ 

BKKBN. (2014). Pedoman Penggunaan

2) Bagi akseptor KB Bagi pengguna kontrasepsi KB

Dana

suntik 3 bulan dalam mengatasi

Bidang

masalah penambahan berat badan

Jakarta

dan juga perut yang membuncit,

Alokasi

Khusus

Keluarga

(DAK)

Berencana.

Everett, Suzanne. (2008). Buku Saku

diharapkan akseptor melakukan

Kontrasepsi

diet dengan mengurangi asupan

SeksualReproduksi. Jakarta : EGC

karbohidrat dan lemak. Rutin melakukan

olahraga

seminggu

dua

minimal

kali

guna

&

Kesehatan

Farida, Umi. (2008). Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Pemilihan Metode

menmbakar timbunan lemak di

Persalinan.

dalam tubuh.

Jogjakarta.

Kontrasepsi STIKES Diakses

Pasca Aisyiyah.

tanggal

11

November 2014

3) Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan

untuk

peneliti

selanjutnya

dapat

meneliti

mengenai hal ini dengan metode

Hartanto,

Hanafi.

(2005).

Berencana

dan

Keluarga

Kontrasepsi.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

penelitian

yang

berbeda,

Herartri, R. (2004) Family Planning

misalnya

dengan

metode

Decision-Making: Case Studies in

tentang

West Java, Indonesia. 12th Biennial

penelitian kuantitatif pendidikan

kesehatan

cara

mengatasi dampak yang timbul akibat pemakaian KB suntik 3. Serta

melakukan

penelitian

dengan metode kualitatif faktor-

Conference

of

the

Australian

Population Association. Australia Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

yang

Palimbo, Adriana. Widodo, Hariadi.

mempengaruhi tingginya jumlah

(2013). Hubungan Penggunaan KB

akseptor

efek

Suntik 3 Bulan dengan Kenaikan

ditimbulkan

Berat Badan pada Wanita Akseptor

faktor

samping

apa

KB

saja

meskipun

yang

banyak.

KB di Wilayah Kerja Puskesmas Lok

Baintan.

DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan

Baron, R A dan Donn Byrne. (2003).

Desember

Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga

Jurnal Dinamika Vol.12.No.12.17

2013.

STIKES

Sari

Mulia. Banjar. Diakses tanggal 11 November 2014

ϭϭ 

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional

Pelayanan

Kesehatan

Zuhriyah, Lailatuz. (2012). Revitalitas Peran Petugas Lapangan Keluarga

Maternal dan Neonatal. Jakarta :

Berencana

Yayasan Bina Pustaka

Meningkatkan

Prawirohardjo,

S.

(2006).

(PLKB)

dalam

Peran

Keluarga

Ilmu

Berencana (KB), Jurnal Kesehatan

Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina

Masyarakat, Volume 1, Nomer 2.

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Yogyakarta. Diakses 28 Juli 2015

Purwati, S. (2005). Perencanaan Menu untuk

Penderita

Kegemukan.

Jakarta : Penebar Swadaya Ratih, S (2009). Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan. Diambil tanggal 30 Juli 2015. http://semaratih.wordpress.com. Safitri, Ria Irwina. (2011). Masa Depan yang Cerah Bagi Program KB di Jawa

Barat

Diakses

10

30

Tahun

Juli

2015

Lagi!. dari

http://jabar.bkkbn.go.id Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan

Praktis

Pelayanan

Kontrasepsi edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Sulistyawati. keluarga

(2013). Berencana.

Pelayanan Jakarta

:

Salemba Medika Susan. (2006). Birth Right. Jakarta. Trans Media

ϭϮ