Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 50
KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP KARIER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS THE PARENTS’ ANXIETY TOWARDS CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS CAREERS Oleh
: Ayu Ariesta, Universitas Negeri Yogyakarta Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecemasan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus dan mengidentifikasi harapan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus yang mengambil tiga pasang orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sebagai subjek penelitian serta lima orang key informan sebagai informan kunci. Hasil penelitian kecemasan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus yaitu adanya kecemasan orang tua akan kemampuan anak berkebutuhan khusus dalam menulis, membaca, menyelesaikan sekolah dengan baik, berinteraksi dengan teman sekolah, memahami pelajaran sekolah serta tidak akan ada tempat bekerja yang akan menerima. Namun, terdapat harapan bagi orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus yaitu harapan kesehatan agar anak bisa sekolah, belajar menulis, membaca serta mengembangkan potensi yang dimiliki.
Kata kunci : kecemasan orang tua, karier anak berkebutuhan khusus Abstract This study aims to identify the parents’ anxiety towards children with special needs careers and identify the expectations of parents of children with special needs careers. This research is a qualitative research case studies that take three sets of parents who have children with special needs as a research subject as well as five key informants as key informants. The results of the study the parents’ anxiety towards children with special needs careers that their parents will worry the ability of children with special needs in writing, reading, finish school well, interacting with school friends, understand school lessons and there will be no place to work will receive. However, there is hope for the parents of the careers of children with special needs, namely health expectancy so that children can go to school, learn to write, read and develop their potential. Keywords: the parents’ anxiety, children with special needs careers
PENDAHULUAN Anak adalah anugerah yang diberikan
Persatuan
Bangsa-Bangsa
(PBB)
yang
Tuhan kepada setiap orang tua. Orang tua
anak usia sekolah (5-14 tahun) menyandang
manapun pasti menginginkan anak-anak yang
kebutuhan
sehat baik secara jasmani maupun rohani.
diakses pada 3 November 2015 pukul 11:30
Anak yang sehat yaitu mereka yang mampu
WIB).
menyatakan bahwa paling sedikit 10 persen
khusus.
(www.republika.co.id
melakukan tugas perkembangan mereka dari
Dalam berbagai terminologi anak
lahir hingga mereka tumbuh besar. Pada
berkebutuhan khusus sering juga disebut
kenyataannya diperkirakan ada kurang lebih
sebagai anak berkelainan. Secara sederhana,
4,2 juta ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di
anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
Indonesia
perkembangannya
jika
menggunakan
asumsi
berbeda
dengan
anak
51 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
normal pada umumnya (Edi Purwanta, 2005:
orang
111). Perbedaan perkembangan inilah yang
berkebutuhan khusus dalam keluarga adalah
dapat
aib yang harus ditutupi, dibuang jauh, dan
menyebabkan
terhambatnya
tugas
perkembangan anak. Karena kelainan mereka,
yang
merasa
bahwa
anak
disingkirkan.
maka tugas-tugas perkembangan akan sulit untuk mereka capai dengan mudah.
tua
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa anak yang berkebutuhan
Dari data yang menyebutkan jumlah
khusus dianggap oleh para orang tua akan
anak berkebutuhan khusus diatas, tentunya
mengalami masalah pada karier mereka. Anak
bermacam-macam reaksi yang muncul dari
yang
banyaknya orang tua yang memiliki anak
pencapaian masa depan yang cerah karena
berkebutuhan khusus. Ada orang tua yang
keterbatasan mereka. Hal ini didukung oleh
bisa dengan ikhlas menerima kehadiran sang
pengakuan seorang ibu yang memiliki anak
anak yang tidak sesuai dengan harapan
berkebutuhan khusus berupa down syndrome
mereka serta membesarkannya layaknya anak
atau
normal lainnya. Lain hal dengan orang tua
keterbelakangan
yang tidak bisa menerima kenyataan akan
jumlah kromosom pada dirinya sehingga
kelahiran anak yang berkebutuhan khusus.
mengacaukan
Mereka menganggap bahwa kelahiran anak
membuat mereka lebih sukar memahami
tersebut bukan seperti yang mereka harapkan.
informasi daripada anak yang normal. Sang
Dan dengan demikian tidak sedikit pula orang
ibu tersebut mengeluhkan bahwa dirinya
tua yang dengan mudah bisa menerima
khawatir akan masa depan anaknya. Dengan
keadaan bahwa mereka akan membesarkan
keadaan anaknya tersebut membuat sang ibu
anak yang berbeda dari anak normal lainnya.
mengalami
Banyak di antara orang tua yang memiliki
anaknya seperti anak normal pada umumnya.
anak berkebutuhan khusus merasa malu,
Sang ibu mengkhawatirkan bahwa apa yang
kecewa,
putus
sering mental
dalam
disebut
dengan
karena
kelainan
metabolisme
kecemasan
sulit
mereka
yang
terhadap
karier
tidak
bisa dilakukan anak dalam keadaan tidak
terbaik
untuk
normal seperti itu, bagaimana bisa dia
anaknya (Aqila Smart, 2012: 14). Menurut
berkembang dan mencapai karier yang bagus,
Aqila Smart (2012: 22), banyak orang tua
sedangkan
merasa jika memiliki anak dengan kebutuhan
mengalami kesulitan. Belum lagi ditambah
khusus adalah sebuah kesia-siaan. Meskipun
keterlambatan-keterlambatan
mereka bisa tumbuh besar, tetap saja tidak
membuat sang ibu sulit bahkan dalam hal
bisa menggantikan peran orang tua sebagai
pendidikan. Bagaimana bisa dia mendapatkan
tulang punggung keluarga. Tetap saja tidak
pendidikan
berguna dan hanya merepotkan saja. Banyak
berkomunikasi saja tidak baik. Padahal,
apapun
dan
yang
khusus
pasrah
melakukan
asa,
berkebutuhan
yang
untuk
yang
berbicara
baik
saja
yang
dia
lainnya
sementara
Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 52
pendidikan merupakan awal bagi seorang
harapan orang tua terhadap karier anak
anak meniti karier.
berkebutuhan khusus. Sementara manfaat dari
Temuan yang mendukung mengenai karier
anak
berkebutuhan
yaitu
bagi orang tua lainnya yang memiliki anak
penelitian yang dilakukan The Millenium
berkebutuhan khusus, merupakan pemahaman
Cohort Study, bahwa anak berkebutuhan
dan
khusus lebih memiliki perilaku buruk ketika
kecemasan orang tua terhadap karier anak
mereka mulai bersekolah. Hasil penelitian
berkebutuhan khusus. Bagi bimbingan dan
tersebut
anak-anak
konseling agar dapat menjadi konselor bagi
berkebutuhan khusus bisa lebih hiperaktif dan
orang tua untuk mengurangi kecemasan karier
mengalami kesulitan berteman dengan rekan
anak berkebutuhan khusus serta menjadi
sekelas mereka (gaya.tempo.co diakses pada 6
terapis bagi anak berkebutuhan khusus untuk
Oktober 2014 pukul 10:37 WIB). Hal seperti
membantu mencapai tugas perkembangan
ini lah yang akan melatarbelakangi masalah
mereka.
menunjukkan
khusus
penelitian adalah bebagai bahan informasi
bahwa
karier anak. Ketika hubungan sosialnya terhambat,
maka
dunia
kariernya
akan
terhambat juga.
pengetahuan
langsung
mengenai
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecemasan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus yaitu suatu reaksi
Dari beberapa penelitian yang telah
emosional pada objek yang tidak jelas karena
dilakukan mengenai berbagai kecemasan
perasaan khawatir yang membuat orang tua
orang tua terhadap karier anak mereka yang
merasa sesuatu hal buruk yang akan terjadi
berkebutuhan khusus, maka hal semacam ini
pada pekerjaan dan dunia kerja anak mereka
pula yang akan menambah kecemasan para
yang memiliki perbedaan dari anak-anak
orang tua lainnya yang memiliki anak
normal lainnya, baik dari segi fisik, mental,
berkebutuhan
emosi serta mengalami hambatan dalam
khusus.
Bahwa
dengan
keterbatasan anak-anak mereka, apa yang bisa
mencapai
perkembangan
yang
optimal
mereka lakukan terhadap karier mereka,
sehingga dapat menghambat terpenuhinya
sementara terhadap diri pribadi mereka saja
kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk
tidak lepas dari peran orang tua dalam
mengubah keadaan hidup anaknya yang lebih
kehidupan kesehariannya. Jauh dari harapan
baik.
meniti karier, mandiri untuk hidupnya saja orang tua masih meragukan kemampuannya. Tujuan penelitian
ini
yang
ingin
adalah
dicapai
dari
mengidentifikasi
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
kecemasan orang tua terhadap karier anak
pendekatan kualitatif (qualitative research).
berkebutuhan khusus dan mengidentifikasi
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih
53 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
diarahkan kepada penggunaan metode studi
60 tahun, bertempat tinggal di Kecamatan
kasus.
Sebagaimana
Nasution
Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, orang
(2003:
27)
bentuk
tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus
penelitian yang mendalam tentang suatu
dengan segala kriteria. Pada penelitian ini,
aspek lingkungan sosial termasuk manusia
peneliti menggunakan informan kunci (key
didalamnya.
informan) untuk lebih memudahkan informasi
studi
pendapat
kasus
adalah
melalui orang terdekat subjek. Key informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Orang
Tua
mengenai Terhadap
“Kecemasan Karier
Anak
pertimbangan peneliti bahwa informan kunci adalah
orang
yang
paling
dekat
dan
Berkebutuhan Khusus” ini dilakukan di
mengetahui tentang diri maupun keadaan
Kecamatan
Kabupaten
subjek yang akan diteliti. Adapun informan
Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Tempat
kunci (key informan) dalam penelitian ini
melakukan penelitian yaitu tepatnya dirumah
adalah subjek, anak subjek yang lain atau
subjek. Waktu dalam penelitian ini dimulai
anak yang terlahir normal, tetangga subjek,
sejak bulan Agustus 2015 yaitu survei awal
keluarga dekat subjek
mengenai
Tanjungpandan,
masalah
yang
akan
diteliti.
Kemudian penelitian dilanjutkan pada bulan
Prosedur Dalam penelitian ini, agar pelaksanaan
Desember 2015 untuk melengkapi data-data
terarah dan sistematis maka disusun tahapan-
penelitian sebelumnya.
tahapan penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2005:
Subjek Penelitian Melihat
keterbatasan
peneliti
dan
127-148),
tahapan
pelaksanaan
penelitian yaitu tahap pra lapangan yaitu
metode yang digunakan maka subjek atau
peneliti
informan yang digunakan dalam penelitian ini
yakni dengan mencari subjek yang akan
tidak keseluruhan orang tua yang memiliki
dijadikan sebagai narasumber. Kemudian
anak berkebutuhan khusus, melainkan dengan
tahap pekerjaan lapangan
berdasarkan pertimbangan dan karakteristik
memasuki dan memahami latar belakang
tertentu. Terkait dengan karakteristik dan
penelitian dalam rangka pengumpulan data.
pertimbangan
dibutuhkan
Selanjutnya tahap analisis data yaitu peneliti
beberapa kriteria. Adapun kriteria yang
melakukan serangkaian proses analisis data
digunakan dalam memilih subjek penelitian
kualitatif sampai pada interpretasi data-data
adalah sebagai berikut : Orang tua yang
yang telah diperoleh sebelumnya. Dan yang
memiliki anak berkebutuhan khusus, orang
terakhir adalah tahap evaluasi dan pelaporan
tua dengan usia dewasa madya yaitu usia 41-
yaitu peneliti berusaha melakukan konsultasi
tersebut
maka
mengadakan
survei
pendahuluan
yaitu peneliti
Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 54
dan
pembimbingan
dengan
dosen
pembimbing atas apa yang telah dilakukan.
pelapor hasil data. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen terjun langsung dalam pengambilan data dengan dibantu alat
Data,
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan Data
bantu
yaitu
pedoman
wawancara
dan
pedoman observasi.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam
penelitian
observasi
(pengamatan)
ini
yang
adalah menurut
Suharsimi Arikunto (2002: 133) observasi atau
pengamatan
adalah
kegiatan
yang
meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis yang dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.
Kemudian
dengan
mendalam
yang
merupakan
wawancara sebuah
percakapan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan oleh pewawancara kepada yang diwawancarai dalam pertemuan tatap muka untuk memperoleh informasi tertentu. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek orang tua yang memiliki kecemasan
Pedoman Wawancara Adapun pedoman wawancara kecemasan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus yaitu : a) kecemasan ayah terhadap karier
anak
kecemasan
berkebutuhan ibu
terhadap
khusus, karier
b) anak
berkebutuhan khusus, c) kecemasan terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus, d) kecemasan
terhadap
pekerjaan
anak
berkebutuhan khusus. Pedoman wawancara harapan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus yaitu : a) harapan ayah terhadap karier anak berkebutuhan khusus, b) harapan ibu terhadap karier anak berkebutuhan khusus, c) harapan terhadap
pendidikan
anak
berkebutuhan
khusus, d) harapan terhadap pekerjaan anak berkebutuhan khusus.
terhadap karier anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan informasi lebih mendalam dan
wawancara
juga
dilakukan
kepada
informan kunci yang sudah dipilih untuk mengecek data yang diberikan oleh subjek. Menurut Lexy J. Moleong (2005: 168) menjelaskan bahwa instrument penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai perancang, pelaksana, pengumpul data, analisis data, penafsir data, dan sebagai
Pedoman Wawancara Key Informan Pedoman wawancara key informan terbagi menjadi pedoman wawancara subjek, anak subjek yang normal, tetangga subjek dan keluarga dekat subjek. Adapun pedoman wawancara subjek antara lain yaitu : a) kecemasan subjek terhadap karier anak berkebutuhan khusus, b) kondisi psikis subjek, c) hubungan subjek terhadap anak berkebutuhan khusus, d) hubungan
55 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
subjek
terhadap
keluarga.
Pedoman
Teknik Analisis Data
wawancara anak subjek yang normal yaitu : a)
Teknik analisis data yang digunakan
sikap dan peilaku subjek ketika berada
dalam penelitian ini adalah dengan mengacu
dirumah,
c)
pada konsep Miles & Huberman (2007: 16-
hubungan subjek dengan anak berkebutuhan
20) yaitu interactive model (model interaktif)
khusus, d) persepsi anak yang normal
yang mengklarifikasi analisis data dalam tiga
terhadap kecemasan subjek.
langkah, yaitu reduksi data yang merupakan
b)
kondisi
psikis
subjek,
Sementara pedoman wawancara tetangga
proses pemilahan, pemusatan perhatian pada
subjek yaitu : a) hubungan tetangga terhadap
penyederhanaan,
pengabstrakan
dan
subjek, b) intensitas interaksi terhadap subjek,
transformasi data kasar yang muncul dari
c) kegiatan yang dilakukan ketika bersama, d)
catatan-catatan tertulis dilapangan. Kemudian
persepsi tetangga terhadap kecemasan subjek.
penyajian data sebagai sekumpulan informasi
Dan pedoman wawancara keluarga dekat
tersusun yang memberi kemungkinan adanya
subjek yaitu: a) intensitas interaksi terhadap
penarikan
kesimpulan
dan
subjek, b) kegiatan yang dilakukan ketika
tindakan.
Selanjutnya
adalah
bersama, c) persepsi keluarga dekat terhadap
kesimpulan yang mengungkap makna dari
kecemasan subjek.
kata yang telah dikumpulkan. Dari situ
pengambilan penarikan
peneliti mencari hubungan antara penyajian data
Pedoman Observasi Pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu
meliputi
aspek-aspek
dan
terverifikasi
reduksi
data
sehingga
data
tidak melenceng dari hasil
keadaan
reduksi data dan penyajian data yang telah
psikologis, kehidupan sosial, kondisi keluarga
dilakukan. Sehingga diperoleh penarikan
dan keadaan ekonomi. Adapun pedoman
kesimpulan (verifikasi) yang dapat menjawab
observasi aspek keadaan psikologis meliputi :
pertanyaan penelitian.
a) sikap dan perilaku subjek saat wawancara, b) perilaku subjek saat beraktifitas. Aspek
HASIL
kehidupan sosial meliputi: a) interaksi dengan
PEMBAHASAN
keluarga, b) interaksi dengan lingkungan
Hasil Penelitian
sekitar,
A. Subjek AS dan SL
c)
kedekatan
dengan
anak
PENELITIAN
DAN
berkebutuhan khusus. Aspek kondisi keluarga
AS dan SL adalah pasangan orang tua
yaitu mengamati keadaan rumah dan suasana
yang memiliki anak berkebutuhan khusus
rumah. Dan aspek keadaan ekonomi yaitu
jenis down syndrome bernama RM yang
mengamati gaya dan pola kehidupan subjek
berusia 10 tahun dan tidak bersekolah lagi.
dalam kesehariannya.
Sebelumnya RM pernah sekolah di SLB selama 5 bulan, namun harus berhenti karena
Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 56
sakit. AS dan SL bekerja sebagai wiraswasta
dengan sekolah RM bisa mempunyai sedikit
yang berusia 50 tahun dan 47 tahun.
keterampilan yang bisa menunjang dirinya
Pasangan orang tua ini memiliki
dalam bertahan hidup.
kecemasan terhadap pendidikan dan pekerjaan RM.
Kecemasan-kecemasan
terhadap
B. Subjek SD dan NT
pendidikan RM adalah kecemasan terhadap
SD dan NT adalah pasangan orang tua
kemampuan bersekolah RM dengan baik,
yang memiliki anak berkebutuhan khusus
kemampuan menyelesaikan sekolah dengan
jenis autis bernama HG yang berusia 6 tahun
baik karena melihat RM yang tidak bisa
dan belum bersekolah. SD bekerja sebagai
bersosialisasi
Kemudian
nelayan dan buruh harian lepas yang berusia
kecemasan terhadap kemampuan menulis dan
36 tahun, sementara NT bekerja sebagai ibu
membaca RM, serta kecemasan terhadap
rumah tangga yang berusia 35 tahun.
dengan
baik.
kemampuan RM dalam memahami materi
Pasangan orang tua ini memiliki
sekolahnya. Kecemasan semakin bertambah
kecemasan terhadap pendidikan dan pekerjaan
karena RM sudah tidak bersekolah lagi karena
HG. Kecemasan terhadap pendidikan HG
sakit sehingga tidak ada potensi yang dapat
adalah kecemasan terhadap kemampuan HG
dikembangkan lagi.
bisa sekolah dengan baik karena melihat
Selain
terhadap
kondisi HG yang sangat nakal, kecemasan
pekerjaan RM adalah karena tidak adanya
terhadap cara bergaul HG dengan teman
keterampilan dan potensi yang dimiliki oleh
sekolahnya, dengan gurunya dan dengan
RM sehingga membuat pasangan orang tua
orang disekitarnya. Selain itu kecemasan
ini mencemaskan tidak akan ada tempat
terhadap kemampuan HG bisa sekolah dengan
bekerja yang akan menerima RM, dan juga
baik dan mengikuti pelajaran dengan baik,
dikarenakan kemampuan berpikir RM yang
kecemasan terhadap kemampuan HG dalam
akan membuat orang akan langsung menolak
menerima
RM ketika bekerja.
kecemasan terhadap kemampuan HG dalam
Berbagai
itu,
kecemasan
kecemasan
tersebut
membuat pasangan orang tua ini merasa
pelajaran
dengan
baik
serta
mengontroldiri ketika belajar dikelas karena melihat kondisi HG sangat hyperaktif.
pesimis dan tidak memiliki banyak harapan
Mengenai pekerjaan HG, pasangan
terhadap pendidikan maupun pekerjaan RM
orang tua ini tidak terlalu mencemaskan
karena yang terpenting adalah kesehatan RM
karena menurut mereka yang terpenting
agar nanti bisa sekolah lagi dan belajar
adalah kesehatan HG agar bisa sekolah
membaca maupun menulis walaupun untuk
sehingga mereka sebagai orang tua memiliki
bekerja
untuk
rencana selanjutnya terhadap masa depan HG.
didapatkan oleh RM. namun setidaknya
Kesehatan yang mereka harapkan merupakan
adalah
hal
yang
sulit
57 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
harapan besar terhadap masa depan HG
apakah MR bisa bekerja seperti yang lainnya
karena menurut mereka bahwa ketika HG
dan kecemasan bahwa tidak akan ada tempat
sehat maka HG bisa sekolahdan belajar
bekerja yang akan menerimanya karena
banyak
melihat keadaan MR yang tidak memiliki
hal
termasuk
bisa
menggali
potensinya.
banyak potensi kecuali mewarnai. Berbagai
kecemasan
tersebut
membuat pasangan orang tua ini tidak
C. Subjek MH dan AL MH dan AL adalah pasangan orang
memiliki banyak harapan terhadap masa
tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus
depan
jenis tunagrahita bernama MR yang berusia
pendidikan dan pekerjaan MR. Mereka hanya
13 tahun dan sudah sekolah kelas 5 di SLB.
berharap agar MR bisa berubah menjadi lebih
MH bekerja sebagai nelayan dan buruh harian
baik lagi, bisa menulis dan membaca bahkan
lepas yang berusia 48 tahun, sementara AL
bisa sekolah hingga ke perguruan tinggi.
bekerja sebagai buruh harian lepas yang
Harapan MR bisa berubah tersebut agar
berusia 38 tahun. Pasangan orang tua ini juga
pasangan orang tua ini bisa menentukan
bekerja sebagai wiraswasta yang memiliki
rencana yang akan dilakukan selanjutnya
warung sembako.
terhadap masa depan MR. Selain itu terdapat
Pasangan orang tua ini memiliki
MR,
termasuk
harapan
terhadap
harapan agar MR bisa bekerja dan bisa
kecemasan terhadap pendidikan dan pekerjaan
mengembangkan potensi
mewarnai
yang
MR. Kecemasan terhadap pendidikan MR
dimilikinya agar bisa sedikit membantu
yaitu kecemasan karena MR belum bisa
menunjang masa depannya.
membaca dan menulis meskipun sudah sekolah selama 5 tahun di SLB. Tidak adanya
Pembahasan
kemajuan pada diri MR membuat pasangan
1. Kecemasan
Orang
Tua
Terhadap
orang tua ini mencemaskan pendidikan MR.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Selain itu pasangan orang tua ini juga
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
mencemaskan
kemampuan
MR
bisa
orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
menyelesaikan sekolah dengan baik dan
khusus
kecemasan terhadap keberlanjutan sekolah
kemampuan menulis, kemampuan membaca,
MR nantinya melihat keadaan MR yang
kemampuan menyelesaikan sekolah dengan
hanya jalan ditempat menurut mereka sebagai
baik, kemampuan berinteraksi dengan teman
orang tua.
sekolah dan gurunya, kemampuan mengikuti
Kecemasan terhadap pekerjaan juga
memiliki
kecemasan
mengenai
pelajaran dengan baik, kemampuan dalam
dirasakan dan dipikirkan oleh pasangan orang
memahami
materi
pelajaran.
Menurut
tua ini. Kecemasan tersebut yaitu kecemasan
Maryam dan Aril Kurniawan (2008: 38)
Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 58
bahwa kecemasan adalah reaksi emosional
namun hanya melihat kenyataan saat ini
yang timbul oleh penyebab yang tidak
dengan segala kekurangan anak-anak mereka
spesifik yang dapat menimbulkan perasaan
yang belum mampu untuk menempuh dunia
khawatir, tidak nyaman, dan merasa terancam.
kerja. Hal ini sesuai dengan aspek kognitif
Pendapat
dengan
kecemasan terhadap karier menurut Fortinash,
pendapat para orang tua yang memiliki rasa
Worent, dan Maher dalam Muhamad Riga
mengancam masa depan anak-anak mereka.
Yoga Dinata (2014: 5-6) bahwa kecemasan
Selain itu, kecemasan yang dirasakan oleh
menghadapi dunia kerja mengacu pada aspek
para orang tua merupakan sesuai dengan ciri
kognitif yaitu mengalami kecemasan yang
kognitif kecemasan menurut Jeffrey S. Nevid,
memikirkan bahaya secara berlebihan dan
dkk (2003: 164) yaitu khawatir tentang
menganggap tidak mampu menghadapi dunia
sesuatu
kerja
ini
dan
sangat
perasaan
beriringan
terganggu
akan
karena
tidak
memiliki
keahlian.
ketakutan terhadap hal yang akan terjadi di
Kecemasan yang dirasakan oleh para orang
masa depan.
tua ini menurut Stuart (1998) dalam Nur Rohmah Prihatanti (2010: 9) merupakan
2. Kecemasan
Orang
Tua
terhadap
Pekerjaan Anak Berkebutuhan Khusus Berdasarkan hasil penelitian bahwa kecemasan-kecemasan orang tua terhadap
kecemasan dengan tingkat berhubungan
dengan
ringan
ketegangan
yaitu dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada.
pekerjaan anak yang berkebutuhan khusus yaitu kecemasan tidak akan ada tempat
3. Harapan
Orang
Tua
Terhadap
bekerja yang akan menerima anak-anak
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
mereka yang berkebutuhan khusus karena
Kecemasan-kecemasan para orang tua
tidak adanya potensi atau keterampilan serta
terhadap
tidak menunjukan kepribadian yang baik.
khusus juga menyertakan berbagai harapan
Selain
terhadap
pada diri mereka para orang tua. Harapan-
pekerjaan anak berkebutuhan khusus yaitu
harapan tersebut adalah harapan kesehatan
apakah
bekerja
agar anak-anak mereka sekolah dengan baik
melihat keadaan anak-anak mereka dengan
dan bisa menyesuaikan diri dengan sekolah,
segala keterbatasannya.
harapan agar bisa menulis dan membaca,
kecemasan
anak-anak
orang
mereka
tua
bisa
Namun kecemasan terhadap pekerjaan ini
tidak
secara
menyeluruh
pendidikan
anak
berkebutuhan
bahkan harapan agar bisa sekolah hingga ke
menjadi
perguruan tinggi. Kemudian adanya harapan
kecemasan para orang tua. Mereka para orang
agar anak mengalami perubahan yang lebih
tua ada yang belum memikirkan pekerjaan
baik sehingga bisa menyesuaikan diri antara
anak mereka yang berkebutuhan khusus
umur dan perilaku seharusnya.
59 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
Namun dari harapan-harapan tersebut
memiliki keterampilan apapun tentu orang tua
juga disertai rasa pasrah dan pesimis terhadap
akan sangat merasa putus asa pada masa
masa depan anak-anak mereka. Hal ini tentu
depan anaknya. Hal ini tentu sejalan dengan
sesuai dengan Maryam dan Aril Kurniawan
Dewa
(2008: 38) serta Waqiati (2012) dalam
menyebutkan
Muhamad Riga Yoga Dinata (2014: 5) yang
mempengaruhi pilihan karier salah satunya
menyebutkan kecemasan sebagai suatu reaksi
adalah
emosional
meliputi
keterampilan yang dimiliki oleh anak mereka
perasaan takut, khawatir ataupun terancam
membuat orang tua tidak memiliki harapan
terhadap suatu objek atau suatu hal. Rasa
apapun terhadap pekerjaan anaknya karena
pesimis yang dirasakan para orang tua ini
hal
merupakan
pekerjaan salah satunya adalah keterampilan
yang
negatif
reaksi
yang
emosi
negatif
yang
merupakan kecemasan yang ditunjukkan oleh para
ayah
terhadap
merupakan
objek
pendidikan
terhadap
Ketut
Sukardi
(1987:
faktor-faktor
keterampilan.
yang
44)
membuat
Tidak
seseorang
yang yang
adanya
memilih
yang dimiliki.
yang
kecemasan
tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
4. Harapan
Orang
Tua
Terhadap
Pekerjaan Anak Berkebutuhan Khusus Berbagai
kecemasan
penelitian,
keseluruhan
dapat
disimpulkan
hasil bahwa
kecemasan orang tua terhadap karier anak
terhadap
berkebutuhan khusus yaitu kecemasan orang
pekerjaan dirasakan dan dipikirkan oleh para
tua terhadap pendidikan anak berkebutuhan
orang tua. Namun dari kecemasan tersebut
khusus yang dalam hal ini adalah ayah dan
masih menyimpan sedikit harapan terhadap
ibu yaitu memiliki kecemasan yaitu mengenai
pekerjaan
yang
kemampuan menulis, kemampuan membaca,
berkebutuhan khusus yaitu harapan bisa
kemampuan menyelesaikan sekolah dengan
bekerja
anak-anak
dengan
mereka
dan
bisa
baik, kemampuan berinteraksi dengan teman
jika
anak
sekolah dan gurunya, kemampuan mengikuti
tersebut memiliki potensi. Dan yang paling
pelajaran dengan baik, kemampuan dalam
terpenting adalah harapan kesehatan agar
memahami materi pelajaran.
mengembangkan
baik potensinya
anak-anak mereka melanjutkan hidup dengan
Kecemasan
orang
pekerjaan
kemudian orang
khusus berawal pada kemampuan sekolah
menentukan rencana pekerjaan selanjutnya.
anak
yang
terhadap
baik yang diawali dengan sekolah dan tua akan mudah untuk
anak-anak
tua
berkebutuhan
anak-anaknya yang menurut mereka awal
Namun bagi orang tua yang memiliki
meniti karier di dunia pekerjaan adalah
berkebutuhan
kemampuan dan kecakapan yang didapat di
khusus
yang
tidak
Kecemasan Orang Tua …(Ayu Ariesta) 60
sekolah. Maka dari itu kecemasan-kecemasan
Saran
orang tua terhadap pekerjaan anak yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
berkebutuhan khusus yaitu kecemasan tidak
telah
dilakukan,
peneliti
akan ada tempat bekerja yang akan menerima
beberapa saran. Saran tersebut antara lain
anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus
sebagai berikut :
karena tidak adanya potensi atau keterampilan
1. Bagi Orang Tua
serta tidak menunjukan kepribadian yang
Orang
tua
memberikan
hendaknya
tidak
baik. Selain kecemasan orang tua terhadap
mematahkan harapan terhadap karier
pekerjaan anak berkebutuhan khusus yaitu
anak berkebutuhan khusus karena seiring
apakah
berjalan
anak-anak
mereka
bisa
bekerja
waktu
mereka
akan
bisa
melihat keadaan anak-anak mereka dengan
menyesuaikan diri dengan baik jika
segala keterbatasannya. Namun kecemasan
mereka difasilitasi dengan pendidikan
terhadap
dan perlakuan yang baik.
pekerjaan
ini
tidak
secara
menyeluruh menjadi kecemasan para orang
2. Bagi Guru SLB
tua. Mereka para orang tua ada yang belum
Guru SLB hendaknya benar-benar
memikirkan pekerjaan anak mereka yang
mengasah kemampuan anak-anak yang
berkebutuhan khusus namun hanya melihat
berekebutuhan
kenyataan saat ini dengan segala kekurangan
mengurangi kecemasan orang tua akan
anak-anak mereka yang belum mampu untuk
kemampuan anak-anaknya. Selain itu
menempuh dunia kerja.
guru SLB juga bisa menemukan potensi
Orang tua yang memiliki kecemasan
khusus
anak berkebutuhan khusus yang bisa
terhadap karier anak berkebutuhan khusus
dikembangkan
memiliki berbagai harapan pada anak mereka.
berguna untuk kariernya.
Diantaranya
yang
paling
utama
adalah
harapan kesehatan agar anak-anak mereka
sehingga
menjadi
bakat
yang
3. Bagi Konselor atau guru BK Konselor atau guru BK hendaknya
sekolah dengan baik dan kemudian bisa
menjadi
melanjutkan kejenjang maa depan selanjutnya
memberikan kekuatan kepada para orang
yaitu pekerjaan. Selain itu harapan orang tua
tua untuk tidak mematahkan harapan
terhadap karier anak berkebutuhan khusus
terhadap anak berkebutuhan khusus serta
adalah bisa bekerja dengan baik dan bisa
mampu menjadi terapis bagi anak-anak
mengembangkan
berkebutuhan khusus untuk membantu
potensinya
tersebut memiliki potensi.
jika
anak
konselor
yang
mampu
pencapaian tugas perkembangan mereka yang
bisa
membantu
mengurangi
kecemasan orang tua akan karier anak berkebutuhan khusus.
61 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
DAFTAR PUSTAKA Aqila Smart. (2012). Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran dan Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kata Hati. Beny Sulistyo. (2012). Orientasi Karier Siswa Kelas II Jurusan Teknik Pemesinan Di SMK Piri Sleman. Tesis. UNY. Deddy
Mulyana. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya
Dewa Ketut Sukardi. (1987). Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi Untuk Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi & Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik, Agama, dan Filsafat. Jakarta: Gaung Persada. Lexy
J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A & Greene, Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nur Rohmah Prihatanti. (2010). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sebelas Maret.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Yosfan
Azwandi. (2007). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan.