KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK TERHADAP KEMAMPUAN

Download Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(1) 2016, 29-39. DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i1. 2354. KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA...

0 downloads 551 Views 454KB Size
p-ISSN 2355-5343 e-ISSN 2502-4795 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar

Article Received: 20/11/2015; Accepted: 08/01/2016 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(1) 2016, 29-39 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i1.2354

KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD Mei Fita Asri Untari1 & Aprilianta Adi Saputra2 1,2PGSD

Universitas PGRI Semarang Sidodadi Timur no 24 Semarang 1Email: [email protected] 2Email: [email protected] 1,2Jalan

ABSTRACT This research is motivated by the low reading interest of children who have an impact on learning outcomes is low and the need to streamline the reading comprehension to be able to easily understand the material being studied. This study aims to determine the effectiveness of the medium of comics to the students' reading ability. Based on the analysis of data, the first measurement using the story "Reaching Cita Although almost Despair" of 30 fourth grade students of SDN 03 Bergaskidul Semarang District 25 students with learning outcomes is high enough - and 5 students with poor outcomes. The average was 73.33. After being treated for the provision of comics, from 30 students of SDN 03 Bergaskidul Semarang regency. Retrieved 29 students achieving grades with the criteria fairly high and only one student is still berkriteria low. The average value rose to 81.33. Percentage increase is 3.878%. The second measurement using the story "Cita-citaku" of 30 fourth grade students of SDN 03 Bergaskidul Semarang District there are 14 students with learning outcomes is high enough - and 16 students with poor outcomes. The average was 53.67. After being treated for the provision of comics, from 30 students of SDN 03 Bergaskidul Semarang regency. Retrieved 22 students achieving grades with the criteria fairly high and 8 students who are still berkriteria low. The average value rose to 66.67. Percentage increase is 2,037%. Keywords: effectiveness, media comics, reading comprehension.

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat membaca anak yang berdampak pada hasil belajar yang rendah dan perlunya mengefektifkan kemampuan membaca pemahaman agar dapat memahami dengan mudah materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan media komik terhadap kemampuan membaca siswa. Berdasarkan analisis data, pengukuran pertama menggunakan cerita “Meraih Cita Walau Nyaris Putus Asa” dari 30 siswa kelas IV SDN Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang terdapat 25 siswa dengan kriteria hasil belajar cukup tinggi dan 5 siswa dengan kriteria hasil rendah. Rata–ratanya adalah 73,33. Setelah diberi perlakuan berupa pemberian komik, dari 30 siswa SDN Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang. Diperoleh 29 siswa mencapai nilai dengan kriteria cukup–tinggi dan hanya 1 siswa yang masih berkriteria rendah. Rata–rata nilainya naik menjadi 81,33. Persentase kenaikannya adalah 3,878%. Pengukuran kedua menggunakan cerita “Cita-citaku” dari 30 siswa kelas IV SDN Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang terdapat 14 siswa dengan kriteria hasil belajar cukup tinggi dan 16 siswa dengan kriteria hasil rendah. Rata–ratanya adalah 53,67. Setelah diberi perlakuan berupa pemberian komik, dari 30 siswa SDN Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang. Diperoleh 22 siswa mencapai nilai dengan kriteria cukup tinggi dan 8 siswa yang masih berkriteria rendah. Rata–rata nilainya naik menjadi 66,67. Persentase kenaikannya adalah 2.037%. Kata kunci: kefektifan, media komik, membaca pemahaman.

How to Cite: Untari, M., & Saputra, A. (2016). KEEFEKTIFAN MEDIA KOMIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD. Mimbar Sekolah Dasar, 3(1), 29-39. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v3i1.2354.

PENDAHULUAN ~ Dalam Undang-Undang

pendidikan nasional adalah pendidikan

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

pasal

Undang Dasar 1945 yang berdasarkan

1

ayat

2,

diterangkan

bahwa [29]

Mei Fita Asri Untari & Aprilianta Adi Saputra, Keefektifan Media Komik…

pada

nilai-niai

agama,

kebudayaan,

menerapkannya.

Kurikulum

2013

nasional Indonesia dan tanggap terhadap

menekankan pada peran siswa sebagai

perubahan

Pendidikan

pusat pembelajaran. Dengan menuntut

merupakan bekal untuk semua orang

siswa untuk lebih aktif, kreatif, produktif

dalam

mereka.

dan mempunyai jiwa kebangsaan, maka

Pendidikan tidak hanya bisa dilakukan di

mata pelajarannya dijadikan terintegrasi

dalam sekolah saja, tetapi juga dapat

dengan susunan tema demi tema yang

dilakukan di mana saja, kapan saja dan

setiap

oleh siapa saja. Pendidikan sangatlah

gabungan dari beberapa mata pelajaran.

penting bagi manusia. Bisa dibayangkan

Dengan demikian, diharapkan siswa lebih

jika

mudah untuk mengingat atau bahkan

zaman.

menjalani

manusia

kehidupan

samasekali

tidak

berpendidikan karena dalam pendidikan

kompetensinya

merupakan

memahami pelajaran.

tidak hanya soal materi-materi dalam sekolah saja akan tetapi hal-hal yang kita

Dalam mengikuti perkembangan zaman

butuhkan

yang

dalam

bersosialisasi,

selalu

berubah,

maka

manusia

bermasyarakat, menghargai orang lain

haruslah selalu belajar. Kata belajar erat

dan lain-lain. Dengan adanya pendidikan,

kaitannya dengan dunia sekolah. Slameto

manusia

(2010,

diharapkan

beradaptasi zaman.

selalu

dengan

Zaman

yang

dapat

perkembangan

2)

mengemukakan

bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang

berubah

dilakukan seseorang untuk memperoleh

menuntut manusia untuk mampu berpikir

suatu perubahan tingkah laku yang baru

kritis

secara

terhadap

selalu

p.

perubahan-perubahan

keseluruhan,

sebagai

hasil

yang ada di lingkungan sekitar. Seperti

pengalamannya sendiri dalam interaksi

halnya

dengan

dunia

pendidikan

yang

selalu

berubah dan selalu berkembang.

lingkungannya.

Sama

halnya

dengan pendidikan, belajar juga dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan

Perkembangan dalam pendidikan terlihat

oleh siapa saja. Sekarang ini, belajar lebih

dalam kurikulum yang selalu diperbarui

dikaitkan dengan sekolah. Siswa ketika

sesuai dengan kebutuhan para siswa.

bersekolah juga harus belajar, namun

Pendidikan

ini

tidak sedikit siswa yang belajar hanya

yang

terbaru

sekadar belajar. Mereka belajar tanpa

dan

sudah

memahami apa yang mereka pelajari.

diterapkan di sekolah-sekolah, baik di SD,

Contohnya ketika pelajaran IPA dengan

SMP,

materi

di

Indonesia

menggunakan yaitu

kurikulum

Kurikulum maupun

2013, SMA,

sekarang

tetapi

hanya

jenis-jenis

beberapa saja yang sudah menerapkan.

makanannya.

Berdasarkan

menghafal

perkembangan

informasi

hewan

berdasarkan

Para

siswa

hanya

jenis-jenis

hewan

tersebut

terbaru, diketahui terdapat sekitar 30%

seperti karnivora, herbivora, dan omnivora.

sekolah

Mereka tidak memahami ciri-ciri hewan

di

Indonesia

yang

sudah [30]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

tersebut, namun hanya menghafal kalau

materi maka pekerjaan guru yang lain bisa

herbivora

saja terbengkalai. Tugas-tugas lain seperti

itu

karnivora

itu

pemakan pemakan

tumbuhan, daging

dan

kegiatan

administrasi

kelas

dan

potensi-potensi

siswa

omnivora itu pemakan segalanya. Hal

pengembangan

seperti itu terjadi, dapat disinyalir karena

lainnya

dua penyebabnya, yaitu siswa memang

dikatakan,

sulit untuk memahami materi tersebut,

bahwa

atau bisa jadi siswa sendiri yang kurang

dalam membuat materi ajar, akan tetapi

berminat dalam memahami materi.

mengesampingkan

menjadi

tidak

muncul

guru

optimal.

Bisa

kecenderungan

“hanya”

berkonsentrasi

bagaimana

mengajarkannya. Penyebab

lain

upaya yang

Masalah-masalah di atas ditemukan pada

masih terkait penyajian materi (kinerja

siswa kelas IV SD Negeri Bergaskidul 03. SD

guru), adalah kurang/tidak adanya media

Negeri Bergaskidul 03 merupakan salah

yang digunakan guru, padahal media

satu sekolah di Kabupaten Semarang

merupakan

yang sudah menerapkan Kurikulum 2013.

mengoptimalkan proses pembelajaran.

alat

bantu

untuk

lebih

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui masih terdapat masalah dalam

Masalah

pelaksaan

dengan

dari

Berdasarkan

Kurikulum

observasi

2013.

tingkat

yakni

berkenaaan

pemahaman

dalam

dapat

bacaan. Di dalam Kurikulum 2013, semua

disimpulkan bahwa masalah yang ada di

mata pelajaran terintregasi ke dalam

kelas IV SD Negeri Bergaskidul 03 yang

suatu tema. Kurikulum 2013 menuntut siswa

masih

untuk memiliki keterampilan membaca

berkaitan

Kurikulum

dengan

yang sangat baik, terutama kemampuan

yang

membaca pemahaman. Mata pelajaran

disebabkan oleh kurang baiknya kinerja

yang terintregasi ke dalam sebuah tema

guru, serta masalah yang timbul dari

membuat batas antara pelajaran satu

aktivitas siswa itu sendiri.

dengan pelajaran yang lain tidak terlihat.

besar,

terbagi

pelaksanaan dua

bagian

2013,

tersebut,

lainnya,

yaitu

menjadi masalah

Namun, ketika observasi ke SD Negeri Masalah yang berkaitan dengan kinerja

Bergaskidul 03 masih ditemukan siswa

guru, salah satunya dapat dilihat pada

yang

penyajian materi. Menurut guru/wali kelas

yang diintegrasikan dalam sebuah tema.

IV SD Negeri Bergaskidul, materi dari tiap

Perubahan

mata pelajaran dalam tema terbilang

sebiasanya mereka temui, menjadi salah

sedikit. Hal ini tentunya membuat guru

satu penyebab mengapa siswa di SD

harus mengembangkan

Negeri Bergaskidul 03 kesulitan memahami

materi

sendiri.

Sementara itu, pekerjaan guru yang lain

materi

masih sangat banyak. Jika semua waktu

2013.

guru dihabiskan untuk mengembangkan [31]

kebingungan struktur

dengan materi

pembelajaran

pelajaran

yang

pada

tidak

Kurikulum

Mei Fita Asri Untari & Aprilianta Adi Saputra, Keefektifan Media Komik…

Untuk

mengatasi

media

dalam

2013

masalah

kurangnya

pembelajaran

berkenaan

dengan

Bahasa bersifat umum, tidak hanya lisan,

Kurikulum

gestur

membaca

dan

perilaku

juga

dapat

dikelompokkan dalam ragam bahasa.

pemahaman, guru dapat menggunakan

Dalam

media komik. Komik merupakan cerita

berkomunikasi melalui mimik wajahnya

bergambar yang disusun secara sistematis

agar lingkungan sekitar mengerti apa

dan mempunyai jalan cerita (Maulana,

yang dirasakan. Misalnya ketika lelah,

2008). Komik sangat digemari oleh anak-

maka mimik wajah lesu yang terlihat.

anak pada zaman sekarang. Tidak hanya

Seseorang

dikatakan

anak-anak, tetapi juga orang dewasa pun

berbahasa

apabila

sekarang

keterampilan berbahasa yaitu menyimak,

banyak

yang

menggemari

gestur,

seseorang

mencoba

terampil

dalam

menguasai

empat

komik. Salah satu sebab mengapa komik

berbicara,

digemari oleh khalayak adalah karena

Keempat

komik mudah dipahami. Untuk membaca

terkait dan tidak bisa dipisahkan. Aspek

komik, dapat dilakukan dengan santai,

yang satu memerlukan keterlibatan aspek

sesuka hati dan tidak terpaksa. Untuk

yang lain.

memahami

komik

pembaca

membaca

dan

keterampilan

menulis.

tersebut

saling

dapat

terbantu dengan gambar yang ada di

Kemampuan Membaca Pemahaman

dalam

Keunggulan-

Menurut Lerner (dalam Dalman, 2013),

keunggulan di atas dapat dimanfaatkan

kemampuan membaca merupakan dasar

untuk pendidikan di sekolah dasar. Siswa

untuk menguasai berbagai bidang studi.

yang kurang berminat dalam kegiatan

Jika anak pada usia sekolah permulaan

membaca

tidak

komik

itu

sendiri.

dapat

lebih

bersemangat

segera

memiliki

kemampuan

untuk membaca ketika melihat bentuk fisik

membaca maka ia akan mengalami

dari komik, dan siswa yang kesulitan

banyak

dalam memahami sebuah isi bacaan dan

berbagai bidang studi pada kelas-kelas

terbantu dengan adanya gambar yang

berikutnya. Oleh karena itu, anak harus

ada dalam komik. Berdasarkan alasan-

belajar

alasan di atas, dipilihlah judul “Keefektifan

membaca untuk belajar.

kesulitan

dalam

membaca

agar

mempelajari

ia

dapat

Marcer

(dalam

menyatakan

bahwa

Komik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas IV SD

Senada

dengan

Negeri

Dalman,

2013)

Bergaskidul

03

Kabupaten

Semarang”.

kemampuan

itu,

membaca

tidak

hanya

memungkinkan seseorang meningkatkan Keterampilan Berbahasa

kemampuan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang

berbagai bidang akademik tetapi juga

digunakan

memungkinkan

manusia

untuk

saling

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. [32]

kerja

dan

penguasaan

berpartisipasi

dalam

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

kehidupan sosial, budaya, politik, dan

lingkungan sekolah merupakan media.

menemukan kebutuhan emosional.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam

proses

Sebagaimana yang dikemukakan oleh

cenderung

diartikan

Dalman

satu

grafis, fotografis, atau elektronis untuk

keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa

menangkap, memproses dan menyusun

adalah

kembali

(2013),

bahwa

salah

keterampilan

pemahaman.

membaca

Membaca

pemahaman

belajar-mengajar

informasi

sebagai

visual

alat-alat

atau

verbal

sebagaimana

yang

(Badruzaman, dkk., 2008).

adalah membaca yang menitikberatkan pada

pemahaman

Membaca

si

pemahaman

pembaca.

Hakikat

komik,

memfokuskan

dikemukakan oleh Mustikan (2013), adalah

kepada pemahaman si pembaca. Untuk

perpaduan antara gambar dan bahasa.

melakukan

membaca

pemahaman,

Ulasan tentang struktur komik tidak bisa

pembaca

haruslah

berkonsentrasi.

dilepaskan dari dua aspek tersebut. Kedua

Kosakata yang dikuasai pembaca juga

aspek itu saling mengisi, menguatkan dan

dapat mempengaruhi kualitas membaca

menjelaskan.

pemahaman.

beberapa adegan yang membutuhkan

Faktor

lain

yang

Dalam

komik

gambar

adalah tingkat intelektual si pembaca.

menguatkan dan menjelaskan adegan

Namun, karena kemampuan membaca

itu. Misalnya ketika ada adegan orang

pemahaman

sebuah

sedang mengendarai sepeda dengan

kemampuan

sangat cepat, pasti adegan ini diberi

pun

sebuah efek agar terkesan orang yang

keterampilan, membaca

sehingga

pemahaman

dapat

dilatih, dan faktor yang mempengaruhi

dalam

kualitasnya,

mengendarai

seperti

tingkat

intelektual

pembaca, tentunya dapat diminimalkan.

gambar

untuk

tersebut

sepeda

sedang

dengan

sangat

cepat. Berdasarkan aspek visual dan nonvisual

Media Komik

tersebut

pembaca

dapat

menafsirkan tokoh yang ada.

Media berasal dari kata Latin yang secara

efek-efek

ada

mempengaruhi membaca pemahaman

termasuk

dengan

pasti

‘medius’

harfiah berarti ‘tengah’,

METODE

‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach &

Penelitian

Ely (dalam Arsyad, 2013, p. 3) mengatakan

deskriptif

bahwa media dapat dipahami secara

kualitatif ini merupakan metode yang

garis

menggambarkan

besar

adalah

manusia,

materi,

ini

menggunakan

kualitatif.

Metode sebuah

metode deskriptif peristiwa,

kejadian yang membangun kondisi yang

benda, dan keadaan dengan sejelas-

membuat

jelasnya

siswa

mampu

memperoleh

tanpa

mempengaruhi

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

ditelitinya

Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan

deskriptif merupakan metode penelitian [33]

(Soegeng,

2006).

objek

Penelitian

Mei Fita Asri Untari & Aprilianta Adi Saputra, Keefektifan Media Komik…

yang

berusaha

menggambarkan

dan

a.

Metode dokumentasi

menginterpretasi objek sesuai dengan apa

Metode

adanya. Tujuan utama dari penelitian

data mengenai hal-hal atau variabel yang

deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan

berupa catatan, transkip, buku, daftar nilai

secara sistematis fakta dan karakteristik

siswa dan sebagainya.

objek atau subjek yang diteliti secara

b.

tepat, dan melaporkan keadaan objek

Tes adalah serentetan pertanyaan atau

atau subjek yang diteliti sesuai dengan

latihan serta alat lain yang digunakan

apa

untuk

adanya

(Sukardi,

2003).

Metode

dokumentasi

adalah

mencari

Metode tes

mengukur

keterampilan,

deskriptif kualitatif digunakan agar dapat

pengetahuan intelegensi, kemampuan/

diketahui keefektifan media komik dalam

bakat yang dimiliki oleh individu atau

pembelajaran

kelompok (Arikunto, 2010, p. 193). Dalam

IV

SDN

Bergaskidul

03

Kabupaten Semarang.

penelitian

ini,

tes

digunakan

untuk

mengetahui keefektifan pengaruh komik Selain itu, penelitian ini juga menggunakan

terhadap

desain pre-eksperimental

pemahaman pada siswa kelas IV SD

dengan jenis

kemampuan

one group pretest posttest design (Sukardi,

Negeri

2003).

Semarang.

Jadi

pada

penelitian

pre-

Bergaskidul

03

membaca Kabupaten

eksperimen ini, subjek mengalami dua

c.

pengukuran.

pertama,

Observasi sebagai teknik pengumpulan

pengukuran di mana subjek belum dikenai

data mempunyai ciri yang spesifik bila

perlakuan

media

dibandingkan dengan teknik yang lain,

komik untuk membaca pemahaman. Hasil

yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

pengukuran ini dapat dilihat dari hasil

wawancara

pretest para siswa. Pengukuran kedua,

berkomunikasi

pengukuran di mana subjek sudah dikenai

observasi

perlakuan

media

tetapi juga objek-objek alam yang lain

komik terhadap membaca pemahaman.

(Sugiyono, 2010, p. 203). Menurut Sugiyono

Hasil pengukuran ini dapat dilihat pada

(2010), observasi merupakan proses yang

hasil

Dalam

kompleks, suatu proses yang tersusun dari

praktiknya, digunakan satu kelas sebagai

berbagai proses biologis dan psikologis.

kelompok sampel penelitian. Pemilihan

Dua di antara yang terpenting adalah

sampel ini berdasarkan pada kelas yang

proses-proses pengamatan dan ingatan.

Pengukuran

berupa

berupa

posttest

pemberian

pemberian

para

siswa.

Observasi

dan

tidak

kuesioner

dengan terbatas

selalu

orang,

maka

pada

orang

berdistribusi normal. Analisis Data Dalam

penelitian

digunakan

dalam

ini,

teknik

pengambilan

yang

1. Analisis awal

data

Sebelum

adalah sebagai berikut.

dilakukan

pengujian

hipotesis

dengan menggunakan uji beda rata-rata, [34]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

maka

terlebih

dahulu

dilakukan

uji

maka Ho diterima sehingga data tersebut

normalitas sebagai prasyarat pengujian parametrik

(Budiyono,

2009).

berdistribusi normal.

Secara 2. Analisis akhir uji normalitas

umum perhitungan uji normalitas data awal dapat diuraikan sebagai berikut. a.

Analisis

Uji normalitas Uji

akhir

adalah

untuk

mengetahui normal tidaknya data akhir

normalitas

dilakukan

dengan

dari nilai posttest. Data berdistribusi normal

tujuan untuk mengetahui normal atau

apabila

tidaknya data nilai pretest dari kelompok

normalitas disajikan sebagai berikut ini.

eksperimen. apabila

Lo

Data <

berdistribusi Ltabel.

Adapun

hasil

Cerita

hasil

pengujian

Komik

dan

Cerita

“Meraih

Cita Walau Nyaris Putus Asa”

Tabel 1. Uji Normalitas Awal Komik dan Cerita “Meraih Cita Walau Nyaris Putus Asa” dan

Ltabel..

Tabel 3. Uji Normalitas Akhir Komik dan Cerita “Meraih Cita Walau Nyaris Putus Asa” DATA

Komik

<

normal

normalitasnya sebagai berikut:

DATA

Lo

“Meraih

Lo

0,140

Ltabel

0,161

Cita Walau Nyaris Putus Asa” Lo

0,1119

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh Lo = 0,140

Ltabel

0,161

pada taraf signifikansi 5%, sedangkan Ltabel = 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka Ho diterima

Berdasarkan

Tabel

1,

dengan

taraf

sehingga

signifikansi 5%, diperoleh nilai Lo = 0,1119

sampel

tersebut

berdistribusi

normal.

sedangkan Ltabel = 0,161. Karena Lo < Ltabel, maka

Ho

diterima

sehingga

sampel

Tabel 4. Uji Normalitas Akhir Komik dan Cerita “Cita-citaku” DATA Komik dan Cerita “Cita-

tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas cerita dan komik “Cita-

citaku”

citaku” sebagai berikut: Tabel 2. Uji Normalitas Awal Komik dan Cerita “Cita-citaku” DATA

Komik

dan

Cerita

“Cita-

0,155

Ltabel

0,161

Berdasarkan

Tabel

0,150

Ltabel

0,161

Dengan taraf signifikansi 5%, diketahui dari

citaku” Lo

Lo

Tabel 4 bahwa nilai Lo = 0,150 sedangkan Ltabel = 0,161. Oleh karena Lo < Ltabel, maka Ho diterima. Dengan demikian, dapat 2,

dengan

dikatakan

taraf

bahwa

sampel

memenuhi asumsi normalitas.

signifikansi 5%, diperoleh nilai Lo = 0,155 sedangkan Ltabel = 0,161. Karena Lo < Ltabel,

[35]

tersebut

Mei Fita Asri Untari & Aprilianta Adi Saputra, Keefektifan Media Komik…

HASIL DAN PEMBAHASAN

pamahaman pada siswa kelas IV SDN

Penelitian ini dilakukan di SDN Bergaskidul

Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang).

03 Kabupaten Semarang. Peneliti memilih

H1 : μ ≠ μ (Ada keefektifan media komik

kelas IV sebagai sampel dengan siswa 31

terhadap

orag yang terdiri dari 17 laki-laki dan 14

pemahaman pada siswa kelas IV SDN

perempuan. Pada penelitian ini, peneliti

Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang).

kemampuan

membaca

menggunakan dua komik dan dua cerita. peneliti menggunakan soal pilihan ganda

Kriteria pengujiannya, H0 diterima apabila

sebanyak 10 soal untuk masing-masing

nilai

komik dan 10 soal pilihan ganda untuk

kebebasan dk = n1 + n2 dengan taraf

masing-masing cerita.

signifikasi 5%. Untuk harga selain itu, maka

thitung

<

ttabel

dengan

derajat

H0 ditolak. Setelah dilakukan analisis data Dalam penelitian ini, digunakan teknik

nilai hasil belajar cerita “Meraih Cita-cita

pretest

Walau Nyaris Putus Asa”, untuk pretest

dan

merupakan

posttest.

pretest nilai

diperoleh rata-rata 73,33 dan posttest

ini

sebesar 81,33. Dengan n = 30, dk = n – 1 =

bertujuan untuk mengetahui kemampuan

30 – 1 = 29, diperoleh thitung = 3,878 pada

atau hasil awal siswa sebelum diberi

taraf signifikasi 5%, didapat nilai tabel

perlakuan.

merupakan

sebesar 2,048. Karena thitung (3,878) > ttabel

teknik pengambilan nilai setelah diberi

(2,048) maka hal ini menunjukkan bahwa

perlakuan.

hasil uji-t hasil belajar adalah signifikan.

sebelum

teknik

Teknik

dikenai

pengambilan

perlakuan.

Teknik

posttest

Teknik

ini

Teknik

bertujuan

untuk

mengetahui hasil dari nilai siswa yang

Dengan

sudah diberi perlakuan. Perlakuan dalam

bahwa terdapat keefektifan media komik

penelitian ini berupa pemberian komik

terhadap

sebagai

pemahaman kelas IV SDN Bergaskidul 03.

media

untuk

meningkatkan

kata

lain, dapat

kemampuan

disimpulkan membaca

keterampilan membaca pemahaman. Analisis data hasil belajar cerita “Citacitaku”

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan

dengan

menggunakan

memberikan

dengan

uji-t

rata-rata

informasi

pretest

bahwa

53,67

dan

posttest 66,67, diperoleh thitung = 2,037.

pihak kanan. Adapun data yang diolah

Sementara berdasarkan tabel distribusi-t,

adalah nilai angket motivasi belajar dan

dengan dk = n – 1 = 30 – 1 = 29 (taraf

hasil belajar (pretest dan posttest) kelas

signifikansi 5%) didapat nilai ttabel = 2,048.

eksperimen.

Karena thitung = 2,037 > ttabel = 2,048, maka Hipotesis

statistik

untuk

keperluan

hal ini menunjukkan hasil signifikan pada

uji-t

uji-t tersebut. Dengan demikian, dapat

adalah sebagai berikut:

dikatakan bahwa media komik memiliki

H0 : μ1 = μ2 (Tidak ada keefektifan media

pengaruh

komik terhadap kemampuan membaca [36]

yang

efektif

terhadap

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

kemampuan

membaca

pemahaman

ttabel

(2,048)

menunjukkan

adanya

kelas IV SDN Bergaskidul 03.

perbedaan.

Pada penelitian ini, media komik dipilih

Untuk

sebagai alternatif untuk meningkatkan

menggunakan cerita “Cita-citaku”, dari 30

kemampuan

siswa

membaca

pemahaman.

pengukuran kelas

IV

kedua

SDN

dengan

Bergaskidul

03

Alasan dipilihnya media komik, karena

Kabupaten Semarang terdapat 14 siswa

media ini merupakan media visual yang

dengan kriteria hasil belajar cukup tinggi

menarik. Dengan gambar berseri yang

dan 16 siswa dengan kriteria hasil rendah.

lucu

sehingga

Rata-ratanya adalah 53,67. Setelah diberi

membentuk suatu cerita yang menarik,

perlakuan berupa pemberian komik, dari

membuat siswa merasa tidak jenuh dalam

30 siswa SDN Bergaskidul 03 Kabupaten

melakukan

Oleh

Semarang. Diperoleh 22 siswa mencapai

karena itu, siswa sangat antusias ketika

nilai dengan kriteria cukup tinggi dan 8

membaca media komik tersebut.

siswa yang masih berkriteria rendah. Rata-

dan

saling

berkaitan,

kegiatan

membaca.

rata

nilainya

naik

menjadi

66,67.

Peneliti menggunakan dua cerita dan dua

Persentase kenaikannya adalah 2.037%.

komik.

penelitian

Hal ini dikuatkan dengan uji-t cerita dan

terkumpul data berupa nilai prettest siswa

komik “Cita-citaku” yang memberikan nilai

dan posttest siswa. Untuk pengukuran

thitung

pertama menggunakan cerita “Meraih

menunjukkan adanya perbedaan cukup

Cita Walau Nyaris Putus Asa” dari 30 siswa

signifikan. Dengan adanya media komik,

kelas IV SDN Bergaskidul 03 Kabupaten

siswa

Semarang

kegiatan membaca. Siswa juga lebih

Setelah

dilakukan

terdapat

25 siswa

dengan

(6.738)

>

menjadi

ttabel

lebih

antusias

yang

dalam

kriteria hasil belajar cukup tinggi dan 5

bersemangat

siswa dengan kriteria hasil rendah. Rata–

tersebut. Dengan media komik, siswa yang

ratanya

diberi

belum terlalu lancar ketika membaca

perlakuan berupa pemberian komik, dari

dapat terbantu dengan adanya gambar

30 siswa SDN Bergaskidul 03 Kabupaten

berseri di dalam komik tersebut, sehingga

Semarang. Diperoleh 29 siswa mencapai

dapat terbantu dalam hal memahami

nilai dengan kriteria cukup tinggi dan

cerita.

hanya 1 siswa yang masih berkriteria

pandangan

rendah. Rata–rata nilainya naik menjadi

perubahan

81,33.

adalah

tersebut menunjukkan adanya perubahan

3,878%. Hal ini dikuatkan dengan uji-t

tingkah laku yang menuju pada arah

cerita dan komik “Meraih Cita Walau

positif, terlihat dari peningkatan nilai dari

Nyaris Putus Asa”, bahwa thitung (3,878) >

sebelum

adalah

Persentase

73,33.

Setelah

kenaikannya

[37]

Hal

ketika

(2,048)

ini

membaca

komik

jelas

sejalan

dengan

Slameto

(2010),

bahwa

kelancaran

dikenai

perlakuan

membaca

dan

nilai

Mei Fita Asri Untari & Aprilianta Adi Saputra, Keefektifan Media Komik…

setelah

diberi

perlakuan

berupa

untuk meningkatkan minat belajar IPA

pemberian komik.

SMPN 1 Nalumsari Jepara. Penelitian yang dilakukan

Mustikan

Perbedaan antara hasil belajar berupa

penelitian

mambaca

menginformasikan

pemahaman

sebelum

dan

(2013)

tindakan

adalah

kelas,

beberapa

yang hasil,

di

sesudah pemberian komik, terjadi karena

antaranya

berbagai

ajar berupa komik dapat meningkatkan

Salah

faktor

yang

satunya

mempengaruhi.

bahwa penggunaan bahan

adalah

minat

dan

minat belajar IPA. Hal ini dapat dilihat dari

siswa.

Ketika

siswa

perolehan nilai pada siklus I dan siklus II.

diberikan sebuah cerita, siswa terlihat

Pada siklus 1 diperoleh hasil belajar IPA

kurang berminat dan bersemangat. Minat

yang tertinggi adalah 86 sedangkan yang

yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi

terendah adalah 56 dengan rata-rata

hasil belajarnya. Berbeda ketika siswa

74,80. Siklus II diperoleh hasil belajar IPA

diberikan sebuah komik. Ketika peneliti

tertinggi adalah 100 sedangkan terendah

memperlihatkan

adalah 64 dan rata-ratanya adalah 80,95.

antusiasme

para

komik

kepada

siswa.

Siswa sangat antusias dan bersemangat. Temuan

ini

persis

seperti

hasil

kajian

Setelah dilakukan uji hipotesis, diperoleh

Maulana (2008), Maulana (2009), dan

simpulan

Maulana

penggunaan

pengaruh media komik terhadap kegiatan

komik—bahkan untuk pembelajaran sesulit

membaca pemahaman pada siswa kelas

matematika—dapat

IV

alternatif

(2010),

yang

bahwa

dijadikan

dapat

sebagai

meningkatkan

bahwa

SDN

terdapat

Bergaskidul

03

keefektifan

Kabupaten

Semarang.

motivasi belajar siswa secara meyakinkan. Ketika membaca pun, mereka terlihat

SIMPULAN

senang dan tidak jenuh. Media komik

Berdasarkan

hasil

dapat memusatkan perhatian para siswa.

pembahasan

yang

Kegiatan membaca pemahaman yang

disimpulkan bahwa memang terdapat

mereka

keefektifan

pengaruh

terfokus. Media komik terbukti efektif untuk

terhadap

kemampuan

kegiatan membaca pemahaman. Hal ini

pemahaman pada siswa kelas IV SDN

terlihat dari hasil pretest dan posttest

Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang. Hal

mereka. Hasil dari pretest mereka berada

ini dapat diperkuat dengan perhitungan

di bawah hasil posttest.

parametrik menggunakan uji-t.

Penelitian ini secara keseluruhan hampir

REFERENSI

sama

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

lakukan

dengan

dilakukan

oleh

dapat

menjadi

lebih

penelitian

yang

telah

Mustikan

(2013)

yang

berjudul penggunaan bahan ajar komik [38]

penelitian dilakukan, media

dan dapat komik

membaca

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

Arsyad, A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Prasaja.

Physic forum 2013. ISBN:978-602-804780-7. Tersedia: http://prosiding.ikippgrismg.ac.id/index. php/lpf2013/lpf2013/paper/viewFile/115 /67.

Badruzaman, A., dkk. (2008). Media pembelajaran sekolah dasar. Bandung: UPI Bandung PRESS.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Surakarta: SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS.

Soegeng, A. Y. (2006). Dasar-dasar penelitian bidang sosial, psikologi dan pendidikan. Semarang: IKIP PGRI Semarang PRESS.

Dalman. (2013). Keterampilan membaca. Jakarta: PT Grafindo Prasaja. Maulana. (2008). Matematikomik sebagai alternatif media dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/KDSUMEDANG/198001252002121002MAULANA/Artikel/Artikel/Matematikomi k.pdf

Sugiyono. (2010). Statistika penelitian. Bandung: Alfabeta.

untuk

Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT Bumi aksara.

Maulana. (2009). Mathematicomic, metaphor, and metacognitive approach in mathematics learning (matematikomik, metafora, dan pendekatan metakognitif dalam pembelajaran matematika). Proceeding of The First International Conference on Basic Education, Indonesia University of Education, Sumedang Campus. ISBN: 97937808-7. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/KDSUMEDANG/198001252002121002MAULANA/Artikel/Artikel/3MMatematikomik-MetakognitifMetafora.pdf Maulana. (2010). Rapting in doing mathematics, with comics. Proceeding of International Seminar: “Improving the Quality of Elementary Education to Build a Better Future Generation Character”, Indonesia University of Education. ISBN: 978-602-98647-0-0. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/KDSUMEDANG/198001252002121002MAULANA/Artikel/Artikel/Rapt%20in%20 doing%20mathematics%20with%20comi cs_Seminar_Internasional_Pasca.pdf Mustikan. (2013). Penggunaan bahan ajar komik untuk meningkatkan minat belajar IPA. Seminar Nasiomal 2ndLotar [39]