Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
Kemandirian Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang Mengalami Skizofrenia Independency InCaring Family Member WithSchizophrenia Dewi Hardiyanti1, Said Usman2, Rusli Yusuf 3 1
Mahasiswa Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2 RSU Zainoel Abidin 3
Universitas Syiah Kuala
Email :
[email protected] Abstrak Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Salah satu faktor penyebab kambuh skizofrenia di komunitas adalah; keluarga yang tidak tahu cara memandirikan pasien di rumah. Metode survey analitik pada penelitian ini digunakan untuk menggali sejauh mana faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian keluarga. Faktor yang menjadi penilaian merupakan bagian dari social fungtionskale; Self Care, Community Skills dan Social Skills. Penelitian dilakukan dengan mengisi kuesioner secara terpimpin, kuesioner berisi tentang kemandirian pasien, yang diinterpretasi oleh keluarga, sehingga diperoleh dengan mandirinya pasien, maka keluarga telah berhasil mandiri dalam merawat pasien. Hasil penelitian dengan menggunakan tiga analisis data, univariat, bivariat dan multivariat. Univariat; self care kurang mandiri (67,5%), community skills kurang mandiri (17,5%), social skills kurang mandiri (82,5%), lama waktu sakit >1 tahun (77,5%), jenis kelamin; pria lebih dominan (87,5%). Bivariat; ada hubungan self care dengan kemandirian, tidak ada hubungan community skills dengan kemandirian, ada hubungan social skills dengan kemandirian, ada hubungan lama sakit dengan kemandirian, ada hubungan jenis kelamin dengan kemandirian. Multivariat; self care adalah variabel yang paling mempengaruhi terhadap kemandirian keluarga. Kata Kunci: Keluarga, Kemandirian, Skizofrenia.
Abstrak Schizophreniais apsychoticdisorderthat ischaracterized by impairedthought processes andemotionalresponseswereweak. One ofthe factors causinga relapseof schizophreniainthe communityis; familieswhodo notknowhow tomakepatientindependently at home. Analytical surveymethodusedin this studytoexplorethe extent to whichfactorsrelated to theindependence of the family. Factors thatare part of thesocialassessmentfunctionScale; SelfCare, CommunitySkillsandSocialSkills. The population inthis study are allfamilies who havefamilymemberswithschizophrenia. The sampling techniqueusingtotalsampling that40 families. The study was conductedby fillingthe guidedquestionnaire, a questionnairecontainingaboutpatientautonomy, which isinterpretedby the family, in order to obtainwithsome independentpatient, thefamilyhas beensuccessfulin caring patientsindependently. Univariate; less independency of self care(67.5%), less independency of communityskills(17.5%), less independency of social skills(82.5%), duration of illness >1year(77.5%), sex; men are moredominant(87.5%). Bivariate; Factors related to family independency are self care, social skills, duration of illness, and sex. The result also show that there is no relationship between family independency with community skills. Multivariate; Selfcareis themost variableinfluence on theindependency of the family. Keywords: Family,Independence,Schizophrenia .
172
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
Latar Belakang
(masing-masing 2,7%), sedangkan yang terendah
Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan
di
jiwa adalah; keluarga yang tidak tahu cara
gangguan jiwa berat nasional sebesar 1,7 per mil
menangani perilaku klien di rumah (Isaacs,
(Riskesdas, 2013).
Kalimantan
Barat
(0,7%).
Prevalensi
2005). Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada
Pada profil kesehatan provinsi Aceh tahun 2012
setiap keadaan sehat maupun sakit pada klien.
menunjukkan, jumlah kunjungan rawat jalan
Keluarga berperan dalam menentukan cara atau
maupun rawat inap disarana pelayanan kesehatan
asuhan
rumah.
Puskesmas kabupaten/kota di Aceh diperoleh
Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-
angka kunjungan tertinggi yaitu berasal dari
sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian
penduduk Pidie yakni 13, 568, Biruen; 9, 644
mengakibatkan klien harus dirawat kembali
dan Aceh Timur sebanyak 6, 613 dilanjutkan
(kambuh). Peran serta keluarga sejak awal
dengan kabupaten lainnya.
yang
diperlukan
klien
di
asuhan di rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah,
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
sehingga
oleh peneliti terdapat 40 pasien skizofrenia rawat
kemungkinan
kekambuhan
dapat
dicegah (Videbeck, 2008).
jalan yang tinggal bersama keluarga saat ini di wilayah
kerja
Puskesmas
Alue
Ie
Mirah
Penelitian terkait juga didapatkan bahwa angka
Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh
kekambuhan pada klien tanpa terapi keluarga
timur. Bila dilihat dari jumlah penduduk
sebesar 25-50% sedangkan angka kekambuhan
diwilayah kerja Puskesmas Alue Ie Mirah yakni
pada klien yang diberikan terapi keluarga 5-10%.
13, 069 total jiwa, berarti dieroleh 0,30% yang
Keluarga sebagai ”perawat utama” dari klien
mengalami skizofrenia, secara persentase tidak
memerlukan
tinggi, namun secara angka tinggi.
treatment
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam merawat klien (Keliat, 2006).
Tingginya
angka
gangguan
jiwa
psikotik
menurut hasil Riskesdas 2013, menunjukkan Riset dasar kesehatan nasional tahun 2013
dimana Aceh merupakan no 2 tertinggi secara
menyebutkan sekitar 1, 728 orang di Indonesia
nasional ini di latar belakangi oleh situasi konflik
mengalami gangguan jiwa berat, prevalensi
RI-GAM di Aceh yang berlangsung selama
psikosis tertinggi di DI Yogyakarta dan Aceh
kurang lebih 30 tahun dimulai pada tahun 1974-
173
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
2004, penyelesaiaan konflik terlerai pada tahun
sangat
besar
terhadap
keadaan
skizofrenia.
2004 ketika terjadi bencana alam besar yang
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih
bahkan diakui secara Internasional sebagai
banyaknya pasien gangguan jiwa yang belum
bencana terbesar yang banyak menjatuhkan
mandiri dalam mengetahui tanda-tanda adanya
korban, dari itu warga Aceh kembali mengalami
kekambuhan,
tekanan psikologis yang berat.
dipengaruhi dari dukungan keluarga, kita dapat
tentu
saja
hal
ini
sangat
mengetahui dukungan yang kuat dari keluarga Bila ditinjau dari letak geografis daerah Alue Ie
dalam merawat pasien jiwa dirumah dapat
Mirah merupakan wilayah yang sangat bahaya
membuat pasien mandiri dan keluarga juga dapat
atau Red Line pada masa konflik terdahulu,
mandiri
daerah ini merupakan daerah pegunungan,
permasalahannya,
dimana para gerilyawan GAM bermuara antara
dalam merawat pasien dengan benar di rumah,
Aceh Timur dan Aceh Utara (Safrida, 2005).
maka dari itu rumusan masalah dalam penelitian
Kemungkinan besar riwayat skizofrenia selain
ini adalah “Bagaimana
disebabkan
berhubungan
oleh
faktor
predisposisi sangat besar
genetik,
faktor
dipengaruhi oleh
dalam
dalam
merawat, apakah
dengan
merawat
keluarga
mampu
faktor-faktor yang
kemandirian
anggota
skizofrenia
namun,
keluarga
keluarga diwilayah
yang
tekanan psikologis pada saat masa konflik di
mengalami
kerja
daerah tersebut.
puskesmas Alue Ie Mirah kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur”.
Dari 40 responden yang diwawancarai oleh peneliti, 13 keluarga menyatakan bahwa anggota
Metode
keluarga yang mengalami skizofrenia pertama
Desain penelitian yang
digunakan adalah
kali menunjukkan gejala
survey
pendekatan
adalah pada saat
analitik
dengan
cross
konflik berlangsung, dan terdapat keluarga yang
sectional.survey analitik pada penelitian ini
memiliki anggota keluarga lebih dari satu orang
digunakan untuk menggali sejauh mana faktor-
yang mengalami skizofrenia, satu keluarga yang
faktor yang berhubungan dengan kemandirian
menderita yaitu terdiri dari bapak, ibu dan anak,
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
dan satu kelurga terdiri dari bapak dan anak.
mengalami
Adanya skizofrenia dalam keluarga tersebut
puskesmas Alue Ie Mirah kecamatan Indra
dapat kita ketahui bahwa peran genetik juga
Makmu kabupaten Aceh Timur.
174
skizofrenia
di
wilayah
kerja
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan untuk penelitian dan rehabilitasi
adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota
pada
keluarga dengan gangguan jiwa (skizofrenia)
penelitian ini
yaitu sebanyak 40 keluarga di desa Alue Ie
variabel yaitu; self care, community skills dan
Mirah, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten
social skills. Dengan dua variabel confounding;
Aceh Timur.
lama waktu sakit dan jenis kelamin.
Teknik pengambian sampel dalam penelitian
Analisis data di interpretasi menggunakan
ini adalah total sampling, dimana seluruh
univariat, bivariat dan multivariat. Univariat
populasi dijadikan sampel sehingga besarnya
yaitu melihat persentase dari setiap variabel,
sampel dalam penelitian ini adalah 40 keluarga
bivariat dengan menggunakan uji statistic
yang
chisquare untuk melihat setiap variabel apakah
memiliki
anggota
keluarga
dengan
skizofrenia.
pasien
skizofrenia.
Namun
pada
hanya membatasi pada tiga
berhubungan dengan kemandirian, dan untuk multivariat menggunakan uji statistik regresi
Pengumpulan
dengan
logistik
ganda
menentukan responden yang akan diambil
variabel
yang
sesuai dengan kriteria sampel, instrument yang
menunjukkan
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner
terhadap
berisi
keluarga.
tentang
data
dilakukan
kemandirian
pasien,
yang
yaitu
untuk
paling
mendapatkan
berpengaruh
atau
peluang
yang
paling
besar
kemandirian
yang
dimiliki
oleh
diinterpretasi oleh keluarga, sehingga diperoleh dengan mandirinya pasien, maka keluarga telah
Dalam pengambilan data peneliti mengikuti
berhasil mandiri dalam merawat pasien.
langkah yang sesuai dengan etika penelitian, peneliti menggunakan standar etika penelitian
Kuesioner ini dalam penelitian ini diadop dari
berdasarkan komisi nasional etik penelitian
Social
Questionnaire(Isobel,
kesehatan
(Social
penelitian harus mempertimbangkan; autonomy,
Functioning
2012).Kuesioner
baku
Functioning
(KENPK)
dimana
Questionnaire) berfungsi untuk penilaian rinci
anonymity,confidentially,
fungsi sosial klien skizofrenia yang dapat
danjustice (Depkes, 2005). Sebelum melakukan
menggambarkan sejauh mana kemandirian klien
pengambilan
dan keluarga klien, Kuesioner ini dapat
penelitian, peneliti telah lulus kajian etik oleh
175
data
awal
non
kelayakan
untuk
maleficence
kelanjutan
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
komite
etik
Hardiyanti
penelitian
keperawatan
pada
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa
fakultas keperawatan Universitas Syiah Kuala.
distribusi frekuensi data demografi responden ditinjau dari keluarga; frekuensi
tertinggi
Hasil
penanggung jawab keluarga adalah orang tua
Penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja
23% (57,5%), pekerjaan penanggung jawab
Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra
keluarga berada pada jenis pekerjaan petani, 22
Makmu, Kabupaten Aceh Timur dimulai dari
keluarga (55%). Penghasilan keluarga berada
tanggal 7-20 Mei pada 40 keluarga yang
pada ≤ 1. 900.000, 21 keluarga (52,5%).
merawat pasien skizofrenia.
Ditinjau dari pasien; maka diperoleh frekuensi umur
Tabel 1. Distribusi frekuensi respondenberdasarkan data demografi Kategori Penanggung jawab keluarga; a. Orang tua b. Ibu c. Istri d. Anak Pekerjaan penanggung jawab keluarga a. Dagang b. PNS c. Petani Penghasilan keluarga a. > 1.900.000 b. ≤ 1. 900.000 Umur anggota keluarga yang skizofrenia; a. 21-30 b. 31-40 c. 41-50 d. 51-60 e. 61-70 f. 71-80 Pendidikan terakhir anggota keluarga yang skizofrenia; a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi Status perkawinan anggota keluarga yang skizofrenia a. Menikah b. Belum menikah Pekerjaan anggota keluarga yang skizofrenia; a. Petani b. Dagang c. Tidak bekerja Total
Frekuensi 23 6 7 4
berada pada katagori 31-40, 18 orang
(45%). Pendidikan terakhir berada pada jenjang SMA, 28 orang (70%). Status perkawinan; 29
Persentase
orang belum menikah (72,5%). Pekerjaan
57,5 15 17,5 10
berada pada katagori tidak bekerja, 29 orang (72,5%).
16 2 22
40 5 55
19 21
47,5 52,5
Hasil analisis bivariat data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistic chi-square. Untuk melihat hubungan setiap variabel dengan kemandirian.
9 18 7 4 1 1
22,5 45 17,5 10 2,5 2,5
Self Care
8 4 28 -
20 10 70 -
Mandiri Kurang Mandiri Jumlah
Tabel 2. Hubungan self care denganKemandirian keluarga Kemandirian Mandiri Kurang Mandiri F % F % 10 76,9 3 23,1 3 11,1 24 88,9
13(100) 27(100)
13
40(100)
32,5
27
67,5
Total
OR (95% CI
p. value
26,7
0,000
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari ke 13 11 29
27,5 72,5
responden yang self care nya mandiri ternyata sebagian besar responden yaitu 76,9% mandiri
6 5 29 40
15 12,5 72,5
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita skizofrenia. Dari 27 responden yang 100
176
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
self care nya kurang mandiri ternyata mereka
tidak ada hubungan antara community skills
mengalami
dengan kemandirian keluarga.
kurang mandiri
88,9%
dalam
Tabel 4. Hubungan Social Skill dengan Kemandirian
merawat anggota keluarga yang skizofrenia. Dari hasil statistik diperoleh
p value 0,000 Social Skills
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self care dengan kemandirian keluarga.
Mandiri Kurang Mandiri Jumlah
Nilai OR diperoleh 26,7 yang artinya keluarga yang self care nya mandiri memiliki peluang sebesar 26,7 kali mandiri dibandingkan dengan
Mandiri Kurang Mandiri Jumlah
13
32,5
27
67,5
Total
33(100) 7(100)
13
40(100)
32,5
27
67,5
responden yang sosial skills
OR (95% CI
p. value
22,2
0,003
nya mandiri
ternyata sebagian besar responden yaitu 85,7%
Tabel 3.Hubungan community skills dengan kemandirian Kemandirian Mandiri Kurang Mandiri F % F % 13 39,4 20 60,6 0 0 7 100
7(100) 33(100)
Total
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari ke 7
keluarga yang self care nya kurang mandiri.
Community Skills
Kemandirian Mandiri Kurang Mandiri F % F % 6 85,7 1 14,3 7 21,2 26 78,8
mandiri dalam merawat anggota keluarga yang
OR (95% CI
P. value
menderita skizofrenia. Dari 33 responden yang
-
0,74
sosial skills nya kurang mandiri ternyata mereka mengalami
(100)
kurang mandiri
78,8%
dalam
merawat anggota keluarga yang skizofrenia. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari ke
Dari hasil statistik diperoleh p value 0,003
33 responden yang communityskills nya mandiri
berarti
ternyata sebagian besar responden yaitu 60,6%
hubungan yang signifikan antara social skills
mandiri dalam merawat anggota keluarga yang
dengan
menderita skizofrenia. Dari 7 responden yang
diperoleh 22,2 yang artinya keluarga yang
community skills nya kurang mandiri ternyata
social skills nya mandiri memiliki peluang
mereka mengalami kurang mandiri 100% dalam
sebesar 22,2 kali mandiri dibandingkan dengan
merawat anggota keluarga yang skizofrenia.
keluarga yang social skills nya kurang mandiri.
secara
statistik
kemandirian
menunjukkan
keluarga.
Nilai
ada
OR
Dari hasil statistik diperoleh p value 0,074 Tabel 5. Analisa Multivariat\
berarti secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara community skills dengan kemandirian keluarga. Nilai p yang diperoleh lebih besar dari nilai (α=0,005)
Self Comm unity Social JK Lama Constant
yang menunjukkan bahwa Ho diterima yaitu
B 2,479 -19,802
S.E. 1,194 14273,990
Wald 4,310 ,000
df 1 1
Sig. ,038 ,999
Exp(B) 4,745 ,000
2,479 -20,706 ,396 1,313
1,533 16581,635 1,553 21879,155
3,205 ,000 ,065 ,000
1 1 1 1
,073 ,999 ,799 1,000
4,064 9,828E8 1,485 3,717
Dari tabel model regresi logistik ganda diatas dapat dijelaskan bahwa; semua variabel yang 177
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
dimasukkan secara simultan yaitu self care,
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
communityskills, social skills, jenis kelamin,
yang dikemukakan oleh Shu, Chiao, et al
dan lama waktu sakit telah memenuhi syarat
(2008) bahwa keluarga adalah orang yang
sebagai kandidat untuk diuji dengan nilai
paling penting untuk orang skizofrenia. 60-85%
kurang dari
dari orang-orang cacat atau gangguan mental,
<0,25. Secara regresi logistik
ganda dengan hasil sebagai berikut; Self care =
kebutuhan self care
p value (0,000) dengan nilai OR= 4,74
berpakaian, mengkonsumsi obat semuanya
maknanya adalah secara simultan keluarga yang
dibantu oleh keluarga. Hasil penelitian Arsova,
self care nya mandiri memiliki peluang 4,74
Bajraktarov ., et al. (2014) menunjukkan bahwa
kali akan mengalami mandiri dibandingkan
pasien dengan skizofrenia memiliki masalah
dengan keluarga yang selfcare nya kurang
berat terhadap pemenuhan self care mereka.
mandiri
setelah
di
kontrol
social
seperti mandi, makan,
skills,
community skills, dan variabel confounding
Issacs (2005) mengemukakan salah satu faktor
yaitu lama waktu sakit dan jenis kelamin.
penyebab kambuh gangguan jiwa adalah;
Variabel self care adalah variabel yang paling
keluarga yang tidak tahu cara menangani
dominan
perilaku klien di rumah. Klien dengan diagnosa
terhadap
kemandirian
keluarga
dibandingkan dengan variabel lainnya.
skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan
Pembahasan
100% pada tahun kelima setelah pulang dari
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan
rumah sakit karena perlakuan yang salah selama
yang signifikan antara self care dengan
di rumah atau di masyarakat.
kemandirian keluarga, dimana semakin tinggi kemampuan self care, semakin tinggi pula
Kertchok (2014) mengemukakan bahwa untuk
kemampuan dalam merawat anggota keluarga yang
sakit,
dan
semakin
rendah
proses pemulihan pasien skizofrenia penting
beban
halnya dalam melibatkan keluarga. Professional
perawatan yang dirasakan oleh keluarga. Salah
kesehatan yang bergerak terhadap kesehatan
satu penyebab tingkat kekambuhan pasien
jiwa komunitas harus memberikan informasi-
tinggi di wilayah Puskesmas Alue Ie Mirah
informasi dalam cara perawatan pasien
adalah karena kurangnya kemampuan keluarga dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
skizofrenia di rumah. Informasi yang diberikan
skizofrenia.
dapat berupa psikoedukasi. Hasil penelitian Omranifar, 178
Yari,
Kheirabadi(2014)
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
menunjukkan
Hardiyanti
bahwa
manajemen
pasien
fungsi sosial pasien skizofrenia berhubungan
skizofrenia diperlukan untuk meningkatkan
dengan fungsi keluarga, fungsi komunitas dan
kualitas hidup pasien skizofrenia. manajemen
sosial pasien akan meningkat memburuk pada
dalam merawat diri tersebut diperoleh melalui
keluarga yang memiliki masalah konflik antara
psikoedukasi yang diberikan pada pasien, hasil
sesama keluarga.
menunjukkan ada perubahan yang signifikan pada pasien sebelum dan sesudah diberikan
Dan dari aspek Social skillsmenunjukkan masih
psikoedukasi.
tinggi keluarga yang social skills berada pada katagori kurang mandiri. Penelitian ini sesuai
Dari aspek Community skills menunjukkan
dengan yang dikemukakan oleh Bustillo (2000)
tidak ada hubungan yang signifikan antara
dikutip dalam Kaplan (2010); Pada pasien
community skills dengan kemandirian keluarga,
skizofrenia dijumpai adanya hendaya yang
Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh lama
nyata pada taraf kemampuan fungsional bidang
waktu sakit sehingga anggota keluarga yang
pekerjaan, hubungan sosial.
skizofrenia
telah
beradaptasi
terhadap
kemampuan community skills seperti letak
Untuk perencanaan intervensi oleh professional
tempat tinggal.
kesehatan, dapat digunakan model seperti hasil penelitian Savitri (2014) menunjukkan social
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
skill
penelitian
berpengaruh signifikan setelah dilakukan sesi
oleh
Roick,
Heide,et
terapy
pada
penderita
al.,(2006)dikutip dari Rafiyah (2011) bahwa
terapi
ada hubungan keluarga yang mengenalkan
melibatkan keluarga dibandingkan sebelum
pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk pasien
diberikaannya terapi. Tidak hanya pasien,
skizofrenia
keluarga
dengan
kemandirian
dalam
merawat. Magnolia, (2000) mengemukakan
yang berkesinambungan
skizofrenia
juga
menunjukkan
yang juga
peningkatan
interaksi dengan pasien.
bahwa meningkatnya kemampuan pasien dalam keterampilan
komunitas
berkaitan
dengan
Hasil penelitian Fujino dan Okamura (2009)
semakin tingginya kemandirian keluarga.
menunjukkan bahwa keparahan kemampuan
Hasil penelitian Danaci, et al, (2005) dikutip
sosial keluarga dalam memberikan dukungan
dari
sosial pada anggota yang mengalami masalah
Gulseren,
menunjukkan
et
bahwa
al
(2010)
diperoleh;
fungsikomunitas
dan 179
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
gangguan
mental
Hardiyanti
tergantung
dari
tingkat
dan karena jumlah pria lebih banyak, sehingga
keparahan fungsi sosial penderita.
laki-laki juga dominan menunjukkan mandiri.
Lama waktu sakit; keluarga yang anggota
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil
keluarganya skizofrenia dengan lama sakit > 1
penelitian Scheneider, Stele, etal (2010) dalam
tahun memiliki peluang 14,5 kali mandiri
Rafiyah
dibandingkan yang anggota keluarganya sakit <
perbedaan signifikan antara gender dalam
1 tahun. Hasil penelitian diatas sesuai dengan
jangka
hasil yang dikemukakan oleh Juvang, et al
kemandirian yang tinggi dibandingkan dengan
(2007) Menunjukkan ada hubungan antara
laki-laki.
(2011)
menunjukkan
perawatan.
bahwa
Wanita
ada
memiliki
beban keluarga yang merawat pasien yang didiagnosa awal skizofernia dengan keluarga
Hasil analisis regresi logistik ganda yang
yang telah lama tinggal dengan anggota
ditunjukkan pada tabel variabel in the question
keluarga yang skizofrenia. Keluarga yang telah
menunjukkan bahwa variabel self care yang
lama tinggal memiliki kemampuan adaptasi
lebih signifikan terhadap peluang kemandirian
lebih
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
tinggi
terhadap
perawatan
pasien
skizofrenia,
mengalami skizofrenia dengan nilai (4, 745).
Untuk jenis kelamin; analisis chi square
Dari analisis ini menunjukkan bahwa self care
menunjukkan ada hubungan jenis kelamin
memiliki
dengan kemandirian keluarga dengan (p=0,002)
kemandirian keluarga dalam merawat pasien
OR= 2,61, dimana keluarga yang memiliki
skizofrenia dibandingkan dengan community
anggota keluarga yang skizofrenia yang wanita
skills dan sosial skills.
peluang
4,74
kali
terhadap
memiliki peluang 2,61 kali lebih mandiri dibandingkan dengan keluarga yang memiliki
Kesimpulan
anggota keluarga yang skizofrenia pria.
Diantara variabel kemandirian keluarga; self care,community
skills,social
skillsditambah
Hasil penelitian ini sesuai dengan kebudayaan
dengan variabel confounding lama waktu sakit
sehari-hari didalam masyarakat Aceh, dimana
dan jenis kelamin menunjukkanAda hubungan
wanita lebih mandiri dalam melakukan aktivitas
terhadap
sehari-hari dibandingkan dengan pria. Dalam
yang menunjukkan tidak adanya hubungan
penelitian ini diperoleh pasien wanita mandiri,
yaitu pada variabel community skills. Secara 180
kemandirian, hanya satu variabel
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
Psychiatrists. Diakses dariwww.rcpsych.ac.uk/docs/Social_F unctioning_Questionnaire.docx.
simultan menunjukkan bahwa self care adalah variabel yang paling mempengaruhi terhadap kemandirian keluarga.
Juvang, L., Lambert, C., Lambert, V., A. 2007. Predictors of Family Caregiver‟s Burden and Quality Of Life When Providing Care For A Family Member With Schizophrenia in the People‟s Republic of China. Journal of Nursing and Health Sciences. 7 (8) 180-188
Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih untuk keluarga yang merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Alue
Ie
Mirah
yang
telah
berpartisipasi penuh dalam penelitian ini.
Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Modika.
Referensi Arsova, S., Bajraktarov, S., Barbov. 2014.Patients With Schizophrenia And Self-Care. Journal of Medical Sciences, 11 (17) 221-229 diakses pada http://www.degruyter.com/dg/viewarticle .fullcontentlink:pdfeventlink/$002fj$002f mjms.2014.7.issue-2$002fmjms.18575773.2014.0410$002fmjms.1857 5773.2014.0410.pdf?t:ac=j$002fmjms.20 14.7.issue-2$002fmjms.18575773.2014.0410$002fmjms.18575773.2014.0410.xml
Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC Kertchok, R. 2014.Building Collaboration In Caring For People With Schizophrenia. Diakses pada http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 25353300 Leyla, G., Birmay, C., Berna, K. 2010. The Perceived Burden of Care and its Correlates in Schizophrenia. Journal of
Depkes. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Psychiatri.Diakses pada http://www.turkpsikiyatri.com/PDF/C 21S3/en/765.pdf
Depkes. 2005. Sosiallisasi (KNEPK) Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Jakarta.Departemen Kesehatan RI
Magliano, L., Fadden, G., Economou, M. 2000. Family Burden And Coping Strategies In Schizophrenia: theBIOMED I study. Soc Psychiatry Epidemiology
Fujino, N., & Okamura, H. 2009. Factors Affecting the Sense of Burden Felth by Family Members Caring For Patients With Mental Illness. Journal of Psychiatric Nursing, 16 (12) 217224 Isaacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta. EGC. Isobel
Omranifar, V., Yari, A., Kheirabadi, GR. 2014. Effect of Needs-Assessment-Based Psychoeducation For Families of Patients With Schizophrenia on Quality of Life of Patients and Their Families: A Controlled Study.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu bmed/25540798
Morris. 2012. Social Functioning Questionnaire. Royal College of 181
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371
Hardiyanti
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. Rafiyah, I,. Wandee, S. 2011. Review: Burden on Family Caregivers Caring for Patients with Schizophrenia and Its Related Factors. Journal of Nursing.Diakases pada http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php /medianers/article/download/745/604 Safrida. 2005. Catatan Harian Sandera GAM. Populer Obor. Jakarta Savitri, D. 2015. Peningkatan Relasi Sosial Melalui Social Skill Terapy Pada penderita Skizofrenia Katatonik. Shu, Yi., Chiao, L. 2008. Exploring the Burden of the Primary Family Caregivers Of Schizophrenia Patients in Taiwan. Psychiatry and Clinical Neurosciences. Videbeck, Sheila L. 2008. Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC Wang, Y., Roberts, D., Xu, B. 2013. Social Cognition and Interaction Training For Patients With Stable Schizophrenia in Chinese Community Settings. Journal of Medical Sciences.Diakses pada http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 24018268
182