LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI

Download d. Mengetahui perbedaan larutan isotonis, hiptonis dan hipertonis ... inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poi...

0 downloads 555 Views 1MB Size
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA STRUKTUR SEL DARAH MERAH DAN KONSENTRASI SEL-SEL DARAH MERAH

KELOMPOK/GELOMBANG: II/I KELAS : II C

ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223) RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355) ANTON ARDIANSYAH (1204015036)

DOSEN PEMBIMBING : ELLY WARDANI

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 8 MEI 2013

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu : a. Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah. b. Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air ( 91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler. Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volumedarah.Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.

2

Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah laoporan ini hanya membahas tentang sel darah merah dan kosentrasi darah, untuk lebih mengenal detail struktur dan osentrasi sel darah merah manusia, ikan, dan katak. Bagaimana memahami struktur dan kosentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan?

1.3 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum yang kami lakukan antara lain yaitu : a. Untuk mengetahui bentuk sel eritrosit b. Dapat membedakan sel eritrosit manusia dan hewan c. Mengetahui larutan yang cocok terhadap tubuh manusia d. Mengetahui perbedaan larutan isotonis, hiptonis dan hipertonis

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Sel Darah Sel darah pada manusia Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3). Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti.Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis. Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk memperthankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion (mis. oleh Na+-K+ ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel. Bentuk bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaanterhadap-volume sel darah merah sehingga mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan bentuknya.

Sel darah pada katak Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel.

4

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan.Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru.Selain peredaran darah paruparu, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.

Sel darah pada ikan Pada ikan eritrositnya berbentuk oval.Ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah.Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium.Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus. B. Kosentrasi Sel Darah

Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun. C. Kegunaan Dalam Bidang Kefarmasiaan

Dalam pembuatan sediaan parenteral harus mempunyai syarat antara lain :

1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan pernyataan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama penyimpanan akibat perusakan obat secara kimiawi dan lain sebagainya. 5

2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan obat dan materialdinding wadah. 3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi 4. Bebas kuman 5. Bebas pirogen 6. Isotonis 7. Isohidris 8. Bebas partikel melayang

Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi.Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena.Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain. Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri.Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan

6

BAB III METOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum dilakukan di laboratorium Anatomi dan Fisiologi Manusia gedung Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, pada tanggal 22 Mei 2013 pukul 08.00-10.30 wib.

B. Sampel 

manusia



Katak



Ikan

C. Alat 

Lanset



Cutter



Kapas



Mikroskop



Objek glass



Kapas



Deck glass

D. Bahan 

Larutan NaCl 0,1%



Larutan NaCl 2%



Larutan NaCl 0,65%



Alkohol 70%



Larutan NaCl 0,9%

E. Prosedur Kerja Prosedur pengambilan darah kapiler pada ujung jari manusia adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Pada jari dilakukan pemijatan agar darah berkumpul pada ujung jari 3. Sterilkan jari dengan kapas yang telah diberi alcohol 70%

7

4. Tusukan jari dengan lanset hingga mengeluarkan darah 5. Darah yang keluar diletakkan diatas objek glass 6. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu 7. Tutup dengan deck glass 8. Periksa dibawah mikroskop dan amati

Prosedur kerja pengambilan darah pada katak adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Bedah tubuh katak dengan cutter 3. Darah yang keluar dari tubuh katak diletakkan diatas objek glass 4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu 5. Tutup denga deck glass 6. Periksa dibawah mikroskop dan amati

Prosedur kerja pengambilan darah pada ikan adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Bedah tubuh ikan dengan cutter 3. Darah yang keluar dari tubuh ikan diletakkan diatas objek glass 4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu 5. Tutup dengan deck glass 6. Periksa dibawah mikroskop dan amati

8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil No

Sel darah

1.

Sel darah

NaCl 0,1%

NaCl 0,65%

NaCl 0,9%

NaCl 2%

Membesar

Membesar

Normal

Mengkerut

(bikonkaf)

(bikonkaf)

(bikonkaf)

Membesar

Membesar

Normal

Mengkerut

Membesar

Membesar

Normal

Mengkerut

merah manusia

2.

Sel darah katak

3.

Sel darah ikan

9

B. Pembahasan Dari tabel diatas kita dapat mengetahui perbedaan struktur sel darah manusia, katak dan ikan antara lain adalah :

Struktur sel darah merah pada manusia Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk

piringan

yang

dibagian

tengah

dikedua

sisinya

mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng bukan berlubang. dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm. Sel darah merah berbentuk bikonkaf agar mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga sel tersebut lebih mudah dalam melakukan transportasi antar sel.Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. seperti sel-sel lain sel darah manusia mempunyai inti namun dalam perkembangannya pada sumsum tulang , sel terisi oleh hemoglobin dan inti sel menyusut dan kemudian lenyap. Akibatnya, sel darah merah dewasa, tidak mempunyai inti sel. Sel-sel darah merah dapat hidup sampai 120 hari.

Struktur sel darah yang kami lihat dari hasil praktikum dapat disimpulkan: 1. Sel darah merah pada manusia bentuknya cakram bikonkaf dan tidak terdapat inti sel. 2. Sel darah merah pada katak bentuknya lonjong dan terlihat jelas inti selnya. 3. Sel darah merah pada ikan bentuknya oval dan terdapat inti sel. Dari hasil pengamatan di atas kita dapat mengetahui pengaruh macam-macam kosentrasi larutan NaCl terhadap sel darah merah:

10

Pemeberian larutan NaCl 0.1% pada sel darah merah. Sel darah pada objek glass bersama latutan NaCl 0,1% menghasilkan sel darah merah yang mengembang dari ukuran normalnya itu menandakan larutan NaCl 0,1% tersebut adalah larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah dan akhirnya sel darah merah menjadi membesar atau mengembang.

Pemberian larutan NaCl 0,65% pada sel darah merah Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 0,65% akan menghasilkan sel darah yang mengembang sama seperti pada pemberian NaCl 0,1% tetapi ada sedikit perbedaan yaitu sel darah merah yang diberi larutan NaCl 0,65% lebih kecil mengmebangnya dibanding sel darah merah yang diberi NaCl yang lebih besar sel darah merahnya dikarenakan larutan NaCl 0,65% termasuk larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah smenjadi mengembang.

Menurut teori larutan hipotonis adalah sebagai berikut : Larutan hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel. Larutan Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah, keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisa. Larutan Hipotonis adalahlarutan yang memiliki osmolalitasnya lebih rendah dari plasma.

Pemberian larutan NaCl 0,9% pada sel darah merah. Pada pemberian NaCl 0,9% pada sel darah akan menghasilkan sel darah merah yang tetap ukurannya normal karena larutan NaCl 0,9%

11

adalah larutan isotonis, yang di maksud larutan isotonis adalah larutan didalam dan diluar sel sama kosentrasinya sehingga ukuran eritrosit tetap normal. Menrut teori larutan isotonis adalah sebagai berikut : Larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan disekitamya.

Pemebrian larutan NaCl 2% pada sel darah merah Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 2% akan menghasilkan sel darah merah yang mengkerut dari ukuran normalnya di karenakan cairan NaCl 2% merupakan cairan hipertonis,sehingga menyebabkan air pada sel darah merah keluar menuju larutan NaCl yang kosentrasinya lebih tinggi.

Menurut teori larutan hipertonis adalah sebagai berikut : Larutan hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel. Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka akan melepaskan air ke dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah yang berkerut disebut krenasi.larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma.

12

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita diambil dari praktikum ini didapatkan dari teori dan pengamatan adalah sebagai berikut : a. Struktur sel darah merah pada manusia dan hewan berbeda, pada manusia sel darah merah tidak memiliki inti sel, sedangkan pada hewan sel darah merah memiliki inti sel. b. Sel-sel darah akan mengembang atau membesar bebila dimasukkan ke dalam

larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan

kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun. c. Kegunaan praktikum kali ini dalam bidang kefarmasian adalah untuk menentukan larutan yang cocok dan kosentrasi yang sesuai untuk masuk kedalam peredaran darah manusia, yaitu larutan NaCl 0,9%.

13

Daftar Pustaka

http://ms.wikipedia.org/wiki/Darah (di akses 25-05-2013, 11.25) http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-fungsisel-darahmerah.html(diakses 25-05-2013, 11.30 WIB) http://yeonmi-love-pharmacy.blogspot.com/2010/11/laporan-anfismankonsentrasi-darah.html(diakses 25-05-2013. 11.40 WIB) http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menentukan-tahanan-osmotiksel-sel-darah-merah/(diakses 25-05-2013, 16.00 ) http://gamapenta.blogspot.com/2012/03/sel-darah-merah.html(di akses 26-062013, 11.25 WIB) http://setiyoprajoko.blogspot.com/2011/07/sel-darah-merah-eritrosit-selyang.html(di akses 26-06-2013, 11.28 WIB) http://minervarizka.blogspot.com/2012/05/anatomi-fisiologi-manusia-1.html(di akses 26-05-2013, 11.35 WIB) http://reminderme.blogspot.com/2011/08/toleransi-osmotik-eritrosit.html(di akses 26-05-2013, 11.50 WIB)

14

LAMPIRAN

Sel darah manusia pada larutan NaCl 0,1%

Sel darah merah manusia pada larautan NaCl 0,65%

15

Sel darah merah pada manusia pada larutan NaCl 0,9%

Sel darah merah manusia pada larutan NaCl 2%

16

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,1%

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,65%

17

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,9%

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 2%

18

Sel darah merah ikan pada larutan NaCl 0,1%

Sel darah merah ikan pada larutan NaCl 0,65%

19

Sel darah merah ikan pada larutan NaCl 0,9%

Sel darah merah ikan pada larutan NaCL 2%

20

Alat dan bahan yang dipakai praktikum kali ini

21