DIKLAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TINGKAT DASAR
MODUL 1
Laporan Keuangan Perusahaan Oleh Muhtar Yahya, Ak., CA., MSF Widyaiswara Ahli Madya
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM JAKARTA 2015
Identitas Modul
Judul Modul:
Laporan Keuangan Perusahaan
Penulis:
Muhtar Yahya
Digunakan untuk:
Diklat Analisis Laporan Keuangan Tingkat Dasar
Pusdiklat Keuangan Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Cetakan Pertama:
2015
Modul 1 - Laporan Keuangan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT karena hanya dengan berkah dan karunia-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Salah satu diantara karya tersebut adalah modul diklat ini yang akan dipergunakan dalam beberapa pelatihan dan pendidikan pada lingkungan Kemenkeu. Modul Penyajian Laporan Keuangan ini disusun oleh Saudara Muhtar Yahya berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum Nomor KEP-370/PP.7/2015 tentang Perubahan Atas
KEP-
17/PP.7/2015 tanggal 13 Januari 2015 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Diklat. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar para peserta DiklatAnalisis Laporan Keuangan.Modul ini adalah modul pertama dari lima modul yang saling melengkapi, yaitu Modul 2 - Analisis Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas, Modul 3 – Metode Analisis Keuangan dan Bisnis, Modul 4 – Analisis kas, piutang, persediaan dan aset tetap dan Modul 5 – Pengenalan rekayasa laporan keuangan. Semua modul tersebut merupakan sarana dalam membantu pencapaian tujuan pembelajaran dalam diklat tersebut. Semoga Modul 1 - Laporan Keuangan ini dapat bermanfaat bagi peserta diklat pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Jakarta, Desember 2015 Kepala Pusdiklat Keuangan Umum
Syamsu Syakbani NIP 195902241980031001
Modul 1 - Laporan Keuangan
iii
DAFTAR ISI
IDENTITAS MODUL ...................................................................................................ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ..........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ........................................................................ vii PETA KONSEP MODUL ........................................................................................... viii I.
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
II.
KEGIATAN BELAJAR 1 ...................................................................................... 3
SEKILAS LAPORAN KEUANGAN................................................................................ 3 A.
Uraian dan Contoh ..................................................................................................... 3 1.
Logika laporan keuangan....................................................................................... 3
2.
Asumsi yang dipakai .............................................................................................. 5
3.
Pengguna Laporan Keuangan ................................................................................ 6
4.
Jenis laporan keuangan ......................................................................................... 7
B.
Latihan ........................................................................................................................ 9
C.
Rangkuman............................................................................................................... 10
D.
Tes Formatif 1........................................................................................................... 11
E.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................................ 13
III. KEGIATAN BELAJAR 2 .................................................................................... 14 PERUSAHAAN JASA ............................................................................................... 14 A.
Uraian dan Contoh ................................................................................................... 14 1.
Analisis transaksi.................................................................................................. 16
2.
Siklus Penyajian Laporan Keuangan .................................................................... 26
3.
Analisis transaksi dan jurnal ................................................................................ 34
Modul 1 - Laporan Keuangan
iv
DAFTAR TABEL
Table 1.1. Pengguna Informasi Akuntansi .......................................................................... 6 Table 2. 1 Contoh Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Jasa .................................. 15 Table 2. 2 Posisi Keuangan Perusahaan ........................................................................... 24 Table 2. 3 Saldo setiap kelompok akun ............................................................................ 28 Table 2. 4 Analisis Tranaksi Bisnis .................................................................................... 34 Table 2. 5 Jurnal Umum ................................................................................................... 40 Table 2. 6 Pengelompokkan Jurnal .................................................................................. 42 Table 2. 7 Neraca Saldo .................................................................................................... 43
Modul 1 - Laporan Keuangan
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Siklus Akuntansi............................................................................................ 26
Modul 1 - Laporan Keuangan
vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini merupakan salah satu bagian dari lima modul yang diperlukan dan saling melengkapi, yaitu; Modul 1 – Laporan Keuangan, Modul 2 - Analisis Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas, Modul 3 – Metode Analisis Keuangan dan Bisnis, Modul 4 – Analisis kas, piutang, persediaan dan aset tetap dan, Modul 5 – Pengenalan rekayasa laporan keuangan.Modul tersebut merupakan satu paket dan dimaksudkan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran pada Diklat Analisis Laporan Keuangan Tingkat Dasar. Modul Laporan Keuangan ini terdiri dari tiga kegiatan belajar yang disusun berdasarkan urutan penyajian laporan keuangan yaitu mulai dari sekilas tentang laporan keuangan, penyajian laporan keuangan perusahaan jasa serta perusahaan dagang. Dalam modul ini disarankan agar dipahami urut mulai dari kegiatan belajar 1, kemudian ke 2, lalu ke 3 agar materi dalam modul ini lebih mudah untuk dimengerti dengan baik. Pada akhir setiap kegiatan belajar diberikan rangkuman yang berisi intisari materi yang sudah dibahas sebelumnya. Hal yang penting dan perlu dipahami akan disajikan dalam rangkuman tersebut. Dalam rangka mengecek pemahaman atas materi dalam setiap kegiatan belajar maka pada setiap akhir kegiatan belajar akan disajikan latihan dan tes formatif. Kunci jawaban atas pertanyaan tersebut disediakan di halaman belakang modul ini. Peserta diklat disarankan untuk mengerjakan sendiri terlebih dahulu kemudian mencocokkan dengan kunci jawaban. Jika nilai belum mencapai target, maka peserta disarankan untuk membaca kembali materi tersebut dan mengulangi mengerjakan soal tersebut sampai kriteria tercapai.
Modul 1 - Laporan Keuangan
vii
PETA KONSEP MODUL
Perusahaan Jasa: Analisis transaksi; Siklus penyajian laporan keuangan; Pelaporan
Perusahaan Jasa: Analisis transaksi; Siklus penyajian laporan keuangan; Pelaporan
Sekilas laporan keuangan: Logika laporan keuangan; Asumsi yang dipergunakan; Penggunaan laporan keuangan; Jenis laporan keuangan
Modul 1 - Laporan Keuangan
viii
I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Badan Pendikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah unit instansi yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Keuangan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas SDM tersebut adalah dengan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi pegawai Kementerian Keuangan sehingga dapat memenuhi tingkat kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan Kementerian Keuangan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai Kementerian Keuangan adalah membaca, menganalisis laporan keuangan untuk pengambilan kebiajakan baik makro ataupun miko. Modul ini memberikan pencerahan tentang laporan keuangan tersebut dengan lanjutan pembahasan tentang analisis laporan keuangan yang lazim dilakukan oleh para praktisi. Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar sesuai dengan urutan penyajian laporan keuangan, yaitu: a. Sekilas Laporan Keuangan, yang menjelaskan tentang logika laporan keuangan, asumsi yang dipakai, pengguna laporan keuangan, jenis laporan keuangan. b. Perusahaan jasa, yang menjelaskan analisis transaksi, siklus penyajian laporan keuangan, serta pembuatan laporan keuangan. c. Perusahaan dagang, yang menjelaskan analisis transaksi keuangan
dan
pengaruh pembukuan trassajksi tersebut ke dalamlaporan keuangan.
B. Prasyarat Kompetensi Untuk dapat mempelajari modul ini dengan baik,sebaiknya Saudara memiliki kompetensi awal sebagai berikut: a. Memahami konsep kinerja keuangan b. Memahami proses bisnis usaha
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
1
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Standar Kompetensi Setelah mengikuti pembelajaran modul ini diharapkan peserta dapat menjelaskan laporan keuangan perusahaan jasa dan dagangan dengan benar sesuai dengan kaidah yang diterima oleh masyarakat pengguna laporan keuangan.
Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran modul ini,peserta diharapkan mampu: a. Mendeskripsikan laporan keuangan perusahaan dengan benar; b. Mencontohkan jenis-jenis laporan keuangan dengan tepat; c. Menjabarkan asumsi yang dipergunakan dalam laporan keuangan dengan benar; d. Menguraikan penggunaan laporan keuangan dengan benar; e. Menerangkan logika laporan keuangan dengan tepat f.
Menerapkan pengetahuan tersebut pada perusahaan jasa dan dagang;
D. Relevansi Modul Kegunaan modul ini adalah: a. Untuk memberikan pemahaman tentang konsep dasar penyusunan laporan keuangan dari sebuah perusahaan; b. Untuk memberikan pemahaman tentang penyajian laporan keuangan perusahaan jasa dan dagang.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
2
II. KEGIATAN BELAJAR 1 SEKILAS LAPORAN KEUANGAN Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu menyajikan laporan keuangan sebuah entitas dengan baik yang ditandai dengan beberapa indikasi berikut: 1) mampu menjelaskan logika laporan keuangan, 2) mampu menjelaskan asumsi yang dipakai, 3) mampu menjelaskan pengguna laporan keuangan, 4) mampu menjelaskan jenis laporan keuangan,
A. Uraian dan Contoh Laporan keuangan adalah hasil dari disiplin ilmu akuntansi. Beberapa ahli akuntansi mendefinisikan akuntansi sebagai proses untuk menginterpretasi, mencatat, meringkas, dan melaporkan seluruh transaksi keuangan dari suatu entitas tertentu. Dalam perkembangan terakhir akuntansi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah data keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi tersebut berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
1. Logika laporan keuangan Laporan posisi keuangan adalah unsur laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan. Laporan posisi keuangan, ibarat sebuah potret, menyajikan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan (aset),
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
3
liabilitas dan sisa dari sumber daya yang dapat diklaim (ekuitas) oleh pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu (misalnya: per 31 Desember 2012, per 30 Juni 2012). Lapoan posisi keuangan adalah perwujudan dari persa aa aku ta si aset = liabilitas + ekuitas . Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain menunjukkan hasil usaha dari suatu perusahaan dalam jangka waktu atau periode akuntansi tertentu. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain mengikhtisarkan operasi perusahaan dan menggambarkan hasil yang diperoleh dari aktivitas pengadaan barang atau produksi dan penjualannya. Laporan ini membantu pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja masa lalu dan memprediksi pencapaian tingkat arus kas di masa depan. Karena perhitungan dalam laporan laba bersih melibatkan estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Beberapa diantaranya adalah : 1. Nilai laba atau rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Misalnya PT ABC memilih menyusutkan mesinnnya atas dasar dipercepat, sedangkan perusahaan lain memilih penyusutan garis lurus. Dengan mengasumsikan faktor lainnya sama, laba PT ABC akan lebih rendah dibandingkan dengan laba perusahaan lainnya pada awal periode penyusutan karena penyusutan atas dasar dipercepat menghasilkan beban penyusutan yang lebih tinggi dari pada metode garis lurus pada awal periode penyusutan. 2. Pengukuran laba melibatkan pertimbangan manajemen yang cenderung subjektif. Misalnya sebuah perusahaan mengestimasi umur manfaat suatu aset selama 20 tahun sementara perusahaan lainnya memilih umur manfaat 15 tahun untuk jenis aset yang sama.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
4
2. Asumsi yang dipakai Dalam akuntansi dikenal asumsi-asumsi dasar yang memberikan landasan bagi proses akuntansi. Asumsi-asumsi tersebut menunjukkan kejadian-kejadian apa yang akan diperhitungkan dan dengan cara seperti apa. a. Dasar akrual Untuk mencapai tujuannya akuntansi dilaksanakan atas dasar akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar), dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode yang bersangkutan. b. Satuan moneter Tidak semua aktivitas ekonomi harus dicatat. Akuntansi hanya mencatat kegiatan-kegiatan usaha yang dapat diukur dalam istilah-istilah moneter. Asumsi satuan moneter mensyaratkan bahwa hanya data transaksi yang dapat dinyatakan dalam uang saja yang boleh dimasukkan dalam catatancatatan akuntansi. Karena uang merupakan media pertukaran yang sering dipakai, asumsi ini memungkinkan akuntansi mengukur kejadian ekonomi. c. Entitas ekonomi Menurut asumsi ini laporan-laporan yang dihasilkan proses akuntansi disusun untuk suatu entitas ekonomi. Akuntansi membuahkan informasi tentang transaksi-transaksi yang dilakukan oleh entitas ekonomi tersebut dan kejadian-kejadian yang terjadi pada mereka. Asumsi entitas ekonomi menyatakan bahwa kejadian-kejadian ekonomi dapat diidentifikasi dengan suatu satuan pertanggungjawaban tertentu. Asumsi ini mensyaratkan bahwa aktivitas entitas terpisah dan berbeda dari aktivitas pemiliknya, dan semua entitas ekonomi lainnya. Asumsi ini harus selalu diikuti agar informasi akuntansi bisa berguna untuk keputusan-keputusan kredit dan investasi yang rasional. d. Periode waktu atau periodisitas Asumsi periodisitas atau asumsi periode waktu bermakna bahwa kegiatan ekonomi dari suatu entitas ekonomi dibagi ke dalam berbagai periode waktu
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
5
untuk tujuan pelaporan keuangan. Laporan keuangan perlu disajikan dalam jangka waktu yang teratur karena pembaca laporan membutuhkannya untuk menganalisis kinerja perusahaan. e. Kelangsungan usaha Konsep ini menyiratkan bahwa perusahaan akan beroperasi secara terusmenerus. Karenanya, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
3. Pengguna Laporan Keuangan Informasi akuntansi dipergunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan masing-masing. Pengguna informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua pihak yaitu pihak intern dan pihak ekstern dari penyaji laporan keuangan. Beberapa pengguna adalah: Table 1.1. Pengguna Informasi Akuntansi Pemakai Laporan
Kepentingan terhadap Informasi Akuntansi
PIHAK INTERNAL 1.
Manajemen
Sebagai bahan perbaikan kegiatan operasional, penilaian aktivitas masa lalu, dan perencanaan masa akan dating
2.
Pegawai (Buruh)
Sebagai bahan menghitung jumlah bonus akhir tahun
PIHAK EKSTERNAL 3.
Kreditor
Sebagai bahan evaluasi untuk keputusan pemberian kredit
4.
Calon Investor
Sebagai masukan untuk penentuan investasi
5.
Analis Keuangan
Sebagai bahan penilaian kinerja perusahaan
6.
Pemerintah
Sebagai bahan penentuan besarnya kewajiban pajak
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
6
4. Jenis laporan keuangan Beberapa laporan keuangan pokok dalam suatu entitas terdiri dari: a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan posisi keuangan (neraca) adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang asset, liabilitas dan ekuitas suatu entitas. Sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyajian Laporan Keuangan, dalam laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: a.
Aset tetap;
b.
Properti investasi;
c.
Aset tetap berwujud;
d.
Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h));
e.
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
f.
Persediaan;
g.
Piutang dagang dan piutang lainnya;
h.
Kas dan setara kas;
i.
Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual;
j.
Utang dagang dan terutang lain;
k.
Provisi;
l.
Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang tersajikan dalam (j) dan (k));
m. Liabilitas dan asset untuk pajak kini; n.
Liabilitas dan asset pajak tangguhan;
o.
Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual;
p.
Kepentingan nonpengendali yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
7
q.
Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan yang menggambarkan kinerja entitas selama satu periode tertentu. Laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos berikut; a. Pendapatan; b. Biaya keuangan; c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; d. Beban pajak; e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: i.Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan ii. Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukur- an nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan; f. Laba rugi; g. Setiap
komponen
dari
pendapatan
komprehensif
lain
yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah huruf (h)); h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; i. Total laba rugi komprehensif. c. Laporan Perubahan Ekuitas Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan: a.
Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali;
b.
Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif;
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
8
c.
Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masingmasing perubahan yang timbul dari: i.
Laba rugi;
ii.
Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
B. Latihan 1. Yang mempunyai tugas mencatat transaksi keuangan menjadi laporan keuangan yang meliputi pekerjaan jurnal, posting, proses dan pelaporan baik neraca, laba rugi, arus kas maupun perubahan modal adalah: a. Bagian pembukuan b. Akuntan pemeriksa c. Akuntan manajemen d. Direktur akuntansi 2. Persamaan akuntansi yang mendasar adalah: a. Aset=Kewajiban b. Aset=Pendapatan c. Aset=Beban d. Aset=Modal 3. Akuntansi yang membukukan secara keseluruhan transaksi bisnis dengan hasil akhir berupa: a. Jurnal b. Buku besar c. Laporan keuangan d. Jurnal penutup
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
9
4. Informasi akuntansi akan dipergunakan sebagai bahan perbaikan kegiatan opersional, penilaian aktivitas masa lalu dan perencanaan masa akan datang oleh: a. Manajemen b. Kreditor c. Debitor d. Pegawai (buruh) 5. Jika pemilik perusahaan menyetorkan sejumlah uang untuk modal usahanya maka dalam persamaan akuntansi akan dibukukan: a. Aset dan kewajiban bertambah b. Aset dan modal bertambah c. Aset bertambah, modal berkurang d. Aset berkurang dan modal juga berkurang
C. Rangkuman Akuntansi didefinisikan sebagai proses untuk menginterpretasi, mencatat, meringkas, melaporkan seluruh transaksi keuangan dari suatu entitas tertentu. Dalam perkembangan terakhir akuntansi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah data keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari disiplin ilmu akuntansi sebagai informasi yang akan dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan. Laporan tersebut meliputi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal dan Catatan atas Laporan Keuangan. Akuntansi dibagi dalam beberapa kelompok ilmu dan profesi yang mengapresiasi kepada kepentingan yang ada di dalam dunia usaha. Setiap kelompok dan prefesi tersebut berkaitan satu dengan lainnya karena semua disiplin ilmu tersebut berbasis kepada penyajian laporan keuangan entitas tersebut. Pada awalnya persamaan akuntansi adalah aset=kewajiban yang kemudian berubah menjadi aset = liabilitas + ekuitas. Persamaan akuntansi
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
10
tersebut menyatakan bahwa sumber daya ekonomi dari entitas tertentu adalah sama dengan klaim terhadap sumber daya tersebut.
D. Tes Formatif 1 1. Persamaan akuntansi yang benar adalah: a. Aset=Liabilititas+Ekuitas b. Aset+Liabilitas=Ekuitas c. Aset+Liabilitas+Ekuitas=0 d. Aset-Liablititas+Ekuitas=0 2. Jika sebuah entitas mempunyai aset sejumlah Rp100 maka pada saat yang sama entitas tersebut mempunyai kewajiban dengan jumlah: a. Rp100 b. Rp200 c. Rp50 d. Rp150 3. Jika sebuah entitas mempunyai aset sejumlah Rp100 dan hutang berjumlah Rp0 maka ekuitas entitas tersebut berjumlah: a. Rp100 b. Rp200 c. Rp50 d. Rp150 4. Jika sebuah entitas mempunyai aset sejumlah Rp250 dan liabilitas Rp50 maka ekuitas entitas tersebut berjumlah: a. Rp100 b. Rp200 c. Rp50 d. Rp150
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
11
5. Entitas memiliki liabilitas Rp100 dan ekuitas Rp50 maka entitas tersebut mempunyai aset berjumlah: a. Rp150 b. Rp100 c. Rp50 d. Rp0 6. Entitas memiliki aset Rp50 dan ekuitas Rp50 maka entitas tersebut mempunyai liabilitas berjumlah: a. Rp50 b. Rp100 c. Rp150 d. Rp0 7. Jika sebuah entitas mempunyai aset sejumlah Rp100 dan hutang berjumlah Rp150 maka ekuitas entitas tersebut berjumlah: a. Rp100 b. Rp200 c. -Rp50 d. Rp150 8. Dengan aset dan ekuitas masing-masing berjumlah Rp100, kemudian entitas membeli mobil Rp50 secara tunai dan membayar gaji sopir Rp10 secara tunai juga, maka aset entitas berjumlah: a. Rp90 b. Rp160 c. Rp60 d. Rp40 9. Dengan aset dan ekuitas masing-masing berjumlah Rp100, kemudian entitas membeli mobil Rp50 secara tunai dan membayar gaji sopir Rp10 secara tunai juga, maka ekuitas etitas berjumlah: a. Rp90 b. Rp160 c. Rp60 d. Rp40
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
12
10. Setiap transaksi keuangan pada sebuah entitas perusahaan akan dianalisis untuk dilihat unsur apa saja yang terpengaruh. Langkah tersebut dinamakan: a. Jurnal transaksi b. Posting c. Buku besar d. Neraca saldo
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guna menentukan seberapa jauh tingkat pemahaman anda pada materi kegiatan belajar ini maka lakukankah langkah berikut ini: 1. Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir dari modul/bahan ajar ini. 2. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pemahaman saudara; Rumus: Jumlah jawab benar --------------------------- x 100% = tingkat pemahaman Jumlah semua soal
3. Nyatakan predikat tingkat pemahaman anda berdasarkan hasil perhitungan 2) dengan pedoman berikut; 91% - 100% : Amat baik 81% - 90%
: Baik
71% - 80%
: Cukup
61% - 70%
: Kurang
Apabila tingkat pemahaman anda belum mencapai minimal 81% (predikat baik) maka disarankan untuk mengulang kembali materi ini.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
13
III. KEGIATAN BELAJAR 2 PERUSAHAAN JASA Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu menyajikan laporan keuangan sebuah perusahaan jasa dengan baik yang ditandai dengan beberapa indikasi berikut: 1) mampu menganalisis transaksi keuangan perusahaan; 2) mampu menjelaskan siklus akuntansi; 3) mampu membuat jurnal transaksi; 4) mampu membuat laporan keuangan.
A. Uraian dan Contoh Perusahaan jasa adalah entitas yang kegiatan utamanya bergerak dalam penyediaan jasa kepada pihak lain. Transaksi yang terjadi pada entitas ini pada umumnya adalah: a. Penyediaan dana dari pemilik untuk menjalankan usahanya. b. Pembelian berbagai peralatan yang akan dipakai dalam kegaiatan utama perusahaan c. Pembayaran biaya operasional dalam rangka penyediaan jasa tersebut d. Penerimaan pendapatan dari jasa yang telah diberikan kepada pihak lain e. Penyesuaian lainnya untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan kondisi yang terkini. Proses akuntansi akan mengubah data transaksi yang masih mentah menjadi informasi keuangan yang berupa laporan keuangan. Dari seluruh kegiatan penyajian laporan keuangan, analisis transaksi merupakan bagian yang paling penting. Hasil analisis ini akan sangat mempengaruhi keandalan laporan keuangan yang dihasilkan. Berikut ini adalah contoh kasus penyajian laporan keuangan dari perusahaan jasa.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
14
Table 2. 1 Contoh Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Tanggal
Kejadian
1 Januari 15
Ali mendirikan usaha percetakan. Usahanya ini diberi nama PT XYZ. Ali menginvestasikan Rp4.000.000 uangnya untuk memulai usaha ini.
1 Januari 15
PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai dengan harga sejumlah Rp2.000.000
1 Maret 15
PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000
1 Maret 15
PT XYZ menerima pendapatan tunai sebesar Rp180.000
1 April 15
PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar Rp200.000 secara kredit
1 April 15
Dalam memutar roda bisnisnya, PT XYZ mengeluarkan bebanbeban operasi. Beban-beban yang dibayar secara tunai oleh PT XYZ adalah beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan beban tinta cetak dan kertas Rp30.000
1 April 15
PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera
1 April 15
Ali memperbaiki mobilnya yang rusak. Beban reparasi dibengkel Rp3.000 dan Ali membayarnya dari uang yang ada pada dirinya. Seharusnya merupakan beban perusahaan
30 Juni 15
PT DEF melunasi utangnya kepada PT XYZ sebesar Rp200.000
1 Sept 15
Ali mengambil Rp27.000 dari perusahaannya untuk digunakan membayar biaya operasi anaknya di rumah sakit.
1 Okt 15
PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000 Pembayaran langsung diterima tunai.
1 Okt 15
Untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp600.000 dengan bunga 0% per tahun.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
15
30 Des 15
Ali menerima tagihan listrik untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar oleh Ali minggu berikutnya.
1. Analisis transaksi Berikut ini disajikan analisis atas transaksi bisnis tersebut serta pencatatannya dalam persamaan akuntansi. Secara persamaan akuntansi, akan didapatkan bagaimana pengaruh mutasi transaksi terhadap saldo aset, liabilitas dan ekuitas dalam satu periode tertentu. Gambaran tentang persamaan tersebut adalah: Uang
Piutang
Perlengk
Tanah
Hut lain
Hut ush
Hut PLN
Hut bank
4.000.000
4.000.000
2.000.000
2.000.000
120.000
120.000
180.000
180.000 200.000
200.000
-324.000
-324.000
-120.000
120.000 3.000
200.000
3.000
200.000
-27.000
-27.000
500.000
-500.000
600.000
600.000 38.000
3.009.000
Modal
0
120.000
1.500.000
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
3.000
0
38.000
-38.000 600.000
3.988.000
16
Transaksi 1: Investasi oleh pemilik usaha. Transaksi pertama yang menciptakan persamaan akuntansi biasanya melibatkan modal yang ditanamkan oleh pemilik usaha. Setoran permulaan berupa uang harus dicatat pada buku perusahaan dalam rangka memperlihatkan aset yang baru dan klaim atas aset tersebut. Dalam contoh tersebut, aset berupa uang Rp4.000.000 semuanya didanai oleh pemilik usaha. Transaksi tersebut akan dibukukan dengan cara menambahkan harta berupa kas sejumlah Rp4.000.000 dan menambahkan amanah atau kewajiban berupa modal sejumlah Rp4.000.000.
Transaksi 2: Pembelian tanah secara tunai. Transaksi ke dua yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan sebagian dari uang kas yang ada untuk keperluan operasional perusahaan. Dalam hal uang tersebut dibelikan sebuah barang yang mempunyai kemanfaatan jangka panjang, misal lebih dari setahun dan nilainya dianggap cukup besar (materiil) maka perusahaan akan mencatat tambahan sebuah harta baru. Di sisi lain uang akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pengeluaran uang sejumlah tersebut disebut dengan dikapitalisasi (capital expenditure atau capex). Pada contoh tersebut PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai Rp2.000.000. Transaksi ini akan dibukukan dengan cara menambah aset tanah senilai Rp2.000.000 dan di lain pihak uang kas akan dikurangi dengan jumlah Rp2.000.000 juga.
Transaksi 3: Pembelian keperluan kantor secara kredit. Pada transaksi ini perusahaan melakukan pembelian sejumlah aset yaitu berupa perlengkapan kantor. Berarti terdapat sejumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Di lain pihak perusahaan belum melakukan pengeluaran kas sehubungan dengan pembelian ini atau dengan kata lain perusahaan justru masih mempunyai amanah berupa hutang kepada Toko Sejahtera sebagai supplier perlengkapan kantor tersebut. Jika perusahaan berjanji akan melunasi pembelian
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
17
ini 30 hari berikutnya maka jenis pembelian seperti ini disebut pembelian secara kredit. Hutang atau liabilitas yang tercipta disebut hutang dagang. PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000 secara kredit akan dibukukan dengan cara aset berupa perlengkapan akan bertambah senilai Rp120.000, uang atau kas tidak berpengaruh sama sekali dan di sisi lain hutang usaha akan bertambah senilai Rp120.000.
Transaksi 4: Pendapatan diterima tunai. Transaksi ini terjadi karena seorang pelanggan yang telah menggunakan jasa perusahaan dan sebagai imbalannya maka pelanggan memberikan sejumlah imbalan berupa uang tunai. Di satu sisi uang akan bertambah dan di pihak lain timbul pertanyaan tentang siapakah pemilik uang tersebut. Karena uang tersebut diberikan kepada perusahaan dan tidak akan diminta kembali oleh pelanggan maka jelas uang tersebut menjadi milik perusahaan alias milik pemodal. Tambahan modal yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut dinamakan dengan pendapatan tunai. PT XYZ memperoleh pendapatan jasa dengan memberikan jasa pencetakan katalog penjualan PT PQR. Dalam transaksi ini PT XYZ menerima uang tunai sebesar Rp80.000. Pembukuan yang dilakukan adalah menambahkan uang sejumlah Rp80.000 dan di lain pihak menambahkan modal Ali dengan jumlah yang sama.
Transaksi 5: Pendapatan diterima secara kredit. Berbeda dengan transaksi sebelumnya maka dalam transaksi ini seorang pelanggan yang telah menggunakan jasa perusahaan dan sebagai imbalannya maka pelanggan akan memberikan uang beberapa waktu yang akan datang. Di satu sisi uang belum bertambah, namun yang bertambah adalah aset lain berupa tagihan kepada pelanggan dan di pihak lain rekening modal akan bertambah dengan jumlah yang sama.Tagihan kepada pelanggan ini sering dinamakan sebagai piutang dagang. Tambahan modal yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut dinamakan dengan pendapatan kredit.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
18
Dalam transaksi di atas PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar Rp200.000 namun PT DEF baru akan membayar hasil cetak tersebut 2 minggu kemudian. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara menambahkan aset baru berupa piutang usaha atau piutang dagang senilai Rp200.000 dan disisi lain modal akan bertambah dengan jumlah yang sama.
Transaksi 6: Pembayaran beban secara tunai. Sebagai kebalikannya dari transaksi pendapatan maka dalam transaksi ini perusahaan mengeluarkan sejumlah uang kas namun sesuatu yang dibayar tersebut tidak bisa diidentifiasi lagi keberadaannya atau dengan kata lain sudah habis dinikmati perusahaan. Biasanya telah digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam periode tersebut dalam rangka memperoleh pendapatan tadi. Dalam transaksi ini maka akan aset kas perusahaan akan berkurang dan di pihak lain modal perusahaan juga akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pengeluaran ini dinamakan sebagai beban. Jika pengeluaran beban tersebut terdiri dari berbagai jenis maka bisa dibukukan dengan cara satu per satu atau dengan cara digabungkan menjadi satu. Boleh dipilih mana yang lebih mudah dan informatif. Dalam transaksi PT XYZ mengeluarkan beban-beban operasi dibayar secara tunai oleh PT XYZ terdiri dari beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000,
dan beban tinta cetak dan kertas
Rp30.000, yang semua berjumlah Rp324.000. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara mengurangi uang kas sejumlah Rp324.000 dan di pihak lain mengurangi juga modal pemilik dengan jumlah yang sama.
Transaksi 7: Pelunasan hutang usaha Transaksi ini berupa pengeluaran sejumlah uang yang dipergunakan untuk melunasi hutang perusahaan kepada Toko Sejahtera. Perusahaan akan memperlakukan pengurangan uang kas sejumlah yang dibayarkan dan mengurangi hutang dagang kepada pemasok tersebut. Dalam transaksi ini sama sekali tidak ada pengaruh dengan modal pemilik karena jumlah uang yang dibayar tersebut juga berakibat pada berkurangnya hutang dagang atau liabilitas
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
19
perusahaan. Transaksi ini sangat berbeda dengan transaksi pembayaran beban gaji pegawai karena dalam pembayaran beban gaji, uang perusahaan berkurang sedangkan liabilitas kepada pihak lain tidak berkurang sehingga yang berkurang adalah proporsi modal. Jika PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera sejumlah Rp120.000 atas pembelian perlengkapan kantor terdahulu maka akan dibukukan kas berkurang sejumlah Rp120.000 dan liabilitas atau hutang usaha akan berkurang dengan jumlah Rp120.000 itu juga.
Transaksi 8: Perbaikan kendaraan dengan uang milik pemilik Dalam transaksi ini Ali memperbaiki mobil kantor yang rusak. Beban reparasi mobil dibengkel, dia bayar dengan uang miliknya sendiri (bukan uang dari perusahaannya) terlebih dahulu. Uang ini akan dimintakan ganti ke perusahaan di kemudian hari dengan menunjukkan sejumlah bukti pembayaran tersebut. Peristiwa ini merupakan transaksi yang jarang terjadi namun perusahan harus mencatat dalam pembukuannya. Jika perbaikan mobil itu dibayar menggunakan uang perusahaan maka uang akan berkurang dan modal perusahaan juga akan berkurang dengan jumlah yang sama. Namun karena ternyata uang perusahaan belum berkurang maka belum ada uang yang keluar dalam transaksi ini. Sebagai gantinya perusahaan harus mencatat hutang kepada Ali dengan jumlah tersebut. Jika Ali membayar Rp3.000 untuk perbaikan mobil kantor dengan menggunakan uangnya sendiri yang akan segera dimintakan ganti kepada perusahaan maka akan dicatat dengan mengurangi modal usaha sejumlah Rp3.000 dan menmbah hutang lain atau hutang kepada Ali sejumlah Rp3.000 tersebut.
Transaksi 9: Penerimaan pelunasan piutang dagang. Transaksi ini berupa penerimaan sejumlah uang dari PT DEF yang dipergunakan untuk melunasi hutangnya atau realisasi piutang milik PT XYZ. Perusahaan akan memperlakukan penambahan uang kas sejumlah yang diterima dan mengurangi piutang dagang kepada pelanggan tersebut. Dalam transaksi ini sama sekali tidak ada pengaruh dengan modal pemilik karena jumlah uang yang diterima tersebut juga berakibat pada berkurangnya piutang dagang perusahaan. Jadi pada
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
20
transaksi ini tidak ada pengaruh dengan modal perusahaan sebab transaksi ini pada hakekatnya hanyalah perusabahan dari aset perusahaan berupa piutang dagang menjadi uang kas. Jika PT XYZ menerima uang sejumlah Rp200.000 dari PT DEF sebagai pelunasan atas hutangnya kepada PT XYZ maka dalam transaksi ini PT XYZ akan mencatat dengan cara menambahkan uang kas sejumlah Rp200.000 dan mengurangi aset piutang usaha senilai Rp200.000 juga. Sekali lagi modal tidak terpengaruh sama sekali.
Transaksi 10: Penarikan dana usaha. Dalam transaksi yang pertama uang kas bertambah karena adanya kontribusi pemilik perusahaan dalam usahanya sehingga dicatat dengan menambahkan uang kas dan menambahkan modal dengan jumlah yang sama. Sebaliknya jika terjadi penarikan dana usaha oleh pemilik maka perusahaan akan membukukan hal tersebut sebagai pengurangan uang kas yang sekaligus diimbangi dengan pengurangan modal pemilik sejumlah yang sama. Hal ini bukan merupakan beban perusahaan karena uang yang dikeluarkan adalah bukan dalam rangka kegiatan operasional perusahaan tapi sebagai kegiatan penarikan dana pemilik. Oleh karena itu dalam hal, Ali mengambil uang sejumlah Rp27.000 dari kas perusahaannya untuk digunakan membayar biaya operasi anaknya di rumah sakit maka akan dibukukan dengan cara mengurangi uang kas sejumlah Rp27.000 dan mengurangi modal dengan jumlah yang sama. Sekali lagi, transaksi tersebut bukan meruapkan kinerja negatif dari perusahaan.
Transaksi 11: Penjualan tanah. Dalam transaksi nomor 11 ini, perusahaan menjual sebagian tanahnya secara tunai. Kejadian ini dapat diartikan bahwa perusahaan mendapatkan sejumlah uang yang dibarengi dengan berkurangnya tanah yang dimiliki. Pemasukan uang tersebut tidak ada hubungannya dengan modal perusahaan dan transaksi ini juga bukan merupakan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu tidak ada mutasi modal yang harus dibukukan. Namun jika ternyata jumlah tanah yang berkurang nilainya lebih kecil dari uang yang diterima maka modal akan bertambah dengan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
21
selisih tersebut, yang dinamakan sebagai laba penjualan tanah. Sebaliknya jika uang yang diterima lebih kecil dari nilai tanah yang diserahkan maka perusahaan akan membukukan sejumlah kerugian. PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000 dan pembayaran penjualan tersebut langsung diterima tunai. Perusahaan akan mencatat dengan cara menambahkan uang kas sejumlah Rp500.000 dan di pihak lain akan mengurangi nilai tanah sejumlah Rp500.000
Transaksi 12: Peminjaman dana bank. Dalam transaksi ini, PT XYZ dikarenakan berbagai sebab maka meminjam uang ke bank. Dana tersebut bisa dipergunakan untuk membayar biaya operasional maupun dipakai untuk membeli berbagai aset tetap untuk memperlancar usahanya. Perusahaan akan menerima uang di satu sisi, namun di sisi lain juga mengakui adanya kewajiban atau amanah kepada bank (liabilitas) jangka panjang. Pembukuan yang dilakukan adalah dengan cara menambah uang kas sejumlah yang diterima dan membukukan tambahan hutang bank pada sisi yang lainnya. Transaksi ini tidak ada hubungannya dengan modal sama sekali. Mengenai bunga, perusahaan akan membukukan jumlah yang akan dibayar atau harus dibayar pada saat akhir tahun atau pada saat pembayaran tersebut terjadi. Bukan pada saat hutang tersebut terjadi. Apabila untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank BCA sebesar 600.000 dengan bunga 0% per tahun maka perusahaan akan mencatat tambahan uang senilai Rp600.000 kemudian menambahkan hutang kepada bank dengan jumlah yang sama.
Transaksi 13: Transaksi akrual. Kejadian terakhir ini merupakan representasi dari perlakukan pembukuan dimana perusahaan akan mengukur kinerja perusahaan dengan menselisihkan antara pendapatan dan beban yang terjadi selama periode berjalan. Yang dimaksuud terjadi adalah bahwasannya kejadian tersebut secara hakekat sudah terjadi walaupun belum dilakukan pembayaran atau penerimaan uang kas. Pemahaman seperti ini dinamakan sebagai basis akrual. Pencatatan yang dilakukan adalah
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
22
dengan mengurangi aset tertentu atau menambah hutang tertentu, bersamaan dengan berkurangnya nilai modal dengan jumlah yang sama. Pada transaksi terakhir ini, Ali menerima tagihan listrik dari PLN untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar pada minggu berikutnya. Pembukuan yang dilakukan adalah modal akan dikurangi sejumlah Rp38.000 sebagai beban dan di sisi kewajiban atau hutang akan dicatat hutang kepada PLN dengan jumlah yang sama.
LaporanKeuangan Kembali kepada kertas kerja persamaan akuntansi yang sudah dibahas di depan. Uang
Piutang
Perlengk
Tanah
Hut lain
Hut ush
Hut PLN
Hut bank
4.000.000
4.000.000
2.000.000
2.000.000
120.000
120.000
180.000
180.000 200.000
200.000
-324.000
-324.000
-120.000
120.000 3.000
200.000
3.000
200.000
-27.000
-27.000
500.000
-500.000
600.000
600.000 38.000
3.009.000
Modal
0
120.000
1.500.000
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
3.000
0
38.000
-38.000 600.000
3.988.000
23
Setelah semua transaksi yang terjadi dibukukan sesuai dengan penjelasan di atas maka pada akhir periode berjalan dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan melaporkan posisi keuangan sebagai berikut: Table 2. 2 Posisi Keuangan Perusahaan Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 200x Keterangan Uang kas
Jumlah Keterangan
Jumlah
3.009.000 Hutang usaha
0
Piutang usaha
0 Hutang PLN
38.000
Perlengkapan
120.000 Hutang lain
3.000
Tanah
Total
1.500.000 Hutang bank
600.000
Modal usaha
3.988.000
4.629.000 Total
4.629.000
Dalam laporan tersebut, perusahaan akan mengidentifikasi jenis aset, hutang yang dimiliki perusahaan beserta nilai masing-masing. Laporan tersebut dinamakan sebagai neraca atau laporan posisi keuangan. Informasi yang bisa diungkapkan dari laporan tersebut adalah bahwa perusahaan saat itu mempunyai aset sejumlah Rp4.629.000 terdiri dari uang kas Rp3.009,000, Perlengkapan Rp120.000, tanah Rp1.500.000. Amanah yang harus ditunaikan sejumlah yang sama terdiri dari kewajiban kepada supplier Rp0, kewajiban kepada PLN sejumlah Rp38.000, kewajiban kepada Ali sebagai pribadi sejumlah Rp3.000 dan kewajiban kepada bank Rp600.000. Sedangkan sisa kewajiban yaitu sejumlah Rp3.988000, pada hakekatnya adalah kewajiban kepada pemilik perusahaan atau modal perusahaan. Khusus pada rekening modal, perusahaan akan membuat perincian lebih lanjut dari angka Rp3.988.000 tersebut berasal dari mana. Berdasarkan data yang tersebut di atas maka dapat disajikan laporan perusabahan sebagai berikut:
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
24
Laporan Perubahan Modal Usaha Untuk tahun 200x Modal awal periode Pengurangan karena pengambilan pribadi Tambahan dari laba usaha Saldo akhir modal usaha
Rp4.000.000 -Rp27.000 Rp15.000 Rp3.988.000
Pada laporan tersebut nampak jelas bahwa pada awal periode pemilik perusahaan telah memasukkan modal Rp4.000.000 yang bisa berbentuk uang kas, alat, gedung atau yang lainnya. Sejalan dengan dilakukannya kegiatan operasional tersebut maka ada sebagian aset yang berkurang (hilang) dan sebaliknya akan muncul tambah aset yang berasal dari kegiatan operasional. Total bersih dari kegiatan pendapatan dan beban tersebut berjumlah Rp15.000, yang berarti bahwa pendapatan usahanya lebih besar dibandingkan dengan beban yang telah dikorbankan untuk mendapat pendapatan tersebut. Terlepas apakah perusahaan mendapatkan kinerja positif atau negatif, biasanya pemilik perusahaan akan meminta manajemen untuk menyajikan lebih detail data dari mutasi modal tersebut. Laporan ini akan menghasilkan angka akhir berupa selisih dari pendapatan dan beban yang terjadi. Jikalau angka pendapatan lebih besar daripada beban, baik yang tunai maupun tidak (akrual basis) maka itu berarti bahwa perusahaan mendapatkan sejumlah laba usaha. Disisi lain jika kondisinya dibalik bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan justru lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh, maka selisih ini dinamakan rugi. Oleh karena itu laporan yang menunjukkan kinerja perusahaan berupa angka laba rugi tersebut akan dinamakan Laporan Laba Rugi. Untuk transaksi di atas maka laporannya adalah: Laporan Laba Rugi Usaha Untuk tahun 200x Pendapatan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
25
-Tunai
Rp180.000
-Kredit
200.000
Beban -Gaji
-Rp182.000
-Listrik
24.000
-Listrik
38.000
-Sewa
88.000
-Tinta
30.000
-Perbaikan motor
3.000
Laba (rugi) usaha
Rp15.000
2. Siklus Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan tersebut diatas secara umum dibuat dengan menggunakan proses pengumpulan dan pengolahan data secara sistematik, yaitu siklus akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan hasil dari proses data selama periode tertentu. Secara lengkap, proses atau siklus akuntansi adalah:
Identifikasi & Analisis
Neraca Saldo Benar
Jurnal Penutup
Jurnal
AJP
Neraca akhir
Posting
Neraca Saldo
Jurnal Pembalik
Gambar 2. 1 Siklus Akuntansi
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
26
Penjelasan lebih lanjut dari tahap dalam siklus akuntansi adalah:
a. Identifikasi & Analisis Transaksi Secara umum, transaksi keuangan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang a) mengakibatkan terjadinya perubahan pada posisi keuangan suatu perusahaan; dan b) dapat diukur atau dinyatakan kedalam unit moneter secara obyektif.Suatu transaksi
dapat
pula
berupa
suatu
pertukaran
nilai
(yakni
suatu
pembelian,penjualan, pembayaran, penagihan, atau pinjaman) antara dua atau lebih pihak. Dilihat dari kejadiannya transaksi dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu: a. transaksi yang bersifat ekstern atau eksplisit, yaitu transaksi yang terjadi antara perusahaan sebagai suatu entitas dengan pihak lain yang juga sebagai suatu entitas; dan b. transaksi yang bersifat intern atau implisit, yaitu transaksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan sebagai suatu entitas.
Setelah mengidentifikasi transaksi, proses selanjutnya adalah penentuan pengaruhnya terhadap posisi keuangan perusahaan dengan mengacu pada persamaan berikut: ASET DEBIT
KREDIT
(tambah)
(kurang)
LIABILITAS
=
DEBIT
KREDIT
(kurang)
(tambah)
MODAL
+
DEBIT
KREDIT
(kurang)
(tambah)
Salah satu model yang digunakan untuk mencatat dampak transaksi pada posisi keuangan adalah buku besar. Analisis dampak transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan tersebut dilakukan dalam suatu pencatatan secara berpasangan (double-entry). Dengan sistem pencatatan secara berpasangan, dampak setiap transaksi terhadap posisi keuangan di debit dan di kredit dalam jumlah yang sama pada akun pembukuan yang terkait. Oleh karena itu dalam sistem pencatatan secara berpasangan, setiap transaksi mempengaruhi paling tidak dua akun.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
27
b. Jurnal Transaksi Setelah transaksi yang terdapat di dalam dokumen sumber dikumpulkan dan dianalisis, maka transaksi tersebut dicatat secara kronologis di dalam buku jurnal. Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan. Secara umum saldo setiap kelompok akun adalah: Table 2. 3 Saldo setiap kelompok akun No
Kelompok akun
Menambah
Mengurang
Saldo
1
Aset
Debit
Kredit
Debit
2
Liabilitas
Kredit
Debit
Kredit
3
Ekuitas
Kredit
Debit
Kredit
4
Pendapatan
Kredit
Debit
Kredit
5
Beban
Debit
Kredit
Debit
Penggunaan jurnal mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: a. Jurnal memberikan suatu catatan sejarah transaksi perusahaan sesuai dengan urutan kejadiannya; b. Jurnal memberikan suatu catatan transaksi keseluruhan, termasuk dampaknya terhadap akun tertentu; dan c. Jurnal dapat membantu meyakinkan kesamaan nilai debit dan kredit.
Pencatatan transaksi harus didukung oleh dokumentasi yang memadai. Dokumen sumber adalah setiap bukti tertulis atau tercetak dari transaksi bisnis yang merekam fakta-fakta penting dari transaksi tersebut. Contoh dokumen sumber adalah bukti penerimaan kas, cek yang dikeluarkan dan diterima, tagihan yang dikirimkan kepada para pelanggan, pita register kas, dan wesel yang diterbitkan atau diterima.Sesuai sistem pembukuan berpasangan, sistem akuntansi dapat dibuat sesuai kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Penyesuaian dengan kebutuhan perusahaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jurnal khusus (special journal) yang digunakan untuk mencatat
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
28
transaksi jenis tertentu yang sering muncul di dalam perusahaan, misalnya, penerimaan kas atau pengeluaran kas.
c. Postingtransaksi Tahap berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat informasi tentang transaksi telah dijurnal ke dalam akun pembukuan yang terkait dalam transaksi. Akun pembukuan dalam proses ini terletak dalam buku besar dan buku pembantu. Proses pencatatan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar dan buku pembantu terkait disebut posting. 1) Buku besar Buku besar adalah kumpulan akun pembukuan, yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aset tertentu, ekuitas, pendapatan atau beban tertentu. Sesuai dengan skala kegiatan dan tingkat kerincian informasi yang akan disajikan di dalam pelaporan keuangannya, masing-masing perusahaan menentukan sifat dan jenis, dan banyaknya akun buku besarnya. Pada umumnya perusahaan mempunyai daftar susunan akun buku besar yang disebut chart of accounts. Masing-masing akun biasanya diberi nomor kode untuk memudahkan di dalam mengidentifikasi dan membuat cross-references dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal. Sebagian akun buku besar termasuk dalam katagori akun permanen (real atau permanent accounts), sedang sebagian lainnya termasuk dalam katagori akun nominal (nominal atau temporary accounts). Akun permanen menunjukkan informasi tentang jumlah atau saldo dari sesuatu, seperti misalnya aset atau liabilitas yang dipunyai oleh atau yang ada pada perusahaan pada saat tertentu. Termasuk dalam kategori permanen adalah akun aset, liabilitas dan ekuitas, atau akun buku besar yang saldonya disajikan dalam laporan posisi keuangan.Sedang akun nominal adalah akun buku besar yang ditutup pada setiap akhir dan dibuka kembali pada setiap awal periode akuntansi. Akun nominal menunjukkan informasi tentang aliran dari sesuatu. Termasuk dalam kategori akun nominal adalah akunakun pendapatan dan beban. Akun buku besar yang saldonya disajikan di
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
29
dalam laporan laba rugi sehingga seringkali disebut juga sebagai akun laba rugi.
2) Buku pembantu Selain buku besar, pada umumnya perusahaan juga menyelenggarakan satu atau lebih buku pembantu. Tujuan buku pembantu adalah untuk menyimpan rincian informasi yang dicatat atau terdapat di dalam suatu akun buku besar. Alasan lain penyelenggaraan buku pembantu adalah untuk mengurangi jumlah atau banyaknya akun pembukuan yang harus diselenggarakan di dalam buku besar. Dengan jumlah akun yang tidak terlalu banyak di buku besar akan memudahkan untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan yang terjadi. Di buku pembantu posting transaksi harus dilakukan baik ke dalam akun pengendali maupun ke dalam akun-akun buku pembantu terkait. Akun pengendali merupakan penjumlahan dari akun buku pembantu yang terkait baik dalam sisi debit maupun kredit. Setelah transaksi diposting ke dalam akun pembukuan, saldo akun kontrol harus menunjukkan jumlah yang sama dengan jumlah agregat dari saldo untuk setiap akun dalam buku pembantunya. Untuk memastikan bahwa saldo akun pengendali senantiasa sama dengan jumlah agregat saldo akun-akun dalam buku pembantunya, secara periodik harus direkonsiliasi antara saldo dari setiap akun pengendali tersebut dengan saldo akun-akun di dalam buku pembantunya.
d. Penyusunanneraca saldo Neraca saldo adalah daftar saldo akun buku besar pada tanggal atau saat tertentu. Neraca saldo disusun pada setiap akhir periode akuntansi, sebelum dilakukan penyesuaian saldo akun. Oleh karena itu seringkali juga disebut sebagai neraca saldo sebelum penyesuaian (unadjusted trial balance). Neraca saldo disusun dengan dua tujuan pokok, yaitu: a. untuk mengetahui atau membuktikan apakah jumlah saldo debit akun buku besar sama dengan jumlah saldo kreditnya; dan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
30
b. menyediakan informasi yang dapat
membantu
dalam
membuat
penyesuaian saldo akun buku besar untuk tujuan penyajiannya di dalam laporan keuangan. e. Penyusunanjurnal penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah hakikat dari pelaksanaan dasar akrual. Dengan dasar akrual pengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Secara garis besar, penyesuaian pada akhir periode akuntansi timbul atau berasal dari 4 jenis transaksi, yaitu: a. Beban dibayar di muka; beban yang sudah dibayar dicatat sebagai aset sebelum manfaat ekonomis didapatkan; b. Pendapatan yang diterima dimuka; dicatat sebagai liabilitas sebelum barang/jasa diserahkan; c. Beban akrual; beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar dan belum dicatat; dan d. Pendapatan akrual; barang/jasa sudah diserahkan tetapi pendapatan belum diterima dan belum dicatat.
Dalam menyusun jurnal penyesuaian, hal berikut sangat penting untuk diperhatikan, yaitu: 1)
Prinsip realisasi pendapatan atau revenue realization principle. Atas dasar akrual beberapa penyesuaian mutlak diperlukan atau harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pendapatan akan diakui dalam periode direalisasikannya pendapatan terkait, terlepas dari periode terjadinya penerimaan kas; dan
2)
Prinsip mempertemukan secara layak antara beban dan pendapatan atau matching cost against revenue principle. Atas dasar akrual beberapa penyesuaian mutlak diperlukan atau harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap beban akan diakui dalam periode terjadinya beban terkait, terlepas dari periode terjadinya pengeluaran kas.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
31
f.
Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian Neraca saldo setelah penyesuaian berperan sebagai berikut; 1)
Membuktikan bahwa setelah penyesuaian, jumlah saldo debit buku besar tetap sama dengan jumlah saldo kreditnya. Dengan demikian memberikan keyakinan akan kebenaran proses penyesuaian;
2)
Memungkinkan untuk menentukan jumlah laba atau rugi sebelum pajak, sehingga penyesuaian untuk mencatat beban pajak penghasilan dapat dilakukan; dan
3)
Membuat saldo akun buku besar siap untuk disajikan di dalam laporan keuangan.
g. Penyusunan jurnal penutup Langkah berikutnya setelah laporan keuangan selesai disusun, langkah yang dilakukan adalah pembuatan jurnal penutup. Secara teknis, jurnal penutup dibuat hanya pada setiap akhir periode penyajian laporan keuangan tersebut, dan juga dibukukan ke dalam akun buku besar.Akun yang ditutup hanya akun laba rugi. Menutup suatu akun dilakukan dengan cara mengurangi atau membuat saldo akun terkait menjadi nihil. Akun ini ditutup pada akhir periode, karena akun ini digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi dalam suatu periode akuntansi.
h. Laporan posisi keuangan (neraca) akhir setelah jurnal penutup Setelah semua akun pendapatan dan beban diringkas kepada akun modal maka pada akhir periode perusahaan akan menyajikan laporan posisi keuangan sudah final yang kemudian akan dipakai sebagai saldo pada awal tahun berikutnya. Dalam laporan posisi keuangan tersebut kemungkinan memuat informasi terkait dengan jurnal penyesuaian yang dilakukan pada akhir tahun lalu.
i.
Penyusunan jurnal pembalik
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
32
Langkah terakhir dari proses atau siklus akuntansi adalah penyusunan jurnal pembalik dan pembukuannya ke dalam akun buku besar. Tahap ini dilakukan pada hari pertama dalam periode akuntansi berikutnya. Disebut jurnal pembalik karena pada dasarnya merupakan kebalikan dari jurnal-jurnal tertentu yang dibuat pada tahap penyesuaian yang dilakukan pada akhir periode akuntansi. Tujuan utama dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi tetentu yang terjadi secara repetitive dalam periode akuntansi berikutnya. Karena tujuan utamanya adalah penyederhanaan prosedur pencatatan dalam periode akuntansi berikutnya, maka
jurnal
pembalik
tidak
merupakan
keharusan,tetapi
bersifat
opsional.Tidak setiap jurnal penyesuaian perlu dibuat jurnal pembaliknya.
Pada dasarnya hanya dua kategori jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal pembalik, yaitu 1.
Jurnal penyesuaian untuk mencatat akumulasi atau akrual pendapatan dan/atau beban; dan
2.
Jurnal penyesuaian untuk mencatat penangguhan karena pada awal atau saat terjadinya transaksi, penerimaan dan atau pengeluaran kas dicatat ke dalam suatu akun nominal.
Sebagai contoh, jurnal penyesuaian yang dibuat dengan mendebit akun Premi Asuransi Dibayar Dimuka dan mengkredit akun Beban Asuransi. Jurnal tersebut mencatat penangguhan dan merupakan salah satu jenis jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal pembalik, karena pada saat terjadinya, pembayaran premi asuransi dicatat ke dalam akun nominal, yaitu beban asuransi. Berbeda halnya dengan jenis jurnal penyesuaian yang dibuat dengan mendebit akun Beban Asuransi dan mengkredit akun Premi Asuransi Dibayar Dimuka. Jenis jurnal penyesuaian demikian bukan merupakan penangguhan, tetapi penyesuaian untuk mencatat berakhirnya masa atau nilai kegunaan dari suatu aset (expiration of unexpired cost), sehingga tidak membutuhkan jurnal pembalik.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
33
3. Analisis transaksi dan jurnal Berikut ini disajikan berbagai analisis transaksi bisnis, sesuai dengan contoh yang sudah dibahas di atas. Setelah dianalisis maka dilanjutkan pencatatan dalam jurnal transaksi dan proses lainnya sehingga menjadi laporan keuangan. Proses ini dibuat untuk membuktikan bahwa hasil akhir berupa laporan keuangan adalah sama antara proses persamaan akuntansi dan siklus akuntansi tersebut. Table 2. 4 Analisis Tranaksi Bisnis No
Tanggal
1
1 Januari 15
Kejadian Ali mendirikan usaha percetakan. Usahanya ini diberi nama PT XYZ. Ali menginvestasikan Rp4.000.000 uangnya untuk memulai usaha ini.
2
1 Januari 15
PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai dengan harga sejumlah Rp2.000.000
3
1 Maret 15
PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000
4
1 Maret 15
5
1 April 15
PT XYZ menerima pendapatan tunai sebesar Rp180.000 PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar Rp200.000 secara kredit
6
1 April 15
Dalam memutar roda bisnisnya, PT XYZ mengeluarkan beban-beban operasi. Beban-beban yang dibayar secara tunai oleh PT XYZ adalah beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan beban tinta cetak dan kertas Rp30.000
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
34
7
1 April 15
PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera
8
1 April 15
Ali memperbaiki mobilnya yang rusak. Beban reparasi dibengkel Rp3.000 dan Ali membayarnya dari uang yang ada pada dirinya. Seharusnya merupakan beban perusahaan
9
30 Juni 15
PT DEF melunasi utangnya kepada PT XYZ sebesar Rp200.000
10
1 Sept 15
Ali mengambil Rp27.000 dari perusahaannya untuk digunakan membayar biaya operasi anaknya di rumah sakit.
11
1 Okt 15
PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000 Pembayaran langsung diterima tunai.
12
1 Okt 15
Untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp600.000 dengan bunga 0% per tahun.
13
30 Des 15
Ali menerima tagihan listrik untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar oleh Ali minggu berikutnya.
Transaksi 1: Investasi oleh pemilik usaha. Dalam contoh berikut tersebut, aset berupa uang Rp4.000.000 semuanya didanai oleh pemilik
usaha.
Transaksi tersebut akan dibukukan dengan cara
menambahkan harta berupa kas sejumlah Rp4.000.000 dan menambahkan amanah atau kewajiban berupa modal sejumlah Rp4.000.000.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
35
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
1
1 Jan 01
Kas
Debit
Kredit
4.000.000
Modal Usaha
4.000.000
Transaksi 2: Pembelian tanah secara tunai. Pada contoh tersebut PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai Rp2.000.000. Transaksi ini akan dibukukan dengan cara menambah aset tanah senilai Rp2.000.000 dan di lain pihak uang kas akan dikurangi dengan jumlah Rp2.000.000 juga.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
2
1 Jan 01
Tanah
Debit
Kredit
2.000.000
Kas
2.000.000
Transaksi 3: Pembelian keperluan kantor secara kredit. PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000 secara kredit akan dibukukan dengan cara aset berupa perlengkapan akan bertambah senilai Rp120.000, uang atau kas tidak berpengaruh sama sekali dan di sisi lain hutang dagang akan bertambah senilai Rp120.000.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
3
1 Jan 01
Perlengkapan Hutang Usaha
Debit
Kredit
120.000 120.000
Transaksi 4: Pendapatan diterima tunai.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
36
PT XYZ memperoleh pendapatan jasa dengan memberikan jasa pencetakan katalog penjualan PT PQR. Dalam transaksi ini PT XYZ menerima uang tunai sebesar Rp80.000. Pembukuan yang dilakukan adalah menambahkan uang sejumlah Rp80.000 dan di lain pihak menambahkan modal Ali dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
4
1 Jan 01
Kas
Debit
Kredit
80.000
Modal
Usaha
80.000
(Pendapatan)
Transaksi 5: Pendapatan diterima secara kredit. Dalam transaksi di atas PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar Rp200.000 namun PT DEF baru akan membayar hasil cetak tersebut 2 minggu kemudian. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara menambahkan aset baru berupa piutang usaha atau piutang dagang senilai Rp200.000 dan disisi lain modal akan bertambah dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
5
1 Jan 01
Piutang Modal
Debit
Kredit
200.000 Usaha
200.000
(Pendapatan)
Transaksi 6: Pembayaran beban secara tunai. Dalam transaksi PT XYZ mengeluarkan beban operasi dibayar secara tunai oleh PT XYZ terdiri dari beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan beban tinta cetak dan kertas Rp30.000, yang semua berjumlah Rp324.000. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
37
mengurangi uang kas sejumlah Rp324.000 dan di pihak lain mengurangi juga modal pemilik dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
6
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
Debit
Kredit
324.000
Kas
324.000
Transaksi 7: Pelunasan hutang dagang. Jika PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera sejumlah Rp120.000 atas pembelian perlengkapan kantor terdahulu maka akan dibukukan kas berkurang sejumlah Rp120.000 dan liabilitas atau hutang dagang akan berkurang dengan jumlah Rp120.000 itu juga.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
7
1 Jan 01
Hutang Usaha
Debit
Kredit
120.000
Kas
120.000
Transaksi 8: Perbaikan kendaraan dengan uang milik pemilik Jika Ali membayar Rp3.000 untuk perbaikan mobil kantor dengan menggunakan uangnya sendiri yang akan segera dimintakan ganti kepada perusahaan maka akan dicatat dengan mengurangi modal usaha sejumlah Rp3.000 dan menambah hutang lain atau hutang kepada Ali sejumlah Rp3.000 tersebut.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
Debit
8
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
3.000
Hutang lain
Kredit
3.000
Transaksi 9: Penerimaan pelunasan piutang dagang. Jika PT XYZ menerima uang sejumlah Rp200.000 dari PT DEF sebagai pelunasan atas hutangnya kepada PT XYZ maka dalam transaksi ini PT XYZ akan mencatat
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
38
dengan cara menambahkan uang kas sejumlah Rp200.000 dan mengurangi aset piutang usaha senilai Rp200.000 juga. Sekali lagi modal tidak terpengaruh sama sekali. Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
9
1 Jan 01
Kas
Debit
Kredit
200.000
Piutang Usaha
200.000
Transaksi 10: Penarikan dana usaha. Dalam hal, Ali mengambil uang sejumlah Rp27.000 dari kas perusahaannya untuk digunakan membayar biaya operasi anaknya di rumah sakit maka akan dibukukan dengan cara mengurangi uang kas sejumlah Rp27.000 dan mengurangi modal dengan jumlah yang sama. Sekali lagi, ini bukan kinerja negatif dari perusahaan.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
10
1 Jan 01
Modal Usaha
Debit
Kredit
27.000
Kas
27.000
Transaksi 11: Penjualan tanah. PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000 dan pembayaran penjualan tersebut langsung diterima tunai. Perusahaan akan mencatat dengan cara menambahkan uang kas sejumlah Rp500.000 dan di pihak lain akan mengurangi nilai tanah sejumlah Rp500.000
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
11
1 Jan 01
Kas Tanah
Debit
Kredit
500.000 500.000
Transaksi 12: Peminjaman dana bank.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
39
Apabila untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank BCA sebesar 600.000 dengan bunga 0% per tahun maka perusahaan akan mencatat tambahan uang senilai Rp600.000 kemudian menambahkan kewajiban kepada bank dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
12
1 Jan 01
Kas
Debit
Kredit
600.000
Hutang bank
600.000
Transaksi 13: Transaksi akrual. Pada transaksi terakhir ini, perusahaan menerima tagihan listrik dari PLN untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar pada minggu berikutnya. Pembukuan yang dilakukan adalah modal akan dikurangi sejumlah Rp38.000 sebagai beban dan di sisi kewajiban atau hutang akan dicatat hutang kepada PLN dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
13
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
Debit
Kredit
38.000
Hutang PLN
38.000
Jika keseluruhan jurnal transaksi tersebut digabungkan maka akan diperoleh kumpulan jurnal umum sebagai berikut: Table 2. 5 Jurnal Umum No
Tanggal
Keterangan
1
1 Jan 01
Kas
Debit 4.000.000
Modal 2
1 Jan 01
Tanah
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
Kredit
4.000.000 2.000.000
40
Kas 3
Perlengkapan
2.000.000 120.000
Hutang Dagang 4
Kas
120.000 180.000
Modal (Pendapatan) 5
Piutang Dagang
180.000 200.000
Modal (Pendapatan) 6
Modal (Beban)
200.000 324.000
Kas 7
Hutang Dagang
324.000 120.000
Kas 8
Modal (Beban)
120.000 3.000
Hutang lain 9
Kas
3.000 200.000
Piutang Dagang 10
Modal (Beban)
200.000 27.000
Kas 11
Kas
27.000 500.000
Tanah 12
Kas
500.000 600.000
Hutang Bank 13
1 Jan 01
Modal (Beban) Hutang PLN
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
600.000 38.000 38.000
41
Kemudian semua jurnal tersebut diposting atau dikelompokkan sesuai dengan nama akun masing-masing menjadi: Table 2. 6 Pengelompokkan Jurnal No
Kode
Nama akun
1
11
Kas
2
11
Kas
4
11
Kas
6
11
Kas
324.000
7
11
Kas
120.000
9
11
Kas
10
11
Kas
11
11
Kas
500.000
12
11
Kas
600.000
3
12
Perlengkapan
120.000
5
13
Piutang Dagang
200.000
9
13
Piutang Dagang
2
14
Tanah
11
14
Tanah
500.000
3
21
Hutang Dagang
120.000
7
21
Hutang Dagang
13
22
Hutang PLN
38.000
8
24
Hutang lain
3.000
12
25
Hutang Bank
1
31
Modal
4
32
Modal (Pendapatan)
180.000
5
32
Modal (Pendapatan)
200.000
6
33
Modal (Beban)
324.000
8
33
Modal (Beban)
3.000
10
33
Modal (Beban)
27.000
13
33
Modal (Beban)
38.000
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
Debit
Kredit
4.000.000 2.000.000 180.000
200.000 27.000
200.000 2.000.000
120.000
600.000 4.000.000
42
Hasil posting tersebut setelah diringkas maka akan diperoleh neraca saldo sebagai berikut: Table 2. 7 Neraca Saldo No
Keterangan
Debit
11
Kas
12
Perlengkapan
13
Piutang dagang
14
Tanah
21
Hutang dagang
22
Hutang listrik PLN
23
Hutang lain
24
Hutang bank
31
Modal
Kredit
3.009.000 120.000 0 1.500.000 0 38.000 3.000 600.000 3.988.000
Total
4.629.000
4.629.000
Secara prinsip maka neraca saldo tersebut adalah sama dengan neraca akhir yang dikerjakan dengan metode persamaan berikut ini.
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 200x Keterangan Uang kas
Jumlah Keterangan Rp3.009.000 Hutang usaha
Jumlah Rp0
Piutang usaha
0 Hutang PLN
38.000
Perlengkapan
120.000 Hutang lain
3.000
Tanah
Total
1.500.000 Hutang bank
600.000
Modal usaha
3.988.000
Rp4.629.000 Total
Rp4.629.000
a. Latihan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
43
1. Dalam perusahaan jasa, jika pendapatan tunai Rp200.000 dan kredit Rp800.000 sedangkan beban Rp300.000 tunai maka laba usaha perusahaan tersebut adalah: a. Rp200.000 b. Rp800.000 c. Rp300.000 d. Rp700.000 2. Jika perusahaan membayar beban gaji karyawan maka jurnal yang akan mendebit: a. Beban gaji b. Kas c. Pendapatan d. Prive 3. Akun entitas yang bersaldo debit adalah: a. Piutang dan Hutang b. Piutang dan Beban c. Tanah dan modal d. Tanah dan pendapatan 4. Akun entitas yang bersaldo kredit adalah: a. Liabilitas dan pendapatan b. Liabilitas dan aset c. Ekuitas dan aset d. Beban dan pendapatan 5. Akun entitas yang mungkin bersaldo normal debit adalah: a. Pendapatan b. Harga pokok c. Modal d. Agio saham
b. Rangkuman Dalam membuat laporan keuangan, sebuah entitas akan menempuh langkah penyusunan berikut mendapatkan data transaksi keuangan, menjurnal
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
44
transaksi tersebut, mengikhtisarkan jurnal transaksi, menyajikan kertas kerja penyusunan laporan keuangan, kemudian menyajikan laporan keuangan. Jurnal adalah sebuah terminologi dalam akuntansi yang dipergunakan untuk mentransformasi sebuah data keuangan (transaksi) menjadi input. Langkah ini dilakukan untuk memberikan masukan bahwa dari transaksi tertentu, unsur laporan keuangan apakah yang terpengaruh, kemudian membahasakan menjadi bahasa sederhana dan ringkas yang selanjutnya bisa diproses dalam pemrosesan data. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dari sebuah perusahaan dagang maka entitas juga akan mendapat laporan keuangan yang terdiri dari 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) 2. Laporan Laba Rugi, 3. Laporan Perubahan Modal 4. Laporan Arus Kas dan 5. Catatan atas laporan keuangan
c. Tes Formatif 2 1. Jika pemilik entitas menyetorkan uang Rp200 ke entitas sebagai modal usahanya agar berjalan dengan baik, maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 b. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp100 c. Kas, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 d. Kas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 2. Bila entitas menerima uang Rp200 dari meminjam ke bank, maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp100 b. Kas, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 c. Kas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 d. Kas, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 3. Dalam hal entitas menerima uang Rp200 dari penjualan jasa yang telah dilakukannya, maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
45
b. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp100 c. Kas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 d. Kas, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 4. Pada saat pemilik entitas menyetorkan uang Rp200 ke entitas sebagai modal usahanya dan entitas membeli mobil Rp50 secara tunai maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp150, mobil, debit, Rp50 dan ekuitas, kredit, Rp200 b. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan liabilitas, kredit, Rp250 c. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan pendapatan, kredit, Rp250 d. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan beban, kredit, Rp250 5. Entitas membeli mobil secara kredit ke dealer mobil Rp200 maka jurnal yang dibuat adalah: a. Mobil, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 b. Mobil, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 c. Mobil, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 d. Mobil, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200
6. Entitas membeli mobil secara kredit ke dealer mobil Rp200 dengan uang muka Rp50 maka jurnal yang dibuat adalah: a. Mobil, debit, Rp200, kas, kredit, Rp50 dan liabilitas, kredit, Rp150 b. Mobil, debit, Rp200, kas, debit, Rp50 dan ekuitas, kredit, Rp150 c. Mobil, debit, Rp200, kas, kredit, Rp50 dan ekuitas, debit, Rp150 d. Mobil, debit, Rp200, kas, debit, Rp50 dan ekuitas, debit, Rp150 7. Entitas membayar gaji pegawai Rp200 secara tunai maka jurnal yang dibuat adalah: a. Beban, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 b. Beban, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 c. Beban, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 d. Beban, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 8. Jika entitas menjual jasa sebesar Rp200 yang telah dilakukannya secara kredit, maka jurnal yang dibuat adalah: a. Piutang, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
46
b. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp100 c. Ekuitas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 d. Beban, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 9. Entitas telah membayar pengambilan oleh pemilik entitas untuk kepentingan pribadinya sebesar
Rp200 secara tunai maka jurnal yang
dibuat adalah: a. Prive, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 b. Beban, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 c. Piutang, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 d. Penjualan, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 10. Dalam hal entitas telah salah membukukan beban gaji Rp100 didebitkan ke piutang pegawai maka jurnal koreksi yang harus dibuat adalah: a. Beban, debit, Rp200 dan piutang pegawai, kredit, Rp200 b. Beban, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 c. Beban, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 d. Beban, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200
d. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Guna menentukan seberapa jauh tingkat pemahaman anda pada meteri kegiatan belajar ini maka lakukankah langkah berikut ini: 1) Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir dari modul/bahan ajar ini. 2) Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pemahaman saudara; Rumus: Jumlah jawab benar --------------------------- x 100% = tingkat pemahaman Jumlah semua soal 3) Nyatakan predikat tingkat pemahaman anda berdasarkan hasil perhitungan 2) dengan pedoman berikut; 91% - 100% : Amat baik
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
47
81% - 90,99%
: Baik
71% - 80,99%
: Cukup
61% - 70,00%
: Kurang
0% - 60,99%
: Sangat Kurang
Apabila tingkat pemahaman anda belum mencapai minimall 81% (predikat baik) maka disarankan untuk mengulang kembali materi ini.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
48
1. Kegiatan Belajar 3 a. Judul PERUSAHAAN DAGANG
b. Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta diklat mampu menyajikan laporan keuangan sebuah perusahaan dagang dengan baik yang ditandai dengan beberapa indikasi berikut: 1) mampu menganalisis transaksi keuangan perusahaan dagang; 2) mampu menjelaskan siklus akuntansi; 3) mampu membuat jurnal transaksi; 4) mampu membuat laporan keuangan.
c. Uraian dan Contoh Perusahaan dagang adalah entitas yang kegiatan utamanya bergerak dalam perdagangan barang dengan. Transaksi yang terjadi pada entitas ini pada umumnya terdiri: a. Penyediaan dana dari pemilik untuk menjalankan usahanya. b. Pembelian berbagai peralatan yang akan dipakai dalam kegaiatan utama perusahaan c. Pembelian barang dagangan, baik secara tunai maupun kredit d. Pembayaran hutang kepada supplier e. Penjualan barang dagangan, baik secara tunai maupun kredit f.
Penerimaan uang dari konsumen
g. Pembayaran biaya operasional lain h. Penyesuaian lainnya untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan kondisi yang terkini.
Proses akuntansi akan mengubah data transaksi yang masih mentah menjadi informasi keuangan yang berupa laporan keuangan. Dari seluruh kegiatan penyajian laporan keuangan, analisis transaksi merupakan bagian yang
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
49
paling penting. Hasil analisis ini akan sangat mempengaruhi keandalan laporan keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam bahasan selanjutnya akan lebih ditekankan kepada masalah analisis, termasuk jurnal transaksi, tapi bukan pembahasan secara siklus akuntansi.
Contoh kasus No
Tanggal
Kejadian
1
1 Januari 15
Ali mendirikan usaha percetakan. Usahanya ini diberi nama PT ABC. Ali menginvestasikan Rp4.000.000 uangnya untuk memulai usaha ini.
2
1 Januari 15
PT ABC membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai dengan harga sejumlah Rp2.000.000
3
1 Maret 15
PT ABC membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000
4
1 Maret 15
PT ABC membeli 100 unit barang dagangan @Rp2.000, tunai
5
1 April 15
PT ABC menjual 90 unit barang dagangan dengan harga @Rp5.000 per unit secara kredit.
6
1 April 15
Dalam memutar roda bisnisnya, PT ABC mengeluarkan beban-beban operasi. Beban-beban yang dibayar secara tunai oleh PT ABC adalah beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan beban tinta cetak dan kertas Rp30.000
7
1 April 15
PT ABC melunasi Rp100.000 utang dagangnya kepada Toko Sejahtera
8
1 Okt 15
Untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT ABC meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp600.000 dengan bunga 20% per tahun.
9
30 Des 15
PT ABC menerima tagihan listrik untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar oleh perusahaan pada pekan
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
50
berikutnya. 10
31 Des 15
Bunga bank 3 bulan atas hutang kepada Bank BCA harusnya sudah dibayar
Transaksi keuangan tersebut dapat disajikan secara sederhana dengan persamaan berikut, dalam ribuan rupiah: No
Kas
1
4.000
2
-2.000
Stock
piutang
perlekp
tanah
Hut bung
5
450
Hut bank
120
200 450 -180
6
-324
7
-100
8
600
-180 -324 -100 600
9
38
10
-38
30 1.826
Modal
2.000 130
-200
Hut PLN
4.000
3 4
Hut dag
20
600
120
2.000
30
-30 20
38
600
3.878
Laporan keuangan khususnya neraca atau laporan posisi keuangan dapat diketahui dengan cepat dari angka pada baris paling bawah dari daftar tersebut.
Selanjutnya jika dituangkan dalam suatu prosedur penyajian laporan sesuai dengan siklus akutansi seperti yang telah dijelaskan dalam transaksi perusahaan jasa di atas maka akan diperoleh juga laporan posisi keuangan yang sama.
Analisis dan Jurnal Transaksi
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
51
Transaksi 1: Investasi oleh pemilik usaha. Dalam contoh berikut tersebut, aset berupa uang Rp4.000.000 semuanya didanai oleh pemilik usaha. Transaksi tersebut akan dibukukan dengan cara menambahkan harta berupa kas sejumlah Rp4.000.000 dan menambahkan amanah atau kewajiban berupa modal sejumlah Rp4.000.000.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
1
1 Jan 01
Kas
Debit
Kredit
4.000.000
Modal Usaha
4.000.000
Transaksi 2: Pembelian tanah secara tunai. Pada contoh tersebut PT ABC membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara tunai Rp2.000.000. Transaksi ini akan dibukukan dengan cara menambah aset tanah senilai Rp2.000.000 dan di lain pihak uang kas akan dikurangi dengan jumlah Rp2.000.000 juga.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
2
1 Jan 01
Tanah
Debit
Kredit
2.000.000
Kas
2.000.000
Transaksi 3: Pembelian keperluan kantor secara kredit. PT ABC membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000 secara kredit akan dibukukan dengan cara aset berupa perlengkapan akan bertambah senilai Rp120.000, uang atau kas tidak berpengaruh sama sekali dan di sisi lain hutang dagang akan bertambah senilai Rp120.000.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut:
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
52
No
Tanggal
Keterangan
3
1 Jan 01
Perlengkapan
Debit
Kredit
120.000
Hutang Usaha
120.000
Transaksi 4: Pembelian dagangan secara tunai. PT ABC membeli barang dagangan yang nilainya Rp120.000 secara tunai akan dibukukan dengan cara aset berupa dagangan bertambah senilai Rp200.000, uang atau kas akan berkurang senilai Rp200.000.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
4
1 Jan 01
Dagangan
Debit
Kredit
200.000
Kas
200.000
Transaksi 5: Penjualan dagangan secara kredit. PT ABC menjual barang dagangan yang harga pokoknya Rp180.000 atau 90 unit @Rp2.000 dengan harga jual Rp450.000 secara kredit akan dibukukan dengan cara aset berupa dagangan berkurang senilai Rp180.000 dan modal akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pada sisi lain, piutang usaha akan bertambah dengan Rp450.000 juga modal akan bertambah dengan Rp450.000 juga.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
5
1 Jan 01
Modal (Beban pokok)
Debit 180.000
Dagangan Piutang Dagang Modal
Kredit
180.000 450.000 450.000
Transaksi 6: Pembayaran beban secara tunai. Dalam transaksi PT ABC mengeluarkan beban-beban operasi dibayar secara tunai oleh PT ABC terdiri dari beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
53
Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000,
dan beban tinta cetak dan kertas
Rp30.000, yang semua berjumlah Rp324.000. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara mengurangi uang kas sejumlah Rp324.000 dan di pihak lain mengurangi juga modal pemilik dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
6
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
Debit
Kredit
324.000
Kas
324.000
Transaksi 7: Pelunasan hutang dagang. Jika PT ABC melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera sejumlah Rp100.000 atas pembelian perlengkapan kantor terdahulu maka akan dibukukan kas berkurang sejumlah Rp100.000 dan liabilitas atau hutang dagang akan berkurang dengan jumlah Rp100.000 itu juga.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
7
1 Jan 01
Hutang Usaha
Debit
Kredit
100.000
Kas
100.000
Transaksi 8: Peminjaman dana bank. Apabila untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT ABC meminjam uang dari Bank BCA sebesar 600.000 dengan bunga 20% per tahun maka perusahaan akan mencatat tambahan uang senilai Rp600.000 kemudian menambahkan kewajiban kepada bank dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
8
1 Jan 01
Kas
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
Debit
Kredit
600.000
54
Hutang bank
600.000
Transaksi 9: Transaksi akrual. Pada transaksi terakhir ini, perusahaan menerima tagihan listrik dari PLN untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar pada minggu berikutnya. Pembukuan yang dilakukan adalah modal akan dikurangi sejumlah Rp38.000 sebagai beban dan di sisi kewajiban atau hutang akan dicatat hutang kepada PLN dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
9
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
Debit
Kredit
38.000
Hutang PLN
38.000
Transaksi 10: Transaksi akrual. Pada transaksi terakhir ini, perusahaan meskipun belum menerima tagihan bunga dari bank namun perusahaan telah dengan sadar mengakui bahwa beban bunga yang harus dibayar sampai dengan akhir Desember tersebut adalah 3 bulan dari hutang Rp600.000 tarif 20% berjumlah Rp30.000. Pembayaran bunga ditunda sementara dan baru akan dibayar pada periode berikutnya. Pembukuan yang dilakukan adalah modal akan dikurangi sejumlah Rp30.000 sebagai beban dan di sisi kewajiban atau hutang akan dicatat hutang bungan kepada bank dengan jumlah yang sama.
Secara jurnal maka akan dibukukan sebagai berikut: No
Tanggal
Keterangan
10
1 Jan 01
Modal Usaha (Beban)
Debit
Kredit
30.000
Hutang PLN
30.000
Jika jurnal tersebut digabungkan maka akan menjadi sebagai berikut:
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
55
No
Tanggal
Keterangan
1
1 Jan 01
Kas
Debit 4.000.000
Modal Usaha 2
1 Jan 01
Tanah
4.000.000 2.000.000
Kas 3
1 Jan 01
2.000.000
Perlengkapan
120.000
Hutang Usaha 4
1 Jan 01
120.000
Dagangan
200.000
Kas 5
1 Jan 01
200.000
Modal (Beban pokok)
180.000
Dagangan
180.000
Piutang Dagang
450.000
Modal 6
1 Jan 01
450.000
Modal Usaha (Beban)
324.000
Kas 7
1 Jan 01
324.000
Hutang Usaha
100.000
Kas 8
1 Jan 01
100.000
Kas
600.000
Hutang bank 9
1 Jan 01
Kredit
600.000
Modal Usaha (Beban)
38.000
Hutang PLN 10
1 Jan 01
38.000
Modal Usaha (Beban)
30.000
Hutang PLN
30.000
Jika semua jurnal tersebut diringkas dan angka tersebut diselisihkan untuk kemudian diambil nilai bersihnya maka akan diperoleh laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Keterangan Kas
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
Debit
Kredit
1.976.000
56
Perlengkapan Dagangan Piutang Dagang Tanah
120.000 20.000 450.000 2.000.000
Hutang Usaha
20.000
Hutang PLN
38.000
Hutang bunga
30.000
Hutang bank
600.000
Modal Usaha
3.878.000 4.566.000
4.566.000
Perubahan modal dari Rp4.000.000 menjadi Rp3.878.000 tersebut dikarenakan perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp122.000 yang dijelaskan oleh laporan laba rugi berikut ini: Penjualan
Rp450.000
Beban pokok
180.000
Beban operasional
324.000
Beban listrik
38.000
Beban bunga
30.000
Rugi selama periode berjalan
572.000 Rp122.000
d. Latihan 1. Jika perusahaan membayar beban gaji karyawan maka jurnal yang akan mendebit: a. Beban gaji b. Kas c. Pendapatan d. Prive 2. Jika nilai penjualan adalah Rp100.000 dengan harga pokok senilai Rp80.000 maka laba yang akan diperoleh berjumlah: a. Rp20.000 b. Rp30.000
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
57
c. Rp100.000 d. Rp20.000 3. Akun entitas yang mungkin bersaldo normal debit adalah: a. Pendapatan b. Harga pokok c. Modal d. Agio saham 4. Jika nilai penjualan adalah Rp100.000 dengan harga pokok senilai Rp80.000, beban operasional Rp15.000 maka laba yang akan diperoleh berjumlah: a. Rp20.000 b. Rp30.000 c. Rp15.000 d. Rp20.000 5. Jika nilai penjualan adalah Rp100.000 dengan harga pokok senilai Rp80.000, beban operasional Rp15.000 dan pendapatan bunga Rp10.000 maka laba yang akan diperoleh berjumlah: a. Rp25.000 b. Rp30.000 c. Rp15.000 d. Rp20.000
e. Rangkuman Laporan keuangan adalah hasil akhir dari disiplin ilmu akuntansi sebagai informasi yang akan dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan. Laporan tersebut meliputi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal dan Catatan atas Laporan Keuangan. Perusahaan dagang adalah entitas yang kegiatan utamanya bergerak dalam perdagangan barang dengan cara kredit maupun tunai. Proses akuntansi akan mengubah data transaksi yang masih mentah menjadi informasi keuangan yang berupa laporan keuangan. Dari seluruh kegiatan penyajian laporan keuangan, analisis transaksi merupakan bagian yang paling penting.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
58
f.
Test Formatif 3 1. Jika pemilik entitas menyetorkan uang Rp200 ke entitas sebagai modal usahanya agar berjalan dengan baik, maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 b. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 c. Kas, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 d. Kas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 2. Bila entitas menerima uang Rp200 dari pendapatan maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 b. Kas, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 c. Kas, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 d. Kas, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 3. Dalam hal entitas membayar Rp150 untuk membeli barang dagangan maka jurnal yang dibuat adalah: a. Persediaan, debit Rp150 dan Kas, kredit Rp150 b. Beban, debit Rp150 dan Hutang, kredit Rp150 c. Piutang, debit Rp150 dan Kas, kredit Rp150 d. Piutang, debit Rp150 dan Pendapatan, kredit Rp150 4. Bila entitas menerima uang Rp200 dari ekuitas dan Rp300 dari pendapatan maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp500 dan liabilitas, kredit, Rp200, ekuitas kredit Rp300 b. Kas, debit, Rp500 dan liabilitas, kredit, Rp200, pendapatan kredit Rp300 c. Kas, debit, Rp500 dan liabilitas, kredit, Rp200, beban kredit Rp300 d. Kas, debit, Rp500 dan liabilitas, kredit, Rp200, prive kredit Rp300 5. Pada saat pemilik entitas menyetorkan uang Rp200 ke entitas sebagai modal usahanya dan entitas membeli mobil Rp50 secara tunai maka jurnal yang dibuat adalah: a. Kas, debit, Rp150, mobil, debit, Rp50 dan ekuitas, kredit, Rp200 b. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan liabilitas, kredit, Rp250
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
59
c. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan pendapatan, kredit, Rp250 d. Kas, debit, Rp200, mobil, debit, Rp50 dan beban, kredit, Rp250 6. Entitas membeli mobil secara kredit ke dealer mobil Rp200 maka jurnal yang dibuat adalah: a. Mobil, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 b. Mobil, debit, Rp200 dan ekuitas, kredit, Rp200 c. Mobil, debit, Rp200 dan pendapatan, kredit, Rp200 d. Mobil, debit, Rp200 dan beban, kredit, Rp200 7. Entitas membeli barang dagangan secara kredit Rp200 maka jurnal yang dibuat adalah: a. Dagangan, debit, Rp200 dan liabilitas, kredit, Rp200 b. Dagangan, debit, Rp200 dan kas, kredit, Rp200 c. Dagangan, debit, Rp200 dan modal, kredit, Rp200 d. Dagangan, debit, Rp200 dan mobil, kredit, Rp200 8. Entitas membeli barang dagangan secara kredit Rp200 lalu dijual Rp500 maka laba yang diperoleh adalah: a. Rp200 b. Rp300 c. Rp500 d. Rp700 9. Entitas membeli barang dagangan secara kredit Rp200 lalu dijual Rp500 dengan menerima uang muka Rp100 maka laba yang diperoleh adalah: a. Rp200 b. Rp300 c. Rp500 d. Rp700 10. Entitas membeli barang dagangan secara kredit total Rp200. Uang muka pembelian Rp500. Lalu barang tersebut dijual dengan harga Rp500 dengan menerima uang muka Rp100 maka laba yang diperoleh adalah: a. Rp200 b. Rp300 c. Rp500
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
60
d. Rp700
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
61
Penutup Dengan menyelesaiakan modul pertama ini diharapkan peserta
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
62
Tes Sumatif Berikut ini disajikan transaksi selama tahun 2015 dari PT A yang bergerak dalam bidang perdagangan barang elektonika.
No
Tanggal
Kejadian
1
1 Januari 15
Ali mendirikan PT A dgn modal Rp4.000.000 tunai.
2
1 Januari 15
Membeli tanah Rp1.800.000 tunai
3
1 Maret 15
PT Amembeli perlengkapan kantor senilai Rp150.000, kredit
4
1 Maret 15
PT A membeli 100 unit barang dagangan @Rp2.000, tunai
5
1 April 15
PT A menjual 80 unit barang dagangan dengan harga @Rp5.000 per unit secara kredit.
6
1 April 15
PT A membayar biaya operasional Rp30.000, tunai.
7
1 April 15
PT A melunasi 75% hutang perlengkapan.
8
1 Okt 15
Meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp300.000 dengan bunga 20% per tahun.
9
30 Des 15
Membayar biaya listrik Rp125.000, tunai
10
31 Des 15
Membayar bunga bank Rp60.000, tunai
1. Transaksi nomor 1 akan mempengaruhi akun sebagai berikut: a) Aset dan Ekuitas b) Aset dan Aset c) Aset dan Liabilitas d) Liabilitas dan ekuitas 2. Transaksi nomor 2 akan mengakibatkan penambahan aset sejumlah: a) Rp1.800.000 b) Rp200.000 c) Rp500.000 d) Rp0
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
63
3. Transaksi nomor 3 akan mengakibatkan penurunan ekuitas sejumlah: a) Rp150.000 b) Rp100.000 c) Rp500.000 d) Rp0 4. Transaksi nomor 4 akan mempengaruhi akun sebagai berikut: a) Aset dan Ekuitas b) Aset dan Aset c) Aset dan Liabilitas d) Liabilitas dan ekuitas 5. Transaksi nomor 5 akan mengakibatkan perubahan modal sejumlah: a) Rp240.000 b) Rp400.000 c) Rp150.000 d) Rp0 6. Transaksi nomor 6 akan mengakibatkan perubahan ekuitas sejumlah: a) Rp30.000 b) Rp130.000 c) Rp50.000 d) Rp0 7. Transaksi nomor 7 akan mempengaruhi akun sebagai berikut: a) Aset dan Ekuitas b) Aset dan Aset c) Aset dan Liabilitas d) Liabilitas dan ekuitas 8. Transaksi nomor 8 akan mempengaruhi akun sebagai berikut: a) Aset dan Ekuitas b) Aset dan Aset c) Aset dan Liabilitas d) Liabilitas dan ekuitas
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
64
9. Transaksi nomor 9 akan mengakibatkan perubahan aset sejumlah: a) Rp60.000 b) Rp125.000 c) Rp150.000 d) Rp0 10. Transaksi nomor 10 akan mengakibatkan perubahan ekuitas sejumlah: a) Rp100.000 b) Rp150.000 c) Rp50.000 d) Rp0
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
65
Daftar Istilah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menginformasikan aset, kewajiban dan ekuitas. Laporan adalah laporan yang menginformasikan penghasilan dan beban. Laporan perubahan modal adalah laporan yang mencerminkan perubahan komposisi modal dari sebuah entitas. Laba rugi adalah tutal pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponenkomponen pendapatan komprehensif lain. Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
66
Daftar Pustaka
Foster, G. 1986. Financial Statement. Edisi ke-2. Singapore: Prentice Hall Singapore Inc.
Kieso, Weygandt Warfield. Intermediate Accounting. Edisi 2011. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansii Keuangan (PSAK) Nomor 1, Penyajian Laporan Keuangan, 2009, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansii Keuangan (PSAK) Nomor 16, Aset Tetap, 2009, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Thacker, Ronald. Accounting Principles. Edisi 2. Englewood: Prentice Hll
Modul: Penyajian Laporan Keuangan
67